Anda di halaman 1dari 4

1.

Cara berhukum setiap masyarakat memiliki ciri dan karakter khas masing-masing, yang
melahirkan tradisi atau sistem hukum yang berbeda. Dari segi kebiasaan atau tradisi
hukum negara-negara di dunia, maka sistem hukum dapat dibagi ke dalam 4 (empat)
pola. Bagi Indonesia sebagai negara hukum memiliki sistem hukum dengan karakter yang
khas sesuai dengan budaya Indonesia sendiri.
Pertanyaan :
1. Mengapa sistem hukum di Indonesia dikatakan memiliki karakter yang khas sesuai
dengan budaya Indonesia sendiri? Tanggapan anda harus berdasarkan pada pola-pola
sistem hukum yang ada.

Jawaban:

Sistem hukum di Indonesia menganut sistem hukum Eropa Kontinental atau Civil Law
Karena Negara hukum yang dianut Indonesia adalah negara hukum yang senentiasa
mempertimbangkan segala tindakan pada dua landasan. Yakni, dari segi kegunaan atau
tujuannya dan dari segi landasan hukumnya.

2. Buktikan bahwa pola sistem hukum yang anda sebutkan pada No. 1 ada ditemukan
dalam sistem hukum di Indonesia.

Contohnya UUD 45, Tap MPR, UU atau Perpu, Peraturan Pemerintah, Perpres, MA.

2. Mahkamah Konstitusi (MK) merupakan sebuah lembaga negara yang mempunyai


wewenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final.
Namun faktanya, kewenangan MK dengan putusannya yang bersifat final dan mengikat,
tidak selalu menjadikan putusan MK tersebut dapat diimplementasikan secara konkret
(non executable) dan hanya mengambang (floating execution). Contoh Putusan MK
Nomor 34/PUU-XI/2013 yang membatalkan Pasal 268 ayat (3) KUHAP. Putusan
tersebut dianulir oleh MA melalui Surat Edaran Mahkamah Agung (SEMA) Nomor 07
Tahun 2014 tentang Pengajuan Permohonan Peninjauan Kembali Dalam Perkara Pidana.
Pertanyaan :
Berikan analisa Anda, mengapa putusan MK yang bersifat final dan mengikat tidak selalu
dapat diimplementasikan secara konkret dan hanya mengambang?
Jawaban:
Jika bicara soal arti putusan final pada putusan Mahkamah Konstitusi (“MK”), artinya
putusan langsung memperoleh kekuatan hukum tetap sejak diucapkan. Akibat hukumnya
secara umum, tidak ada upaya hukum yang dapat ditempuh terhadap putusan tersebut.
Sedangkan arti putusan mengikat dalam Putusan MK yaitu putusan tidak hanya berlaku
bagi para pihak tetapi bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Begitupula sifat final pada putusan arbitrase dan putusan BPSK yang tidak dapat diajukan
banding, kasasi, maupun peninjauan kembali. Namun, khusus putusan BPSK, meski tidak
ada upaya banding dan kasasi yang dapat dilakukan terhadap putusan BPSK, namun
terhadap putusan BPSK dapat diajukan upaya hukum keberatan kepada Pengadilan
Negeri paling lambat 14 hari kerja setelah menerima pemberitahuan putusan tersebut
3. Tuan Ferari, Tuan Sport, Ny Anggrek, Ny. Melati bersama-sama mendirikan suatu
perusahaan dengan akta notaris dengan modal masing-masing Rp. 50 jt yang disetor pada
perkumpulan tersebut. Tuan Ferari melakukan hubungan hukum dengan Tuan Dodol
senilai Rp. 400 jt, tetapi Tuan Ferari kemudian tidak menepati janji/wanprestasi.
Pertanyaan :
Anda diminta menganalisa, siapa yang bertanggungjawab atas hutang Tuan Ferari kepada
Tuan Dodol sebesar Rp. 400 jt, apabila :
1. Perkumpulan tersebut tidak sebagai perkumpulan berbadan hukum.

Jawaban:

Dalam badan usaha tidak berbadan hukum semisal Firma, tiap-tiap sekutu dalam Firma
bertanggung jawab secara tanggung renteng (bersama-sama) atas segala perikatan dan
utang-piutang sebagaimana diatur di pasal 16 KUHD. Berdasar hal tersebut,
pertanggungjawaban atas hutang Tuan Ferari kepada Tuan Dodol dibebankan pada
keseluruhan Firma.

2. Perkumpulan tersebut sebagai perkumpulan yang berbadan hukum.

Jawaban:

Apabila statusnya Perkumpulan tersebut sebagai perkumpulan yang berbadan hukum,


maka akan terdapat pemisahan tanggung jawab seperti pemisahan aset dan utang badan
hukum tersebut dengan Pemegang saham. Hal tersebut didasari Pasal 3 UUPT Ayat (1)
yang menyatakan Pemegang saham Perseroan tidak bertanggung-jawab secara pribadi
atas perikatan yang dibuat atas nama Perseroan. Dengan adanya ketentuan tersebut, dapat
dijelaskan bahwa Pemegang saham Perseroan tidak bertanggungjawab atas perikatan
perseroan begitupun sebaliknya. Berdasar hal tersebut, Tuan Ferari bertanggungjawab
atas hutangnya sendiri kepada Tuan Dodol.

