SPESIFIKASI TEKNIS
PEKERJAAN PEMELIHARAAN/PERBAIKAN BANGUNAN RUANG GENSET GEDUNG BENGKEL
TAHUN ANGGARAN 2021
Pasal 1.
JENIS PEKERJAAN
1.1 Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah:
Pekerjaan rehabilitasi rumah tinggal Pekerjaan Pemeliharaan/Perbaikan Bangunan
Ruang Genset Gedung Bengkel Tahun Anggaran 2021 dengan jenis pekerjaan sesuai
dengan Bill Of Quantity (BOQ) Pekerjaan.
Pasal 2.
PENGGUNAAN SYARAT-SYARAT DAN TEKNIS
2.1 Penggunaan Syarat-syarat dan Teknis ini adalah:
a. Jika terdapat perbedaan antara Rencana Kerja dan Syarat-syarat dengan Gambar Kerja,
maka yang berlaku adalah ketentuan yang ada dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat
(RKS) dengan persetujuan Direksi/Pengawas Lapangan.
b. Jika ada perbedaan pada gambar-gambar atau ukuran-ukuran maka gambar dalam skala
besar yang harus diikuti, atau ada kemungkinan lain suatu pengecualian dengan
Persetujuan Direksi.
c. Gambar Detail dan gambar penjelasan lainnya yang memungkinkan diperlukan pada
pelaksanaan pekerjaan ini harus dibuat oleh Kontraktor.
d. Untuk hal-hal yang menyangkut masalah Teknis yang belum jelas, Kontraktor diwajibkan
berkonsultasi dengan pihak Direksi dan tidak diperkenankan mengambil keputusan tanpa
persetujuan Direksi.
Pasal 3
SYARAT-SYARAT UMUM
3.1 Standar/Peraturan Teknis yang berlaku
Untuk pelaksanaan pekerjaan, berlaku Peraturan Teknis yang dikeluarkan oleh Pemerintah
atau Lembaga-lembaga lain yang diakui Pemerintah. Peraturan Teknis tersebut antara lain:
1. Standar Industri Indonesia (SII)
2. Standar Normalisasi Indonesia (SNI)
3. Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia Tahun 1982
4. Peraturan Bangunan Nasional
5. Peraturan Beton Indonesia (PBI) Tahun 1971
6. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI) Tahun 1961
7. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) Tahun 1977
8. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 1987
1
9. Peraturan Plumbing Indonesia Tahun 1979
10. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung Tahun 1983
11. Peraturan Perburuhan di Indonesia (tentang pengarahan tenaga kerja) antara lain
tentang larangan mengerjakan anak-anak di bawah umur.
12. Surat Keputusan Bersama Menteri Tenaga kerja dan Menteri Pekerjaan umum Nomor
KEP. 174/MEN/86, Tanggal 4 Maret 1986. 004/KPTS/1986 tentang : Keselamatan dan
kesehatan kerja pada tempat kegiatan konstruksi.
13. Peraturan-peraturan Pemerintah Daerah setempat mengenai bangunan-bangunan.
2
Untuk itu, bukti-bukti yang menyangkut keahliannya harus diserahkan kepada Konsultan
Pengawas guna pemeriksaan dan persetujuannya.
Orang-orang atau pelaksana tersebut harus mengerti bahasa yang dipakai oleh Direksi, atau
Kontraktor akan menyediakan penterjemah khusus untuk keperluan tersebut.
3.8 Pekerjaan dan Bahan-bahan yang Termasuk di dalam Harga Satuan
Pekerjaan dan bahan-bahan yang diperlukan sesuai dengan macam-macamnya seperti yang
disebutkan pada artikel-artikel dalam spesifikasi ini, gambar rencana, petunjuk tambahan
ataupun petunjuk-petunjuk Direksi di lapangan harus tercakup dalam pembiayaan untuk
tenaga kerja, harga bahan, organisasi kerja, biaya tak terduga, keuntungan, biaya-biaya
penggantian sewa/pemakaian tanah pada pihak ketiga, atau kerusakan atas milik seseorang,
kerja-kerja lain yang disebut dalam spesifikasi ini untuk kesempurnaan hasil kerja di mana
tidak ada mata pembiayaan khusus pengaliran air darurat selama pelaksanaan kerja,
pembongkaran, peralatan, bahan peledak serta alat-alatnya, penempatan bahan-bahan
sesuai dengan petunjuk perlindungan, perkuatan, pengaturan as saluran dan tenaga ahli
untuk keperluan ini, perumahan dan pembiayaan lain yang biasanya diperlukan guna
menyelesaikan pekerjaan sebaik-baiknya.
