Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
“ANTROPOMETRI”
Disusun Oleh :
UNIVERSITAS TADULAKO
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penilaian status gizi pada dasarnya merupakan proses pemeriksaan keadaan
gizi seseorang dengan cara mengumpulkan data penting, baik yang bersifat
objektif maupun subjektif, untuk kemudian dibandingkan dengan baku yang telah
tersedia. Penilaian status gizi, dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung.
Penilaian secara langsung meliputi antropometri, biokimia, klinis dan biofisik.
Sedangkan penilaian secara tidak langsung meliputi survei konsumsi makanan,
statistik vital, dan faktor ekologi. Setiap penilaian status gizi tersebut memiliki
kelemahan dan kelebihan (Fitri, 2017)
Salah satu cara untuk menilai status gizi adalah dengan menggunakan
antropometri. Antropometri adalah ilmu yang mempelajari berbagai ukuran tubuh
manusia. Ukuran yang sering digunakan adalah berat badan dan tinggi badan.
Selain itu juga ukuran tubuh lainnya seperti lingkar lengan atas, lapisan lemak
bawah kulit, tinggi lutut, lingkar perut, dan lingkar pinggul (Supriasa, 2001)
Pada metode antropometri di kenal Indeks Antropometri. Indeks
antropometri adalah kombinasi antara beberapa parameter, yang merupakan dasar
dari penilaian status gizi. Beberapa indeks telah diperkenalkan seperti tinggi
badan dibagi umur (TB/U), berat badan dibagi umur (BB/U) dan Indeks Massa
Tubuh menurut Umur (IMT/U). Kelebihan indeks TB/U antara lain sensitivitas
dan spesivisitasnya termasuk tinggi untuk menilai status gizi masa lampau.
Kombinasi antara berat badan (BB) dan umur (U) membentuk indikator BB
menurut U yang disimbolkan dengan BB/U, yang digunakan untuk melakukan
penilaian dengan melihat perubahan berat badan pada saat pengukuran dilakukan,
yang dalam penggunaannya memberikan gambaran keadaan gizi masa
sekarang.Kombinasi antara Indeks Massa Tubuh (IMT) dan Umur (U)
membentuk indikator IMT menurut U yang disimbolkan dengan IMT/U, dalam
pengukuran ini menggunakan parameter BB yang memiliki hubungan linear
dengan TB. Dalam keadaan normal perkembangan BB searah dengan
pertumbuhan TB dengan kecepatan tertentu yang dilihat berdasarkan umurnya
dan dapat menilai kondisi gizi berdasarkan postur tubuhnya menurut umur
(Supriasa, 2001)
B. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum Antropometri yaitu:
1. Mahasiswa mampu memahami cara Mengukur Berat Badan
2. Mahasiswa mampu memahami cara Pengukuran Tinggi Badan
3. Mahasiswa mampu memahami cara Pengukuran Tinggi Lutut
4. Mahasiswa mampu memahami cara pengukuran Lingkar Pinggang (Lpi)
5. Mahasiswa mampu memahami cara pengukuran Lingkar Panggul (Lpa)
6. Mahasiswa mampu memahami cara pengukuran Lingkar Perut
7. Mahasiswa mampu memahami cara pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA)
8. Mahasiswa mampu memahami cara pengukuran Tebal Lipatan Kulit (TLK)
9. Mahasiswa mampu memahami cara pengukuran TLK pada Tricep
10. Mahasiswa mampu memahami cara pengukuran TLK pada Subscapular
C. Manfaat
Adapun manfaat dari praktikum antropometri yaitu agar mahasiswa dapat
mengetahui alat ukur dan cara mengukur BB, TB, TL, Lingkar Pinggang, Lingkar
Panggul, Lingkar Perut, LILA, TLK, TLK Tricep, dan TLK Subscapular untuk
mengetahui penentuan gizi seseorang atau individu dengan menggunakan
pengukuran antropometri.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. ANTROPOMETRI
Antropometri berasal dari kata anthropos dan metros. Anthropos artinya
tubuh dan metros artinya ukuran. Jadi antropometri adalah ukuran dari tubuh.
