Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

IPTEK DAN SENI DALAM ISLAM

Dosen Pengampu : Hasnahwati, S.Pd.I., M.Pd.I.,

Disusun Oleh:

1. Silfia Permata Sari 21.023.55.202.014

PROGRAM STUDI
TEKNIK INFORMATIKA
UNIVERSITAS ANDI DJEMMA (UNANDA) PALOPO
2021

i
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Syukur alhamdulilah kami panjatkan kehadirat allah SWT yang telah mencurahkan
rahmat, taufiq dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini dengan baik.
Shalawat dan salam tidak lupa kami hanturkan kepada Nabi Muhammad SAW
sebagai nabi dan rasul yang di utus oleh allah SWT kemuka bumi ini sebagai suri tauladan
kepada seluruh ummat manusia yang membebaskan kita dari zaman kegelapan menuju
zaman kemerlapan.
Ucapan terima kasih kami kepada Ibu Hasnahwati S.Pd.I., M.Pd.I., yang telah
membimbing kami pada mata kuliah Pendidikan Agama Islam dan memberikan kami tugas
sebagai motivasi kami untuk terus belajar. Tak lupa juga kepada semua pihak yang telah
membantu kami baik dalam penyusuna makalah, pemberian ide ide dan pemasukan yang
tidak akan kami lupakan.
Semoga makalah ini dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan bagi pembaca dan
bermanfaat dalam kehidupan sehari hari.

Palopo, 15 oktober 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................................i

KATA PENGANTAR................................................................................................ii

DAFTAR ISI..............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1

1.1 Latar Belakang................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................1
1.3 Tujuan..............................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................2

2.1 Pengertian Iptek dan Seni dalam Islam........................................................2


2.2 Integrasi Iman, Ilmu, Teknologi dalam Islam..............................................3
2.3 Keutamaan Orang yang Berilmu..................................................................5

BAB III PENUTUP.....................................................................................................8

3.1 Kesimpulan......................................................................................................8
3.2 Saran ...............................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................10

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1        Latar Belakang
Perkembangan IPTEK di zaman ini semakin terasa pesat dan diperlukan
manusia. Perkembangan IPTEK  merupakan hasil dari segala langkah dan pemikiran untuk
memperluas, memperdalam, dan mengembangkan IPTEK.
Manusia modern sudah sangat bergantung kepada produk-produk IPTEK. Sukar untuk
dibayangkan manusia modern hidup tanpa menggunakan produk-produk IPTEK. Keperluan
hidup harian manusia modern mulai dari makan, minum, tidur, tempat tinggal, tempat
bekerja, alat-alat transportasi, sampai alat-alat komunikasi, alat-alat hiburan,kesehatan dan
semua aspek kehidupan manusia tidak terlepas dari produk IPTEK
Kita mengakui bahwa IPTEK memang telah mengambil peranan penting dalam
pembangunan tamadun atau peradaban material manusia. Penemuan-penemuan IPTEK telah
memberikan bermacam-macam kemudahan pada manusia. Dan Islam berperan penting dalam
perkembangan IPTEK, bahwa Syariah Islam harus dijadikan standar pemanfaatan IPTEK.
Ketentuan halal-haram (hukum-hukum syariah Islam) wajib dijadikan tolok ukur dalam
pemanfaatan IPTEK, bagaimana pun juga bentuknya. IPTEK yang boleh dimanfaatkan,
adalah yang telah dihalalkan oleh syariah Islam. Sedangkan IPTEK yang tidak boleh
dimanfaatkan, adalah yang telah diharamkan syariah Islam. Dengan IPTEK dalam Islam, kita
perlu mengembangkan potensi dan memanfaatkan sumber daya alam dengan tetap berpegang
teguh kepada al-Qur’an dan as-sunnah sebagai rasa syukur kita terhadap sumber daya alam
yang beranekaragam diciptakan untuk kita semua.
1.2       Rumusan Masalah
1.      Apakah pengertian IPTEK dan seni?
2.      Bagaimana integrasi iman, ilmu, teknologi dan seni dalam Islam?
3.      Apakah keutamaan orang yang berilmu?
1.3       Tujuan Penulisan
1.      Mengetahui pengertian IPTEK dan Seni.
2.      Mengetahui pandangan Islam terhadap integrasi iman, ilmu, teknologi, dan seni.
3.      Mengetahui peran utama orang yang berilmu.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1    Pengertian IPTEK dan Seni


