Anda di halaman 1dari 2

Etnografi Kesehatan

Kelompok 2

Identifikasi Kasus Pada Masyarakat Pedesaan

Studi Kasus

Sagu, Pisang dan Sikobo (Talas) dan olahan makanan local subbet Merupakan bahan
makanan pokok bagi masyarakat suku Mentawai dan masih di lestarikan sebagai budaya makan
ataupun kebiasaan makan bagi masyarat yang tingga di pedesaan maupun masyrakat adat,
rendahnya akses pangan dan juga pengentahuan masyarakat tentang pola makan yang seimbang
menyebabkan tinggi ya prevalensi status gizi buruk dan kurang khusuya bagi balita karena pola
makan yang kurang tepat, sagu dan sikobo merupakan bahan makanan sumber karbohitrat yang
di berikan sebagai menu makanan harian, sedangkan sumber protein, vit dan mineral tidak
tercukupi karena asupan yang rendah dan ini menjadi salah satu penyebab tinggi ya masalah gizi
pada balita.

Penyelesaian

Pada kasus di atas banyak hal yang perlu kita pertimbangkan sebelum menarik kesimpulan untuk
pemecahan masalah
1. Konsumsi subbet, pisang, sagu, sikobo merupakan budaya masyarakat Mentawai yang
sudah lama bahkan sebelum adanya anjuran isi piringku atau tumpeng gizi sebagai acuan
pola makan yang seimbang
2. Masyarakat di desa maupaun masyarakat adat menjaga/ melestarikan budaya mereka
3. Masyarakat punya hak untuk menjaga budaya mereka

Masalah yang di timbulkan


1. Prevalensi gizi buruk, dan gizi kurang, stunting akan meningkat karena rendahya
pengetahuan dan budaya makan yang kurang tepat

Pada saat di lakukan edukasi di tingkat masyarakat tentang pola makan yang seimbang,
bagaimana padu padan makanan yang baik, daya terima masyarakat rendah karena mereka
berfikir cara makan/ kebiasaan makan mereka salah , yang dimana ini bukan suatu kesalahan
hanya saja kurang tepat, sementara itu sudah menjadi kebiasaan yang sangat lama sehingga sulit
untuk adanya perubahan, dan ini merupakan hal yang sangat wajar karena rendah ya akses
pangan di jaman dulu dan juga tingkat pengetahuan yang rendah.

Sehingga pada saat membuat putusan para pemangku kebijakan perlu memperhatikan Sosio
dan antropoli masyarakatnya, dengan begitu kita bisa menetukan prongram atau kebijakan apa
yang harus di lakukan, karena jika kita terlalu berfokus pada perubahan perilaku pada masyarak
itu tidak bisa, memang pada dasarnya tujuan kita baik supaya masyarakat paham apaitu menu
seimbang bangaimana makanan itu di katakana seimbang, tetapi masyarakat belum tentu bisa
menerima.
Menurut pendapat kami hal pertama yang harus di lakukan adalah memperhatikan sosio dan
antropologi masyakat sehingga kita bisa melihat determinan yang lainya, denga begitu kita bisa
lakukan pendekatan ekologi pada masyarakat untuk merubah cara pandang mereka terhdapat
makana tersebtu tanpa harus menyalahkan ataupun merubah perilaku makan mereka yang
dimana itu adalah budaya masyarakat sendiri,
Sementara pada prongram lainya perlunya pemenuhan bahan pangan/ akses pangan seperti
sumber protein maupun sayur dan buah, sehingga masyakarat nantinya tidak terkendala dalam
pemenuhan kebutuhan di tingakt rumah tangga.

Anda mungkin juga menyukai