Anda di halaman 1dari 16

Nama : Nina Andriani

NIM : 193010206008

Mata Kuliah : Pemecahan Masalah Matematika

Dosen Pengampu : Dr. Desti Haryani, M.Pd.

Model pembelajaran dibedakan dari istilah strategi, metode, dan prinsip


pembelajaran. Model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas dari pada strategi,
metode , dan prinsip pembelajaran. Model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai
dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Dalam pengertian lain,
model pembelajaran merupakan kerangka konseptual dan operasional pembelajaran yang
memiliki nama, ciri, urutan logis, pengaturan, dan budaya. Model pembelajaran dapat juga
diartikan sebagai suatu cara, atau strategi atau rangkaian kegiatan yang dilaksanakan oleh
seorang guru dalam suatu pembelajarannya dari awal sampai akhir, dalam mengantar peserta
didik mencapai kompetensi tertentu. Model pembelajaran adalah suatu pola yang digunakan
sebagai pedoman dalam pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam setting tutorial dan
untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film,
komputer, kurikulum, dan lainlain.

Model Model Pembelajaran

1. Model Pembelajaran Langsung

Model pembelajaran langsung tidak sama dengan metode ceramah.  Model


pembelajaran langsung merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat membantu
siswa mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh informasi yang dapat diajarkan
selangkah demi selangkah. Model pembelajaran langsung adalah suatu model
pembelajaran yang dirancang secara khusus untuk mengembangkan belajar tentang
pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik dan
dapat dipelajari selangkah demi selangkah. Model pembelajaran langsung memerlukan
perencanaan dan pelaksanaan yang cukup rinci terutama pada analisis tugas. Meskipun
model pembelajaran langsung berpusat pada guru, tetapi harus tetap menjamin keterlibatan
siswa. Lingkungan belajar harus diciptakan yang berorientasi pada tugas-tugas yang harus
diselesaikan warga belajar.
Beberapa kelebihan model pembelajaran langsung seperti seperti antara lain berikut.

a. Materi yang disajikan relatif lebih banyak untuk waktu yang singkat.
b. Untuk materi yang sifatnya prosedural, model pembelajaran langsung  mudah diikuti.
Sedangkan kelemahan model pengajaran langsung antara lain bila pembelajaran tidak
dirancang dengan baik, maka model ini akan dipenuhi dengan metode ceramah yang tidak
melatih siswa untuk mandiri, dan mengkonstruksi pengetahuan sendiri, dan  dapat
membuat  siswa akan cepat bosan.

Ciri-ciri Model Pembelajaran Langsung Dalam impementasinya model pembelajaran


langsung dapat diketahui dari tahap-tahap pembelajaran yang jelas. Tahap tersebut
misalnya  pada awal pembelajaran guru menjelaskan tujuan, latar belakang pembelajaran,
dan juga menyiapkan siswa untuk memasuki materi baru dengan mengingatkan kembali
pada hasil belajar yang telah dimiliki siswa yang relevan dengan materi yang akan
dipelajari.

Pada tahap awal juga terdapat apersepsi, introduksi dan motivasi. Tahap selanjutnya
adalah guru memulai mendemonstrasikan/ mempresentasikan materi ajar mengenai
ketrampilan tertentu. Pada saat mendemonstrasikan pengetahuan, guru memberikan
informasi yang jelas dan spesifik kepada siswa, sehingga akan memberikan dampak yang
positif terhadap proses belajar siswa. Kemudian guru memberi kesempatan kepada siswa
untuk melakukan latihan dan memberi umpan balik terhadap keberhasilan siswa. Tahapan
model pembelajaran langsung
Model pembelajaran langsung adalah model pembelajaran yang disajikan dengan tahap-
tahap:

1. penyampaian tujuan pembelajaran prosedur penilaian hasil belajar.


2. mendemonstrasikan ilmu pengetahuan dan keterampilan,
3. pemberian latihan terbimbing,
4. mengecek pemahaman dan pemberian umpan balik, dan
5. pemberian perluasan latihan dan pemindahan ilmu.
Tujuan Model Pembelajaran Langsung Pembelajaran dengan model pembelajaran
langsung lebih menekankan pada aktivitas guru, artinya guru lebih banyak demonstrasi
dari guru sehingga salah satu di antaranya metode yang digunakan adalah metode
demonstrasi. Namun demikian tetap harus memperhatikan keaktifan siswa. Dalam
praktiknya guru dituntut keaktifan, ketrampilan, kreatifitas dan kemahiran dalam
berdemonstrasi.
Secara singkat tujuan dari model pembelajaran langsung adalah:
a. mengajarkan materi pelajaran beroreintasi pada teknik penilaian unjuk kerja, dan
b. membantu siswa untuk memperoleh pengetahuan dan ketrampilan
prosedural/tersetruktur, yaitu pengetahuan atau ketrampilan tentang bagaimana
melakukan sesuatu.

