Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
NIM : 193010206008
a. Materi yang disajikan relatif lebih banyak untuk waktu yang singkat.
b. Untuk materi yang sifatnya prosedural, model pembelajaran langsung mudah diikuti.
Sedangkan kelemahan model pengajaran langsung antara lain bila pembelajaran tidak
dirancang dengan baik, maka model ini akan dipenuhi dengan metode ceramah yang tidak
melatih siswa untuk mandiri, dan mengkonstruksi pengetahuan sendiri, dan dapat
membuat siswa akan cepat bosan.
Pada tahap awal juga terdapat apersepsi, introduksi dan motivasi. Tahap selanjutnya
adalah guru memulai mendemonstrasikan/ mempresentasikan materi ajar mengenai
ketrampilan tertentu. Pada saat mendemonstrasikan pengetahuan, guru memberikan
informasi yang jelas dan spesifik kepada siswa, sehingga akan memberikan dampak yang
positif terhadap proses belajar siswa. Kemudian guru memberi kesempatan kepada siswa
untuk melakukan latihan dan memberi umpan balik terhadap keberhasilan siswa. Tahapan
model pembelajaran langsung
Model pembelajaran langsung adalah model pembelajaran yang disajikan dengan tahap-
tahap:
Tujuan pembelajaran kelompok adalah untuk membangkitkan interaksi yang efektif diantara
anggota kelompok melalui diskusi. Dalam hal ini sebagian besar aktifitas pembelajaran
berpusat pada pesrta didik, yakni mempelajari materi pelajaran, berdiskusi untuk
memecahkan masalah. Dengan interaksi yang efektif dimungkinkan semua anggota
kelompok dapat menguasai materi pada tingkat yang relatif sejajar. Bila ditinjau dari hasil
belajar akademik, model pembelajaran kooperatif bertujuan untuk meningkatkan kinerja
siswa dalam tugas-tugas akademik. Banyak ahli berpendapat bahwa model pembelajaran
kooperatif unggul dalam membantu siswa yang sulit. Bila ditinjau dari pengakuan adanya
keragaman, model pembelajaran kooperatif bertujuan agar siswa dapat menerima teman-
temannya yang mempunyai berbagai macam perbedaan latar belakang. Perbedaan tersebut
antara lain perbedaan ras, suku, agama, kemampuan akademik, dan tingkat sosial.
Pengelolaan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif, paling tidak ada tiga
tujuan yang ingin dicapai, yaitu :
Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw merupakan salah satu tipe dari
pembelajaran kooperatif. Kekhasan dari model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah
pada pembagian kelompok. Pembagian kelompok dilakukan melalui beberapa tahapan.
Tahapan yang pertama membagai kelompok secara heterogen yang dikenal dengan
kelompok asal, dan pembagian kelompok tahap kedua adalah pembagian kelompok keahian
(expertise) yang berasal dari kelompok asal. Kelompok keahlian ini merupakan peminatan
dari masing-masing individu di kelompok asal.
Dalam model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ini siswa bekerja dalam suatu kelompok
(ada kelompok asal dan kelompok ahli) yang terdiri dari beberapa siswa yang heterogen.
Setiap murid dalam kelompok (kelompok asal) nantinya akan diberi tugas untuk menjadi tim
ahli pada suatu topik tertentu. Setelah mempelajari/berdiskusi dalam kelompok ahli, masing-
masing murid akan kembali lagi ke dalam kelompok asal untuk melaporkan apa yang mereka
pelajari dalam kelompok ahli.
a. Orientasi
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan diberikan. Mengingatkan
senantiasa percaya diri, kritis, dan kerjasama. siswa diminta belajar konsep secara
keseluruhan untuk memperoleh gambaran keseluran dari konsep.
b. Pengelompokan (kelompok asal)
Tahap pembentukan kelompok pertama: Kelompok dibentuk dari peseta didik yang
heterogen, misalnya 4 kelompok (A – D). Misalkan Kelompok A berisi himpunan siswa
{A1, A2, A3, A4}, indeks merupakan peserta yang saling heterogen, demikian kelompok
B {B1, B2, B3, B4}, kelompok C {C1, C2, C3, C4}, dan kelompok D {D1, D2, D3,
D4}.
