Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH TUTOR KASUS 2

PENDIDIKAN DAN PROMOSI KESEHATAN

DOSEN PENGAMPU : Ns. Sri Mulyani, S.Kep., M.Kep

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 2

MEMY LORENTIKA G1B120009


MULY OKTI VIANA G1B120010
MUTMAINAH G1B120016
PUTRI FADILA G1B120017
DESTA FITRA AFARID G1B120025
ELLYSHA AZZAHRA UMMAMI G1B120026
FADILA KHAYRIYAH G1B120036
VEBYOLA VIONA G1B120037
ANGGUN MEILANI AULIA G1B120038
AULIAH TRISKI SYAHPUTRI G1B120045
PONIYEM G1B120046

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Assalammualaikum warahatullahi wabarakatuh

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah laporan tutor dengan kasus
skenario 1 tentang “COVID 19”

Penyusunan makalah ini merupakan salah satu metode pembelajaran pada mata
kuliah Pendidikan dan Promosi Kesehatan pada Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
telah memberikan masukan, dorongan dan bimbingan kepada penulis dalam
menyusun makalah ini baik dari segi moral dan materil. Ucapan terimakasih
tersebut ditujukan kepada:

1. Ibu Ns. Sri Mulyani, S. Kep., M. Kep. selaku dosen tutor Pendidikan dan
Promosi Kesehatan
2. Rekan-rekan kelompok 2 Pendidikan dan Promosi Kesehatan

Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari masih jauh dari sempurna,
untuk itu sangat diharapkan saran dan kritik yang sifatnya konstruktif dari semua
pihak untuk perbaikan makalah ini. Penulis berharap semoga makalah ini
bermanfaat bagi yang membaca dan bagi pengembangan Ilmu Keperawatan.

Penulis

Februari 2021
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................i

DAFTAR ISI ...................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN ...............................................................................1

1.1 Latar Belakang .................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................2

1.3 Tujuan ..............................................................................................2

1.4 Manfaat Penelitian ...........................................................................3

BAB 2 PEMBAHASAN ..................................................................................4

2.1 Defenisi ............................................................................................4

2.2 Misi PromKes ..................................................................................4

2.3 Tempat Pelaksanaan ........................................................................5

2.4 Strategi PromKes .............................................................................6

2.5 Tujuan Promkes ...............................................................................7

2.6 Sasaran PromKes .............................................................................8

2.7 Ruang Lingkup PromKes ................................................................8

2.8 Dimensi Aspek Sasaran Pelayanan Kesehatan ................................9

2.9 Metode PromKes .............................................................................10

2.11.........................................................................................................edia
dalam PromKes ..............................................................................10

2.11 Jenis Media PromKes ....................................................................10

2.12. Program Yang Dilakukan Pemerintah Pada Kasus Stunting

BAB 3 TINAJUAN KASUS ...........................................................................12

3.1 Step 1 ...............................................................................................12


3.2 Step 2 ...............................................................................................13

3.3 Step 3 ...............................................................................................14

3.4 Step 4 ...............................................................................................16

3.5 LO ....................................................................................................18

3.6 Kerja Mandiri ..................................................................................18

BAB 4 PENUTUP ...........................................................................................22

4.1 Kesimpulan ......................................................................................22

4.2 Saran ................................................................................................22


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Promosi kesehatan pada prinsipnya merupakan upaya dalam meningkatkan
kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk, dan bersama
masyarakat, agar mereka dapat menolong diri sendiri, serta kegiatan yang sumber
daya masyarakat, sesuai dengan kondisi sosial budaya setempat dan didukung
kebijakan kebijakan public yang berwawasan kesehatan
Untuk mencapai keadaan sehat, seseorang atau kelompok harus mampu
mengidentifikasi dan menyadari aspirasi, mampu memenuhi kebutuhan dan
merubah atau mengendalikan lingkungan (Piagam Ottawwa, 1986). Sedangkan
menurut WHO 1984 promosi kesehatan adalah proses membuat orang mampu
meningkatkan kontrol terhadap, dan memperbaiki kesehatan mereka
Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar
rakyat, dimana tercantum dalam pasal 28 H ayat 1 UUD 1945 yaitu hak untuk
memperoleh pelayanan kesehatan. Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat
besar peranannya dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas
dalam rangka mengimbangi makin ketatnya persaingan bebas di era globalisasi.
Keberhasilan pembangunan kesehatan tersebut memerlukan pembangunan
kesehatan yang lebih dinamis dan produktif dengan melibatkan semua sector
terkait termasuk swasta dan masyarakat. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan,kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Oleh karena itu perlu
diselenggarakan upaya kesehatan dengan pendekatan pemeliharaan, promosi
kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif),penyembuhan penyakit
(kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang diselenggarakan secara
menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan. Dalam rangka memajukan
kesehatan masyarakat serta meningkatkan derajat kesehatan masyarakat maka
diperlukan strategi promosi kesehatan baik kepada pemerintah,tokoh masyarakat,
dan khususnya kepada masyarakat.Untuk memenuhi tugas mata kuliah promosi
kesehatan kami membuat makalah ini dengan konsep teori promosi kesehatan
untuk mengetahui bagaimana konsep teori promosi kesehatan ataupun starategi
yang ditunjukan kepada pemerintah, tokoh masyarakat,dan masyarakat.

