Anda di halaman 1dari 6

ALIRAN-ALIRAN SASTRA

Fitri Astria(2211210002), Hanasta Putri(2213210046), Hadini


Najah(2213210039), Jessey Manik(2213210020), Junifer
Tumanggor(2213210003), Nesa Simbolon(2211210013), Suri
Rizki(2212210003), Patrisia Sidebang()

Kelompok 2 Mata Kuliah Pengantar Ilmu Sastra, Kelas Sastra Indonesia A


2021, Program Studi Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Sastra
Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan

2021

Abstrak

Artikel ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada pembaca mengenai aliran-
aliran sastra. Hal ini dilatarbelakangi adanya beberapa pendapat mengenai jenis-jenis
aliran sastra. Metode yang digunakan dalam artikel ini adalah menjelaskan. Menjelaskan
tentang aliran-aliran sastra yang menjadi tolak ukur dalam menilai suatu perkembangan
karya sastra. Pada dasarnya, dalam suatu karya sastra tidak hanya mempunyai satu aliran
saja tetapi memiliki beberapa aliran. Aliran-aliran tersebut masih memiliki keterkaitan satu
sama lain. Keterkaitan yang dimaksud berupa koreksi atau kritik dari satu aliran terhadap
aliran lainnya. Kenyataannya jarang ditemui sebuah cerita yang hanya mengandung satu
aliran saja, tetapi di dalam sebuah cerita mengandung beberapa aliran.
Kata Kunci: aliran sastra, jenis-jenis aliran sastra, pendapat para ahli

