ESSAY
“ Peranan Sikap Integritas SDM Kesehatan dalam Implementasi Kebijakan Pembangunan
Kesehatan dalam Masa Pandemi COVID-19”
Oleh : Elfira Mayang Damawanti / 25000118120051
Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia sejak Maret 2020 silam menyebabkan
perubahan di berbagai aspek kehidupan, terutama sangat berpengaruh signifikan di aspek
kesehatan masyarakat. Sehingga, pelaksanaan program-program bidang kesehatan kini
terfokus pada penanganan Covid-19. Keberhasilan program-program tersebut tidak terlepas
dari sikap profesional SDM Kesehatan. SDM Kesehatan tersebut mencakup dokter, perawat,
bidan, dan orang ± orang yang bergerak di bidang kesehatan. Perilaku profesional tenaga
kesehatan dicerminkan dari profesionalismenya, enam unsur profesionalisme yang harus
dimiliki adalah alturisme (alturism), akuntabilitas (accountability), keunggulan (exellence),
tugas atau kewajiban (duty), kehormatan dan integritas (honor and integrity), menghormati
orang lain (respect to others). Salah satu unsur penting yang harus dimiliki SDM Kesehatan
yaitu menjunjung tinggi sikap integritas.
Tantangan yang dihadapi SDM Kesehatan akibat adanya pandemi Covid 19 yaitu
dituntut untuk melakukan perubahan, baik dalam hal cara berpikir, cara berperilaku, dan cara
bekerja. Tantangan selanjutnya adalah sikap integritas para SDM Kesehatan dalam
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat ditengah pandemi Covid-19 dan tangguh terhadap
ancaman Covid-19 termasuk dari penyakit yang akan datang. Kesehatan merupakan hal yang
amat strategis dan berperan penting dalam menentukan kesejahteraan penduduk Indonesia.
Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan
Kemenko PMK Agus Suprapto menyampaikan, situasi pandemi Covid-19 membutuhkan
kemitraan berbagai pihak dan kesiapan sumber daya manusia pendukungnya dalam
memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik bagi masyarakat ditengah pandemi Covid-19.
Terdapat beberapa kasus yang mendominasi korupsi di sektor kesehatan yaitu terkait
pengadaan, baik alat kesehatan maupun sarana dan prasarana. Salah satu contoh bentuk
kurangnya sikap integritas SDM Kesehatan di Indonesia yaitu kasus dugaan korupsi pengadaan
ambulans yang dilakukan Dinkes Kalimantan Barat. Hal ini terjadi karena pengadaan ambulans
yang semestinya berstandar transport infections untuk mendukung penanganan Covid-19 itu
justru tidak memenuhi spesifikasi. Seharusnya ambulans ini khusus untuk infeksius yang bisa
digunakan untuk layanan vaksin oleh para tim tenaga kesehatan. Bantuan ambulan yang
diserahkan kali ini bukan untuk pengantaran jenazah, melainkan diperuntukan untuk
menjemput mereka yang positif. Dimana orang yang terkonfirmasi tidak boleh dijemput
dengan mobil sembarangan harus dengan ambulan standar yang ada oksigen dan lainnya di
dalamnya.
Bantuan ambulans yang telah dihibahkan kepada 11 kabupaten, dan satu kota di Kalbar
itu diserahkan pada Senin, 30 Agustus 2021 menelan anggaran Rp10.322.880.000 tidak
dilakukan sesuai mekanisme tender, seperti diatur dalam :
Kurangnya sikap integritas SDM Kesehatan dalam kasus ini menunjukkan betapa
pentingnya SDM Kesehatan yang menjunjung tinggi nilai kebermanfaatan, keinginan
menolong, dan keberanian menerima risiko sehingga memiliki daya tahan terhadap bujukan
maupun dorongan untuk melakukan korupsi. Pada dasarnya tindakan tidak berintegritas
memberikan konsekuensi dan kerugian yang begitu besar. Hal ini mengingatkan pada SDM
Kesehatan akan pentingnya integritas dalam setiap tindakan yang akan dilakukan. Budayakan
integritas di sektor kesehatan. Mulai dari pemangku kebijakan hingga sebarkan semangat
integritas kepada SDM Kesehatan yang lainnya.
Upaya pencegahan korupsi di sektor kesehatan amat penting dan mendesak, karena
dampak yang ditimbulkan oleh tindakan korupsi jauh lebih luas dibandingkan bidang lain.
Sektor kesehatan memiliki karakteristik tersendiri yang unik, dengan faktor-faktor risiko
seperti asimetri distribusi informasi, ketidakpastian mekanisme pasar, dan besarnya
pengeluaran publik, serta kompleksitas lain yang menyebabkan rawannya tindakan korupsi.
Dalam mengantisipasi adanya penyelewengan anggaran pengadaan sarana kesehatan
pentingnya dilakukan transparansi dan akuntabilitas di tengah pandemi Covid-19. Untuk itu,
perlu adanya pengawasan yang serius. Pengawasan lemah membuka peluang dana atau
anggaran untuk membantu masyarakat diselewengkan. Tidak terkecuali, bantuan sarana seperti
ambulans dan alat kesehatan lainnya. Dana yang seharusnya diberikan ke masyarakat jangan
sampai beralih atau dikorupsi. Korupsi di masa Covid-19 berpotensi membuat Indonesia
semakin melenceng dalam mencapai tujuan SDGs atau pembangunan keberlanjutan yang
merupakan cetak biru untuk menciptakan masa depan yang lebih adil bagi semua.
Referensi
Putri, E. S. I., Afandi, D., & Fidiawati, W. A. (2014). Perilaku Profesional Tenaga Kesehatan
pada Pelayanan Kesehatan Primer Puskesmas Pelalawan Kabupaten Pelalawan
Tahun 2013 (Doctoral dissertation, Riau University).
Riastri, A. B. (2020). Kinerja Tenaga Kesehatan Di Era Pandemi Covid-19 Ditinjau Dari
Perceived Stigma Dan Pengetahuan Tentang Corona Virus Dengan Kecemasan
Sebagai Variabel Intervening (Doctoral dissertation, Universitas 17 Agustus 1945
Surabaya).
Kiwi. Jaksa Usut Dugaan Korupsi Ambulans, Lelang Mendadak Dibatalkan jadi PL. Tersedia
pada tanggal 11 Oktober 2021. Diakses tanggal 25 Oktober 2021 pada :
https://www.suarapemredkalbar.com/read/ponticity/11102021/jaksa-usut-dugaan-
korupsi-ambulans-lelang-mendadak-dibatalkan-jadi-pl#