Sintaks Model Pembelajaran Langsung


Dalam membelajarkan matematika dengan model pembelajaran langsung, diperlukan
serangkaian  metode pembelajaran seperti, metode ekspositori, ceramah, tanya jawab,
diskusi dan lain-lain.
Pembelajaran langsung dengan urutan (sintaks) sebagai berikut ini:
a. Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa
b. Mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan
c. Membimbing pelatihan
d. Mengecek  pemahaman dan memberikan umpan  balik
e. Memberikan latihan dan penerapan konsep

2. Model Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang


mengutamakan adanya kerjasama, yakni kerjasama antar siswa dalam kelompok untuk
mencapai tujuan pembelajaran.  siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil dan
diarahkan untuk mempelajari materi pelajaran yang telah ditentukan.

Tujuan pembelajaran kelompok adalah untuk membangkitkan interaksi yang efektif diantara
anggota kelompok melalui diskusi. Dalam hal ini sebagian besar aktifitas pembelajaran
berpusat pada pesrta didik, yakni mempelajari materi pelajaran, berdiskusi untuk
memecahkan masalah. Dengan interaksi yang efektif dimungkinkan semua anggota
kelompok dapat menguasai materi pada tingkat yang relatif sejajar. Bila ditinjau dari hasil
belajar akademik, model pembelajaran kooperatif bertujuan untuk meningkatkan kinerja
siswa dalam tugas-tugas akademik. Banyak ahli berpendapat bahwa model pembelajaran
kooperatif unggul dalam membantu siswa yang sulit. Bila ditinjau dari pengakuan adanya
keragaman, model pembelajaran kooperatif bertujuan agar siswa dapat menerima teman-
temannya yang mempunyai berbagai macam perbedaan latar belakang. Perbedaan tersebut
antara lain perbedaan ras, suku, agama, kemampuan akademik, dan tingkat sosial.

Jika ditinjau dari pengembangan keterampilan sosial, model pembelajaran kooperatif


bertujuan untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa. Keterampilan sosial yang
dimaksud dalam pembelajaran kooperatif antara lain adalah : berbagi tugas, aktif bertanya,
menghargai pendapat orang lain, bekerja dalam kelompok, dan sebagainya.

Ciri-ciri pembelajaran kooperatif menurut Stahl (dalam Ismail (2003), adalah:

a. belajar dengan teman,


b. tatap muka antar teman,
c. mendengarkan antar anggota,
d. belajar dari teman sendiri dalam kelompok,
e. belajar dalam kelompok kecil
f. produktif berbicara atau mengemukakanpendapat/gagasan
g. siswa membuat keputusan, dan
h. siswa aktif

Sedangkan menurut Johnson (1984) belajar kooperatif mempunyai ciri-ciri:

a. saling ketergantungan yang positif,


b. dapat dipertanggungjawabkan secara individu,
c. heterogin,
d. berbagi kepepimpinan,
e. berbagi tanggungjawab,
f. ditekankan pada tugas dan kebersamaan,
g. mempunyai keterampilan dalam berhubungan sosial,
h. guru mengamati, dan
i. efektivitas tergantung pada kelompok.
Dengan demikian  di dalam pembelajaran kooperatif haruslah terjadi aktivitas sebagai
berikut:
siswa belajar dalam kelompok, produktif mendengar,  mengemukakan pendapat, dan
membuat keputusan secara bersama, kelompok terdiri dari siswa-siswa yang memiliki
kemampuan tinggi, sedang, dan rendah, jika dalam kelas terdapat siswa-siswa yang terdiri
dari berbagai ras, suku, agama, budaya, dan jenis kelamin yang berbeda, maka diupayakan
agar dalam setiap kelompok pun terdapat terdapat ras, suku, agama, dan jenis kelamin yang
berbeda pula, dan penghargaan lebih. Aktivitas dalam model pembelajaran kooperatif dimulai
dengan membagi siswa menjadi kelompok-kelompok kecil 3 – 5 siswa per kelompok. Setiap
siswa ditempatkan di dalam kelas sedemikian rupa sehingga antara anggota kelompok dapat
belajar dan berdiskusi dengan baik tanpa mengganggu kelompok yang lain. Guru membagi
materi pelajaran, baik berupa lembar kerja siswa, buku, atau penugasan. Selanjutnya guru
menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan memberikan pengarahan tentang
materi yang harus dipelajari dan permasalahan-permasalahan yang harus diselesaikan. siswa
secara sindiri-sendiri mempelajari materi pelajaran, dan jika ada kesulitan mereka saling
berdiskusi dengan teman-temannya dalam kelompok. Untuk menguasai materi pelajaran atau
menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan, setiap siswa dalam kelompok ikut
bertanggungjawab secara bersama, yakni dengan cara berdiskusi, saling tukar ide/gagasan,
pengetahuan dan pengalaman, demi tercapainya tujuan pembelajaran secara bersama-
bersama.

