Bahan Kuliah Administrasi Perbandingan N
Bahan Kuliah Administrasi Perbandingan N
kebijaksanaan untuk mencapai tujuan. Administrasi dalam arti sempit adalah kegiatan yang
meliputi: catat-mencatat, surat-menyurat, pembukuan ringan, ketik-mengetik, agenda, dan
sebagainya yang bersifat teknis ketatausahaan.
Administrasi dalam arti luas adalah seluruh proses kerja sama antara dua orang atau lebih
dalam mencapai tujuan dengan memanfaatkan sarana prasarana tertentu secara berdaya
guna dan berhasil guna
Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia (SANRI) secara luas memiliki arti
Sistem Penyelenggaraan Negara Indonesia menurut UUD 1945, yang merupakan sistem
penyelenggaraan kehidupan negara dan bangsa dalam segala aspeknya, sedangkan dalam
arti sempit, SANRI adalah idiil Pancasila, Konstitusional – UUD 1945, operasional RPMJ
Nasional serta kebijakan-kebijakan lainnya. Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia
secara simultan berinteraksi dengan faktor-faktor fisik, geografis, demografi, kekayaan alam,
idiologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan hankam.
Singapura adalah sebuah negara kecil yang lokasinya berdekatan dengan Indonesia
Bentuk pemerintahan Singapura adalah Republik dimana kekuasaan pemerintahan
dijalankan kabinet yang dipimpin oleh Perdana Menteri. Pemilihan Umum di Singapura
dilaksanakan setiap 5 tahun sekali. Letak negara Singapura yang sangat strategis membuat
Singapura termasuk salah satu negara termakmur di wilayah Asia. Hal ini juga yang
membuat tingkat kesejahteraan masyarakatnya jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan
negara- negara tetangga termasuk Indonesia.
Singapura menganut sistem pemerintahan parlementer dimana perdana menteri
bersama para menteri baik secara bersama - sama ataupun sendiri - sendiri bertanggung
jawab kepada parlemen. Selama ini yang terjadi di Singapura, kabinet dibentuk berdasarkan
pada kekuatan yang ada di dalam parlemen. Sehingga para anggota kabinet secara
keseluruhan mencerminkan kekuatan yang ada di dalam parlemen.
BENTUK PEMERINTAHAN MONARKI/KERAJAAN
A. Bentuk Pemerintahan Kerajaan atau Monarki
Monarki, berasal dari bahasa Yunani monos yang berarti satu, dan archein yang
berarti pemerintah. Monarki merupakan sejenis pemerintahan di mana Raja menjadi Kepala
Negara. Monarki atau sistem pemerintahan kerajaan adalah sistem tertua di dunia.Garner
menyatakan; setiap pemerintahan yang didalamnya menerapkan kekuasaan yang akhir atau
tertinggi pada personel atau seseorang, tampa melihat pada sumber sifat-sifat dasar
pemilihan dan batas waktu jabatannya maka itulah monarki. Pendapat lain menegaskan,
monarki merupakan kehendak atau keputusan seseorang yang akhirnya berlaku dalam
segala perkara didalam pemerintahan.
Jellinek menegaskan;
monarki adalah pemerintahan kehendak satu fisik dan menekankan bahwa karakteristik
sifat–sifat dasar monarki adalah kompetensi, untuk memperlihatkan kekuasaan tertinggi
Negara. Pada awal kurun ke-19, terdapat lebih 900 buah tahta kerajaan di dunia, tetapi
menurun menjadi 240 buah dalam abad ke-20. Sedangkan pada dekade kelapan abad ke-
20, hanya 40 takhta saja yang masih ada.
Dari jumlah tersebut, hanya empat negara mempunyai raja atau monarki yang
mutlak dan selebihnya terbatas kepada sistem konstitusi. Perbedaan diantara raja dengan
presiden sebagai kepala negara adalah raja menjadi kepala negara sepanjang hayatnya,
sedangkan presiden biasanya memegang jabatan ini untuk jangka waktu tertentu. Namun
dalam negara-negara federasi seperti Malaysia, raja atau agong hanya berkuasa selama 5
tahun dan akan digantikan dengan raja dari negeri lain dalam persekutuan. Dalam zaman
sekarang, konsep monarki mutlak hampir tidak ada lagi dan kebanyakannya adalah monarki
konstitusional, yaitu raja yang terbatas kekuasaannya oleh konstitusi. Monarki juga merujuk
kepada orang atau institusi yang berkaitan dengan Raja atau kerajaan di mana raja
berfungsi sebagai kepala eksekutif.
