PROPOSAL TESIS
Pembimbing:
Prof. Dr. Heri Suwignyo, M. Pd.
Dr. Nita Widiati, M. Pd.
DAFTAR ISI.........................................................................................................II
DAFTAR TABEL.................................................................................................IV
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................V
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................VI
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1
A. Latar Belakang Masalah...............................................................1
B. Identifikasi Masalah....................................................................6
C. Batasan Masalah..........................................................................7
D. Rumusan Masalah........................................................................7
E. Tujuan Penelitian.........................................................................7
F. Spesifikasi Produk........................................................................8
G. Manfaat Penelitian........................................................................9
H. Definisi Oprasional........................................................................9
2
E. Instrumen Pengumpulan Data........................................................28
F. Teknik Analisis Data......................................................................29
DAFTAR RUJUKAN...........................................................................................32
3
DAFTAR LAMPIRAN
4
BAB 1
PENDAHULUAN
1
dari guru, siswa, maupun faktor lainya. Permasalahan yang didapati oleh
peserta didik di kelas ialah kurangnya pengalaman serta minat siswa dalam
menulis teks puisi. Adapun faktor dari guru, yakni kurangnya kompetensi
serta kemampuan guru dalam mengembangkan materi ajar dalam
pembelajaran menulis teks puisi terkesan monoton. Hal tersebut dapat
menimbulkan rasa jenuh serta bosan pada peserta didik.
Rendahnya minat guru dalam mengembangkan bahan ajar
dikemukakan oleh Zuriah, dkk., (2016) bahwa guru belum memiliki
pengalaman serta kompetensi khusus dalam mengembangkan bahan ajar
kreatif dan inovatif. Hal tersebut dapat terjadi karena minimnya akan
pemahaman dan pengetahuan dalam meproduksi maupun
mengembangakan bahan ajar. Kendala selanjutnya saat di lapangan antara
lain, kurangnya ketersediaan bahan ajar pembelajaran menulis puisi yang
sesuai dengan kebutuhan guru dan siswa di kelas.
Ketersediaan bahan ajar sangatlah mempengaruhi kegiatan belajar
mengajar di kelas, termasuk pada pembelajaran menulis teks puisi.
Perlunya bahan ajar bagi siswa antara lain (1) meningkatkan minat dan
motivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran menulis puisi, (2)
menjadikan pembelajaran menulis puisi lebih menarik, (3) siswa memiliki
panduan dalam menulis puisi selain buku teks pelajaran, dan (4)
memudahkan siswa dalam mempelajari kompetensi yang harus dikuasai.
Adapun manfaat lain bahan ajar menulis puisi bagi guru adalah (1) guru
memiliki alternatif selain buku teks, (2) membangun komunikasi yang
efektif dan interaktif antara guru dengan siswa, , dan (3) guru memiliki
panduan dalam mengajarkan menulis puisi sehingga tidak hanya bersifat
teoritik.
Berdasarkan hasil wawacara yang telah dilaksanakan dengan
beberapa guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMPN 14 Malang
bahwa saat ini penggunaan bahan ajar sudah sangtlah terbatas, terutama
pada pembelajaran menulis puisi. Penggunaan bahan ajar selalu merujuk
pada gambaran teoretis dan pemaparan materi dari guru dengan
memanfaatkan buku teks. Hal tersebut juga disampaikan oleh Doyin
2
(2014) dalam penelitiannya bahwa kegiatan pembelajaran di sekolah selalu
condong pada pengajaran teoritik yang sifatnya kurang relevan dalam
lingkungan belajar siswa sehingga menjadikan siswa jauh dari karya
kesastraan. Bahan ajar yang sesuai digunakan oleh pendidik seharusnya
dapat membangun motivasi serta semangat dalam diri siswa sehingga
membuat siswa tertarik dan aspresiatif terhadap kegiatan pembelajaran di
kelas.
Salah satu upaya yang dapat membangun motivasi siswa serta
menarik minat siswa dalam kegiatan pembelajaran menulis teks cerpen
ialah mengembangakan bahan ajar Audiovisual Lagu Rakyat Bermuatan
Kearifan Lokal. Zeyuan (2010) memaparkan bahwa ketika siswa belajar
puisi, maka siswa sekaligus mempelajari budaya kearifan lokal, hal
tersebut secara tidak langsung dapat membantu siswa dalam meningkatkan
minat maupun prestasi siswa. Hal tersebut sependapat dengan Yuliana dkk
(2017) menunjukan pernerapan nilai-nilai kearifan lokal sangatlah penting
guna memberikan edukasi atau memberikan pengajaran kepada siswa agar
selalu menghargai budaya kearifan lokal.
Maul (2015) melengkapi dengan menyatakan pemakaian bahan
ajar audio visual dalam dalam proses pembelajaran lagu rakyat/daerah
mempunyai manfaat yaitu bisa menumbuhkan motivasi belajar dan
menarik perhatian siswa. Upaya tersebut menjadikan siswa lebih banyak
melakukan aktivitas belajar, oleh karena itu mereka tidak hanya
mendengarkan uraian guru tetapi juga melakukan beberapa aktifitas seperti
mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain. Munarto, dkk.,
(2014) menambahkan bahawa setiap sumber belajar yang efisien dan
efektif dalam kegiatan pembelajaran menulis puisi melalui bahan ajar
audiovisual yang sifatnya interaktif. Oleh sebab itu, bahan ajar audio
visual lagu rakyat bermuatan kearifan lokal tepat dikembangkan untuk
siswa. Sebab penggunaan pembelajaran dengan audio visual lagu rakyat
dan kearifan lokal merupakan salah satu metode pembelajaran yang
digunakan alternatif sebagai bantuan kepada siswa dalam kegiatan
menulis puisi seperti mebantu penulisan tema sesuai tingkatan kemampuan
3
siswa di kelas. Selain itu bahan ajar audio visual dapat menentukan diksi
yang tepat dan terbimbing dari visual yang telah diperhatikan. Pemakaian
audio visual lagu daerah dalam pembelajaran puisi mempunyai manfaat
dalam membentuk motivasi dalam belajar maupun membangun daya tarik
siswa di kelas, sehingga siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran.