Tujuan Pembelajaran Kooperatif

Pengelolaan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif, paling tidak ada tiga
tujuan yang ingin dicapai, yaitu :

a. Hasil belajar akademik


Pembelajaran kooperatif bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas
akademik. Banyak ahli berpendapat bahwa model pembelajaran kooperatif unggul dlam
membantu siswa yang sulit.
b. Pengakuan Adanya Keragaman
Model pembelajaran kooperatif bertujuan agar siswa dapat menerima teman-temannya
yang mempunyai berbagai macam perbedaan latar belakang. Perbedaan tersebut antara
lain perbedaan ras, suku, agama, kemampuan akademik, dan tingkat sosial.
c. Pengembangan keterampilan sosial
Model pembelajaran kooperatif bertujuan untuk mengembangkan keterampilan sosial
siswa. Keterampilan sosial yang dimaksud dalam pembelajaran kooperatif antara lain
adalah :berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, bekerja dalam
kelompok, dan sebagainya.
Sintaks Model Pembelajaran Kooperatif
Dalam model pembelajaran kooperatif terdapat enam langkah utama, yang dimulai dengan
langkah guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa untuk belajar,
hingga diakhiri dengan langkah memberikan penghargaan terhadap usaha-usaha kelompok
maupun individu. Model pembelajaran kooperatif mempunyai strategi yang dijabarkan dalam
langkah-langkah (sintak) pembelajaran  sebagai berikut.

a. Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa


b. Menyajikan informasi
c. Mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok
d. Membimbing kelompok bekerja dan belajar
e. Evaluasi
f. Memberi penghargaan

3. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw merupakan salah satu tipe dari
pembelajaran kooperatif. Kekhasan dari model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah
pada pembagian kelompok. Pembagian kelompok dilakukan melalui beberapa tahapan.
Tahapan yang pertama membagai kelompok  secara heterogen yang dikenal dengan
kelompok asal, dan pembagian kelompok tahap kedua adalah pembagian kelompok keahian
(expertise) yang berasal dari kelompok asal. Kelompok keahlian ini merupakan peminatan
dari masing-masing individu di kelompok asal. 

Ciri-Ciri Model Kooperatif Tipe Jigsaw

Dalam model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ini siswa bekerja dalam suatu kelompok
(ada kelompok asal dan kelompok ahli) yang terdiri dari beberapa siswa yang heterogen.
Setiap murid dalam kelompok (kelompok asal) nantinya akan diberi tugas untuk menjadi tim
ahli pada suatu topik tertentu. Setelah mempelajari/berdiskusi dalam kelompok ahli, masing-
masing murid akan kembali lagi ke dalam kelompok asal untuk melaporkan apa yang mereka
pelajari dalam kelompok ahli.

Tujuan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw

Tujuan dari pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah sebagai berikut.

a. siswa memperoleh kesempatan untuk memilih tugas sesuai dengan peminatannya.


b. siswa memperoleh kesempatan untuk memilih lebih mendalami tugas-tugas yang sesuai
dengan peminatannya bersama dengan teman yang memiliki pemanatan yanga sama.
c. siswa memperoleh kesempatan untuk menjelaskan pada teman lain pada kelompok asal
sehingga secara otomatis siswa dapat mengelaborasi pengalaman yang diperolehnya dari
kelompo ahli   (expertice group).