1.2. Rumusan Masalah


Menjelaskan Program apa saja yang dilakukan oleh pemerintah pada kasus
Stunting?
1.3. Tujuan
a. Tujuan Umum
Memberikan pengetahuan tentang Media dan Promosi Kesehatan yang di gunakan
oleh direktur Rumah Sakit terhadap Virus Corona yang beredar di RSUD Raden
Mattaher Jambi .
b. Tujuan Khusus
1) Untuk mengetahui pengertian dari Stunting
2) Untuk mengetahui penyebab dari Stunting
3) Untuk mengetahui media promkes apa saja yang di gunakan untuk penderita
Stunting
4) Untuk mengetahui Strategi Media dan Promosi Kesehatan pada penderita stunting
5) Untuk mengetahui Misi, Sasaran, Ruang Lingkup Promkes
6) Untuk mengetahui Metode dan Jenis Media Promkes

1.4. Manfaat Penulisan


a. Mahasiswa
Di harapkan mahasiswa/ i keperawatan untuk mengerti dan memahami tentang
Media dan Promosi Kesehatan terhadap pasien Stunting.
b. Masyarakat
Di harapkan masyarakat mengerti dan memahami tentang apa itu Stunting melalui
promkes.
c. Tenaga kesehatan
Di harapkan tenaga kesehatan mengerti dan memahami tentang Media apa saja
yang di gunakan untuk Promosi Kesehatan terhadap pasien stunting.
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1. Defenisi
Promosi kesehatan adalah proses untuk meningkatkan kemampuan orang dalam
mengendalikan dan meningkatkan kesehatannya. Untuk mencapai keadaan sehat,
seseorang atau kelompok harus mampu mengidentifikasi dan menyadari aspirasi,
mampu memenuhi kebutuhan dan merubah atau mengendalikan lingkungan
(Piagam Ottawwa, 1986). Sedangkan menurut WHO 1984 promosi kesehatan
adalah proses membuat orang mampu meningkatkan kontrol terhadap, dan
memperbaiki kesehatan mereka.
Promosi kesehatan adalah ilmu yang membantu masyarakat menjadikan gaya
hidup mereka sehat optimal. Kesehatan yang optimal didefinisikan sebagai
keseimbangan kesehatan fisik, emosi, sosial, spiritual, dan intelektual. Ini bukan
sekadar pengubahan gaya hidup saja, namun berkairan dengan pengubahan
lingkungan yang diharapkan dapat lebih mendukung dalam membuat keputusan
yang sehat.
Selain pengertian tersebut di atas, beberapa ahli juga telah mengemukakan
pendapatnya tentang apa yang dimaksud dengan promosi kesehatan, beberapa
diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Lawrence Green, berpendapat bahwa promosi kesehatan adalah segala bentuk
kombinasi pendidikan kesehatan dan intervensi yang terkait dengan ekonomi,
politik, dan organisasi yang dirancang untuk memudahkan perubahan
perilaku dan lingkungan kondusif bagi kesehatan.
b. Nesi Novita dan Yunetra Franciska, berpendapat bahwa promosi kesehatan
adalah proses peningkatan pengetahan masyarakat tentang kesehatan yang
disertai dengan upaya memfasilitasi perubahan perilaku dan merupakan
program kesehatan yang dirancang untuk membawa perbaikan atau
perubahan dalam individu, masyarakat, dan lingkungan.

Stunting adalah ..........


2.2. Misi PromKes
1) Advokat, yaitu ditujukan kepada para pengambil keputusan atau pembuat
kebijakan
2) Menjebatani, yaitu menjalin kemitraan dengan berbagai program dan sektor
yang terkait dengan kesehatan
3) Memampukan, maksudnya yaitu agar masyarakat mampu memelihara dan
meningkatkan kesehatan secara mandiri
2.3. Tempat Pelaksanaan
Ditinjau berdasarkan tatanan atau tempat pelaksanaan-nya, ruang lingkup promosi
kesehatan meliputi :
1) Promosi kesehatan pada tatanan keluarga (rumah tangga). Keluarga
merupakan unit terkecil dari masyarakat. Untuk dapat mewujudkan perilaku
sehat masyarakat, harus dimulai dari masing-masing keluarga. Sasaran utama
promosi kesehatan pada tatanan keluarga adalah orang tua terutama ibu,
karena ibu sangat berperan dalam meletakkan dasar perilaku sehat pada anak-
anaknya sejak lahir.
2) Promosi kesehatan pada tatanan sekolah. Sekolah merupakan perpanjangan
tangan keluarga, maksudnya adalah sekolah merupakan tempat lanjutan untuk
meletakkan dasar perilaku bagi anak, termasuk perilaku sehat. Dalam promosi
kesehatan pada tatanan sekolah ini, peran guru sangatlah penting, karena pada
umumnya guru sangat dipatuhi oleh anak-anak, bahkan dibanding orang
tuanya sendiri.
3) Promosi kesehatan pada tempat kerja. Promosi kesehatan pada tempat kerja
dapat dilakukan oleh pimpinan kantor atau perusahaan, yaitu dengan cara
memberikan fasilitas yang kondusif bagi perilaku sehat karyawan di tempat
kerja, misalnya menyediakan tempat sampah yang memadai, menyediakan air
bersih, dan lain sebagainya.
4) Promosi kesehatan di tempat-tempat umum. Yang dimaksud dengan tempat
umum di sini adalah tempat di mana orang-orang berkumpul pada waktu-
waktu tertentu. Promosi kesehatan di tempat umum dapat dilakukan dengan
cara menyediakan fasilitas-fasilitas yang dapat mendukung perilaku sehat
orang-orang yang datang berkumpul di tempat tersebut.
5) Promosi kesehatan di tempat pelayanan kesehatan. Yang termasuk tempat
pelayanan kesehatan adalah rumah sakit, puskesmas, balai pengobatan,
tempat praktik dokter, dan lain-lain. Tempat pelayanan kesehatan tersebut
merupakan tempat yang paling strategis dalam melakukan promosi kesehatan.
Promosi kesehatan di tempat pelayanan kesehatan dapat dilakukan individual
oleh petugas kesehatan kepada para pasien dan keluarga pasien atau dapat
juga dilakukan pada kelompok masyarakat.
2.4. Strategi PromKes
Menurut WHO 1984 ada beberapa strategi promkes, diantaranya:
1) Advokasi (advocacy), maksudnya yaitu agar pembuat kebijakan mengeluarkan
peraturan yang menguntungkan kesehatan
2) Dukungan social, maksudnya yaitu Agar kegiatan promosi kesehatan
mendapat dukungan dari tokoh masyarakat
3) Pemberdayaan masyarakat, maksudnya yaitu Agar masyarakat mempunyai
kemampuan untuk meningkatkan kesehatannya

