Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

RESENSI NASKAH DRAMA “PENANTIAN”


KARYA LUKMAN RIYADI

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Introduction to Drama

Dosen Pengampu:
Erik Rusmana, S.S, M. HUM dan Rosyid E. Abby

Disusun Oleh:
Rayhansyah Wibisana
207010038

UNIVERSITAS PASUNDAN
FAKULTAS ILMU SENI DAN SASTRA
PROGRAM STUDI SASTRA INGGRIS
2021

1
KATA PENGANTAR

Puji Syukur mari kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “RESENSI NASKAH
DRAMA “PENANTIAN” KARYA LUKMAN RIYADI” yang dapat diselesaikan dengan
tepat waktu. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Introduction to Drama.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Erik Rusmana, S.S, M.Hum dan Bapak
Rosyid E. Abby. selaku Dosen mata kuliah Introduction to Drama. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Makalah ini telah disusun sebaik mungkin, namun penulis menyadari masih banyak
kekurangannya. Oleh karena itu, jika ada kritik dan saran apapun yang sifatnya dapat
membangun bagi penulis, dengan senang hati akan penulis terima. Semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi pembaca dan bagi seluruh pihak yang memerlukan guna menambah ilmu
pengetahuan.

Bogor, November 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3
A. Unsur Intrinsik................................................................................................................3
B. Unsur Ekstrinsik..............................................................................................................6
BAB III PENUTUP..................................................................................................................8
D. Kesimpulan.....................................................................................................................8
E. Saran................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Drama adalah salah satu genre karya sastra yang terdiri dari dua dimensi, yaitu
dimensi sastra dan pementasan, Sastra berupa teks naskah sedangkan pementasan
berhubungan dengan seni lakon atau seni teater. Kedua aspek ini seperti dapat terpisah,
namun pada dasarnya ia merupakan suatu totalitas. Sewaktu naskah tersebut disusun telah
diperhitungkan segi-segi pementasannya dan sewaktu pementasan tidak dapat terhindar
dari garis umum naskah (Semi, 1984: 144). Drama sebagai sebuah karya dua dimensi
dapat di kaji terpisah atau kedua-duanya. Ada banyak naskah drama di khasanah
kesusastraan Indonesia, salah satu diantaranya adalah “Penantian”.

Dalam penelitian ini penulis mengambil naskah “Penantian” yang ditulis oleh
Lukman Riyadi. Naskah ini bercerita tentang seorang ibu dan anak yang telah menanti
lama kepulangan ayah nya yang bekerja di luar kota. Tujuan ayah nya merantau bekerja di
luar kota yaitu untuk memperbaiki perekonomian keluarga nya. Tapi ternyata di luar kota
terjadi hal yang sangat tak terduga, disana sang ayah telah menikah dengan perempuan
lain yang memberinya pekerjaan. Dan pengakuan dari sang ayah kalau ia melaksanakan
pernikahan tersebut dengan terpaksa. Karena jika ia tidak menyetujui pernikahan tersebut,
ia diancam akan dipecat dari pekerjaan yang ia jalani untuk memenuhi perekonomiannya
di kampung halamannya.

Naskah “Penantian” dibangun oleh beberapa unsur, yaitu unsur intrinsik maupun
ekstrinsik. Yang dimana unsur intrinsik itu menjadi satu kesatuan yang utuh. Unsur-unsur
yang membangun naskah ini terdiri dari judul, latar, tokoh dan penokohan, alur dan tema.
Unsur yang terdapat dalam naskah ini memiliki hubungan satu dengan lainnya, karena
unsur ini tidak dapat dipisahkan. Sedangkan unsur ekstrinsik dari drama meliputi latar
belakang masyarakat, latar belakang penulis dan nilai-nilai kehidupan dalam drama.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, masalah yang akan dibahas dalam
penelitian ini adalah bagaimana unsur intrinsik maupun ekstrinsik dari naskah
“Penantian” karya Lukman Riyadi?

