Anda di halaman 1dari 21

BENTUK SAPAAN DALAM BAHASA MELAYU DIALEK SATUN,

THAILAND SELATAN
(FORMS OF GREETING IN MALAY LANGUAGE, SATUN DIALECT,
SOUTH THAILAND)

Sumaiyah Menjamin

Jabatan Bahasa Melayu


Universiti Fatoni, Pattani, Thailand
Pos-el: mawarjnh@gmail.com

Diterima: Februari 2017; Direvisi: 17 Oktober 2017; Disetujui: 23 Oktober 2017

Abstract

This study aims at describing the forms of addressing in Satun Dialect of Malay Language. This research is a
descriptive field study of the terms of address in Satun dialect of Malay language in Southern Provinces of
Thailand. The collected data are the forms of address used by community using Satun dialect of Malay
language. The data were obtained from the interviews, literature study, etc., related to the terms of address in
Satun dialect of Malay language. Data were collected by using Observational method or simak libat cakap
method and interview. The data were analyzed by using referential identity method and contextual method. The
findings are first, the terms of address obtained from the analysis can be categorized into three categorizations
such as a) 23 monomorphemic forms, b) 29 polymorphemic forms, c) 4 phrase’ forms.The forms are changeable
due to social factors. It is recommended that the addressing forms are used in daily life. It is also recommended
to the upcoming research in the BMDSTS topic to improve and to investigate the research deeper.

Keywords: terms ofaddress,Satun Dialect of Malay Language

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk sapaan dalam bahasa Melayu dialek Satun Thailand
Selatan. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang bersifat deskriptif tentang sapaan BMDSTS. Data
yang dikumpulkan merupakan bentuk-bentuk sapaan yang digunakan oleh masyarakat yang menggunakan
bahasa Melayu dialek Satun. Data dikumpulkan dengan menggunakan metode observasi atau simak libat cakap
dan wawancara serta dianalisis dengan menggunakan metode padanreferensial dan metede kontekstual. Hasil
kajian ini adalah bentuk sapaan yang sering digunakan adalah bentuk sapaan dalam ranah kekerabatan keluarga,
ranah keagamaan, dan ranah kemasyarakatan. Ranah yang paling sedikit digunakan adalah ranah pendidikan.
Sapaan yang ada di masyarakat BMDSTS tidak ada yang absolut, tetapi dapat diubah dan dipengaruhi oleh
faktor-faktor sosial.

Kata kunci: sapaan, bahasa Melayu dialek Satun

1. Pendahuluan Melayu di Thailand dapat ditemui secara


Bahasa Melayu dialek Satun luas hanya di lima provinsi yang terletak di
merupakan salah satu bahasa daerah di Thailand Selatan dan yang berbatasan
Provinsi Satun yang digunakan oleh dengan Malaysia, yaitu: Pattani, Yala,
masyarakat Satun dan berasal dari rumpun Narathiwat, Songkhla, dan Satun. Bahasa
Austronesia. Masyarakat yang berbahasa Melayu yang ada di provinsi Pattani, Yala,
63
64|Mabasan, Vol. 11 No. 1, Januari—Juni 2017: 63—83

Narathiwat dan Songkhla berbeda dengan dengan “Mukim Satul” karena perjanjian
bahasa Melayu di provinsi Satun. Mada-o Bangkok Treaty atau Anglo-Siamese Treaty
Puteh (2011) dalam tulisannya pada tahun 1909. Dalam pertukaran
menyatakan: wilayah, Britania menyerahkan kota
“Ada pun bahasa Melayu di Songkhla, Yala, Pattani, dan Narathiwat
Thailand ini terbagi pada 2 dialek,
kepada Siam (Thailand) dan Britania
sebahagian lebih cenderung ke
dialek Kelantan dan sebahagian mendapatkan Kuala Kedah, Klantan, dan
yang lain lebih ke dialek Kedah
Terangganu. Perlis dan Satun adalah
(Malaysia). Selain dari Selatan Thai
juga masih terdapat daerah yang sebagian dari Kuala Kedah. Perlis dibagi
berbahasa Melayu seperti di
kepada Britania dan Satun kepada Siam.
wilayah Pathumtani (dekat dengan
kota Bangkok) dimana di daerah Karena mayoritas penduduknya adalah
tersebut kadang orang-orang yang
bangsa Thai, Satun pada mulanya
lansia (lanjut usia) juga tidak dapat
berbicara dalam Bahasa Thai. dimasukkan bersama Phuket dan pada
Mereka senantiasa menggunakan
tahun 1925 dimasukkan dalam provinsi
bahasa Melayu dalam
berkomunikasi harian.” Dengan Nakhon Sri Thammarat. Satun mulai diatur
informasi ini kita dapat memahami
secara mandiri pada tahun 1933 (tri.chula,
bahwa di Thailand bukan hanya 5
wilayah yang penduduknya dapat 2017).
berbicara dalam bahasa Melayu,
Dewasa ini, Satun merupakan salah
bahkan masih banyak daerah lain
yang penduduknya masih satu dari empat provinsi di Thailand yang
menggunakan bahasa ibu yaitu
mayoritas penduduknya beragama Islam:
bahasa Melayu dalam komunikasi
sehari-hari”. 67,8% adalah Muslim, 31,9% adalah
penganut Buddha, dan lain-lain. Jumlah
Satun merupakan sebuah provinsi di
warga 9,9% yang beretnik Melayu.
Thailand Selatan yang terletak di
Kebahasaan dan kebudayaan Satun hampir
Semenanjung Malaysia dan berbatasan
mirip dengan negeri Kedah Darul Aman
dengan laut Andaman sebelah barat
Malaysia. Sebanyak 80% masyarakat di
Thailand. Luas wilayahnya 2,478.997
Provinsi Satun menggunakan bahasa Thai
kilometer persegi. Provinsi ini terletak di
dan 20% bahasa Melayu dialek Satun atau
garis bujur 6.4 sampai 7.2 derajat utara dan
dikenal dengan bahasa Melayu Kedahbagi
garis lintang 99 sampai 100 derajat timur.
beberapa kecamatan di Kabupaten Muang
Provinsi Satun berbatasan dengan Provinsi
Satun. Satun terbagi atas 7 kabupaten, 36
Trang di sebelah utara, Provinsi Songkhla
kecamatan, dan 257 kampung. Bagi
di sebelah timur dan Kuala Perlis Malaysia
penduduk Satun, bahasa Melayu
di sebalah selatan. Satun juga dikenal
merupakan bahasa yang berperan penting
dalam kehidupan mereka, sama pentingnya mengerti dan tidak memiliki kepedulian
dengan bahasa Thai. Oleh karena itu, yang tinggi terhadap kebudayaannya
bahasa Melayu dapat melambangkan jati sendiri yang salah satunya adalah sapaan.
diri orang Melayu di kawasan tersebut. Mereka tidak memiliki latar belakang
Dengan hal ini, bahasa Melayu di kawasan pengetahuan mengenai sistematika
tersebut memainkan peranan penting dalam penggunaan sapaan yang baik dan benar
berbagai aspek, terutama dalam kehidupan karena sapaan memiliki tingkatan
sehari-hari, pendidikan, agama, dan lain- khususnya pada ranah silsilah kekerabatan
lain. keluarga. Sapaan dalam BMDSTS sangat
Masyarakat Satun yang bervariasi seperti sapaan untuk silsilah
menggunakan bahasa Melayu adalah kekerabatan keluarga misalnya, sapaan
masyarakat muslim yang berketurunan long atau wo digunakan untuk menyapa
Melayu. Meraka tinggal di beberapa anak pertama dari nenek (paman), cik
kecamatan di Provinsi Satun, seperti digunakan untuk menyapa anak bungsu
Kecamatan Chebilang, Tammalang, dari nenek. Selain itu, adanya fenomena
Tanyongpauh, Bankhuan, Kuankhan, Pu- mengenai akan dimulainya sebuah gerakan
yu, dan Chalung. Dewasa ini, masyarakat menyeluruh di seluruh wilayah ASEAN
Satun hanya sedikit yang menggunakan yang akan dikenal sebagai komunitas
bahasa Melayu karena terpengaruh oleh ASEAN 2015 pada tahun 2015 dan bahasa
bahasa Thai, tetapi bahasa Melayu dialek Melayu merupakan salah satu bahasa yang
Satun tetap digunakan dan dilestarikan oleh akan digunakan di dalam komunitas
masyarakat Melayu. Sapaan bahasa Melayu tersebut. Komunitas ASEAN adalah bentuk
dialek Satun masih digunakan oleh integrasi ASEAN yang lebih mendalam
masyarakat penuturnya dalam kehidupan dengan cakupan bidang kerjasama yang
sehari-hari. Jadi, peneliti tertarik untuk luas dengan menggunakan kesepakatan
meneliti sapaan apa saja yang ada di satu bahasa. Karenanya, belakangan ini
masyarakat Satun. Alasannya adalah bahasa Melayu mulai menggeliat dan mulai
peneliti ingin melestarikan penggunaan mendapatkan kedudukannya kembali di
bahasa Melayu di kalangan masyarakat, tengah-tengah masyarakat, baik itu
khususnya mengenai sapaan. Sapaan masyarakat Melayu itu sendiri maupun
merupakan bagian pembukaan dari sebuah masyarakat lainnya.
percakapan antara penutur dengan mitra Berdasarkan latar belakang yang
tutur. Dewasa ini, generasi baru dalam telah dikemukakan di atas, rumusan
masyarakat Satun banyak yang sudah tidak masalah yang dibahas dalam penelitian ini
66|Mabasan, Vol. 11 No. 1, Januari—Juni 2017: 63—83

