Anda di halaman 1dari 23

PT.

ANDOR PANO GUNA


Jl. Kebon Bawang V No. 40, Kebon Bawang, Tg. Priok - Jakarta Utara
Telp : 021–22432020 Fax : 021–22432020 email : andorpanoguna@ymail.com

SPESIFIKASI TEKNIS
PEKERJAAN PEMELIHARAAN/PERBAIKAN BANGUNAN RUANG GENSET GEDUNG BENGKEL
TAHUN ANGGARAN 2021

Pasal 1.
JENIS PEKERJAAN
1.1 Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah:
Pekerjaan rehabilitasi rumah tinggal Pekerjaan Pemeliharaan/Perbaikan Bangunan
Ruang Genset Gedung Bengkel Tahun Anggaran 2021 dengan jenis pekerjaan sesuai
dengan Bill Of Quantity (BOQ) Pekerjaan.
Pasal 2.
PENGGUNAAN SYARAT-SYARAT DAN TEKNIS
2.1 Penggunaan Syarat-syarat dan Teknis ini adalah:
a. Jika terdapat perbedaan antara Rencana Kerja dan Syarat-syarat dengan Gambar Kerja,
maka yang berlaku adalah ketentuan yang ada dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat
(RKS) dengan persetujuan Direksi/Pengawas Lapangan.
b. Jika ada perbedaan pada gambar-gambar atau ukuran-ukuran maka gambar dalam skala
besar yang harus diikuti, atau ada kemungkinan lain suatu pengecualian dengan
Persetujuan Direksi.
c. Gambar Detail dan gambar penjelasan lainnya yang memungkinkan diperlukan pada
pelaksanaan pekerjaan ini harus dibuat oleh Kontraktor.
d. Untuk hal-hal yang menyangkut masalah Teknis yang belum jelas, Kontraktor diwajibkan
berkonsultasi dengan pihak Direksi dan tidak diperkenankan mengambil keputusan tanpa
persetujuan Direksi.
Pasal 3
SYARAT-SYARAT UMUM
3.1 Standar/Peraturan Teknis yang berlaku
Untuk pelaksanaan pekerjaan, berlaku Peraturan Teknis yang dikeluarkan oleh Pemerintah
atau Lembaga-lembaga lain yang diakui Pemerintah. Peraturan Teknis tersebut antara lain:
1. Standar Industri Indonesia (SII)
2. Standar Normalisasi Indonesia (SNI)
3. Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia Tahun 1982
4. Peraturan Bangunan Nasional
5. Peraturan Beton Indonesia (PBI) Tahun 1971
6. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI) Tahun 1961
7. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) Tahun 1977
8. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 1987
1
9. Peraturan Plumbing Indonesia Tahun 1979
10. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung Tahun 1983
11. Peraturan Perburuhan di Indonesia (tentang pengarahan tenaga kerja) antara lain
tentang larangan mengerjakan anak-anak di bawah umur.
12. Surat Keputusan Bersama Menteri Tenaga kerja dan Menteri Pekerjaan umum Nomor
KEP. 174/MEN/86, Tanggal 4 Maret 1986. 004/KPTS/1986 tentang : Keselamatan dan
kesehatan kerja pada tempat kegiatan konstruksi.
13. Peraturan-peraturan Pemerintah Daerah setempat mengenai bangunan-bangunan.

3.2 Rencana Kerja


Dalam waktu selambat-lambatnya 3 hari dari saat penunjukan pemenang, Kontraktor harus
mengajukan sebuah rencana kerja atau action plan tertulis lengkap dengan gambar-gambar
pendukung metode kerja, sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan seperti yang
disebutkan dalam dokumen tender, menjelaskan secara terperinci urusan pekerjaan dan cara
melaksanakan pekerjaan tersebut termasuk hal-hal khusus bila diperlukan, persiapan-
persiapannya, peralatan, pekerjaan sementara yang ada sejauh mana hal tersebut
mencakup lingkup dari pekerjaannya dan harus mendapatkan persetujuan dari Direksi,
pengawas dan pihak-pihak atau instansi yang terkait dengan kelangsungan proyek tersebut
di atas.

3.3 Tempat Kerja


Bilamana diperlukan tempat kerja, dan tempat kerja tersebut di luar daerah pengawasan
proyek, dimana harus membayar sewa/dikeluarkan biaya ganti rugi, maka Kontraktor harus
menyelesaikannya tanpa membebani Direksi dengan pembiayaan tambahan.

3.4 Tanggung Jawab Kontraktor


Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor wajib memeriksa kekuatan konstruksi yang
akan dilaksanakan dan harus mengkonsultasikan dengan Konsultan Perencana dan
Konsultan Pengawas. Segala sesuatu kerusakan yang timbul akibat kelalaian Kontraktor tidak
melaksanakan pemeriksaan kekuatan Konstruksi menjadi tanggung jawab Kontraktor. Pada
keadaan apapun, dimana pekerjaan-pekerjaan yang dilaksanakan telah mendapat
persetujuan Konsultan Pengawas tidak berarti membebaskan Kontraktor atas tanggung
jawab pada pekerjaannya sesuai dengan isi kontrak.

3.5 Tenaga Kerja


Tenaga-tenaga kerja yang digunakan hendaknya dari tenaga-tenaga yang ahli/terlatih dan
berpengalaman pada bidangnya dan dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik sesuai
dengan ketentuan / petunjuk Konsultan Pengawas.

2
Untuk itu, bukti-bukti yang menyangkut keahliannya harus diserahkan kepada Konsultan
Pengawas guna pemeriksaan dan persetujuannya.

3.6 Satuan Ukuran


Semua satuan ukuran yang disebutkan dalam spesifikasi ini serta yang digunakan di dalam
pekerjaan adalah standar meter dan kilogram. Bila disebut satu ton, yang dimaksud adalah
satu ton yang bernilai 1000 kilogram.

3.7 Perintah Untuk Pelaksanaan


Bila Kontraktor tidak berada di tempat pekerjaan dimana Direksi bermaksud untuk
memberikan petunjuk-petunjuk, maka petunjuk-petunjuk itu harus diturut dan dilaksanakan
oleh Pelaksana atau orang-orang yang ditunjuk untuk itu oleh Kontraktor .

Orang-orang atau pelaksana tersebut harus mengerti bahasa yang dipakai oleh Direksi, atau
Kontraktor akan menyediakan penterjemah khusus untuk keperluan tersebut.
3.8 Pekerjaan dan Bahan-bahan yang Termasuk di dalam Harga Satuan
Pekerjaan dan bahan-bahan yang diperlukan sesuai dengan macam-macamnya seperti yang
disebutkan pada artikel-artikel dalam spesifikasi ini, gambar rencana, petunjuk tambahan
ataupun petunjuk-petunjuk Direksi di lapangan harus tercakup dalam pembiayaan untuk
tenaga kerja, harga bahan, organisasi kerja, biaya tak terduga, keuntungan, biaya-biaya
penggantian sewa/pemakaian tanah pada pihak ketiga, atau kerusakan atas milik seseorang,
kerja-kerja lain yang disebut dalam spesifikasi ini untuk kesempurnaan hasil kerja di mana
tidak ada mata pembiayaan khusus pengaliran air darurat selama pelaksanaan kerja,
pembongkaran, peralatan, bahan peledak serta alat-alatnya, penempatan bahan-bahan
sesuai dengan petunjuk perlindungan, perkuatan, pengaturan as saluran dan tenaga ahli
untuk keperluan ini, perumahan dan pembiayaan lain yang biasanya diperlukan guna
menyelesaikan pekerjaan sebaik-baiknya.

