Anda di halaman 1dari 8

KOMPLEKSITAS MASALAH PEKERJA ANAK

DI INDONESIA

Ahmad Sofiart*

Abstract
Children workers are complex problems. On one side, they must work because of
poverty, and on another side, they mostly do not get government's protection. Case
ofjermal children workers along east sea-shore of North Sumatra shows that they are
susceptible to exploitation. Some risks they have to face are: high risk of weather and
wave of the sea, cruel treatment, forced labour, unguaranteed job savety and threat
of death. The writer of this matter indicates that at least there are three kinds of
violations, namely 1) that ofhuman rights, 2) that of labourlaw and 3) that ofcreation
of broken society against social system.

Anak adalah harapan. Anak, dan membunuh anak hidup-hidup! Misi


peradaban mana pun dia hidup, kenabian Muhammad SAW ternyata
merupakan pemilik masa depan dan mampu membalikkan kebiasaan
pewaris sejarah zamannya. Kepenting- jahiliyah yang tidak melindungi anak.
an melindungi anak paralel dengan Sabdanya yang memberikan sugesti
kepentingan melindungi bangsa- betapa penting melindungi anak
bangsa. Melindungi anak adalah diantaranya ialah: "Barang siapa yang
bagian integral dari pemberdayaan mendapat ujian atau menderita karena
bangsa dan bahkan telah merupakan mengurus anaknya, kemudian ia berbuat
bagian dari pembangunan masyarakat baik kepada mereka, maka anak-anaknya
internasional (wordwide development). akan menjadi penghalang baginya dari
Pada zaman sebelum kita, jika siksa neraka" (Hadist Riwayat A1
sejarah dibalik ulang, misalnya dalam Bukhari,Muslim, Atturmudzi).
dokumen klasik,paranabi/ rasulsering Dewasa ini perlindungan hak-hak
membela kepentingan dan hak anak. anak telah menjadi bagian program
Lihatlah tarikh Nabi Muhammad dan masyarakat internasional. Sejak awal
Nabi Musa, yang telah membebaskan berdirinya, ILO telah mengendalikan
sejarah dari kebiasaan kaumnya, yaitu masalah pekerja anak dalam preambul

Drs. Ahmad Sofian adalah peneliti pada Pusat Kajian dan Perlindungan Anak (Center
of Study and Child Protection), Medan.