Berdasarkan hal tersebut minat dan kemampuan siswa terhadap
pembelajaran puisi dapat berkembang. Pembelajaran puisi selain
didukung dengan audio visual juga terdapat muatan kearifan lokal, muatan
tersebut dapat menjadikan pembelajaran lebih bermakna serta mampu
meningkatkan apresiasi siswa terhadap nilai kearifan lokal berupa warisan
lagu daerah. Apresiasi dapat terjadi bila seseorang mengalami pengalaman
baikitu langsung maupun tidak langsung. Kearifan lokal yang dimiliki
masing-masing daerah, memiliki nilai-nilai positif bagi perkembangan
dan karakter anak serta dapat menumbuhkan kecintaan terhadap budaya
daerah Sumayana (2017).
Pembelajaran audio visual menulis puisi dengan menggunakan
lagu rakyat bermuatan kearifan lokal sangat diperlukan. Mengingat
warisan luhur kian lama kurang terperhatikan terutama pada generasi
muda. Cara melestarikannya yaitu melalui dunia pendidikan yang diterapkan
pada pembelajaran menulis puisi. Selain itu, penggunaan bahan ajar audio
visual masih minim digunakan dalam kegiatan pembelajaran di kelas
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kehadiran
bahan ajarmenulis puisi sangat penting dan diperlukan oleh siswa dan juga
guru di SMPN 14 Malang. Mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi
guru, serta melihat analisis kebutuhan yang diperlukan oleh guru dan
siswa, maka perlu dikembangkan bahan ajar audio visual lagu rakyat
bermuatan kearifan lokal dalam pembelajaran menulis teks puisi pada
siswa kelas VIII sekolah dasar sebagai solusi permasalahan di atas.
Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang serupa dengan
penelitian ini. Yang akan dipaparkan sebagai berikut.
Pertama dilakukan oleh Preni (2016 ) yang berjudul
“Pengembangan Materi Pembelajaran Menulis Puisi Berbasis Nilai
4
Karakter Syair Lagu-Lagu Keroncong Gesang untuk Siswa Kelas VII
SMP”. Tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan produk bahan ajar
menulis puisi berbasis nilai-nilai karakter pendidikan dalam syair lagu-
lagu keroncong ciptaan Gesang untuk siswa SMP kelas VII.
Kedua dilakukan oleh Widiatmiko (2020) yang berjudul
“Pengembangan Bahan Ajar Interaktif ‘POST’ dalam Pembelajaran
Apresiasi Puisi Untuk Siswa Kelas X SMA” berisi tentang penelitian
pengajaran apresiasi puisi dalam pembelajaran sastra oleh pendidik dalam
Kurikulum 2013 siswa dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Penelitian ini termasuk dalam penelitian pengembangan atau Research
and Development. Berdasarkan hasil penelitian pengembangan diperoleh
beberapa simpulan. Proses perencanaan pengembangan produk bahan ajar
interaktif audio visual ‘POST’ melalui beberapa tahapan penelitian dan
hasil produk penelitian bahan ajar tersebut dikonversikan menjadi CD
(compact disk) interkatif.
Ketiga dilakukan oleh Siti (2013) yang berjudul “Pengembangan
Media Audiovisual Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk
Keterampilan Menulis Puisi” pada peneltian ini peneliti bertujuan untuk
mengembangkan media audiovisual dalam pembelajaran bahasa Indonesia
untuk keterampilan menulis puisi, maka metode yang digunakan adalah
metode research and development dengan menggunakan pendekatan
kualitatif deskriptif. Storyboard merupakan rancangan yang menggambarkan
isi media audiovisual pembelajaran. Di dalam storyboard dijelaskan mengenai
beberapa hal, yaitu :1) tampilan, 2) gambar, 3) keterangan tampilan.
Storyboard dalam penelitian ini akan dijadikan acuan dalam pembuatan CD
pembelajaran.
Keempat dilakukan oleh Ervi (2019) yang berjudul “Pengembangan
Bahan Ajar Menulis Puisi Berbasis Lingkungan dan Budaya Lokal
Kabupaten Kudus untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar”. Penelitian
tersebut bertujuan untuk mengembangkan bahan ajar menulis puisi
berbasis lingkungan dan budaya lokal Kabupaten Kudus sesuai dengan
kebutuhan guru dan siswa, menentukan draf, menghitung kevalidan, serta
keberterimaan bahan ajar yang dikembangkan. Uji coba bahan ajar
5
dilakukan skala terbatas kepada lima siswa dan seorang guru sekolah dasar
di Kabupaten Kudus.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu memiliki
beberapa aspek antara lain, mengutamakan dan menguraikan penelitian
yang sifatnya interkatif dan aplikatif, selanjutnya mengangkat tema
kearifan lokal pada kajian ilmiah. Sesuai contoh penelitian yang
dilakasanakan Preni (2016) dengan memproduksi bahan ajar menulis puisi
berbasis nilai-nilai karakter pendidikan dalam syair lagu-lagu keroncong
ciptaan Gesang serta penelitian yang dilaksanakan oleh Ervi (2019)
dengan menerapkan kearifan lokal berupa lingkungan dan budaya kudus
sebagai acuan dalam kajian puisi.
