Anda di halaman 1dari 13

Makalah

Tentang

“KEWAJIBAN ANAK TERHADAP ORANG TUA”


D

Oleh

• LAILA SAYYIDATUL USWA [2105110025]


• LISNAWATI [2105110004]
• MIFTAHUL ARZAQ [2105110007]
• MAULIANUR[2105160002]

MATA KULIAH DOSEN PEMBIMBING


ILMU HADIS IBU NURUL JEUMPA Dr, S.Pd.I, M.A

JURUSAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH ACEH
AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur tercurah kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat
kepada kita sehingg kita dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat beserta salam
kita curahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Tidak lupa kami ucapkan
terimakasih kepada pihak yang telah terlibat dan membantu dalam menyelesaikan
makalah ini.Terkusus kepada dosen pembimbing kami IBU NURUL JEUMPA Dr,
S.Pd.I, M.A
Harapan kami semoga dengan makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi para pembaca, khususnya kami yang membuat. Dan untuk
ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar
menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, kami yakin masih
banyak kesalahan dan kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami
sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca untuk
memperbaiki makalah ini.

Aceh, September 2021

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG …………………………………………………..
…….4
B. RUMUSAN MASALAH ………………………………………………
……..4
C. TUJUAN………………………………………………… ……..

BAB 2 PEMBAHASAN
A. Pengertian kewajiban Anak terhadap orang tua…………….. ………...5
B. Keutamaan anak berbakti kepada orang tua…………………… ……..5
C. Kewajiban anak terhadap orang tua …………………………. ………...7
D. Hadis hadis yang mejelaskan kewajiban terhadap orang
tua…………………. …………………………………………………8
E. Hikmah berbakti terhadap orangtua…………………………… …….11

BAB 3 PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………….. ……….13
B. Saran………………………………………………………………. ……13

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1

PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG

Setiap anak tentunya mempunyai kewajiban dan tanggung jawab tehadaporang


tua yang telah mebesarkan dan mengasuhnya dari kecil sampai dewasa. Misalkan
ketika orangtua tersebut sudah memasuki lanjut usia, banyak hal yang harus
dilakukan anak. Seperti memberikan perhatian, kasih sayang, serta menjaga dari
segala hal yang bisa menyakitinya. Dengan cara tersebut maka seorang anak akan
mencipatakan keluarga yang utuh, sejahtera, penuh kasih sayang dan terjadinya
keseimbangan antar anak dan orangtua. Dengan adanya hak dan kewajiban maka
hidup menjadi lebih netral, berimbang dan fair.

Salah satu kewajiban anak terhadap orang tua adalah memperlakukan orang tua
dengan akhlak yang baik.Lebih dari itu seorang anak juga mempunyai kewajiban
untuk taat dan hormat kepada orang tuanya.Pentingnya akhlak anak kepada orang
tua sudah banyak dicantumkan dalam beberapa ayat di dalam Al-
Quran,pembentukan akhlak terhadap anak agar menjadi anak yang berbakti kepada
orang tua harus dimulai sejak dini.Maka dari itu mulai dari sini harus kita terapkan
dan akan di jelaskan dalam beberapa pembahasan makalah yang kami buat

B.Rumusan Masalah

1.Pengertian kewajiban anak terhadap orang tua?

2.Keutamaan anak berbakti kepada otang tua?

3.kewajiban seorang anak terhadap orang tua?

4.Hadis hadis yang menjelaskan kewajiban anak terhadap orang tua?

5.Hikmah berbakti kepada Orang tua

C.Tujuan

1.Agar anak anak lebih mengetahui betapa pentingnya berbakti terhadap orang tua

2. Pentingnya akhlak anak kepada orang tua sudah banyak dicantumkan dalam
beberapa ayat di dalam Al-Quran,.

3.Dapat mengetahui hak serta kewajiban anak terhadap orang tua yang perlu
diterapkan dalam kehidupan sehari hari
BAB 2

PEMBAHASAN
1.Pengertian kewajiban Anak terhadap orang tua

Kewajiban anak terhadap orang tua merupakan Kewajiban anak dalam


menghargai serta menyayangi orang tua sebaik mungkin.kewajiban anak dalam
memberikan nafkah merupakan hak orang tua untuk menerima nafkah.