3.9 Laporan
a. Kontraktor diharuskan membuat bahan laporan berkala kemajuan pekerjaan untuk
setiap satu minggu kegiatan dengan mengisi formulir evaluasi kemajuan pekerjaan
sesuai petunjuk Direksi. Ringkasan laporan tersebut harus mencantumkan keadaan
cuaca, jumlah pengerahan tenaga kerja, tenaga pengawas dan pelaksana, alat-alat
yang dipergunakan, jumlah pengiriman bahan-bahan bangunan ke lokasi pekerjaan,
kemajuan fisik dari pekerjaan yang telah selesai, masalah-masalah yang timbul di
lapangan serta pemecahannya, dan rencana kerja minggu berikutnya.
b. Laporan kemajuan pekerjaan harus diserahkan oleh Kontraktor pada setiap akhir pekan
untuk dievaluasi.
c. Laporan lain seperti Laporan Harian dan lain-lain sesuai dengan uraian dalam syarat-
syarat umum kontrak.
3
3.10 Gambar-gambar dan Ukuran
a. Gambar-gambar yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan adalah:
1. Gambar yang termasuk dalam Dokumen Tender
2. Gambar perubahan yang disetujui Direksi
3. Gambar lain yang disediakan dan disetujui Direksi
c. Kalkir asli dari gambar-gambar proyek disimpan oleh Direksi. Kontraktor diberi 2 (dua)
set cetak biru dari semua gambar-gambar tanpa pungutan biaya. Permintaan Kontraktor
akan tambahan cetak biru dari gambar-gambar tersebut akan dikenakan
biaya.Kontraktor diharuskan menyimpan satu set cetak biru di kantor lapangan untuk
dipergunakan setiap saat apabila diperlukan.
d. Gambar-gambar pelaksanaan (shop drawing) dan detailnya harus mendapat
persetujuan Direksi sebelum dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan.
e. Pada penyerahan terakhir pekerjaan yakni sesudah selesainya masa pemeliharaan harus
disertai Gambar hasil pelaksanaan (as built drawing).
f. Semua ukuran dinyatakan dalam sistem metrik.
g. Kalau terdapat perbedaan dengan spesifikasi maka yang benar dan berlaku adalah yang
ditetapkan oleh Direksi.
5
a. Air
Air yang dipakai untuk semua pekerjaan beton, spesi/mortar dan spesi injeksi harus
bebas dari lumpur, minyak, asam, bahan organik basah, garam dan kotoran-kotoran
lainnya dalam jumlah yang dapat merusak.dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih
yang dapat diminum. Air tersebut harus diuji di laboratorium pengujian yang ditetapkan
oleh Direksi Proyek untuk menetapkan sesuai tidaknya dengan ketentuan
b. Tempat Penyimpanan
1. Kontraktor harus menyediakan tempat penyimpanan yang sesuai untuk semen dan
setiap saat harus dilindungi dengan cermat terhadap kelembaban udara. Tempat
penyimpanan juga harus sedemikian rupa agar mudah waktu pengambilan
2. Gudang penyimpanan harus berlantai kuat dengan jarak minimal 30 cm dari lantai,
harus cukup besar untuk memuat semen dalam jumlah besar sehingga
kelambatan atau kemancetan pekerjaan akibat persediaan semen dapat dicegah,
harus mudah untuk mengambil contoh, menghitung zak dan memindahkannya.
3. Semen dalam zak tidak boleh ditumpuk lebih tinggi dari 2 meter.
4. Untuk mencegah semen dalam zak disimpan terlalu lama sesudah penerimaan,
hendaknya mempergunakan semen menurut urutan tanggal penerimaan.
5. Kontraktor harus menyediakan penjaga untuk mengawasi gudang semen dan
mengadakan pencatatan dari penerimaan dan pemakaian semen seluruhnya.
6. Tembusan dari setiap catatan yang menyangkut tentang semen harus disediakan
untuk Direksi Proyek bila dikehendaki.
Pasal 4
PEKERJAAN PERSIAPAN LAPANGAN
4. 1 Mobilisasi
a. Kegiatan mobilisasi
Kegiatan mobilisasi meliputi hal sebagai berikut:
1. Pembelian atau sewa atas tanah guna keperluan pangkalan Kontraktor dan
kegiatan-kegiatan pelaksanaan. Mobilisasi dan pemasangan peralatan yang
didasarkan atas peralatan yang diserahkan dalam penawaran dari suatu lokasi
tertentu atau dari pelabuhan bongkar di Indonesia ke tempat yang digunakan
sesuai ketentuan Kontrak.