4. Tuan Bobo dengan Tuan Coreng di antara mereka berdua mengadakan perjanjian
perikatan jual beli satu bidang tanah dengan nilai seharga Rp. 5 Milyar dan telah terbayar
panjar sejumlah Rp. 500 juta. Perjanjian perikatan jual beli itu ditandatangani di hadapan
notaris dan dituangkan dalam Akta Perjanjian Pengikatan Jual Beli. Di dalam Akta
Perjanjian Pengikatan Jual Beli, diatur hal-hal sebagai berikut: Tuan Coreng berkewajian
mengurus penerbitan sertifikat tanah tersebut, sehingga menjadi nama Tuan Bobo, yang
mana waktu pengurusan sertifikat akan selesai selambat-lambatnya 120 hari kalender
sejak penerimaan panjar. Apabila terjadi keterlambatan dalam penyelesaian sertifikat
tersebut, maka Tuan Coreng akan dikenakan denda dan ganti rugi yang wajib dibayarkan
kepada Tuan Bobo sebesar Rp. 2 juta per hari keterlambatan dan apabila keterlambatan
melampaui 14 hari kalender, maka perjanjian jual beli menjadi batal dan Tuan Coreng
wajib mengembalikan seluruh pembayaran yang telah diterimanya dari Tuan Bobo
beserta dengan denda dan ganti rugi. Ternyata setelah 120 hari kalender, sertifikat
tersebut tidak dapat diterbitkan, karena ternyata atas tanah tersebut telah ada sertifikat,
yang mana sebelumnya telah dijual oleh Tuan Coreng kepada Tuan Kutu Buku, sehingga
tidak mungkin dan tidak bisa lagi diperjual belikan oleh Tuan Coreng kepada Tuan Bobo.
Oleh karena itu, Tuan Bobo menggugat Tuan Coreng dan menuntut pembatalan
perjanjian jual beli dan pengembalian uang yang telah dibayarkan dengan ganti rugi.
Petitumnya berisikan : Primair :
1. Mohon agar gugatan dikabulkan seluruhnya.
2. Mohon agar tergugat dihukum membayar biaya perkara.

Subsidair : mohon putusan yang adil.

Pertanyaan :

1. Jika diperhatikan, rumusan petitum primer dimaksud adalah tidak tepat. Mengapa
dikatakan bahwa rumusan tersebut tidak tepat? Berikan argumentasi anda.

Jawaban:

Agar gugatan sah, dalam arti tidak mengandung cacat formil, harus mencantumkan
petitum gugatan yang berisi pokok tuntutan penggugat, petitum primer atau tuntutan
pokok yang langsung berhubungan dengan pokok perkara dalam hal perkara jual beli
tanah yang dilakukan oleh Tuan Bobo dan Tuan Coreng. Gugatan Tuan Bobo dalam
petitum primer tidak tepat karena tidak mencantumkan dengan jelas dalam petitum yang
pertama menyatakan bahwa agar gugatan dikabulkan seluruhnya namun gugatan yang
dimaksud tidak jelas dan tidak menyangkut mengenai pokok perkara mengenai adanya
pembatalan perjanjian jual beli dalam pokok perkara.

2. Jika anda adalah penasihat hukumnya, maka buatlah rumusan petitum primer yang
seharusnya dari kasus tersebut.

Jawaban:

a) Mengabulkan Gugatan Penggugat Untuk Seluruhnya


b) Menyatakan Menurut Sah Akta Jual Beli Yang Telah Ditandatangani Dihadapan
Notaris Dan Dituangkan Dalam Akta Perjanjian Jual Beli
c) Menyatakan Pembatalan Perjanjian Jual Beli Yang Telah Diperjanjikan
d) Menuntut Tergugat Untuk Mengembalikan Uang Yang Telah Dibayarkan Penggugat
Dengan Ganti Rugi
e) Menghukum Tergugat Sesuai Dengan
f) Menghukum Tergugat Untuk Membayarkan Biaya Perkara Yang Timbul Dalam
Perkara Ini

3. Berikan argumentasi anda, mengapa perlu dicantumkan petitum subsider dalam


sebuah gugatan?

Jawaban:

Perlu untuk mencantumkan petitum subsider dalam sebuah gugatan karena petitun
subsider ini sebagai pengganti petitum pokok apabila tidak terjadi. Hukuman subsidiair
adalah hukuman pengganti Hipotik subsidiair adalah hipotik penambah dalam hal hipotik
yang pertama tidak mencukupi guna menjamin utang seluruhnya. Tududuhan subsidiar
adalah tuduhan sebagai pengganti tuduhan primair dalam hal ini tidak terbukti. Maka
dengan demikian dalam hal gugatan petitum subsider diperlukan dalam gugatan sebagai
pengganti bilaman tuntutan pokok tidak dikabulkan, petitum subsider ini harus sesuai
dengan perkara.

Anda mungkin juga menyukai