Anda di halaman 1dari 8

Volume 19, No.

1, Januari 2019 p-ISSN 1410-9794


e-ISSN 2597-792X

Analisis Laporan Keuangan PT. Mayora IndahTbk,


Periode 2010 – 2017
Eri Bukhari1, Aldo Mulyadi2
1
Universitas Bhayangkara Jakarta Raya, eri_bukhari@yahoo.com
2
Universitas Bhayangkara Jakarta Raya, aldokrav@gmail.com

ABSTRAK – Tujuan dari penelitian ini adalah,untuk mengkaji dan mengetahui manfaat analisis
rasio keuangan serta untuk menilai kondisi keuangan dan kinerja perusahaan, dengan menganalisis
PT. Mayora Indah Tbk dari tahun 2010 sampai tahun 2017. Metode yang digunakan adalah
deskriptif analisis, yaitu dengan cara menganalisis data laporan keuangan yang kemudian dianalisis
dengan menggunakan rasio rasio likuiditas (current ratio dan quick rasio), solvabilitas (total debt to
assets dan debt to equity ratio), aktivitas (total assets turn over), dan profitabilitas (net profit
margin, return on asset, return on equity). Hasil dari penelitian ini bila ditinjau dari rasio likuiditas,
diukur dengan menggunakan current ratio dan quick rasio menunjukkan bahwa perusahaan likuid.
Bila ditinjau dari rasio solvabilitas atau leverage, yang diukur dengan menggunakan debt to assets
ratio menunjukkan bahwa perusahaan dalam kondisi baik sedangkan jika ditinjau dari debt to
equity ratio tidak baik atau insovabe. Bila ditinjau dari rasio aktivitas, yang diukur dengan
menggunakan turn total assetsover menunjukkan bahwa perusahaan belum mampu
memaksimalkan aktiva yang dimiliki. Bila ditinjau dari rasio profitabilitas, menunjukkan bahwa
perusahaan masih mampu mendapatkan profit, maka perusahaan dikatakan profitabilitas dalam
mendapatkan keuntungan. Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi
mahasiswa yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut tentang masalah yang sejenis, dan karena
perusahaan ini adalah perusahaan terbuka, dihaapkan dapat memberikan informasi tambahan bagi
investor tentang kinerja keuangan perusahaan tersebut.
Kata Kunci: Laporan Keuangan, Kinerja Keuangan

ABSTRACT – The purpose of this study is to examine and find out the benefits of financial ratio
analysis and to assess the financial condition and performance of the company, by analyzing PT.
Mayora Indah Tbk from 2010 to 2017 using quantitative descriptive method, namely by analyzing
financial report data which is then analyzed using liquidity ratio (current ratio and quick ratio),
solvency (total debt to assets and debt to equity ratio) , activity (total assets turn over), and
profitability (net profit margin, return on asset, return on equity). The results of this study when
viewed from the liquidity ratio, measured by using current ratio and quick ratio indicate that the
company is liquid. When viewed from the solvency ratio or leverage, measured by using a debt to
assets ratio indicates that the company is in good condition and if it is viewed on debt to equity
ratio that the company is in not good. When viewed from the activity ratio, which is measured using
turn total assets over shows that the company has not been able to maximize the assets owned.
When viewed from the profitability ratio, indicating that the company is still able to get profit, the
company is said to be profitability in gaining profit. The benefits of this research are expected to be
a reference for students who want to do further research on similar problems, and because this
company is a public company, it is expected to provide additional information for investors about
the company's financial performance.
Keywords: Financial Reports, Financial Performance

Naskah diterima : 10 September 2018, Naskah dipublikasikan : 15 Januari 2019

Jurnal Kajian Ilmiah 65


Universitas Bhayangkara Jakarta Raya
Volume 19, No. 1, Januari 2019 p-ISSN 1410-9794
e-ISSN 2597-792X