Monarki demokratis atau dalam bahasa Inggris Elective Monarchy, berbeda dengan
konsep raja yang sebenarnya. Pada kebiasaannya raja itu akan mewarisi tahtanya
(hereditary monarchies). Tetapi dalam sistem monarki demokratis, takhta raja akan bergilir-
gilir di kalangan beberapa sultan. Malaysia misalnya, mengamalkan kedua sistem yaitu
kerajaan konstitusional serta monarki demokratis. Bagi kebanyakan negara, raja merupakan
simbol kesinambungan serta kedaulatan negara tersebut. Selain itu, raja biasanya ketua
agama serta panglima besar angkatan bersenjata sebuah negara. Contohnya di Malaysia,
Yang di-Pertuan Agong merupakan ketua agama Islam, sedangkan di Britania Raya dan
negara di bawah naungannya, Ratu Elizabeth II adalah ketua agama Kristen Anglikan.
Meskipun demikian, pada masa sekarang ini biasanya peran sebagai ketua agama tersebut
adalah bersifat simbolis saja.
Selain raja, terdapat beberapa jenis kepala pemerintahan yang mempunyai bidang
kekuasaan yang lebih luas seperti Maharaja dan Khalifah.
B. Jenis – Jenis Monarki
1. Turun temurun dan Elektif.
Monarki mungkin saja diklasifikasikan sebagai tahta turun – temurun dan elektif. Monarki
secara turun – menurun adalah tipe yang normal. Kebanyakan monarki dahulunya dikenal
dengan istilah turun – temurun. Dan kehidupan dari monarki turun – temurun ini memiliki
banyak karakter. Monarki ala turun– menurun mewarisi tahta sesuai dengan peraturan
rangkaian pergantian tertentu. Ahli waris laki- laki yang tertua biasanya menjadi raja,
menggantikan posisi raja atau ayahnya sendiri. Rangkaian pergantian bisa juga ditentukan
dengan konstitusi atau melalui sebuah aksi legislature. Peraturan tersebut memiliki
bermacam rupa diberbagai Negara seluruh dunia. Awalnya kerajaan Roman merupakan
monarki elektif. Masa kerajaan Roman dahulunya menganut pemilih dari kampus. Semenjak
abad pertengahan konstitusi monarki elektif telah berubah dan bukan merupakan hal yang
luar biasa. Bagaimanapun, perjalanan masa ke masa monarki ala elektif mengalami
perubahan menuju monarki ala turun- temurun. Garner menganggap inggris sebagai
monarki elektif, karena parlement menuntut dan menggunakan hukum mengatur mutlak
rangkaian pergantian.
2. monarki mutlak dan terbatas.
Monarki juga bisa diklasifikasikan sebagai mutlak dan terbatas. Garner menyatakan
monarki mutlak adalah monarki yang benar– benar raja. Kehendaknya adalah hukum dalam
merespek segala perkara yang ada. Dia tidak dijilid atau dibatasi oleh apapun kecuali
kemauannya sendiri. Dibawah sistem ini Negara dan pemerintahan tampak identik. Louis
XIV raja Negara francis menyatakan dengan sombongnya bahwa” aku adalah Negara. Ini
merupakan deskripsi yang tepat dari posisi monarki yang mutlak. Tsart dari Russia, Raja
Prussia dan kaisar Ottoman merupakan contoh monarki yang mutlak.
Monarki terbatas memiliki kekuatan yang dibatasi oleh konstitusi yang tertulis atau
dengan prinsip fundamental yang tak tertulis, seperti monarkinya Negara inggris. Monarki
dinegara England hanya sebatas nama saja dalam pemerintahan; raja adalah pemerintahan
namun tidak memerintah. Kekuatan atau kekuasaan merupakan teori saja, namun
pemerintahan dipimpin oleh yang lainnya. Monarki dinegara jepang juga terbatas. Disana
kaisar tidak memiliki kekuasaan apapun dipemerintahan. jadi, jelasnya raja adalah simbol
Negara dan kesatuan rakyat’’ didalam
pengertian yang nyata, monarki yang terbatas hanyalah bentuk pemerintahan yang
demokrasi.
Sistem pemerintahan merupakan gabungan dari dua istilah yaitu system dan pemerintahan
Menurut Carl J. Friedrich, sistem adalah suatu keseluruhan terdiri dari beberapa
bagian yang mempunyai hubungan fungsional baik antara bagian-bagian maupun hubungan
fungsional terhadap keseluruhannya, sehingga hubungan itu menimbulkan suatu
ketergantungan antara bagian-bagian yang akibatnya jika salah satu bagian tidak bekerja
dengan baik memengaruhi keseluruhan itu.
Adapun pemerintahan dalam arti luas adalah segala unsur yang dilakukan oleh
negara dalam menyelenggarakan kesejahteraan rakyatnya dan kepentingan negara sendiri.