Kaitan temuan tersebut dapat disimpulkan bahwa memliki
kesamaan pada kajian ilmiah bertema puisi. Perbedaan yang signifikan
pada penelitian ini, yakni memanfaatkan audio visual sebagai
pertimbangan dalam pembelajaran puisi, serta memanfatkan lagu rakyat
bermuatan kearifan lokal pada konsepsi bahan ajar menulis puisi.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan gambaran daripada latar belakang masalah di atas terdapat
batasan batasan permasalahan yang perlu diidentifikasi antara lain, sebagai
berikut.
1. Pembelajaran menulis puisi terkesan monoton dan kurang menarik bagi
siswa.
2. Minimnya minat siswa terhadap pembelajaran menulis puisi
3. Minimnya kemampuan guru dalam mengembangkan materi ajar
menulis teks puisi.
4. Ketersediaan bahan ajar di lapangan yang belum memenuhi kebutuhan
siswa dan guru.
5. Kesulitan guru dalam mengembangkan bahan ajar menulis puisi.
6. Perlunya inovasi dalam pembelajaran puisi yang dapat menumbuhkan
motivasi belajar serta menarik minat belajar siswa
C. Batasan Masalah
6
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, masih ditemukan banyak
permasalahan terkait pembelajaran menulis teks puisi siswa. Namun, peneliti
membatasi fokus penelitian pada pengembangan bahan ajar yang digunakan
dalam kegiatan pembelajaran menulis teks puisi, yakni “Pengembangan
Bahan ajar audio visual Lagu Rakyat Bermuatan Kearifan Lokal dalam
Pembelajaran Menulis Puisi Siswa Kelas VIII SMPN 14 Malang”. Hal
tersebut sangat diharapkan oleh peneliti agar menumbuhkan motivasi belajar
siswa, serta menarik minat belajar siswa terhadap pembelajaran sastra.
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kemudahan bagi siswa dan
guru terhadap kegiatan pembelajaran menulis puisi.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari uraian latar belakang masalah di atas, ditemukan
beberapa hal terkait rumusah masalah yang akan dirumuskan sebagai berikut.
1. Bagaimanakah kelayakan bahan ajar audiovisual lagu rakyat
bermuatan kearifan lokal terhadap pembelajaran menulis teks puisi
siswa kelas VIII SMPN 14 Malang?
2. Bagaimanakah keefektifan bahan ajar audiovisual lagu rakyat
bermuatan kearifan lokal terhadap pembelajaran menulis teks puisi
siswa kelas VIII SMPN 14 Malang?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan yang dicapai dalam penelitian dan pengembangan sebagai berikut.
7
Spesifikasi produk yang diharapkan dalam penelitian pengembangan
bahan ajar audiovisual lagu rakyat bermuatan kearifan lokal dalam
pembelajaran menulis teks puisi ini dikemas dengan bentuk audio dan
visualisasi dalam penggunaan pembelajaran sebagai berikut.
1. Bahan ajar audiovisual pembelajaran menulis puisi betema budaya
daerah, berisikan serangkaian menu konten berupa paparan KD,
materi, pembelajaran, contoh soal, serta lagu lagu rakyat animatif
kemudian dirancang sesuai standar kompetensi dan kompentesi dasar
yang ditetapkan di sekolah untuk siswa kelas VIII.
2. Bahan ajar berisi animasi lagu rakyat bermuatan kearifan lokal
merupakan stimulus/rangsangan dalam pembelajaran puisi yang
sifatnya informatif dan edukatif dengan tujuan membangun motiviasi
siswa dalam belajar.
3. bahan ajar audiovisual lagu rakyat bermuatan kearifan lokal dalam
pembelajaran menulis teks puisi siswa berbentuk file sehingga dapat
diakses melalui smartphone, laptop, komputer, dll
4. Tampilan bahan ajar audio visual lebih menarik dengan materi yang
mudah dipahami serta dilengkapi dengan menu-menu animatif yang
memotivasi siswa dalam belajar.
5. Perangkat lunak yang digunakan dalam pengembangan bahan ajar
pembelajaran menulis puisi ini adalah sebagai berikut. (a) Studio One,
digunakan untuk membuat aransemen lagu dengan proses tracking,
mixing dan mastering, selanjutnya (c) VN video editor, digunakan
untuk proses editing video.
G. Manfaat Penelitian
8
Manfaat yang didapat daripada hasil penelitian ini terdiri atas manfaat
teoretis dan manfaat praktis. Jika dilihat dari aspek teoretis penelitian ini
dapat menambah dan memperkaya refrensi terkait gambaran mengenai
konsep pengembangan bahan ajar audiovisual lagu rakyat bermuatan kearifan
lokal dalam pembelajaran menulis puisi. Secara praktis hasil penelitian ini
terdiri atas manfaat berbagai pihak di antaranya.
1. Bagi siswa, penelitian ini akan memudahkan siswa dalam kegiatan
Menulis teks puisi dan sesuai dengan kompentensi yang akan dicapai
dalam kegiatan pembelajaran
2. Bagi guru, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah
satu alternatif bahan ajar pembelajaran menulis teks puisi, kemudian
sebagai sarana dan prasarana dalam menginspirasi bentuk pembuatan
media-media baru pada pembelajaran teks yang lain.
3. Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai
referensi jika ingin melakasanakan penelitian mengenai pengembangan
bahan ajar audio visual.
H. Definisi Oprasional
Penelitian ini menggunakan definisi oprasional agar memudahkan
pembaca untuk memahami istilah yang digunakan dalam penelitian. Definisi
oprasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Bahan Ajar adalah materi pelajaran yang disusun secara sistematis
yang digunakan guru dan siswa dalam pembelajaran untuk mencapai
tujuan yang diharapkan.