Sintaks Model Pembelajaran Kooperatif  Jigsaw

Secara ringkas, langkah-langkah pembelajaran menggunakan model pembelajaran tipe


Jigsaw

adalah sebagai berikut.

a. Orientasi
Guru  menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan diberikan. Mengingatkan
senantiasa percaya diri, kritis, dan kerjasama. siswa diminta belajar konsep secara
keseluruhan  untuk memperoleh gambaran keseluran dari konsep.
b. Pengelompokan (kelompok asal)
Tahap pembentukan kelompok pertama: Kelompok dibentuk dari peseta didik yang
heterogen, misalnya 4 kelompok (A – D). Misalkan Kelompok A berisi himpunan siswa
{A1, A2, A3, A4}, indeks merupakan peserta yang saling heterogen, demikian kelompok
B {B1, B2, B3, B4}, kelompok C {C1, C2, C3, C4}, dan kelompok D {D1, D2, D3,
D4}.
c. Pembentukan dan pembinaan kelompok ahli
Tahap pembentukan kelompok kedua: dari kelompok hiterogen itu dipecah menjadi
kelompok yang akan mempelajari materi yang kita berikan dan dibina supaya jadi ahli,
berdasarkan indeknya. Misal pada kelompok di atas akan dikelompokkan lagi menjadi
kelompok ahli. Misalnya seperti berikut Kelompok 1 {A1, B1, C1, D1}, Kelompok 2
{A2, B2, C2, D2 }, Kelompok 3 {A3, B3, C3, D3 }, Kelompok 4 dan {A4, B4, C4,
D4 }. Pembentukan kelompok ahli ini ditentukan oleh ketua kelompok bentukan
pertama.
d. Diskusi (Pemaparan) kelompok ahli dalam kelompok
Expert (siswa ahli) dalam konsep tertentu ini, masing-masing kembali dalam kelompok
semula. Pada fase ini ke-lima kelompok (1-4) memiliki ahli dalam konsep-konsep
tertentu (Workksheet 1-4). Selanjutnya eserta didik dipersilah untuk mempresentasikan
keahliannya kepada kelompoknya masing-masing, satu persatu. Proses ini diharapkan
akan terjadi shearing pengetahuan antara mereka.Aturan dalam fase ini adalah:
a. Siswa memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa setiap anggota tim
mempelajari materi yang diberikan,
b. memperolah pengetahuan baru adalah tanggung jawab bersama, jadi tidak ada yang
selsai belajar sampai setiap anggota menguasai konsep,
c. tanyakan pada anggota kelompok sebelum tanya pada guru,
d. pembicaraan dilakukan secara pelan agar tidak menggangu kelompok lain,
e. akhiri diskusi dengan “merayakannya” agar memperoleh kepuasan.
e. Test (Penilaian).
Pada fase ini guru memberikan test tulis untuk dikerjakan oleh siswa yang memuat
seluruh konsep yang didiskusikan. Pada test ini siswa tidak diperkenankan untuk
bekerjasama. Jika mungkin tempat duduknya agak dijauhkan.
f. Pengakuan Kelompok
Penilaian pada pembelajaran kooperatif berdasarkan skor peningkatan individu,
tidak didasarkan pada skor akhir yang diperoleh siswa, tetapi berdasarkan pada
seberapa jauh skor itu melampaui rata-rata skor sebelumnya. Setiap siswa dapat
memberikan kontribusi poin maksimum pada kelompoknya dalam sistem skor
kelompok.  Siswa memperoleh skor untuk kelompoknya didasarkan pada skor kuis
mereka melampaui skor dasar mereka. Perhitungan skor peningkatan, dan kriteria
penghargaan kelompok menggunakan kriteria berikut.

4. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams-Achievement Divisions )

Model pembelajaran kooperatif tipe STAD, merupakan salah satu tipe dari
pembelajaran kooparatif. Perbedaan yang menonjol dari model pembelajaran kooperatif tipe
STAD dengan JIGSAW adalah pada tahapan pengelompokkan.