PENDAHULUAN Ekonomi ASEAN(Wangke, 2014). Jadi mereka


Perusahaan ataupun organisasi pasti menjadikan Indonesia basis produksi, selain untuk
menginginkan cita-cita dan tujuannya tercapai menggarap pasar Indonesia, juga untuk pasar Asia
secara efektif dan efisien. Terlebih lagi dalam Tenggara.
situasi globalisasi seperti masa sekarang ini, Salah satu industri makanan yang ada adalah
perusahaan harus mampu bersaing dengan PT. Mayora Indah Tbk perusahaan yang
perusahaan pesaingnya agar dapat bertahan memproduksi makanan dan minuman berkualitas
(Setyawati, 2013). Salah satunya industri bisnis tinggi di Indonesia dan merupakan salah satu
makanan di Indonesia merupakan industri yang perusahaan yang besar dinilai dari keberhasilannya
menarik, hal ini dikarenakan Indonesia adalah mengelola segala aset yang dimilikinya untuk
pasar yang besar dengan penduduk berjumlah mendapatkan laba yang maksimum yang mungkin
kurang lebih sekitar 260 juta orang dengan membuat para investor tertarik, namun ternyata
pertumbuhan ekonomi yang stabil, menarik bagi perusahaan besar seperti Mayora masih belum
investor, dan alasan kedua Indonesia merupakan stabil dalam mengelola laba dari hasil penjualannya
negara yang relatif kaya akan bahan baku makanan (Priyono, 2013). Tabel 1 menunjukkan laporan laba
dan minuman, ditambah faktor bahwa perusahaan- perusahaan PT Mayora Indah Tbk dari tahun 2010-
perusahaan tersebut melihat potensi yang besar di 2017.
Asia Tenggara dalam menghadapi Masyarakat

Tabel 1. Laporan Laba Rugi PT Mayora Indah Tbk.

Tahun Penjualan Laba Bersih

2010 Rp.7.224.164.991.859 Rp. 501.980.668.673


2011 Rp.9.453.865.992.878 Rp. 483.826.229.688
2012 Rp.10.510.625.669.832 Rp. 742.836.954.804
2013 Rp .12.017.837.133.337 Rp. 1.053.624.812.412
2014 Rp.14.169.088.278.238 Rp. 412.354.911.082
2015 Rp.14.818.730.635.847 Rp. 1.266.519.320.600
2016 Rp.18.349.959.898.358 RP. 1.345.716.806.578
2017 Rp.20.816.673.946.473 Rp. 1.570.140.423.232
Sumber : BEI, diolah

Dari laporan laba-rugi PT. Mayora Tbk dari keputusan dan acuan untuk mempertahankan
tahun 2010-2017, masih terdapat profit yang hidup perusahaan dan agar terus bertahan dan
didapat dari penjualan yang dilakukan oleh bersaing dengan pesaingnya, mulai dari
Mayora masih belum stabil (masih berfukluatif), mengelola aktiva, hutang dan profit yang
di mana pada tahun 2011 dan 2014 kurang bagus diperoleh (Dharma, 2004). Informasi yang
dikarenakan peningkatan penjualan tidak diikuti
jelas dari laporan keuangan sangat dibutuhkan
dengan peningkatan laba perusahaan. Di samping
untuk mengetahui kondisi perusahaan, sehingga
itu, terdapat pesaing-pesaing Mayora seperti
dapat terus meningkatkan kinerja keuangan
Indofood Tbk, Siantar Top Tbk, Tiga Pilar
perusahaan tersebut, yaitu dengan melakukan
Sejahtera Food Tbk, Nippon Indosari Corporindo
analisis rasio keuangan (Hanafi, 2015).
Tbk. Dinamika tersebut ini menjadi Tujuan dari penelitian ini adalah,untuk
permasalahan terkait kondisi perusahaan mengkaji dan mengetahui manfaat analisis rasio
dalam menaikkan kinerjanya, karena keuangan serta untuk menilai kondisi keuangan
pentingnya mengetahui kinerja keuangan dan kinerja perusahaan, dengan menganalisis PT.
perusahaan untuk mengevaluasi, mengoreksi,
merencanakan kebijakan, dan mengambil

Jurnal Kajian Ilmiah 66


Universitas Bhayangkara Jakarta Raya
Volume 19, No. 1, Januari 2019 p-ISSN 1410-9794
e-ISSN 2597-792X

