Anda di halaman 1dari 26

STUDI

LITERATUR
(KAR)
VERREL MOALIM/315180016
Dosen Koordinator: Ir.Rudy
Surya, M.M.,M.Ars.

Dosen Kelas: Ir. Himaladin,M.Ars.


Dosen Pembimbing: Ir.Nurjanto
Rachman,M.Ars.
Poin utama:

KOTA
Pengertian
Peranan dan Fungsi
Ciri Fisik
Ciri Kehidupan
Struktur Ruang Kota
KOTA
Pengertian

Kota adalah pusat permukiman dan kegiatan


penduduk yang mempunyai batas wilayah
administrasi yang diatur dalam peraturan perundang-
undangan serta pemukiman yang telah
memperlihatkan watak dan ciri kehidupan perkotaan.
Sistem kota adalah sekelompok kota-kota yang
saling tergantung satu sama lain secara fungsional
dalam suatu wilayah dan berpengaruh terhadap
wilayah sekitarnya.

SEKOLAH BISNIS WERKUDARA | SESI 1


Fungsi dan
Peranan
-Sebagai Tempat Pusat dari berbagai macam produksi.
Contoh: Kediri, Pekanbaru, dan Bontang
-Sebagai pusat dari banyak perdagangan dan juga
keuangan. Contoh: Medan, Surabaya, Hong Kong,
Singapura, dan Frankfurt
·-Sebagai pusat dari pemerintahan. Contoh: Brasilia (ibu
kota Brasil), Washington DC (ibu kota Amerika Serikat),
Canberra (ibu kota Australia)
-Sebagai pusat dari sebuah kebudayaan. Contoh:
Yogyakarta dan Surakarta
-Sebagai Penopang Kota Pusat atau Kota satelit. Contoh:
Tangerang Selatan, Binjai dan, Kota Batu
CIRI FISIK CIRI
KEHIDUPAN
-Adanya pelapisan sosial ekonomi misalnya
perbedaan tingkat penghasilan, tingkat pendidikan
dan jenis pekerjaan.
-Tersedianya tempat-tempat untuk
-Adanya jarak sosial dan kurangnya toleransi
pasar dan pertokoan
sosial di antara warganya.
-Tersedianya tempat-tempat untuk
-Adanya penilaian yang berbeda-beda terhadap
parkir
suatu masalah dengan pertimbangan perbedaan
-Terdapatnya sarana rekreasi dan
kepentingan, situasi dan kondisi kehidupan.
sarana olahraga
-Warga kota umumnya sangat menghargai waktu.
-Cara berpikir dan bertindak warga kota tampak
lebih rasional dan berprinsip ekonomi.
-Masyarakat kota lebih mudah menyesuaikan diri
terhadap perubahan sosial disebabkan adanya
keterbukaan terhadap pengaruh luar.

SEKOLAH BISNIS WERKUDARA | SESI 1


Teori Struktur Ruang Kota

Teori Konsentris
(Burgess, 1925)
Teori Sektoral (Hoyt,
1939)

Teori Inti Berganda


(Harris dan Ullman, 1945)

Teori Ketinggian
Bangunan (Bergel, 1955).

Teori Konsektoral (Griffin


dan Ford, 1980)

Teori Historis (Alonso,


1964)

Teori Poros (Babcock,


1960)
Teori Konsentris Teori Sektoral (Hoyt, Teori Inti Berganda
(Burgess, 1925) 1939) (Harris dan Ullman, 1945)

Teori ini menyatakan bahwa Daerah Teori ini menyatakan bahwa DPK Teori ini menyatakan bahwa DPK
Pusat Kota (DPK) atau Central atau CBD memiliki pengertian yang atau CBD adalah pusat kota yang
Business District (CBD) adalah sama dengan yang diungkapkan letaknya relatif di tengah-tengah
pusat kota yang letaknya tepat di oleh Teori Konsentris. sel-sel lainnya dan berfungsi
tengah kota sebagai salah satu growing points
Teori Historis (Alonso, Teori Poros (Babcock,
Teori Ketinggian Teori Konsektoral (Griffin 1964) 1960)
Bangunan (Bergel, 1955). dan Ford, 1980)

