Anda di halaman 1dari 15

TUGAS KELIPING IPS

NAMA : KURNIA DWI IBRAHIM

NOMER : 17

KLS : 8H

Keliping Prulatitas Inonesia

Kata plural artinya majemuk /jamak, sedangkan pluralitas berate kemajemukan . Sehingga
pluralitas masyarakat indonesia berarti kemajemukan atu kebhinekaan masyarakat Indonesia. Karena
semakin banyak perbedaan semakin indah
1.Perbedaan Agama
Berbedanya keyakinan dan cara pandang terhadap tuhannya, namun setiap agama harus ada tolrransi
dan menghargai

a. Agama islam

Agama islam mengimani 1 tuhan ya itu allah. Dengan lebih satu seperempat miliar
orangpengikut di seluruh dunia, menjadikan islam sebagai agama terbesar ke 2 didunia setelah
agama Kristen. Islam memiliki arti”penyerahan”
Islam dapat juga disebut dengan iman, millah, dan syariah dalam pengertiannya sebagai
aturan yang diturunkan oleh Allah melalui para utusan yang mencakup kepercayaan, keyakinan,
adab, akhlak, perintah, dan larangan.[9] Agama Islam berdasarkan kewajiban untuk berserah diri dan
menunaikan ajarannya disebut islam; jika dilihat berdasarkan kepercayaan terhadap Allah dan yang
Dia turunkan, maka disebut iman; karena Islam itu diktatif dan terdokumentasikan, maka disebut
millah; dan karena sumber hukumnya adalah Allah, maka disebut syariah. [9]

b. Agama Kristen
Agama Kristen adalah suatu kepercayaan yang berdasar pada nasihat, hidup, sengsara,
wafat dan kebangkitan Yesus Kristus. Agama ini meyakini Yesus Kristus adalah Tuhan dan
Mesias, juru selamat bagi seluruh umat manusia, yang menebus manusia dari dosa. Mereka
beribadah di gereja dan Kitab Suci mereka adalah Alkitab."Protestan" merujuk kepada "surat
protes" yang disampaikan oleh para pembesar yang mendukung protes dari Martin Luther melawan
keputusan Diet Speyer pada tahun 1529, yang menguatkan keputusan (maklumat) Diet Worms yang
mengecam ajaran Martin Luther sebagai ajaran sesat (heretik).[3]Pada kenyataannya,
gerakan Reformasi Protestan yang dilakukan oleh Martin Luther bukanlah yang pertama kali terjadi
di kalangan Gereja Katolik, sebab sebelumnya sudah ada gerakan-gerakan serupa seperti yang
terjadi di Prancis yang dipimpin oleh Peter Waldo (dan kini para pengikutnya tergabung dalam
Gereja Waldensis) pada pertengahan abad ke-12, dan di Bohemia (kini termasuk Ceko) di bawah
pimpinan Jan Hus atau Yohanes Hus (1369-1415). Gereja Waldensis banyak terdapat di Italia dan
negara-negara yang mempunyai banyak imigran dari Italia, seperti Uruguay. Sementara para
pengikut Yohanes Hus di Bohemia kemudian bergabung dengan Gereja Calvinis.

c. Agama Katolik
Kata katolik berasal dari kata yunani yang artinya universal. Dalam konteks eklesilogi Kristen,
kata katolik memiliki sejarah yang kaya sekaligus bermakna. Makna ini yang umum di pahami di
banyak Negara bagi umat protestan atau yang sering di terjemahkan menjadi gereja am
Keyakinan-keyakinan yang menjadi ciri khas kekatolikan, yakni keyakinan-keyakinan anutan
sebagian besar umat Kristen yang menyebut diri "Katolik", mencakup episkopalisme, yakni
memuliakan para uskup selaku rohaniwan tertinggi dalam agama Kristen,[9] dan
penerimaan syahadat Nikea tahun 381. Kekatolikan juga dianggap sebagai salah satu dari keempat
ciri Gereja,[10] sebagaimana tercantum dalam salah satu butir syahadat Nikea yang berbunyi "aku
percaya akan Gereja yang satu, kudus, katolik, dan apostolik."