Mayora Indah Tbk dari tahun 2010 sampai


tahun 2017. b. Inventory Turn Over (Perputaran
Persediaan):
LANDASAN TEORI
Jenis-Jenis Analisis Rasio x 100%
Jenis-jenis rasio keuangan sebagai berikut:
1. Rasio Likuiditas,
c. Fixed Assets Turn Over:
Rasio likuiditas untuk mengukur kemampuan
perusahaan memenuhi kewajiban jangka x 100%
pendek saat jatuh tempo (Amanah, Atmanto,
& Azizah, 2014). Rasio likuiditas terdiri dari: d. Total Assets Turn Over
x 100%
a. Current Rasio : x 100%
b. Quick Ratio: x 4. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas menilai kemampuan
100% perusahaan dalam mencari keuntungan,
c. Cash Ratio : semakin tinggi nilai persentase rasio ini maka
x 100%. semakin baik. Rasio ini juga mengukur
tingkat efektivitas manajemen suatu
2. Rasio Laverage atau Solvabilitas, perusahaan (Amanah et al., 2014). Rasio
Rasio leverage untuk mengukur seberapa profitabilitas terdiri dari:
jauh aset perusahaan dibiayai dengan hutang a. Gross Profit Margin : x 100%
dengan kata lain mengukur seberapa jauh
perusahaan melunasi total hutang ( jangka
panjang dan pendek). Semakin tinggi rasio b. Net Profit Margin : x
solvabilitas maka semakin buruk kinerja 100%
keuangan perusahaan (Sari & Abundanti, c. Return on Asset/Return on Investment:
2014). Rasio leverage terdiri dari:
x 100%

a. Total Debt to Assets Ratio : x


e. Return on Equity:
100%
x 100%
b. Debt to Equity Ratio : x 100%
c. Long Term Debt to Equity Ratio Manfaat Kinerja
(LTDtER) : x 100%. Kinerja keuangan merupakan gambaran
kondisi keuangan perusahaan pada suatu periode
3. Rasio Aktivitas, tertentu menyangkut aspek penghimpunan dana
Rasio aktivitas untuk mengukur efektivitas maupun penyaluran dana, yang biasanya diukur
perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dengan indikator likuiditas, solvabilitas, dan
dimilikinya, atau dapat pula dikatakan rasio profitabilitas (Ottay & Alexander, 2015).
ini digunakan untuk mengukur efisiensi Unsur yang berkaitan langsung dengan
(efektivitas) pemanfaatan sumber daya kinerja keuangan yaitu dengan pemgukuran
perusahaan. Efisiensi yang dilakukan kinerja perusahaan yang disajikan pasa laporan
misalnya di bidang penjualan, sediaan, keuangan yang disebut dengan laporan laba rugi,
penagihan piutang dan efisiensi di bidang dan juga dapat digunakan sebagai ukuran kinerja
lainnya, ada beberapa ukuran yang dipakai atau sebagai dasar bagi ukuran lainnya (Priyono,
dalam rasio aktivitas (Esthirahayu et al., 2013).
2014). Rasio aktivitas terdiri dari:
a. Receviable Turn Over (Perputaran METODE PENELITIAN
Piutang): Desain Penelitian
Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang
digunakan adalah deskriptif kuantitatif, dengan
x 100% menganalisis data laporan keuangan dengan

Jurnal Kajian Ilmiah 67


Universitas Bhayangkara Jakarta Raya
Volume 19, No. 1, Januari 2019 p-ISSN 1410-9794
e-ISSN 2597-792X