2. Pembangunan dan pemeliharaan pangkalan, termasuk kantor-kantor, tempat
tinggal, bengkel-bengkel, gudang-gudang dan sebagainya. Bangunan ini akan tetap
menjadi milik Kontraktor setelah pekerjaan pembangunan proyek slesai.
3. Pengadaan dan pemeliharaan peralatan lapangan seperti tercantum spesifikasi ini.
Peralatan ini akan tetap menjadi milik Kontraktor setelah
pekerjaanp embangunan proyek selesai. Pekerjaan harus termasuk pula pekerjaan
6
demobilisasi dari daerah kerja yang dilaksanakan oleh pihak Kontraktor pada akhir
kontrak, termasuk membongkar kembali seluruh instalasi-instalasi, peralatan dari
tanah milik Pemerintah, dan pihak Kontraktor diharuskan untuk melaksanakan
pekerjaan perbaikan dan penyempurnaan pada daerah kerja, sehingga kondisinya
sama dengan keadaan sebelum pekerjaan dimulai.
b. Waktu Mobilisasi
Mobilisasi dari seluruh mata pekerjaan di atas harus diselesaikan dalam jangka waktu
pekerjaan. Dalam hal dimana pihak Kontraktor tidak menyelesaikan mobilisasi sesuai
dengan batas waktu yang ditentukan atau kalau menurut pendapat Direksi, ternyata
pelaksanaan mobilisasi tidak lancar sesuai program mobilisasi yang telah disepakati
bersama, maka dalam hal ini Direksi Teknik berhak untuk menempuh kebijaksanaan
yaitu mengeluarkan berita acara pembayaran pendahuluan, dengan nilai pembayaran
untuk mobilisasi diambil setinggi-tingginya 70% dari ketentuan di atas.
Sisanya akan ditahan dan berita acara pembayarannya baru dikeluarkan setelah Pihak
Kontraktor berhasil menyelesaikan sisa bagian pekerjaan mobilisasi dalam jangka waktu
Masa Pelaksanaan.
b. As Built Drawing
Setelah semua pekerjaan selesai dilaksanakan sesuai gambar pelaksanaan, berikut
pekerjaan tambah atau kurang berdasarkan “Variasi Order” yang diberikan oleh Pemilik
Pekerjaan, dan Kontraktor telah melakukan pengukuran ulang akhir pekerjaan, maka
Kontraktor diwajibkan membuat gambar purna bangun atau “As Built Drawing”.
Gambar purna bangun atau “As Built Drawing” tersebut, harus lengkap berisi antara
lain:
Garis elevasi muka tanah yang sekarang ada
Dimensi dan masing-masing bangunan yang telah dikerjakan
Elevasi posisi dan kedudukan masing-masing bangunan yang telah dikerjakan
Jenis material dan komposisi yang telah dipergunakan
Gambar purna bangun yang telah selesai tersebut harus diserahkan Kontraktor kepada
Direksi pekerjaan untuk diperiksa dan disetujui, selanjutnya diserahkan kepada Pemilik
Pekerjaan guna mendapatkan pengesahan dari Pemilik Pekerjaan.
Perhitungan volume akhir dari pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh Kontraktor atau
yang “mutual check” volume pekerjaan 100%, semua mengacu dan didasarkan pada
gambar purna bangun yang telah disyahkan oleh Pemilik Pekerjaan, dan merupakan
volume akhir yang akan dibayar oleh Pemilik Pekerjaan kepada Kontraktor.
Kontraktor wajib membuat copy “As Build Drawing” sebanyak 5 (lima) copy, dengan
distribusi dua copy untuk Direksi pekerjaan dan pengawas, 3 (tiga) copy serta gambar
aslinya untuk diserahkan kepada pemilik pekerjaan, termasuk data dan perhitungan
hasil pengukuran akhir sebagai pendukungnya.
Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan pembuatan “ As Build Drawing” termasuk
penggandaannya sebanyak 5 (lima) copy, sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan
beban Kontraktor, serta sudah harus diperhitungkan termasuk “ Overhead” pada analisa
harga satuan pekerjaan. As Build Drawing harus sudah diserahkan dan disetujui oleh
Direksi selambat-lambatnya bersamaan dengan STT-I.
c. Administrasi Proyek
Kontraktor wajib menyediakan dan membuat kelengkapan administrasi lapangan berupa
buku tamu, buku laporan bahan, material, alat dan pekerja, catatan harian cuaca dan
lain-lain yang diperlukan untuk kelengkapan administrasi.Kontraktor wajib membuat
harian, laporan mingguan dan laporan bulanan lengkap dengan data penunjangnya dan
8
foto dokumentasi sebagaimana tercantum dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Proyek.