Antropometri merupakan metode penilaian status gizi yang paling sering
digunakan termasuk pada balita. Keunggulan metode antropometri adalah
prosedurnya sederhana, relatif tidak membutuhkan tenaga ahli, alatnya murah dan
mudah didapat, metodenya tepat dan akurat, dapat mendeteksi keadaan gizi masa
lalu, dapat mengevaluasi status gizi periode tertentu dan dapat digunakan untuk
screening (Fitri, 2017)
Antropometri secara umum digunakan untuk melihat ketidakseimbangan
asupan protein dan energi. Antropometri sebagai indikator status gizi dapat
dilakukan dengan mengukur beberapa parameter. Parameter adalah ukuran tunggal
dari tubuh manusia. Parameter antropometri merupakan dasar dari penilaian status
gizi. Kombinasi antara beberapa parameter disebut Indeks Antropometri. Pada
umumnya indeks antropometri yang digunakan yaitu berat badan menurut umur
(BB/U), tinggi badan menurut umur (TB/U) dan berat badan menurut tinggi badan
(BB/TB) (Fitri, 2017)
Menurut (Nurrizky & Nurhayati, 2003) adapun keunggulan dari
pengukuran antropometri yaitu:
a. Prosedurnya sederhana, aman dan dan dapat dilakukan dalam jumlah sampel
yang besar.
b. Relatif tidak membutuhkan tenaga ahli, tetapi cukup dilakukan oleh tenaga
yamg sudah dilatih dalam waktu singkat dapat melakukan pengukuran
antropometri. Kader gizi (posyandu) tidak perlu seorang ahli, tetapi dengan
pelatihan singkat ia dapat melaksankan kegiatannya secara rutin.
c. Alatnya murah, mudah dibawa, tahan lama, dapat dipesan dan dibuat di daerah
setempat. Memang ada alat antropometri yang mahal dan harus diimpor dari
luar negeri, tetapi penggunaan alat itu hanya tertentu saja seperti Skin Fold
Caliper untuk mengukur lemak dibawah kulit.
d. Metode ini tepat dan akurat, karena dapat dibakukan.
e. Dapat mendeteksi atau menggambarkan riwayat gizi di masa lampau.
f. Umumnya dapat mengidentifikasi status gizi sedang, kurang, dan gizi buruk,
karena sudah ada ambang batas yang jelas.
g. Metode antropometri dapat mengevaluasi perubahan status gizi pada periode
tertentu, atau dari satu generasi ke generasi berikutnya.
h. Metode antropometri gizi dapat digunakan untuk penapisan kelompok yang
rawan terhadap gizi
Sedangkan kelemahan dari antropo,etri menurut (Nurrizky & Nurhayati,
2003) yaitu :
a. Tidak sensitif, metode ini tidak dapat mendeteksi status gizi dalam waktu
singkat. Di samping itu tidak dapat membedakan kekurangan zat gizi tertentu
seperti zink dan Fe.
b. Faktor diluar gizi (penyakit, genetik, dan penurunan penggunaan energi) dapat
menurunkan spesifikasi dan sensitivitas pengukuran antropometri.
c. Kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran dapat mempengaruhi presisi,
akurasi, dan validitas pengukuran antropometri gizi.
d. Kesalahan ini terjadi karena, pengukuran, perubahan hasil pengukuran baik
fisik maupun komposisi jaringan, serta analisis dan asumsi yang keliru.
e. Sumber kesalahan biasanya berhubungan dengan latihan petugas yang tidak
cukup, kesalahan alat atau alat tidak ditera, dan kesulitan pengukuran.