d. Agama Hindu
Agama hindu merupakan agama dominan di asia selatan terutama india dan Nepal
yang mengandung aneka ragam tradisi. Agama hindu cenderung seperti himpuan
berbagai pandang filsofis atau inteluktal, dari pada seperangkat keyakinan yang baku dan
seragam
Agama Hindu diklaim sebagian orang sebagai "agama tertua" di dunia yang masih
bertahan hingga kini, dan umat Hindu menyebut agamanya sendiri sebagai Sanātana-
dharma (Dewanagari: artinya "darma abadi" atau "jalan abadi" yang melampaui asal
mula manusia.[12] Agama ini menyediakan kewajiban "kekal" untuk diikuti oleh seluruh
umatnya—tanpa memandang strata, kasta, atau sekte—seperti kejujuran, kesucian, dan
pengendalian diri.

e. Agama Hindu

Agama Buddha atau Buddhism adalah sebuah agama


berpaham nonteisme atau filsafat yang berasal dari bagian timur anak benua India dan
berlandaskan kepada ajaran Siddhartha Gautama. Penyebaran agama Buddha
di India dimulai sejak abad ke-6 sebelum Masehi hingga abad ke-4 sebelum Masehi.
[3]
 Agama Buddha adalah agama terbesar keempat di dunia[4][5] dengan lebih dari 520 juta
pengikut, atau lebih 7% populasi dunia, yang dikenal sebagai Buddhis.[web 1][6] Agama
Buddha juga meliputi beragam ilmu, nilai tradisi, filosofi, keyakinan dan
kepercayaan, meditasi, dan praktik spiritual yang sebagian besar berdasarkan
pada ajaran-ajaran awal yang dikaitkan dengan Buddha dan menghasilkan filsafat yang
ditafsirkan. Agama Buddha lahir di India kuno sebagai suatu tradisi Sramana sekitar
antara abad ke-6 dan 4 SM, menyebar ke sebagian besar Asia. Buddha dikenal oleh para
umat Buddha sebagai seorang sang maha guru agung yang telah sadar atau tercerahkan
yang membagikan wawasan-Nya untuk membantu makhluk
hidup mengakhiri penderitaan mereka dengan melenyapkan
ketidaktahuan/kebodohan/kegelapan batin (moha), keserakahan (lobha), dan
kebencian/kemarahan (dosa). Berakhirnya atau padamnya moha, lobha, dan dosa disebut
dengan Nibbana.[7] Untuk mencapai Nibbana seseorang melakukan perbuatan benar, tidak
melakukan perbuatan salah, mempraktikkan meditasi untuk menjaga pikiran agar selalu
pada kondisi yang baik atau murni dan mampu memahami fenomena batin dan jasmani.

f. Agama Konghucu

Agama Konghucu adalah sebuah agama yang diakui di Indonesia bersama dengan 5


agama lain. Konghucu sebagai agama muncul sebagai akibat dari keadaan politik
di Indonesia. Agama Konghucu lazim dikaburkan makna dan hakikatnya
dengan Konfusianisme sebagai filsafat. Ajaran Konfusianisme atau Kong Hu
Cu (juga: Kong Fu Tze atau Konfusius) dalam bahasa Tionghoa, istilah aslinya
adalah Rujiao (儒教) yang berarti agama dari orang-orang yang lembut hati, terpelajar
dan berbudi luhur. Khonghucu memang bukanlah pencipta agama ini melainkan dia
hanya menyempurnakan agama yang sudah ada jauh sebelum kelahirannya seperti apa
yang dia sabdakan: "Aku bukanlah pencipta melainkan Aku suka akan ajaran-ajaran kuno
tersebut". Meskipun orang kadang mengira bahwa Khonghucu adalah merupakan suatu
pengajaran filsafat untuk meningkatkan moral dan menjaga etika manusia. Sebenarnya
kalau orang mau memahami secara benar dan utuh tentang Ru Jiao atau Agama
Khonghucu, maka orang akan tahu bahwa dalam agama Khonghucu (Ru Jiao) juga
terdapat Ritual yang harus dilakukan oleh para penganutnya. Agama Khonghucu juga
mengajarkan tentang bagaimana hubungan antar sesama manusia atau disebut "Ren Dao"
dan bagaimana kita melakukan hubungan dengan Sang Khalik/Pencipta alam semesta
(Tian Dao) yang disebut dengan istilah "Tian" atau "Shang Di".Ajaran falsafah ini
diasaskan oleh Kong Hu Cu yang dilahirkan pada tahun 551 SM Chiang Tsai yang saat
itu berusia 17 tahun. Seorang yang bijak sejak masih kecil dan terkenal dengan
penyebaran ilmu-ilmu baru ketika berumur 32 tahun, Kong Hu Cu banyak menulis buku-
buku moral, sejarah, kesusasteraan dan falsafah yang banyak diikuti oleh penganut ajaran
ini. Ia meninggal dunia pada tahun 479 SM.