Sebelum memulai aktifitas Kontraktor diwajibkan untuk membuat jadwal atau schedule,
rencana kerja, metode kerja, kebutuhan material, kebutuhan sumberdaya dan peralatan
dan harus mendapat persetujuan dari pengawas dan Direksi.
Pasal 5.
9
PENETAPAN SITE UKURAN-UKURAN DAN PERSIAPAN
Pelaksanaan konstruksi merupakan rangkaian kegiatan atau bagian dari kegiatan dalam
pekerjaan konstruksi mulai dari persiapan lapangan sampai dengan penyerahan akhir hasil
pekerjaan konstruksi. Sebelum memulai pekerjaan pelaksanaan konstruksi, terlebih dahulu
diadakan peninjauan keadaan lapangan (project site/ field) untuk memperoleh gambaran
secara menyeluruh mengenai keadaan lapangan dalam rangka menyusun kegiatan persiapan
pelaksanaan pekerjaan. Pelaksanaan pekerjaan persiapan merupakan salah satu metode dalam
pelaksanaan kontruksi. Penerapan metode tersebut terkait erat dengan kondisi lapangan dan
jenis proyek yang dikerjakan. Setiap proyek adalah unik tidak ada dua proyek yang sama
persis. Semua jenis proyek konstruksi umumnya dimulai dengan pelaksanaan pekerjaan
persiapan.
Salah satu kegiatan dalam pelaksanaan pekerjaan persiapan adalah penyusunan rencana
lapangan (perencanaan site plan / site installation). Tujuan pokok dalam perencanaan site plan
/ site installation adalah mengatur letak bangunan-bangunan fasilitas dan sarana pada proyek
sedemikian rupa, sehingga pelaksanaan pekerjaan konstruksi dapat berjalan dengan :
• Efisien
Penempatan dari bangunan-bangunan fasilitas dan sarana pada proyek perlu diatur menurut
kebutuhan sehingga diperoleh efisiensi kerja. Efisiensi kerja adalah pencapaian perbandingan
terbaik antara sumber tenaga / daya dengan hasil pelaksanaan. Oleh karena itu, letak
bangunan-bangunan fasilitas dan sarana tersebut tidak boleh saling mengganggu satu dengan
yang lainnya, baik jarak maupun ukurannya.
• Efektif
Penempatan bangunan-bangunan fasilitas dan sarana yang efektif pada proyek juga
dibutuhkan dalam menunjang pekerjaan konstruksi. Efektif adalah dapat diselesaikannya suatu
pekerjaan sesuai dengan rencana (schedule) kerja yang telah disusun. Perencanaan site plan /
site installation yang tidak efektif dapat mengakibatkan terjadinya keterlambatan proyek dan
bertambahnya anggaran biaya proyek.
• Lancar
Yang dimaksud dengan lancar dalam perencanaan site plan / site installation adalah
kelancaran pelaksanaan pekerjaan,terutama kelancaran transportasi / angkutan di lokasi
proyek. Pembuatan jalan kerja untuk mendukung kelancaran transportasi sangat erat
hubungannya dengan perletakan bangunan-bangunan fasilitas dan sarana proyek lainnya.
Terganggunya kelancaran transportasi dapat mengakibatkan timbulnya hambatanpelaksanaan
pekerjaan konstruksi sehingga jangka waktu pelaksanaan pekerjaan konstruksi dapat
menyimpang dari rencana kerja yang telah tersusun.
• Aman
Salah satu tujuan dibuatnya bangunan-bangunan fasilitas dan sarana pada proyek adalah
untuk keperluan keamanan dan keselamatan pekerjaan selama berlangsungnya kegiatan
proyek. Yang dimaksud dengan keamanan adalah menghindarkan gangguan
10
pencurian,kehilangan dan kerusakan peralatan serta bahan-bahan bangunan. Sedangkan yang
dimaksud dengan keselamatan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan keselamatan
para tenaga kerja, maka koordinasi pelaksanaan dan metode kerja yang tepat dalam
pelaksanaan proyek ini sangat diperlukan supaya proyek ini dapat berjalan tepat waktu dan
memenuhi hasil yang diharapkan.
LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup Pekerjaan Teknis REHABILITASI RUANG GENSET adalah dengan uraian singkat
pekerjaan adalah sebagai berikut :
A. Pekerjaan Persiapan
a. Mobilisasi dan Demobilisasi
b. Dokumentasi
c. Listrik Kerja
d. Air Kerja
B. Pekerjaan Slink dan Banner
a. Pengadaan dan pemasangan dudukan Slink
b. Pengadaan dan pemasangan Slink
c. Pemasangan Banner
d. Pembuatan mata ayam dan perapihan banner
e. Pekerjaan Penutupan Blower Ruang Bengkel
f. Pekerjaan Pengadaan dan Pemasangan Fiber penutup angin ruang bengkel
g. Pekerjaan Perbaikan Atap yang bocor gedung bengkel
h. Perkerjaan Perbaikan Plafon ruang bengkel lantai 2 yang rusak
i. Pekerjaan Perbaikan Talang air yang bocor gedung bengkel
C. Pekerjaan Bongkaran
a. Pekerjaan pembongkaran atap gelombang
b. Pekerjaan pembongkaran rangka kayu asbes gelombang
c. Pekerjaan pembongkaran plafon asbes existing
d. Pekerjaan pembongkaran rangka kayu plafon
D. Pekerjaan Pasangan
a. Pekerjaan pemasangan rangka atap UVPC dengan baja ringan
b. Pekerjaan pemasangan atap UVPC
c. Pekerjaaan pemasangan rangka plafon dengan baja ringan
d. Pekerjaan pemasangan plafon
e. Pembersihan lokasi
f. Stop kontak
g. Saklar tunggal
h. Bohlam lampu + Gantungan
11
E. Pengadaan kabel
Pekerjaan Pengecatan Ruang Genset
a. Pengerokan cat existing dinding bagian dalam
b. Perapihan dinding dengan plamir bagian dalam
c. Pengecatan dinding dengan cat jotun bagian dalam
d. Pengecatan peranginan besi dengan cat marine paint
e. Pengecatan pintu tralis besi dengan cat marine paint
F. Pekerjaan Exhouse Fan
a. Pekerjaan pembongkaran untuk tempat dudukan exhouse Fan
b. Pengadaan dan pemasangan ExhouseFan 32 Inchi
A. PEKERJAAN PERSIAPAN
Kontraktor menyiapkan jadwal pekerjaan lapangan dan administrasi, mobilisasi, koodinasi
dengan direksi / dinas, maupun kegiatan lain yang menunjang pekerjaan.
A.1 MOBILISASI
a. Mendatangkan (mobilisasi) Peralatan, bahan dan material yang digunakan untuk
pelaksanaan pekerjaan dan mengembalikannya kembali (demobilisasi)
b.Pemberitahuan atas semua peralatan yang akan digunakan kepada konsultan pengawas
lapangan oleh kontraktor
c. Sebelum dilakukan mobilisasi, kontraktor harus memberitahukan dan meminta
persetujuan terhadap jenis / kapasitas peralatan yang akan digunakan kepada konsultan
pengawas lapangan.
d.Segala resiko yang diakibatkan oleh pekerjaan mobilisasi dan demobilisasi menjadi
tanggung jawab kontraktor.
12
A.3 PEKERJAAN PENGADAAN AIR BERSIH
a. Untuk menunjang pelaksanaan kerja konstruksi, maka kontraktor juga menyediakan air
kerja.
b. Air kerja yang disediakan atas petunjuk direksi dan sesuai SNI Air untuk Konstruksi.
c. Persiapan air kerja harus siap terus, untuk itu perlu dibuatkan bak penampung air
cadangan agar tetap terjaga bila kehabisan air.
d. Air untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dengan membuat sumur pompa di lokasi
proyek atau disuplai dari luar. Air harus bersih, bebas.dari debu, bebas dari lumpur,
minyak dan bahan-bahan kimia lainnya yang merusak. Penyedian air harus sesuai dengan
petunjuk dan persetujuan Perencana/Pengawas.
C. Pemasangan Banner
Pada pemasangan banner ini, beberapa hal yang harus diperhatikan pada pemasangan
banner ini diantaranya:
- Posisi banner yang akan dipasang harus disesuaikan posisinya mengikuti petunjuk dari
pemilik pekerjaan.
- Kerapian pemasangan harus diperhatikan dengan memperhatian estetika dan
keindahan
- Keselamatan kerja, dalam pemasangan banner ini,dipersiapkan scaffolding/perancah
sebagai dudukan pekerja dalam melakukan pemasangan banner agar dapat
meminimalisir timbulnya kecelakaan kerja.
