Anda di halaman 1dari 3

KEPERAWATAN KRITIS

“PREEKLAMPSIA DAN EKLAMPSIA”

Disusun Oleh :

Helly Panca Hastuti (P1337421019008)

TINGKAT 3A

PRODI DIII KEPERAWATAN TEGAL

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

Jl. Dewi Sartika No 01, Debong Kulon RT 001/ RW 001, Kota Tegal

2021
PREEKLAMPSIA DAN EKLAMPSIA

A. Definisi
Pre-eklamsia merupakan koneisi spesifik pada kehamilan diatas 20 minggu yang
ditandai dengan adanya difungsi plasenta dan respon maternal terhadap adanya
inflamasi spesifik dengan aktivasi endotel dan koagulasi. Tanda utama penyakit ini
adanya hypertensi dan protein urea. Pre-eklamsia merupakan masalah kedokteran
yang serius dan memiliki tingkat kompleksitas yang tinggi. Besarnya masalah ini
bukan hanya karena pre-eklamsia berdampak pada ibu saat hamil dan melahirkan,
namun juga menimbulkan masalah paska persalinan.
Ekslampsia adalah kejang atau koma yang menyertai keadaan preeklampsia.
B. Diagnosis
1. Preeklampsia ringan
 Tekanan darah : >140/90 mmHg- <170/110 mmHg
 Protein uria : < 5 gr/liter dalam 24 jam (+2)
 Edema : lokal atau general
2. Peekslampsia berat
 TD sistolik >170 mmHg
 TD diastolik > 110 mmHg
 Kenaikan tekanan sistolik >60 mmHg
 Kenaikan tekanan diastolik >30 mmHg
 Protein uria >5gr/liter 24 jam atau +4 dalam pemeriksaan kualitatif
 Oliguaria <500 ml/24 jam
 Nyeri kelapa berat
 Edema yang masif
 Edema paru
 Gangguan visus dan cerebal
 Nyeri epigastrium, muntah-muntah
C. Penanganan preeklampsia dan eklampsia
Penanganan pre eklampsia berat dan eklampsia sama, kecualibahwa persalinan harus
berlangsung dalam 12 jam setelah timbulnya kejang pada eklampsia. Semua kasus
preeklampsia berat harus ditangani secara aktif.
D. Penanganan kejang
 Berikan obat antikonvulsan
 Perlengkapan untuk penanganan kejang
 Oksigen 4-5 l/mnt
 Lindungi pasien dari kemungkinan trauma
 Baringkan pasien pada sisi kiri untuk menghindari resiko aspirasi
E. Prosedur
1. Petugas melaksanakan anamnase
2. Petugas melakukan pemeriksaan fisik
3. Penatalaksanaan
Tata laksana per-eklamsi ringan.
a. Pantau keadaan klinis ibu tiap kunjungan antenatal: tekanan darah, berat
badan, tinggi badan, indek masa tubuh, ukuran uterus, dan gerakan janin.
b. Ibu hamil banyak istirahat(berbaring/ tidur miring)
c. Konsumsi susu dan air buah
d. Obat anti hipertensi: indikasi utama pemberian anti hipertensi pada kehamilan
adalah untuk keselamatan ibu dalam mencegah penyakit cereborvaskular.
Meskipun demikian, penurunan tekanan darah dilakukansecara bertahap tidak
lebih dari 25%  penurunan dalam 1 jam. Hal ini untuk mencegah terjadinya
penurunan aliran darah utero plasenter. Obat anti hipertensi yang dapat
diberikan:
a) Metildopa, biasanya dimulai pada dosis 250-500mg per oral 2 atau 3 kali
sehari, dengan dosis maksimal 3 gram perhari, atau
b) Nifedipine 10 mg kapsul peroral di ulang tiap 15-30 menit, dengan dosis
maksimal 30mg
4. Tata laksana per-eklamsi berat. Pemberian MgSO4 dosis awal dengan cara: ambil
4 mb MgSO4(10ml larutkan MgSO4 40%) dan larutkan dalam 10 ml aquaades.
Berikan secara perlahan IV selam 20 menit. Jika akses IV sulit berikan masing-
masing 5mb MgSO4 (12,5 ml larutkan MgSo4 40%) IM dibokong kiri dan kanan.
F. Kriteria rujukan
Rujuk bila ada satu atau lebih gejala dan tanda-tanda per-eklamsia  berat ke fasilitas
pelayanan kesehatan sekunder yang memiliki dokter spesialis obstetric dan ginekologi
setelah dilakukan tata laksana pada per-eklamsia berat

Anda mungkin juga menyukai