2. Audiovisual adalah bentuk esensi media yang memanfaatkan unsur
gambar dan unsur suara dalam penggunaanya. Misalnya rekaman
video, film, VCD dan sebagainya.
3. Lagu rakyat adalah lagu yang berasal dari suatu daerah tertentu dan
menjadi populer dinyanyikan baik oleh rakyat daerah tersebut maupun
rakyat lainnya. Pada umumnya pencipta lagu daerah ini tidak diketahui
lagi pembuat/pengarangnya.
9
4. Menulis puisi adalah bagian bentuk apresiasi kreativitas siswa dalam
kegiatan menulis dengan melibatkan proses penuangan pikiran, ide,
perasaan dalam bentuk karya sastra.
10
BAB II
KAJIAN TEORI
Bab ini berisi pembahasan mengenai konsep dan teori yang berkaitan dengan
produk yang dikembangkan. Konsep dan teori tersebut meliputi: (1) bahan ajar,
(2) audio visual, dan (3) lagu rakyat. Berikut ini skema pembahasan dalam
penelitian.
Klasifikasi
Klasifikasibahan
bahanajar
ajar
Bahan
Bahanajar
ajar
Tinjauan
Tinjauanbahan
bahanajar
ajar
Audio
AudioVisual
Visual
Model
Model
Pengembangan
Pengembangan
BAB
BABII II:: Bahan
Bahanajar
ajar
Pengembangan
Pengembangan
Bahan
BahanAjar
Ajar Prinsip
Prinsip
Audiovisual
AudiovisualLagu
Lagu Pengembangan
Pengembangan
Rakyat
RakyatBermuatan
Bermuatan Bahan
BahanAjar
Ajar
Bahan
BahanAjar
AjarAudio
Audio
Kearifan
KearifanLokal
Lokal Visual
VisualLagu
LaguRakyat
Rakyat
dalam
dalam
Pembelajaran
Pembelajaran
Menulis
MenulisPuisi
Puisi
Siswa
Siswakelas
kelasVIII
VIII
Pembelajaran
Pembelajaran
PuisiSMP
PuisiSMP
11
A. Bahan Ajar
Saat ini, pendidik dapat menggunakan bahan ajar pembelajaran yang
sangat beragam. Pendidik dapat menentukan atau merancang materi ajar
pembelajaran yang cocok dengan topik pembelajaran. Salah satu pedoman
pembelajaran yang dapat digunakan pendidik di dalam kelas adalah
menggunakan bahan ajar. Menurut Depdiknas (2006: 4), bahan ajar merupakan
seperangkat materi yang disusun secara sistematis yang memungkinkan siswa
untuk belajar dan disesuaikan dengan kurikulum yang ada. Menurut Sungkono,
dkk (2003: 1), bahan ajar adalah suatu perangkat bahan yang memuat materi
atau isi pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Suatu bahan ajar
memuat materi atau isi pelajaran yang berupa ide, fakta, konsep, prinsip,
kaidah, atau teori yang mencangkup dalam mata pelajaran sesuai disiplin
ilmunya serta informasi lainnya dalam pembelajaran.
Menurut Lestari (2013: 2), bahan ajar adalah seperangkat materi pelajaran
yang mengacu pada kurikulum yang digunakan dalam rangka mencapai standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditentukan.
Menurut Depdiknas (2008: 10), suatu bahan ajar disusun dengan tujuan
sebagai berikut:
1) Menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan
mempertimbangkan kebutuhan peserta didik, yakni bahan ajar yag sesuai
dengan karakteristik dan setting atau lingkungan sosial peserta didik.
2) Membantu peserta didik dalam memperoleh alternatif bahan ajar di
samping buku –buku teks yang terkadang sulit diperoleh.
3) Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran.
Berdasarkan pendapat beberapa tokoh tersebut, peneliti menyimpulkan
bahwa bahan ajar adalah alternatif pembelajaran yang diterapkan pendidik
untuk memudahkan siswa maupun guru dengan memperhatikan kebutuhan
pada materi pembelajaran, serta memperhatikan karakteristik lingkungan
pembelajaran serta acuan kurikulum yang dituju. keterampilan yang disertai
dengan peragaan sehingga mempermudah pemahaman siswa terhadap materi
yang dipelajari.
12
Selain adanya bahan ajar pembelajaran, pendidik juga dituntut untuk
menguasai materi pembelajaran yang beragam sesuai dengan jenjang kelas yang
diajar. Di kelas VIII SMP, tantangan besar pendidik adalah memahami seluruh
materi pokok dalam Bahasa Indonesia yang terdiri dari materi bahasa dan materi
sastra. Salah satu materi pembelajaran sastra yang harus dikuasai pendidik adalah
teks puisi. Secara etimologi puisi berarti ‘menciptakan’ dan ‘penciptaan’, dengan
puisi seseorang dapat membangun dunianya sendiri berupa amanat atau gambaran
suasana tertentu baik secara lahir maupun batin (Aminuddin, 2013). Pendapat
tersebut sependapat dengan pernyataan, puisi adalah satu dari beberapa genre
karya sastra yang memuat gagasan atau pokok persoalan tertentu yang ingin
disampaikan penyairnya (Emzir dan Rohman, 2016). Hal ini senada pula dengan
Pradopo (2017) yang berpendapat bahwa, puisi merupakan rekaman dan
interpretasi pengalaman penting manusia yang diubah dalam wujud yang
berkesan.
13
dua atau lebih media (audio, teks, grafik, gambar, animasi, dan video) yang
oleh penggunanya dimanipulasi atau diberi perlakuan untuk mengendalikan
suatu perintah dan atau perilaku alami dari suatu presentasi. Contoh: compact
disk interaktif.