c. Pembentukan dan pembinaan kelompok ahli
Tahap pembentukan kelompok kedua: dari kelompok hiterogen itu dipecah menjadi
kelompok yang akan mempelajari materi yang kita berikan dan dibina supaya jadi ahli,
berdasarkan indeknya. Misal pada kelompok di atas akan dikelompokkan lagi menjadi
kelompok ahli. Misalnya seperti berikut Kelompok 1 {A1, B1, C1, D1}, Kelompok 2
{A2, B2, C2, D2 }, Kelompok 3 {A3, B3, C3, D3 }, Kelompok 4 dan {A4, B4, C4,
D4 }. Pembentukan kelompok ahli ini ditentukan oleh ketua kelompok bentukan
pertama.
d. Diskusi (Pemaparan) kelompok ahli dalam kelompok
Expert (siswa ahli) dalam konsep tertentu ini, masing-masing kembali dalam kelompok
semula. Pada fase ini ke-lima kelompok (1-4) memiliki ahli dalam konsep-konsep
tertentu (Workksheet 1-4). Selanjutnya eserta didik dipersilah untuk mempresentasikan
keahliannya kepada kelompoknya masing-masing, satu persatu. Proses ini diharapkan
akan terjadi shearing pengetahuan antara mereka.Aturan dalam fase ini adalah:
a. Siswa memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa setiap anggota tim
mempelajari materi yang diberikan,
b. memperolah pengetahuan baru adalah tanggung jawab bersama, jadi tidak ada yang
selsai belajar sampai setiap anggota menguasai konsep,
c. tanyakan pada anggota kelompok sebelum tanya pada guru,
d. pembicaraan dilakukan secara pelan agar tidak menggangu kelompok lain,
e. akhiri diskusi dengan “merayakannya” agar memperoleh kepuasan.
e. Test (Penilaian).
Pada fase ini guru memberikan test tulis untuk dikerjakan oleh siswa yang memuat
seluruh konsep yang didiskusikan. Pada test ini siswa tidak diperkenankan untuk
bekerjasama. Jika mungkin tempat duduknya agak dijauhkan.
f. Pengakuan Kelompok
Penilaian pada pembelajaran kooperatif berdasarkan skor peningkatan individu,
tidak didasarkan pada skor akhir yang diperoleh siswa, tetapi berdasarkan pada
seberapa jauh skor itu melampaui rata-rata skor sebelumnya. Setiap siswa dapat
memberikan kontribusi poin maksimum pada kelompoknya dalam sistem skor
kelompok. Siswa memperoleh skor untuk kelompoknya didasarkan pada skor kuis
mereka melampaui skor dasar mereka. Perhitungan skor peningkatan, dan kriteria
penghargaan kelompok menggunakan kriteria berikut.
Model pembelajaran kooperatif tipe STAD, merupakan salah satu tipe dari
pembelajaran kooparatif. Perbedaan yang menonjol dari model pembelajaran kooperatif tipe
STAD dengan JIGSAW adalah pada tahapan pengelompokkan.
Model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan model pembelajaran kooperatif yang
paling sederhana. Pembentukan kelompok dilakukan secara heterogen tanpa harus mengikuti
aturan tertentu (tidak seperti model Jigsaw). Anggota kelompok yang memahami tugas-tugas
atau dapat menyelesaikan tugas diberi tugas untuk menjelaskan pada anggota lain dalam
kelompoknya
Tujuan
Tujuan model pembelajaran kooperatif tipe STAD sama dengan tujuan pembelajaran
kooperatif pada umumnya. Pembelajaran kooperatif STAD bertujuan untuk meningkatkan
kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik, siswa yang memiliki kemampuan daisiswa yang
lain dapat membantu siswa yang mengalami kesulitan. Tujuan pembelajaran kooperatif tipe
STAD juga bertujuan agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai
macam perbedaan latar belakang, menghargai pendapat orang lain, bekerja dalam kelompok,
dan sebagainya.