Teori ini menyatakan bahwa Daerah Teori ini menyatakan bahwa DPK DPK atau CBD dalam teori ini Menitikberatkan pada peranan
Pusat Kota (DPK) atau Central atau CBD memiliki pengertian yang merupakan pusat segala fasilitas transportasi. Asumsinya adalah
Business District (CBD) adalah sama dengan yang diungkapkan kota dan merupakan daerah mobilitas dan penduduk
pusat kota yang letaknya tepat di oleh Teori Konsentris. dengan daya tarik tersendiri dan mempunyai intensitas yang sama
tengah kota aksesibilitas yang tinggi. dan topografi kota seragam.
LOKALITAS
Lokalitas sebagai konsep umum berkaitan dengan
tempat atau wilayah tertentu yang terbatas atau
dibatasi oleh wilayah lain. Dalam konteks budaya,
lokalitas bergerak dinamis, licin, dan lentur. meski
kerap lokalitas budaya diandaikan tidak dapat
dilepaskan dari komunitas yang mendiaminya, Secara
metaforis, ia merupakan sebuah wilayah yang
masyarakatnya secara mandiri dan arbitrer bertindak
sebagai pelaku dan pendukung kebudayaan tertentu.
ARSITEKTUR
LOKALITAS

Arsitektur lokalitas merupakan wujud


perkembangan dari post modern arsitektur
dimana timbul suatu ketidak puasan dimana
desain dianggap monoton dan biasa saja,
sehingga menimbulkan keinginan untuk
meleburkan langgam yang lama dengan
langgam yang baru dimana muncul sebuah
usaha untuk memunculkan kembali identitas
atau ciri kedaerahan yang disebut lokalitas
SEKOLAH BISNIS WERKUDARA | SESI 1 yang memunculkan kembali unsur-unsur
khusus untuk menunjukan identitas karya-
karya arsitektur
Globalitas

01 02 03

Pengertian Faktor Pendorong Ciri-Ciri

Globalitas adalah keadaan -Perkembangan Teknologi - Perubahan kemajuan dan


globalisasi paling akhir, ramalan -Perdagangan Bebas perkembangan teknologi di
bahwa proses globalisasi sudah -Kemajuan Pola Pikir masyarakat segala aspek
selesai atau hampir selesai, tidak -Kebebasan Pers dan media -Pasar dan produksi ekonomi
ada perbatasan lagi, dan "realitas -kerjasama antar negara negara yang saling bergantung
global baru" mulai muncul. -Adanya aktifitas interaksi dan
pertukaran budaya tanpa
disadari
-Meningkatnya masalah
bersama
Arsitektur Simbiosis

Simbiosis lahir dari pemikiran


budish yang merupakan ajaran Simbiosis adalah hubungan saling membutuhkan (kurokawa, intelcultural
paling mendasar dari Budishme, architectur). Simbiosis sebagai tatanan dunia baru harus benar-benar
sebagai pergerakan untuk digunakan untuk menggambarkan bentuk hubungan antara dua elemen
mengembangakan pemkiran dasar yang berbeda yang saling eksklusif
budish kearah baru