2. Perbedaan Budaya

Pengertian perbedaan kebudayaan adalah perbedaan yang timbul dari suatu tradisi
yang telah dilakukan secara turun temurun sehingga dapat menjadi ciri khas dari
suatu daerah atau negara
Pembahasan
Sosiologi merupakan suatu ilmu pengetahuan yang memiliki objek kajian berupa
masyarakat dan memiliki fokus pembahasan berupa kehidupan sosial dan gejala -
gejala sosial yang terjadi disekitar lingkungan masyarakat
3. Perbedaan Suku Bangsa

Suku bangsa adalah kelompok manusia yang terikat oleh kesadaran dan jadi diri
mereka akan kesatuan kebudayaan mereka sehingga kesatuan budaya tidak di tentukan
oleh orang luar melainkan oleh warga kebudayaan yang besangkutan
a. Suku Jawa
Suku Jawa (Bahasa Jawa: Ngoko: ꦮꦺꦴꦁꦗꦮ (Wong Jawa), Krama:
ꦠꦶꦪꦁꦗꦮꦶ (Tiyang Jawi))[5] merupakan suku bangsa terbesar di Indonesia yang
berasal dari Jawa Tengah, Jawa Timur, Daerah Istimewa Yogyakarta, Kabupaten
Indramayu, Kabupaten/Kota Cirebon (Jawa Barat) dan Kabupaten/Kota Serang–
Cilegon (Banten). Pada tahun 2010, setidaknya 40,22% penduduk Indonesia
merupakan etnis Jawa.[6] Selain itu, suku Jawa ada pula yang berada di
negara Kaledonia Baru, Oseania dan Suriname, Amerika Selatan karena pada
masa kolonial Belanda suku ini dibawa ke sana sebagai pekerja. Saat ini suku Jawa
di Suriname menjadi salah satu suku terbesar di sana dan dikenal sebagai Jawa
Suriname. Ada juga sejumlah besar suku Jawa di sebagian besar provinsi di
Indonesia, Malaysia, Singapura, Arab Saudi, dan Belanda.
Mayoritas orang Jawa adalah umat Islam, dengan beberapa minoritas yaitu Kristen,
Kejawen, Hindu, Buddha, dan Khonghucu. Meskipun demikian, peradaban orang
Jawa telah dipengaruhi oleh lebih dari seribu tahun interaksi antara
budaya Kejawen dan Hindu-Buddha, dan pengaruh ini masih terlihat dalam
sejarah, budaya, tradisi, dan bentuk kesenian Jawa. Dengan populasi global yang
cukup besar, suku Jawa ialah kelompok etnis terbesar keempat di antara umat
Islam di seluruh dunia, setelah bangsa Arab,[7] suku Bengali,[8] dan suku Punjab.[9]

1. Tingkeban
Upacara adat tingkeban merupakan kan ritual yang dilakukan oleh seorang
perempuan yang hamil dengan kandungan usia 7 bulan. Dalam upacara mitoni
acara ini meliputi siraman air bunga serta doa agar kandungan selamat sampai
Hari-H persalinan.
2. Tedak siten
Merupakan upacara adat dimana bayi yang mulai belajar jalan dimasukkan ke
dalam sangkar ayam. Upacara turun-temurun ini dilakukan dengan tujuan sebagai
rasa syukur orang tua atas kesehatan anaknya yang sudah bisa menapaki alam
sekitar.
3. Pernikahan adat Jawa
Pernikahan adat Jawa terkenal dengan tradisi dan budayanya yang unik. Hal ini
karena banyak tahapan dan proses yang harus dilalui seperti siraman, Midodareni,
serah-serahan, upacara ngetik, Balangan suruh, nyantri, ritual kacar-kucur, temu
penganten, ritual dhahar klimah, upacara sungkeman, dan lain-lain.
ADVERTISEMENT
4. Slametan
Slametan biasanya dilakukan oleh masyarakat Jawa untuk mendoakan para leluhur
agar diberikan ketentraman. Upacara ini merupakan hasil akulturasi dari Jawa dan
Islam.
5. Larung Sesaji
Tradisi Larung sesaji biasanya dilakukan oleh masyarakat yang hidup di pesisir
pantai. Tradisi ini dilakukan sebagai bentuk rasa syukur atas hasil tangkapan ikan
serta keselamatan dalam berusaha.
Biasanya dalam tradisi ini masyarakat menyembelih hewan yang dilarungkan
setiap tanggal 1 Muharam.
6. Kebo-keboan
Tradisi kebo-keboan biasanya dilakukan masyarakat Jawa untuk menolak segala
bala dan musibah pada hasil panen mereka. Dalam tradisi ini ini 30 orang
didandani menyerupai kerbau dan diarak keliling kampung. Saat berkeliling,
mereka juga berjalan layaknya kerbau yang sedang membajak sawah.
b. Suku Bali