Ciri Model Kooperatif Tipe STAD

Model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan model pembelajaran kooperatif yang
paling sederhana. Pembentukan kelompok dilakukan secara heterogen tanpa harus mengikuti
aturan tertentu (tidak seperti model Jigsaw). Anggota kelompok yang memahami tugas-tugas
atau dapat menyelesaikan tugas diberi tugas untuk menjelaskan pada anggota lain dalam
kelompoknya
Tujuan
Tujuan model pembelajaran kooperatif tipe STAD sama dengan tujuan pembelajaran
kooperatif pada umumnya. Pembelajaran kooperatif STAD bertujuan untuk meningkatkan
kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik, siswa yang memiliki kemampuan daisiswa yang
lain dapat membantu siswa yang mengalami kesulitan. Tujuan pembelajaran kooperatif tipe
STAD juga bertujuan agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai
macam perbedaan latar belakang, menghargai pendapat orang lain, bekerja dalam kelompok,
dan sebagainya.

Sintaks

Sintaks dari pembelajaran kooperatif tipe STAD sebagai berikut.

a. Membentuk kelompok yang anggotanya 4-5 orang secara heterogen (campuran menurut
prestasi, jenis kelamin, suku, dll)
b. Guru menyajikan pelajaran.
c. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota
kelompok. Anggota kelompok yang mengetahui menjelaskan pada anggota lainnya
sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti.
d. Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak
boleh saling membantu
e. Memberi evaluasi
f. Kesimpulan

5. Model Pembelajaran Cooperative Script

Skrip kooperatif merupakan model pembelajaran dimana siswa  bekerja


berpasangan dan bergantian, secara lisan mengikhtisarkan, bagian-bagian dari materi yang
dipelajari.

Ciri Model Pembelajaran Cooperative Script

Ciri Pembelajaran Cooperative Script adalah masing-masing siswa berpasangan, dimana


salah satu menjadi pembicara dan yang satunya menjadi pendengar.
Tujuan
Tujuan dai model pembelajaran kooperatif tipe script adalah siswa dapat belajar mandiri dari
suatu tugas, dan dapat mengajarkannya pada peserta lain (pasangannya).

Sintaks

Langkah-langkah model pembelajaran cooperative script sebagai berikut.

a. Guru membagi siswa untuk berpasangan


b. Guru membagikan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan.
c. Guru dan siswa  menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa
yang berperan sebagai pendengar.
d. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide
pokok dalam ringkasannya, sementara pendengar
e. menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap dan membantu
mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau
dengan materi lainnya
f. Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya.
g. Kesimpulan siswa bersama-sama dengan Guru
h. Penutup

6. Model pembelajaran Make - A Match

Model pembelajaran Make - A Match merupakan bagian dari model


pembelajaran kooperatif dimana setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang
cocok dengan kartu yang dipegangnya (kartu soal jawaban). Setiap siswa yang dapat
mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin untuk penghargaan/penilaian.

Ciri-ciri
Ciri model pembelajaran Make - A Match adalah disiapkannya  beberapa kartu yang berisi
beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu soal
dan bagian lainnya kartu jawaban. Ciri yang lain siswa memilih pasangan secara tertentu
tidak asal-asalan, karena tergantung dari jawaban pada kartu.

Tujuan
Tujuan dari penerapan model pembelajaran  tipe Make-A Match antara lain sebagai berikut
a. Melatih siswa dalam berkompetisi untuk memperolah kesempatan bekerja sama secara
cepat dengan siswa yang lain dalam memcari pasangan (jawaban).
b. Berlatih berfikir cepat melalui kegiatan membaca soal dalam kartu.
c. Berlatih berfikir cepat melalu kegiatan membaca jawaban dari soal yang dipegang pada
siswa yang lain.
d. Melatih bekerja sama antar siswa melalui pasangannya.
Sintaks
Langkah-langkah model pembelajaran Make - A Match sebagai berikut.
a. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok
untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban
b. Setiap siswa mendapat satu buah kartu.
c. Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang.
d. Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (soal
jawaban).
e. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin.
f. Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari
sebelumnya
g. Demikian seterusnya
h. Kesimpulan/penutup

7. Model pembelajaran Cooperative Learning tipe CIRC

Cooperative Integrated Reading and Composition disingkat CIRC. CIRC


merupakan salah satu tipe model pembelajaran Cooperative Learning. Model CIRC banyak
digunakan dalam pembelajaran bahasa, tetapi model ini juga dapat diterapkan dapam
pembelajaran matematika khususnya terkait dengan soal cerita (word problem) atau soal
pemecaham masalah. Dalam pembelajaran, guru memberikan wacana/kliping atau soal cerita
matematika yang sesuai dengan topik pembelajaran, siswa bekerja sama saling membacakan
dan menemukan ide pokok dan memberi tanggapan. Slavin ((1995:98) menyatakan bahwa
“in addition to solving the problems of management and motivation in individualized
programmed instruction, CIRC was created to take advantage of the considerable
socialization potential of cooperative learning”.