1. PENDAHULUAN Seperti yang kita ketahui, perubahan


zaman tidak hanya mempengaruhi
Perubahan zaman merupakan suatu kehidupan manusia saja. Tetapi juga
proses dimana zaman terus menerus menyebabkan perubahan sikap manusia.
bergerak dan terdapat banyak perbedaan Perubahan sikap manusia inilah yang akan
yang dapat diukur dalam suatu kurun melahirkan pemikiran baru. Munculnya
waktu tertentu. Perubahan zaman tentu pemikiran baru tersebut akan melahirkan
saja akan mempengaruhi berbagai aspek aliran dan paham baru yang berbeda dan
kehidupan manusia. Perubahan itu sendiri bertentangan dengan zaman sebelumnya.
terjadi karena beberapa faktor seperti Dalam kesusastraan terdapat aliran-
perkembangan ekonomi, politik, ilmu aliran yang mempengaruhi perkembangan
pengetahuan, dan perkembangan dalam karya sastra di Indonesia. Aliran dalam
filsafat. sastra merupakan pandangan atau dasar
bagi pengarang dalam membuat suatu
karya sastra. Di dalam aliran sastra, para atau kritik dari satu aliran terhadap aliran
pengarang berusaha menggambarkan lainnya. Kenyataannya jarang ditemui
prinsip yang dianutnya, seperti pandangan sebuah cerita yang hanya mengandung
hidup, politik, dan lain-lain. satu aliran saja, tetapi di dalam sebuah
A.K. Hadimaja dalam bukunya yang cerita mengandung beberapa aliran.
berjudul “Aliran-aliran Klasik, Romantik,
dan Realisme dalam Kesusastraan” 2. PEMBAHASAN
menjelaskan bahwa aliran itu tidak lain Adapun jenis-jenis aliran sastra
daripada keyakinan yang dianut golongan- yaitu:
golongan pengarang yang sepaham yang 2.1 Aliran Idealisme
ditimbulkan karena menentang paham- Idealisme merupakan aliran yang
paham lama. Adakalanya para penganut mengemukakan bahwa dunia ide, cita-cita,
aliran yang sama tidak sepaham benar- harapan adalah dunia utama yang dituju
benar, akan tetapi pada dasarnya mereka dalam pemikiran manusia.
tidak bertentangan dan ciri-cirinya yaitu Para pengarang aliran ini
pengarang membawa pembawaan dan mengungkapkan hal-hal yang ideal dan
kepribadian yang khas atau ada seorang penuh perasaan serta cita-cita. Mereka
karena ciri-ciri yang umum itu, mereka berpendapat bahwa sastra punya peran
dapat digolongkan ke dalam aliran penting untuk mengubah suatu perubahan
tertentu. sosial kearah yang positif, seperti
Sedangkan H.B Jassin dalam mengubah sikap hidup pembaca atau
bukunya “Tifa Penyair dan Daerahnya” masyarakat dari yang kurang baik menjadi
menyatakan bahwa aliran dalam sastra baik.
dapat mengenai cara pengucapan daripada Adapun contoh karya sastra aliran
isi yang diucapkan, tetapi ada pula aliran- idealisme yaitu puisi “Candi” karya Sanusi
aliran yang menyatakan isi. Pane.
Dari kedua penjelasan tersebut dapat
kita pahami bahwa para sastrawan Engkau menahan empasan kala
memiliki pandangan tersendiri mengenai Tinggal berdiri indah permai
aliran sastra. Sastrawan secara tidak Tidak mengabaikan serangan segala,
langsung menentang paham atau aliran Megah luat tidak terperai
sebelumnya. Salah satu bukti perlawanan
terhadap paham lama yaitu pada sajak Engkau berita waktu yang lalu
“Tiga Menguak Takdir” karya Chairil Masa Hindia masyur maju
Anwar, Rivai Apin, dan Asrul Sani Dilayan putra bangsawan kalbu
terhadap Sultan Takdir Alisjahbana. Dijunjung tinggi penaka ratu
Perlawanan itu bertolak dari konsepsi
kesenian yang berbeda antara dua Aku memandang suka dan duka
kelompok yaitu Pujangga Baru dengan Berganti-ganti di dalam hati
Angkatan ’45. Terkenang dulu dan waktu nanti
Seiring berkembangnya zaman, ada
banyak sekali aliran-aliran yang muncul. Apa gerangan manusia di muka
Aliran-aliran tersebut ikut mempengaruhi Jadi bangsa yang kucinta ini?
perkembangan karya sastra di Indonesia. Adakah tanda megah kembali?
Adapun aliran-aliran sastra yaitu
idealisme, materialism, dan Idealisme terbagi menjadi beberapa
eksistensialisme. aliran, yaitu:
Aliran-aliran tersebut masih
memiliki keterkaitan satu sama lain. 2.1.1 Aliran Romantisme
Keterkaitan yang dimaksud berupa koreksi
Menurut Jassin (1985:25) derita memantul di kulit-kulit
romantisme adalah aliran kesenian yang
mengutamakan perasaan. Aliran Selain puisi di atas, beberapa karya
romantisme awalnya berkembang di Eropa sastra yang beraliran romantisme seperti
sebagai reaksi terhadap rasionalisme. novel “Siti Nurbaya” karya Marah Rusli
Aliran rasionalisme menganggap bahwa dan novel “Pertemuan Jodoh” karya Abdul
segala rahasia alam bisa diselidiki dan Muis.
diterangkan dengan kemampuan otak