Suku Bali (bahasa Bali: Anak Bali, Wong Bali, atau Krama Bali) adalah suku


bangsa mayoritas di pulau Bali, yang menggunakan bahasa Bali dan mengikuti budaya
Bali. Menurut hasil Sensus Penduduk Indonesia 2010, ada kurang lebih 3,9 juta orang
Bali di Indonesia.[1] Sekitar 3,3 juta orang Bali tinggal di Provinsi Bali dan sisanya
terdapat di Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Tengah, Lampung, Bengkulu dan daerah
penempatan transmigrasi asal Bali lainnya.[2]
1. Ngaben
Ngaben merupakan adat istiadat Bali yang biasa dilakukan ketika salah satu
anggota keluarganya meninggal dunia. Upacara ini dilakukan dengan membakar
mayat atau kremasi jenazah.

Makna dari ngaben adalah mengembalikkan roh yang telah meninggal dunia ke
tempat asalnya, sebagai tanda keikhlasan dari keluarga yang ditinggalkan.

2. Omed-omedan
Adat istiadat suku Bali yang lain adalah Omed-omedan. Tradisi ini hanya boleh
dilakukan wanita dan pria yang masih single atau tidak memiliki pasangan.
Pasalnya, antara pasangan muda-mudi akan saling tarik menarik dan berciuman.
Tradisi ini dilakukan setelah hari raya Nyepi sebagai bentuk suka cita di Banjar
Kaja, Desa Sesetan, Denpasar.

3. Melasti
Sebelum pelaksanaan hari raya Nyepi, umat Hindu di Bali biasa melaksanakan
upacara Melasti. Upacara ini dilakukan dengan mendatangi beberapa sumber
mata air, seperti pantai dan bermakna untuk menyucikan diri.

4. Mepandes
Upacara adat ini juga dikenal dengan nama Potong Gigi. Biasanya, yang
melaksanakan upacara ini adalah anak-anak yang dianggap telah beranjak
dewasa.

Adapun, gigi taring bagian atas sang anak akan dikikis. Hal itu dilakukan untuk
menghilangkan sifat buruk yang ada di dalam diri manusia.

5. Ngerupuk
Selain Melasti, Ngerupuk juga merupakan rangkaian dari upacara Nyepi.
Upacara ini dilakukan untuk mengusir Bhuta Kala kejahatan dari kehidupan
manusia dan mengganggu Nyepi.
Upacara ini juga biasa dilakukan bersamaan dengan pawai ogoh-ogoh.

6. Galungan & Kuningan


Galungan adalah upacara dan adat istiadat Bali yang dilakukan guna
memperingati terciptanya alam semesta. Upacara ini dilakukan dengan
melakukan persembahyangan di rumah masing-masing hingga ke Pura sekitar.

Sedangkan, Kuningan biasanya berdekatan dengan hari raya Galungan. Hari


raya ini dilakukan dengan menyiapkan persembahan berwarna kuning

7. Otonan
Otonan juga dianggap sebagai upacara ulang tahun di Bali. Upacara ini
dilakukan setiap enam bulan sekali sebagai bentuk syukur kepada sang
Pencipta.
8. Piodalan
Upacara ini dilakukan sebagai bentuk kewajiban membayar hutang kepada sang
Pencipta. Sebab, piodalan diartikan sebagai perayaan hari jadi tempat suci.