Ciri Model pembelajaran  CIRC  


Kegiatan pokok dalam CIRC untuk memecahkan soal cerita meliputi rangkaian kegiatan
bersama yang spesifik, yakni:

a. Salah satu anggota kelompok membaca atau beberapa anggota saling membaca,
b. membuat prediksi atau menafsirkan atas isi soal cerita, termasuk menuliskan apa yang
diketahui, apa yang ditanyakan, dan memisalkan yang ditanyakan dengan suatu variabel
tertentu,
c. saling membuat ikhtisar atau rencana penyelesaian soal cerita, dan
d. menuliskan penyelesaian soal ceritanya secara urut (menuliskan urutan komposisi
penyelesaiannya), dan
e. saling merevisi dan mengedit pekerjaan/penyelesaian (jika ada yang perlu direvisi).
Tujuan
Tujuan dari penerapan model pembelajaran  CIRC  antara lain sebagai berikut.
a. Melatih peserta didk untuk mampu menganalisis permasalahan melalui kegiatan
pembagian clipping/soal/tugas.
b. siswa belajar menemukan ide-ide dari kerja kelompok.
c. siswa belajar mempresentasikan hasil pemecahan tugas-tugas yang diberikan.
d. Perserta didik dilatih untuk membuat kesimpulan dari suatu konsep.
Sintaks
Dengan mengadopsi model pembelajaran Cooperative Learning tipe CIRC untuk melatih
siswa meningkatkan keterampilannya dalam menyelesaikan soal cerita, maka langkah yang
ditempuh seorang guru mata pelajaran adalah sebagai berikut.
a. Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang yang secara heterogeny
b. Guru memberikan wacana/kliping sesuai dengan topik pembelajaran.
c. Siswa bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan memberi
tanggapan terhadap wacana/kliping dan ditulis pada lembar kertas.
d. Mempresentasikan/membacakan hasil kelompok
e. Guru membuat kesimpulan Bersama
f. Penutup

8. Model pembelajaran INSIDE-OUTSIDE-CIRCLE

Model pembelajaran INSIDE-OUTSIDE-CIRCLE atau diterjemahkan sebagai


model pembelajaran Lingkaran Kecil-Lingkaran Besar adalah model pembelajaran koopertaif
dimana dua siswa yang berpasangan dari lingkaran kecil dan besar berbagi informasi.
Pertukaran informasi ini bisa dilakukan oleh semua pasangan dalam waktu yang bersamaan.
Model pembelajaran INSIDE-OUTSIDE-CIRCLE  antara lain memiliki ciri-ciri sebagai
berikut.

a. Separuh kelas berdiri membentuk lingkaran kecil dan menghadap keluar


b. Separuh kelas lainnya membentuk lingkaran di luar lingkaran pertama, menghadap ke
dalam
c. Dua siswa yang berpasangan dari lingkaran kecil dan besar berbagi informasi. Pertukaran
informasi ini bisa dilakukan oleh semua pasangan dalam waktu yang bersamaan
d. Kemudian siswa berada di lingkaran kecil diam di tempat, sementara siswa yang berada
di lingkaran besar bergeser satu atau dua langkah searah jarum jam.
e. Sekarang giliran siswa berada di lingkaran besar yang membagi informasi. Demikian
seterusnya
Tujuan
Tujuan dari penerapan model pembelajaran INSIDE-OUTSIDE-CIRCLE antara lain sebagai
berikut.
a. Melatih siswa untuk mampu memberikan informasi secara cepat dan tepat pada siswa
yang lain.
b. Melatih siswa belajar menemukan ide-ide dari kerja kelompok.
Sintaks
Sintak dari model pembelajaran INSIDE-OUTSIDE-CIRCLE antara lain sebagai berikut.
a. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, apersepsi, motivasi, dan introduksi.
b. Guru menyajikan konsep dengan cara membagikan lembaran tugas berisi topik-topik
kepada siswa untuk dipelajari.
c. Setelah siswa mendapatkan mempelajari topic-topik tahap selanjutnya adalah membuat
lingkaran.
d. Separuh kelas berdiri membentuk lingkaran kecil dan menghadap keluar.
e. Separuh kelas lainnya membentuk lingkaran di luar lingkaran pertama, menghadap ke
dalam.
f. Dua siswa yang berpasangan dari lingkaran kecil dan besar berbagi informasi. Pertukaran
informasi ini bisa dilakukan oleh semua pasangan dalam waktu yang bersamaan.
g. Kemudian siswa berada di lingkaran kecil diam di tempat, sementara siswa yang berada
di lingkaran besar bergeser satu atau dua langkah searah jarum jam.
h. Sekarang giliran siswa berada di lingkaran besar yang membagi informasi. Demikian
seterusnya.
i. Guru melakukan konfirmasi
j. Penutup.