Sedangkan menurut doktrin Hukum Tata Negara yang biasanya tertuang di dalam
konstitusi, sistem pemerintahan negara dapat dibagi menjadi 3 pengertian, yaitu:
1.Sistem pemerintahan negara dalam arti paling luas, yakni tatanan yang berupa struktur
dari satu negara dengan menitikberatkan pada hubungan antar negara dengan rakyat.
2.Sistem pemerintahan negara dalam arti luas, yakni suatu tatanan atau struktur
pemerintahan negara yang bertitik tolak dari hubungan antara semua organ negara,
termasuk hubungan antara pemerintahan pusat (Central Governmeent) dengan bagian-
bagian yang terdapat di dalam negara di tingkat lokal (Local Government).
Sistem pemerintahan ini meliputi:
1. Bangunan negara kesatuan, yaitu pemerintahan pusat memegang otoritas
penuh (berkedudukan lebih tinggi) ketimbang pemerintahan lokal.
2. Bangunan negara serikat (federal), yakni pemerintahan pusat dan negara bagian
mempunyai kedudukan yang sama.
3. Bagian negara konfederasi, yakni pemerintahan lokal (kantor wilayah)
mempunyai kedudukan yang lebih tinggi dari pemerintahan pusat.
3.Sistem pemerintahan negara dalam arti sempit, yakni suatu tatanan atau setruktur
pemerintahan yang bertitik tolak dari hubungan sebagian orang negara ditingkat pusat,
khususnya hubungan antara eksekutif dan legislatif.
Macam-macam Sistem Pemerintahan
Ada 3 macam sistem pemerintahan
a. Sistem pemerintahan parlementer
Sistem pemerintahan parlementer merupakan sistem pemerintahan dimana
hubungan antara eksekutif dan badan perwakilan (legislatif) sangat erat.
Ciri-ciri sistem pemerintahan parlementer, antara lain:
1.Kabinet yang dipimpin oleh perdana menteri dibentuk oleh atau atas dasar kekuatan dan
atau kekuatan-kekuatan yang menguasai parlemen.
2.Para anggota kabinet mungkin seluruhnya atau para anggota kabinet mungkin seluruh
anggota parlemen, atau tidak seluruhnya dan mungkin seluruhnya bukan anggota
parlemen.
3.Kabinet dengan ketuanya (eksekutif) bertanggung jawab kepada parlemen (legislatif).
4.Sebagai imbangan dapat dijatuhkannya kabinet, maka kepala negara (presiden: raja atau
ratu) dengan saran atau nasehat perdana menteri dapat membubarkan parlemen.
5.Kekuasaan kehakiman secara prinsipil tidak digantungkan kepada lembaga eksekutif dan
legislatif, hal ini untuk mencegah intimidasi dan intervensi lembaga lain.
b. Sistem presidensiil
Sistem pemerintahan presidensiil adalah suatu pemerintahan di mana kedudukan
eksekutif tidak bertanggung jawab kepada badan perwakilan rakyat, dengan kata lain
kekuasaan eksekutif berada di luar pengawasan (langsung) parlemen.
Karakteristik sistem pemerintahan presidensiil, yaitu:
1.Presiden adalah kepala eksekutif yang memimpin kabinetnya yang semua diangkat
olehnya dan bertanggung jawab olehnya.
2.Presiden tidak dipilih oleh badan legislatif, tetapi dipilh oleh sejumlah pemilih.
3.Presiden tidak bertanggung jawab kepada badan legislatif dan tidak dapat dijatuhkan oleh
badan legislatif.
4.Sebagai imbangannya, presiden tidak dapat membubarkan badan legislatif.
c. Sistem pemerintahan quasi
Sistem pemerintahan quasi pada hakikatnya merupakan bentuk variasi dari sistem
pemerintahan parlemen dan sistem pemerintahan presidensiil. Hal ini disebabkan situasi
dan kondisi yang berbeda sehingga melahirkan bentuk-bentuk semuanya.
d. Sistem pemerintahan referendum
Sistem referendum merupakan bentuk variasi dari sistem quasi (quasi presidensiil)
dan sistem presidensiil murni. Tugas membuat undang-undang berada dibawah
pengawasan rakyat yang mempunyai hak pilih, pengawsan itu dilakukan dalam bentuk
referendum.
Sistem pemerintahan referendum dibagi menjadi dua, yaitu:
1). Referendum oblikator, yaitu jika persetujuan dari rakyat mutlak harus diberikan dalam
pembuatan suatu peraturan UU yang mengikat rakyat seluruhnya, karena sangat penting.
2). Referendum fakultatif, yaitu jika persetujuan dari rakyat dilakukan terhadap UU biasa,
karena kurang pentingnya, setelah UU itu diumumkan dalam jangka waktu yang ditentukan
REFERENSI
BAHAN KULIAH
OLEH
FENI FEBRIANTI
semester : Iv (empat)
KELAS : D (Non reguler)