menggunakan rasio rasio likuiditas (current jangka panjang) dengan total aktiva yang
ratio dan quick rasio), solvabilitas (total debt to dimiliki perusahaan, dengan rumus
assets dan debt to equity ratio), aktivitas (total sebagai berikut:
assets turn over), dan profitabilitas (NPM, ROA, Total Debt to Assets Ratio = x
ROE).
100%
c. Untuk mengukur seberapa besar modal
Tahapan Penelitian
dijadikan untuk jaminan hutang, dengan
1. Menentukan fenomena.
rumus sebagai berikut :
2. Melakukan pengumpulan data dengan
menggunakan studi dokumen, pendekatan
deskriptif kuantitatif, pada tahap ini peneliti Debt to Equity Ratio = x
menggunakan data sekunder. Data tersebut 100%
diperoleh melalui situs www.idx.co.id yang
berisi data keuangan perusahaan yang 3. Rasio aktivitas merupakan rasio untuk
dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia (BEI) mengukur kemampuan PT. Mayora Indah Tbk
periode 2010-2017. untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam
3. Analisis data, yaitu menganalisis data dan menggunakan aktiva yang dimilikinya. Rasio
akhirnya ditarik suatu kesimpulan. yang digunakan dalam artikel ini adalah total
assets turn over, dengan rumus sebagai
Analisa Data berikut:
Analisis data yang yang digunakan untuk
mengetahui kinerja keuangan perusahaan adalah Total Assets Turn Over =
dengan menggunakan rasio likuiditas, solvabilitas,
aktivitas dan profitabilitas.
4. Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk
1. Rasio likuiditas merupakan rasio untuk
mengukur kemampuan PT. Mayora Indah Tbk
mengukur kemampuan PT. Mayora Indah Tbk
untuk mengukur seberapa besar tingkat
untuk mengukur kemampuan perusahaan
keuntungan yang dapat diperoleh oleh
memenuhi kewajiban jangka pendek saat
perusahaan.
jatuh tempo.
a. Untuk mengetahui besarnya laba bersih
a. Untuk mengukur kemampuan perusahaan
setelah pajak yang diperoleh dari
dalam memenuhi kewajiban jangka
perusahaan dari setiap penjualan, dengan
pendeknya yang segera jatuh tempo
rumus sebagai berikut:
dengan menggunakan total aset lancar
yang tersedia, dengan rumus sebagai Net Profit Margin =
berikut : x 100%
Current Ratio = x 100% b. Untuk mengetahui kemampuan PT.
Mayora Indah Tbk dalam menghasilkan
b. Untuk mengukur kemampuan perusahaan
keuntungan dari aset yang ada, digunakan
dalam memenuhi kewajiban jangka
analisis sebagai berikut :
pendeknya yang segera jatuh tempo
Return On Assets
dengan menggunakan aset sangat lancar
tanpa menghitung nilai persediaan, = x 100%
dengan rumus sebagai berikut : c. Untuk mengetahui besarnya kembalian
yang diberikan PT. Mayora Indah Tbk
Quick Ratio = x terhadap modal atau ekuitas digunakan
analisis sebagai berikut:
100%
Return On Ekuitas =
2. Rasio solvabilitas merupakan rasio untuk x 100%
mengukur kemampuan PT. Mayora Indah Tbk
untuk mengukur seberapa jauh perusahaan
melunasi total hutang.
a. Untuk mengukur kemampuan perusahaan
untuk mengukur perbandingan total utang
(baik hutang lancar maupun hutang

Jurnal Kajian Ilmiah 68


Universitas Bhayangkara Jakarta Raya
Volume 19, No. 1, Januari 2019 p-ISSN 1410-9794
e-ISSN 2597-792X

PEMBAHASAN kas, surat berharga dan piutang) mampu dalam


Rasio Likuiditas menutupi hutangnya, semakin besar rasio ini
Rasio likuiditas terdiri dari current ratio dan maka semakin baik, angka rasio ini tidak meski
quick ratio PT. Mayora Indah Tbk, periode 2010 harus 100% atau 1:1, paling tidak mendekati
– 2017, disajikan pada tabel 2 dan tabel 3. 100% juga bisa dikatakan baik (Ottay &
Jika dilihat pergerakan current ratio dari Alexander, 2015).
tahun 2010 – 2017, nilainya cenderung menurun,
karena 4 tahun di antaranya mengalami penurunan Rasio Solvabilitas
dan hanya 3 tahun diantaranya mengalami Rasio solvabilitas terdiri dari debt to assets
peningkatan, namun kondisi perusahaan dapat ratio dan debt to assets ratio PT. Mayora Indah
dikatakan cukup likuid karena di atas 200%. Tbk, periode 2010 – 2017, disajikan pada tabel 4
Dalam praktiknya sering kali dipakai bahwa dan 5.
rasio lancar dengan standar 200% (2:1) yang Tabel 4. Debt to Assets Ratio
terkadang sudah dianggap sebagai ukuran baik
atau memuaskan dalam bagi suatu perusahaan
Tahun Presesntase
(Tanor, Sabijono, & Walandouw, 2015).
2010 53.62
Tabel 1. Current Ratio 2011 63.26
Tahun Presentase 2012 63.05
2013 59.44
2010 258.08 2014 60.15
2011 221.87 2015 54.20
2012 276.11 2016 51.52
2013 244.34 2017 50.69
2014 208.99 Rata-Rata 56.99
2015 236.53
2016 225.02 Dari tahun 2010 – 2017, bahwa DER
2017 238.60 tertinggi pada tahun 2017 yaitu 50.69% dan nilai
Rata-Rata 238.69 terendah pada 2011 yaitu 63.26%, sedangkan nilai
rata-rata setiap tahunnya yaitu 56.99% atau
Tabel 2. Quick Ratio 0,5699 (0,5699:1), yang berarti satu pendanaan
aktiva dibiayai oleh 0,5699 hutang
Jika dilihat dari tahun 2010 – 2017, debt to
Tahun Presentase
assets ratio menunjukkan pergerakan yang baik
2010 253.28 karena cenderung menurun. Dengan demikian,
2011 149.48 rasio solvabilitas PT. Mayora Indah Tbk
2012 198.22 menunjukkan kondisi solvable, karena porsi
2013 188.99 hutang di bawah porsi aktiva.
2014 145.84
2015 180.58 Tabel 5. Debt to Equity Ratio
2016 170.34
2017 197.80 Tahun Presentase
Rata-Rata 185.57
2010 115.63
Jika dilihat pergerakan quick ratio dari tahun 2011 172.20
2010- 2017, perusahaan cenderung menurun, 2012 170.63
karena 4 tahun di antaranya mengalami penurunan 2013 146.52
dan hanya 3 tahun di antaranya mengalami 2014 150.97
peningkatan, namun kondisi perusahaan dapat 2015 118.36
dikatakan cukup likuid karena di atas 100% (Tanor 2016 106.26
et al., 2015). 2017 102.82
Rasio ini menunjukkan kemampuan aktiva Rata-Rata 135.42
lancar yang paling likuid (lebih berharga seperti