manusia. 2.1.2 Aliran Surealisme
Romantik berasal dari kata Romanius Aliran surealisme mengungkapkan
yaitu sebuaah kata dalam bahasa atau kenyataan hidup secara berlebihan dengan
apapun sastra Latin Kuno, yang pada melukiskan berbagai objek dan tanggapan
dasarnya berupa dialek Romawi Kuno, secara serentak. Karya sastra surealisme
atau yang lebih jelasnya bahasa Latin yang umumnya sulit dipahami karena gaya
berkembang pada abad-abad pertengahan. tulisannya terkesan agak kacau.
Aliran romantisme lebih Adapun contoh karya sastra aliran ini
menonjolkan perasaan dan yaitu karya Rosihan Anwar yang berjudul
menomorduakan pertimbangan rasio. “Radio Masyarakat” dan karya Iwan
Karya-karya aliran ini cenderung Simatupang yang berjudul “Merahnya
menggambarkan keindahan alam, sungai, Merah”.
pegunungan, kesunyiaan malam, dan bulan
dengan sedikit memperindah kenyataan.
Menurut Herman J. Waluyo, dasar 2.1.3 Aliran Simbolisme
pemikiran aliran romantik ini adalah Aliran simbolisme muncul sebagai
adanya gambaran terhadap kenyataan reaksi terhadap aliran realisme dan
hidup dengan penuh keindahan tanpa cela. naturalisme. Dalam aliran realisme dan
Jika yang dilukiskan kebahagiaan, maka naturalisme seorang pengarang melukiskan
kebahagiaan itu harus sempurna. Jika kenyataan yang sebenarnya . Sebaliknya,
pengarang melukiskan kesedihan, maka si dalam aliran simbolisme mementingkan
pengarang ingin agar air mata terkuras hadirnya simbol atau lambang sebagai
habis. Sebab itu aliran romantik seing media pengungkapan sesuatu. Yang
dikaitkan dengan sifat sentimentil. menjadi simbolis dalam aliran ini yaitu
Adapun contoh puisi yang beraliran pengalaman batin.
romantik yaitu puisi “Periangan Si Jelita” Simbol-simbol pada aliran ini
karya Ramadhan K.H. Perhatikan puisi digunakan pengarang untuk
berikut! mengungkapkan pemikiran, emosi, kesan
yang samar-samar, penuh misteri dan sulit
Seruling berkawan pantun dinyatakan. Oleh karena itu, puisi-puisi
tangiskan derita orang priangan, aliran ini sukar dipahami. Pengarang aliran
selendang merah, merah darah ini menyatakan bahwa puisi harus
menurun di Cikapundung menjadi teka-teki bagi orang awam, tetapi
harus menjadi musik yang merdu bagi
Bandung, dasar di danau mereka yang memahaminya.
lari bertumpuk di bukit-bukit Contoh karya sastra aliran
seruling menyendiri di tepi-tepi simbolisme yaitu cerpen “Tinjaulah Dunia
Tangiskan keris hilang di sumur Sana” karya Maria Amin.
melati putih, putih hati,
hilang kekasih dikata gugur 2.1.4 Aliran Ekspresionisme
Aliran ekspresionisme tidak hanya
Bandung, dasar di danau cukup dengan pengamatan saja untuk
mendapatkan gambaran suatu kenyataan, Hamzah, Bahrun Rangkuti, dan J.E
tetapi memerlukan eksperimen dan Tatengkeng.
pengamatan organ tubuh serta kejiwaan
seseorang yang matang. Hal ini dilakukan
agar hakekat manusia dan hakekat 2.2 Aliran Materialisme
kehidupan dapat diketahui lebih dalam. Aliran ini beranggapan bahwa segala
Herman J. Waluyo mengatakan sesuatu yang bersifat kenyataan dapat
bahwa pengarang ekspresionisme tidak diselidiki dengan akal manusia.
mengungkapkan kenyataan secara objektif Aliran materialisme dibagi menjadi
saja melainkan subjektif. Yang beberapa aliran, yaitu:
diekpresikan berupa gelora kalbunya dan
kehendak batinnya. 2.2.1 Aliran Realisme
Dapat disimpulkan bahwa karya Realisme adalah aliran dalam
sastra aliran ekspresionisme tidak kesusastraan yang menggambarkan suatu
menggambarkan alam atau kenyataan, keadaan atau kenyataan secara
tetapi luapan atau cetusan langsung dari sesungguhnya. Para pengarang aliran ini
jiwa penyair. ingin menampilkan kenyataan sehari-hari
Salah satu contoh karya sastra menyangkut orang, peristiwa, dan keadaan
beraliran ekspresionisme yaitu puisi masyarakat secara objektif dan teliti
“Kesepian” karya Rainer Maria Lilke. (Hartoko dan Rahmanto 1986:114). Aliran
ini diawali oleh sastra Prancis pertengahan
Kesepian laksana hujan abad ke-19 oleh Honore de Balzac dan
Bangkit dari laut menyongsong malam; melebar hingga akhir abad ke-19 dan awal
dari dataran-dataran yang jauh dan abad ke-20.
terpencil, M.H Abrams dalam kamusnya
meunju langit yang selalu memilikinya “Glossary Of Literaty Terms”
Dan dari langitlah ia lalu berguguran di menyebutkan bahwa realisme digunakan
atas kota dalam dua pengertian, yaitu:
1. Untuk mengidentifikasi gerakan sastra
Turun seperti hujan disaat-saat dini, pada abad XIX, khususnya prosa fiksi.
bila semua lorong menatap datangnya 2. Menunjukkan cara penggambaran