Populasi, 8(2), 1997 ISSN: 0853 - 0262


Ahmad Sofian

konstitusinya. Baru pada tahun 1990, Jfumlah Pekerja Anak


ILOmempunyai program khusus yang
Dewasa ini populasi pekerja anak
secara sistematis menanggulangi
cukup besar, walaupun jumlah
pekerja anak, dikenal dengan
sesungguhnya di seantero muka bumi
InternationalProgrammeon Eliminationof
belum diketahui pasti. Jumlah anak
Child Labour (IPEC). Program IPEC ini
yang bekerja terus meningkat dari
didukung oleh pemerintah Jerman, tahun ke tahun. Menurut data yang
Spanyol, Belgia, Amerika Serikat, dan disibak ILO, dalam IPEC Programme
Perancis. Di Indonesia, program IPEC
Document (1993), lebih 200 juta anak
dimulai tahun 1991 setelah ditanda-
bekerja di luar rumah atau aktif secara
tangani MOU antara Direktur Jenderal ekonomi karena kemiskinan dan
ILO dengan Menteri Tenaga Kerja RI.
urbanisasi. Diungkapkan bahwa 7
Agenda perlindungan anak dan
persen anak-anak diAmerika Latin, 18
pekerja anak ini telah masuk dalam persen anak-anak di Asia, dan 25
ketentuan hukum internasional. Pada
persen anak-anak di Afrika terlibat
tahun 1990, Konvensi PBB tentang
dalam perburuhan.
Hak-Hak Anak (United Nation's
Pada umumnya pekerja anak ini
Convention on the Rights of the Child)
berusia 10-14 tahun, berasal dari
telah disetujui, dan —dalam jangka
keluarga miskin, dan perbandingan
waktu 5 tahun— Konvensi PBB itu telah
antara jenis kelamin laki-laki dan
diratifikasi oleh 167 negara.
perempuan tidak jauh berbeda.
Perlindungan anak dalam Diantaranegara-negara diAsia,jumlah
perspektif global seperti dimaksudkan pekerja anak di Indonesia menduduki
Konvensi PBB itu berusaha
peringkat 7 (Tabel 1). Peringkat
mengalihkan secara radikal model
pertama diduduki oleh India yang
pembangunan negara-negara di dunia,
— menurut UNICEF— sudah tiba
waktunya untuk menempatkan
mempunyai 50 juta pekerja anak,
kemudian disusul oleh Bangladesh (15
juta), dan Pakistan (10 juta).
kebutuhan dan hak-hak anak pada
Perlu dikemukakan bahwa data
pusat strategi pembangunan. Terkait
yang ditampilkan pada Tabel 1adalah
dengan itu, kontroversi pembangunan jumlah pekerja anak yang berusia 10-14
atas dimensi ideologis telah pupus dan
tahun. Jadi, jumlah tersebut tidak
melahirkan kesepakatan umum yang
meliputi anak-anak yang bekerja di
lebih maju seperti digariskan UNDP: bawah usia 10 tahun. Hal ini sangat
"Pembangunan manusia yang banyak dijumpai di Indonesia, yang
berkesinambungan adalah pembangunan menurut hasilpenelitianIrwanto (1995)
yang bukan saja membangkitkan jumlahnya lebih dari 6 juta anak.
pertumbuhan ekonomi, .... Pembangunan Berdasarkan data yang dibuat oleh
itu adalah pembangunan yang prokaum
Biro Pusat Statistik (1995) jumlah
miskin, prolingkungan alam, prolapangan
pekerja anak di Indonesia (usia 10-14
kerja, prodemokrasi, prowanita, dan tahun) pada tahun 1994 adalah 2 juta
pro-anak."

60
Pekerja Anak

orang. Jumlah ini merupakan 9 persen informal di perkotaan yang lebih


dari total jumlah anak usia 10-14 tahun dikenal sebagai anak jalanan juga
yang pada saat dilakukan survai dilaporkan berada dalam kondisi yang
berjumlah 22,5 juta orang. lebih rentan terhadap ekploitasi,
kekerasan, kecanduan obat bius, dan
pelecehan seksual. Begitu pula, pekerja
Tabel 1 anak yang direkrut untuk dipekerjakan
Jumlah Pekerja Anak di jermal-jermal di pantai timur
di Beberapa Negara Berkembang
Sumatera Utara menghadapi
Negara Jumlah (juta) perlakuan yang cenderung kurang
manusiawi. Kasus anak-anak yang
India 50
Bangladesh
bekerja di jermal telah menjadi isu
15
Pakistan 10 utama International Labour Organization
Nepal 3 (ILO) dantelah dimasukkan dalam ILO
Sri Lanka 2 World Labour Report tahun 1997.
Philipines 3
Indonesia 3
Thailand 1,5 Tabel 2
Sepuluh Propinsi dengan Angkatan Kerja
Sumber. ILO, Word Labour Report, 1993 Usia 10-14 Terbanyak