Dan menurut piagam Ottawa 1986 juga ada beberapa strategi promkes, yaitu :

1) Kebijakan Berwawasan Kesehatan


2) Lingkungan yang mendukung
3) Reorientasi Pelayanan Kesehatan
4) Keterampilan individu
5) Gerakan Masyarakat

Prinsip-Prinsip Promosi Kesehatan. Prinsip promosi kesehatan menurut WHO


berdasarkan Piagam Ottawa adalah sebagai berikut :

1) Empowerment (pemberdayaan), yaitu cara kerja untuk memungkinkan


seseorang mendapatkan kontrol lebih besar atas keputusan dan tindakan yang
mempengaruhi kesehatan mereka.
2) Partisipative (partisipasi), yaitu suatu keadaan di mana seseorang mengambil
bagian aktif dalam pengambilan keputusan.
3) Holistic (menyeluruh), yaitu memperhitungkan hal-hal yang mempengaruhi
kesehatan dan interaksi dari dimensi tersebut.
4) Equitable (kesetaraan), yaitu memastikan kesamaan atau kesetaraan hasil yang
didapat oleh klien.
5) Intersectoral (antar sektor), yaitu bekerja dalam kemitraan dengan instansi
terkait lainnya atau organisasi.
6) Sustainable (berkelanjutan), yaitu memastikan bahwa hasil dari kegiatan
promosi kesehatan yang berkelanjutan dalam jangka panjang.
7) Multi strategy, yaitu bekerja pada sejumlah strategi daerah seperti program
kebijakan.(Journal.Rini 2015)
2.5. Tujuan Promosi Kesehatan.
Tujuan utama dari promosi kesehatan menurut Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia adalah :
1) Memberikan informasi yang pada tingkatan lebih lanjut dapat memicu
kesadaran masyarakat mengenai program atau gerakan kesehatan yang tengah
dicanangkan oleh pemerintah.
2) Memberikan informasi bagi masyarakat terkait segala hal yang bertujuan pada
peningkatan kualitas kesehatan, baik itu kesehatan individu maupun
masyarakat.
3) Konsep Promosi Kesehatan. Untuk mendukung tujuan dari promosi kesehatan
tersebut, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia memberikan berbagai
konsep promosi kesehatan yang dapat dilibatkan dalam upaya menyebarkan
informasi dan menumbuhkan kesadaran masyarakat terkait peningkatan
kualitas kesehatan dan menjalani gaya hidup sehat. Dalam konsep promosi
kesehatan terdapat beberapa kegiatan yang dapat dilakukan baik oleh individu
maupun masyarakat, diantaranya adalah :
4) Menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
5) Cuci tangan pakai sabun.
6) Mengkonsumsi makanan sehat, seperti buah dan sayuran.
7) Tidak membuang sampah sembarangan.
8) Melakukan kerja bakti untuk menciptakan lingkungan sehat.
9) Menggunakan pelayanan kesehatan.
10) Menjalankan gaya hidup sehat bersama anggota keluarga

Sedangkan menurut Lawrence Green, tujuan dari promosi kesehatan dapat dibagi
dalam tiga kelompok, yaitu :

