Makalah Psikologi
Makalah Psikologi
Disusun oleh :
Isnaini Aurelya Putri (181320000407)
KELOMPOK 13
Alhamdulillah atas rahmat dan hidayahNya, sehingga kita bisa menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul “Diagnosis Kesulitan Belajar” tepat waktu. Tujuan penulisan artikel
ini adalah untuk melengkapi tugas makalah dari Bapak Drs. Moh Yasin, M.Ag dalam mata
kuliah Psikologi Pendidikan.
Selain itu, artikel ini bertujuan untuk menambah pemahaman tentang diagnosis
kesulitan belajar pada pendidikan bagi pembaca dan penulis. Kami mengucapkan terima kasih
kepada Bapak Drs. Moh Yasin, M.Ag selaku dosen mata kuliah Psikologi Pendidikan yang
telah memberikan tugas ini sehingga kami dapat menambah ilmu dan wawasannya sesuai
dengan bidang yang kami geluti.
Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada semua orang yang telah
membagikan ilmunya sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Kami menyadari, makalah yang
kami tulis masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG.............................................................................................................4
B. TUJUAN..................................................................................................................................4
BAB II ISI...............................................................................................................................................5
A. Pengertian Diagnosis Kesulitan Belajar..................................................................................5
B. Kedudukan Diagnosis Kesulitan Belajar Dalam Pembelajaran.............................................6
C. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kesulitan Belajar......................................................7
D. Langkah-langkah Pelaksanaan Diagnosis Kesulitan Belajar...............................................10
E. Tindak Lanjut Diagnosis Kesulitan Belajar.........................................................................14
A. KESIMPULAN..............................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Guru adalah pemeran utama dalam menyampaikan materi pembelajaran, namun tugas
guru tidak hanya sekedar mentransfer atau menyampaikan materi saat proses
pembelajaran. Guru dituntut untuk bertanggung jawab atas perkembangan peserta didik.
Hal itu karena perkembangan peserta didik satu sama lain berbeda-beda dan tergantung
dari peserta didik tersebut.
Perkembangan yang diamati dalam kasus ini adalah perkembangan mengenai
pemahaman dalam menerima materi pelajaran. Perkembangan pemahaman peserta didik
dalam pembelajaran dapat diamati dengan cara diagnosis kesulitan belajar, karena
pemahaman peserta didik dapat diamati dari tingkat kesulitan belajar yang dapat dialami
peserta didik. Kesulitan belajar merupakan suatu gejala yang nampak pada peserta didik
yang ditandai dengan adanya prestasi belajar yang rendah atau di bawah standar yang
ditetapkan.
Adapun pengertian diagnosis kesulitan belajar merupakan proses menentukan
masalah atau ketidakmampuan peserta didik dalam belajar. Pemahaman dan konsep
mengenai diagnosis kesulitan belajar perlu dikaji lebih lanjut oleh seorang guru atau
pendidik. Oleh karena itu makalah ini diharapkan dapat memberikan informasi lebih
lanjut mnegenai diagnosis kesulitan belajar.
B. TUJUAN
Makalah ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami tentang:
Suatu keadaan dimana proses belajar anak terganggu karena timbulnya respons yang
bertentangan, sehingga anak tidak dapat menguasai atau memahami bahan yang
dipelajari dengan baik. Sebenarnya anak tersebut memiliki potensi dasar yang tidak
diragukan lagi.
2. Ketidakmampuan Belajar (Learning Disability)
Suatu gejala anak tidak mampu belajar atau selalu menghindari kegiatan belajar dengan
berbagai sebeb sehingga hasil belajar yang dicapai berada di bawah potensi
intelektualnya.
3. Learning Disfunctions
Mengacu pada gejala proses belajar yang tidak dapat berfungsi dengan baik walaupun
anak tidak menunjukkan adanya subnormal mental, gangguan alat indera ataupun
gangguan psikologis yang lain. Misalnya, anak sudah belajar dengan tekun tetapi tidak
mampu menguasai bahan belajar dengan baik.
4. Under Achiever
Terjadi pada anak yang memiliki potensi intelektual tergolong di atas normal tetapi
prestasi belajar yang dicapai tergolong rendah, tidak sesuai dengan tingkat kecerdasan
yang dimiliki.
5. Lambat Belajar (Slow Learner)
Disebabkan anak sangat lambat dalam proses belajarnya, sehingga setiap melakukan
kegiatan belajar membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan anak lain
yang memiliki tingkat potensi intelektual sama.
Agar proses pembelajaran berhasil maka guru harus berusaha menemukan letak dan
jenis kesulitan belajar yang dialami oleh peserta didiknya. Dengan demikian kedudukan
diagnosis kesulitan belajar dalam proses pembelajaran sangatlah penting demi
keberhasilan proses pembelajaran.