Propinsi Jumlah Anak


Dari sejumlah 2 juta pekerja anak,
Jawa Barat 932.393
ternyata jumlah terbesar terdapat di
Jawa Timur 393.872
Propinsi Jawa Barat (932.363 orang), Jawa Tengah 322.393
disusul oleh Jawa Timur (393.872), dan Sumatera Utara 162.222
Jawa Tengah (322.393). Tabel 2 Sumatera Selatan 138.307
menunjukkan propinsi di Indonesia NTB 81.800
dengan urutan jumlah angkatan kerja NTT 71.487
berusia 10-14 tahun terbanyak. Sumatera Barat 63.168
Bermacam-macam studi atau Bali 57.512
Lampung 53.748
pengamatan menunjukkan bahwa
pekerja anak umumnya sangat rentan Sumber: Keadaan Angkatan Kerja di Indonesia
terhadap eksploitasiekonomi. Berbagai 1994 (BPS, 1995)
studi dan pengamatan mengenai
pekerja anak di sektor industri formal
(pabrik, perkebunan, dan perikanan) Masalah Pekerja Anak
menyimpulkan bahwa mereka bekerja Dari pandangan dunia tentang
dengan kondisi jam kerja panjang, hak-hak anak, yang beranjak dari
berupah rendah, menghadapi risiko akumulasi masalah sosial anak-anak,
kecelakaan kerja dan gangguan dapat dipahami kerangka dan struktur
kesehatan, atau menjadi sasaran pandangan yang meyakini bahwa
pelecehan/penindasan dan kesewe- kompleks masalah anak adalah
nang-wenangan orang dewasa. implikasi struktural, yang belum
Anak-anak yang bekerja di sektor sepenuhnya memihak kepada anak-

61
Ahmad Sofian

anak. Dengan demikian, penanganan Salah satu masalah yang paling akut
masalah anak sebagai masalah adalah anak yang terpaksa bekerja.
struktural harus menerapkan kerangka Istilah ini kontroversial, namun
dan struktur pendekatan yang selanjutnya digunakan istilah pekerja
transformatif. anak agar tidak menghilangkan
Oleh karena itu, masalah ini masuk substansi masalah yang dibahas.
dalam totalitas kerangka dan struktur Dalam tulisan ini pengertian pekerja
kondisi Indonesia secara utuh, terkait anak dibatasi pada anak-anak yang
dengan model pembangunan, sistem melakukan pekerjaan secara rutin
hukum, dan strategi emansipasi sosial untuk orang tuanya atau untuk orang
yang diterapkan. lain, yang membutuhkan sejumlah
Secara garis besar, masalah anak di besar waktu, dengan menerima
Indonesia dan mungkin juga di negara imbalan atau tidak. Pekerja anak
dunia ketiga meliputi aspek sosial, bekerja demi meningkatkan penghasil-
ekonomi, hukum, dan budaya. an keluarga atau rumah tangganya
Aspek-aspek ini dapat dikualifikasikan secara langsung maupun tidak
dalam 19 pokok masalah, yaitu: langsung. Hubungan kerja yang
1) anak terlantar, diterapkan pada pekerja anak ada
2) anak yang tidak mampu, bermacam-macam bentuk, yakni
3) anak cacat, buruh, magang, dan tenaga keluarga.
4) anak yang terpaksa bekerja, Pekerja anak merupakan sebuah
5) anak yang melakukan pelanggar- permasalahan yang sangat kompleks
an/kenakalan anak, dantidak dapat dilepaskan dari kondisi
6) penvalahgunaan narkotik dan zat sosial-budaya-ekonomi-politik dalam
aditif lainnya, lingkup yang lebih luas. Di samping
7) kewarganegaraan, masalah yang muncul berkaitan
8) perwalian, dengan pekerjaan, seperti upah rendah,
9) pengangkatan anak, jam kerja panjang, hubungan kerja
10) perlindungan terhadap perkosa- yang tidak jelas, mereka juga
an/ kejahatan/ penganiayaan, menghadapi kemungkinan kehilangan
11) perlindungan terhadap penculik- akses dan kesempatan untuk
an, mengembangkan diri secara optimal.
12) bantuan hukum di luar/di dalam
pengadilan, Potret Anak Jermal
13) resosialisasi eks. napi anak,
Jermal merupakan unit bangunan
14) pewarisan, tempat penangkapan ikan, dibangun di
15) perlindungan anak yang orang tengah perairan Selat Malaka, berada
tuanya bercerai, pada kawasan Sepanjang Pantai Timur
16) anak luar kawin, Sumatra Utara, Indonesia. Jermal ini
17) alimentasi, merupakan spesifikasi Sumatera Utara
18) penvalahgunaan seksual, dan sebab di propinsi lain di Indonesia
19) anak putus sekolah (FK-PPAI, tidak dijumpai bangunan jermal.
1993). Pekerja di jermal dapat dikatakan