adalah bagaimanakah bentuk sapaan dalam Inggris mempunyai sistem kata you,
bahasa Melayu dialek Satun Thailand Bahasa Perancis tu dan vous, Bahasa
Selatan. Jerman du dan Sie, bahasa Indonesia
mempunyai kata-kata persona kedua yang
2. Kerangka Teori sangat banyak yang meliputi nama diri,
Penelitian sosiolinguistik selalu kata ganti, kata-kata, seperti Anda, istilah
memperhitungkan pemakaian bahasa dalam kekerabatan seperti Bapak, Ibu, Saudara,
masyarakat yang dipengaruhi oleh faktor- dan sebagainya; dan bahasa Jawa
faktor sosial tertentu, seperti usia, jenis mempunyai kata-kata yang bersangkutan
kelamin, status sosial, dan sebagainya. dengan unggah-ungguh (Kridalaksana,
Penelitian tentang sapaan dalam bahasa 2008:248).
Melayu dialek Satun ini menggunakan teori 2.1 Sapaan
sosiolinguistik. Sapaan adalah sebuah bentuk dalam
Wardhaugh (1988) dalam bukunya pemakaiannya untuk awal berkomunikasi,
“An Introduction to Sociolinguistics” telah berinteraksi dengan sesama penutur dan
menguraikan secara rinci tentang pemilihan bentuk yang digunakan untuk menyapa
pronomina tu-vous (T/V), penggunaan seseorang, cara untuk menghormati kepada
tentang penamaan atau kata-kata sapaan, sesama agar lebih akrab dan dikaitkan
seperti title (T), nama pertama (FN), nama dengan norma dan budaya dalam
akhir (LN). Dikatakan bahwa perbedaan masyarakat. Kridalaksana (dalam
pemilihan bentuk-bentuk itu dapat Rusbiyantoro, 2011:60) menyatakan bahwa
menujukkan adanya hubungan solidaritas, semua bahasa mempunyai bahasa tutur
kekuasaan, jarak, respek, dan keakraban sapa, yakni sistem yang mempertautkan
antara kedua penyapa dan tersapa. seperangkat kata-kata atau ungkapan yang
Keragaman bahasa yang dipakai untuk menyapa para pelaku dalam
mencerminkan keragaman masyarakat suatu peristiwa bahasa. Oleh karena itu,
dapat terlihat pada salah satu segi bahasa bahasa merupakan salah satu alat untuk
yang dinamakan tutur sapa. Pertuturan menyampaian maksud dari yang menyapa
yang ditujukan kepada orang tertentu kepada orang yang disapa, baik secara lisan
dengan kata tertentu yang bersangkutan maupun tertulis dalam bentuk perangkat
dengan status dalam hubungan antara kata-kata (bandingkan dengan Anwar,
pembicara dan orang tadi. Tiap bahasa 1990:46).
mempunyai sistem tutur sapa yang khas. Pada penelitian Nanthikan (2011)
Untuk menunjuk persona kedua, bahasa dalam Usage of Terms of Address with
Unfamiliar Address, dinyatakan bahwa pada hubungan kekeluargaan, misalnya
pronomina adalah sejenis sapaan karena adik, kakak, bapak, paman. Kedua istilah
pronomina adalah kata yang digunakan tersebut, akan digunakan peneliti untuk
untuk merujuk pada pengirim dan memahami dan menggambarkan bentuk
penerima. Dan dapat juga digunakan untuk sapaan dalam bahasa Melayu dialek Satun
kata ganti orang kedua. Thailand Selatan.
Bentuk sapaan dalam setiap bahasa Disisi lain, beberapa ahli bahasa
memiliki banyak variasi bergantung pada mencoba membedakan antara sapaan,
komponen tutur dan tingkat sosial salam dan panggilan. Chaika (dalam
masyarakat pengguna bahasa itu. Bentuk Nadaraning, 2012:13) menjelaskan
sapaan dalam bahasa Melayu dialek Satun perbedaan antara panggilan (summon),
yang berupa morfem misalnya hang salam (greeting), dan sapaan (address).
‘kamu’, berupa kata misalnya abang, Menurutnya, sapaan hampir selalu
kakak, dan berupa frasa contohnya tok digunakan untuk menyatakan kekuasaan
neban ‘lurah’. dan kebersamaan. Sapaan acapkali
“Dalam bahasa Jawa, variasi bentuk merupakan bagian dari salam. Salam
sapaannya lebih banyak di
(greeting) adalah suatu ungkapan yang
bandingkan dengan bahasa
Indonesia. Misalnya untuk menyapa digunakan untuk mengawali dan
O2 (anda) yaitu kowe dipakai
mengakhiri suatu interaksi verbal. Salam
variasi kowe, sampeyan, njenengan,
panjenengan, dan nandalem. Hal ini memiliki bentuk yang sangat bervariasi
terjadi karena bahasa Jawa
bergantung pada suasana batin orang yang
mempunyai undha-usuk atau
tingkat-tingkat pemakaian bahasa memberi salam. Sementara itu, panggilan
dengan “melihat” siapa O2”
adalah suatu ungkapan yang biasanya
(Kusumaningsih, 2004).
digunakan untuk menarik perhatian
Dalam pembahasan, sapaan seseorang. Biasanya panggilan dilanjutkan
memilikidua istilah yang sangat penting dengan percakapan dan ditandai dengan
dan berbeda, yaitu term of address (istilah intonasi naik. Senada dengan itu,
sapaan) dan term of reference (istilah Sulistyowati (1998:7) menerangkan bahwa
kekerabatan). Sumarsono dan Partana perbedaan antara salam, sapaan dan
(2002:23) menjelaskan sapaan mengacu panggilan adalah pada potensi
pada bagaimana kita menyapa atau keberulangan atau kerepentitifannya.
memanggil orang-orang dalam keluarga, Menurutnya, sapaan dan salam biasannya
misalnya tante, bi untuk adik bapak ibu. disampaikan dengan jarak yang relatif
Sedangkan istilah kekerabatan mengacu dekat (penutur dengan mitra tutur berada
68|Mabasan, Vol. 11 No. 1, Januari—Juni 2017: 63—83

