Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

DASAR
“TITRASI ASAM BASA”
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Kimia Dasar

Disusun oleh :
Nama : Yossi Hananthi Putri
NIM : 4442210165 Kelas :
1E

JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Di mana
Tuhan YME telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat
melaksanakan sebuah praktikum dan menyelesaikannya dengan baik. Sholawat
serta salam semoga selalu tercurah kepada junjungan alam Nabi Muhammad
Shallallahu ‘Alaihi Wasallam beserta keluarganya. Laporan praktikum ini disusun
dalam rangka memenuhi tugas praktikum kimia dasar. Laporan ini menjelaskan
tentang “Titrasi Asam Basa”.
Dengan disusunnya laporan ini, saya mengucupkan terima kasih kepada
Bapak Dr. Mohamad Ana Syabana, S.Si,M.Si, Bapak Dr. Abdul Hasyim Sodiq,
S.P.,M.Si, dan Ibu Endang Sulistyorini, S.P.,M.Si selaku dosen pengampu mata
kuliah Kimia Dasar. Serta kepada saudari Eva Tri Aulia selaku asisten
laboratorium kelas 1E.
Demikian laporan yang telah penulis buat ini. Penulis menyadari bahwa
laporan ini jauh dari kata sempurna, maka dari itu penulis mohon kritik dan
sarannya apabila terdapat kekurangan dalam penyusunan laporan ini. Semoga
laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan saya sendiri.

Serang, 05 November 2021

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................


i
DAFTAR ISI ................................................................................................
ii
i
DAFTAR TABEL .......................................................................................
iii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................
iv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................
v
BAB 1 .............................................................................................................
1
PENDAHULUAN .........................................................................................
1
1.1 Latar Belakang .....................................................................................
1
1.2 Tujuan ...................................................................................................
1
BAB II ............................................................................................................
2
TINJAUAN PUSTAKA ...............................................................................
2
2.1 Titrasi Asam Basa ................................................................................
2
2.2 Indikator Asam Basa ............................................................................
2
2.3 Fenolflatein ...........................................................................................
3
BAB III ..........................................................................................................
4
METODE PRAKTIKUM ............................................................................
4
3.1 Waktu dan Tempat ...............................................................................
4
3.2 Alat dan Bahan .....................................................................................
4
3.3 Cara Kerja.............................................................................................
4
BAB IV ..........................................................................................................
5

ii
HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................................
5
4.1 Hasil .....................................................................................................
5
4.2 Pembahasan ..........................................................................................
5
BAB V ............................................................................................................
8
PENUTUP .....................................................................................................
8
5.1 Simpulan ...............................................................................................
8
5.2 Saran .....................................................................................................
8
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................
9
LAMPIRAN ................................................................................................
10
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Tabel Hasil Pengamatan.................................................................. 5

iii
DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Contoh Indikator..............................................3
Gambar 2. Fenolflatein .........................................................................................3
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................
Lampiran 1. Perhitungan.......................................................................................10

iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Asam basa merupakan dua macam zat kimia yang penting. Asam atau acid
yang berasal dari bahasa latin yang berarti cuka. Basa atau alkali dari bahasa arab
yang artinya abu. Basa biasanya digunakan dalam pembuatan sabun. Titrasi asam
basa merupakan teknik kimia dalam mencampurkan suatu larutan yang sudah
diketahui konsentrasinya dengan larutan yang belum diketahui konsentrasinya
yang akan menghasilkan sebuah reaksi dengan hasil yang kualitatif. Setelah
bereaksi, maka adanya semacam perubahan sifat fisis, seperti warna campuran
yang bereaksi. Titrasi asam basa melibatkan reaksi asam dan basa dengan
terjadinya perubahan pH dengan mengukurnya dengan elektrode pH meter.
Reaksi antara asam dan basa, meliputi berikut ini, apabila asam kuat dengan
basa kuat maka akan menghasilkan ph sama dengan 7 atau netral, apabila asam
kuat dan basa lemah akan menghasilkan pH di bawah 7, apabila asam lemah dan
basa kuat akan menghasilkan pH di atas 7, dan apabila asam lemah dan basa lemah
akan ditentukan dengan Ka asam lemah atau Kb basa lemah. Indikator asam dan
basa merupakaan asam organik lemah dan basa organik lemah yang mempunyai
dua warna pH larutan yang berbeda.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dalam praktikum kali ini, yaitu
1. Menyeimbangkan larutan
2. Mengetahui konsentrasi larutan

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Titrasi Asam Basa
Asam basa merupakan konsep kimia yang tidak bersifat abstrak (visible)
karana dapat diuji dengan yang disebut indikator asam basa. Asam dan basa
merupakan zat kimia yang penting dan berperan dalam praktikum ini. Asam atau