Menurut Kurokawa, filsafat Simbiosis adalah sebuah teks untuk Karakteristik


mendekonstruksikan mertafisika, logos, dan budaya Barat. Filsafat ini
Karakteristik Simbiosis Dalam
mencakup Simbiosisi budaya yang heterogen, manusia dan teknologi,
Simbiosis yang dipopulerkan oleh
interior dan eksterior, whole and part, sejarah dan masa depan, akal dan
Kurokawa mengenal adanya
intuisi, agama dan ilmu, manusia dan alam. Dalam era postmodern, material
dualisme yakni Zona suci (sacred
dan mental, fungsi dan emosi, keindahan dan ketakutan, pemikiran analitik
zone) dan Zona antara
dan sintetik akan eksis dalam Simbiosis
(intermediate zone).
CRITICAL
REGIONALISM
Istilah Critical Regionalism
pertama kali digunakan oleh
Alexander Tzonis dan Liane
Lefaivre pada era 80an, juga oleh
Kenneth Frampton yang
kemudian mempopulerkan istilah
tersebut. Critical regionalism
muncul sebagai reaksi dari aliran
modernism dan postmodernism,
berusaha menggunakan prinsip-
prinsip modern tetapi berawal
dari lokalitas.
Permasalahan yang digagas dalam critical
regionalism adalah untuk menjawab pertanyaan
Paul Ricour : “How to be modern and to continue
the tradition, how to revive an old dormant
civilizations as part of universal civilization.”
Frampton dalam essai nya mengatakan bahwa
“kritis” adalah untuk mengadaptasi nilai nilai
universal modernisme, sekaligus
mempertimbangkan konteks geografis suatu
bangunan. Frampton tidak merujuk langsung
pada folklore, melainka pada iklim, pencahayaan,
topografi, dan local tetonic form, yang dapat
dimengerti sebagai kondisi historis dan geografis
dalam pembangunan.
Critical regionalism berusaha meneruskan
tradisi yang ada sekaligus mengikuti
modernisasi. Prototipe dari critical
regionalism yang digunakan sebagai
contoh oleh Kenneth Frampton
(Frampton, Towards a Critical Regionalism
: Six Points for an Architecture of
Resistance, 1983) adalah karya Alvar Aalto,
Saynatsalo Town Hall. Aalto
menyelaraskan bangunan modern
tersebut dengan hutan di sekelilingnya. Ia
menggunakan elemen bata, lantai kayu,
tangga, dan wajah-wajah iregular. Dalam
proyek ini Aalto menggunakan model yang
diambil dari alam dan material lokal,
menurut Frampton ini merupakan ekspresi
critical regionalism – kejujuran material
dan desain. Elemen-elemen material ini,
memberikan stimulus pada indera manusia
tidak hanya indera visual tetapi juga
sentuhan yang dapat dirasakan.
Preseden KAR
(Bidang Olahraga)
Municipalidad de
Shanghai Oriental Seoul Eoullim Sports Utebo Sports Center
Sports Center / gmp Center / Basilio Tobías
Architekten

Fasilitas renang yang digunakan Fasilitas olahraga yang


Fasilitas renang yang digunakan
sebagai Stasium FINA World lapangannya memiliki banyak
sebagai tempat rekreasi
Swimming Championships from fungsi