iv
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1)     Untuk memenuhi tugas mata kuliah Introduction to Drama.
2)     Meningkatkan kemampuan dalam berbahasa Indonesia yang baik dan benar dalam
lisan maupun tulisan.
3)    Dan untuk mengetahui unsur intrinsik maupun ekstrinsik dari drama ”Penantian”
karya Lukman Riyadi.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Unsur Intrinsik
Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri
(Nurgiyantoro, 2002). Unsur-unsur inilah yang menyebabkan karya sastra hadir sebagai
karya sastra, unsur-unsur yang secara faktual akan dijumpai jika orang membaca karya
sastra. Unsur intrinsik sebuah drama adalah unsur-unsur yang (secara langsung) turut serta
membangun cerita. Kepaduan antar berbagai unsur intrinsik inilah yang membuat sebuah

v
drana berwujud. Atau sebaliknya, jika dilihat dari sudut kita pembaca, unsur-unsur (cerita)
inilah yang akan dijumpai jika kita membaca sebuah naskah drama. Unsur yang dimaksud
yaitu:
1. Judul
Judul merupakan nama suatu drama, atau hal apapun. Dengan melihat judul,
kita akan mengetahui beberapa hal atau jalan cerita dari suatu drama. Judul dapat
menunjukkan siapa tokoh utama dalam drama tersebut, alur cerita, dan
sebagainya.
Judul yang tepat untuk naskah ini yaitu “Penantian”, karena naskah ini
menceritakan seorang ibu dan anak yang telah menanti kepulangan ayah nya
yang bekerja di luar kota.
2. Plot atau Alur
Alur yang ada di drama “Penantian” adalah alur maju yang dimana dimulai
dari tahapan permulaian, tahapan muncul masalah, tahapan perumitan masalah,
tahapan puncak, dan tahapan penyelesaian masalah atau bisa disebut sebagai
tahapan akhir.
3. Tokoh atau Penokohan
a. Tokoh Antagonis
 Dapat dilihat dari tokoh ayah, yang dimana ayah memiliki sifat
penyayang tetapi di sisi lainnya, ayah adalah orang yang egois dan
munafik. Karena ia telah mengkhianati kepercayaan sang istri yang
telah menunggu lama kepulangan sang suami yang sedang bekerja di
luar kota. Tetapi ternyata sang suami telah menikah lagi tanpa
sepengetahuan sang istri.
 Seorang perempuan yang berperan sebagai istri kedua dari tokoh ayah
dan juga perempuan tersebut yang telah memberikan pekerjaan kepada
ayah memiliki sifat yang terlihat pembenci.
b. Tokoh Protagonis
 Tokoh ibu yang memiliki sifat penyabar dan tegar, dapat dilihat pada
dialog ”Semuanya tetap seperti yang dulu pak, tidak pernah berubah.
Lihat foto-foto itu, masih sama seperti yang dulu. Dan kerinduan ini
pula yang tidak pernah berhenti sampai sekarang. Setelah sekian lama