Jurnal Kajian Ilmiah 69


Universitas Bhayangkara Jakarta Raya
Volume 19, No. 1, Januari 2019 p-ISSN 1410-9794
e-ISSN 2597-792X

Tabel 7. Net Profit Margin


Dari tahun 2010 – 2017, bahwa debt to equity
ratio tertinggi pada tahun 2017, yaitu 102.82%
Tahun Presentase
dan terendah ada pada 2011 yaitu 172.20%, dan
rata-rata setiap tahunnya sebesar 135.42% atau 2010 6.95
1,3542 (1,3542:1), yang berarti 1 modal dibiayai 2011 5.12
hutang sebesar 1,3542. 2012 7.07
Jika dilihat dari tahun 2010 – 2017, debt to 2013 8.77
equity ratio pergerakan cenderung menurun, 2014 2.91
namun tetap saja kondisi tersebut tidak solvable 2015 8.55
bagi perusahaan, karena porsi hutang melebihi 2016 7.33
porsi modal 2017 7.54
Rata-Rata 6.78
Rasio Aktivitas
Rasio solvabilitas terdiri dari total asset turn Dari tahun 2010 – 2017, bahwa NPM
over PT. Mayora Indah Tbk, periode 2010 – 2017, tertinggi pada tahun 2013 yaitu 8.77% dan
disajikan pada tabel 6. terendah pada tahun 2014 yaitu 2.91%, dan rata-
rata rasio setiap tahunnya yaitu 6.78% atau 0,0678
Tabel 6. Total Turn Assets Ratio (0,0678:1) yang berarti 1 penjualan menghasilkan
laba bersih 0,0678.
Tahun Total asset turn over Jika dilihat dari tahun 2010 – 2017, NPM
cenderung meningkat dan dikatakan baik, karena
2010 1.6422 perusahaan cenderung memperoleh profit yang
2011 1.4324 lebih besar dari beban pokok penjualan atas setiap
2012 1.2660 penjualannya.
2013 1.2377
2014 1.3768 Tabel 8. Return on Assets
2015 1.3065
2016 1.4200
2017 1.3956 Tahun Presentase
Rata-Rata 1.3846 2010 11.41
2011 7.33
Dari tahun 2010 – 2017, bahwa total asset 2012 8.95
turn over tertinggi pada tahun 2010 yaitu 1.6422 2013 10.85
kali dan rasio terendah ada pada tahun 2013 yaitu 2014 4.01
1.2377kali, dan rata-rata rasio setiap tahunnya 2015 11.17
yaitu 1.3846 kali (1,3846:1), yang berarti 1 aset 2016 10.41
atau aktiva menghasilkan 1,3846 penjualan. 2017 10.53
Jika dilihat dari tahun 2010 – 2017, total Rata-Rata 9.33
asset turn over cenderung menurun dan dikatakan
kurang baik, karena perusahaan memiliki Dari tahun 2010 – 2017, bahwa ROA
penjualan yang cenderung menurun sedangkan tertinggi ada pada tahun 2010 yaitu 11.41% dan
total aktiva atau aset cenderung meningkat. rasio terendah ada pada tahun 2014 yaitu 4.01%,
dan rata-rata rasio setiap tahunnya yaitu 9.33 atau
Rasio Profitabilitas 0,0933 (0,0933:1) yang berarti 1 aset
Rasio profitabilitas terdiri dari net profit menghasilkan laba bersih sebesar 0,0933.
margin, return on assets dan return on equity PT. Jika dilihat dari tahun 2010 – 2017, ROA
Mayora Indah Tbk, periode 2010 – 2017, cenderung meningkat, karena perusahaan
disajikan pada tabel 7, 8 dan 9.

