Di susun oleh
Nim : 21117107
MUHAMMADIYAH PALEMBANG
C. Metode-metode penugasaan
1. Metode Kasus: Menurut Sitorus (2006), pada metode ini satu perawat akan
memberikan asuhan keperawatan kepada seorang klien secara total dalam satu
periode dinas. Jumlah klien yang dirawat oleh satu perawat bergantung pada
kemampuan perawat tersebut dan kompleksnya kebutuhan klien. Setiap perawat
ditugaskan untuk melayani seluruh kebutuhan pasien pada saat dinas. Pasien akan
dirawat oleh perawat yang berbeda untuk setiap shift, dan tidak ada jaminan bahwa
pasien akan dirawat oleh orang yang sama pada hari berikutnya.Sementara menurut
Nursalam (2007), metode penugasan kasus biasa diterapkan satu pasien satu
perawat, dan hal ini umumnya dilaksanakan untuk perawat privat atau untuk
keperawatan khusus seperti: isolasi, intensive care.
Kelebihan :
Kelebihan :
Kekurangan :
Pelaksanaan konsep tim sangat tergantung pada filosofi ketua tim apakah
berorientasi pada tugas atau pada klien. Perawat yang berperan sebagai ketua tim
bertanggung jawab untuk mengetahui kondisi dan kebutuhan semua pasien yang
ada di dalam timnya dan merencanakan perawatan klien. Tugas ketua tim
meliputi: mengkaji anggota tim, memberi arahan perawatan untuk klien,
melakukan pendidikan kesehatan, mengkoordinasikan aktivitas klien.
Menurut Tappen (1995), ada beberapa elemen penting yang harus diperhatikan:
Kelebihan :
- Konflik antar staf dapat dikendalikan melalui rapat dan efektif untuk belajar.
Kekurangan :
1) Hanya ada satu perawat yang bertanggung jawab dalam perencanaan dan koordinasi
asuhan keperawatan
2) Jangkauan observasi setiap perawat 4-6 klien
3) Perawat primer bertanggung jawab selama 24 jam
4) Rencana pulang klien dapat diberikan lebih awal
5) Rencana asuhan keperawatan dan rencana medik dapat berjalan parallel
Menurut Sitorus (2006), staf medis juga merasakan kepuasan dengan metode ini
karena senantiasa mendapat informasi tentang kondisi klien yang mutakhir dan
komprehensif.
Kelebihan :
- Perawat primer mendapat akontabilitas yang tinggi terhadap hasil dan memungkinkan
- untuk pengembangan diri.
- Memberikan peningkatan autonomi pada pihak perawat, jadi meningkatkan motivasi,
- tanggung jawab dan tanggung gugat
- Bersifat kontinuitas dan komprehensif sesuai dengan arahan perawat primer dalam
- memberikan atau mengarahkan perawatan sepanjang hospitalisasi.
- Membebaskan manajer perawat klinis untuk melakukan peran manajer operasional
dan
administrasi
- Kepuasan kerja perawat tinggi karena dapat memberiikan asuhan keperawatan secara
holistik. Kepuasan yang dirasakan oleh perawat primer adalah memungkinkan
Kelemahan :
Melalui pengembangan model PKP III dapat berikan asuhan keperawatan profesional
tingkat III. Pada ketenagaan terdapat tenaga perawat dengan kemampuan doktor
dalam keperawatan klinik yang berfungsi untuk melakukan riset dan membimbing
para perawat melakukan riset serta memanfaatkan hasil-hasil riset dalam memberikan
asuhan keperawatan
Sitorus Ratna, 2006. Model Praktik Keperawatan Profesional di Rumah Sakit: Penataan
Struktur & Proses (sistem) Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat.
Jakarta:EGC
Hoffart, N. & Woods, C.Q.(1996). Elements of A Nursing Professional Practice Model.
Journal of Professional Nursing, Vol.12, No.6;354-64.
Departemen Kesehatan RI (2002). Standar tenaga keperawatan di Rumah Sakit, Jakarta,
Departemen Kesehatan RI.