pada posisi saling berhadapan atau kata nama yang digunakan di tempat kata
bersemuka), sedangkan panggilan biasanya ganti nama dengan meletakkannya selepas
disampaikan oleh penutur untuk menarik nama kekeluargaan, terutamanya untuk
perhatian mitra tutur, diucapkan dengan mengeratkan pertalian dari segi faktor
intonasi naik, dengan jarak yang relatif umur, status, jenis kelamin, pertalian darah
agak berjauhan, dan disertai dengan dan ikatan perkawinan.
tindakan dari mitra tutur. Sistem sapaan yang digunakan di
Panggilan biasanya digunakan dalam masyarakat berbeda tergantung pada
dengan intonasi suara yang lebih tinggi dan budaya lokal. Istilah ini dikenal dengan
keras daripada yang biasa digunakan address terms. Beberapa bangsa ada yang
karena faktor jarak yang agak jauh antara menggunakan sapaan umum, gelar adat,
pembicara dan pendengar. Kridalaksana dan lain-lian. Oktavianus dan Ike Revita
(2008:171) medefinisikan bahwa panggilan (2013:66) menjelaskan bahwasapaan
(call, vocative) kalimat minor bukan klausa merupakan sebuah bentuk lingual yang
berupa nama, gelar, atau pangkat orang dapat memarkahi kesantunan berbahasa.
yang dipanggil, benda yang dibawa, seperti Tuturan tanpa sapaan diibaratkan seperti
Wati!, Saudara Ketua!, Becak! Dalam pohon tanpa daun, tidak ada keteduhan dan
bahasa berkasus, sering ditandai dengan ketenangan hati tatkala mendengar
kasus vokatif; mis. L. Et tu, Brute! ‘Dan seseorang menyapa tanpa sapaan.
engkau, Brutus!’, salam (greeting) kalimat Dalam lingkungan manapun, ketika
minor berupa klausa atau buka, bentuknya seseorang dihadapkan pada struktur
tetap, yang dipakai dalam pertemuan antara hirarkis, ada sapaan-sapaan tertentu yang
pembicara untuk memulai percakapan, harus dipahami. Setiap orang yang berada
minta diri, dsb.; mis. Selamat!, apa kabar?, di bagian bawah hirarki akan mengurangi
dsb, dan sapaan (Address) morfem, kata, perbedaan status dari orang yang berada di
atau frase yang digunakan untuk saling atas, namun sebaliknya orang yang berada
merujuk dalam situasi pembicaraan dan di bagian atas hirarki akan tetap
yang berbeda-beda menurut sifat hubungan memperbesar perbedaan itu. Setiap anggota
antara pembicara. Dalam kajian ini, peneliti kelompok hirarki menggunakan istilah
tidak berupaya membedakan antara sapaan tertentu, misalnya kelompok di
panggilan, salam, dan sapaan sebagaimana bagian bawah hirarki lebih menyukai
Nimmanupap (1994:46) dalam ‘Sistem istilah-istilah yang menunjukkan
panggilan Bahasa Melayu dan Bahasa keakraban, sedangkan kelompok atas
Thai’. Bentuk sapaan menurutnya adalah memilih menggunakan istilah-istilah
formal. Dari hasil-hasil penelitian ada penggunaan sama sekali tetapi antar
mengenai istilah sapaan ini, diajukan penutur dan lawan tutur saling tahu.
hipotesis bahwa istilah-istilah tersebut Wijana (1991:4--5) menjelaskan
selalu berhubungan. Hubungan tersebut bahwa sapaan dalam bahasa Indonesia
melingkupi status sosial seseorang, tingkat dapat diklasifikasi menjadi tujuh kategori
keakraban, istilah yang bertingkat, dan yaitu pronomina, hubungan kekeluargaan,
struktur sosial masyarakat. hubungan pekerjaan, adjektiva,
“Bentuk sapaan paling berarti bagi transportasi, persahabatan, dan hubungan
menunjukkan perbezaan jantina dan
keagamaan. Penggunaan sapaan dalam
umur (dan juga status). Bukan
sahaja penting untuk seseorang itu bahasa komunikasi sehari-hari seperti
memanggil bapa saudara dan emak
berikut: 1) Kamu, sekarang mau ke mana?;
saudara dengan nama panggilan
kekeluargaan yang sesuai, tetapi 2) Bapak, kapan ibu pulang?; 3) Becak, ke
ditambahkan juga bentuk akhiran
Gondomanan berapa?; 4) Ali, kamu kok
yang menunjukkan urutan
(mengikut umur dan jantina) dalam lama tidak kelihatan?; 5) Sayang, nanti
hierarki kekeluargaan, pada kedua-
malam kita ke mana?; 6) Hai teman-teman,
dua belah bapa dan ibu” Noor
Azlina (dalam Nimmanupap: ke mana saja kita ini?; dan 7) oh Tuhan,
1994:46).
ampunilah hambamu ini.
Vu Trung Hieu (dalam Pateda (1987: 69--70) menjelaskan
Kridalaksana, 2012:173) menggolongkan bahwa dalam bahasa Gorontalo, kata
kata sapaan menjadi sembilan jenis sebagai sapaan dapat dibagi atas delapan kategori,
berikut: (1) kata ganti, kata ganti meliputi yakni: (1) kata sapaan berdasarkan warna
kata kata ganti orang pertama: aku, saya, kulit, misalnya: maputi ‘mak putih’;
kata ganti orang kedua: engkau, kamu, dan (2) kata sapaan berdasarkan telah menikah,
kata ganti orang ketiga: dia, merek; misalnya: tilei Patima, timei Johan;
(2) nama diri, misalnya: Astuti, Bambang; (3) kata sapaan berdasarkan besar kecilnya
(3) istilah kekerabatan, misalnya ayah, ibu, badan, misalnya: kada’a ‘kakak yang besar
adik, dsb; (4) gelar dan pangkat, misalnya: badannya’; (4) kata sapaan berdasarkan
dokter, guru; (5) bentuk pe + V dan kata tinggi rendahnya badan, misalnya: katinggi
pelaku, misalnya: pendengar, penonton; (6) ‘kak tinggi’; (5) kata sapaan berdasarkan
bentuk N + ku, misalnya: kekasihku, orang ke berapa di antara mereka
anakku, idolaku; (7) dieksis atau kata bersuadara, misalnya: kadua ‘kakak yang
penunjuk, misalnya: situ; (8) kata benda kedua’; (6) kata sapaan hubungan
lain, misanya: tuan, nyonya, bung, gus; dan kekerabatan, misalnya: papa ‘ayah’, mama
(9) ciri zero atau nol, ciri zero berarti tidak ‘ibu’; (7) kata sapaan sebagai panggilan
70|Mabasan, Vol. 11 No. 1, Januari—Juni 2017: 63—83