52
Pekerja Anak

potret kerja paksa (rodi) yang masih hengkang dari jermal tempatnya
dijumpai di Indonesia. bekerja. Konon, karena sering
Setiap jermal dihuni oleh 8-12 orang menerima perlakuan tidak manusiawi,
anak (usia 11-14 tahun), 2-3 pekerja keduanya nekat menceburkan diri,
dewasa, ditambah 1 orang mandor berenang menuju pantai.
yang mengawasi kerja anak- anak Kemudian, pada awal tahun 1995
tersebut. Jumlah jermal di perairan ada 4 anak-jermal usia 15-16 tahun
Sumatra Utara menurut data Dinas menerobos ganasnya lautan untuk
Perikanan Provinsi Sumatra Utara ada meloloskan diri dari jermal karena
sekitar 396 unit. Namun, berdasarkan tidak tahan menghadapi kerja paksa
hasil survai sebuah NGO, di lapangan dan penganiayaan. "Terlambat sedikit
tersebut tercatat sekitar 1900unit jermal saja, ekor ikan pari dicambukkan ke
(Joni, 1995). tubuh," ungkap buruh anak jermal itu.
Letak jermal ini tidak kurang dari Sebelum itu, medio 1993 ada kasus
4-8 mil dari pantai. Dengan demikian, penculikan tiga anak yang kemudian
pekerja anak di jermal terisolasi dari dipekerjakan di jermal kawasan Pantai
komunitas dan nyaris tanpa akses Labu, Deli Serdang. Ketiga anak itu
transportasi. Anak-anak yang bekerja memburuh di jermal karena tertarik
di jermal mengoperasikan alat-alat iming-iming gaji menggiurkan.
penangkap ikanyangmasih tradisional "Mulanya kami diajak kerja di sebuah
seperti menggulung gilingan pabrik di Lubuk Pakam, tetapi
pengangkat jaring, menjemur, memilih sesampai di Lubuk Pakam kami
ikan, tidak hanya pada siang hari, langsung dibawa di Pantai Labu."
bahkan pada malam hari dengan Harian Waspada, Sumatra Utara pun
mengandalkan kekuatan fisik semata- pernah mengetengahkan investigative
mata. Anak-anak ini bekerja sejak news anak jermal. Seorang buruh asal
pukul 02.00 dini hari sampai pukul
20.00 (lebih kurang 18 jam sehari).

Kisaran, Asahan saksi hidup yang
masih bekerja di jermal Pantai Cermin,
Pengawasan yang begitu ketat dari Deli Serdang, mengaku hanya
mandor tidak memungkinkan pekerja mendapat upah Rp 30.000,00 sebulan.
anak di jermal beristirahat. Selain itu, Ia bekerja di jermal dengan sengatan
pekerja anak yang bekerja di jermal terik matahari siang dan tiupan angin
menghadapi risiko kerja yang tinggi, malam lautan Selat Malaka, tanpa jam
seperti keadaan cuaca buruk, ombak kerja yang pasti, dan keselamatan kerja
besar, angin ribut, bahkan tidak yang tidak terjamin. Pengakuan serupa
terhindar dari ancaman ambruknya datang dari buruh asal Dolok Masihul.
jermal. Menurut dia, selama enam bulan
Sederet fakta anak jermal di bekerja di jermal, pengusaha hanya
kawasan pantai timur Sumatra Utara mengirimkanberas, cabai, danbawang.
diketahui dari exposure pers dan Makan sayur dapat dikatakan tidak
organisasi nonpemerintah, khususnya pernah, kalaupun ada sudah tidak
sejak 1992. Pada awal tahun 1994 dua segar lagi (Waspada,23 Juni 1993).
orang buruhjermal di kawasan Sialang Sementara itu, nasib tragis dialami
Buah terapung di Selat Malaka, setelah Dewin Tamba, 15 tahun, yang tewas

