Anda di halaman 1dari 3

BAB.

1 PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang


Tanaman tembakau (Nicotianae tabacum L) termasuk genus Nicotinae, serta familia
Solanaceae. Spesies-spesies yang mempunyai nilai ekonomis adalahNicotianae Tabocum L
dan Nicotianae Rustica. Pada mulanya tanaman tembakau hanya digunakan oleh masyarakat
indian hanya dalam upacara upacara keagamaan mereka. Namun lambat laun ketika budaya
barat mulai mengenal tembakau, tanaman ini menjadi salah satu komoditas penting dalam
perdagangan dunia.
Sebagaimana diketahui tanaman tembakau merupakan merupakan salah satukomoditi
yang strategis dari jenis tanaman semusim perkebunan. Perantembakau bagi masyarakat
cukup besar, hal ini karena aktivitas produksi danpemasarannya melibatkan sejumlah
penduduk untuk mendapatkan pekerjaandan penghasilan.Produk tembakau yang utama
diperdagangkan adalah dauntembakau dan rokok. Tembakau dan rokok merupakan produk
bernilai tinggi,sehingga bagi beberapa negara termasuk Indonesia berperan dalam
perekonomiannasional, yaitu sebagai salah satu sumber devisa, sumber penerimaan
pemerintah dan pajak (cukai)sumber pendapatan petani dan lapangan kerja masyarakat (usaha
tanidan pengolahan rokok).

BAB 6. PENUTUP

6.1  Kesimpulan
1               Beberapa unsur yang berpengaruh terhadap mutu tembakau antara lain adalah ukuran dan
bentuk daun, tulang dan lamina daun, tenunan daun, tebal daun, kepadatan jaringan, berat per
satuan luas, elestisitas, body, mutu bakar, warna, aroma, rasa, sifat higroskopis, dan
kandungan air.
2               Berat nisbi daun tembakau koseran46,37% dan daun kaki 38,2%.
3         Semakin kecil berat nisbi daun, mutunya semakin baik, terutama untuk pembalut dan
pembungkus.
4               Tingkat alkalinitas daun tembakau pada praktikum ini adalah 2500CaCO3mg/L
5               Nilai higroskopis tergantung pada jenis dan cara penyimpanan tembakau. Pada praktikum ini
tembakau yang disimpan dalam kardus tertutup lebih besar nilai higroskopisnya.
6               Semakin tinggi nilai higroskopisnya, maka daya pijar tembakau akan semakin rendah dan
mutunya pun juga rendah.
7               Rokok Dji Sam Soe memiliki komposisi filler paling besar di antara yang lainnya.
8               Cerutu Argopuro memiliki komposisi omblad lebih besar daripada cerutu cardinal.
9               Kualitas cerutu cardinal lebih baik dari cerutu argopuro dan rokok jarum super memiliki
kualitas paling baik di antara sampel yang digunakan karena memiliki kandungan nikotin
lebih tinggi.

6.2  Saran
Berikan kemudahan untuk orang lain, maka anda akan mendapatkan kemudahan
dalam hidup anda... d[^_^]b

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2006.Petunjuk Praktikum Teknologi Pengolahan Tembakau, Gula dan Lateks. Jember:
Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian, THP FTP Universitas Jember.

Anonim. 2012. Petunjuk Praktikum Teknologi Pengolahan Tembakau, Gula dan Lateks. Jember:
Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian, THP FTP Universitas Jember.

Cahyono. 1998. Cahyono, bambang.1998.Tembakau Budi Daya dan Analisis Usaha Tani.Yogyakarta:
Kanisius.

Matnawi, 1997. Matnawi, H. 1997. Budi Daya Tembakau Bawah Naungan. Yogyakarta: Kanisius.

Mipanesia. 2010. Zat Kimia Dalam Rokok.


http://logiskemafmipaunpad.wordpress.com/[17 Desember 2012]

Padmo, S dan Djatmiko, E. 1991.Tembakau : Kajian Sosial-Ekonomi.Yogyakarta. Aditya Media.


Purbosayekti, Tutur Pamuji. 2010. Aspek Botani Tembakau.
http://tuturpamuji.blogspot.com/2010/01/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html[29
November 2010].

Setiadji. 2003. Setiadji. 2003. Teknologi Pengolahan Tembakau. Jember: THP FTP Universitas
Jember.

Tjiptadi, W. 1985.Pengokohan Tembakau Agroindustri. Bogor: Fateta IPB.

Anda mungkin juga menyukai