1) Tujuan Program
Refleksi dari fase sosial dan epidemiologi berupa pernyataan tentang apa yang
akan dicapai dalam periode tertentu yang berhubungan dengan status
kesehatan. Tujuan program ini juga disebut tujuan jangka panjang.
2) Tujuan Pendidikan
Pembelajaran yang harus dicapai agar tercapai perilaku yang diinginkan.
Tujuan ini merupakan tujuan jangka menengah.
3) Tujuan Perilaku
Gambaran perilaku yang akan dicapai dalam mengatasi masalah kesehatan.
Tujuan ini bersifat jangka pendek, berhubungan dengan pengetahuan, sikap,
dan tindakan.
2.6. Sasaran PromKes
Sasaran Primer (Primary Target).
Sasaran primer promosi kesehatan adalah masyarakat pada umumnya, seperti
kepala keluarga untuk masalah kesehatan umum, ibu hamil dan ibu menyusui
untuk masalah kesehatan ibu dan anak, dan lain-lain. Upaya promosi ini sejalan
dengan strategi promosi kesehatan pemberdayaan masyarakat (empowerment).
Sasaran Sekunder (Secondary Target).
Sasaran sekunder promosi kesehatan adalah para tokoh masyarakat, tokoh agama,
dan tokoh adat. Dengan memberikan pendidikan kesehatan pada kelompok ini
akan memberikan pendidikan kesehatan pada masyarakat di sekitarnya. Selain itu
apabila sasaran sekunder berperilaku sehat sebagai hasil dari pendidikan
kesehatan yang diterimanya, maka hal tersebut akan menjadi contoh dan diikuti
oleh masyarakat di sekitarnya.Upaya promosi kesehatan ini sejalan dengan
strategi promosi kesehatan dukungan sosial (social support).
Sasaran Tersier (Tertiary Target).
Sasaran tersier promosi kesehatan adalah para pembuat keputusan atau penentu
kebijakan, baik ditingkat pusat maupun daerah. Dengan kebijakan-kebijakan yang
dikeluarkan oleh sasaran tersier diharapkan akan berdampak terhadap perilaku
masyarakat selaku sasaran primer promosi kesehatan dan tokoh masyarakat selaku
sasaran sekunder promosi kesehatan. Upaya promosi kesehatan ini sejalan dengan
strategi global promosi kesehatan yaitu advokasi (advocacy). (journal. Andrianus
atu.2014)
2.7. Ruang Lingkup PromKes
1) Berdasarkan Ilmu
a) Ilmu prilaku: dasar membentuk prilaku manusia
b) Ilmu-ilmu yang diperlukan untuk intervensi prilaku
2) Berdasarkan Dimensi
a) Dimensi aspek sasaran pelayanan kesehatan
b) Dimensi tempat pelaksanaan promosi kesehatan (setting)

Ruang Lingkup Promosi Kesehatan.Pada umumnya,ruang lingkup promosi


kesehatan meliputi:

1) Pendidikan kesehatan (health education), dengan penekanan pada perubahan


atau perbaikan perilaku orang atau masyarakat melalui peningkatan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan.
2) Pemasaran sosial (social marketing), dengan penekanan pada pengenalan
produk atau jasa kesehatan melalui kampanye atau promosi.
3) Upaya penyuluhan (upaya komunikasi dan informasi), dengan penekanan
pada penyebaran informasi.
4) Upaya peningkatan (promotif), dengan penekanan pada upaya pemeliharaan
dan peningkatan kesehatan.
5) Upaya advokasi di bidang kesehatan, dengan penekanan pada upaya untuk
mempengaruhi lingkungan atau pihak lain agar mengembangkan kebijakan
yang berwawasan kesehatan. Advokasi di bidang kesehatan dapat dilakukan
melalui upaya legislasi atau pembuatan peraturan-peraturan, dukungan
suasana, dan lain sebagainya sesuai dengan keadaan.
6) Pengorganisasian masyarakat (community organization), pengembangan
masyarakat (community development), pergerakan masyarakat (social
mobilization), dan pemberdayaan masyarakat (community empowerment)
dalam bidang kesehatan.(Maulana, Heri DJ, and S. Sos. "Promosi kesehatan."
Egc, 2009)
2.8. Dimensi Aspek Sasaran Pelayanan Kesehatan
1) Promkes pada Tingkat Promotif
2) Promkes pada Tingkat Preventif
3) Promkes pada Tingkat Kuratif
4) Promkes pada Tingkat Rehabilitatif
2.9. Metode PromKes
Teknik Komunikasi
a) Penyuluhan langsung, yaitu dengan kunjungan rumah, pertemuan diskusi,
pertemuan di posyandu, dll.
b) Penyuluhan tidak langsung, yaitu dengan cara publikasi dalam lingkup media
cetak

Indera Penerima

a) Melihat, Pemasangan Poster, Pemasangan Foto, Pemutaran Film


b) Mendengar, penyuluhan lewat radio, pidato, ceramah, dll
c) Kombinasi, demonstrasi cara (dilihat, dicium, diraba, di coba)
2.10. Media dalam Promosi Kesehatan
Yaitu saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan
kepada sasaran.
a. Manfaat media :
1) Menimbulkan minat sasaran pendidikan
2) Mencapai sasaran yang lebih banyak
3) Merangsang sasaran untuk meneruskan pesan yang diterima kepada
orang lain
b. Tujuan penggunaan media :
1) Sebagai alat bantu dalam pendidikan/ latihan/ penyuluhan.
2) Untuk mengingatkan suatu pesan/ informasi
3) Untuk menjelaskan fakta-fakta, prosedur,tindakan.
2.11. Jenis Media PromKes
1) Media Cetak
a) Booklet, yaitu Dalam bentuk buku, baik berupa tulisan maupun gambar.
b) Leaflet, yaitu Berupa lembaran yang dilipat.
c) Flipchart, yaitu Dalam bentuk lembar balik.
d) Rubric, yaitu Tulisan pada surat kabar/ majalah.
e) Poster, yaitu Berisi pesan/ informasi kesehatan yang ditempel di
kendaraan, papan pengumuman, dll.
f) Foto
2) Media Elektronik
a) Televisi
b) Radio
c) OHP
d) Slide
e) LCD
f) Internet
3) Media Papan
Dalam bentuk Billboard yang dipasang di tempat-tempat umum yang berisi
pesan atau informasi kesehatan.
2.12. Program Yang Dilakukan Pemerintah Pada Kasus Stunting
Mengacu Peraturan Presiden No. 42 Tahun 2013 tentang Gerakan Nasional
Percepatan Perbaikan Gizi, ada 13 kementerian yang sesuai tugas pokok dan
fungsinya melakukan pencegahan stunting.
Upaya pemerintah mencegah stunting dilakukan melalui program :
1) Pertama Peningkatan Gizi Masyarakat melalui program Pemberian makanan
tambahan (PMT) untuk meningkatkan status gizi anak. Kementerian
Kesehatan merilis, 725 ribu ibu hamil yang mendapatkan PMT untuk ibu
hamil dan balita kurus di Papua dan Papua Barat, Surveilans Gizi pada 514
Kabupaten/Kota dan Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) pada 514
Kabupaten/Kota.
2) Kedua, Sanitasi berbasis Lingkungan melalui peningkatan kualitas sanitas
lingkungan di 250 desa pada 60 Kabupaten/Kota, dengan target prioritas pada
desa yang tingkat prevalensi stuntingnya tinggi.
3) Ketiga, anggaran setiap desa dalam program ini sebesar 100 juta, dengan
target minimal 20 KK terlayani jamban individu sehat dan cuci tangan pakai
sabun dan kebijakan yang menyasar kepada warga miskin agar ada perubahan
perilaku.
4) Keempat, pembangunan infastruktur. Pemerintah membangun infrastruktur
air minum dan sanitasi untuk meningkatkan kualitas hidup manusia, salah
satunya mencegah stunting. Dalam kurun waktu empat tahun pemerintah
telah membangun Instalansi Pengolahan Air Limbah (IPAL), Tempat
Pengolahan Air (TPA), dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Sanimas).
BAB 3

TINJAUAN KASUS

Sebuah daerah yang berada di wilayah kerja puskesmas kabupaten kerinci


menjadi sorotan public dan perhatian pemerintah karena kasus penyakit /wabah
campak hingga memekan ratuasan korban meninggal dunia, padahal penyakit
tersebut dapat dicegah dengan imunisasi. Selain itu data di wilayah tersebut balita
yang mengalami gizi buruk ( 23 %) kondisi ini dilihat dari berat badan balita yang
tidak sesuai dengan dengan usianya, riwayat bayi berat lahir rendah (<2,500gr)
sebesar 15% balita dan anak sekolah yang menderita kasus stunting cukup tinggi
(41%).

Berbagai program pemerintah di seluruh wilayah Indonesia dalam


pencegahan stunting antara lain : Gizi, PKGBM, GSC,PKH, Sanimas,PAUD-
GCD, STBM, dll yang dilakukan oleh pemerintah melalui fasilitas pelayanan
kesehatan primer milik pemerintah. Program tersebut dilakukan mulai dari
pencegahan primer, sekunder dan tersier didalam puskesmas atau di posyandu
yang tersebar di wilayah tersebut, selain puskesmas program TRIAS UKS
disekolah juga digerakan sebagai antisipasi penanganan bagi anak yang sudah
Stunting