2. Berdasarkan Cara Kerja Bahan Ajar
a. Bahan ajar yang tidak diproyeksikan. Bahan ajar ini tidak memerlukan alat
proyeksi seperti perangkat proyektor. Tetapi siswa langsung
mempergunakannya (membaca, melihat, mengamati). Contoh: foto, diagram,
display, dan lain sebagainya.
b. Bahan ajar yang diproyeksikan. Bahan ajar yang memerlukan perangkat
proyektor agar dapat digunkan atau dipelajari siswa. Contoh: slide (PPT) dan
proyeksi komputer.
c. Bahan ajar audio. Bahan ajar yang merupakan sinyal audio yang direkam dalam
suatu media rekam atau yang memungkinkan dalam merekam. Dalam
penggunaannya kita perlu menggunkan media putar (player) misalnya tape compo,
VCD, multimedia player, dsb. Contoh: kaset, CD, flash disk, dan lain sebagainya.
d. Bahan ajar video. Bahan ajar yang hampir mirip dengan bahan ajar audio. bahan
ajar ini juga memerlukan alat bantu putar (player). Namun, bedanya bahan ajar ini
ada gambarnya. Jadi secara bersamaan bahan ajar ini menampilkan gambar dan
suara secara bersamaan. Contoh: video, film, dan lain sebagainya.
14
Pendapat mengenai bahan ajar tidak hanya dipandang pada satu sudut
pandang saja. Namun, bahan ajar dipandang dari sudut pandang yang lain, supaya
dalam penggunaan dan implementasianya jelas dan terarah. Penggunaan bahan
ajar tentunya juga menyesuaikan kondisi peserta didik, situasi belajar mengajar
serta karakteristik lingkungan dan peserta didiknya. Selain itu pendidik juga harus
seimbang dalam pemanfaatan bahan ajar. Karena bahan ajar tidak hanya bahan
ajar cetak saja.
15
a. Ranah kognitif
Bahan ajar audiovisual dalam ranah kognitif dapat; mengenali kembali dan
kemampuan memberikan rangsangan berupa gerak yang serasi, misalnya pengamatan
gerak suatu benda; mengajarkan kepada peserta didik pengetahuan tentang hukum-
hukum dan prinsip-prinsip tertentu; menunjukkan contoh cara bersikap atau berbuat
dalam suatu penampilan.
b. Ranah afektif
Ranah ini memanfaatkan berbagai teknik dan efek, bahan ajar audiovisual dapat
menjadi media yang sangat ampuh untuk mempengaruhi sikap dan emosi.
c. Ranah psikomotorik
Ranah ini, bahan ajar audiovisual dapat memperlihatkan contoh keterampilan
dalam gerakan. Selain itu peserta didik mendapat umpan balik secara visual.
Pemahaman konsep dan kadungan materi pada bahan ajar cetak antara lain;
Pertama, substansi materi yang disajikan dalam video atau film harus memiliki
relevansi dengan kompetensi yang harus dikuasi peserta didik. Kedua, alur cerita
merupakan sajian menarik dan diturunkan dari kompetensi inti atau kompetensi
dasar dalam kurikulum. Ketiga, ditampilkan dalam suatu cerita yang menarik,
sehingga peserta didik tertarik untuk mempelajarinya. Keempat, kebenaran materi
dapat dipertanggung jawabkan serta memiliki durasi paling lama 20 menit.
Bahan ajar audiovisual meliputi; video compact disk, siaran televisi dan film.
Berikut ini adalah keunggulan dan kelemahan bahan ajar audiovisual:
a. Keunggulan bahan ajar video (audiovisual)
1) Mengatasi keterbatasan jarak dan waktu.
2) Mampu menggambarkan masa lalu secara realistis dengan waktu yang
singkat.
3) Dapat diulangi bila diperlukan untuk mengingatkan kembali atau memperkuat
materi yang disampaiakan.
4) Pesan yang disampaikan melalui bahan ajar audiovisual akan mudah diingat.
5) Mengembangkan imajinasi peserta didik.
6) Memperjelas hal-hal yang abstrak dan memberikan gambaran yang realistis.
7) Menumbuhkan minat dan motivasi belajar peserta didik setelah mereka
menontonnya.
16
b. Kelemahan bahan ajar video (audiovisual)
1) Kesesuaian peralatan video dan kecocokan format video harus diperhatikan,
agar video dapat ditayangkan tanpa adanya kendala.
2) Pengerjaan skenario dalam video banyak menyita waktu dan bukan pekerjaan
yang mudah.
3) Biaya produksi sangat tinggi dengan biaya yang tidak sedikit.
4) Kesesuaian durasi video dengan jam pelajaran peserta didik dalam
menyampaiakan materi.
Sebagaimana yang diketahui, bahwa tidak ada satu jenis bahan ajar pun yang
sempurna, yang mampu melayani segala tuntutan dan kebutuhan pembelajaran.
Karena setiap jenis bahan ajar memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-
masing, penggunaannya saling melengkapi dengan menyesuaikan materi yang
akan diberikan kepada siswa dengan harapan materi dapat terserap dalam daya
ingat siswa.