15
- Kerapihan dalam pemasangan fiber penutup angin ruangan bengkel ini menjadi hal
yang sangat diperhatikan, karena posisi yang berada di atas sehingga harus
memperhatikan estetika.
- Keselamatan pekerja wajib diperhatikan,dengan cara menggunakan alat bantu kerja
sehingga selain hasilnya baik, keselamatan kerja juga akan terjamin.
16
P a s a l 7.
PEKERJAAN BONGKARAN
A. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan pembongkaran meliputi pembongkaran bangunan eksisting meliputi :
7. Pembongkaran atap gelombang
8. Pembongkaran plafond asbes
9. Pembongkaran rangka kayu plafond
B. Pelaksanaan pekerjaan
a. Peralatan pembongkaran menjadi tanggung jawab penyedia
b. Penyedia harus memperhatikan keadaan sekeliling lokasi pekerjaan serta
keselamatan pengguna lahan tempat bongkaran.
c. Penyedia harus menginventarisasi komponen-komponen yang akan digunakan
Kembali sebelum dibongkar dan sesudah dibongkar dan memberi catatan atas
cacat dan rusak atas persetujuan direksi teknis ( pengawas/ konsultan pengawas)
d. Penyedia harus mengamankan barang yang akan digunakan Kembali dan
menyimpannya pada tempat yang aman.
e. Penempatan hasil bongkaran /puing-puing tidak boleh menganggu tahapan
pekerjaan selanjutnya dan lingkungan sekitar
f. Apabila ada kerusakan maupun barang yang hilang menjadi tanggung jawab
penyedia.
Pasal 8.
PEKERJAAN PASANGAN
Pekerjaan rangka atap baja ringan adalah pekerjaan pembuatan dan pemasangan struktur atap
berupa rangka batang yang telah dilapisi dengan lapisan anti karat. Rangka batang berbentuk
segitiga , trapezium dan persegi Panjang yang bagian-bagiannya terdiri dari :
1. Rangka utama bagian atas ( top chord )
2. Rangka utana bagian bawah ( bottom chord )
3. Rangka pengisi ( web ). Seluruh rangka tersebut disambung menggunakan baut menakik
sendiri ( self drilling screw ) dengan jumlah yang telah ditetapkan.
4. Rangka reng ( batten ) langsung dipasang diatas struktur rangka atap utama dengan jaraj
sesuai ukuran jarak atap.
Pekerjaan rangka atap baja ringan diantaranya meliputi :
1. Pengukuran bentang bangunan sebelum dilakukan fabrikasidtau pemasangan rangka atap.
2. Pekerjaan pembuatan kuda-kuda dikerjakan di workshop permanen ( fabrikasi )
3. Pengiriman kuda-kuda dan bahan lain yang terkait ke lokasi proyek.
4. Penyediaan tenaga kerja beserta alat atau bahan lainnya yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan.
17
5. Pekerjaan pemasangan seluruh rangka atap kuda-kuda meliputi struktur rangka kidakuda (
truss), balok tembok ( top plae/murplat), sekur overhang, reng, ikatan angin dan bracing (
ikatan pengaku ).
6. Pemasangan jurai dalam ( valley gutter)
Pasal 9.
PEKERJAAN PENUTUP ATAP UPVC
Lingkup Pekerjaan :
1. Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan serta peralatan yang
diperlukan dalam pekerjaan ini sehingga akan menghasilkan pekerjaan yang baik.
2. Pekerjaan atap metal ini meliputi seluruh atap bangunan yang sesuai dengan gambar
rencana yang telah disepakati oleh tim teknis.
Syarat-syarat Bahan :
1. Bahan penutup atap ini harus mulus dan tidak rusak, atau terrores permukaannya atau
CACAT dan lain sebagainya.
2. Penyediaan bahan ini harus lengkap dengan penutup nok flasing dengan arah memanjang
dan arah melintang/listplank tepi.
3. Kaitan untuk baja profil , sekerup dengan hak, sealent dan aksesories lainnya sesuai
dengan spesifikasi pabrik pembuat.
4. Adapun spesifikasi penutup atap ini ádalah sebagai berikut :
Merk/type. : Alderon 830, Twinwall Corrugated atau yang setara.
Bahan : UPVC
Mutu : Terbaik (kw.1)
Warna : Ditentukan kemudian
5. Kontraktor harus menyerahkan semua contoh bahan kepada direksi dan konsultan
pengawas sebelum dlaksanakan pemasangan.
Pasal 10.