3.1. Step 1
1) Stunting
Stunting adalah masalah gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang
kurang dalam waktu lama. (REFERENSI)
2) Imunisasi
Imunisasi merupakan salah satu upaya prioritas Kementrian Kesehatan untuk
mencegah terjadinya penyakit menular yang dilakukan sebagai salah satu
bentuk nyata komitmen pemerintah untuk menurunkan angka kematian pada
anak. (Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009)
3) Gizi
Gizi adalah zat-zat yang dibutuhkan tubuh untuk menjalankan proses-proses
didalam tubuh. (REFERENSI)
4) Campak
Penyakit Campak adalah demam tinggi, bercak kemerahan pada kulit (rash)
disertai dengan batuk dan/atau pilek dan/atau konjungtivitis yang dapat
berujung pada komplikasi berupa pneumonia, diare, meningitis dan bahkan
dapat menyebabkan kematian. (KeMenKes)
5) PKGBM
PKGBM atau Program Kesehatan Gizi Berbasis Masyarakat adalah sebuah
program baru yang mendukung pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat (STBM) yang mana merupakan pendekatan yang cukup efektif
untuk mempercepat akses terhadap sanitasi yang layak melalui pemberdayaan
masyarakat dan perubahan perilaku secara kolektif. (KeMenKes)
3.2. Step 2
1. Apa saja faktor-faktor balita terkena stunting (Poniyem)
2. Apa yang dilakukan pemerintah pada pencegahan primer, sekunder, dan
tersier (Ellysha)
3. Apa gejala campak (Muly)
4. Bagaimana cara kita mempromosikan kesehatan agar anak-anak tidak takut di
imunisasi (Putri)
5. Bagaimana cara penanganan penyakit campak (Fadila)
6. Promkes seperti apa yang akan kita lakukan pada seseorang yeng terkena
campak (Anggun)
7. Apa faktor penyebab gizi buruk pada balita (Desta)
3.3. Step 3
1) Faktor-faktor balita terkena stunting
Stunting disebabkan oleh banyak faktor, seperti ekonomi keluarga, penyakit
atau infeksi yang berkali-kali, kondisi lingkungan, dan masalah non kesehatan.
(REFERENSI)
2) Pencegahan primer, sekunder, dan tersier yang dilakukan oleh Pemerintah
3) Gejala campak
a) Anak berbadan lebih pendek untuk anak seusianya.
b) Proporsi tubuh cenderung normal tetapi anak tampak lebih kecil/muda
untuk seusianya.
c) Berat badan rendah untuk anak seusianya dan pertumbuhan tulang
tertunda.
(REFERENSI)
4) Cara kita mempromosikan kesehatan agar anak-anak tidak takut di imunisasi
Agar anak tidak takut di imunisasi yaitu pertama dengan cara melakukan
pendekatan antara petugas imunsasi dan anak, karena agar anak bisa mengenal
terlebih dahulu dan akan merasa nyaman, yang kedua dampingi anak saat akan
di imunisasi, karena anak tersebut akan merasa nyaman saat di dampingi, lalu
yg terakhir berikan pemahaman terhadap anak tentang pentingnya imunisasi.
a) Berkenalan terlebih dahulu dengan petugas imunisasi
Anak akan merasa lebih nyaman jika ia mengenal atau mengetahui siapa
yang akan menyuntiknya. Oleh karena itu, perkenalkan terlebih dahulu
anak kepada dokter atau suster yang bertugas untuk mengimunisasi anak
Anda.
b) Tekankah bahwa imunisasi seperti ini sudah pernah dilakukan saat masih
bayi
Jelaskan kepada anak bahwa imunisasi yang akan dilakukan padanya saat
ini merupakan kelanjutan dari imunisasi yang pernah didapatnya saat
usianya lebih kecil. Tenangkan anak dengan memberitahu bahwa
imunisasinya saat kecil dulu berjalan dengan lancar
c) Katakan bahwa sakit yang dialami saat imunisasi tidak seperti yang
dibayangkan.
Banyak anak merasa ketakutan yang berlebihan terhadap jarum suntik.
Beritahukan kepada mereka bahwa sakit yang dialami hanya sebentar saja,
asalkan ia dapat berdiri atau duduk dengan tenang saat di imunisasi.
(REFERENSI)
5) Penanganan penyakit campak
Beberapa cara pencegahan campak :
Farmakologi : bisa memberikan Acetaminophen atau ibuprofen, dapat
mengurangi demam dan nyeri. Namun bisa I berikan vaksin dalam vaksin
kombinasi yang sekaligus digunakan untuk mencegah infeksi campak dan
gondongan, dikenal dengan vaksin MMR (Mumps, Measles, dan Rubella).
(REFERENSI)
6) Promkes untuk penyakit campak
Edukasi dan promosi kesehatan campak (measles) atau rubeola dapat dilaukan
dengan cara mendorong pasien untuk melakukan vaksinasi.
1. Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
a) Penderita campak harus diisolasi dari orang lain untuk menghindari
resiko penularan. Penderita dilarang pergi ke sekolah atau tempat
penitipan anak sampai sekurang-kurangnya empat hari setelah
munculnya ruam.
b) Penderita campak harus menutup hidung dan mulut ketika batuk atau
bersin, membuang tisu kotor, mencuci tangan dengan baik dan tidak
menggunakan peralatan seperti sendok, piring, baju, dan selimut
yang sama dengan orang lain.
c) Wanita hamil, anak penderita kanker atau penderita gangguan
imunitas harus menghindari kontak dengan penderita campak. Jika
terdapat kontak dengan penderita, sebaiknya segera menghubungi
dokter.
d) Memberikan penyuluhan kepada masyarakat dan menjalankan
program wajib imunisasi campak berupa BIAS (Bulan Imunisasi
Anak Sekolah).
(REFERENSI)
7) Faktor penyebab gizi buruk pada balita
3.4. Step 4
3.5. Learning Objek(LO)
Menjelaskan Program apa saja yang dilakukan oleh pemerintah pada kasus
Stunting.
Mengacu Peraturan Presiden No. 42 Tahun 2013 tentang Gerakan Nasional
Percepatan Perbaikan Gizi, ada 13 kementerian yang sesuai tugas pokok dan
fungsinya melakukan pencegahan stunting.
Upaya pemerintah mencegah stunting dilakukan melalui program :
1) Pertama Peningkatan Gizi Masyarakat melalui program Pemberian makanan
tambahan (PMT) untuk meningkatkan status gizi anak. Kementerian
Kesehatan merilis, 725 ribu ibu hamil yang mendapatkan PMT untuk ibu
hamil dan balita kurus di Papua dan Papua Barat, Surveilans Gizi pada 514
Kabupaten/Kota dan Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) pada 514
Kabupaten/Kota.
2) Kedua, Sanitasi berbasis Lingkungan melalui peningkatan kualitas sanitas
lingkungan di 250 desa pada 60 Kabupaten/Kota, dengan target prioritas pada
desa yang tingkat prevalensi stuntingnya tinggi.
3) Ketiga, anggaran setiap desa dalam program ini sebesar 100 juta, dengan
target minimal 20 KK terlayani jamban individu sehat dan cuci tangan pakai
sabun dan kebijakan yang menyasar kepada warga miskin agar ada perubahan
perilaku.
4) Keempat, pembangunan infastruktur. Pemerintah membangun infrastruktur
air minum dan sanitasi untuk meningkatkan kualitas hidup manusia, salah
satunya mencegah stunting. Dalam kurun waktu empat tahun pemerintah
telah membangun Instalansi Pengolahan Air Limbah (IPAL), Tempat
Pengolahan Air (TPA), dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Sanimas).
(kominfo.go.id)
3.6. STEP 6