1
acid merupakan senyawa masam yang dilarutkan dengan pelarut (air)
menghasilkan ion hidrogen. Sedangkan, basa merupakan senyawa kimia yang
menghasilkan ion hidroksida (OH) jika dilarutkan dengan air. Sifat basa yaitu pahit
dan licin.
Titrasi merupakan menentukan konsentrasi larutan yang belum diketahui
dengan mencampurkan larutan yang konsentrasinya sudah diketahui. Titrasi asam
basa melibatkan reaksi asam dan basa dan akan terjadi pH larutan yang dititrasi.
Reaksi asam basa berupa penggabungan asam kuat atau lemah dengan basa kuat
atau lemah, seperti asam kuat dicampurkan dengan basa kuat, maka menghasilkan
pH netral, asam kuat dicampurkan basa lemah, maka akan menghasilkan pH di
bawah 7, asam lemah dicampurkan basa kuat, maka menghasilkan pH di atas 7,
dan asam lemah dicampurkan basa lemah, maka ditentukan dengan Ka asam
lemah dan Kb basa lemahnya.

2.2 Indikator Asam Basa


Indikator adalah senyawa kompleks yang mampu bereaksi dengan asam
maupun basa disertai adanya perubahan warna yang sesuai dengan konsentrasi ion
hidrogen dalam proses titrasi (Apriani et al., 2016). Indikator asam basa adalah
asam atau basa organik yang memiliki satu warna jika konsentrasi ion hidrogennya
lebih tinggi daripada suatu harga tertentu dan suatu warna lain jika konsentrasinya
lebih rendah. Pada titrasi asam dengan basa, indikator (asam lemah) akan bereaksi
dengan basa sebagai penitrasi setelah semua asam dititrasi (bereaksi) dengan basa
sebagai penitrasi. Indikator asam basa dapat mengalami perubahan warna yang
dipengaruhi oleh pH. Kini, seperti yang kita ketahui bahwa di laboratorium banyak
memakai indikator sintetis (Apriani et al., 2016), seperti fenolphtalein (PP), metil
orange (MO), metil merah (MM), dan merah fenol (MF) (Yazid dan Muchammad,
2018). Indikator sintetis ini memiliki kekurangan, antara lain harga yang mahal,
serta dampak pada pencemaran lingkungan dengan dihasilkannya limbah bahan
kimia. Namun, terdapat pengganti indikator sintetis, yaitu indikator alami.
Indikator asam-basa dapat dibuat dari bahan alami yaitu dari ekstrak tanaman
tertentu. Beberapa tanaman yang telah digunakan sebagai indikator alami adalah,

2
bunga pukul empat, bunga kana, bunga tapak dara, bunga mata kucing, kenikir,
bunga terompet ungu dan bunga kangkung (Sukemi et al., 2017).

Gambar 1. Contoh Indikator

2.3 Fenolftalein
Fenolftalein atau 3,3-Bis (4-hidroksifenil)-1- (3H)-isobenzofuranon merupakan
senyawa kimia yang sering digunakan sebagai indikator dalam titrasi alkalimetri.
Indikator fenoflatein digunakan sebagai larutan standar. Indikator fenoflatein
memiliki cara kerja, apabila larutan netral tidak berubah warna, sedangkan sudah
mencapai titik akhir akan berubah menjadi warna merah muda. Dengan pH 8 atau
lebih.

Gambar 2. Fenolflatein
BAB III

METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Adapun praktikum kali ini dilaksanakan pada hari Jum’at, 5 November 2021.
Bertempat di rumah saya, di Jalan Haji Muhyin No.91 A, Jaticempaka, Pondok
Gede, Bekasi, Jawa Barat.

3
3.2 Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu, larutan
NaOH 0.1 M, larutan HCl yang tidak diketahui konsentrasinya, indikator
fenolftalein, corong, klem dan statif, buret 50 mL, pipet tetes, gelas ukur 25 mL,
dan labu erlenmeyer 250 mL

3.3 Cara Kerja


Adapun cara kerja pada praktikum kali ini, yaitu
1. Disiapkan buret kering 50 ml dan dipasangkan corong pada bagian mulut
buret.
2. Dimasukan larutan standar NaOH 0.1 M melebihi volume buret.
3. Dibuka kran buret dan dikeluarkan NaOH agar semua bagian buret terisi
NaOH 0.1 M. Dipastikan tidak ada gelembung udara, terutama dibagian
bawah buret.
4. Ditepatkan miniskus NaOH 0.1 M pada buret menjadi 0 m.
5. Dimasukan 25 ml HCl yang konsentrasinya tidak diketahui kedalam labu
erlenmeyer.
6. Ditambahkan 2-3 tetes larutan indikator fenolftalein.
7. Dilakukan titrasi dengan meneteskan NaOH 0.1 M secara perlahanlahan ke
dalam erlenmeyer sampai larutan HCl berubah warna.
8. Dicatat berapa volume larutan standar yang terpakai.
9. Diulangi titrasi secara duplo atau triplo.
10. Ditentukan berapa konsentrasi atau kadar contoh dengan rumus:
V1M1 = V2M2
BAB IV
PEMBAHASAN 4.1 Hasil
1. Tabel Hasil Pengamatan
Titrasi Ke- Volume Larutan Standar Konsentrasi Larutan HCl
(NaOH 0,1M) (mL) (Asam X) (M)
1 15 0,06
2 14 0,056