17
Gambar 1.1 Langkah-langkah Pengembangan Model 4-D
18
didik saja. Artinya sejauh ini pendidik lebih menggunakan buku
paket peserta didik untuk menyampaikan materi kepada peserta didik,
sedangkan pada fakta lapangan banyak sekali ditemukan permasalahan pada
kegiatan pembelajaran menulis puisi, terutama pembelajaran terkesan
monoton dan kurang menarik bagi siswa. Hal ini menunjukkan bahwa
pendidik membutuhkan referensi tambahan mengenai bahan ajar agar materi
yang disampaikan lebih mudah diterima oleh peserta didik dan menarik
minat belajar siswa. Berdasarkan analisis tersebut, peneliti akan
mengembangan “Bahan Ajar Audio Visual Lagu Rakyat Bermuatan
Kearifan Lokal dalam Pembelajaran Menulis Puisi” sesuai dengan
kebutuhan guru maupun siswa pada tujuan pembelajaran menulis puisi di
kelas VIII.
2. Analisis Konsep (Concept Analysis)
Analisis konsep ditunjukkan untuk mengidentifikasi, merinci dan
menyusun secara sistematis konsep-konsep yang relevan. Analisis ini
merupakan dasar dalam menyusun suatu tujuan pembelajaran. Analisis ini
dilakukan berdasarkan penyesuaian kompetensi inti dan kompetensi dasar
pada standar kompetensi pembelajaran puisi kelas VIII.
3. Perumusan Tujuan Pembelajaran (Specifying Instructional Objectives)
Perumusan tujuan pembelajaran didasarkan atas hasil analisis
konsep dan analisis tugas untuk menentukan perilaku objek
penelitian. Untuk mengetahui kajian apa saja yang akan ditampilkan
dalam bahan ajar audio visual, peneliti merumuskan tujuan pembelajaran,
menentukan rancangan materi, stimulus dan menentukan seberapa besar
tujuan tersebut tercapai.
b. Tahap Perancangan (Design)
Tahap perencanaan ini bertujuan untuk merancang suatu bahan berupa
bahan ajar audio visual lagu rakyat bermuatan kearifan lokal dalam
pembelajaran menulis puisi. Tahap perencanaan ini meliputi:
19
Pemilihan media dilakukan untuk mengidentifikasi media pembelajaran
yang relevan dengan karakteristik materi dan sesuai dengan kebutuhan
peserta didik. Media disini berupa kumpulan animasi lagu rakyat dengan
esensi kearifan lokal, dipilih dengan menyesuaikan analisis peserta didik,
analisis konsep dan analisis tugas. Hal ini berguna untuk membantu peserta
didik dalam pencapaian kompetensi dasar yang diharapkan.
2. Pemilihan Format (Format Selection)
Pemilihan format dalam pengembangan dimaksudkan dengan
mendesain isi pembelajaran, sumber belajar, mengorganisasikan dan
merancang isi bahan ajar audio visual, serta membuat isi bahan ajar yang
meliputi desain layout, gambar dan tulisan.
3. Rancangan Awal (Initial Design)
Rancangan awal diperoleh berdasarkan hasil analisis yang telah
dilakukan. Rancangan awal yang dimaksud adalah bentuk contoh rangkaian
dari bahan ajar audio visual sebelum dilakukan uji coba.
20
Data validasi yang diperoleh kemudian dianalisis untuk dilakukan revisi.
Produk hasil revisi merupakan pengembangan dan penyempurnaan
berdasarkan hasil validasi para ahli (ahli bahasa, ahli media dan ahli materi)
kemudian setelah itu melakukan uji coba kepada peserta didik.
3. Uji Coba Produk
Produk yang telah selesai dibuat berdasarkan saran ahli dan praktisi
pendidikan, selanjutnya dilakukan uji coba kepada peserta didik dalam
kegiatan pembelajaran di sekolah. Dengan adanya uji coba diperoleh
informasi apakah bahan ajar audio visual lagu rakyat bermuatan kearifan
lokal ini menarik atau tidak.
4. Revisi Produk
Berdasarkan dari uji coba produk, jika respon pendidik dan peserta didik
menyatakan bahan ajar audio visual lagu rakyat bermuatan kearifan lokal
lebih menarik dan baik untuk digunakan dalam pembelajaran, maka dapat
dikatakan bahwa bahan ajar yang dikembangkan telah selesai sehingga
menghasilkan produk akhir. Tetapi jika belum mencapai titik yang sempurna
maka diperlukan perbaikan dan penyempunaan dalam pengembangan bahan
ajar ini, sehingga layak untuk digunakan dalam pembelajaran di sekolah.
21
Gambar 1.2 Modifikasi Pengembangan Model 4-D
22
sesuai dengan kaidah yang berlaku. Menggunakan dua jenis kalimat, yaitu (1)
kalimat perintah dalam bentuk soal di bagian latihan dan dalam bentuk
prosedur di bagian materi, dan (2) kalimat definisi pada bagian materi. Selain
itu, bahan ajar ini juga menggunakan sapaan teman untuk memberi kesan
akrab kepada peserta didik dan menghindari kesan menggurui.
Video bertema animasi kearifan lokal serta berisi materi puisi yang
berfokus pada, konsep dasar unsur pembangun puisi, latihan soal, serta lagu
rakyat sebagai stimulus awal siswa dalam menulis teks puisi. Materi yang
disajikan berfungsi sebagai pelengkap pembelajaran tatap muka di sekolah.
Bahan ajar berupa Video yang disajikan berfungsi untuk memperkaya
wawasan, menumbuhkan minat dan motivasi belajar peserta didik serta
memperjelas materi yang disajikan setelahnya. Latihan disajikan untuk
mengetahui tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi yang dipelajari
sebelumnya serta untuk mengembangkan kreativitas peserta didik dalam
memproduksi teks puisi dengan memanfaatkan lagu rakyat
Berikut adalah contoh skema pengembangan bahan ajar audio visual lagu
rakyat bermuatan kearifan lokal dalam kegiatan pembelajaran menulis puisi.
