Anda di halaman 1dari 11

Judul : Model Pembelajaran Group Investigation

Materi Pembelajaran: Langkah-langkah model pembelajaran Group Investigation,


kelebihan dan kekurangan model Group Investigation.

Standar Kompetensi:

Menganalisis pengertian, kelebihan, kekurangan, memodifikasi dan mengsimulasikan model


Group Investigation.

Kompetensi Dasar:

1. Mahasiswa mampu memahami pengertian model pembelajaran Group Investigation.


2. Mahasiswa mampu mengenali teori belajar konstrutivisme sebagai teori belajar yang
mendukung model pembelajaran Group Investigation.
3. Mahasiswa mampu menganalisis prinsip-prinsip model pembelajaran Group
Investigation.
4. Mahasiswa mampu menganalisis karakteristik model pembelajaran Group
Investigation.
5. Mahasiswa mampu mensimulasikan langkah-langkah model pembelajaran Group
Investigation.
6. Mahasiswa mampu memganalisis kekurangan dan kelebihan model pembelajaran
Group Investigation.
7. Mahasiswa mampu memodifikasi model pembelajaran Group Investigation.

Indikator

1. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian model pembelajaran Group Investigation.


2. Mahasiswa mampu menghubungkan teori konstruktivisme dengan model
pembelajaran Group Investigation.
3. Mahasiswa mampu menjelaskan prinsip-prinsip dalam model pembelajaran Group
Investigation.
4. Mahasiswa mampu menjelaskan karakteristik dalam model pembelajaran Group
Investigation.
5. Mahasiswa mampu mengsimulasikan langkah-langkah model pembelajaran Group
Investigation.
6. Mahasiswa mampu menguraikan kelebihan dan kekurangan model pembelajaran
Group Investigation.
7. Mahasiswa mampu memodifikasi model pembelajaran Group Investigation.

Materi Pembelajaran:
Petunjuk Kerja untuk Mahasiswa:

Bacalah uraian di bawah ini dan diskusikan bersama teman-teman dalam kelompok.

Materi:

A. Pengertian Model Pembelajaran Group Investigation (GI )

Strategi belajar kooperatif GI dikembangkan oleh Shlomo Sharan dan Yael


Sharan. Secara umum perencanaan pengorganisasian kelas dengan menggunakan
teknik kooperatif GI adalah kelompok dibentuk oleh siswa itu sendiri dengan
beranggotakan 2-6 orang, tiap kelompok bebas memilih subtopik dari keseluruan
unit materi(pokok bahasan) yang akan diajarkan, kemudian membuat atau
menghasilkan laporan kelompok. Selanjutnya, setiap kelompok mempresentasikan
atau memamerkan laporannya kepada seluruh kelas, untuk berbagi dan saling tukar
informasi temuan mereka (Burns, et al., tanpa tahun).
Menurut Sharan (dalam Slavin, 1995:11), group investigation merupakan suatu
perencanaan pengorganisasian kelas secara umum dimana siswa bekerja dalam
kelompok kecil mengutamakan kooperatif inkuiri, diskusi kelompok, dan
perencanaan kooperatif dan proyek. Hal yang membedakan group investigation
dengan tipe pembelajaran kooperatif lainnya adalah group investigation melibatkan
kemampuan para siswa untuk mempelajari melalui investigasi atau penyelidikan.
Menurut Thelen (dalam Sumarsih, 2003:12), berpendapat bahwa
pembelajaran akan lebih aktif bila siswa dilibatkan dalam mencari dan
menyelesaikan berberapa pertanyaan atau masalah. Selain itu pembelajaran lebih
bermakna ketika diikuti dalam konteks sosial dan group investigation memberikan
kesempatan pada peserta didik untuk mengikuti pertanyaan bermakna dalam
kelompok dan teman sebayanya. Belajar bermakna akan mempermudah pemahaman
siswa karena siswa dilatih untuk menangkap setiap informasi yang diperoleh
kemudian dikaitkan dengan konsep-konsep yang dimiliki sebelumnya sehingga
dapat mencapai tujuan yang diharapkan.
Group Investigation merupakan salah satu bentuk model pembelajaran
kooperatif yang fokus pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri
materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang
tersedia, misalnya dari buku pelajaran atau siswa dapat mencari melalui internet.
Siswa dilibatkan sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara
untuk mempelajarinya melalui investigasi. Model Group Investigation dapat melatih
siswa untuk menumbuhkan kemampuan berpikir mandiri. Keterlibatan siswa secara
aktif dapat terlihat mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran.
B. Teori belajar yang mendukung model pembelajaran Group Investigation
Teori belajar pada dasarnya merupakan penjelasan mengenai bagaimana
terjadinya belajar atau bagaimana informasi diproses di dalam pikiran peserta didik.
Berdasarkan suatu teori belajar, diharapkan suatu pembelajaran diharapkan dapat
lebih meningkatkan perolehan peserta didik sebagai hasil belajar. Banyak sekali
teori belajar menurut literature psikologi dan para ahli, namun yang paling penting
dalam metode Group Investigation teori belajar yang mendukung yaitu teori
kontruktivisme.
Kontruktivisme adalah sebuh filosofi pembelajaran yang dilandasi premis
bahwa dengan merefleksikan pengalaman kita membangun mengkontruksi
pengetahuan pemahaman peserta didik tentang dunia tempat peserta didik hidup.
Kontruktivisme sebagai aliran filsafat. Banyak mempengaruhi konsep ilmu
pengetahuan, teori belajar dan pembelajaran. Sebagai fasilitator seorang pendidik
bertanggung jawab terhadap kegiatan pembelajaran di kelas. Diantara tanggung jawab
pendidik dalam pembelajaran di kelas adalah menstimulus dan memotivasi peserta
didik, mendiagnosis dan mengatasi kesulitan peserta didik serta menyidiakan
pengalaman untuk menumbuhkan pemahaman peserta didik. Oleh karena itu pendidik
harus menyediakan dan memberikikan kesempatan sebanyak mungkin kepada peserta
didik untuk belajar secara aktif sedemikian rupa sehingga peserta didik dapat
menciptakan, membangun, mendiskusikan, memabandingkan, bekerjasama, dan
melakukan eksperimen dalam kegiatan belajarnya. Berdasarkan uraian diatas dapat
diatrik kesimpulan bahwa teori kontruktivisme peserta didik diminta untuk
membangun sendiri pengetahuannya seperti halnya dengan penggunaan metode group
investigation ini peserta didik diminta menyelesaikan masalah secara berkelompok
oleh guru.

C. Prinsip model pembelajaran Group Investigation adalah sebagi berikut


Dalam pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe GI terdapat lima prinsip yang
dianut, yaitu:
1. Belajar Siswa Aktif (student active learning)
Proses pembelajaran dengan menggunnakan model pembelajaran
kooperatif berpusat pada siswa, aktivitas belajar lebih dominan dilakukan
siswa, pengetahuan yang dibangun dan ditemukan adalah dengan belajar
bersama-sama dengan anggota kelompok sampai masing-masing siswa
memahami materi pembelajaran dan mengakhiri dengan embuat laporan
kelompok.
Dalam kegiatan kelompok, sangat jelas aktivitas siswa dengan
bekerja sama, melakukan diskusi, mengemukakan ide masing-masing
anggota dan megujinya secara bersama-sama, siswa menggali seluruh
informasi yang berkaitan dengan topik yang menjadi bahan kajian kelompok
dan mendiskusikan pula dengan kelompok lainnya.
2. Belajar Kerjasama
Proses bekerjasama dalam kelompok untuk membangaun
pengetahuan yang tengah dipelajari. Prinsip pembelajaran inilah yang
melandasi keberhasilan penerapan model pembelajaran kooperatif. Seluruh
siswa terlibat secara aktif dalam kelompok untuk melakukan diskusi,
memecahkan masalah dan mengujinya secara bersama-sama, sehingga
terbentuk pengetahuan baru dari hasil kerjasama mereka. Diyakini
pengetahuan yang diperoleh melalui penemuan-penemuan dari hasil
kerjasama ini akan lebih bernilai permanen dalam pemahaman masing-
masing siswa.
3. Pembelajaran Partisipatorik
Pembelajaran kooperatif juga menganut prinsip dalam pembelajarna
partisipatorik, sebab melalui model pembelajarna ini siswa belajar dengan
melakukan sesuatu (learning by doing) secara bersama-sama untuk
,eme,ukan dan membangun pengetahuan yang menjadi tujuan pembelajaran.
Sebagai contoh pada saat kelompok memecahkan masalah dalam
kelompok belajar, mereka melakukan pengujian-pengujian, mencobakan
untuk pembuktian dari teori-teori yang sedang dibahas secara bersama-sama,
kemudian mendiskusikan dengan kelompok belajr lainnya. Pada saat
diskusi, masing-masing kelompok mengemukakan hasil dari kerja
kelompok. Setiap kelompok juga diberi kesemapatan untuk mengemukakan
pendapatnya dan mengkritik pendapat kelompok lainnya.

4. Reactive Teaching
Untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif ini, guru perlu
menciptakan strategi yang tepat agar seluruh siswa mempunyai motivasi
belajar yang tinggi. Motivasi siwa dapat dibangkitkan jika guru mampu
menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan menarik serta dapat
meyakinkan siswanya akan manfaat pelajaran ini untuk masa depan mereka.
Jika guru mengetahui bahwa siswanya merasa bosan, maka guru guru harus
segera mencari cara untuk mengantisispasinya. Berikut ini adalah ciri-ciri
guru reaktif :
1. Menjadika siswa sebagai pusat kegiatan belajar
2. Pembelajaran dari guru dimulai dari hal-hal yang diketahui dan
dipahami siswa
3. Selalu menciptakan suasana belajar yang menarik bagi siswa-
siswanya
4. Mengetahui hal-hal ynag membuat siswa menjadi bosan
densegera menanggulanginya.
5. Pembelajaran yang menyenangkan
Pembelajaran kooperatif ini menganut prinsip pembelajaran yang
menyengkan, dalam arti pembelajaran harus berjalan dalam suassana
menyenangkan, tidak ada lagi suasana yang menakutkan bagi siswa atau
suasana belajar tertekan. Suasana belajar yang menyenagkan harus dimulai
dari sikap dan perilaku guru di luar maupun di dalam kelas. Guru harus
memiliki sikap yang ramah dengan tutur bahasa yang menyayangi siswa-
siswanya. Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tidak akan
berjalan efektif jika susasana belajar yang ada tidak menyenangkan.
D. Karakteristik Model Pembelajaran GI (Group Investigation)

Pembelajaran kooperatif tipe GI memiliki beberapa karakteristik, yaitu :


a. Tujuan kognitif untuk menginformasikan akademik tinggi dan keterampilan
inkuiri.
b. Kelas dibagi menjadi beberapa kelompok dengan anggota 4 atau 5 siswa
yang heterogen dan dapat dibentuk berdasarkan pertimbangan keakraban
persahabatan atau minat yang sama dalam topik tertentu.
c. Siswa terlibat langsung sejak perencanaan pembelajaran (menentukan topik
dan cara investigasi) hingga akhir pembelajaran (penyajian laporan).
d. Diutamakan keterlibatan pertukaran pemikiran para siswa.
e. Adanya sifat demokrasi dalam kooperatif (keputusan-keputusan yang
dikembangkan atau diperkuat oleh pengalaman kelompok dalam konteks
masalah yang diselidiki).
E. Langkah-langkah Model Pembelajaran Group Investigation