Allah berfirman dalam surat Al-Isra’ ayat 23, Allah menerangkan berbakti kepada
orang tua merupakan kewajiban bagi setiap Muslim setelah tauhid.

‫ف‬ٍّ ُ ‫َّل إِيااهُ َوبِ ْٱل ٰ َو ِل َدي ِْن إِحْ ٰ َسنًا ۚ إِ اما يَ ْبلُغَنا عِندَكَ ْٱل ِكبَ َر أَ َح ُدهُ َما ٓ أَ ْو ك ََِلهُ َما ف َََل تَقُل لا ُه َما ٓ أ‬
ٓ ‫ض ٰى َربُّكَ أَ اَّل تَ ْعبُد ُٓو ۟ا إِ ا‬
َ َ‫َوق‬
‫ا‬
‫َو ََّل تَ ْن َهرْ هُ َما َوقُل ل ُه َما قَ ْو ًَّل ك َِري ًما‬

"Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah


selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah
seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut
dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan
kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak
keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik."

.Selain itu, dalam ayat di atas juga disinggung untuk jangan membantah
orang tua. Termasuk jangan mengucapkan “Ah,” membentak keduanya,
dan diharuskan mengucapkan perkataan yang baik dan sopan.

2.Keutamaan anak berbakti kepada orang tua

Berikut ini 10 keutamaan berbakti kepada orang tua berdasarkan hadits-hadits


shahi

1. Amal Yang Paling Utama

Berbakti kepada kedua orang tua merupakan salah satu amal yang paling utama.
Dari Abdullah bin Masud radhiyallahu anhu ia berkata;“Aku pernah bertanya
kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, “Amalan apa yang paling dicintai
Allah?” Beliau menjawab, “Shalat pada waktunya.” Aku melanjutkan, “Kemudian
apa?” Beliau menjawab, “Berbakti kepada kedua orang tua.” Lalu aku bertanya
lagi, “Kemudian apa?” Beliau menjawab, “Berjihad di jalan Allah.” (HR. Al Bukhari
dan Muslim).

2. Bernilai Jihad

Berbakti kepada orang tua senilai dengan jihad fi sabilillah. Sehingga pada
beberapa hadits, beliau menganjurkan orang yang akan berjihad untuk berbakti
kepada kedua orang tua.
Dari Abdullah bin Ash ia berkata;

“Seorang laki-laki datang kepada Nabi shallallahu alaihi wasallam lalu meminta
kepada beliau untuk berjihad. Maka beliau bersabda, “Apakah kedua orang
tuamu masih hidup?” ia menjawab, “Ya.” Beliau pun bersabda, “Maka
bersungguh-sungguhlah dalam berbakti kepada keduanya.” (HR. Al Bukhari dan
Muslim)

3. Berpahala Hijrah

Berbakti kepada orang tua juga bernilai hijrah. Ada seseorang yang berniat
berhijrah ke Madinah, lalu Rasulullah memerintahkannya untuk tetap di
negerinya dalam rangka berbakti kepada kedua orang tua.

“Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam lalu


berkata “Saya berbaiat kepadamu untuk berhijrah dan berjihad, aku
mengharapkan pahala dari Allah.” Beliau bertanya, “Apakah salah satu orang
tuamu masih hidup?” Ia menjawab, “Ya, bahkan keduanya masih hidup.”
Rasulullah bertanya lagi, “Maka apakah kamu masih akan mencari pahala dari
Allah?” Ia menjawab, “Ya.” Maka beliau pun bersabda, “Pulanglah kepada kedua
orang tuamu lalu berbuat baiklah dalam mempergauli mereka.” (HR. Muslim).