kesayangan, misalnya: no’u ‘gadis’, uti mempertahankan harga diri, mengurangi


‘laki-laki’; dan (8) kata sapaan karena mengancam harga diri yang tidak
pekerjaan, keahlian, atau pangkat, diinginkan di dalam interaksi dan terkait
misalnya: guru, Pak Camat. kepada kontekstualitas, pendidikan,
Mengingat hal tersebut, kekuasaan, budaya, dan istilah yang lebih
sosiolinguistik memandang bahasa sebagai dianjurkan oleh sapaan’.
sistem sosial komunikasi serta merupakan Menurut Prasithrathsint dan
bagian dari masyarakat dan kebudayaan Tingsbadh (1985) yang dipetik oleh
tertentu. Dari uraian di atas, dapat Sumalee Nimmanupap (1994), bahasa
disimpulkan bahwa kata sapaan bahasa sapaan ialah penggunaan sesuatu perkataan
Melayu dialek Satun di Thailand Selatan yang merujuk pada orang yang disapa.
sebagai sebuah tinjauan sosiolinguistik Walaupun bahasa dicipta sewenang-
merupakan kajian yang bersifat wenang (arbitrari), namun bentuk sapaan
interdisipliner yang mengkaji masalah- atau panggilan yang digunakan tidak
masalah pola penggunaan sapaan sewenang-wenang. Penggunaan kata
kekerabatan dalam hubungan dengan sapaan adalah bergantung pada ikatan dan
aspek-aspek sosial, situasional, dan budaya. hubungan sosial penutur dengan pendengar.
Aspek di luar kebahasaan yang menentukan Dari uraian di atas, dapat dijelaskan
pemilihan bentuk sapaan adalah berupa bahwa sapaan adalah kata, morfem atau
faktor-faktor sosial, seperti status sosial, frasa yang digunakan untuk menyapa,
umur, jenis kelamin, kekerabatan, menegur, atau menyebut orang kedua.
keakraban, tingkat keformalan dan status Orang kedua yaitu orang yang diajak bicara
perkawinan (Wijana, 1991:2). secara langsung dalam peristiwa tutur.
Brown & Levinson (dalam Emalia
Iragiliari, 2012:11) menjelaskan: “the use 3. Metode Penelitian
of forms of address as expression of Penelitian ini adalah penelitian
politeness is needed in order to fulfill face kualitatif deskriptif dengan pendekatan
needs, decrease face threats in the sosiolinguistik. Metode kualitatif dilakukan
interaction and related it to the karena penelitian ini menggunakan
contextuality of age, education, power, deskripsi, bukan melalui perhitungan
culture, and preferred terms of address.” statistik atau kuantitatif. Selain itu,
‘Pendefinisian penggunaan bentuk sapaan penelitian ini menggunakan metode
sebagai ekspresi kesopanan diperlukan deskriptif, yaitu semata-mata berdasarkan
untuk memenuhi kebutuhan untuk fakta nyata atau fenomena yang memang
secara empiris hidup pada penuturnya orang tua kakek atau nenek, serta
sehingga yang dihasilkan atau yang dicatat untuk menyapa orang yang lebih
berupa pemerian bahasa yang biasa tua umurnya yang sebaya dengan
dikatakan sifat seperti potret (Sudaryanto, kakek atau nenek.
1988:62). 3) Nenek
Penelitian ini diadakan di Thailand Sapaan tok digunakan untuk
Selatan, yaitu Kabupaten Muang Provinsi nenek. Sapaan ini juga bisa
Satun dengan sasaran penelitian sapaan digunakan untuk orang yang lebih
dalam bahasa Melayu dialek Satun di tua umurnya yang sebaya dengan
Kecamatan Tanyongpauh, Chebilang, dan nenek.
Chalung. Lokasi ini dipilih karena bahasa 4) Orang Tua Laki-Laki
Melayu dialek Satun membentuk situasi Kandung
kebahasaan informasi yang dapat diperoleh Sapaan ayoh, pok, abah, abi
di lokasi dan dapat menggambarkan digunakan untuk menyapa orang
perilaku kebahasaan serta sikap dan tua laki-laki. Beberapa bentuk
pandangan para informan dalam situasi sapaan seperti abah dan abi
formal dan informal. berasal dari bahasa asing yaitu
bahasa Arab. Bentuk sapaan abah
5. Hasil dan Pembahasan dan abi oleh penutur di dalam
5.1 Bentuk Sapaan BMDSTS keluarga yang beragama Islam dan
a. Monomorfemis taat dalam menjalankan kehidupan
1) Orang Tua dari Orang Tua agamanya atau yang profesi
Kakek dan Nenek sebagai guru agama.
Bahasa Melayu Dialek Satun 5) Orang Tua Perempuan
Thailand Selatan (BMDSTS) Kandung
mempunyai sapaan nyang atau Sapaan mok, ummi, no digunakan
monyang untuk menyapa orang tua untuk menyapa orang tua
dari orang tua kakek atau nenek. perempuan. Beberapa bentuk
Dalam bahasa Indonesia, sapaan sapaan seperti ummi dan no
ini sama dengan piut. berasal dari bahasa asing yaitu
2) Orang Tua Kakek dan Nenek bahasa Arab. Bentuk sapaan ummi
Sapaan nek, tok nek memiliki dan no oleh penutur di keluarga
makna buyut dalam bahasa yang beragama Islam dan taat
Indonesia. Sapaan untuk menyapa dalam menjalankan kehidupan
72|Mabasan, Vol. 11 No. 1, Januari—Juni 2017: 63—83

agamanya atau yang profesi laki-laki dan perempuan.