A. DEFINISI

Menurut WHO, Promosi Kesehatan adalah proses yang memungkinkan orang


untuk meningkatkan kontrol atas faktor-faktor penentu kesehatan dan dengan
demikian meningkatkan kesehatan mereka.

Menurut WHO, stunting merupakan gangguan pertumbuhan dan


perkembangan pada anak yang diakibatkan oleh malnutrisi (gizi buruk),
infeksi berulang, dan stimulasi psikososial yang inadekuat (tidak punya cukup
kesempatan untuk bermain dan belajar). Stunting menyebabkan anak tidak
mencapai pertumbuhan dan potensi kognitif yang optimal.

B. TUJUAN PROMKES STUNTING

Tujuan promosi kesehatan pada anak dengan stunting meliputi edukasi


nutrisi/gizi untuk anak dan seluruh keluarga dan perilaku hidup bersih dan
sehat yang harus dijalankan oleh keluarga dan seluruh anggota masyarakat
agar tercipta lingkungan yang sehat untuk tempat tinggal anak.

Berkontribusi pada menurunnya angka stunting anak usia bawah dua tahun
dari 32,9% menjadi 20% pada akhir 2024 di di seluruh kabupaten/kota
melalui peningkatkan kesadaran publik dan melakukan perubahan perilaku
masyarakat untuk mencegah stunting melalui kampanye nasional dan strategi
komunikasi perubahan perilaku yang komprehensif.

C. ETIOLOGI STUNTING

Etiologi utama stunting adalah malnutrisi atau asupan yang tidak cukup atau
makanan yang kurang kandungan nutrisi untuk menunjang pertumbuhanPada
1000 hari pertama kehidupan sejak konsepsi sampai dengan anak berusia 2
tahun, faktor nutrisi dan lingkungan berperan besar dalam pertumbuhan anak,
sedangkan faktor etnik atau genetik tidak banyak berperan dalam
pertumbuhan anak di bawah usia 2 tahun.
D. KOMPLIKASI STUNTING

Komplikasi stunting biasanya disebabkan oleh infeksi yang menyertai.


Konsekuensi jangka pendek dari stunting adalah peningkatan morbiditas
anak, penurunan fungsi kognitif, perkembangan motorik dan bahasa, serta
berdampak pada ekonomi dengan meningkatkan pengeluaran di bidang
kesehatan dan perawatan anak sakit.

E. SASARAN PROMKES STUNTING

a) KELOMPOK PRIORITAS (Sasaran Primer)

Kelompok yang tergabung dan yang akan dilakukan intervensi KPP


yaitu: Ibu hamil

1) Ibu menyusui

2) Anak usia 0-23 bulan, Anak usia 24-59 bulan

3) Tenaga kesehatan: bidan, sanitarian, tenaga gizi,dokter, perawat

4) Kader

b) Kelompok penting (sasaran sekunder)

Kelompok yang berpotensi mempengaruhi terjadinya perubahan perilaku


dan diintervensi umumnya melalui upaya mobilisasi sosial:

1) Wanita usia subur, Remaja

2) Lingkungan pengasuh anak terdekat (kakek, nenek, ayah, dan lainnya)

3) Pemuka masyarakat

4) Pemuka agama

5) Jejaring sosial (PKK, group pengajian, dll)

c) Kelompok dukung (sasaran tersier)


Pihak yang terlibat sebagai lingkungan pendukung untuk upaya
percepatan pencegahan stunting, diintervensi melalui advokasi dan
informasi publik, terdiri dari:

1) Pengambil kebijakan/keputusan: nasional, provinsi,kabupaten, kota dan


desa

2) Organisasi Perangkat Daerah

3) Swasta: dokter, bidan, dokter anak, dokter kandungan

4) Donor dan perwakilan media

5) Media massa

F. EDUKASI DAN UPAYA PENCEGAHAN STUNTING

1. Edukasi Pasien

Edukasi pada orang tua pasien meliputi perbaikan nutrisi, pemantauan


pertumbuhan rutin tiap bulan, dan pemantauan perkembangan secara rutin
paling tidak setiap 3 bulan sSSekali. Edukasi orang tua untuk menerapkan
perilaku hidup bersih dan sehat di rumah untuk seluruh anggota keluarga.
Evaluasi tata laksana dapat dilihat dari kenaikan BB (biasanya nyata terlihat
setelah 1-2 minggu) dan kenaikan panjang/tinggi badan (setelah 1-2 bulan).

2. Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit


Upaya pencegahan dan pengendalian penyakit harus dilakukan tidak hanya
oleh anak dan keluarganya namun oleh seluruh masyarakat dan pemerintah.
Persiapan kehamilan, kehamilan yang sehat, ASI eksklusif, MPASI
berkualitas, stimulasi psikososial, dan perkembangan sesuai usia,
lingkungan yang sehat dan gembira, serta pemantauan pertumbuhan dan
perkembangan rutin ke tenaga kesehatan dapat mencegah terjadinya
stunting.
Kementerian Kesehatan memiliki program suplementasi vitamin A dan
imunisasi untuk mencegah dan mengatasi stunting dan masalah gizi lainnya.
Pelayanan Posyandu juga sangat penting dan merupakan garda terdepan
dalam mendeteksi anak dengan gangguan pertumbuhan termasuk stunting.
Pemerintah juga mencanangkan program pemberian makanan tambahan
(PMT), pemenuhan gizi pada anak dalam 1000 hari pertama kehidupan
(HPK), program Indonesia sehat-pendekatan keluarga (PIS-PK), dan
pemberian tablet penambah darah pada remaja dan ibu hamil.
3. Vaksinasi
Vaksinasi dapat mencegah terjadinya penyakit-penyakit yang dapat dicegah
dengan vaksin. Hal ini dapat melindungi anak dari infeksi kronis yang dapat
memengaruhi pertumbuhannya. Untuk anak stunting, imunisasi harus tetap
diberikan. Anak dengan stunting dapat mengalami penurunan fungsi imun.
Hal ini mengakibatkan pemberian imunisasi mungkin tidak seefektif pada
anak dengan gizi baik. Meskipun demikian, sebagian besar anak dengan
malnutrisi dapat meningkatkan respons imun protektif setelah vaksinasi
walau waktu, kualitas, dan durasi respons dapat berbeda. Oleh karena itu,
imunisasi tetap penting diberikan pada anak dengan stunting.
BAB 4

PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Promosi kesehatan adalah ilmu yang membantu masyarakat menjadikan gaya
hidup mereka sehat optimal.Pengubahan gaya hidup dapat difasilitasi dengan
menciptakan lingkungan yang mendukung, mengubah perilaku, dan
meningkatkan kesadaran.. Untuk mewujudkan atau mencapai visi dan misi
promosi kesehatan secara efektif dan efisien, maka diperlukan cara dan
pendekatan yang strategis yaitu strategi promosi kesehatan.Berdasarkan rumusan
WHO (1994) strategi promosi kesehatan secara global ini terdiri dari 3hal, yaitu
Advokasi(Advocacy), Dukungan Sosial (Social support), dan Pemberdayaan
Masyarakat(Empowerment).
Di dalam piagam Ottawa dirumuskan pula strategi baru promosi kesehatan, yang
mencakup 5 butir, yaitu KebijakanBerwawasan Kebijakan (Health Public
Policy),Lingkungan yang mendukung(Supportive Environment),Reorientasi
Pelayanan Kesehatan (ReorientHealth Service), Keterampilan Individu (Personnel
Skill), dan Gerakanmasyarakat(Community Action).Dalam pemilihan srategi
promosi kesehatan agar masyarakat lebih mudah untuk mengingat dan
menerapkan dalam kehidupan sehari-hari mereka.Pemilihan srategi promosi
kesehatan yaitu diantaranya Ceramah, MediaMassa, Instruksi individual,
Simulasi, Modifikasi Perilaku dan Pengembangan Masyarakat. Dalam pemilihan
srategi promosi kesehatan pun ada aturan-aturan tersendiri, intinya adalah agar
srategipromosi kesehatan program-programnya semakin berkembang dan tidak
salah sasaran.
4.2. Saran
Diharapkan dengan adanya makalah ini pembaca khususnya kita sebagai perawat
dapat memahami tentang strategi promosi kesehatan dalam rangka memajukan
kesehatan masyarakat serta meningkatkan derajat kesehatan masyarakat , dan
dengan promosi kesehatan yaitu melalui penyuluhan kesehatan atau pendidikan
kesehatan kita sebagai perawat dapat mencegah berbagai penyakit.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2014.TujuanPromkes.https://www.mitrakesmas.com/2017/12/pengertian-
dan-tujuan- promosi-kesehatan.html. (Diakses pada tanggal 31 Januari 2021. Jam
21.20)
Hinchliff,Sue. 1999. Kamus Keperawatan Edisi 17. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran
Susilowati, Dwi. 2016. PROMOSI KESEHATAN. Jakarta : Kemenkes RI
World Health Organization. 2020. https://www.who.int/health-
topics/coronavirus. (Diakses
pada 24 Januari 2020)

Anda mungkin juga menyukai