pagi kehidupan di dalam sastra..
dan bila tubuh-tubuh yang tak menemukan Adapun ciri-ciri aliran realisme
apapun adalah:
Kecewa dan sedih, saling menjauhi 1. Mengemukakan kenyataan secara
dan bila orang-orang yang saling objektif.
membenci, 2. Melukiskan dunia kenyataan seperti apa
harus bersama yang tampak, tidak kurang dan tidak lebih.
3. Yang diungkapkan para pengarang
Maka sirnalah kesepian itu adalah hal-hal yang nyata, yang pernah
seriring dengan sungai-sungai terjadi dan bukan imajinatif belaka.
4. Kritik terhadap kondisi social
2.1.5 Aliran Mistisme 5. Penggambaran karakter sebagai inti
Aliran mistisme menggambarkan yang paling penting.
hubungan manusia dengan Tuhan. Aliran
ini. Mistisme selalu memaparkan keharuan Herman J. Waluyo berpendapat
dan kekaguman si pengarang terhadap bahwa aliran realisme menggambarkan
keagungan Sang Pencipta. segala sesuatu secara realistis dan apa
Contoh karya sastra yang beraliran adanya, Yang dimaksud dari apa adanya
ini adalah sebagian besar karya Amir yaitu batas-batas kepantasan, tabu, dan hal
yang dianggap tidak sopan masih alam. Atau dengan kata lain, aliran ini
diperhatikan. menggambarkan realitas secara jujur
Penggambaran kejadian pada aliran bahkan cenderung berlebihan dan terkesan
ini tidak dilebih-lebihkan dan dilukiskan jorok.
secara wajar. Gustaf Flaubert secara jelas Contoh karya sastra aliran ini yaitu
menyatakan bahwa dalam aliran ini, sastra cerpen “Tatoo Burung Elang” karya S.
dilukiskan seperti ilmu hayat; lukisan alam Sinansari.
dan peristiwa yang tidak diberi bumbu-
bumbu oleh pengarang. 2.2.3 Aliran Impresionisme
Adapun contoh karya sastra yang Panuti Sudjiman menjelaskan bahwa
menganut aliran realisme yaitu: impresionisme adalah teori artistik yang
1. Novel “Fatimah” karya Titie Said beranggapan bahwa maksud utama sastra
2. Novel “Rindu Ibu Adalah Rinduku” adalah menjelaskan kesan yang terdapat
karya Motinggo Busye pada intelek, perasaan, dan kesadaran.
3. Novel “Dari Hari ke Hari” karya Aliran impresionalisme ini banyak
Mahbub Djunaidi digunakan oleh pengarang Pujangga Baru.
4. Novel “Tak Ada Hari Esok” karya
Mochtar Lubis 2.2.3 Aliran Determinisme
5. Novel “Pada Sebuah Kapal” karya N.H Aliran ini berasal dari doktrin filsafat
Dini yang menyatakan bahwa setiap peristiwa
ada penyebabnya. Dalam kesusastraan,
Perhatikan puisi berikut! determinisme menggambarkan tokoh-
Kalau kau mau kuterima kau kembali tokoh cerita dikuasai oleh nasibnya
Dengan sepenuh hati sehingga tokoh tidak dapat keluar dari
Aku masih tetap sendiri takdir yang telah ditetapkan untuknya.
Kutahu kau bukan yang dulu lagi Karya sastra yang menggunakan
Bak kembang sari sudah terbagi aliran ini yaitu novel “Kuterima
Jangan tunduk! Tantang aku dengan Penderitaan Ini Ibu” karya Motenggo dan
berani karya Linus Suryadi yang berjudul
Kalau kau mau kuterima kau kembali “Pengakuan Pariyem”.
Untukku sendiri tapi
Sedang dengan cermin aku enggan
berbagi 2.3 Aliran Eksistensialisme
Puisi di atas merupakan puisi Aliran eksistensialisme adalah aliran
“Pertemuan” karya Chairil Anwar yang yang muncul dari rasa ketidakpuasan
beraliran realisme. terhadap aliran idealisme dan materialisme
dalam memaknai hidup.
Aliran ini ingin mencari jalan keluar
2.2.2 Aliran Naturalisme dari pemikiran yang dianggap ekstrem itu
Aliran naturalisme ini hampir sama yang berpikiran bahwa di samping
dengan aliran realisme. Para pengarang manusia sebagai subjek, manusia juga
aliran ini melukiskan apa yang dapat dianggap sebagai objek dalam kehidupan.
dilihat dan dirasa oleh pancaindra. Di dalam perkembangannya, aliran
Jassin (1982) menjelaskan bahwa ini dibagi menjadi dua yaitu
naturalisme berkembang berdasarkan eksistensialisme atheistis dan theistis.
filsafat materialisme. Naturalisme Eksistensialisme atheistis dikembangkan
beranggapan bahwa apa yang bisa dirasa oleh Jean Paul Sartre yang dimana
pancaindra merupakan kebenaran. dinyatakan bahwa semua eksistensi adalah
Materialisme hanya mengakui bahwa kenyataan karena adanya Tuhan. Manusia
dunia benda yang dikuasai oleh hukum tidak mungkin ada kalau tidak ada Tuhan
dan juga keberadaan manusia di alam ini Rahman, T. (2018). Periodisasi
harus kembali ke jalan Tuhan dan Sastra dan Antologi Puisi Indonesia.
mewujudkan pujian kepada Tuhan. Medan: CV. Pilar Nusantara.
Contoh karya sastra aliran ini dapat Waluyo, H.J. (1987). Teori dan Apresiasi
dilihat pada karya-karya Iwan Simatupang. Puisi. Jakarta: Erlangga.