sebagai guru agama. Khusus Kebanyakan dalam BMDSTS
bentuk sapaan no, hanya beberapa digunakan dik dan diikuti dengan
penutur yang menggunakan nama diri.
sapaan ini. Bentuk sapaan no 10) Sepupu
awalnya dari kata ibunda tetapi Sapaan dik digunakan untuk
lama kelamaan menjadi no. menyapa sepupu laki-laki dan
6) Kakak Laki-Laki dan Kakak perempuan. Kedua sapaan ini
Perempuan merupakan anak dari adik orang
Sapaan abang atau bang memiliki tua. Penutur tetap menyapa dengan
makna kakak laki-laki dan kakak, dik dan dapat diikuti dengan nama
kak, kok. Sapaan tersebut biasanya diri. Sapaan tersebut tetap disapa
digunakan untuk menyapa secara dik walau usianya lebih tua dari
tidak lansung atau sebagai acuan penutur.
dalam suatu perbincangan dan 11) Anak kandung, Cucu, dan
secara lansung. Kedua sapaan ini Cicit
juga untuk menyapa orang yang Sapaan untuk anak kandung, cucu,
lebih tua atau sebaya dengan dan cicit itu biasanya dalam
kakak. bentuk sapaan dengan nama diri
7) Adik atau nama timangan. Nama diri
Sapaan adik digunakan untuk merupakan nama yang diperoleh
menyapa adik kandung dan seseorang ketika lahir, seperti
menyapa orang lebih muda usinya. Hamid, Yamilah, Amin, dan lain-
8) Kakak Ipar Laki-Laki dan lain. Nama timangan merupakan
Perempuan nama yang biasanya disapa oleh
Sapaan bang digunakan untuk keluarga atau orang dekat, seperti
kakak ipar laki-laki dan sapaan kakak, abang, adik dan lain-lain.
kak untuk sapaan kakak ipar 12) Suami dan Istri
perempuan. Selain itu dapat Sapaan abang, pok hang, atau
didampingkan dengan nama diri. bang digunakan untuk menyapa
9) Adik Ipar Laki-Laki dan suami dan sapaan untuk istri di
Perempuan masyarakat BMDSTS biasa
Sapaan dik atau nama diri menyapa seorang istri dengan
digunakan untuk sapaan adik ipar
menggunakan nama diri, seperti ustazah digunakan untuk
Rohani, Fatimah. perempuan. Kata ustaz berasal dari
13) Bapak Guru atau Ibu Guru bahasa Arab. Kedua bentuk sapaan
Sapaan gu-u biasanya digunakan tersebut dapat diikuti dengan nama
untuk menyapa secara tidak diri.
lansung atau sebagai acuan dalam 16) Camat (Ketua Kampung)
suatu perbincangan, sedangkan Sapaan tok pengulu atau
untuk menyapa langsung kammanan digunakan untuk
digunakan sapaan gruu. Bentuk menyapa ketua kampung.
sapaan gruu berasal dari bahasa Posisinya lebih tinggi daripada
Thai. Sifatnya umum, sapaan ini lurah atau ketua desa. Kammanan
dapat digunakan untuk menyapa berasal dari bahasa Thai.
jenis kelamin laki-laki dan 17) Dokter
perempuan. Sapaan mo atau bomo digunakan
14) Dosen menyapa secara langsung dan
Sapaan acan biasanya digunakan tidak langsung atau acuan dalam
untuk menyapa secara lansung suatu perbincangan untuk dokter,
atau sebagai acuan dalam suatu baik laki-laki maupun perempuan.
perbincangan. Bentuk sapaan acan Mo berasal dari bahasa Thai.
berasal dari bahasa Thai. Sifatnya 18) Polisi
umum, sapaan ini dapat digunakan Sapaan mato-mato digunakan
untuk menyapa jenis kelamin laki- untuk menyapa polisi secara tidak
laki dan perempuan. langsung atau sebagai acuan dalam
15) Guru Agama suatu perbincangan, sedangkan
Sapaan cekgu, ustaz, dan ustazah untuk menyapa langsung
biasanya digunakan untuk digunakan sapaan dalam bahasa
menyapa guru yang mengajar Thai yaitu tam ruad. Mato-mato
agama. Bentuk sapaan cekgu berasal dari kata mata.
sifatnya umum, dapat digunakan 19) Orang dari Keturunan
untuk menyapa jenis kelamin laki- Kekerabatan Raja
laki dan perempuan. Tetapi, Sapaan tengku, ku, dan wan
bentuk sapaan ustaz digunakan digunakan untuk menyapa orang
untuk menyapa guru yang jenis yang dari keturunan raja. Namun,
kelamin laki-laki dan untuk sapaan sapaan tersebut memiliki tingkatan
74|Mabasan, Vol. 11 No. 1, Januari—Juni 2017: 63—83

yang berbeda. Sapaan tengku menyapa orang yang lebih muda


digunakan untuk menyapa orang atau akrab karena jika sesorang
yang berpotensi menjadi raja atau menggunakan sapaan hang
yang memiliki hubungan darah terhadap orang yang lebih tua atau
lansung dengan raja. Sapaan ku memiliki status sosial lebih tinggi
digunakan untuk orang yang kedua itu tidak sopan.
di bawah raja. Saat ini, sapaan ku Sapaan tuan atau tuan-tuan
digunakan sebagai nama depan digunakan untuk menyapa
pejabat tinggi umum atau tokoh penonton yang sedang menonton
penting dalam masyarakat. Sapaan acara di TV. Penonton sebagai
wan digunakan untuk menyapa mitra tutur (O2).
orang yang memiliki hubungan 22) Orang Tua Suami/ Istri
paling bawah dengan raja. Namun, Sapaan yang digunakan untuk
pada dewasa ini sudah jarang menyapa orang tua suami atau istri
dipakai oleh masyarakat, hanya atau mertua itu tergantung ketika
sapaan ku dan wan yang masih suami atau istri menyapa. Sapaan
dijumpai oleh masyarakat umum. ayoh atau pok biasanya digunakan
20) Habib Orang Keturunan untuk menyapa bapak dan sapaan
Nabi mok untuk ibu. Pok berasal dari
Sapaan said dan syarifah kata bapak dan mok dari kata
digunakan untuk menyapa orang emak.
berketurunan nabi. Sapaan said 23) Pasien Dukun
untuk menyapa laki-laki dan Sapaan Ali dan Fatimah digunakan
syarifah untuk menyapa untuk menyapa orang yang
perempuan. mengobati secara kesurupan.
21) Pronomina Kata Ganti Sapaan Ali untuk laki-laki dan
Orang Kedua Tunggal Fatimah untuk perempuan untuk
Sapaan tuan, hang digunakan penghormatan kepada saiyidina
untuk menyapa mitra tutur (O2). Ali. Dewasa ini, sapaan tersebut
Sapaan tuan merupakan sapaan sudah tidak ada atau jarang
yang sopan dan biasanya digunakan karena masyarakat
digunakan di acara formal bagi mulai mengetahui bahwa hal ini
masyarakat BMDSTS. Namun, adalah amalan yang tidak
sapaan hang itu digunakan untuk diperbolehkan syariat Islam.
b. Polimorfemis untuk paman dan emak sulung
1) Kakek atau emak tua untuk bibi. Tetapi,
Sapaan wan, tok wan memiliki sapaan ini dapat juga dipakai
makna kakek dan serta untuk untuk saudara kakek dan nenek
menyapa orang yang lebih tua dengan sapaan tok long atau tok
umurnya yang sebaya dengan wo. Khusus sapaan tok long atau
kakek. tok wo, tidak dibedakan jenis
2) Bapak tiri dan ibu tiri kelamin. Penutur dapat menyapa
Sapaan pak cik, ayoh cik lelaki maupun perempuan. Tok
digunakan untuk menyapa orang singkatan dari kata datuk. Long
tua laki-laki tiri dan mak cik singkatan dan diasumsi dari
digunakan untuk menyapa orang perkataan sulung yaitu anak yang
tua perempuan tiri. Kedua sapaan pertama.
ini rata-rata digunakan oleh 5) Paman atau Bibi kedua
masyarakat yang memiliki orang Sapaan ngah digunakan untuk
tua tiri. menyapa paman atau bibi, anak
3) Sepupu (Anak dari Kakak yang kedua dari kakek dan nenek.
Orang Tua) Bentuk sapaan lengkap yaitu
Sapaan bang cik digunakan untuk bapak tengah untuk paman dan
menyapa sepupu laki-laki dan emak tengah untuk bibi. Tetapi,
sapaan kak cik untuk menyapa sapaan ini dapat juga dipakai
sepupu perempaun. Kedua sapaan untuk saudara kakek dan nenek
ini merupakan sapaan untuk anak dengan sapaan tok ngah. Khusus
dari kakak orang tua. Penutur tetap sapaan tok ngah, tidak dibedakan
menyapa dengan bang cik (abang jenis kelamin. Penutur dapat
kecil) atau kak cik (kakak kecil) menyapa lelaki maupun
walau usianya lebih muda dari perempuan. Ngah diasumsi berasal
penutur. dari kata tengah.
4) Paman atau Bibi Pertama 6) Paman atau Bibi ketiga
Sapaan long atau wo digunakan Sapaan lang digunakan untuk
untuk menyapa paman atau bibi, menyapa paman atau bibi, anak
anak pertama dari kakek dan yang ketiga dari kakek dan nenek.
nenek. Bentuk sapaan lengkap Bentuk sapaan lengkap yaitu
yaitu bapak sulung atau bapak tua bapak lang untuk paman dan emak
76|Mabasan, Vol. 11 No. 1, Januari—Juni 2017: 63—83