4 Surga di Bawah Telapak Kaki Ibu

Ungkapan surga berada di bawah kaki ibu merupakan ungkapan yang


bersumber dari hadits dan menunjukkan betapa luar biasa keutamaan berbakti
kepada ibu.“Jahimah pernah datang kepada Nabi shallallahu alaihi wasallam lalu
berkata, “Ya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, aku ingin berperang dan
sungguh aku datang untuk meminta pendapatmu.” Beliau bertanya, “Apakah
engkau masih memiliki ibu?”Ia menjawab, “Ya.” Maka beliau pun bersabda,
“Tetaplah bersamanya karena sesungguhnya surga ada di kakinya.” (HR. Ibnu
Majah dan An Nasai)

5. Dipanjangkan Umur, Ditambah Rezeki

Di antara keutamaan berbakti kepada kedua orang tua adalah sama dengan
keutamaan silaturahim yakni dipanjangkan umur dan ditambah rezekinya.

“Siapa yang ingin dipanjangkan umurnya dan ditambah rezekinya, maka


hendaklah ia berbakti kepada kedua orang tuanya dan menyambung silaturahim”
(HR. Ahmad)

6. Memperoleh Ampunan Allah

Berbakti kepada kedua orang tua merupakan salah satu amal yang dengannya
Allah mengampuni dosa-dosa seorang hamba.“Siapa yang mendapati salah satu
dari kedua orang tuanya kemudian ia tidak diampuni, maka Allah telah
menjauhkannya (dari rahmat)” (HR. Ahmad)
7. Taat Kepada Orang Tua Merupakan Bentuk Ketaatan Kepada Allah

“Taat kepada Allah (salah satu bentuknya) adalah taat kepada orang tua.
Durhaka terhadap Allah (salah satu bentuknya) adalah durhaka kepada orang
tua” (HR. Thabrani)

8. Keridhaan Allah Ada Pada Keridhaan Orang Tua

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda;“Keridhaan Tuhan ada pada


keridhaan orang tua dan kemurkaan Tuhan ada pada kemurkaan orang tua” (HR.
Tirmidzi)

9. Bentuk Taubat Kepada Allah

Dari Ibnu Umar radhiyallahu anhu ia berkata;“Seorang laki-laki datang


menghadap Nabi lalu berkata, “Sesungguhnya aku telah melakukan satu dosa
yang sangat besar. Apakah aku bisa bertaubat?” Beliau balik bertanya, “Apakah
engkau masih memiliki ibu?” ia menjawab, “Tidak.” Beliau bertanya lagi, “Apakah
engkau masih memiliki bibi (saudari ibu)?”ia menjawab, “Ya.” Maka beliau
bersabda, “Maka berbaktilah kepadanya.” (HR. Tirmidzi)

10. Tiket Menuju Surga

Dalam hadits diistilahkan orang tua adalah “ausathu abwaabil jannah” pintu
surga yang tengah-tengah.

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda;

“Orang tua adalah paling pertengahan dari pintu-pintu surga. Jika kamu mau, sia-
siakanlah pintu itu (kau tidak mendapat surga) atau jagalah ia (untuk
mendapatkan pintu surga itu).” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah). Wallahu alam bish
shawab.

3.Kewajiban anak terhadap orang tua

1.Apabila dari salah satu keduanya membutuhkan makanan,maka dia memberinya


makan

2.Berbicara degannya dengan penuh kelembutan,tidak tidak denngan perkataan


kasar dank eras

3.Berjalan di belakangnya (sebagai bentuk penghormatan)

4.Apabila salah satu dari keduanya memberikan Perintah,maka dia melaksankannya


selagi itu bukan perbuatan buruk

5.Apabila salah satu dari keduanya membutuhkan pelayanannya,maka dia


melayaninya
6.Apabila salah satu dari keduanya memberikan perintah maka dia melaksanaknnya
dengan penuh ikhlas.