63
Ahmad Sofian

dalam pekerjaannya sebagai pekerja Konfigurasi kasus yang dipaparkan


anak jermal di Tanjung Balai. Setelah di muka menunjukkan bahwa
dilakukan investigasi dan langkah setidak-tidaknya terjadi pelanggaran
litigasi kepada instansi terkait, nasib terhadap 3 hal: (1) Aspek hak asasi
malang anak mantan sopir oplet di manusia,konontelah terjadi eksploitasi
Berastagi itu pun hingga kini belyjji pekerja anak, (2) pelanggaran hukum
ditexnukan jenazahnya. perburuhan, ketentuan hukum positif
Kondisi dan kasus-kasus tragis itu tentang hak normatif tidak dilaksana-
rupa-rupanya tercium juga sampai ke kan, dan (3) terciptanya broken society
DPR-RI. Tim Fraksi Partai Persatuan terhadap sistem sosial, anak yang
DPR-RI dipimpin Bachtiar Chamsah semestinya belajar dan bermain harus
kemudian melakukan investigasi bekerja atau dipaksa bekerja, bahkandi
mendadakkejermal-jermal dikawasan tempat berbahaya dan terisolasi,
perairan Asahan. Hasilnya? Tim yang seperti jermal itu.
dipimpin anggota DPR-RI asal daerah Kasus anak-jermal ini (dalam
pemilihan Sumatra Utara ini berbagaigejala spesifik) dalam kategori
menemukan tidak kurang ada 125 ILO dikuaiifikasi sebagai kelompok
jermal dan rata-rata mempekerjakan 12 sasaran prioritas. Program aksi
orang, di antaranya adalah anak-anak. eliminasi pekerja anak yang dilaksana-
Siluet pekerja anak di jermal yang kan ILO merumuskan 3 kelompok
penuh dengan tindak eksploitatif, prioritas.
penganiayaan, penculikan, serta 1) Anak yang bekerja sebagai budak
tingkat bahaya dan risiko alam di (bounded labour) dan anak yang
lautan, isolasi untuk berkomunikasi bekerja secara kerja paksa (forced
dan —sudah barang tentu— sulit labour).
terpantau pemerintah Indonesia, 2) Anak yang bekerja pada tempat
masyarakat, dan aparat kepolisian, berbahaya (hazardous occupation).
memberikan petunjuk bahwa masalah 3) Anak yang bekerja pada usia
anak jermal bukan sekedar masalah sangat dini ( tahun), khususnya
perburuhan. Banyak persoalan yang perempuan.
tersimpan di jermal-jermal itu. Dari Anak-anak yang bekerja secara
investigasi atas kasus-kasus pekerja bounded banyak ditemui di negara
anak di jermal itu, terdapat fakta Bangladesh,Pakistan,danIndia.Untuk
anak-anak yang bekerja menurut skala yang lebih rendah bukan
ukuran yang ekstrim atau di luar mustahil ditemukan di Indonesia.
kebiasaan umum, atau bukan sekedar Kasus pekerja anak di jermal masuk
pelanggaran hak-hak normatif hukum dalam kelompok children toorking under
perburuhan. Kasus tindak kekerasan, forced labour conditions, yang
penculikan, penganiayaan, bahkan merupakan prioritas utama.
terbunuhnya/tewasnya pekerja anak
di jermal merupakan fakta praktek Penutup
eksploitasi anak yang tidak Masalah anak yang bekerja,
terbantahkan lagi. menurut sebagian peneliti, merupakan