2. Motivasi belajar
3. Konsentrasi belajar
4. Mengolah bahan ajar
3. Faktor pendekatan belajar yang meliputi jenis upaya belajar siswa yang berupa
setrategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan
mempelajari materi-materi pelajaran.
Ditinjau dari faktor pendekatan belajar, terdapat 3 bentuk dasar pendekatan belajar
siswa menurut hasil penelitian Biggs(1991) yaitu :
1. Pendekatan surface (permukaan/bersiafat lahiriah) yaitu kecenderungan belajar
siswa karena adanya dorongan dari luar (ekstrinsik), misalnya mau belajar
karena takut tidak lulus ujian sehingga dimarahi orangtua. Oleh karena itu gaya
belajarnya santai, asal hafal, dan tidak mementigkan pemahaman yang
mendalam.
Terdapat ketrampilan belajar yang baik dalam arti memiliki kemampuan tnggi
dalam mengatur ruang belajar/kerja, membagi waktu dan menggunakannya
secara efisien, serta memiliki ketrampilan tinggi dalam penelaahan silabus.
Disamping itu siswa dengan pendekatan ini sangat disiplin, rapi, sistematis,
memiliki perencanaa kedepan (plans ahead), dan memiliki dorongan
berkompetisi tinggi secara positif.
D. Langkah-langkah Pelaksanaan Diagnosis Kesulitan Belajar
Kegiatan untuk menentukan masalah atau kesulitan belajar peserta didik disebut
dengan diagnosis keuslitan belajar. Adapun prosedur dalam melaksanakan diagnosis
kesulitan belajar adalah sebagai berikut(Sugihartono, dkk, 2013: 165).
1. Mengidentifikasi Peserta Didik yang Diperkirakan Mengalami Kesulitan Belajar
Kegiatan di sini adalah metenapkan peserta didik ynag keuslitan belajar, dengan
cara mengenali latar belakang baik psikologis maupun nonpsikoolgis(Sugihartono,
dkk, 2013: 165). Kasus kesulitan belajar dapat diketahui melalui:
a. Analisis Perilaku
Peserta didik yang kesulitan belajar dapat diketahui melalui observasi atau
laporan proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran dapat diketahui:
1) Cepat Lambatnya Menyelesaikan Tugas
Pada mata pelajaran tertentu peserta didik seirng dituntut kemampuanya untuk
berkomunikasi dan berinteraksi dengan temna-temennya dalam satu
kelompok, misalnya kemampuan dalam mengemukakan pendapat, bertanya,
menyanggah, menolak atuau menerima pendapat teman lain dan sebgaainya.
Dengan mengamati dan mencatat aktivitas peserta didik dalam pembicaraan
dengan segala kualifikasinya, kita akan memperoleh gambaran tentang peran
serta peserta didik dalam kelompoknya dan dapat juga mrenemukan peserta
didik yang diduga mengalami kesulitan belajar.
4) Kemampuan Kerjasama dan Penyesuaian Sosial
Pada mata pelajaran tertentu peserta didik dituntut untuk mampu bekerja
dalam kelompok. Untuk itu peserta didik dituntut agar mampu bekerjasama,
saling menerima, saling percaya, dan daling menyayangi di antara sesaa
anggota kelompok. Karena itu guru harus mengetahui hubungan sosialnya
sehari-hari dalam kelas atau menggunakan sosiometri untuk mengetahui
hubungan sosial peserta didiknya.
b. Analisis Prestasi Belajar
Lengkah keempat ini merupakan langkah yang akan ditempuh dengan cara
menajawab beberapa pertanyaan di berikut ini (Sugihartono, dkk, 2013: 168).
a. Apakah peserta didik masih mungkin ditolong untuk mengatasi kesulitannya?
Bila peserta didik tidak mungkin ditolong karena tingkat kesulitannya yang
berat, maka kita harus berusaha untuk mencairkan jalan keluar yang tepat bagi
peserta didik yang bersangkutan, misalnya dengan menyarankan peserta didik
untuk pindah ke lembaga yang sesuai dengan keadaannya.
b. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengatasi kesulitan peserta didik?
Dalam hal ini adalah menentukan personil yang tepat untuk memberikan
pertolongan, karena harus disesuaikan dengan latar belakang kesulitan dan
faktor penyebab kesulitan belajar yang dialami oleh peserta didik. Personalian
yang dapat memberikan pertolongan kepada peserta didik adalah konselor,
guru bidang studi, atau ahli lain misalnya dokter, psikolog, dan akli lain yang
relevan. Dalam menentukan personalian yang dapat membantu pemecahan
masalah yang dihadapi peserta didik harus mempertimbangkan peranan atau
sumbangan yang dapat diberikan oleh masing-masing ahli dalam menolong
peserta didik yang mengalami kesulitan belajar tersebut.
A. KESIMPULAN