4.Hadis hadis yang mejelaskan kewajiban terhadap orang tua

Berikut adalah 3 hadis tentang berbakti kepada orang tua:

Pertama,

‫اس‬ِ ‫َّللا َم ْن أَ َحقُّ النا‬


ِ ‫سلا َم فَقَا َل يَا َرسُو َل ا‬ َ ‫علَيْ ِه َو‬ ُ ‫صلاى ا‬
َ ‫َّللا‬ ِ ‫عنْهُ قَا َل َجا َء َر ُج ٌل إِلَى َرسُو ِل ا‬
َ ‫َّللا‬ َ ‫َّللا‬
ُ‫ي ا‬ ِ ‫ع ْن أَبِي ه َُري َْرةَ َر‬
َ ‫ض‬ َ
ُ ُ ُ
َ‫ص َحابَتِي قَا َل أ ُّمكَ قَا َل ثُ ام َم ْن قَا َل ثُ ام أمُّكَ قَا َل ثُ ام َم ْن قَا َل ثُ ام أمُّكَ قَا َل ثُ ام َم ْن قَا َل ثُ ام أَبُوك‬ ‫ْن‬
َ ِ ‫س‬‫ح‬ُ ‫ب‬
ِ

Artinya: "Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dia berkata; “Seorang laki-laki
datang kepa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sambil berkata; “Wahai
Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak aku berbakti kepadanya?” Beliau
menjawab: “Ibumu.” Dia bertanya lagi; “Kemudian siapa?” Beliau menjawab:
“Ibumu.” Dia bertanya lagi; “Kemudian siapa lagi?” Beliau menjawab: “Ibumu.”
Dia bertanya lagi; “Kemudian siapa?” Beliau menjawab: “Kemudian ayahmu.”
(HR. Bukhari dan Muslim).

Kedua,

‫ى َقا َل « ثُ ام ِب ُّر‬ ُّ َ‫ قَا َل ثُ ام أ‬. » ‫علَى َوقْ ِت َها‬


َ ُ‫صَلَة‬ ِ ‫ى ْال َع َم ِل أَ َحبُّ ِإلَى ا‬
‫َّللا قَا َل « ال ا‬ ‫سأَلْتُ النا ِب ا‬
ُّ َ‫ى – صلى هللا عليه وسلم – أ‬ َ
‫ قَا َل َح ادثَنِى بِ ِهنا َولَ ِو ا ْستَزَ ْدتُهُ لَزَ ا َدنِى‬. » ‫َّللا‬ ْ ْ
َ ‫قَا َل ثُ ام أَى قَا َل « ال ِج َهادُ فِى‬. » ‫ال َوا ِل َدي ِْن‬
ِ ‫سبِي ِل ا‬

Artinya: “Aku bertanya pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Amal


apakah yang paling dicintai oleh Allah ‘azza wa jalla?’ Beliau shallallahu ‘alaihi
wa sallam menjawab, ‘Shalat pada waktunya’. Lalu aku bertanya, ‘Kemudian apa
lagi?’ Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, ‘Kemudian berbakti
kepada kedua orang tua.’ Lalu aku mengatakan, ‘Kemudian apa lagi?’ Lalu
beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, ‘Berjihad di jalan Allah’.” Lalu
Abdullah bin Mas’ud mengatakan, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
memberitahukan hal-hal tadi kepadaku. Seandainya aku bertanya lagi, pasti
beliau akan menambahkan (jawabannya).” (HR. Bukhari dan Muslim).

Ketiga,

ِ‫اإل ْش َراكُ بِاهلل‬


ِ ( : ‫لى يَا َرس ُْو َل هللاِ قَا َل‬ َ َ‫ ب‬: ‫ قَالُ ْوا‬،‫سلا َم أََّلَ أُنَبِئُكُ ْم بِأ َ ْكبَ ِر الْ َكبَائ ِِر ؟) ثََلَثًا‬ َ ُ‫صلاى هللا‬
َ ‫علَيْ ِه َو‬ َ ِ‫قَا َل َرس ُْو ُل هللا‬
َ‫سكَت‬َ ُ‫ى قُلْتُ لَيْتَه‬ ُّ ‫س َوكَانَ ُمتا ِكئًا ( أََّلَ َوقَ ْو ُل‬
‫الز ْو ُر ) َما زَ ا َل يُك َِر ُرهَا َحت ا‬ َ َ‫َوعُقُ ْو ُق الْ َوا ِل َدي ِْن ) َو َجل‬