9. Saraswati
Setiap enam bulan sekali, umat Hindu di Bali selalu melaksanakan hari raya
Saraswati. Perayaan ini diartikan sebagai hari turunnya atau terciptanya ilmu
pengetahuan.

10. Tumpek Landep


Tumpek Landep dilaksanakan setiap 210 hari sekali. Orang Hindu Bali percaya
bahwa hari tersebut merupakan pertemuan weweran Panca Wara dan Sapta
Wara.

Upacara ini dilakukan dengan mengupacarai benda-benda yang membantu


aktivitas hidup manusia saat ini, seperti motor, mobil, mesin, hingga computer

11. Nyepi
Upacara dan adat istiadat Bali yang terakhir adalah Nyepi. Perayaan ini dilakukan
selama satu hari lamanya dengan menahan hawa nafsu dan berdiam diri di rumah.

c. Suku Dayak
Suku Dayak[4][5][6][7][8][9][10] ( /ˈdaɪ.ək/ (  simak); ejaan lama: Dajak atau Dyak)[11][12][13][14] adalah suku
bangsa atau kelompok etnik yang mendiami pedalaman pulau Kalimantan. Kata "daya" serumpun
dengan misalnya kata "raya" dalam nama "Toraya" yang berarti "orang (di) atas, orang hulu".
Berdasarkan bukti-bukti arkeologis yang ditemukan di Gua Niah (Sarawak) dan Gua
Babi (Kalimantan Selatan), penghuni pertama Kalimantan memiliki ciri-ciri Austro-Melanesia, dengan
proporsi tulang kerangka yang lebih besar dibandingkan dengan penghuni Kalimantan masa kini
yang mendiami Pulau Kalimantan (Brunei, Malaysia yang terdiri dari Sabah dan Sarawak,
serta Indonesia yang terdiri dari Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan
Tengah, Kalimantan Utara, dan Kalimantan Selatan). Ada 3 suku pokok atau 5 suku asli Kalimantan
yaitu Melayu, Dayak, Banjar, Kutai, dan Tidung[15]

1. Tradisi Kuping Panjang


indonesiakaya.com

Suku Dayak memiliki sebuah tradisi yang dapat dikatakan cukup unik, yaitu
memanjangkan telinga mereka. Bagi para perempuan dayak di Kalimantan
Timur, semakin panjang kupingnya, maka dirinya akan semakin cantik. Selain
itu, ada juga yang menyebutkan tradisi ini digunakan untuk menunjukkan
status bangsawan atau melatih kesabaran.

2. Tato Dayak
Bagi masyarakat Suku Dayak, tato merupakan simbol dari berbagai hal
seperti kekuatan, hubungan dengan tuhan, perjalanan kehidupan, dan masih
banyak lagi. Tak heran jika masyarakat Suku Dayak memiliki tradisi untuk
melukiskan tato di tubuh mereka. Tradisi ini tak hanya dilakukan oleh kaum
laki-laki saja, melainkan juga oleh kaum perempuan.

3. Tradisi Ngayau
Tradisi ini dapat dikatakan cukup ekstrem. Hal ini dikarenakan tradisi ini
merupakan tradisi berburu kepala musuh. Tak semua suku Dayak
melaksanakan tradisi ini karena Ngayau dilakukan oleh Suku Dayak
Ngaju, Iban, dan Kenyah.

4. Tiwah
Tradisi Tiwah merupakan upacara pemakaman yang dilakukan oleh
masyarakat Suku Dayak Ngaju yang mana para kerabat yang meninggal
akan dibakar tulang-belulangnya. Menurut kepercayaan Kaharingan
yang merupakan kepercayaan masyarakat pada zaman dahulu, tradisi ini
dapat mengantarkan arwah orang yang meninggal tersebut menuju
dunia akhirat yang biasa disebut Lewu Tatau. 

5. Manajah Antang
Manajah Antang merupakan sebuah ritual untuk mencari keberadaan
musuh pada saat berperang. Menurut cerita masyarakat, ritual ini akan
memanggil roh para leluhur melalui burung Antang yang mana dapat
memberitahukan lokasi atau tempat para musuh berada. Selain untuk
berperang, tradisi ini juga dapat membantu untuk mencari petunjuk lain.

Anda mungkin juga menyukai