Sintaks
a. Membentuk kelompok yang anggotanya 4-5 orang secara heterogen (campuran menurut
prestasi, jenis kelamin, suku, dll)
b. Guru menyajikan pelajaran.
c. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota
kelompok. Anggota kelompok yang mengetahui menjelaskan pada anggota lainnya
sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti.
d. Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak
boleh saling membantu
e. Memberi evaluasi
f. Kesimpulan
Sintaks
Ciri-ciri
Ciri model pembelajaran Make - A Match adalah disiapkannya beberapa kartu yang berisi
beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu soal
dan bagian lainnya kartu jawaban. Ciri yang lain siswa memilih pasangan secara tertentu
tidak asal-asalan, karena tergantung dari jawaban pada kartu.
Tujuan
Tujuan dari penerapan model pembelajaran tipe Make-A Match antara lain sebagai berikut
a. Melatih siswa dalam berkompetisi untuk memperolah kesempatan bekerja sama secara
cepat dengan siswa yang lain dalam memcari pasangan (jawaban).
b. Berlatih berfikir cepat melalui kegiatan membaca soal dalam kartu.
c. Berlatih berfikir cepat melalu kegiatan membaca jawaban dari soal yang dipegang pada
siswa yang lain.
d. Melatih bekerja sama antar siswa melalui pasangannya.
Sintaks
Langkah-langkah model pembelajaran Make - A Match sebagai berikut.
a. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok
untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban
b. Setiap siswa mendapat satu buah kartu.
c. Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang.
d. Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (soal
jawaban).
e. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin.
f. Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari
sebelumnya
g. Demikian seterusnya
h. Kesimpulan/penutup
a. Salah satu anggota kelompok membaca atau beberapa anggota saling membaca,
b. membuat prediksi atau menafsirkan atas isi soal cerita, termasuk menuliskan apa yang
diketahui, apa yang ditanyakan, dan memisalkan yang ditanyakan dengan suatu variabel
tertentu,
c. saling membuat ikhtisar atau rencana penyelesaian soal cerita, dan
d. menuliskan penyelesaian soal ceritanya secara urut (menuliskan urutan komposisi
penyelesaiannya), dan
e. saling merevisi dan mengedit pekerjaan/penyelesaian (jika ada yang perlu direvisi).
Tujuan
Tujuan dari penerapan model pembelajaran CIRC antara lain sebagai berikut.
a. Melatih peserta didk untuk mampu menganalisis permasalahan melalui kegiatan
pembagian clipping/soal/tugas.
b. siswa belajar menemukan ide-ide dari kerja kelompok.
c. siswa belajar mempresentasikan hasil pemecahan tugas-tugas yang diberikan.
d. Perserta didik dilatih untuk membuat kesimpulan dari suatu konsep.
Sintaks
Dengan mengadopsi model pembelajaran Cooperative Learning tipe CIRC untuk melatih
siswa meningkatkan keterampilannya dalam menyelesaikan soal cerita, maka langkah yang
ditempuh seorang guru mata pelajaran adalah sebagai berikut.
a. Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang yang secara heterogeny
b. Guru memberikan wacana/kliping sesuai dengan topik pembelajaran.
c. Siswa bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan memberi
tanggapan terhadap wacana/kliping dan ditulis pada lembar kertas.
d. Mempresentasikan/membacakan hasil kelompok
e. Guru membuat kesimpulan Bersama
f. Penutup
Ciri-ciri dari Model pembelajaran SNOWBALL THROWINGS antara lain sebagi berikut.
a. siswa yang diberikan lembar untuk diberikan kesempatan membuat soal dari materi yang
dipelajarai.
b. siswa yang lain memperoleh kesempatan untuk menajwab soal dari teman yang dibuat
sendiri.
Tujuan
Tujuan dari model pembelajaran SNOWBALL THROWINGS antara lain sebagai berikut.
a. Melatih siswa untuk membuat soal dari materi yang dipelajari.
b. Melatih siswa untuk bertanggung jawab dengan menjawab soal yang dibuat teman
sebayanya.
Sintaks
Sintaks model pembelajaran SNOWBALL THROWINGS antara lain sebagai berikut.
a. Guru menyampaikan materi yang akan disajikan
b. Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok
untuk memberikan penjelasan tentang materi
c. Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing, kemudian
menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya
d. Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk menuliskan satu
pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok
e. Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang
lain selama ± 15 menit
f. Setelah siswa dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untuk
menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian
g. Evaluasi
h. Penutup.
Ciri dari model pembelajaran Student Facilitator and Explaining antara lain sebagai berikut.