Artinya: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apakah kalian mau


kuberitahu mengenai dosa yang paling besar?” Para sahabat menjawab, “Mau,
wahai Rasulullah.” Beliau lalu bersabda, “(Dosa terbesar adalah)
mempersekutukan Allah dan durhaka kepada kedua orang tua.” Beliau
mengucapkan hal itu sambil duduk bertelekan [pada tangannya]. (Tiba-tiba beliau
menegakkan duduknya dan berkata), “Dan juga ucapan (sumpah) palsu.” Beliau
mengulang-ulang perkataan itu sampai saya berkata (dalam hati), “Duhai,
seandainya beliau diam.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Ridha Allah Tergantung Ridha Kedua Orang Tua .Bakti seorang anak kepada
kedua orang tuanya akan mengundang ridha kedua orang tua kepada anak.
Sementara ridha kedua orang tua terhadap anak merupakan penentun seorang
anak mendapat ridha Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhu meriwatakan, Nabi Muhammad shallallahu


‘alaihi wa sallam bersabda;

«26( .»ِ‫سخَطِ الْ َوا ِلد‬


َ ‫ب فِي‬ ‫س َخطُ ا‬
ِ ‫الر‬ َ ‫ َو‬،ِ‫الوا ِلد‬
َ ‫ضى‬َ ‫ب فِي ِر‬
ِ ‫الر‬
‫ضى ا‬َ ‫ِر‬

“Ridha Rabb tergantung ridha orang tua, dan murka Allah tergantung murka
orang tua”. (HR. Tirmidzi dan Ibnu Hibban, dishahihkan oleh Syekh Al-Albani).

Do’a yang Mustajab Bagi Anak yang Berbakti

Anak yang berbakti akan senantiasa didokan oleh orang tuanya, dan do’a orang
tua untuk kebaikan anaknya meruapakan salah satu do’a yang musatajab
(memiliki peluang besar dikabulkan oleh Allah).

Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu mengatakan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa


sallam bersabda;

” ‫ َو َدع َْوةُ الْ َوا ِل ِد ل َِولَ ِد ِه‬،‫ساف ِِر‬


َ ‫ َو َدع َْوةُ الْ ُم‬،‫وم‬ ْ ‫ َدع َْوةُ الْ َم‬: ‫ ََّل شَكا فِي ِهنا‬، ‫ت يُ ْستَ َجابُ لَ ُهنا‬
ِ ُ‫ظل‬ ٍّ ‫ع َوا‬ ُ ‫“ ثَ ََل‬
َ ‫ث َد‬

“Ada tiga do’a yang mustajab, tidak ada keraguan akan hal itu; do’a orang yang
terdzalimi, do’a musafir, dan do’a orang tua untuk (kebaikan) anaknya”. (HR. Ibnu
Majah dan dihasankan oleh Syekh Al-Arnauth).

Dalam riwayat lain berbunyi;

” ‫وم‬ ْ ‫ َو َدع َْوةُ الْ َم‬،‫ساف ِِر‬


ِ ُ‫ظل‬ َ ‫ َو َدع َْوةُ الْ ُم‬،ِ‫ َدع َْوةُ الْ َوا ِلد‬: ‫ت ُم ْستَ َجابَاتٌ ََّل شَكا فِي ِهنا‬
ٍّ ‫ع َوا‬ ُ ‫“ ثَ ََل‬
َ ‫ث َد‬

“Ada tiga do’a yang mustajab, tidak ada keraguan tentang hal itu; do’a orang tua
(untuk anaknya), do’a musafir, dan do’a orang terdzalimi”. (HR. Abu Daud dan
Ahmad, dihasankan oleh Syekh Al-Albani).

Dalam hadits shahih diriwayatkan, Asma binti Abu Bakar radhiyallahu ‘anha pernah
bertanya kepada Rasullullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang kewajibannya berbakti
kepda ibunya yang masih musyrik.