4
3 17 0,068
Rata-rata 0,061

4.2 Pembahasan
Asam basa merupakan senyawa kimia yang sangat penting dalam praktikum kali
ini. Asam yaitu senyawa masam yang bersifat elektrolit dan jika dilarutkan dengan
air akan menghasilkan ion hidrogen. Basa yaitu senyawa yang menghasilkan ion
hidroksida apabila dilarutkan dengan air. Basa memiliki ciri-ciri seperti pahit, licin,
dan terasa panas apabila terkena kulit. Titrasi asam basa merupakan proses
penentuan reaksi suatu senyawa zat asam basa yang belum diketahui
konsentrasinya dan dilarutkan dengan zat asam basa yang sudah diketahui
konsentrasinya.
Prinsip dalam titrasi asam bas ini yaitu melibatkan reaksi asam dengan basa
sehingga akan terjadi perubahan pH larutan setelah dilakukannya titrasi. Perubahan
pH dalam titrasi asam basa dapat diukur dengan elektrode pada pH meter. Reaksi
dalam asam kuat atau lemah dengan basa kuat atau lemah, seperti apabila asam
kuat dilarutkan dengan basa kuat akan menghasilkan larutan yang netral dengan
pH sama dengan 7, apabila larutan asam kuat dilarutkan dengan larutan basa lemah
akan menghasilkan larutan yang asam dengan pH di bawah 7, apabila larutan asam
lemah dilarutkan dengan basa kuat akan menghasilkan larutan basa kuat dengan
pH di atas 7, dan apabila larutan asam lemah dilarutkan dengan basa lemah akan
dilihat terlebih dahulu yaitu harga Ka asam lemah dan Kb basa lemah.
Dalam praktikum kali ini yang berjudul “Titrasi Asam dan Basa” terdapat
bermacam-macam alat dan bahan yang digunakan seperti, larutan NaOH 0.1 M,
larutan HCl yang tidak diketahui konsentrasinya, indikator fenolftalein, corong,
klem dan statif, buret 50 mL, pipet tetes, gelas ukur 25 mL, dan erlenmeyer 250
mL. Alat dan bahan tersebut memiliki fungsi yang berbeda-beda dalam praktikum
kali ini seperti, fungsi larutan NaOH 0,1 M berfungsi sebagai larutan basa yang
sudah diketahui konsentrasinya, HCl berfungsi sebagai larutan asam yang belum
diketahui konsentrasinya, indikator fenolflatein beerfungsi sebagai indikator
sintetis dalam praktikum titrasi asam basa ini, corong berfungsi sebagai alat bantu

5
untuk memasukan larutan ke dalam buret agar tidak tumpah, buret 50mL
berfungsi sebagai meneteskan larutan NaOH 0,1M, pipet tetes berfungsi untuk
mengambil indikator fenolflatein, erlenmeyer berfungsi untuk HCl ditempatkan,
gelas ukur berfungsi untuk mengukur volume larutan, klem berfungsi untuk
peralatan gelas dan menempel pada statif, dan statif berfungsi untuk menjepit
buret dan corong.
Dalam praktikum kali terdapat cara kerja sebagai berikut, Langkah pertama
yaitu menyiapkan buret lalu pasangai corong di bagian mulut buret, langkah kedua
masukann larutan standar melebihi volume buret, fungsi dari melebihi volume
buret untuk mengeluarkan larutan NaOH agar mencapai skala 0, langkah ketiga
buka kran buret dan keluarkan NaOH untuk memastikan tidak ada gelembung di
bagian bawah buret karena apabila terdapat gelembung maka volume udara akan
tercatat, selanjutnya langkah keempat yaitu tepatkan miskus larutan standar pada
buret menjadi 0 ml karena dalam kalibrasian NaOH yang keluar dari buret harus
dibaca mulai dari skala 0 ml, langkah kelima yaitu masukan HCl ke labu
erlenmeyer agar larutan HCl sebagai larutan yang konsentrasinya belum diketahui,
langkah keenam yaitu tambahkan 2-3 tetes indikator fenolftalein, fenoflatein ini
merupakan indikator yang digunakan dalam praktikum kali ini, langkah ketujuh
yaitu lakukan penetesan hingga HCl terjadi perubahan warna. Berdasarkan
pertanyaan yang ada yaitu HCl tidak berubah warna saat diteteskan indikator
fenolflatein karena HCl merupakan larutan asam kuat, jika diteteskan indikator
fenolflatein ini tidak terpengaruh. Sedangkan, pada larutan NaOH hal ini terjadi
karena apabila indikator fenolflatein diteteskan pada larutan standar basa dengan
konsentrasi besar maka warna akan berubah menjadi merah muda.
Kesalahan yang mungkin akan terjadi dalam praktikum kali ini seperti dalam
proses penetesan titrasi, apabila praktikan belum memahami dengan benar cara
kerja yang ada maka praktikan akan tidak mengerti mengapa HCl tidak berubah
warna saat diteteskan indikator fenolflatein dan NaOH berubah. Selain itu,
kesalahan yang mungkin akan terjadi yaitu volume NaOH pada buret tidak
menunjukkan miniskus 0 ml, hal itu akan menjadi sumber kesalahan karena