B. IMT (Indeks Masa Tubuh)
IMT atau indeks masa tubuh adalah hasil perhitungan dari perbandingan
BB (Berat Badan) dan TB (Tinggi Badan) melalui rumus BB/TB2 (kg/m2 ).
Berdasarkan nilai kisarannya, IMT terbagi menjadi 3 kategori, yaitu : underweight
(IMT≤18,4), normal (IMT=18,5–25), dan overweight (IMT≥25,1).7 Usia
menarche yang semakin dini telah dikaitkan dengan peningkatan IMT selama
bertahun-tahun. Usia menarche yang lebih dini juga dialami oleh wanita dengan
IMT berlebih (overweight) dibandingkan dengan yang normal atau kurus
(underweight).6 Tidak ditemukannya penurunan usia menarche pada anak dengan
perawakan kurus (underweight) juga mendukung bukti IMT sebagai faktor terkuat
penyebab penurunan usia menarche (Nurul, Putra, & Amir, 2016)
C. Prediksi Tinggi Badan
Mengukur Tinggi Lutut instrumen portabel pengukuran perangkat tinggi
lutut (KHMD), juga dirancang untuk mengukur pertumbuhan jangka pendek dari
kaki bagian bawah. Perangkat ini lebih murah dan lebih mudah digunakan
daripada knemometer tersebut. Sekali lagi, pengukuran yang diambil pada saat
anak duduk. Kursi yang digunakan dengan perangkat ini harus memiliki
ketinggian kursi 33 cm dan panjang 26 cm kursi. Tinggi lutut sangat berkorelasi
dengan tinggi dan dapat digunakan untuk memperkirakan tinggi badan pada orang
dengan kelengkungan tulang belakang yang parah atau yang tidak mampu untuk
berdiri. Tinggi lutut diukur dengan kaliper yang terdiri dari tongkat pengukur
disesuaikan dengan pisau melekat pada masing-masing dan pada sudut 90oC.
Perkiraan parameter farmakokinetik dan evaluasi status gizi bergantung
pada pengukuran yang akurat tidak, hanya berat badan tetapi juga tinggi badan.
Namun, sejumlah penyakit dapat menyebabkan kesulitan dalam pengukuran
tinggi badan secara akurat. Oleh karena itu, berbagai rumus berdasarkan tulang
yang tidak berubah panjang telah dikembangkan. Metode-metode termasuk tinggi
lutut, panjang lengan dan setengah rentang tangan.
Tinggi lutut diukur dari bawah maleolus lateral fibula ke tumit. Langkah
ini digunakan untuk individu yang 60 tahun atau tidak dapat berdiri atau
memiliki kelainan bentuk tulang belakang.
Rumus nya yaitu :
- Female: Height in cm = 84.88- 0.24 x age) + (1.83 x knee height) – x 1,2
- Male : Heigt in cm = 64.19 – (0.04 x age) + (2.02 x knee height).
A. Kesimpulan
Penilaian status gizi, dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung.
Penilaian secara langsung meliputi antropometri, biokimia, klinis dan biofisik.
Sedangkan penilaian secara tidak langsung meliputi survei konsumsi makanan,
statistik vital, dan faktor ekologi. Salah satu cara untuk menilai status gizi adalah
dengan menggunakan antropometri. Antropometri adalah ilmu yang mempelajari
berbagai ukuran tubuh manusia. Ukuran yang sering digunakan adalah berat badan
dan tinggi badan. Selain itu juga ukuran tubuh lainnya seperti lingkar lengan atas,
lapisan lemak bawah kulit, tinggi lutut, lingkar perut, dan lingkar pinggul.
B. Saran
Adapun saran pada praktikum antropometri yaitu sebaiknya penyediaan alat
dan bahan praktikum yang lebih banyak lagi dan semoga pembelajaran dan
aplikasi langsung terkait pengukuran antropometri dpat membantu mahasiswa
untuk mengenal lebih dalam terkait antropometri.
DAFTAR PUSTAKA