ِ ‫ «نَعَ ْم‬:َ‫صلُ َها؟ قَال‬


‫صلِي َها‬ ِ َ ‫ِي َرا ِغبَةٌ أَفَأ‬ َ ْ‫َّللا إِنا أُ ِمي قَ ِد َمت‬
‫علَ ا‬
َ ‫ي َوه‬ ِ ‫»يَا َرسُو َل ا‬

“Wahai Rasulullah, ibuku datang kepadaku namun masih enggan masuk Islam,
apakah saya tetap menyambung hubungan dengannya? Rasul bersabda, “Iya
sambunglah hubungan (silaturrahim dengannya). (HR. Bukhari, Muslim,Ahmad,
Abu Daud, dan Ibnu Hibban).
‫علَ ٰ ٓى أَن‬َ َ‫ير َو ِإن ٰ َج َهدَاك‬ ُ ‫ص‬ ِ ‫ى ٱلْ َم‬ ‫صلُهُۥفِى َعا َميْنِأ َ ِن ٱ ْشكُرْ لِى َول ٰ َِو ِل َديْكَ ِإلَ ا‬ َ ‫سنَ ِب ٰ َو ِل َديْ ِه َح َملَتْهُ أُ ُّمه َُۥو ْهنًا‬
َ ٰ ِ‫علَى َٰو ْهن ٍَّوف‬ ِ ْ ‫صيْنَا‬
َ ٰ ‫ٱإلن‬ ‫َو َو ا‬
ُ
‫ى َمرْ ِجعُكُ ْم فَأنَبِئُكُم بِ َما كُنتُ ْم‬ َ
‫سبِيلَ َمنْأنَابَإِلَىاثُ امإِلَ ا‬َ ْ‫وف َوٱتابِع‬
ً ‫صاحِ بْ ُه َمافِىٱل ُّدنْيَا َمعْ ُر‬ َ ‫او‬ ْ
َ ‫ْس لَكَ بِهِۦعِل ٌمف َََلتُطِ عْ ُه َم‬ َ ‫تُ ْش ِركَ بِى َما لَي‬
ُ
َ‫تَعْ َملون‬

“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-
bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-
tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan
kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. Dan jika
keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak
ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan
pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali
kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Ku-beritakan
kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (Qs. Luqman [31]: 14-15)

ِ ‫ار ٱلْ ُج ُن‬


‫ب‬ ِ ‫ار ذِى ٱلْقُرْ بَ ٰى َوٱلْ َج‬
ِ ‫ِين َوٱلْ َج‬
ِ ‫سك‬ َ ٰ ‫سن ًَاوبِذِىٱلْقُرْ بَ ٰى َوٱلْيَ ٰتَ َم ٰى َوٱلْ َم‬
َ ٰ ‫اوبِٱلْ ٰ َو ِل َديْنِإِ ْح‬ َ ‫َوٱ ْعبُدُوا ٱللا َه َو ََّلتُ ْش ِركُوا بِهِۦ‬
َ ‫شي ًْٔـ‬
ً ‫ٱَّلل ََّل يُحِ بُّ َمن كَانَ ُم ْخت ًَاَّلفَخ‬
‫ُورا‬ َ ‫ب بِٱلْ َجنبِ َوٱبْنِٱلسابِيل َِو َما َملَ َكتْأَيْ ٰ َمنُكُ ْمإِنا ا‬
ِ ِ‫“ َوٱلصااح‬Sembahlah AllahQ dan
janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat
baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang
miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil
dan hamba sahayamu. Sesungguhnya AllahQ tidak menyukai orang-orang yang
sombong dan membangga-banggakan diri.” (Qs. an-Nisa [4]: 36)