PEMBELAJARAN
PEMBELAJARANPUISI
PUISISMP
SMP
Sebagai
Sebagaisarana
saranabelajar
belajarsiswa
siswa
Menerapkan
Menerapkandandanmenganalisis
menganalisis Membantu
Membantusiswa
siswadalam
dalam
pengetahuan
pengetahuankonseptual
konseptualdan
danfaktual
faktual memahami
memahamipelajaran.
pelajaran.
mengenai
mengenaiilmu
ilmupengetahuan
pengetahuanteknologi,
teknologi, KOMPETENSI
KOMPETENSIINTI
INTI
dan
danseni
senibudaya
budaya
Tumbuhnya
Tumbuhnyaminat
minatbelajar
belajar
BAHAN
BAHANAJAR
AJARAUDIO
AUDIOVISUAL
VISUAL siswa.
siswa.
Tumbuhnya
Tumbuhnyamotivasi
motivasidalam
dalam
Materi
MateriAjar
Ajarberfokus
berfokuspada
pada kegiatan
kegiatanbelajar
belajarsiswa.
siswa.
penggunaan
penggunaanbuku
bukupanduan
panduanguru
guru
serta
sertabuku
bukupaket
paketsiswa.
siswa.
Mengembangkan
Mengembangkan bahan
bahanajar
ajarvisual
visuallagu
lagu
rakyat
rakyatbermuatan
bermuatankearifan
kearifanlokal
lokal
24
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
BAB III
25
METODE PENELITIAN
A. Model Penelitian
Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Research and Development). Model Research and Development yang
digunakan pada penelitian ini sesuai dengan alur dari Thiagarajan yakni 4-D
(Four-D Models). Alur pegembangan Thiagarajan menurut Trianto (2010:
189), model pengembangan ini terdiri atas empat tahapan, yaitu tahap define
(pendefinisian), design (perancangan), develop (pengembangan) dan
disseminate (penyebaran). Menurut Sugiyono (2014:297), metode
pengembangan merupakan metode yang digunakan untuk menghasilkan
produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Pengembangan
produk pendidikan untuk menjadi layak digunakan memerlukan langkah-
langkah yang tepat agar produk yang dihasilkan benar-benar sudah tervalidasi
dan siap digunakan (Syaodih, 2013:164). Produk pembelajaran yang dihasilkan
dalam penelitian ini yaitu berupa bahan ajar audiovisual lagu rakyat berumatan
kearifan lokal kelas VIII SMPN 14 Malang..
26
3) Develop (pengembangan) dalam tahap ini dilakukan proses memproduksi
video, memprogram materi, menyiapkan komponen pendukung, setelah
bahan ajar yang dikembangkan selesai tahap selanjutnya yaitu melakukan
uji validasi kepada guru, dosen dan peserta didik. Hasil uji validasi
kemudian digunakan sebagai revisi sehingga bahan ajar yang dikembangkan
benar-benar telah memenuhi kebutuhan pengguna.
4) Disseminate (penyebarluasan) tahap ini dilakukan dengan cara sosialisasi
bahan ajar pembelajaran yang telah dikembangkan kepada guru dan peserta
didik dimaksudkan untuk memperoleh tanggapan tentang bahan ajar yang
telah dikembangkan.
27
sebagai bahan perbaikan dan penyempurnaan bahan ajar tersebut. penilaian
dilakukan melalui angket instrumen uji pengguna. Uji coba produk di lapangan
dilakukan dalam tiga tahap, yaitu 1) Preliminary field testing (uji coba lapangan
awal), 2) lapangan utama), dan 3) operational field testing (uji coba lapangan
operasional).
2. Wawancara
28
Wawancara atau interview digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila
peneliti ingin melakukan studi pendahuan untuk menemukan permasalahan yang
harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui pendapat responden
secara mendalam dan dalam jumlah respondennya sedikit/kecil. Wawancara dapat
dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur dan dapat dilakukan melalui
tatap muka paupun melalui media seperti telepon Esteberg (2015: 72). Teknik
wawancara digunakan untuk mengambil data saat studi pendahuluan yaitu
wawancara dengan guru dan siswa. wawancara juga digunakan saat proses
validasi dengan para ahli. Selain itu wawancara juga digunakan saat mengetahui
respon siswa dan guru saat menggunakan produk bahan ajar audiovisual lagu
rakyat.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun
dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun
elektronik, Syaodih (2013: 221). Penelitian ini menggunakan studi dokumentasi
dalam tahapan pengembangan produk, validasi para ahli dan uji coba produk.
1. Data berupa skor penilaian dari ahli media, ahli materi dan yang diperoleh
dari angket guru dan siswa diubah menjadi data interval. Dalam angket
disediakan lima pilihan untuk memberikan tanggapan tentang kualitas
produk yang dikembangkan, yaitu: tidak sesuai (1), kurang sesuai (2),
cukup sesuai (3), sesuai (4) sangat sesuai (5)
29
2. Setelah data terkumpul, kemudian menghitung skor rata-rata dari setiap
aspek kriteria yang dinilai. Untuk menghitung skor rata-rata dalam
Keterangan:
X = Skor rata-rata
∑ X = Jumlah skor
n = Jumlah Responden
Keterangan:
Rata-rata skor ideal (Xi) : ½ (skor maksimal ideal + skor minimal ideal).
Simpangan Baku skor ideal (SBi) : ⅙ (skor maksimal ideal-skor minimal
ideal).