3.9 Laporan
a. Kontraktor diharuskan membuat bahan laporan berkala kemajuan pekerjaan untuk
setiap satu minggu kegiatan dengan mengisi formulir evaluasi kemajuan pekerjaan
sesuai petunjuk Direksi. Ringkasan laporan tersebut harus mencantumkan keadaan
cuaca, jumlah pengerahan tenaga kerja, tenaga pengawas dan pelaksana, alat-alat
yang dipergunakan, jumlah pengiriman bahan-bahan bangunan ke lokasi pekerjaan,
kemajuan fisik dari pekerjaan yang telah selesai, masalah-masalah yang timbul di
lapangan serta pemecahannya, dan rencana kerja minggu berikutnya.
b. Laporan kemajuan pekerjaan harus diserahkan oleh Kontraktor pada setiap akhir pekan
untuk dievaluasi.
c. Laporan lain seperti Laporan Harian dan lain-lain sesuai dengan uraian dalam syarat-
syarat umum kontrak.
3
3.10 Gambar-gambar dan Ukuran
a. Gambar-gambar yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan adalah:
1. Gambar yang termasuk dalam Dokumen Tender
2. Gambar perubahan yang disetujui Direksi
3. Gambar lain yang disediakan dan disetujui Direksi

c. Kalkir asli dari gambar-gambar proyek disimpan oleh Direksi. Kontraktor diberi 2 (dua)
set cetak biru dari semua gambar-gambar tanpa pungutan biaya. Permintaan Kontraktor
akan tambahan cetak biru dari gambar-gambar tersebut akan dikenakan
biaya.Kontraktor diharuskan menyimpan satu set cetak biru di kantor lapangan untuk
dipergunakan setiap saat apabila diperlukan.
d. Gambar-gambar pelaksanaan (shop drawing) dan detailnya harus mendapat
persetujuan Direksi sebelum dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan.
e. Pada penyerahan terakhir pekerjaan yakni sesudah selesainya masa pemeliharaan harus
disertai Gambar hasil pelaksanaan (as built drawing).
f. Semua ukuran dinyatakan dalam sistem metrik.
g. Kalau terdapat perbedaan dengan spesifikasi maka yang benar dan berlaku adalah yang
ditetapkan oleh Direksi.

3.11 Wilayah Kerja


a. Secara umum Kontraktor dilarang menimbun atau menempatkan bahan-bahan
bangunan di tepi jalan umum karena jalan umum tidak termasuk wilayah kerja
Kontraktor kecuali ada pertimbangan khusus dan persetujuan dari Direksi.
b. Apabila tidak terdapat tempat kosong yang sesuai untuk menimbun atau menyimpan
bahan-bahan bangunan di sekitar lokasi proyek, maka bahan bangunan harus
didatangkan dari gudang Kontraktor atau Leveransir setiap hari dengan jumlah yang
cukup untuk pekerjaan satu hari.
c. Di dalam pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus berkoordinasi dengan Instansi yang
terkait sehubungan dengan jaringan utilitas yang ada.

3.12 Bahan-bahan dan Mutu Pekerjaan


a. Semua bahan yang dipergunakan untuk melaksanakan setiap jenis pekerjaan harus
terdiri dari kualitas tinggi sesuai dengan yang tercantum dalam syarat-syarat kualitas
bahan masing-masing bagian pekerjaan. Hasil pekerjaan dan mutu termasuk bahan-
bahan yang terpakai harus diterima dan disetujui Direksi.
b. Semua bahan yang dipergunakan harus memenuhi persyaratan yang tercantum dalam
peraturan standar yang berlaku di Indonesia. Standar peraturan yang berlaku adalah
edisi yang terakhir. Untuk bahan-bahan yang mutunya belum diatur dalam peraturan
4
standar maupun ketentuan dalam spesifikasi teknis, harus mendapat persetujuan dari
Direksi sebelum dipergunakan.
c. Untuk bahan-bahan yang mutunya masih berdasarkan standar Internasional, apabila
diperlukan, Direksi dapat meminta Kontraktor untuk menunjukkan sertifikat tes dari
agen, distributor yang menjual atau pabrik yang memproduksi bahan yang
bersangkutan.
d. Apabila diperlukan, Direksi dapat meminta copy atau tembusan dari perintah pembelian
(faktur) yang dipesan Kontraktor kepada leveransir atau distributor untuk pembelian
bahan-bahan yang akan dipakai.
e. Sebelum bahan-bahan yang dipesan dikirim ke lokasi proyek, Kontraktor harus
menunjukkan contoh dari bahan bersangkutan kepada Direksi untuk diperiksa dan
diteliti mengenai jenis, mutu, berat, kekuatan dan sifat-sifat penting lainnya dari bahan
tersebut.
f. Apabila bahan-bahan yang dikirim ke lokasi proyek ternyata tidak sesuai dengan contoh
yang ditunjukkan, baik dalam hal mutu, jenis, berat maupun kekuatannya, maka Direksi
berwenang untuk menolak bahan tersebut dan mengharuskan Kontraktor untuk
menyingkirkannya dan diganti dengan bahan-bahan yang sesuai dengan contoh yang
telah diperiksa terdahulu.
g. Semua bahan yang disimpan di lokasi proyek harus diletakkan dan dilindungi
sedemikian rupa sehingga tidak akan terjadi kontaminasi atau mengalami proses lainnya
yang dapat mengakibatkan rusaknya atau menurunnya mutu bahan-bahan tersebut.
h. Sesuai dengan ketentuan yang berlaku, Kontraktor dilarang menyimpan bahan-bahan
berbahaya seperti minyak, cairan lainnya yang mudah terbakar, gas dan bahan kimia
sedemikian rupa sehingga keselamatan orang dan keamanan lingkungan sekitarnya
dapat dijamin.
i. Penggunaan bahan-bahan dalam pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti pedoman atau
petunjuk dari pabrik yang memproduksinya. Kelalaian dalam hal ini merupakan
tanggung jawab Kontraktor .
j. Direksi berhak menunjuk seorang ahli dalam memeriksa mutu bahan-bahan yang
diajukan oleh Kontraktor, baik di lokasi proyek maupun di gudang leveransir atau di
lokasi pabrik atau produsen. Dalam melaksanakan tugasnya ahli tersebut mempunyai
wewenang untuk mewakili Direksi dalam menguji dan menilai bahan-bahan yang
diajukan Kontraktor.

3.13 Penyediaan Bahan Bangunan


a. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan bahan bangunan yang memenuhi persyaratan
mutu dan jumlah / volumenya sesuai dengan tahap – tahap konstruksi sesuai dengan
jadwal Pelaksanaan.
b. Persyaratan bahan bangunan antara lain sebagai berikut :

5
a. Air
Air yang dipakai untuk semua pekerjaan beton, spesi/mortar dan spesi injeksi harus
bebas dari lumpur, minyak, asam, bahan organik basah, garam dan kotoran-kotoran
lainnya dalam jumlah yang dapat merusak.dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih
yang dapat diminum. Air tersebut harus diuji di laboratorium pengujian yang ditetapkan
oleh Direksi Proyek untuk menetapkan sesuai tidaknya dengan ketentuan

b. Tempat Penyimpanan
1. Kontraktor harus menyediakan tempat penyimpanan yang sesuai untuk semen dan
setiap saat harus dilindungi dengan cermat terhadap kelembaban udara. Tempat
penyimpanan juga harus sedemikian rupa agar mudah waktu pengambilan
2. Gudang penyimpanan harus berlantai kuat dengan jarak minimal 30 cm dari lantai,
harus cukup besar untuk memuat semen dalam jumlah besar sehingga
kelambatan atau kemancetan pekerjaan akibat persediaan semen dapat dicegah,
harus mudah untuk mengambil contoh, menghitung zak dan memindahkannya.
3. Semen dalam zak tidak boleh ditumpuk lebih tinggi dari 2 meter.
4. Untuk mencegah semen dalam zak disimpan terlalu lama sesudah penerimaan,
hendaknya mempergunakan semen menurut urutan tanggal penerimaan.
5. Kontraktor harus menyediakan penjaga untuk mengawasi gudang semen dan
mengadakan pencatatan dari penerimaan dan pemakaian semen seluruhnya.