64
Pekerja Anak

keadaan yang terpaksa harus diterima. kontribusi ekonomi keluarga (Irwanto


Pekerja anak adalah wujud kepasrahan 1995). Pada kenyataannya, aktivitas
struktural menghadapi transisi ekonomi anak malah membuatnya
ekonomi, terutama pada kondisi labour terpuruk ke eksploitasi, seperti
surplus dan masih terdapatnya kasus-kasus anak-jermal itu. Dari hasil
kemiskinan keluarga. Karena struk- investigasi yang dilakukan oleh Pusat
turalisme pembangunan, fenomena Kajiandan PerlindunganAnak (sebuah
anak bekerja merupakan keadaan yang NGO di Sumatra Utara) terbukti bahwa
terpaksa ada dan terpaksa diterima. tidak ada koreiasi terpuruknya
Dilema antara labour surplus dan anak-anak di jermal dengan kontribusi
kemiskinan keluarga di satu pihak ekonomi yang diharapkannya dari
dengan tuntutan proteksi pekerja anak pekerjaan itu. Anak-anak yang bekerja
di pihak lain menjadi kendala di jermal itu bukan lagi tenaga kerja
penuntasan masalah pekerja anak. yang mendapatkan upah, melainkan
Argumentasi seperti itu acapkali telah kehilangan hak-hak spesifik
dilontarkan untuk mentolerir dipeker- sebagai anak, hak-hak normatif sebagai
jakannya anak-anak. Perspektif pekerja, dan hak-hak dasar sebagai
pragmatisme kerap diposisikan manusia.
mendekati masalah pekerja anak. Praktis, mereka bukan lagi anak
Dengan demikian, (masih menurut yang bekerja, tetapi anak yang dipaksa
perspektif ini) yang diberantas bukan bekerja, bak kerja rodi. Lantas, tidak
sekedar problem pekerja anak, tetapi, saja mereka kehilangan masa depan
ekonomi keluarga. Masalah pekerja karena drop out sekolah, tetapi juga
anak bukansekedar akibat kemiskinan luput mengapresiasi masa kanak-
keluarga saja. kanaknya dan gagal meraup harapan
Walaupun — dari beberapa income dari kerja itu.
penelitian— pekerja anak memberikan

Referensi

Asra, Abuzar. 1993. "Keadaan dan International Labour Organization.


masalah anak yang terpaksa 1993. IPEC programme document.
bekerja di Indonesia", makalah Geneva.
pada Konperensi Nasional I Irwanto. 1995. Pekerja anak di tiga kota
Penanggulangan Masalah Anak besar: Jakarta, Surabaya, Medan.
Yang Terpaksa Bekerja. Jakarta: ILO, Jakarta: UNICEF dan Pusat
IPEC. Penelitian UNIKA Atma Jaya.
Forum Komunikasi Pembinaan dan Joni, Muhammad. 1995. "Eliminasi
Pengembangan Anak Indonesia pekerja anak: sebuah masalah
(FK- PPAI). 1993. Baku panduan hukum", Suara Pembaharuan, 7
penyuluhan hukum tentang anak. September.
Jakarta.
Annua. Soriuv

Putranto, Panji. 1995. "Konsep dan Waspada, 23 luni 1993, Medan, 1993.
strategi penanggulangan pekerja YLAAI. Tim Penyusun. 1993. Laporan

-------
anak - program IPEC di perkembangan penanganan kasuz
Indonesia", makalah pada Legal buruh anak jermal di Pantai Timur
Training For Young Laroyers, Sumatera Utara. Medan.
Medan, 3-11 Agustus 1995.
- 1994. Kumpulan klipping
Sofian, Ahmad. 1996. "Agenda kasus buruh anak jermal. Medan.
persoalan anak (refleksi hari anak
nasional)", Revubhka, tanggal 23
Juli.
Tjandraningsih, Indrasari. 1995.
Pemberdayaan pekerja anak: studi
mengenai pendampingan pekerja
anak. Bandung: AKATIGA.

66

Anda mungkin juga menyukai