X ideal : skor empiris
30
4. Skor yang diperoleh, kemudian dikonversikan menjadi data kualitatif skala
Likert. Berdasarkan rumus tersebut untuk mengubah data kuantitatif menjadi
kualitatif pedomannya sebagai berikut:
Skor maksimal ideal = 5
Skor minimal ideal = 1
X = ½ (5+1)
=3
SBi = ⅙ (5-1)
= 0.67
Skala 5 = X > 3 + (1.8 x 0.67)
= X > 3 + 1.21
= X > 4.21
Skala 4 = 3 + (0.6 x 0.67) < X < 4.21
= 3 + 0.40 < X < 4.21
= 3.40 < X < 4.21
Skala 3 = 3 – 0.40 < X < 3.40
= 2.60 < X < 3.40
Skala 2 = 3 – (1.8 x 0.67) < X < 2.60
= 3 – 1.21 < X < 2.60
= 1.79 < X < 2.60
Skala 1 = X < 1.79
31
Dalam penelitian ini diterapkan nilai kelayakan produk minimal C dengan
kategori Cukup, sebagai hasil penilaian baik dari ahli media maupun ahli
materi, dan hasil respon dari guru maupun siswa. Jika hasil penilaian akhir
secara keseluruhan pada aspek pembelajaran, aspek materi, aspek tampilan dan
aspek penyajian dengan minimal C (Cukup), maka produk hasil pengembangan
tersebut sudah layak digunakan.
DAFTAR RUJUKAN
32
Alkharusi. H., dkk, 2014. Classroom Assesment: Teacher Practices, Student
Perceptions, and Academic Self-Efficacy. Social Behavior And Personality
42(5): 835-856
Anwar, Khoirul, dkk. 2011. Seni Budaya dan Keterampilan untuk SMP/MTs
Kelas VIII. Cetakan IV. Bandung : Yrama Widya.
Arief S. Sadiman, et al. (2009). Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan
dan Pemafaatanya. Jakarta : Rajawali Pers.
Azhar Arsyad. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta : PT Grafindo Persada.
Banoe, Pono. 2011. Kamus Musik. Cetakan ke-6. Yogyakarta : Kanisius
Bolli, G. G. 2014. Using Quality Management Systems to Improve Test
Development and Standards and To Promote Good Practice: A Case Study Of
Testing Italian As A Foreign Language. De Guyter Mouton CercleS 2014;
4(1): 179 – 20
Carthey, Mkhize. 2013. Teacher’s Orientations Towards Writing. Jurnal
Internasional.
Cradler, J., McNabb, M., Freeman, M., and Burchett, R. (2002). “How Does
Technology Influence Student Learning”. Learning & Leading With
Technology. Vol. 29 No. 8, pp. 46 – 56.
Creswell, John W. 2012. Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif,
dan Mixed. Edisi Ketiga. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Ervi. 2019. “Pengembangan Bahan Ajar Menulis Puisi Berbasis Lingkungan dan
Budaya Lokal Kabupaten Kudus untuk Siswa Kelas IV Sekolah
Dasar”.PGSD Universitas Negeri Semarang.
33
Sharon, et al. (2011). Instructional Technology & Media for Learning : Teknologi
Pembelajaran dan Media untuk Belajar. Jakarta : Kencana.
Sudjana, nana dan Ahmad Rivai. 2013. Media Pengajaran. Bandung : Sinar Baru
Algesindo.
Siti, Umar. 2013 “Pengembangan Media Audiovisual dalam Pembelajaran
Bahasa Indonesia Untuk Keterampilan Menulis Puisi”. FKIP Universitas
UNTAN, Pontianak
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&B Bandung :
Alfabeta
Suyitno., Andayani., & Eko, W. Rr. E. 2015. “Pembelajaran Berbasis Pendidikan
Karakter Berbahan Ajar Puisi dengan Teknik Pembacaan Heuristik-
Hermeneutik”. Jurnal Litera. 14 (1): 122-133.
Widiatmiko, Nur. 2020 “Pengembangan Bahan Ajar Interaktif ‘POST’ dalam
Pembelajaran Apresiasi Puisi Untuk Siswa Kelas X SMA”. FKIP Universitas
Mulawarman
34
LAMPIRAN
Lampiran 1: Angket untuk Guru
SKALA
35
Lampiran 2: Angket untuk Siswa
Keterangan Penilaian Skor
1 = tidak sesuai
2 = kurang sesuai
3 = cukup sesuai
4 = sesuai
5 = sangat sesuai
SKALA
36
Keterangan Penilaian Skor
1 = tidak sesuai
2 = kurang sesuai
3 = cukup sesuai
4 = sesuai
5 = sangat sesuai
SKALA
ASPEK YANG DINILAI JUMLAH
NO 1 2 3 4 5
Kelayakan isi/materi
1 Kesesuaian materi dengan SK,
KD, dan Indikator.
2 Kesesuaian materi dengan
perkembangan siswa.
3 Kebenaran substansi materi
SKALA
ASPEK YANG DINILAI JUMLAH
NO 1 2 3 4 5
Kebahasaan
1 Keterbacaan teks
2 Kelengkapan informasi
4 Kesesuaian dengan kaidah
bahasa Indonesia
5 Ketepatan penggunaan bahasa
secara efektif dan efisien.
6 Keterbacaan teks dan kejelasan
audio
JUMLAH
37
C. Tabel Penilaian Aspek Kegrafikan
SKALA
ASPEK YANG DINILAI
NO JUMLAH
1 2 3 4 5
Kegrafikan
1 Ukuran dan jenis huruf
2 Variasi tayangan
3 Ilustrasi
4 Komposisi warna.
5 Tampilan audio & Video
JUMLAH
SKALA
ASPEK YANG DINILAI JUMLAH
NO 1 2 3 4 5
Penyajian
1 Kejelasan tujuan
2 Urutan penyajian
3 Pemberian motivasi
4 Interaktivitas (stimulus dan
respons)
5 Kelengkapan informasi
JUMLAH
38