lang untuk bibi. Sapaan pak lang bibi. Tetapi, sapaan ini dapat juga
untuk paman dan sapaan mak lang dipakai untuk saudara kakek dan
untuk bibi. Tetapi, sapaan ini nenek dengan sapaan tok do
dapat juga dipakai untuk saudara Khusus sapaan tok do, tidak
kakek dan nenek dengan sapaan dibedakan jenis kelamin. Penutur
tok lang. Khusus sapaan tok lang, dapat menyapa lelaki maupun
tidak dibedakan jenis kelamin. perempuan.
Penutur dapat menyapa lelaki 9) Paman atau Bibi keenam
maupun perempuan. Lang Sapaan the digunakan untuk
diasumsi berasal dari kata klang. menyapa paman atau bibi, anak
Klang berasal dari bahasa yang keenam dari kakek dan
Thailand Tengah. nenek. Bentuk sapaan lengkap
7) Paman atau Bibi keempat yaitu bapak putih untuk paman
Sapaan nyang digunakan untuk dan emak putih untuk bibi. Tetapi,
menyapa paman atau bibi, anak sapaan ini dapat juga dipakai
pertama dari kakek dan nenek. untuk saudara kakek dan nenek
Bentuk sapaan lengkap yaitu dengan sapaan tok teh. Khusus
bapak enyang untuk paman dan sapaan tok the, tidak dibedakan
emak enyang untuk bibi. Sapaan jenis kelamin. Penutur dapat
pak nyang untuk paman dan menyapa lelaki maupun
sapaan mak nyang untuk bibi. perempuan.
Tetapi, sapaan ini dapat juga 10) Paman atau Bibi ketujuh
dipakai untuk saudara kakek dan Sapaan tam digunakan untuk
nenek dengan sapaan tok nyang. menyapa paman atau bibi, anak
Khusus sapaan tok nyang, tidak ketujuh dari kakek dan nenek.
dibedakan jenis kelamin. Penutur Bentuk sapaan lengkap yaitu
dapat menyapa lelaki maupun bapak hitam untuk paman dan
perempuan. emak hitam untuk bibi. Tetapi,
8) Paman atau Bibi kelima sapaan ini dapat juga dipakai
Sapaan do digunakan untuk untuk saudara kakek dan nenek
menyapa paman atau bibi, anak dengan sapaan tok tam. Khusus
yang kelima dari kakek dan nenek. sapaan tok tam, tidak dibedakan
Bentuk sapaan lengkap yaitu pak jenis kelamin. Penutur dapat
do untuk paman dan mak do untuk
menyapa lelaki maupun 13) Paman atau Bibi kesepuluh
perempuan. (Bungsu)
11) Paman Atau Bibi Kedelapan Sapaan su atau syu digunakan
Sapaan nok digunakan untuk untuk menyapa paman atau bibi,
menyapa paman atau bibi, anak anak yang kesepuluh dari kakek
ketujuh dari kakek dan nenek. dan nenek. Bentuk sapaan lengkap
Bentuk sapaan lengkap yaitu yaitu bapak bungsu untuk paman
bapak nok untuk paman dan emak dan emak bungsu untuk bibi.
nok untuk bibi. Tetapi, sapaan ini Tetapi, sapaan ini dapat juga
dapat juga dipakai untuk saudara dipakai untuk saudara kakek dan
kakek dan nenek dengan sapaan nenek dengan sapaan tok su.
tok nok. Khusus sapaan tok nok, Khusus sapaan tok su, tidak
tidak dibedakan jenis kelamin. dibedakan jenis kelamin. Penutur
Penutur dapat menyapa lelaki dapat menyapa lelaki maupun
maupun perempuan. perempuan. Su berasal dari kata
12) Paman atau Bibi kesembilan bungsu.
Sapaan cik digunakan untuk 14) Kepala Sekolah
menyapa paman atau bibi, anak Sapaan gu-u besak biasanya
yang kesembilan dari kakek dan digunakan untuk menyapa secara
nenak. Bentuk sapaan lengkap tidak lansung atau sebagai acuan
yaitu bapak kecil untuk paman dan dalam suatu perbincangan,
emak kecil untuk bibi. Tetapi, sedangkan untuk menyapa
sapaan ini dapat juga dipakai langsung menggunakan sapaan
untuk saudara kakek dan nenek gruu yai. Bentuk sapaan gruu yai
dengan sapaan tok cik. Khusus berasal dari bahasa Thai. Secara
sapaan tok cik, tidak dibedakan umum, sapaan ini dapat digunakan
jenis kelamin. Penutur dapat untuk menyapa jenis kelamin laki-
menyapa lelaki maupun laki dan perempuan.
perempuan. Cik berasal dari kata 15) Imam Masjid
kecil. Masyarakat BMDSTS Sapaan tok imam digunakan untuk
menyebut kecil itu kecik menjadi menyapa orang yang memimpin
cik. salat di masjid. Tok berasal dari
perkataan datuk. Selain itu, tok
imam digunakan sebagai acuan
78|Mabasan, Vol. 11 No. 1, Januari—Juni 2017: 63—83