PEKERJAAN ELEKTRIKAL
a. Umum
Persyaratan ini merupakan bagian dari persyaratan teknis. Gambar-gambar dan spesifikasi
perencanaan ini merupakan satu kesatuan dan tidak dapat dipisahpisahkan. Apabila ada
sesuatu bagian pekerjaan atau bahan atau peralatan yang diperlukan agar instalasi ini dapat
bekerja dengan baik dan hanya dinyatakan dalam salah satu gambar perencanaan atau
spesifikasi perencanaan saja. Pemborong/Kontraktor harus tetap melaksanakannya sesuai
dengan standar teknis yang berlaku.
2. Gambar-Gambar
a. Gambar-gambar perencanaan tidak dimaksudkan untuk menunjukkan semua detail rinci
accessories dan fixture secara terperinci. Semua bagian diatas walaupun tidak digambarkan
atau disebutkan secara spesifik harus disediakan dan dipasang oleh Pemborong/Kontraktor,
sehingga sistem dapat bekerja dengan baik dan benar.
b. Gambar-gambar instalasi menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan instalasi.
Sedang pemasangan harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi dari proyek. Gambar-
gambar Arsitektur dan Struktur/Sipil harus dipakai sebagai referensi untuk pelaksana dan
detail "finishing" dari proyek.
c. Sebelum pekerjaan dimulai, Pemborong/Kontraktor harus mengajukan gambar-gambar kerja
dan detail (working drawing) yang harus diajukan kepada Pemilik/Pengawas untuk
mendapatkan persetujuan. Setiap shop drawing yang diajukan Pemborong/Kontraktor untuk
disetujui Pemilik/Pengawas dianggap bahwa Pemborong/Kontraktor telah mempelajari situasi
dan telah berkonsultasi dengan pekerjaan instalasi lainnya.
3. Koordinasi
19
a. Pemborong pekerjaan instalasi dalam melaksanakan pekerjaan ini, harus bekerja sama
dengan Pemborong bidang atau disiplin lainnya (arsitektur, sipil, interior, mekanikal dan lain-
lain), agar seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan jadwal waktu yang
telah ditentukan.
b. Koordinasi yang baik perlu diadakan untuk mencegah agar pekerjaan yang satu tidak
menghalangi/menghambat pekerjaan lainnya.
4. Daftar Bahan Dan Contoh
a. Pemborong harus menyerahkan contoh bahan-bahan yang akan dipasang kepada
Pemilik/Pengawas. Semua biaya yang berkenaan dengan penyerahan SPESIFIKASI TEKNIS
ELEKTRIKAL I - 2 dan pengembalian contoh-contoh ini adalah menjadi tanggungan
Pemborong/Kontraktor.
b. Bahan yang digunakan adalah sesuai dengan yang dimaksud di dalam spesifikasi teknis ini
dan harus dalam keadaan baru. Pekerjaan haruslah dilakukan oleh orang-orang yang ahli.
c. Pemborong/Kontraktor diwajibkan untuk mengecek kembali atas segala ukuran/kapasitas
peralatan (equipment) yang akan dipasang. Apabila terdapat keragu-raguan, Pemborong
harus segera menghubungi Pengawas untuk berkonsultasi.
d. Pengambilan ukuran atau pemilihan kapasitas equipment, yang sebelumnya tidak
dikonsultasikan dengan Pengawas, apabila terjadi kekeliruan maka hal tersebut menjadi
beban tanggung jawab Pemborong/Kontraktor. Untuk itu pemeliharaan equipment dan
material harus mendapatkan persetujuan dari Pengawas.
5. Commissioning Dan Testing
a. Pemborong pekerjaan instalasi ini harus melakukan semua testing dan pengukuran-
pengukuran yang dianggap perlu untuk memeriksa/ mengetahui apakah seluruh instalasi
yang dilaksanakan dapat berfungsi dengan baik dan telah memenuhi persyaratan
persyaratan yang berlaku.
b. Semua tenaga, bahan dan perlengkapan yang diperlukan dalam kegiatan testing tersebut
merupakan tanggung jawab Pemborong. Hal ini termasuk pula peralatan khusus yang
diperlukan untuk testing dari sistem ini seperti yang dianjurkan oleh pabrik, juga harus
disediakan oleh Pemborong/Kontraktor.
Pasal 11
PEKERJAAN PENGECATAN
1 Lingkup Pekerjaan
1. Termasuk dalam pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan, penyediaan tenaga kerja,
peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan ini,
sehingga dapat tercapainya hasil pekerjaan yang bermutu baik.