a) Pengertian IPTEK
Definisi IPTEK sebagai singkatan dari Ilmu Pengetahuan dan Teknologi adalah sesuatu
yang sangat berkaitan dengan teknologi. Dalam sudut pandang filsafat ilmu, ilmu dengan
pengetahuan sangat berbeda maknanya. Ilmu adalah pengetahuan yang sudah
diklasifikasikan, disistemasi dan di interpretasikan sehingga menghasilkan kebenaran
obyektif serta sudah diuji kebenarannya secara ilmiah, sedangkan Pengetahuan  adalah apa
saja yang diketahui oleh manusia baik melalui panca indra, instuisi, pengalaman maupun
firasat. Jadi Ilmu pengetahuan  adalah himpunan pengetahuan manusia yang dikumpulkan
melalui proses pengkajian dan dapat dinalar serta diterima oleh akal.
Teknologi adalah pengembangan dan aplikasi dari alat, mesin, material dan proses yang
menolong manusia menyelesaikan masalahnya. Teknologi dibuat atas dasar ilmu
pengetahuan dengan tujuan untuk mempermudah pekerjaan manusia. Kata teknologi sering
menggambarkan penemuan dan alat yang menggunakan prinsip dan proses penemuan
saintifik yang baru ditemukan.
Dalam sudut pandang budaya, teknologi merupakan salah satu unsur budaya sebagai
hasil penerapan praktis dari ilmu pengetahuan. Meskipun pada dasarnya teknologi juga
memiliki karakteristik obyektif dan netral. Dalam situasi tertentu teknologi tidak netral lagi
karena memiliki potensi untuk merusak dan potensi kekuasaan. Di sinilah letak perbedaan
ilmu pengetahuan dengan teknologi. Teknologi dapat membawa dampak positif berupa
kemajuan dan kesejahteraan bagi manusia juga sebaliknya dapat membawa dampak negatif
berupa ketimpangan-ketimpangan dalam kehidupan manusia dan lingkungannya yang
berakibat kehancuran alam semesta.
b) Pengertian Seni
Seni adalah hasil ungkapan akal dan budi manusia dengan segala prosesnya. Seni
merupakan ekspresi jiwa seseorang. Hasil ekspresi jiwa tersebut berkembang menjadi bagian
dari budaya manusia. Seni identik dengan keindahan. Keindahan yang hakiki identik dengan
kebenaran. Keduanya memiliki nilai yang sama yaitu keabadian. Seni yang lepas dari nilai-
nilai keTuhanan tidak akan abadi karena ukurannya adalah hawa nafsu bukan akal dan budi.
Seni mempunyai daya tarik yang selalu bertambah bagi orang-orang yang kematangan
jiwanya terus bertambah.