dalam suatu perbincangan dan digunakan langsung yaitu dengan


dapat didampingkan dengan nama nama diri. Kammakarn berarti
diri. panitia dari bahasa Thai.
16) Bilal 20) Pemimpin Haji
Sapaan tok bilal atau tok bile Sapaan tok seh atau seh digunakan
digunakan untuk menyapa orang untuk menyapa orang yang
yang bertugas sebagai tukang azan membawa orang untuk
di masjid. Tok berasal dari kata menunaikan haji di Mekah. Tok
datuk. Selain itu, tok bilal juga berasal dari kata datuk dan seh
digunakan sebagai acuan dalam berasal dari bahasa Arab.
suatu perbincangan. 21) Haji
17) Khatib Sapaan tok haji atau haji
Sapaan tok khotek atau khotek digunakan untuk menyapa orang
digunakan untuk menyapa orang telah menunaikan rukun Islam
yang memberi khutbah Jumat di yang kelima. Tok berasal dari kata
masjid. Tok dari kata datuk. Selain datuk. Bentuk sapaan ini dapat
itu, tok bilal juga digunakan digunakan untuk jenis kelamin
sebagai acuan dalam suatu laki-laki dan perempuan. Tetapi
perbincangan. ada juga sapaan mak haji untuk
18) Marbot perempuan. Mak berasal dari kata
Sapaan tok siak digunakan untuk emak.
menyapa orang yang menjaga 22) Ustaz
masjid. Tok berasal dari kata datuk Sapaan tok gu-u atau cekgu
dan siak dari kata siap. Selain itu, digunakan untuk menyapa ustaz
tok siak juga digunakan atau alim ulama yang sering
sebagai acuan dalam suatu memberikan pengajian agama. Tok
perbincangan. berasal dari kata datuk. Bentuk
19) Takmir sapaan ini dapat digunakan untuk
Sapaan o-ang sepuluh atau jenis kelamin laki-laki. Sapaan
kammakarn masjid digunakan cekgu untuk perempuan.
untuk menyapa pegawai (panitia) 23) Penghulu
masjid, secara tidak langsung atau Sapaan tok kadi atau tok imam
sebagai acuan dalam suatu digunakan untuk menyapa orang
perbincangan. Sapaan yang yang menikahkan orang. Biasanya
di masyarakat Satun, tok imam penutur tetap melihat umur mitra
bertugas sebagai petugas tutur, tetapi rata-rata yang
menikahkan orang. Tok kadi diguanakan adalah pak cik dan
berasal dari kata datuk kadi. Kadi mak cik. Pak berasal dari kata
berasal dari kata bahasa Arab. bapak kecil dan mak cik berasal
24) Kadi dari kata emak kecil.
Sapaan wali am atau wakil 28) Orang yang Dikenal
digunakan untuk menyapa orang Terdapat Sapaan BMDSTS yang
yang menikahkan wanita yang digunakan untuk menyapa orang
tidak memiliki ayah (wali) secara yang sudah dikenal. Penutur akan
tidak langsung atau sebagai acuan melihat pangkatnya, urutan
dalam perbingcangan, sedangkan kelahiran, atau sapaan yang biasa
untuk menyapa langsung disapa oleh anggota dalam
digunakan sapaan nama timangan keluarganya mitra tutur, misalnya
disertai dengan nama diri. tuan, pak cik, pak teh, mak long,
25) Ahli Ibadah dan lain-lain. Khusus bentuk
Sapaan tok lebai digunakan untuk sapaan tuan, dapat digunakan
menyapa orang yang rajin kepada orang yang dikenal atau
menunaikan amal ibadah dalam tidak dikenal. Sapaan tuan biasa
agama Islam. Tok berasal dari kata digunakan dalam acara formal.
datuk. 29) Dukun
26) Petugas Sunat Sapaan tok nujum digunakan untuk
Sapaan tok mudem digunakan menyapa orang yang meramal
untuk menyapa orang yang nasib dengan menggunakan
melakukan sunat. Dewasa ini, bintang. Tok berasal dari datuk dan
sapaan ini sudah jarang digunakan nujum dari bahasa Arab, artinya
karena masyarakat melakukan bintang. Sapaan tok saman buto
sunat di rumah sakit umum dengan digunakan untuk menyapa orang
dokter. Tok berasal dari kata yang menjaga hewan,seperti sapi
datuk. dan kerbau. Sapaan tok bidan
27) Orang yang Tidak Dikenal digunakan untuk menyapa orang
Sapaan pak cik atau mak cik yang membantu melahirkan.
digunakan untuk menyapa orang Sapaan tok pawing digunakan
yang tidak dikenal. Namun, untuk menyapa orang yang
80|Mabasan, Vol. 11 No. 1, Januari—Juni 2017: 63—83

memberi doa untuk sesuatu. kata datuk dan neban berasal dari
Sapaan tersebut untuk menyapa bahasa Thai. Tok neban berarti
secara tidak langsung atau sebagai ketua rumah.
acuan dalam sesuatu 3) Bupati
perbincangan, sedangkan untuk Sapaan nai ampe digunakan untuk
menyapa langsung digunakan menyapa secara langsung dan
sapaan tok bomoh. Dewasa ini, tidak langsung atau acuan dalam
sapaan ini sudah tidak ada atau suatu perbincangan untuk bupati
sudah jarang digunakan karena atau ketua kabupaten. Sapaan ini
masyarakat mulai mengetahui berasal dari bahasa Thai.
bahwa hal ini menyalahi syariat 4) Orang yang Digelari (diberi
Islam. Tok berasal dari kata datuk. gelar/sebutan) oleh
c. Frasa Masyarakat
1) Hakim Sapaan mak, tok, pak diikuti
Sapaan datuk yutitham digunakan dengan nama diri atau kata-kata
untuk menyapa secara tidak yang dijuluk oleh masyarakat.
langsung atau acuan dalam suatu Sapaan ini digunakan untuk
perbincangan. Untuk sapaannya menyapa orang yang digelari atau
langsung digunakan tok kodi yaitu dijuluki oleh masyarakat. Sapaan
sapaan untuk penasihat mahkamah mak berasal dari kata lengkap
atau orang yang memutuskan Muhammad.
perkara di pengadilan khusus 5.2 Ranah Sapaan BMDSTS
agama Islam tentang keluarga, Sapaan yang muncul dalam
hukum warisan, pernikahan, pertuturan untuk memanggil orang
perceraian, dan lain-lain, khusus yang diajak bicara. Di dalam tutur
pada empat Provinsi Thailand sapa, biasanya bentuk sapaan
Selatan, yaitu Pattani, Yala, memiliki peranan yang sangat
Narathiwat, dan Satun. Yutitham penting, terutama agar tuturan atau
berasal berasal dari bahasa Thai, komunikasi yang O1 ingin
artinya adil. sampaikan tepat diterima oleh O2.
2) Lurah (Ketua Desa) Setelah data dianalisis, peneliti
Sapaan tok neban atau ketua berpendapat bahwa sapaan
kampung digunakan untuk digunakan dalam tuturan seputar
menyapa lurah. Tok berasal dari kegiatan sehari-hari dalam 4 ranah
yaitu, (1) ranah kekerabatan/ keluarga yang memiliki sedikit anak
keluarga, (2) ranah pendidikan, dan ada yang memiliki banyak
(3) ranah keagamaan, dan anak. Hal itu menyebabkan urutan
(4) ranah kemasyarakatan yang sapaan berbeda. Tetapi, sapaan
didominasi oleh istilah kekerabatan long/ wo, ngoh, dan lang bagi setiap
keluarga, seperti tok, pak cik, mak daerah pengamatan memiliki
cik, abang, kakak, adik. Selain itu, kesamaan yaitu urutan dari anak
ada pula sapaan yang tergolong pertama sampai anak ketiga (paman
pronominal, seperti hang, puak atau bibi).
hangpo, dan nama diri. Pada umumnya, bentuk
Dari daftar sapaan yang sapaan kekerabatan keluarga
muncul tersebut, juga ada beberapa sebagian besar mengalami
sapaan pada ranah pendidikan dan perluasan makna. Fungsi sapaan
ranah kemasyarakatan yang menunjukkan adanya hubungan
menggunakan sapaan bahasa Thai antar O1 dan O2, yaitu kekuasaan,
apabila berkomunikasi sesama kehormatan, solidaritas, dan
kelompok. Hal itu karena sudah keakraban, misalnya pada sapaan
menjadi kebiasaan atau dipengaruhi hang (kamu) merupakan pronomina
oleh bahasa Thai. Ranah pendidikan kata ganti orang kedua tunggal dan
merupakan sebuah ranah yang dapat digunakan untuk menyapa
formal, seperti sapaan untuk dosen mitra tutur yang memiliki posisi
digunakan acan. Ranah lebih rendah atau teman akrab.
kemasyarakatan juga dipengaruhi
oleh bahasa Thai seperti sapaan 5. Penutup
untuk bupati digunakan nai ampe. Bentuk sapaan yang dapat
Penggunaan sapaan tertentu ditemukan pada masyarakat Satun
disesuaikan dengan situasi dan adalah 56 bentuk sapaan yang
kedudukan orang yang disapa. dikelompokkan menjadi 3 bentuk,
Dulu, pada setiap daerah yaitu 1) bentuk monomorfemis 23
pengamatan, terdapat beberapa bentuk, 2) bentuk polimorfemis 29
sapaan yang berbeda yaitu pada bentuk, dan 3) bentuk frasa 4 bentuk.
ranah kekerabatan keluarga, tetapi Masyarakat Satun yang
hanya sedikit perbedaan, seperti berbahasa Melayu ketika
sapaan paman karena ada beberapa menggunakan sapaan untuk menyapa
82|Mabasan, Vol. 11 No. 1, Januari—Juni 2017: 63—83