vi
bapak meninggalkan ibu dan anak kita, ibu selalu sakit-sakitan. Itu
semua karena setiap penghujung bulan purnama ibu selalu didekat
pintu menunggu kedatangan bapak. Meski semuanya cuma berbuah
harapan dan penantian semata”.
 Sedangkan tokoh anak dalam naskah tersebut memiliki sifat penyayang
kepada ibu nya. Karena ia sangat menghormati keputusan sang ibu
untuk tidak memakai uang yang dikirimkan ayah nya melalui perantara
orang lain (tokoh tamu) terlebih dahulu.
c. Tokoh Tritagonis
 Dalam naskah ini, diketahui tokoh yang berperan sebagai tamu. Karena
ia hanya muncul untuk mengantarkan amplop berwarna cokelat yang
dititipkan dari Ayah untuk Ibu Juminten.
4. Konflik
Konflik di dalam drama ini dapat dikategorikan sebagai konflik keluarga
yang dimana konflik ini melibatkan seorang istri yang bertengkar dengan sang
suami karena ia telah menikah lagi tanpa sepengetahuan sang istri.
Konflik tersebut bermula pada saat seorang perempuan yang tak dikenal
menghampiri Ibu Juminten (tokoh ibu) dengan wajah judesnya. Perempuan
tersebut menuduh Ibu Juminten telah merebut suami nya. Padahal perempuan
tersebutlah yang telah merebut suami orang. Karena Ibu Juminten terlebih
dahulu yang menikah dengan suaminya, yaitu tokoh ayah.
Perempuan yang diduga sebagai istri kedua dari ayah itu terlihat sangat
kesal dengan Ibu Juminten dan ingin membunuhnya. Ia telah mengambil pisau
yang dibawa di dalam tas nya. Namun suami dari Ibu Juminten ini mencoba
menarik pisau yang ada ditangan perempuan itu, tetapi pisau itu malah tertusuk
ke perempuan tersebut. Ibu Juminten kaget dan menjerit. Kemudian sang suami
mengaku kepada Ibu Juminten bahwa ia memang telah menikah lagi, tetapi
sebenarnya sang suami tidak berniat untuk menikah lagi. Jika ia tidak mau
menikah dengannya, perempuan tersebut mengancam akan memecat lelaki itu.
Pada akhirnya sang suami mengaku perbuatan yang telah diperbuatnya
sangat keliru dan ia akan menyerahkan diri ke polisi karena telah menusuk istri

vii
kedua nya. Ibu Juminten terlihat sangat tidak rela, karena ia tetap merangkul
sang suami dengan terus menangis.
5. Latar
Latar terdiri dari latar tempat untuk menggambarkan lokasi drama dam
latar waktu untuk memberi info kapan terjadinya adegan dalam drama serta latar
situasi untuk menjelaskan suasana dalam cerita di drama tersebut. Naskah yang
berjudul penantian ini memliki latar tempat suatu ruangan rumah yang
sederhana, disana terlihat foto keluarga dan perabotan rumah tangga yang
sederhana. Dan adegan tersebut menunjukkan adanya suara kicauan burung dan
binatang lainnya, yang berarti latar waktu adegan tersebut yaitu pada saat pagi
hari.

6. Bahasa
Bahasa merupakan kata-kata yang digunakan dalam percakapan cerita
drama. Bahasa digunakan untuk menghidupkan cerita, agar cerita senantiasa
komunikatif. Bahasa yang digunakan dalam sebuah drama memiliki kekhasan
yang mengacu pada budaya, kehidupan sehari-hari, sosial budaya, serta
pendidikan.
Dapat dilihat dari dialog yang terdapat pada drama ini, penggunaan bahasa
yang digunakan dalam drama ini yaitu bahasa pada kehidupan sehari-hari.
Sehingga dapat mudah dimengerti oleh masyarakat banyak.

7. Amanat
Amanat yang terkandung dalam naskah drama “penantian” ini
mengajarkan kita untuk tetap jujur walaupun kita tau bahwa hal tersebut salah.
Bisa kita lihat pada akhir dialog bahwa si bapak tidak memberi tahu dari awal
apa pekerjaan yang ia jalani yang membuat tokoh si bapak semakin terikat
dengan tokoh si perempuan dan pada akhirnya tokoh perempuan memberi
pilihan sulit antara menikahi perempuan tersebut atau si bapak kehilangan
pekerjaannya. Jika dari awal tokoh bapak jujur dan transparan kepada tokoh ibu
dan anak mungkin hal tersebut tidak akan terjadi, tokoh ibu pasti akan melarang
keras si bapak untuk tetap bekerja di tempat si perempuan tersebut.