6
volume yang dikalibrasi pada buret tidak valid sehingga dalam perhitungan
menentukan konsentrasi yang berbeda.
Analisis data pada tabel di atas dengan data yang sudah diketahui seperti
volume HCl sebesar 25mL, konsentrasi NaOH sebesar 0,1M. Pada titrasi pertama
dengan volume NaOH sebesar 15mL, konsentrasi 0,1M dengan volume HCl
sebesar 25mL dan menghasilkan konsentrasi HCl sebesar 0,06 M. Pada titrasi
kedua dengan volume NaOH sebesar 14mL, konsentrasi 0,1M dengan volume HCl
sebesar 25mL dan menghasilkan 0,056 M konsentrasi HCl, dan pada titrasi terakhir
yaitu titrasi ke-3 dengan volume NaOH sebesar 17mL, konstrasi 0,1M dengan
volume HCl
25mL dan menghasilkan 0,068 M konsentrasi HCl.

7
BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan
Dapat disimpulkan pada praktikum kali ini adalah titrasi merupakan proses
menentukan konsentrasi larutan yang belum diketahui konsentrasinya dengan
mencampurkan suatu larutan yang sudah diketahui konsentrasinya. Titrasi asam
basa ini merupakan menentukan konsentrasi larutan asam basa dengan larutan
asam basa yang sudah diketahui konsentrasinya.
Untuk mengetahui konsentrasi larutan HCl dengan cara menambahkan larutan
NaOH tetes demi tetes melalui alat buret ke larutan HCl. Pentetesan tersebut
dilakukan hingga larutan HCl berubah warna menjadi warna. Pada praktikum kali
ini menggunakan indikator sintetis berupa fenolflatein. Apabila berubah warna
menjadi pink karena larutan tersebut bersifat basa, apabila dengan asam kuat maka
tidak akan berubah warna.

5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan untuk praktikan termasuk diri saya sendiri
yaitu sebelum melakukan praktikum, teliti dalam mempersiapkan alat dan bahan
yang dibutuhkan, jaga keselamatan laboratorium, pahami terlebih dahulu materi
dan langkah-langkah dalam melakukan percobaan agar tidak terjadi kesalahan saat
melakukan percobaan. Lakukan percobaan titrasi dengan teliti karena apabila
terjadi kesalahan sedikit akan mendapatkan hasil yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKA
Apriani, F., Nora, I., dan Lia, D. 2016. Ekstrak Metanol Buah Lakum (Cayratia
trifolia (L.) Domin) sebagai Indikator Alami pada Titrasi Basa Kuat Asam
Kuat. JKK, 5(4): 74-78.
Yazid, E. A., dan Muchammad, M. M. 2018. Potensi Antosianin dari Ekstrak
Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa L.) sebagai Alternatif Indikator Titrasi
Asam Basa. Jurnal Sains, 8 (15): 1-7

8
Sukemi., Usman., Boyfanie, I. P., Widya, P., Nindy, N. R., dan Sela, D. A. P.
2017. Indikator Asam Basa dari Ekstrak Etanol Pucuk Daun Pucuk Merah
(Syzygium oleana), 2(3): 139-144.
Wiryawan, Adam. 2008. Kimia Analitik. Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional.
Wati, Julinda dan Hasby. 2020. ANALISIS AKTIVITAS ANTOSIANIN DARI
BUAH SENGGANI (Melastoma candidum L.), KULIT KOPI (Coffea
arabica L.), DAN UBI JALAR UNGU (Ipomea batatas L.) SEBAGAI
INDIKATOR ASAM BASA. FKIP Universitas Samudra: Pendidikan
Kimia.

9
LAMPIRAN

Lampiran 1. Perhitungan

10
11

Anda mungkin juga menyukai