KESIMPULAN
Perkembangan zaman tidak hanya
mempengaruhi sikap manusia saja, tetapi
mempengaruhi sastra terutama pada aliran-
alirannya.
Aliran sastra terdiri dari 3 yaitu
idealisme, materialisme, dan
eksistensialisme. Yang dimana ketiga
aliran ini terbagi menjadi beberapa aliran
lagi.
Dengan adanya aliran-aliran sastra,
dapat menjadi tolak ukur untuk menilai
corak dan bentuk sebuah karya sastra.

DAFTAR PUSTAKA

Abrams, M.H. (1981). A Glossary


of Literature Terms. New York: Holt,
Rinehart, and Winston.
Hadimaja, A.K. (1972). Aliran-aliran
Klasik Romantik, dan Realisme dalam
Kesusastraan. Jakarta: PT. Pustaka Jaya.
Jassin, H.B. (1977). Tifa Penyair dan
Daerahnya. Jakarta: PT. Gunung Agung.
Jassin, H.B. (1982). Angkatan 66: Prosa
dan Puisi. Jakarta: PT. Gunung Agung.
Jassin, H.B. (1985). Kesusastraan
Indonesia Modern dalam Kritik dan Essay.
Jakarta: PT. Gunung Agung.
Rauf, F.H. (1999). Macam-Macam
Aliran Dalam Sastra.

Anda mungkin juga menyukai