9. Model pembelajaran SNOWBALL THROWINGS

Model pembelajaran SNOWBALL THROWINGS juga merupakan salah satu tipe


dari belajar kelompok. Model pembelajaran SNOWBALL THROWINGS dilakukan dengan
cara membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk
memberikan penjelasan tentang materi yang dipelajari. Kemudian masing-masing siswa
diberikan satu lembar kertas kerja, untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang
menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok.  Kemudian kertas tersebut
dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain untuk dijawab.

Ciri-ciri dari Model pembelajaran SNOWBALL THROWINGS antara lain sebagi berikut.

a. siswa yang diberikan lembar untuk diberikan kesempatan membuat soal dari materi yang
dipelajarai.
b. siswa yang lain memperoleh kesempatan untuk menajwab soal dari teman yang dibuat
sendiri.
Tujuan
Tujuan dari model pembelajaran SNOWBALL THROWINGS antara lain sebagai berikut.
a. Melatih siswa untuk membuat soal dari materi yang dipelajari.
b. Melatih siswa untuk bertanggung jawab dengan menjawab soal yang dibuat teman
sebayanya.
Sintaks
Sintaks model pembelajaran SNOWBALL THROWINGS antara lain sebagai berikut.
a. Guru menyampaikan materi yang akan disajikan
b. Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok
untuk memberikan penjelasan tentang materi
c. Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing, kemudian
menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya
d. Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk menuliskan satu
pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok
e. Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang
lain selama ± 15 menit
f. Setelah siswa dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untuk
menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian
g. Evaluasi
h. Penutup.

10. Model pembelajaran Student Facilitator and Explaining

Model pembelajaran Student Facilitator and Explaining adalah model


pembelajaran yang memberikan kesempatan siswa untuk menjelaskan kepada peserta lainnya
baik melalui bagan/peta konsep maupun yang lainnya  setelah guru menyampikan materi
pembelajaran. Setelah siswa  menyampaikan materi pembelajaran pada peserta lainnya guru
menyimpulkan ide/pendapat dari siswa tersebut yang berupa konfirmasi.

Ciri dari model pembelajaran Student Facilitator and Explaining antara lain sebagai berikut.

a. Siswa untuk menjelaskan kepada peserta lainnya


b. Guru menyimpulkan ide/pendapat dari siswa yang berupa konfirmasi.
Tujuan
Tujuan dari model pembelajaran Student Facilitator and Explaining antara lain sebagai
berikut.
a. Membangkitkan keberana siswa untuk mengungkapkan pendapatnya
b. Mengjarkan siswa untuk berbagai pengetahuan.
Sintaks
Sintaks dari model pembelajaran model pembelajaran Student Facilitator and Explaining
sebagai berikut.
a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
b. Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi.
c. Memberikan kesempatan siswa/peserta untuk menjelaskan kepada peserta lainnya baik
melalui bagan/peta konsep maupun yang lainnya
d. Guru menyimpulkan ide/pendapat dari siswa.
e. Guru menerangkan semua materi yang disajikan saat itu
f. Penutup.
Demikianlah sepuluh model pembelajaran yang mungkin dapat diterapkan pada
model pembelajaran pada kelas anda.  Para guru diharapkan dapat terus mengembangkan
model pembelajaran sesuai dengan kondisi dan keadaan. Sekali lagi dengan memperhatikan
pendapat dari Nisbet (1985) bahwa tidak ada cara belajar (tunggal) yang paling benar, dan
cara mengajar yang paling baik. Namun demikian usaha agar proses pembelajaran membawa
hasil yang maksimal perlu selalu diupayakan.

Anda mungkin juga menyukai