2. Pengecatan dinding dilakukan pada bagian luar dalam dalam serta seluruh detail
yang disebutkan / ditunjukan dalam gambar.
20
2 Syarat-Syarat Bahan
1. Semua bahan yang digunakan adalah cat Produk cat standard kualitas baik.
2. Bagian dinding luar yang berhubungan dengan lingkungan luar menggunakan cat
standard kualitas baik
3. Bagian dinding dalam menggunakan cat interior.
4. Pengendalian seluruh pekerjaan ini, harus memenuhi ketentuan-ketentuan dari pabrik
yang bersangkutan.
5. Warna cat yang digunakan akan ditentukan kemudian.
3 Persyaratan Pelaksanaan
1. Permukaan bidang yang akan dicat harus betul-betul rata, tidak terdapat cacat-cacat
seperti retak-retak, lubang dan pecah-pecah.
2. Bidang pengecatan harus bebas dari debu, lemak, minyak dan kotoran-kotoran lain
yang dapat merusak atau mengurangi mutu pengecatan
3. Bidang pengecatan dilapisi dengan cat dasar kemudian diplamur dan digosok sampai
permukaannya menjadi halus dan rata.
4. Pengecatan selanjutnya dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Konsultan
Pengawas.
5. Contoh bahan yang digunakan harus lengkap dengan lebel pabrik pembuatnya.
6. Contoh bahan yang disetujui, dipakai sebagai dasar untuk pemeriksaan / penerimaan
bahan yang dikirim oleh kontraktor ketempat pekerjaan.
7. Percobaan-percobaan bahan dan warna harus dilakukan oleh kontraktor untuk
mendapat persetujuan dari konsultan pengawas sebelum pekerjaan dimulai dengan
ketentuan-ketentuan yang disyaratkan oleh pabrik pembuatnya.
8. Hasil pengerjaan harus baik, warna dan pola textur merata, tidak terdapat noda-noda
pada permukaan pengecatan. Harus dihindari terjadinya kerusakan akibat pekerjaan
lain.
9. Kontraktor harus bertanggung jawab atas kesempurnaan dalam mengerajakan dan
perawatan / keberhasilan pekerjaan sampai penyerahan pekerjaan.
10. Bila terjadi ketidaksempurnaan dalam pengerjaan, kontraktor memperbaiki tanpa
adanya biaya tambahan.
11. Kontraktor harus nmenggunakan tenaga-tenaga yang terampil / berpengalaman dalam
pelaksanaan pekerjaan tersebut, sehingga cat yang dihasilkan tercpai mutu yang
sempurna.
21
Pasal 12
PEKERJAAN EXHOUSE FAN
I. LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan untuk instalasi tata udara disini adalah seluruh pekerjaan yang
ditunjukkan dalam gambar dan buku spesifikasi ini, yang meliputi (tetapi tidak terbatas) pada
hal-hal sebagai berikut yaitu :
Pengadaan dan pemasangan lengkap dengan instalasinya sesuai gambar rencana dan buku
spesifikasi ini dari :
a. Exhaust.
b. Pondasi mesin-mesin
c. Testing
d. Pengadaan dan pemasangan peralatan-peralatan bantu bagi seluruh Exhouse fan
e. Pengetesan dan pengujian dari seluruh instalasi Exhouse fan, instalasi kelistrikan dan
kontrol-kontrol lainnya sehingga sistem dapat berjalan dengan baik.
f. Mengadakan masa pemeliharaan selama waktu yang ditentukan oleh pemberi tugas.
II. KOORDINASI
a. Adalah bukan tujuan spesifikasi ini atau gambar-gambar rencana untuk
menggambarkan secara detail tentang semua masalah dari peralatan-peralatan, dan
sambungan-sambungannya. Pemborong harus melengkapi dan memasang seluruh
peralatan-peralatan bantu yang dibutuhkan.
b. Gambar-gambar rencana hanya menunjukkan secara umum tentang posisi dari
peralatan-peralatan, dan lain-lain. Pemborong harus mengadakan perubahan-
perubahan yang diperlukan yang disesuaikan dengan kondisi-kondisi bangunan tanpa
tambahan-tambahan biaya.
c. Setiap pekerjaan yang disebut pada spesifikasi tapi tidak ditunjukkan pada gambar
atau sebaliknya, harus dilengkapi dan dipasang.
22
4. Brosur-brosur/katalog yang lengkap tentang ukuran-ukuran peralatan (mesin-
mesin) berat, cara- cara pemasangan dan persyaratannya, serta wiring diagram
dari peralatan-peralatan utama.
23