B. Unsur Ekstrinsik

viii
Secara umum, unsur ekstrinsik merupakan unsur pembangun cerita dari luar yang
mempengaruhi pengarang pada saat penciptaan sebuah karya. Menurut Dola (2007:43)
mengatakan, “unsur ekstrinsik cerita adalah faktor luar yang mempengaruhi pengarang
pada saat penciptaan cerita, seperti: kondisi sosial, ekonomi, ideologi, politik, budaya,
agama, dan lain-lain”.
Naskah drama “Penantian” memiliki unsur ekstrinsik yang dipengaruhi oleh latar
belakang pengarangnya. Pengarang dari naskah drama ini, yaitu Lukman Riyadi lahir
disalah satu desa tepatnya di Pantai Slopeng, letaknya di kota paling timur pulau madura
tepatnya di kota Sumenep. Pengarang terinspirasi dari tempat tinggalnya sendiri dan
mengimplementasikan latar tempat tinggalnya ke dalam naskah drama penantian yang
berlokasi di pedesaan, tepatnya sama seperti tempat tinggal pengarang. Bisa dilihat di
awal narasi, latar tempat dari naskah drama penantian bertempat di sebuah rumah yang
berlokasi di pedesaan “Musik: terdengar suara musik sendu yang menggambarkan suasana
pedesaan pagi hari”.

ix
BAB III

PENUTUP

D. Kesimpulan
Setelah menganalisis naskah drama yang berjudul “Penantian”, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa seorang ibu dan anak yang telah menanti lama kepulangan sang ayah
ternyata tidak berbuah manis. Karena sang ayah telah menikah lagi dengan perempuan
yang telah memberikannya pekerjaan disana. Meskipun maksud si bapak untuk bekerja di
luar kota itu untuk memperbaiki perekonomian keluarganya. Tetapi ia tergoda dengan
tawaran untuk menikah lagi. Yang sebenarnya si bapak bisa menolak tawaran tersebut dan
menerima tawaran sang istri (Ibu Juminten) untuk tetap bekerja di rumah nya saja, tetapi
si bapak tidak mau untuk tetap bekerja di kampung halamannya karena menurutnya hasil
yang didapat tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan lainnya.

E. Saran
Setelah penulis melakukan analisis resensi pada naskah drama “Penantian”, maka
penulis memberikan saran yang bertujuan untuk mengembangkan analisis resensi ini lebih
jauh dari yang penulis lakukan. Menurut penulis, sebuah naskah drama hendaknya tidak
semata-mata hanya diciptakan tanpa mempunyai tujuan atau manfaat bagi pembaca atau
penonton jika naskah tersebut dipentaskan. Sebuah naskah drama juga hendaknya
mempunyai pesan-pesan yang mendidik di dalamnya yang dapat dikemas secara menarik
melalui konflik-konflik dalam setiap adegan yang dibuat.
Proses penciptan naskah drama akan lebih baik jika melalui penelitian atau
pengumpulan data-data terlebih dahulu, sebelum pada akhirnya dilakukan proses memilah
dan memilih semua bahan tersebut untuk dirangkai menjadi satu kesatuan dalam cerita
naskah drama tersebut, agar sebuah naskah drama menjadi lebih kaya akan informasi.

DAFTAR PUSTAKA

Dola, Abdullah. 2007. Apresiasi Prosa Fiksi dan Drama. Makassar: Badan Penerbit UNM.

Noviandi, Herdin. 2011. Naskah Teater & Sastra. Diakses pada 30 Oktober 2021, dari
http://downloadkarya.blogspot.com/2011/11/penantian.html

x
Nurgiyantoro, Burhan. 2002. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada. University
Press.

Semi, Atar. 1984. Anatomi Sastra. IKIP Padang.

Yahoo Berita. 2020. Unsur Intrinsik dalam Drama, Ketahui Pengertian dan Unsur
Ekstrinsiknya. Diakses pada 1 November 2021, dari https://id.berita.yahoo.com/unsur-
intrinsik-dalam-drama-ketahui-081504751.html

xi

Anda mungkin juga menyukai