6. Tembusan dari setiap catatan yang menyangkut tentang semen harus disediakan
untuk Direksi Proyek bila dikehendaki.

Pasal 4
PEKERJAAN PERSIAPAN LAPANGAN
4. 1 Mobilisasi
a. Kegiatan mobilisasi
Kegiatan mobilisasi meliputi hal sebagai berikut:
1. Pembelian atau sewa atas tanah guna keperluan pangkalan Kontraktor dan
kegiatan-kegiatan pelaksanaan. Mobilisasi dan pemasangan peralatan yang
didasarkan atas peralatan yang diserahkan dalam penawaran dari suatu lokasi
tertentu atau dari pelabuhan bongkar di Indonesia ke tempat yang digunakan
sesuai ketentuan Kontrak.
2. Pembangunan dan pemeliharaan pangkalan, termasuk kantor-kantor, tempat
tinggal, bengkel-bengkel, gudang-gudang dan sebagainya. Bangunan ini akan tetap
menjadi milik Kontraktor setelah pekerjaan pembangunan proyek slesai.
3. Pengadaan dan pemeliharaan peralatan lapangan seperti tercantum spesifikasi ini.
Peralatan ini akan tetap menjadi milik Kontraktor setelah
pekerjaanp embangunan proyek selesai. Pekerjaan harus termasuk pula pekerjaan
6
demobilisasi dari daerah kerja yang dilaksanakan oleh pihak Kontraktor pada akhir
kontrak, termasuk membongkar kembali seluruh instalasi-instalasi, peralatan dari
tanah milik Pemerintah, dan pihak Kontraktor diharuskan untuk melaksanakan
pekerjaan perbaikan dan penyempurnaan pada daerah kerja, sehingga kondisinya
sama dengan keadaan sebelum pekerjaan dimulai.

b. Waktu Mobilisasi
Mobilisasi dari seluruh mata pekerjaan di atas harus diselesaikan dalam jangka waktu
pekerjaan. Dalam hal dimana pihak Kontraktor tidak menyelesaikan mobilisasi sesuai
dengan batas waktu yang ditentukan atau kalau menurut pendapat Direksi, ternyata
pelaksanaan mobilisasi tidak lancar sesuai program mobilisasi yang telah disepakati
bersama, maka dalam hal ini Direksi Teknik berhak untuk menempuh kebijaksanaan
yaitu mengeluarkan berita acara pembayaran pendahuluan, dengan nilai pembayaran
untuk mobilisasi diambil setinggi-tingginya 70% dari ketentuan di atas.
Sisanya akan ditahan dan berita acara pembayarannya baru dikeluarkan setelah Pihak
Kontraktor berhasil menyelesaikan sisa bagian pekerjaan mobilisasi dalam jangka waktu
Masa Pelaksanaan.

4.2 Gambar-gambar yang harus Dipersiapkan oleh Kontraktor


a. Umum
Pelaksanaan pengukuran awal oleh Kontraktor yang dilaksanakan sejak diterimanya
Surat Perintah Mulai Kerja dari Pemilik Pekerjaan, dimaksud untuk mendapatkan
gambaran kondisi lapangan sesungguhnya dibandingkan dengan gambar yang diterima
oleh Kontraktor dan Pemilik Pekerjaan.
Data dan hasil pengukuran awal oleh Kontraktor yang telah disyahkan dan disetujui oleh
Direksi pekerjaan tersebut, akan menjadi acuan dan dasar pembuatan gambar-gambar
selama waktu pelaksanaan sampai selesai pekerjaan.
Gambar-gambar hasil pengukuran awal tersebut di atas, akan merupakan dasar pokok
kesepakatan bersama antara Kontraktor dan Pemilik Pekerjaan untuk menghitung
volume dari masing-masing jenis pekerjaan yang harus dan telah dilaksanakan oleh
Kontraktor, serta yang harus dibayar oleh Pemilik Pekerjaan.
Semua gambar yang dipersiapkan oleh Kontraktor, harus bisa memberikan secara jelas
hal-hal yang berkaitan dengan rencana pelaksanaan pekerjaan yang meliputi antara
lain:
Bentuk tiap jenis bangunan yang akan dikerjakan
Elevasi muka tanah asli dan masing-masing bangunan
Dimensi bangunan pelengkap
Jenis serta komposisi material yang dipergunakan
Hal-hal lain sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan
7
Adapun gambar-gambar yang harus dipersiapkan oleh Kontraktor meliputi antara lain:
As Built Drawing
Semua gambar tersebut di atas, baru bisa dipakai sebagai pedoman pelaksanaan
pekerjaan dan acuan dasar perhitungan volume pekerjaan sesungguhnya, apabila sudah
mendapat persetujuan dan disyahkan oleh Pemilik Pekerjaan.

b. As Built Drawing
Setelah semua pekerjaan selesai dilaksanakan sesuai gambar pelaksanaan, berikut
pekerjaan tambah atau kurang berdasarkan “Variasi Order” yang diberikan oleh Pemilik
Pekerjaan, dan Kontraktor telah melakukan pengukuran ulang akhir pekerjaan, maka
Kontraktor diwajibkan membuat gambar purna bangun atau “As Built Drawing”.

Gambar purna bangun atau “As Built Drawing” tersebut, harus lengkap berisi antara
lain:
Garis elevasi muka tanah yang sekarang ada
Dimensi dan masing-masing bangunan yang telah dikerjakan
Elevasi posisi dan kedudukan masing-masing bangunan yang telah dikerjakan
Jenis material dan komposisi yang telah dipergunakan
Gambar purna bangun yang telah selesai tersebut harus diserahkan Kontraktor kepada
Direksi pekerjaan untuk diperiksa dan disetujui, selanjutnya diserahkan kepada Pemilik
Pekerjaan guna mendapatkan pengesahan dari Pemilik Pekerjaan.
Perhitungan volume akhir dari pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh Kontraktor atau
yang “mutual check” volume pekerjaan 100%, semua mengacu dan didasarkan pada
gambar purna bangun yang telah disyahkan oleh Pemilik Pekerjaan, dan merupakan
volume akhir yang akan dibayar oleh Pemilik Pekerjaan kepada Kontraktor.
Kontraktor wajib membuat copy “As Build Drawing” sebanyak 5 (lima) copy, dengan
distribusi dua copy untuk Direksi pekerjaan dan pengawas, 3 (tiga) copy serta gambar
aslinya untuk diserahkan kepada pemilik pekerjaan, termasuk data dan perhitungan
hasil pengukuran akhir sebagai pendukungnya.
Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan pembuatan “ As Build Drawing” termasuk
penggandaannya sebanyak 5 (lima) copy, sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan
beban Kontraktor, serta sudah harus diperhitungkan termasuk “ Overhead” pada analisa
harga satuan pekerjaan. As Build Drawing harus sudah diserahkan dan disetujui oleh
Direksi selambat-lambatnya bersamaan dengan STT-I.
c. Administrasi Proyek
Kontraktor wajib menyediakan dan membuat kelengkapan administrasi lapangan berupa
buku tamu, buku laporan bahan, material, alat dan pekerja, catatan harian cuaca dan
lain-lain yang diperlukan untuk kelengkapan administrasi.Kontraktor wajib membuat
harian, laporan mingguan dan laporan bulanan lengkap dengan data penunjangnya dan

8
foto dokumentasi sebagaimana tercantum dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Proyek.
Sebelum memulai aktifitas Kontraktor diwajibkan untuk membuat jadwal atau schedule,
rencana kerja, metode kerja, kebutuhan material, kebutuhan sumberdaya dan peralatan
dan harus mendapat persetujuan dari pengawas dan Direksi.

4.3 Foto Dokumentasi


Sejak awal akan mulai melaksanakan pekerjaan, selama masa pelaksanaan pekerjaan dan
pada akibat pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan membuat dokumentasi kegiatan
pelaksanaan pekerjaan yang diwujudkan dalam bentuk photo dokumentasi. Photo
dokumentasi kegiatan pelaksanaan pekerjaan tersebut, harus bisa memberikan gambaran
secara lengkap dan menyeluruh mengenai kegiatan pelaksanaan pekerjaan sejak dari awal
sampai akhir pelaksanaan pekerjaan, sehingga secara kronologi bisa merupakan satu
gambaran tujuan yang akan dicapai oleh kegiatan tersebut.
Photo dokumentasi dilaksanakan pengambilannya dari tiga titik tetap yang berbeda atau
sesuai dengan pengarahan Direksi pekerjaan, dan sudah harus bisa memberikan gambaran
secara garis besar kegiatan pelaksanaan seluruh pekerjaan.
Photo dokumentasi tersebut, pelaksanaan pengambilannya dilakukan pada kondisi tahap
kegiatan pelaksanaan pekerjaan:
saat awal sebelum mulai kegiatan pelaksanaan pekerjaan 0%
saat kegiatan pelaksanaan pekerjaan mencapai prestasi 25%
saat kegiatan pelaksanaan pekerjaan mencapai prestasi 50%
saat kegiatan pelaksanaan pekerjaan mencapai prestasi 75%
saat selesai pelaksanaan pekerjaan atau prestasi 100%
Photo dokumentasi tersebut, selanjutnya harus dicetak ukuran kartu pos, masing-masing
rangkap 5 (lima), dengan distribusi 1 (satu) copy dipasang di barak kerja dan 4 (empat) copy
lainnya ditata rapi pada album photo dan diserahkan kepada Pemilik Pekerjaan. Pada saat
pengambilan photo dokumentasi akhir pelaksanaan pekerjaan, di samping cetakan ukuran
kartu pos sebanyak 4 (empat) copy, Kontraktor juga diwajibkan menyerahkan tambahan 3
(tiga) copy ukuran 11 R, diberi bingkai, sedangkan pengambilan photo dokumentasinya dari
1 (satu) titik lain yang berbeda lokasi, dan akan ditentukan oleh Direksi pekerjaan.
Di samping photo dokumentasi utama tersebut, atas permintaan Direksi pekerjaan
Kontraktor bisa melaksanakan pengambilan photo dokumentasi kegiatan pelaksanaan
pekerjaan lainnya yang dianggap berguna dan cukup mempunyai nilai penting untuk
didokumentasikan. Pada saat penyerahan photo dokumentasi, Kontraktor juga harus
menyerahkan negatif film, ditata menurut urutan photo dokumentasi yang diserahkan.
Semua biaya yang timbul akibat pembuatan photo dokumentasi tersebut sepenuhnya
menjadi beban dan tanggung jawab Kontraktor.

Pasal 5.
9
PENETAPAN SITE UKURAN-UKURAN DAN PERSIAPAN

Pelaksanaan konstruksi merupakan rangkaian kegiatan atau bagian dari kegiatan dalam
pekerjaan konstruksi mulai dari persiapan lapangan sampai dengan penyerahan akhir hasil
pekerjaan konstruksi. Sebelum memulai pekerjaan pelaksanaan konstruksi, terlebih dahulu
diadakan peninjauan keadaan lapangan (project site/ field) untuk memperoleh gambaran
secara menyeluruh mengenai keadaan lapangan dalam rangka menyusun kegiatan persiapan
pelaksanaan pekerjaan. Pelaksanaan pekerjaan persiapan merupakan salah satu metode dalam
pelaksanaan kontruksi. Penerapan metode tersebut terkait erat dengan kondisi lapangan dan
jenis proyek yang dikerjakan. Setiap proyek adalah unik tidak ada dua proyek yang sama
persis. Semua jenis proyek konstruksi umumnya dimulai dengan pelaksanaan pekerjaan
persiapan.
Salah satu kegiatan dalam pelaksanaan pekerjaan persiapan adalah penyusunan rencana
lapangan (perencanaan site plan / site installation). Tujuan pokok dalam perencanaan site plan
/ site installation adalah mengatur letak bangunan-bangunan fasilitas dan sarana pada proyek
sedemikian rupa, sehingga pelaksanaan pekerjaan konstruksi dapat berjalan dengan :
• Efisien
Penempatan dari bangunan-bangunan fasilitas dan sarana pada proyek perlu diatur menurut
kebutuhan sehingga diperoleh efisiensi kerja. Efisiensi kerja adalah pencapaian perbandingan
terbaik antara sumber tenaga / daya dengan hasil pelaksanaan. Oleh karena itu, letak
bangunan-bangunan fasilitas dan sarana tersebut tidak boleh saling mengganggu satu dengan
yang lainnya, baik jarak maupun ukurannya.
• Efektif
Penempatan bangunan-bangunan fasilitas dan sarana yang efektif pada proyek juga
dibutuhkan dalam menunjang pekerjaan konstruksi. Efektif adalah dapat diselesaikannya suatu
pekerjaan sesuai dengan rencana (schedule) kerja yang telah disusun. Perencanaan site plan /
site installation yang tidak efektif dapat mengakibatkan terjadinya keterlambatan proyek dan
bertambahnya anggaran biaya proyek.
• Lancar
Yang dimaksud dengan lancar dalam perencanaan site plan / site installation adalah
kelancaran pelaksanaan pekerjaan,terutama kelancaran transportasi / angkutan di lokasi
proyek. Pembuatan jalan kerja untuk mendukung kelancaran transportasi sangat erat
hubungannya dengan perletakan bangunan-bangunan fasilitas dan sarana proyek lainnya.
Terganggunya kelancaran transportasi dapat mengakibatkan timbulnya hambatanpelaksanaan
pekerjaan konstruksi sehingga jangka waktu pelaksanaan pekerjaan konstruksi dapat
menyimpang dari rencana kerja yang telah tersusun.
• Aman
Salah satu tujuan dibuatnya bangunan-bangunan fasilitas dan sarana pada proyek adalah
untuk keperluan keamanan dan keselamatan pekerjaan selama berlangsungnya kegiatan
proyek. Yang dimaksud dengan keamanan adalah menghindarkan gangguan
10
pencurian,kehilangan dan kerusakan peralatan serta bahan-bahan bangunan. Sedangkan yang
dimaksud dengan keselamatan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan keselamatan
para tenaga kerja, maka koordinasi pelaksanaan dan metode kerja yang tepat dalam
pelaksanaan proyek ini sangat diperlukan supaya proyek ini dapat berjalan tepat waktu dan
memenuhi hasil yang diharapkan.

LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup Pekerjaan Teknis REHABILITASI RUANG GENSET adalah dengan uraian singkat
pekerjaan adalah sebagai berikut :
A. Pekerjaan Persiapan
a. Mobilisasi dan Demobilisasi
b. Dokumentasi
c. Listrik Kerja
d. Air Kerja
B. Pekerjaan Slink dan Banner
a. Pengadaan dan pemasangan dudukan Slink
b. Pengadaan dan pemasangan Slink
c. Pemasangan Banner
d. Pembuatan mata ayam dan perapihan banner
e. Pekerjaan Penutupan Blower Ruang Bengkel
f. Pekerjaan Pengadaan dan Pemasangan Fiber penutup angin ruang bengkel
g. Pekerjaan Perbaikan Atap yang bocor gedung bengkel
h. Perkerjaan Perbaikan Plafon ruang bengkel lantai 2 yang rusak
i. Pekerjaan Perbaikan Talang air yang bocor gedung bengkel
C. Pekerjaan Bongkaran
a. Pekerjaan pembongkaran atap gelombang
b. Pekerjaan pembongkaran rangka kayu asbes gelombang
c. Pekerjaan pembongkaran plafon asbes existing
d. Pekerjaan pembongkaran rangka kayu plafon

D. Pekerjaan Pasangan
a. Pekerjaan pemasangan rangka atap UVPC dengan baja ringan
b. Pekerjaan pemasangan atap UVPC
c. Pekerjaaan pemasangan rangka plafon dengan baja ringan
d. Pekerjaan pemasangan plafon
e. Pembersihan lokasi
f. Stop kontak
g. Saklar tunggal
h. Bohlam lampu + Gantungan
11
E. Pengadaan kabel
Pekerjaan Pengecatan Ruang Genset
a. Pengerokan cat existing dinding bagian dalam
b. Perapihan dinding dengan plamir bagian dalam
c. Pengecatan dinding dengan cat jotun bagian dalam
d. Pengecatan peranginan besi dengan cat marine paint
e. Pengecatan pintu tralis besi dengan cat marine paint
F. Pekerjaan Exhouse Fan
a. Pekerjaan pembongkaran untuk tempat dudukan exhouse Fan
b. Pengadaan dan pemasangan ExhouseFan 32 Inchi

A. PEKERJAAN PERSIAPAN
Kontraktor menyiapkan jadwal pekerjaan lapangan dan administrasi, mobilisasi, koodinasi
dengan direksi / dinas, maupun kegiatan lain yang menunjang pekerjaan.

A.1 MOBILISASI
a. Mendatangkan (mobilisasi) Peralatan, bahan dan material yang digunakan untuk
pelaksanaan pekerjaan dan mengembalikannya kembali (demobilisasi)
b.Pemberitahuan atas semua peralatan yang akan digunakan kepada konsultan pengawas
lapangan oleh kontraktor
c. Sebelum dilakukan mobilisasi, kontraktor harus memberitahukan dan meminta
persetujuan terhadap jenis / kapasitas peralatan yang akan digunakan kepada konsultan
pengawas lapangan.
d.Segala resiko yang diakibatkan oleh pekerjaan mobilisasi dan demobilisasi menjadi
tanggung jawab kontraktor.

A.2 PEKERJAAN DOKUMENTASI


Persiapan dokumentasi ini mencakup dokumentasi foto, dokumentasi tehnik dan
dokumentasi laporan, seperti membuat sechedule kerja mingguan dan bulanan, yang
mengikuti terhadap schedule induk dan lain-lainnya yang mencakup dalam proses
pembangunan, dokumentasi ini diperuntukan untuk laporan pemberitahuan mengenai
perkembangan dan permasalahan selama proses pelaksanaan, laporan ini pulai diperuntukan
kepada pihak-pihak yang perkepentingan pada pembangunan ini.
Sebelum pekerjaan dilakukan terlebih dahulu diambil gambar dokumentasi 0% untuk laporan
kemajuan / progress pekerjaan. Selanjutnya setelah pekerjaan dimulai juga diambil gambar
dokumentasi sesuai dengan kemjauan progress (prosen nilai) pekerjaan di lapangan.

12
A.3 PEKERJAAN PENGADAAN AIR BERSIH
a. Untuk menunjang pelaksanaan kerja konstruksi, maka kontraktor juga menyediakan air
kerja.
b. Air kerja yang disediakan atas petunjuk direksi dan sesuai SNI Air untuk Konstruksi.
c. Persiapan air kerja harus siap terus, untuk itu perlu dibuatkan bak penampung air
cadangan agar tetap terjaga bila kehabisan air.
d. Air untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dengan membuat sumur pompa di lokasi
proyek atau disuplai dari luar. Air harus bersih, bebas.dari debu, bebas dari lumpur,
minyak dan bahan-bahan kimia lainnya yang merusak. Penyedian air harus sesuai dengan
petunjuk dan persetujuan Perencana/Pengawas.

A.4. PERANCAH DAN ALAT BANTU


Scaffolding atau yang disebut perancah merupakan bangunan peralatan ( platform) yang
dibuat sementara serta digunakan untuk menjadi penyangga tenaga kerja, alat-alat, serta
perlengkapan untuk pekerjaan konstruksi bangunan. Dalam hal ini, termasuk juga dalam hal
ini adalah pemeliharaan dan pembongkaran. (Berdasar Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi No. PER. 01/MEN/1980 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada
Konstruksi Bangunan).Guna menunjang pekerjaan yang akan dilaksanakan, maka kontraktor
harus mempersiapkan perancah untuk pelaksanaan pekerjaan tersebut.
Adapun syarat-syarat umum keamanan perancah yang harus dipahami oleh pengawas yang
bekerja pada konstruksi bangunan di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Scaffolding / perancah mesti diberi lantai papan yang rapat dan kuat.
2. Lantai pada perancah mesti diberi pagar pengaman jika ketinggiannya lebih dari 2
(dua) meter.
3. Jika scaffolding / perancah dipasang pada jalan yang sempit maupun
landasan runway mesti, perancah mesti terbuat dari konstruksi dan bahan yang
tidak rusak, kuat, serta aman untuk tujuan pemakaiannya.
4. Scaffolding / perancah yang telah dinyatakan aman terpasang scafftag (label)
berwarna hijau.
5. Telah dilakukan pemeriksaan awal, pemeriksaan secara berkala, serta pemeriksaan
khusus.
6. Scaffolding / perancah mesti dipasang dengan jaring pengaman atau safety net jika
memiliki ketinggian lebih dari 5 (lima) meter serta dipasang dengan perisai
pengaman atau protective shield untuk melindungi kejatuhan material.
7. Tidak diperkenankan menggunakan kotak, batu bata, drum, serta balok beton
untuk mendukung tambahan perancah.
8. Permukaan dari scaffolding / perancah haruslah mampu untuk menahan berat
perancah serta berbagai beban yang akan diletakkan pada bagian atasnya.
9. Kondisi tanah maupun dudukan yang digunakan untuk memasang scaffolding /
perancah memiliki tekstur yang rata.
13
10. Scaffolding / perancah mesti stabil serta dapat menahan beban yang diletakkan
pada bagian atasnya.
11. Lantai kerja, lantai dasar, tangga naik, dan juga rangka dari scaffolding / perancah
mesti bersih dari oli, minyak, lumpur, serta bahan licin lain yang dapat
membahayakan pekerja
12. Baik operator scaffolding / perancah, pekerja, maupun scaffolder berkewajiban
menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang disyaratkan pada standar
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
13. Pastikan juga bahwa scaffolding / perancah telah terpasang pada toe board dan
juga cross bracing di semua tingkat perancah. Selain itu, perlu juga dipastikan
bahwa semua komponen telah aman. Toe board merupakan bagian perancah yang
berada persis berhimpitan di atas pijakan kaki pekerja, berfungsi untuk menahan
kaki pekerja agar tidak terperosok jatuh. Sementara cross bracing merupakan
silangan untuk menghubungkan dua frame.
14. Apabila pemasangan scaffolding / perancah berada dekat dengan aliran listrik,
maka pastikan untuk membuat jarak sekitar 4,5 meter secara horizontal serta 6
meter secara vertikal.
P a s a l 6.
PEKERJAAN SLINK DAN BANNER

A. Pengadaan dan pemasangan dudukan Slink


Dalam pelaksanaan pekerjaan pengadaan dan pemasangan dudukan slink,kontraktor harus
memenuhi standard kwalitas yang baik, baik dari segi bahan dan material yang digunakan,
adapun pengerjaan dudukan slink meliputi:
- Pemilihan Bahan : bahan yang digunakan menggunakan besi baja kwalitas baik
- Pengelasan : pada proses pengelasan dudukan slink dikerjakan oleh tenaga
professional dibidangnya, sehingga hasil dari pekerjaan yang dikerjakan sempurna
sesuai yang diharapkan
- Keselamatan kerja : dalam pelaksanaan pemasangan dudukan slink ini, kontraktor
wajib memperhatikan keselamatan pekerja sesuai standard keselamatan kerja.

B. Pengadaan dan pemasangan Slink


Material Slink yang dipasang sudah memenuhi permintaan pemberi pekerjaan yaitu dengan
spesifikasi sebagai berikut :
- Slink baja ukuran diameter 5 mm, kwalitas baik
- Klem Slink baja ukuran 5 mm, kwalitas baik
- Span Screw ukuran M 14 dengan bahan kwalitas baik
Sebelum Slink dipasang pada dudukan slink, dilakukan pengukuran erlenih dahulu, setelah
di pastikan ukurannya sesuai dengan bagian yang akan dipasang, selanjutnya dilakukan
pemotongan slink baja menggunakan alat potong, pada bagian ujungnya di pasang span
14
screw ukuran M14 dan selanjutnya di klem dengan menggunakan klem slink, di kunci
kencang, sehingga dipastikan ikatan span screw pada slink tidak akan lepas dan
selanjutnya slink di pasang pada dudukan slink.

C. Pemasangan Banner
Pada pemasangan banner ini, beberapa hal yang harus diperhatikan pada pemasangan
banner ini diantaranya:
- Posisi banner yang akan dipasang harus disesuaikan posisinya mengikuti petunjuk dari
pemilik pekerjaan.
- Kerapian pemasangan harus diperhatikan dengan memperhatian estetika dan
keindahan
- Keselamatan kerja, dalam pemasangan banner ini,dipersiapkan scaffolding/perancah
sebagai dudukan pekerja dalam melakukan pemasangan banner agar dapat
meminimalisir timbulnya kecelakaan kerja.

D. Pembuatan mata ayam dan perapihan banner


Agar banner yang dipasang sempurna, dan rapi, maka lakukan penyatuan antara baner
yang satu dengan banner yang lainnya dengan menggunakan tali nylon, dimana untuk
pemasangannya terlebih dahulu di pasangkan ring besi mata ayam,pemasangannanya
harus mengikuti standard pemasangan yaitu:
- Menggunakan peralatan standard ( eyelet gromet punch ),
- Ring mata ayam dipasang dengan ukuran yang sama dan rapi, sehingga pada saat
pemasangan banner terlihat rapi.

E. Pekerjaan Penutupan Blower Ruang Bengkel


Sesuai kebutuhan dimana untuk menjaga ruangan bengkel anginnya tidak terlalu kencang,
maka dilakukan penutupan blower dengan cara, menghentikan putaran blower , beberapa
hal yang harus diperhatikan pada pekerjaan ini :
- Posisi Blower berada di atas atap, maka dibutuhkan tanga / scaffolding sebagai alat
bantu dalam pemasangannya,
- Blower di disfungsikan sehingga udara tidak tidak bisa masuk ke ruangan bengkel, agar
kondisi udara stabil sesuai kebutuhan.

F. Pekerjaan Pengadaan dan Pemasangan Fiber penutup angin ruang bengkel


Dalam Pemasangan fiber penutup angin ruang bengkel dilaksanakan dengan
memperhatikan ketentuan- ketentuan sebagai berikut :
- Kwalitas bahan yang di pasang, bahan yang dipasang menggunakan fiber kwalitas
standard, dengan ketebalan sesuai permintaan pemberi kerja dan warna yang
digunakan juga disesuaikan dengan permintaan pemilik pekerjaan.

15
- Kerapihan dalam pemasangan fiber penutup angin ruangan bengkel ini menjadi hal
yang sangat diperhatikan, karena posisi yang berada di atas sehingga harus
memperhatikan estetika.
- Keselamatan pekerja wajib diperhatikan,dengan cara menggunakan alat bantu kerja
sehingga selain hasilnya baik, keselamatan kerja juga akan terjamin.

G. Pekerjaan Perbaikan Atap yang bocor gedung bengkel


Dalam pekerjaan perbaikan atap bocor, yang sangat diperhatikan adalah hasil dari
pekerjaan harus sempurna ( tidak bocor lagi ), keindahan , kerapihan serta keselamatan
kerja harus diperhatikan.
Adapun Langkah-langkah yang dilakukan antara lain :
- Dilakukan pembersihan pada bagian yang bocor dengan menggunakan peralatan
pembersihan.
- Jika lobang kebocorannya kecil yang harus dilakukan adalah dengan memberikan
material anti bocor pada bagian yang bocor di lapisan pertama.
- Selanjutnya dengan memberikan serat fiber di lapisan ke dua
- Dan terakhir memberikan material anti bocor lagi pada bagian terakhir hingga rata, dan
pastikan tidak ada sampah-sampah yang berada di sekitar baian yang di perbaiki

H. Perkerjaan Perbaikan Plafon ruang bengkel lantai 2 yang rusak


Untuk perbaikan plafond yang rusak,Langkah yang dilakukan yaitu :
- Pengukuran pada bagian plafond yang rusak
- Mencari penyebab terjadinya kerusakannya, sehingga jika diperbaiki tidak akan rusak
Kembali
- Pemilihan bahan dan material bahan yang digunakan gypsum dengan kwalitas baik,
Compound degan kwalitas baik, cat tembok dengan kwalitas baik, holo kayu denga
kwalitas baik.
- Pekerjaan perbaikan plafond dikerjakan dengan mengedepankan kwalitas, dan
estetika, hingga sempurna.

I. Pekerjaan Perbaikan Talang air yang gedung bengkel


Dalam melakukan perbaikan talang air yang bocor, beberapa hal yang harus diperhatikan
antara lain :
- Bahan yang digunakan menggunakan kwalitas baik diantaranya Menggunakan bahan
anti bocor setara aqua prof dengan kualitas baik
- Tenaga kerja yang professional untuk pekerjaan perbaikan talang tersebut, sehingga
hasilnya akan baik dan berkwalitas.
- Keselamatan pekerja harus diperhatikan, oleh karenanya pekerja dilengkapi dengan
peralatan lengkap sesuai standard.

16
P a s a l 7.
PEKERJAAN BONGKARAN
A. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan pembongkaran meliputi pembongkaran bangunan eksisting meliputi :
7. Pembongkaran atap gelombang
8. Pembongkaran plafond asbes
9. Pembongkaran rangka kayu plafond

B. Pelaksanaan pekerjaan
a. Peralatan pembongkaran menjadi tanggung jawab penyedia
b. Penyedia harus memperhatikan keadaan sekeliling lokasi pekerjaan serta
keselamatan pengguna lahan tempat bongkaran.
c. Penyedia harus menginventarisasi komponen-komponen yang akan digunakan
Kembali sebelum dibongkar dan sesudah dibongkar dan memberi catatan atas
cacat dan rusak atas persetujuan direksi teknis ( pengawas/ konsultan pengawas)
d. Penyedia harus mengamankan barang yang akan digunakan Kembali dan
menyimpannya pada tempat yang aman.
e. Penempatan hasil bongkaran /puing-puing tidak boleh menganggu tahapan
pekerjaan selanjutnya dan lingkungan sekitar
f. Apabila ada kerusakan maupun barang yang hilang menjadi tanggung jawab
penyedia.

Pasal 8.
PEKERJAAN PASANGAN
Pekerjaan rangka atap baja ringan adalah pekerjaan pembuatan dan pemasangan struktur atap
berupa rangka batang yang telah dilapisi dengan lapisan anti karat. Rangka batang berbentuk
segitiga , trapezium dan persegi Panjang yang bagian-bagiannya terdiri dari :
1. Rangka utama bagian atas ( top chord )
2. Rangka utana bagian bawah ( bottom chord )
3. Rangka pengisi ( web ). Seluruh rangka tersebut disambung menggunakan baut menakik
sendiri ( self drilling screw ) dengan jumlah yang telah ditetapkan.
4. Rangka reng ( batten ) langsung dipasang diatas struktur rangka atap utama dengan jaraj
sesuai ukuran jarak atap.
Pekerjaan rangka atap baja ringan diantaranya meliputi :
1. Pengukuran bentang bangunan sebelum dilakukan fabrikasidtau pemasangan rangka atap.
2. Pekerjaan pembuatan kuda-kuda dikerjakan di workshop permanen ( fabrikasi )
3. Pengiriman kuda-kuda dan bahan lain yang terkait ke lokasi proyek.
4. Penyediaan tenaga kerja beserta alat atau bahan lainnya yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan.

17
5. Pekerjaan pemasangan seluruh rangka atap kuda-kuda meliputi struktur rangka kidakuda (
truss), balok tembok ( top plae/murplat), sekur overhang, reng, ikatan angin dan bracing (
ikatan pengaku ).
6. Pemasangan jurai dalam ( valley gutter)

Pasal 9.
PEKERJAAN PENUTUP ATAP UPVC

Lingkup Pekerjaan :
1. Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan serta peralatan yang
diperlukan dalam pekerjaan ini sehingga akan menghasilkan pekerjaan yang baik.
2. Pekerjaan atap metal ini meliputi seluruh atap bangunan yang sesuai dengan gambar
rencana yang telah disepakati oleh tim teknis.

Syarat-syarat Bahan :
1. Bahan penutup atap ini harus mulus dan tidak rusak, atau terrores permukaannya atau
CACAT dan lain sebagainya.
2. Penyediaan bahan ini harus lengkap dengan penutup nok flasing dengan arah memanjang
dan arah melintang/listplank tepi.
3. Kaitan untuk baja profil , sekerup dengan hak, sealent dan aksesories lainnya sesuai
dengan spesifikasi pabrik pembuat.
4. Adapun spesifikasi penutup atap ini ádalah sebagai berikut :
 Merk/type. : Alderon 830, Twinwall Corrugated atau yang setara.
 Bahan : UPVC
 Mutu : Terbaik (kw.1)
 Warna : Ditentukan kemudian
5. Kontraktor harus menyerahkan semua contoh bahan kepada direksi dan konsultan
pengawas sebelum dlaksanakan pemasangan.

Syarat Teknis Pelaksanaan Pekerjaan :


4. Kuda kuda baja, gording, serta reng harus sudah terpasang dengan kokoh pada tempatnya
sesuai dengan gambar kerja dan telah disetujui oleh konsultan pengawas.
5. Sebelum pemasangan rangka listplank dan semua material sudah disetujui oleh konsultan
pengawas serta direksi.
6. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, kontraktor harus menempatkan tenaga ahli dari pabrik
pembuat dengan biaya ditanggung oleh kontraktor.
7. Pemasangan penutup atap disusun rapi dengan bertumpu pada reng.
8. Apabila menggunakan penutup atap metal atau bahan metal lainnya dipakukan pada
rangka atap/langsung pada reng atau gording dengan menggunakan paku genteng (paku
khusus untuk atap metal) atau paku seng.
18
9. Tiap sambungan diberi tindisan sesuai dengan spesifikasi pabrik. Minimal tindisan antara
satu lembaran dengan lembaran lainnya 2,5 alur. Alur harus dipasang merata (tidak bolak
balik), sehingga hasil akhir pasangan akan rapi.
10. Pemasangan di mulai dari sudut tepi bawah, diselesaikan dulu satu baris ke arah
atas kemudian satu baris ke arah camping, selanjutnya ke arah atas dan seterusnya ingá
seluruh atap tertutup dengan sempurna.
11. Arah tumpang tindih (overlap) ke samping yaitu lembaran atas menutup lembaran
bawahnya , sama dengan arah angin.
12. Pemasangan harus rapi dan memenuhi syarat-syarat sehingga tidak berakibat
bocor. Apabila terjadi kebocoran setelah pemasangannya, maka bagian yang bocor
tersebut harus dibongkar dan dipasang baru.Untuk selanjutnya sesuai dengan spesifikasi
pabrik pembuat.
13. Pekerjaan ini dianggap selesai apabila sudah mendapat persetujuan dari consultan pengawas
dan direksi.

Pasal 10.
PEKERJAAN ELEKTRIKAL
a. Umum
Persyaratan ini merupakan bagian dari persyaratan teknis. Gambar-gambar dan spesifikasi
perencanaan ini merupakan satu kesatuan dan tidak dapat dipisahpisahkan. Apabila ada
sesuatu bagian pekerjaan atau bahan atau peralatan yang diperlukan agar instalasi ini dapat
bekerja dengan baik dan hanya dinyatakan dalam salah satu gambar perencanaan atau
spesifikasi perencanaan saja. Pemborong/Kontraktor harus tetap melaksanakannya sesuai
dengan standar teknis yang berlaku.
2. Gambar-Gambar
a. Gambar-gambar perencanaan tidak dimaksudkan untuk menunjukkan semua detail rinci
accessories dan fixture secara terperinci. Semua bagian diatas walaupun tidak digambarkan
atau disebutkan secara spesifik harus disediakan dan dipasang oleh Pemborong/Kontraktor,
sehingga sistem dapat bekerja dengan baik dan benar.
b. Gambar-gambar instalasi menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan instalasi.
Sedang pemasangan harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi dari proyek. Gambar-
gambar Arsitektur dan Struktur/Sipil harus dipakai sebagai referensi untuk pelaksana dan
detail "finishing" dari proyek.
c. Sebelum pekerjaan dimulai, Pemborong/Kontraktor harus mengajukan gambar-gambar kerja
dan detail (working drawing) yang harus diajukan kepada Pemilik/Pengawas untuk
mendapatkan persetujuan. Setiap shop drawing yang diajukan Pemborong/Kontraktor untuk
disetujui Pemilik/Pengawas dianggap bahwa Pemborong/Kontraktor telah mempelajari situasi
dan telah berkonsultasi dengan pekerjaan instalasi lainnya.
3. Koordinasi

19
a. Pemborong pekerjaan instalasi dalam melaksanakan pekerjaan ini, harus bekerja sama
dengan Pemborong bidang atau disiplin lainnya (arsitektur, sipil, interior, mekanikal dan lain-
lain), agar seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan jadwal waktu yang
telah ditentukan.
b. Koordinasi yang baik perlu diadakan untuk mencegah agar pekerjaan yang satu tidak
menghalangi/menghambat pekerjaan lainnya.
4. Daftar Bahan Dan Contoh
a. Pemborong harus menyerahkan contoh bahan-bahan yang akan dipasang kepada
Pemilik/Pengawas. Semua biaya yang berkenaan dengan penyerahan SPESIFIKASI TEKNIS
ELEKTRIKAL I - 2 dan pengembalian contoh-contoh ini adalah menjadi tanggungan
Pemborong/Kontraktor.
b. Bahan yang digunakan adalah sesuai dengan yang dimaksud di dalam spesifikasi teknis ini
dan harus dalam keadaan baru. Pekerjaan haruslah dilakukan oleh orang-orang yang ahli.
c. Pemborong/Kontraktor diwajibkan untuk mengecek kembali atas segala ukuran/kapasitas
peralatan (equipment) yang akan dipasang. Apabila terdapat keragu-raguan, Pemborong
harus segera menghubungi Pengawas untuk berkonsultasi.
d. Pengambilan ukuran atau pemilihan kapasitas equipment, yang sebelumnya tidak
dikonsultasikan dengan Pengawas, apabila terjadi kekeliruan maka hal tersebut menjadi
beban tanggung jawab Pemborong/Kontraktor. Untuk itu pemeliharaan equipment dan
material harus mendapatkan persetujuan dari Pengawas.
5. Commissioning Dan Testing
a. Pemborong pekerjaan instalasi ini harus melakukan semua testing dan pengukuran-
pengukuran yang dianggap perlu untuk memeriksa/ mengetahui apakah seluruh instalasi
yang dilaksanakan dapat berfungsi dengan baik dan telah memenuhi persyaratan
persyaratan yang berlaku.
b. Semua tenaga, bahan dan perlengkapan yang diperlukan dalam kegiatan testing tersebut
merupakan tanggung jawab Pemborong. Hal ini termasuk pula peralatan khusus yang
diperlukan untuk testing dari sistem ini seperti yang dianjurkan oleh pabrik, juga harus
disediakan oleh Pemborong/Kontraktor.

Pasal 11
PEKERJAAN PENGECATAN

1 Lingkup Pekerjaan
1. Termasuk dalam pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan, penyediaan tenaga kerja,
peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan ini,
sehingga dapat tercapainya hasil pekerjaan yang bermutu baik.
2. Pengecatan dinding dilakukan pada bagian luar dalam dalam serta seluruh detail
yang disebutkan / ditunjukan dalam gambar.

20
2 Syarat-Syarat Bahan
1. Semua bahan yang digunakan adalah cat Produk cat standard kualitas baik.
2. Bagian dinding luar yang berhubungan dengan lingkungan luar menggunakan cat
standard kualitas baik
3. Bagian dinding dalam menggunakan cat interior.
4. Pengendalian seluruh pekerjaan ini, harus memenuhi ketentuan-ketentuan dari pabrik
yang bersangkutan.
5. Warna cat yang digunakan akan ditentukan kemudian.

3 Persyaratan Pelaksanaan
1. Permukaan bidang yang akan dicat harus betul-betul rata, tidak terdapat cacat-cacat
seperti retak-retak, lubang dan pecah-pecah.
2. Bidang pengecatan harus bebas dari debu, lemak, minyak dan kotoran-kotoran lain
yang dapat merusak atau mengurangi mutu pengecatan
3. Bidang pengecatan dilapisi dengan cat dasar kemudian diplamur dan digosok sampai
permukaannya menjadi halus dan rata.
4. Pengecatan selanjutnya dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Konsultan
Pengawas.
5. Contoh bahan yang digunakan harus lengkap dengan lebel pabrik pembuatnya.
6. Contoh bahan yang disetujui, dipakai sebagai dasar untuk pemeriksaan / penerimaan
bahan yang dikirim oleh kontraktor ketempat pekerjaan.
7. Percobaan-percobaan bahan dan warna harus dilakukan oleh kontraktor untuk
mendapat persetujuan dari konsultan pengawas sebelum pekerjaan dimulai dengan
ketentuan-ketentuan yang disyaratkan oleh pabrik pembuatnya.
8. Hasil pengerjaan harus baik, warna dan pola textur merata, tidak terdapat noda-noda
pada permukaan pengecatan. Harus dihindari terjadinya kerusakan akibat pekerjaan
lain.
9. Kontraktor harus bertanggung jawab atas kesempurnaan dalam mengerajakan dan
perawatan / keberhasilan pekerjaan sampai penyerahan pekerjaan.
10. Bila terjadi ketidaksempurnaan dalam pengerjaan, kontraktor memperbaiki tanpa
adanya biaya tambahan.
11. Kontraktor harus nmenggunakan tenaga-tenaga yang terampil / berpengalaman dalam
pelaksanaan pekerjaan tersebut, sehingga cat yang dihasilkan tercpai mutu yang
sempurna.

21
Pasal 12
PEKERJAAN EXHOUSE FAN

I. LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan untuk instalasi tata udara disini adalah seluruh pekerjaan yang
ditunjukkan dalam gambar dan buku spesifikasi ini, yang meliputi (tetapi tidak terbatas) pada
hal-hal sebagai berikut yaitu :
Pengadaan dan pemasangan lengkap dengan instalasinya sesuai gambar rencana dan buku
spesifikasi ini dari :
a. Exhaust.
b. Pondasi mesin-mesin
c. Testing
d. Pengadaan dan pemasangan peralatan-peralatan bantu bagi seluruh Exhouse fan
e. Pengetesan dan pengujian dari seluruh instalasi Exhouse fan, instalasi kelistrikan dan
kontrol-kontrol lainnya sehingga sistem dapat berjalan dengan baik.
f. Mengadakan masa pemeliharaan selama waktu yang ditentukan oleh pemberi tugas.

II. KOORDINASI
a. Adalah bukan tujuan spesifikasi ini atau gambar-gambar rencana untuk
menggambarkan secara detail tentang semua masalah dari peralatan-peralatan, dan
sambungan-sambungannya. Pemborong harus melengkapi dan memasang seluruh
peralatan-peralatan bantu yang dibutuhkan.
b. Gambar-gambar rencana hanya menunjukkan secara umum tentang posisi dari
peralatan-peralatan, dan lain-lain. Pemborong harus mengadakan perubahan-
perubahan yang diperlukan yang disesuaikan dengan kondisi-kondisi bangunan tanpa
tambahan-tambahan biaya.
c. Setiap pekerjaan yang disebut pada spesifikasi tapi tidak ditunjukkan pada gambar
atau sebaliknya, harus dilengkapi dan dipasang.

SPESIFIKASI TEKNIS MEKANIKAL


III. GAMBAR-GAMBAR KERJA DAN PETUNJUK INSTALASI
Pemborong harus mengirimkan, sebelum instalasi di pasang hal-hal sebagai berikut :
1. Gambar kerja (Shop Drawing) yang menunjukkan secara detail tentang
pemasangan (instalasi) peralatan-peralatan serta hubungan-hubungannya dengan
pekerjaan lain.
2. Gambar-gambar kerja yang menunjukkan posisi-posisi elevasi, pengkabelan serta
detail-detail pemasangan peralatan pada posisinya atau pada ruangannya.
3. Prosedur pemasangan yang disarankan oleh pabrik pembuat peralatan.

22
4. Brosur-brosur/katalog yang lengkap tentang ukuran-ukuran peralatan (mesin-
mesin) berat, cara- cara pemasangan dan persyaratannya, serta wiring diagram
dari peralatan-peralatan utama.

IV TAHAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN


Pekerjaan pembongkaran tempat dudukan exhouse Fan
Sebelum dilakukan pekerjaan pemasangan Exhouse fan, ada tahapan-tahapan yang harus
dikerjakan terlebih dahulu antara lain :
- Dilakukan survei lokasi yang akan di pasang Exhouse fan, dalam pelaksanaan survei
dilakukan pengukuran area yang akan dipasang disesuaikan dengan ukuran alat yang
akan dipasang.
- Pembongkaran dinding yang besarnya disesuaikan dengan ukuran Exhouse fan yang
akan dipasang.
- Perancah/scaffolding sangat dibutuhkan untuk pemasangan exhouse fan demi menjaga
keselamatan kerja
A. Pengadaan dan pemasangan ExhouseFan 32 Inchi
Exhouse yang akan dipasang harus sesuai dengan permintaan owner dengan spesifikasi
sebagai berikut :
Ukuran Exhouse fan Diameter 32 Inchi
Jakarta, 10 Nopember 2021
PT. ANDOR PANO GUNA

JHON SH. PASARIBU


Direktur Utama

23

Anda mungkin juga menyukai