16th to 31st July 2011


Shanghai Oriental Sports Center /
gmp Architekten
Deskripsi

Shanghai Oriental Sports Center (SOSC) merupakan stadium tuntuk


Kejuaraan Renang Dunia FINA ke-14 dari 16 hingga 31 Juli 2011.
Kompleks olahraga ini dirancang dan dibangun oleh arsitek von
Gerkan, Marg and Partners (gmp), yang memenangkan sayembara
pada tahun 2008, dan membangunnya dalam waktu kurang dari dua
setengah tahun. Ini terdiri dari stadion aula untuk beberapa acara
olahraga dan budaya, natatorium (aula renang), kolam renang luar
ruangan dan pusat media. Sesuai dengan kebijakan pembangunan
perkotaan yang berkelanjutan, SOSC dibangun di atas lahan bekas
industri brownfield di sepanjang Sungai Huangpu. Tempat individu
dirancang sedemikian rupa sehingga setelah Kejuaraan Renang,
mereka dapat digunakan untuk berbagai tujuan lain.
Analisis
Tema dan filosofi
Air adalah tema menyeluruh dari taman dan
arsitektur stadion dan pusat media. Ini adalah
elemen penghubung antara bangunan, yang berdiri
di atas platform yang ditinggikan di danau yang
dibangun secara khusus. Dengan demikian, stadion
bundar memiliki pantai tepi danau yang melengkung
di sekelilingnya, sedangkan Natatorium persegi
panjang memiliki pantai tepi danau yang lurus.
Afinitas desain dan idiom formal bersama dan
penggunaan bahan memberikan kesatuan struktural
tiga stadion. Struktur baja lengkung lebar dengan
elemen segitiga format besar yang terbuat dari
lembaran aluminium berlapis membentuk
permukaan melengkung dua sisi di sepanjang
kerangka sub-struktur, sehingga membangkitkan
layar tertiup angin
Analisis
Komposisi
Natatorium berisi empat kolam yang disusun dalam
satu baris: dua berukuran standar, satu untuk
menyelam dan kolam rekreasi. Ini memiliki lebih dari
3.500 kursi tetap, yang akan diperluas menjadi
5.000 untuk kejuaraan dunia, untuk memenuhi
persyaratan FINA. Aula renang adalah bangunan
tertutup dengan denah persegi panjang, struktur
utama beton bertulang dan struktur atap balok baja
penampang. Struktur atap dengan permukaan kaca
segitiga memiliki panjang sekitar 210m, lebar 120m
dan tinggi 22m. Sinar matahari langsung yang
mengganggu dicegah melalui lampu atas yang
sempit di sepanjang balok, tanpa mencegah
pencahayaan alami.
Seoul Eoullim Sports Center
Deskripsi
Pada Musim Semi 2019, Pemerintah Metropolitan Seoul
menyelenggarakan Kompetisi Desain Internasional untuk
pengembangan Fasilitas Pusat Olahraga baru, yang terletak di
Dongil-ro di Stasiun Subway Suraksan. Desain untuk Pusat Olahraga
Eoullim Seoul ini dirancang sebagai rumah yang elegan dan ramah
untuk Kegiatan Olahraga, bersama oleh penyandang cacat dan non-
cacat, disatukan di bawah satu atap tunggal dan megah. Organisasi
internalnya ditata dengan nyaman di ruang yang berbeda untuk
memungkinkan kegiatan olahraga sehari-hari berlangsung secara
efisien dan untuk menyediakan peluang penggunaan yang maksimal
bagi komunitas lokal. Semua fasilitas memenuhi standar
internasional untuk atlet profesional dan bertempat di sebuah
bangunan unik yang menggabungkan EcoDesign yang berkelanjutan,
efisiensi energi, teknologi konstruksi inovatif yang tersedia secara
lokal dan desain spasial yang menarik. Teknologi desain inovatif
terbaru digunakan untuk mengoptimalkan kinerja struktural,
meminimalkan karbon yang terkandung dalam konstruksi, dan
memaksimalkan pengalaman pengguna.
Municipalidad de Utebo Sports
Center / Basilio Tobías
Deskripsi
Inti dari proyek ini adalah ruang yang dapat menampung lapangan
yang memiliki banyak fungsi, dengan cara mengelompokkan ruang
dan layanan yang diperlukan baik untuk pemeliharaannya maupun
untuk pengguna dan atlet. Fleksibilitas menentukan posisi ruangan,
mengingat peran dapat bermain di kedua kompetisi olahraga, seperti
dalam penggunaan lain, di mana trek dapat ditempati sebagian oleh
publik, menyediakan panggung yang dilampirkan ke trek dan kamar-
kamar selanjutnya.

Pusat ini diatur menjadi dua tingkat independen utama. Tingkat yang
lebih rendah berisi trek, yang dari selatan memiliki akses utama bagi
pengguna, atlet, dan organisasi. Empat strip dengan lebar bervariasi
di sekitar akses track house, ruang pertemuan, penyimpanan, ruang
ganti, ruang serbaguna, peralatan medis, ruang ganti wasit dan
pelatih, dan fasilitas.
Analisis
Di tingkat atas adalah akses publik, dari aula atas
menempati fasad selatan. Di sekeliling tribun
tersembunyi adalah toilet, ruang pers dan
administrasi, dan kafetaria. Sambungan internal
antara dua tingkat utama, mengingat perbedaan
yang jelas antara penggunaannya, disediakan secara
eksklusif dengan tangga berpotongan yang
menghubungkan dua aula, dan tangga penggunaan
terbatas yang menghubungkan area kantor.
Pemeliharaan dan penerangan jalan setapak
disediakan di tingkat yang lebih tinggi. Atapnya
dirancang untuk menyatukan bangunan, yang
memproyeksikan ke luar volume ruang interior yang
besar, berbentuk seperti kubah, dengan bagian
lengkung terpusat yang kontinu, ditutupi dengan
panel logam. Pada permukaan melengkung yang
mulus ini muncul empat baris skylight berbentuk
kerucut, berorientasi ke utara, terbungkus lembaran
baja.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai