Administrasi Transaksi Xi - Alur Administrasi Transaksi
Administrasi Transaksi Xi - Alur Administrasi Transaksi
Mobil saat ini menjadi barang kebutuhan wajib bagi sebagian orang di Indonesia. Penggunaan mobil dinilai
lebih praktis, nyaman, dan aman daripada kendaraan lainnya. Seiring dengan tingginya minat masyarakat,
banyak perusahaan mobil/dealer yang melakukan penawaran menarik melalui sistem kredit maupun tunai.
Contohnya, bagi pembeli dengan sistem tunai, biaya pengurusan administrasi digratiskan dan diberikan
jaminan service mobil gratis dalam jangka waktu 2-3 tahun. Ini adalah strategi yang dilakukan perusahaan
untuk mendapatkan keuntungan langsung dari transaksi pembelian.
Lalu, bagaimana alur dari transaksi pembelian? Selain transaksi pembelian, apa saja transaksi yang biasanya
dilakukan oleh perusahaan? Keuntungan apa saja yang didapatkan bagi penjual dan pembeli? Mari kita
pelajari bab berikut untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.
A. Kegiatan Perusahaan
1. Jenis Perusahaan Berdasarkan Kegiatan
a. Perusahaan Jasa
Perusahaan jasa adalah badan usaha yang bergerak dalam bidang pelayanan jasa tertentu kepada konsumen.
Contoh: salon, bengkel, dan kantor akuntan publik.
b. Perusahaan Dagang
Perusahaan dagang adalah badan usaha yang kegiatannya membeli barang, lalu menyimpan sementara,
tetapi tidak mengubah bentuk, dan menyalurkan barang dari produsen kepada konsumen, dengan harapan
memperoleh laba sebesar selisih antara harga jual dan harga pokok. Perusahaan dagang juga menjual produk
ke pelanggan, tetapi perusahaan dagang tidak memproduksi sendiri barang yang akan dijual. Perusahaan
membeli dari perusahaan lain barang yang akan dijualnya. Contoh: pedagang eceran dan supermarket.
c. Perusahaan Manufaktur
Perusahaan manufaktur adalah badan usaha yang kegiatannya mengolah bahan baku menjadi produk jadi
yang dapat memberikan manfaat lebih banyak. Perusahaan manufaktur mengolah input dasar menjadi
produk jadi yang akan dijual kepada masing-masing pelanggan. Contoh: PT Unilever yang menghasilkan
barang-barang kebutuhan sehari-hari seperti pasta gigi dan sabun mandi.
d. Perusahaan Ekstraktif
Perusahaan ekstraktif adalah badan usaha yang kegiatannya mengambil hasil alam secara langsung untuk
menghasilkan manfaat tertentu. Contoh: pertambangan, perikanan laut, penerbangan kayu, dan pendulangan
emas atau intan.
e. Perusahaan Agraris
Perusahaan agraris adalah badan usaha yang kegiatannya mengolah hasil alam, sehingga dapat memberikan
manfaat lebih banyak. Contoh: pertanian, peternakan, dan perkebunan.
2. Jenis Perusahaan Berdasarkan Bentuk Badan Usaha
a. Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
BUMN adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara yang berasal
dari kekayaan negara.
Beberapa pengertian dan hal-hal yang berkaitan dengan BUMN, antara lain sebagai berikut.
1) Perusahaan perseroan adalah BUMN perseroan terbatas yang seluruh atau paling sedikit 51% sahamnya
dimiliki oleh negara dengan tujuan mendapatkan keuntungan.
2) Perusahaan perseroan terbuka adalah perseroan terbatas yang menjual sahamnya kepada masyarakat
melalui pasar modal karena modal dan jumlah pemegang sahamnya telah memenuhi kriteria tertentu untuk
melakukan penawaran umum.
3) Perusahaan umum (perum) adalah BUMN yang seluruh modalnya dimiliki negara dan tidak terbagi
atas saham dengan tujuan kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan/atau jasa, sekaligus
mendapatkan keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan.
4) Restrukturisasi adalah upaya yang dilakukan pemerintah dalam rangka melakukan penyehatan BUMN.
Restrukturisasi menjadi langkah strategis untuk memperbaiki kondisi internal perusahaan agar kinerja dan
nilai perusahaan meningkat.
5) Privatisasi adalah penjualan saham persero, baik sebagian maupun seluruhnya, kepada pihak lain dalam
rangka meningkatkan kinerja dan nilai perusahaan, memperbesar manfaat bagi negara dan masyarakat, serta
memperluas kepemilikan saham oleh masyarakat.
6) Menteri adalah seseorang yang ditunjuk dan/atau diberi kuasa untuk mewakili pemerintah selaku
pemegang saham negara pada perseroan dan pemilik modal pada perum dengan memerhatikan peraturan
perundang-undangan.
7) Direksi adalah perangkat BUMN yang bertanggung jawab atas kepengurusan BUMN untuk kepentingan
dan tujuan BUMN, serta mewakili BUMN di dalam ataupun di luar pengadilan.
8) Dewan pengawas adalah perangkat perum yang bertugas melakukan pengawasan dan memberikan
nasihat kepada direksi dalam menjalankan kegiatan persero.
9) Komisaris adalah perangkat persero yang bertugas melakukan pengawasan dan memberikan nasihat
kepada direksi dalam menjalankan kegiatan persero.
10) Kekayaan negara yang dipisahkan adalah kekayaan negara yang berasal dari Anggaran Pendapatan
Belanja Negara (APBN), untuk dijadikan penyertaan modal negara pada persero dan/atau perum, serta
perseroan terbatas lainnya.
11) Menteri teknis adalah menteri yang mepunyai kewenangan mengatur kebijakan sektor tempat BUMN
melakukan kegiatan usaha.
b. Perusahaan Perseorangan
Perusahaan perseorangan merupakan bentuk badan usaha yang didirikan dan dimiliki oleh satu orang yang
bertanggung jawab penuh terhadap semua risiko, keuntungan yang diperoleh, dan aktivitas yang dijalankan.
Pendirian perusahaan perseorangan tidak diatur dalam KUHP dan tidak memerlukan perjanjian karena
hanya didirikan oleh satu orang pengusaha. Perusahaan perseorangan biasanya tidak berbadan hukum.
Modal perusahaan dan kekayaan pribadi menjadi jaminan atas utang perusahaan, sehingga perusahaan
perseorangan mempunyai tanggung jawab yang tidak terbatas. Bentuk badan usaha perseorangan banyak
dijumpai karena kemudahan dalam mendirikannya.
Perusahaan perseorangan dibagi menjadi dua kelompok berikut.
1) Perusahaan perseorangan berizin, memiliki izin operasional dari departemen teknis. Jika perusahaan
perseorangan bergerak dalam bidang perdagangan, dapat memiliki izin, seperti Tanda Daftar Usaha
Perdagangan (TDUP) dan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP).
2) Perusahaan perseorangan yang tidak memiliki izin, contoh perusahaan perseorangan yang dilakukan para
pedagang kaki lima, toko barang kelontong, dan sebagainya.
c. Persekutuan Firma
Berdasarkan Pasal 16 Kitab Undang-undang Hukum Dagang, firma adalah persekutuan yang didirikan untuk
menjalankan suatu perusahaan dengan memakai nama bersama.
Beberapa pengertian dan hal-hal yang berkaitan dengan BUMN, antara lain sebagai berikut.
1) Semua sekutu merupakan pemilik dan kekayaan perusahaan tidak dipisah dari kekayaan pribadi.
2) Para sekutu mempunyai tanggung jawab yang tidak terbatas, yaitu bertanggung jawab penuh terhadap hak
milik pribadi dan jika perusahaan mengalami kerugian akan ditanggung bersama.
3) Biasanya, firma didirikan oleh orang-orang yang sudah saling mengenal atau saling percaya (teman
dekat atau anggota keluarga). Tindakan sekutu yang satu merupakan tanggung jawab sekutu yang lain, hal
ini disebut tanggung jawab renteng atau solider. Bentuk badan usaha firma cocok untuk usaha yang tidak
besar risikonya.
5) Pasal 17 KUHD menyebutkan bahwa dalam anggaran dasar harus ditegaskan di antara sekutu ada yang
tidak diperkenankan bertindak keluar untuk mengadakan hubungan hukum dengan pihak ketiga. Firma
hanya mengenal satu macam sekutu, yaitu sekutu komplementer. Sekutu komplementer menjalankan
perusahaan dan mengadakan hubungan hukum dengan pihak ketiga, sehingga bertanggung jawab pribadi
untuk keseluruhan.
6) Pasal 1633 sampai dengan Pasal 1635 KUH Perdata mengatur cara pembagian keuntungan dan kerugian
pada firma. Pembagiannya dapat diatur melalui perjanjian atau tidak ada perjanjian. Dapat pula didasarkan
pada pertimbangan pemasukan secara adil. Sekutu yang memasukkan tenaga kerja disamakan dengan sekutu
yang memasukkan uang atau benda yang paling sedikit.
d. Persekutuan Komanditer (CV)
CV adalah persekutuan yang didirikan oleh beberapa orang yang menyerahkan dan mempercayakan
uangnya untuk dipakai dalam persekutuan. Para anggota persekutuan menyerahkan uangnya sebagai modal
perseroan dengan jumlah yang tidak perlu sama sebagai tanda keikutsertaan di dalam persekutuan.
Sekutu dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
1) Sekutu aktif (managing partner) adalah sekutu yang menjalankan perusahaan, memimpin perusahaan,
berhak melakukan perjanjian dengan pihak ketiga, dan membuat semua kebijakan perusahaan. Tanggung
jawab sekutu tidak hanya terbatas pada modal yang ditanam, tetapi juga pada kekayaan pribadinya.
2) Sekutu pasif (sleeping partner) adalah sekutu yang hanya menyertakan modal dalam perusahaan, tanpa
terlibat langsung dalam kegiatan perusahaan. Sekutu pasif hanya bertanggung jawab sebatas modal yang
ditanamkan. Status sekutu komanditer dapat disamakan dengan seseorang yang menitipkan modal pada
suatu perusahaan dan menantikan hasil keuntungannya, serta tidak ikut campur dalam kepengurusan dan
kegiatan perusahaan.
e. Perseroan Terbatas (PT)/Naamloze Vennootschap (NV)
PT/NV adalah perusahaan yang modalnya terbagi atas saham-saham dan tanggung jawab pemegang saham
terbatas pada jumlah saham yang dimilikinya. Orang yang mempunyai tagihan terhadap PT tidak dapat
langsung menagih kepada para pemegang saham, tetapi kepada perusahaan (PT).
PT diatur dalam Undang-undang No. 1 Tahun 1995 antara lainn sebagai berikut.
1) Perseroan terbatas, yang selanjutnya disebut perseroan, adalah badan hukum yang didirikan berdasarkan
perjanjian, serta melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham, telah
memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam undang-undang, dan memenuhi peraturan pelaksanaannya.
2) Perangkat yang ada dalam perseroan adalah rapat umum pemegang saham, direksi, dan komisaris.
3) Rapat umum pemegang saham merupakan perlengkapan perseroan yang memegang kekuasaan
tertinggi dalam perseroan dan memegang segala wewenang yang tidak diserahkan kepada direksi atau
komisaris.
4) Direksi adalah perlengkapan perseroan yang bertanggung jawab penuh atas pengurusan perseroan untuk
kepentingan dan tujuan perseroan, serta mewakili perseroan, baik di dalam, maupun di luar pengadilan
sesuai dengan ketentuan anggaran dasar.
f. Koperasi
Koperasi sebagai suatu sistem ekonomi mempunyai kedudukan politik yang kuat karena memiliki landasan
konstitusional, yaitu Pasal 33 UUD 1945 ayat 1 yang menyatakan perekonomian disusun sebagai usaha
bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan.
Mohammad Hatta menganjurkan didirikannya tiga macam koperasi, yaitu sebagai berikut.
1) Koperasi konsumsi, bertujuan melayani kebutuhan kaum buruh dan pegawai.
2) Koperasi produksi, sebagai wadah bagi kaum petani, peternak, dan nelayan.
3) Koperasi kredit, bertujuan melayani pedagang dan pengusaha kecil guna memenuhi kebutuhan modal.
g. Cek Barang
Hal penting yang harus dilakukan perusahaan setelah menerima barang dari pemasok adalah meneliti
kesesuaian antara barang yang dipesan (surat pesanan) dan barang yang dikirim oleh pemasok. Hal ini
dilakukan untuk mengetahui mutu barang, jumlah barang, dan kondisi barang dalam keadaan baik (tidak
cacat). Jika setelah dicek terdapat ketidaksesuaian, barang akan diretur dan pembeli akan membuat bukti
pengembalian (retur) barang.
h. Pembayaran
Perusahaan melakukan pembayaran setelah barang diterima. Pembayaran dapat dilakukan dengan
menggunakan uang tunai (cash), cek, atau giro sesuai dengan surat perjanjian jual beli yang disepakati.
C. Alur Penjualan Tunai
Penjualan yang dilakukan oleh perusahaan dapat berupa penjualan secara tunai dan penjualan secara kredit.
1. Pengertian Penjualan Tunai (On Cash)
Penjualan tunai adalah penjualan yang penyerahan barang dan pembayarannya dilakukan secara bersamaan.
Perusahaan yang menjual barang eceran seperti toko dan supermarket melakukan penjualan barang
seluruhnya secara tunai. Pembeli datang sendiri ke tempat penjual dan barang diserahkan di tempat penjual.
Dalam sistem penjualan tunai eceran, selain berfungsi sebagai bukti penjualan, nota atau bon tunai juga
berfungsi sebagai order penyerahan barang kepada pembeli.
Pada perusahaan yang tidak melakukan penjualan secara eceran, penjualan dapat dilakukan secara tunai
ataupun kredit. Pembeli dapat melakukan pembelian barang dengan cara datang sendiri ke tempat penjual
atau melalui surat order (purchase order/PO). Penyerahan barang dapat dilakukan di tempat penjual atau
dikirim ke tempat pembeli, tergantung kepada syarat penyerahan barang yang disepakati. Formulir yang
digunakan adalah faktur penjualan nota kontan.
Unit-unit organisasi yang terlibat dalam aktivitas penjualan eceran secara tunai pada toko
atau supermarket adalah bagian order penjualan (pramuniaga), bagian kasir, bagian gudang, bagian
pembungkusan/packing, dan bagian akuntansi. Formulir yang digunakan antara lain faktur penjualan, nota
kontan, bukti penyerahan barang, dan bukti penerimaan kas.
2. Alur Transaksi Penjualan Tunai
Transaksi penjualan secara tunai dapat digambarkan melalui diagram sebagai berikut.
a. Permintaan Pelanggan
Transaksi penjualan tunai dimulai dari adanya permintaan dari pelanggan, baik secara lisan maupun tertulis,
yang disampaikan kepada bagian penjualan. Permintaan pelanggan secara lisan disampaikan melalui telepon
atau pelanggan datang secara langsung, sedangkan permintaan secara tertulis dapat disampaikan melalui
surat pesanan, faksimile, dan e-mail.