Tahap-Tahap Model Kooperatif Tipe GI (Group Investigation) Slavin dalam Mailani


mengemukakan tahapan-tahapan dalam menerapkan pembelajaran kooperatif tipe GI
(Group Investigasi) adalah sebagai berikut:
1) Tahap Pengelompokkan (Grouping)
a. Siswa mengamati sumber, memilih topik, dan menentukan kategori-
kategori topik permasalahan.
b. Siswa bergabung pada kelompok-kelompok belajar berdasarkan
topik yang mereka pilih atau menarik untuk diselidiki.
c. Guru membatasi jumlah anggota masing-masing kelompok antara 4
sampai 5 orang berdasarkan keterampilan dan keheterogenan.
2) Tahap Perencanaan Kooperatif (Planning)
Siswa dan guru merencanakan prosedur pembelajaran, tugas, dan tujuan
khusus yang konsisten dengan subtopik yang telah dipilih pada tahap
pertama. Pada tahap ini siswa bersama-sama merencanakan tentang:
a. Apa yang mereka pelajari?
b. Bagaimana mereka belajar?
c. Siapa dan melakukan satu tugas dan siapa yang
melakukan tugas lain?
d. Untuk tujuan apa mereka menyelidiki topik tersebut?
3) Tahap Penyelidikan (Investigation)/ Implementasi
Siswa menerapkan rencana yang telah mereka kembangkan di dalam tahap
kedua. Kegiatan pembelajaran hendaknya melibatkan ragam aktivitas dan
keterampilan yang luas dan hendaknya mengarahkan siswa kepada jenis-
jenis sumber belajar yang berbeda baik di dalam atau di luar sekolah. Guru
secara ketat mengikuti kemajuan tiap kelompok dan menawarkan bantuan
bila diperlukan. Pada tahap ini, siswa melakukan kegiatan sebagai berikut:
a. Siswa mengumpulkan informasi, menganalisis data dan
membuat simpulan terkait dengan permasalahan-
permasalahan yang diselidiki
b. Masing-masing anggota kelompok memberikan masukan
pada setiap kegiatan kelompok
c. Siswa saling bertukar, berdiskusi, mengklarifikasi, dan
mempersatukan ide dan pendapat.
4) Tahap Pengorganisasian (Organizing)/ Analisis dan Sintesis
Siswa menganalisis dan mengevaluasi informasi yang diperoleh pada tahap
ketiga dan merencanakan bagaimana informasi tersebut diringkas dan disajikan
dengan cara yang menarik sebagai bahan untuk dipresentasikan kepada seluruh
kelas. Pada tahap ini kegiatan siswa sebagai berikut:
a. Anggota kelompok menentukan pesan-pesan penting
dalam proyeknya masing-masing.
b. Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka
laporkan dan bagaimana mempresentasikannya.
c. Wakil dari masing-masing kelompok membentuk panitia
diskusi kelas dalam presentasi investigasi.
5) Tahap Presentasi Hasil Final (Presenting)
Beberapa atau semua kelompok menyajikan hasil penyelidikannya dengan
cara yang menarik kepada seluruh kelas, dengan tujuan siswa yang lain
saling terlibat satu sama lain dalam pekerjaan mereka dan memperoleh
perspektif luas pada topik itu. Presentasi dikoordinasi oleh guru. Kegiatan
pembelajaran di kelas pada tahap ini adalah sebagai berikut:
a. Penyajian kelompok pada keseluruhan kelas dalam
berbagai variasi bentuk penyajian.
b. Kelompok yang tidak sebagai penyaji terlibat secara aktif
sebagai pendengar.
c. Pendengar mengevaluasi, mengklarifikasi dan
mengajukan pertanyaan atau tanggapan terhadap topik
yang disajikan.

6) Tahap Evaluasi (Evaluating)


Dalam hal kelompok-kelompok menangani aspek yang berbeda dari topik yang
sama, siswa dan guru mengevaluasi tiap kontribusi kelompok terhadap kerja
kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi yang dilakukan dapat berupa
penilaian individual atau kelompok. Pada tahap ini, kegiatan guru atau siswa
dalam pembelajaran sebagai berikut:
a. Siswa menggabungkan masukan-masukan tentang
topiknya, pekerjaan yang telah mereka lakukan, dan
tentang pengalaman-pengalaman efektifnya.
b. Guru dan siswa mengkolaborasi, mengevaluasi tentang
pembelajaran yang telah dilaksanakan.
c. Penilaian hasil belajar haruslah mengevaluasi tingkat
pemahaman siswa.
Untuk lebih mudah memahami tahapan-tahapan pembelajaran yang menggunakan
metode Group Investigation maka dapat dilihat pada tabel berikut:
(1) (2) (3)
Guru memberikan kesempatan bagi
siswa untuk memberi kontribusi
apa yang akan mereka selidiki.
Mengidentifikasi topik dan Kelompok dibentuk berdasarkan
membagi siswa ke dalam heterogenitas.
kelompok.
Tahap 1

Kelompok akan membagi sub topik


kepada seluruh anggota. Kemudian
membuat perencanaan dari masalah
yang akan diteliti, bagaimana
proses dan sumber apa yang akan

Tahap II Merencanakan tugas. dipakai.