mitra tutur memiliki aturan sendiri. Hal misalnya acan, gruu. Selain itu, tidak
yang perlu diperhatikan adalah status hanya bentuk sapaan pada empat ranah
hubungan kekerabatan keluarga, usia, tersebut, ada juga sejumlah bentuk
dan keakraban dengan mitra tutur. sapaan yang berkaitan dengan
Sebelum menentukan bentuk sapaan pronomina persona, nama diri, dan
yang akan digunakan, penutur akan gelar. Pada umumnya, bentuk sapaan
memperkirakan pangkat atau urutan kekerabatan keluarga sebagian besar
kekerabatan orang tua bagi mengalami perluasan makna, yaitu
kekerabatan keluarga, baik secara dapat digunakan juga untuk menyapa
vertikal maupun horisontal, dan usia orang-orang yang secara genetis tidak
pada ranah kemasyarakatan sehingga memiliki hubungan kekerabatan.
bentuk sapaan yang digunakan benar-
benar sesuai. Pada penelitian ini Daftar Pustaka
peneliti memilih 4 ranah yaitu 1) ranah
kekerabatan keluarga, 2) ranah Anwar, Khaidir. (1990). Kajian Bahasa
yang Berorientasi Budaya. Padang:
pendidikan, 3) ranah keagamaan, dan
Fakultas Sastra Universitas
4) ranah kemasyarakatan. Andalan.
Bentuk sapaan setiap daerah
Hieu, Vu Trung. (2012). Perbandingan
pengamatan yang sering digunakan
Variasi Kata Sapaan Bahasa
adalah bentuk sapaan dalam ranah Indonesia dan Bahasa Vietnam:
halaman 169 (particular pages)
kekerabatan keluarga, misalnya tok
dalam Sumarlam, Asih Anggarani,
nek, tok wan, ayoh, mok, long, lang, Tri Wuryan Tarui, Priyanto. Pelangi
Nusantara Kajian Berbagai Variasi
ngoh, pak cik, mak cik. Ranah
Bahasa. Yogyakarta: Graha Ilmu.
keagamaan misalnya tok imam, tok
khotik, tok bile, lebai, haji, tok siak. Iragilia, Emalia. (2012). Docter-Patient
Communication and Preferered
Ranah kemasyarakatan misalnya tok
Terms of Address: Respect and
kodi, tok pengulu, tok neban. Ranah Kinship System. pp. 9--18. Makara,
Sosial Humaniora. Malang: English
yang paling sedikit bentuk sapaan
Department, Faculty of Letter, State
adalah ranah pendidikan. University of Malang.
Adanya kontak bahasa antara
Kridalaksana, Harimuti. (2008). Kamus
bahasa Melayu dialek Satun dan
Linguistik. Jakarta: Universitas
bahasa Thai menyebabkan masuknya Indonesia.
beberapa bentuk sapaan bahasa
tersebut dalam bahasa Melayu,
Kusumaningsih, Dewi. (2004). “Bentuk Sumarsono dan Partana. (2006).
Sapaan dan Bahasa Pedalangan Sosiolinguistik. Yogyakarta: Sabda.
Gaya Surakarta”. (Tesis tidak
dipublikasikan). Surakarta: UNS
http://www.tri.chula.ac.th/triresearch/malau
/malau.html30/10/12.
Nadaraning, Abdulloh. (2012). “Kata
Sapaan dalam Bahasa Malayu
Dialek Pattani Thailand Selatan”. Wardhaugh, Ronald. (1992). an
(Tesis tidak dipublikasikan). Introduction to Sociolinguistics.
Yogjakarta: UGM New York: Basil Blackwell Inc.

Nimmanupap, Sumalee. (1994). Sistem Wijana, I Dewa Putu. (1991). The Use of
Panggilan dalam Bahasa Melayu The Term of Address in Bahasa
dan Bahasa Thai: suatu analisis Indonesia. Yogyakarta: Fakultas
sosiolinduistik. Kuala Lumpur: Sastra Universitas Gajah Mada.
Dewan Bahasa dan Pustaka.

Oktavianus dan Revita, Ike. (2013).


Kesantunan dalam Bahasa
Minangkabau. Padang:
Minangkabau Press.

Pateda, Mansoer. (1987). Sosiolinguistik.


Bandung: Angkasa.

Puteh, Mada-o. (2011).


http://www.gotoknow.org/blogs/pos
ts/463851. 3/11/12.

Rusbiyantoro, Wenni. (2011).


“Penggunaan Kata Sapaan dalam
Bahasa Melayu Kutai”. Parole,
Vol. 2 No.1, p. 59—76.

Sudaryanto. (1998). Metode Linguistik


Bagian II: Metode dan Aneka
Teknik Pengumpulan Data.
Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.

Sulistyowati. (1998). “Sistem Sapaan


dalam Bahasa Jawa: Analisis Kasus
Sapaan di Kraton Yogyakarta”.
(TesiS tidak diterbitkan).
Yogyakarta: Program Pascasarjana
Universitas Gadjah Mada.

Anda mungkin juga menyukai