ً‫سنَة‬َ َ‫ش ْه ًرا َحتا ٰىٓإِذَابَلَغَأَشُ ادهُ َۥوبَلَ َغ أَرْ بَعِين‬ َ َ‫صلُهُۥثَ ٰلَثُون‬
َ ٰ ِ‫ضعَتْ ُهكُرْ ه ًَاو َح ْملُهُۥ َوف‬َ ‫سنًا َح َملَتْ ُهأ ُ ُّمهُۥكُرْ ه ًَاو َو‬ َ ٰ ‫سنَ بِ ٰ َو ِل َديْ ِه إِ ْح‬ ِ ْ ‫صيْنَا‬
َ ٰ ‫ٱإلن‬ ‫َو َو ا‬
َ ُ ُ
َ‫ِى إِنِىتبْتإِليْك ََوإِنِىمِن‬ ُ
ٓ ‫ص ِل ْح لِى فِى ذ ِريات‬ َ
ْ ‫ضىهُ َوأ‬ ٰ َ ْ‫ص ِلحًاتَر‬ ٰ َ ْ
َ ‫ى َوأن أ ْع َم َل‬ َ ٰ َ
‫عل ٰى َو ِل َد ا‬َ ‫ى َو‬ َ
‫عل ا‬ َ َ‫ِى أنعَمْت‬ ْ َ ‫ا‬ ْ َ ْ َ
ٓ ‫قَالَ َربِأ ْو ِز ْعنِىٓأنأشك َرنِعْ َمتَكَٱلت‬
ُ َ
َ‫ٱلْ ُم ْس ِلمِين‬

“Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu
bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya
dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga
puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat
puluh tahun ia berdoa: "Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat
Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan
supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhoi; berilah kebaikan
kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku
bertobat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang
berserah diri". (Qs. al-Ahqaf [46]: 15)

َ‫سلَ َك ِبهِۦعِلْ ٌمف َََل تُطِ عْ ُه َمآ ِإلَىا َمرْ ِجعُكُ ْمفَأُن َِبئُكُم ِب َماكُنتُ ْم تَعْ َملُون‬
َ ْ‫سنَ ِب ٰ َو ِل َديْ ِه ُح ْسن ًَاو ِإن ٰ َج َهدَا َك ِلتُ ْش ِر َك ِبى َمالَي‬ ِ ْ ‫صيْنَا‬
َ ٰ ‫ٱإلن‬ ‫َو َو ا‬

“Dan Kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua orang ibu-
bapaknya. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan
sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu
mengikuti keduanya. Hanya kepada-Ku-lah kembalimu, lalu Aku kabarkan
kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.”(Qs. al-Ankabut [29]: 8)

Oleh karena itu, mari manfaatkan kesempatan meraih kebaikan dan kemuliaan
dengan berbakti kpada orang tua kita.
5.Hikmah berbakti kepada orang tua

1.Mendapatkan ridho dan rahmat Allah SWT

Ridho orang tua merupakan ridho Allah SWT juga, jadi jangan sampai Anda
berbuat tidak baik kepada kedua orang tua Anda, sayangilah mereka sebaik
mungkin karena tanpa mereka Anda tidak akan bisa menjadi seperti sekarang.
Karena ridho orang tua adalah ridho Allah SWT juga. Sesuai dengan firman Allah
SWT yang berbunyi : “Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan
menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah
seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam
pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada
keduanya perkataan ‘ah’ dan janganlah engkau membentak keduanya dan
ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik. Dan rendahkanlah dirimu
terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, “Wahai
Tuhanku! Sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku
pada waktu kecil.” (QS. Al Isra’/17: 23-24)

2. Di mudahkan segala urusan di dunia maupun di akhirat

Rasulullah sallallahualaihi wasallam bersabda “Tidak termasuk golongan kami


orang yang tidak memuliakan yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda
serta yang tidak mengerti (hak) orang yang berilmu (agar diutamakan
pandangannya).” (Riwayat Ahmad). Untuk itu jika kita senantiasa berbakti
kepada kedua orang tua, percayalah bahwa segala urusan Anda baik di dunia
maupun di akhirat akan di permudah jalannya oleh Allah SWT.

3. Di mudahkan rezekinya di dunia

Umroh.com merangkum,salah satu perbuatan yang akan di lapangkan rezekinya


yaitu dengan cara bersilaturrahmi. Sebagian orang menganggap bahwa
silaturrahmi itu dilakukan dengan cara mengunjungi saudara, kerabat, sahabat,
teman saja, padahal yang harus dilakukan terlebih dahulu sebelum kita
berkunjung ke saudara dan sahabat yaitu kita silaturrahmi kepada kedua orang
tua kita.Dengan kita dekat dan sering silaturrahmi kepada kedua orang tua kita
maka kita akan di mudahkan rezekinya dan di panjangkan umurnya. Perbuatan
ini merupakan salah satu bentuk kita berbakti dan menghormati kedua orang
tua. Sesuai dengan sabda Rasulullah SAW yang berbunyi : “Ridho Allah terletak
pada ridho orang tua, dan murka Allah terletak pada kemurkaan orang tua” (HR.
Baihaqi).

4. Mendapatkan janji surga oleh Allah SWT


Mahfum hadits pernah bertanya kepada Nabi SAW, “Amalan apakah yang paling
dicintai oleh Allah SWT? Beliau menjawab, “Sholat pada waktunya.” Aku
berkata, “kemudian apa?” Beliau menjawab, “Berbakti kepada orang tua.” Aku
berkata, “Kemudian apa?” Beliau menjawab, “Kemudian jihad di jalan Allah.”
(HR Bukhari). Dari hadits tersebut kita telah mengetahui bahwa janji Allah SWT
sangat luar biasa kepada umatnya Anda cukup berbakti kepada kedua orang tua
semasa beliau hidup sampai tiba saatnya meninggal, maka Allah SWT menjanjikan surga
bagi Anda yang menjalankannya.

5. Di panjangkan dan di berkahi umurnya

Siapa yang tak ingin memiliki umur panjang di dunia? Tentu semua pastinya ingin,
namun semuanya kembali kepada sang pencipta yaitu Allah SWT. Namun jangan
khawatir Allah SWT telah memberikan kita kemudahan jika ingin memiliki umur panjang
dan di berkahi kita hanya perlu berbakti kepada kedua orang tua kita dan selalu berusaha
membuat mereka bahagia walau hanya dari cara yang sederhana.
BAB 3

PENUTUP
A.KESIMPULAN

Bahwa menaati perintah Orang tua adalah waJib selama bukan untuk maksiat.
Bahkan perintah melakukan yang mubah bila itu keluar dari mulut orang tua
berubah menjadi wajib hukumnya. Kita juga tahu bahwa harta orang tua harus
dijaga tidak boleh dihamburkan secara percuma atau bahkan untuk berbuat
maksiat. Kita juga meyakini bahwa bila orangtua kita kekurangan atau
membutuhkan pertolongan kitalah orang pertama yang wajib menolong mereka.
namun itu hanya sebatas keyakinan. Bila tidak ada ikatan janji dengan sikap kita
semua itu hanya terwujud dalam bentuk wacana saja tidak bisa terbentuk
menjadi bakti terhadap orang tua. Oleh sebab itu Allah menyebut kewajiban
bakti itusebagai ketetapan bukan sekadar perintah.Berbuat baik kepada kedua
orang tua adalah suatu bentuk ibadah yang di utamakan dan merupakan salah
satu untuk meraih surganya Allah

B.SARAN

Birul walidain merupakan salah satu syiar Allah, yang dimana kita selaku seorang
muslim apabila menegakkan , mengagungkan serta menghormati apa-apa yang
ada disisi Allah maka akan mendapatkan kebaikan yang besar. Orang tua
merupakan sebab utamanya kita hadir di muka bumi ini, maka dari itu merupakan
suatu keharusan kita selaku seorang anak untuk memperlakukan orang tua kita
dengan memberikan perlakuan yang lebih baik

DAFTAR PUSTAKA

Sulaiman al-harbi, Ghalib, 2011,Sungguh Merugi Siapa Yang Mendapati


Orangtuanya Masih Hidup Tetapi Tidak Meraih Surga,Jakarta: Darul Haq. al-
Hazimy, Ibrahim, 2010, Keutamaan Birul Walidain, Jakarta: Qisthi Press. Jabir al-
Jaza’iri, Abu Bakar, 2011, Minhajul Muslim, Jakarta: Darul Haq. Abu Izzuddin,
Solikhin dan Astuti, Dewi, 2010,The Great Power of Mother, Yogyakarta: Pro-U
Media. Al-Qur’an Digital

Anda mungkin juga menyukai