Siswa mengumpulkan, menganalisis
dan mengevaluasi informasi,
membuat kesimpulan dan
mengaplikasikan bagian mereka
ke dalam pengetahuan baru dalam

Tahap III Membuat penyelidikan. mencapai solusi masalah kelompok

Setiap kelompok mempersiapkan


tugas akhir yang akan
Mempersiapkan tugas
Tahap IV dipresentasikan di depan kelas.
akhir

Siswa mempresentasikan hasil


Mempresentasikan tugas
kerjanya. Kelompok lain tetap
akhir
Tahap V mengikuti.

Soal ulangan mencakup seluruh


topik yang telah diselidiki dan

Tahap VI Evaluasi. dipresentasikan

F. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembeljaran Group Investigation

Adapun kelbihan dan kekurangan Model Pembelajaran Group Investigation adalah


sebagai berikut :
a. Kelebihan Model Pembeljaran Group Investigation
 Siswa bekerja sama dalam menyampaikan tujuan dengan menjunjung
tinggi norma-norma kelompok
 Siswa aktif membantu dan mendorong semangat untuk sama-sama
berhasil
 Aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk meningkatkan
keberhasilan kelompok.
 Interaksi antar siswa juga membantu meningkatkan perkembangan
kognitif dan yang nonkognitif.

Proses pembelajaran ini lebih menarik karena siswa mencari sendiri untuk
mendapatkan jawaban sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik
dalam suasana yang menyenangkan dalam kelompok. Dalam membuat
kesimpulan guru juga langsung melibatkan siswa sehingga siswa merasa
dihargai dengan keterlibatan tersebut. Akan tetapi semua kelebihan itu tidak
akan terjadi jika tidak ada kreativitas guru dalam mengelola dan
melaksanakan proses pembelajaran melalui model Group Investigation.

b. Kekurangan Model Pembeljaran Group Investigation


 Sulit sekali membentuk kelompok yang kemudian dapat bekerja
sama secara harmonis.
 Dapat terbina rasa fanatik terhadap kelompoknya.
 Penilaian terhadap murid sebagai individu menjadi sulit karena
tersembunyi di belakang kelompok.

Namun hal itu dapat dicegah dan dihindari dengan kreativitas dari guru
dengan membentuk kelompok yang kemudian dapat bekerja sama secara
harmonis sehingga tidak terbina rasa fanatik terhadap kelompoknya.
Penggunaan model ini juga memerlukan materi yang tepat dalam
mengelolanya dan harus siap dengan soal yang bervariatif. Dengan
modifikasi dan menyesuaikan dengan kondisi siswa dan materi pelajaran
yang ada, model ini akan menarik untuk diterapkan
Latihan

1. Jelaskan pengertian model pembelajaran Group Investigation!


2. Jelaskan mengapa teori konstruktivisme menjadi salah satu teori belajar yang dapat
mendukung model pembelajaran Group Investigation!
3. Jelaskan prinsip-prinsip dalam model pembelajaran Group Investigation!
4. Jelaskan karakteristik dalam model pembelajaran Group Investigation!
5. Jelaskan kelebihan model pembelajaran Group Investigation pada mata pelajaran
Matermatika!
6. Jelaskan kekurangan model pembelajaran Group Investigation pada mata pelajaran
Matermatika!
7. Modifikasilah model pembelajaran Group Investigation!
8. Simulasikan langkah-langkah model pembelajaran Group Investigation pada mata
pelajaran Matematika jenjang SD/SMP secara berkelompok!

Anda mungkin juga menyukai