2
Kata “seni” adalah sebuah kata yang semua orang di pastikan mengenalnya, walaupun
dengan kadar pemahaman yang berbeda. Konon kata seni berasal dari kata “SANI” yang
kurang lebih artinya “Jiwa Yang Luhur/ Ketulusan jiwa”. Namun menurut kajian ilmu di
Eropa mengatakan “ART” (artivisial) yang artinya kurang lebih adalah barang/ atau karya
dari sebuah kegiatan. Pandangan Islam tentang seni.Seni merupakan ekspresi
keindahan.  Dan keindahan menjadi salah satu sifat yang dilekatkan Allah pada penciptaan
jagat raya ini. Allah melalui kalamnya di Al-Qur’an mengajak manusia memandang seluruh
jagat raya dengan segala keserasian dan keindahannya.
                        Allah berfirman dalam surat Al-Qaaf ayat 6 :
Artinya: “Maka apakah mereka tidak melihat ke langit yang ada di atas mereka, bagaimana
Kami meninggikannya dan menghiasinya, dan tiada baginya sedikit pun retak-retak?” [QS
50: 6].
2.2   Integrasi Iman, Ilmu, Teknologi, dan Seni
Dalam pandangan Islam ,antara agama,Ilmu pengetahuan ,teknologi dan seni terdapat
hubungan yang harmonis dan dinamis yang terintegrasi dalam suatu sistem yg disebut dinul
Islam.
Di dalamnya terkandung tiga unsur pokok yaitu akidah, syariah, dan akhlak(iman ,ilmu,
dan amal shalih). Sebagaimana yang dinyatakan dalam Al-Qur’an Surat Ibrahim (14:24-25) 
Artinya: “Tidakkah kamu perhatikan Allah telah membuat perumpamaan kalimat yg
baik(Dinul Islam) seperti sebatang pohon yg baik,akarnya kokoh(menghujam ke bumi)dan
cabangnya menjulang ke langit.pohon itu mengeluarkan buahnya setiap musim dg seizin
Tuhannya.Allah membuat perumpamaan –perumpamaan itu agar manusia selalu ingat.
Ayat di atas menganalogikan bangunan Dienul Islam bagaikan sebatang pohon yang
baik, iman diidentikkan dengan akar dari sebuah pohon yang menopang tegaknya ajaran
Islam. Ilmu diidentikkan dengan batang pohon yang mengeluarkan dahan-dahan/ cabang-
cabang ilmu pengetahuan. Sedangkan amal ibarat buah dari pohon itu identik dengan
teknologi dan seni.
Ilmu-ilmu yang dikembangkan atas dasar keimanan dan ketakwaan kepada Allah akan
memberikan jaminan kebaikan bagi kehidupan umat manusia termasuk bagi
lingkungannya. Pengembangan IPTEK yang lepas dari keimanan dan ketakwaan tidak akan
bernilai ibadah serta tidak akan menghasilkan manfaat bagi umat manusia dan alam
lingkungannya bahkan akan menjadi malapetaka bagi kehidupannya sendiri. 
Dalam pemikiran Islam, ada dua sumber ilmu yaitu akal dan wahyu. Keduanya tidak
boleh dipertentangkan. Manusia diberi kebebasan dalam mengembangkan akal budinya

3
berdasarkan tuntunan Al-Qur’an dan sunnah rasul. Atas dasar itu, ilmu dalam pemikiran
Islam ada yang bersifat abadi (perennial knowledge) tingkat kebenarannya bersifat mutlak,
karena bersumber dari Allah. Ada pula ilmu yang bersifat perolehan (aquired knowledge)
tingkat kebenarannya bersifat nisbi, karena bersumber dari akal pikiran manusia.
Islam, agama yang sesuai dengan fitrah semula jadi manusia,maka syariatnya bukan
saja mendorong manusia untuk mempelajari sains dan teknologi, kemudian membangun dan
membina peradaban, bahkan mengatur umatnya ke arah itu agar selamat dan menyelamatkan
baik di dunia terlebih lagi di akhirat kelak.
Ilmu sangat penting dalam kehidupan. Rasulullah pernah bersabda bahwa untuk hidup
bahagia di dunia ini manusia memerlukan ilmu dan untuk hidup bahagia di akhirat pun
manusia memerlukan ilmu. Untuk bahagia di dunia dan di akhirat, manusia juga memerlukan
ilmu. Jadi kita harus menuntut ilmu, baik ilmu untuk keselamatan dunia, terlebih lagi ilmu
yang membawa kebahagiaan di akhirat. Atas dasar itulah Islam mewajibkan menuntui Ilmu.
Rasulullah SAW pernah bersabda:

Artinta : “Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim dan muslimat.” (HR. Ibnu Abdul Barr)
Bahkan dalam Islam menuntut ilmu itu dilakukan tanpa batasan atau jangka waktu
tertentu, ilmu mesti dilakukan sejak dalam buaian hingga ke liang lahad. Ini diberitahu oleh
Rasulullah dengan sabdanya :

Artinya : “Tuntutlah ilmu dari dalam buaian hingga ke liang lahad”


Pesatnya perkembangan Sains dan Teknologi semakin terasa dari hari ke hari. Banyak
hasil dari perkembangan Sains dan Teknologi yang tadinya diluar angan-angan manusia
sudah menjadi keperluan harian manusia. Contohnya : penyampaian informasi yang dahulu
memerlukan waktu hingga berbulan-bulan, kini dengan adanya telepon, handphone, internet
dapat sampai ke tujuan hanya dalam beberapa detik saja, bahkan pada masa yang (hampir)
bersamaan. Melalui TV, satelit dan alat komunikasi canggih lainnya, kejadian di satu tempat
di permukaan bumi atau di angkasa dekat permukaan bumi dapat diketahui oleh umat
manusia di seluruh dunia dalam masa yang bersamaan. Selain dalam bidang komunikasi,
perkembangan dalam bidang lain pun seperti material, alat-alat transportasi, alat-alat rumah
tangga, bioteknologi, kedokteran dan lain-lain begitu maju dengan pesat. Kita mengakui

4
bahwa sains dan teknologi memang telah mengambil peranan penting dalam pembangunan
peradaban material atau lahiriah manusia. Allah berfirman dalam Al Qur’an surat Al Imron
190-191 :
Artinya: ”Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya
malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,(yaitu) orang-orang
yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka
memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan Kami,
Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah
Kami dari siksa neraka”.
Dari ayat ini dapat kita lihat, bahwa melalui pengamatan, kajian dan pengembangan
sains dan teknologi, Allah menghendaki manusia dapat lebih merasakan kebesaran,
kehebatan dan keagungan Nya. Betapa hebatnya alam ciptaan Allah, yang kebesaran dan
keluasannya-pun manusia belum sepenuhnya mengetahui, maka sudah tentu Maha hebat lagi
Allah yang menciptakannya.
2.3       Keutamaan Orang yang Berilmu
Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna. Kesempurnaan karena
dibekali dengan seperangkat potensi, dan potensi yang paling utama adalah akal, dengan akal
manusia mampu melahirkan berbagai macam ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Bagi
orang yang berakal dan senantiasa bernalar untuk mengembangkan ilmunya, Allah
menyebutnya dengan sebutan Ulil Albab (Qs. Ali imron:190)

Artinya :Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih


bergantinyamalam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang beraka

Tentang keutamaan orang yang berilmu, di dalam Al-Qur’an surat Al Mujadalah:11,


Allah menjanjikan akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan berilmu. Derajat
yang diberikan Allah berupa kemuliaan pangkat, kedudukan, jabatan, harta dan kelapangan
hidup. Jika manusia ingin mendapatkan derajat yang tinggi dari Allah, manusia harus
berupaya semaksimal mungkin meningkatkan kualitas keimanan dan keilmuannya dengan
keikhlasan dan hanya untuk mencari ridha Allah semata.
Dan kelebihan mereka yang beriman lagi berilmu dibandingkan orang yang beriman tapi
tidak berilmu sangat nampak dalam hadits Abu Ad-Darda` di atas yaitu:

5
a) Dia akan dinaungi oleh para malaikat dengan sayap-sayap mereka.
b) Segala sesuatu akan meminta ampunkan dosanya kepada Allah mulai makhluk yang
berada di bawah lautan sampai makhluk yang ada di atas langit (para malaikat).
c) Dia diibaratkan sebagai bulan yang menerangi alam semesta, sementara orang yang hanya
beriman tapi tidak berilmu hanya diibaratkan sebagai bintang yang hanya menerangi
dirinya sendiri.
d) Mereka adalah pewaris para nabi, dan cukuplah ini menunjukkan keutamaan mereka.
e) Dia bisa mengajarkan ilmunya kepada orang lain, yang dengannya pahala akan terus
mengalir kepadanya -sampai walaupun dia telah meninggal- selama ilmu yang diajarkan
masih diamalkan oleh orang-orang setelahnya.
Dan kelima perkara ini tidak akan didapatkan oleh orang yang hanya beriman tapi tidak
berilmu (ahli ibadah). Karenanya sangat wajar sekali kalau Allah tidak menyamakan
kedudukan orang yang berilmu dengan orang yang tidak berilmu karena mereka adalah
mujahid yang memperbaiki dirinya, memperbaiki orang lain, dan melindungi agama Allah
dari setiap perkara yang bisa merusaknya, berbeda halnya dengan ahli ibadah yang
kebaikannya hanya terbatas pada dirinya.
Bahkan dalam ayat lain Allah memberikan penghargaan secara khusus kepada orang-
orang berilmu dalam firmanNya surat Az Zumar: 9
Artinya : "Katakanlah: Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-
orang yang tidak mengetahui? Sesungguhnya orang berakallah yang dapat menerima
pelajaran"
Imam Az Zamakhsyari mengutip sejumlah hadits yang menunjukkan keutamaan orang-
orang berilmu dari orang-orang yang tidak berilmu.
"Jarak antara seorang alim (orang yang berilmu) dan seorang abid (tukang ibadah yang
tidak berilmu) adalah seratus derajat/tingkat. Jarak diantara dua tingkat itu adalah perjalanan
kuda selama 70 tahun" (HR Abu Ya'la dan Ibnu Adi).
"Keutamaan seorang alim atas seorang abid bagaikan keutamaan bulan purnama atas
seluruh bintang-bintang" (HR Ashabu as-Sunan)
"Pada hari kiamat nanti ada tiga golongan yang akan memberi syafa'at, para nabi, lalu
para ulama, lalu para syuhada" (HR Ibnu Majah, Abu Ya'la, Ibnu Adi, al Aqili dan al
Baihaqi).
Kata Az Zamakhsyari, agungnya martabat orang-orang berilmu berdasarkan kesaksian
Rasulullah adalah berada diantara para nabi dan para syuhada. Kini jelaslah bahwa ilmu

6
menjadi sebab naiknya derajat seseorang, bukan nilai rapor, gelar-gelar akademis, ijazah atau
sertifikat.
Jadi agama dan ilmu pengetahuan, dalam Islam tidak terlepas satu sama lain. Keduanya
saling membutuhkan, saling menjelaskan dan saling memperkuat.
Maka dari itu, kita harus menguasai IPTEK, dan memanfaatkan perkembangan IPTEK
untuk meningkatkan martabat manusia dan meningkatkan kualitas ibadah kepada Allah SWT.
Kebenaran IPTEK menurut Islam adalah sebanding dengan kemanfaatannya IPTEK itu
sendiri. IPTEK akan bermanfaat apabila 
1) Mendekatkan pada kebenaran Allah dan bukan menjauhkannya
2) Dapat membantu umat merealisasikan tujuan-tujuannya (yang baik).
3) Dapat memberikan pedoman bagi sesama.
4) Dapat menyelesaikan persoalan umat.

7
BAB III
PENUTUP

3.1    Kesimpulan
1) Ilmu pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia melalui tangkapan
pancaindra, intuisi dan firasat yang sudah diklasifikasi, diorganisasi, disistematisasi dan
diinterpretasi sehingga menghasilkan kebenaran obyektif, sudah diuji kebenarannya,
dan dapat diuji ulang secara ilmiah.
2) Teknologi dibuat atas dasar ilmu pengetahuan dengan tujuan untuk mempermudah
pekerjaan manusia. Pada mulanya, teknologi tercipta berdasarkan niat dan tujuan dari si
pencipta teknologi tersebut.Bila sebuah teknologi dapat diciptakan dengan tujuan yang
baik, maka tidak akan menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan sekitar.
Sehingga teknologi tersebut dapat bermanfaat bagi para penggunanya. Dalam
penggunaan berbagai macam teknologi yang ada, harus mampu dalam
menganalisis  dampak positif dan dampak negatif yang ditimbulkan dari teknologi
tersebut. Pengembangan IPTEK yang lepas dari keimanan dan ketakwaan tidak akan
bernilai ibadah serta tidak akan menghasilkan manfaat bagi umat manusia dan alam
lingkungannya.
3) Seni adalah hasil ungkapan akal dan budi manusia dengan segala prosesnya serta
merupakan ekspresi jiwa seseorang. Hasil ekspresi jiwa tersebut berkembang menjadi
bagian dari budaya manusia. Seni identik dengan keindahan, keindahan yang hakiki
identik dengan kebenaran. Seni yang lepas dari nilai-nilai ketuhanan tidak akan abadi
karena ukurannya adalah hawa nafsu bukan akal dan budi.
4) Dalam pandangan Islam, antara iman, ilmu pengetahuan, teknologi dan seni terdapat
hubungan yang harmonis dan dinamis yang terintegrasi dalam suatu sistem yang
disebut Dienul Islam yang mengandung tiga unsur pokok yaitu aqidah, syari’ah dan
akhlak, dengan kata lain iman, ilmu dan amal shaleh atau ikhsan.
5) Bagi orang-orang yang berilmu, Allah menjanjikan akan mengangkat derajat orang-
orang yang beriman dan berilmu. Derajat yang diberikan Allah berupa kemuliaan
pangkat, kedudukan, jabatan, harta dan kelapangan hidup. Jika manusia ingin
mendapatkan derajat yang tinggi dari Allah, manusia harus berupaya semaksimal
mungkin meningkatkan kualitas keimanan dan keilmuannya dengan keikhlasan dan
hanya untuk mencari ridha Allah semata.

8
6) Fungsi utama manusia yaitu, abdun: ketaatan, ketundukan dan kepatuhan kepada
kebenaran dan keadilan, dan khalifah: tanggungjawab terhadap diri sendiri dan alam
lingkungannya, baik lingkungan sosial maupun lingkungan alam. Allah memberikan
petunjuk berupa agama sebagai alat bagi manusia untuk mengarahkan potensinya
kepada keimanan dan ketakwaan bukan pada kejahatan yang selalu didorong oleh nafsu
amarah. Manusia mendapat amanah dari Allah untuk memelihara alam, agar terjaga
kelestariannya dan keseimbangannya untuk kepentingan umat manusia.
3.1       Saran
1) Dalam penggunaan teknologi dalam bentuk apapun, lebih baik untuk mampu memilah
nilai positif dan negatif yang diberikan dari teknologi tersebut.
2) Dalam penggunaan teknologi, mampu mengendalikan diri sehingga tidak
menimbulkan kerusakan bagi lingkungan sekitar, atau dengan kata lain, lingkungan di
mana populasi-populasi berada.
3) Sebagai manusia yang memiliki dasar keimanan terhadap Allah SWT, diharapkan
mampu memanfaatkan teknologi sesuai dengan koridor-koridor Islam, sehingga tidak
menjadi suatu yang mudharat.
4) Dalam suatu penciptaan sebuah teknologi, lebih baik tidak ada sesuatu yang
disembunyikan dalam segala sesuatu tentang teknologi tersebut. Baik dari segi proses
penciptaannya, tujuan penciptaannya, dan lain sebagainya.

9
DAFTAR PUSTAKA

http://www.docstoc.com/docs/25951740/IPTEKSENI-DALAM-ISLAM

https://irfanwineers.wordpress.com/2011/11/23/integrasi-imanilmuteknologi-dan-seni/

https://www.scribd.com/doc/193281786/Keutamaan-Orang-yang-Berilmu-docx

10

Anda mungkin juga menyukai