Jurnal Kajian Ilmiah 70


Universitas Bhayangkara Jakarta Raya
Volume 19, No. 1, Januari 2019 p-ISSN 1410-9794
e-ISSN 2597-792X

memiliki laba yang cenderung meningkat turunnya profitabilitas perusahaan, karena


dibanding investasi dalam aset. semakin banyak dana menganggur.
Rasio solvabilitas dengan menggunakan
Tabel 9. Return on Equity proksi debt to assets ratio menunjukkan PT.
Mayora Indah Tbk berada posisi cukup solvable
(aman). Hal ini harus lebih ditingkatkan lagi
Tahun Presentase
dengan cara proporsi dan prioritas terhadap
2010 24.60 hutang, sehingga jumlah hutang berkurang dan
2011 19.95 tidak bertumpuk. Sedangkan rasio solvabilitas
2012 24.21 dengan proksi debt to equity ratio berada pada
2013 26.75 posisi insovable (tidak aman), peneliti
2014 10.06 menyarankan perusahaan sebaiknya mengurangi
2015 24.38 atau mengklasifikasi pengeluaran dan melakukan
2016 21.48 proporsi dan prioritas terhadap hutang, sehingga
2017 21.35 modal digunakan untuk investasi yang penting
Rata-Rata 21.60 dan menguntungkan sehingga jumlah hutang
berkurang.
Dari tahun 2010 – 2017 sampai dengan Rasio aktivitas dengan menggunakan proksi
2017, bahwa ROE tertinggi pada tahun 2013 yaitu total assets turn over, nilainya kurang baik yang
26.75% dan rasio terendah ada pada tahun 2014 disebabkan perputaran aset kurang optimal. PT.
yaitu 10.06%, dan rata-rata rasio setiap tahunnya Mayora Indah Tbk diharapkan meningkatkan lagi
yaitu 21.60% atau 0,2160 (0,2160:1), yang berarti penjualannya seperti melakukan promosi,
1 modal menghasilkan laba bersih sebesar 0,2160. mengembangkan pemasaran atau pengembangan
Jika dilihat dari tahun 2010 – 2017, nilai produk agar mengurangi sebagian aktiva atau aset
ROE cenderung menurun, karena perusahaan (produk) yang kurang produktif.
belum mampu memaksimalkan penggunaan Rasio profitabilitas dengan menggunakan
modalnya dengan stabil, peningkatan laba bersih proksi net profit margin, pengembalian laba
tidak sebanding dengan modal yang cenderung bersih dari penjualan dikatakan baik, disarankan
meningkatnya lebih besar. lebih ditingkatkan lagi, seperti mengeluarkan
biaya yang perlu saja dan merancang strategi
Dari kedelapan perhitungan rasio yang pembiayaan-pembiayaan agar meminimalisasi
dianalisis, kelima rasio menunjukkan kinerja yang beban. sehingga perusahan dapat terus melakukan
cukup baik, sedangkan tiga di antaranya efisiensi terhadap beban yang dikeluarkan, agar
mempunyai kinerja keuangan yang kurang baik. beban tidak meningkat atau terlalu besar. Pada
Hal ini serupa dengan penelitian sebelumnya di return on assets, pengembalian laba bersih dari
mana dari 10 analisis rasio yang digunakan 8 investasi dalam aset dikatakan baik, tetapi
(delapan) di antaranya dalam kondisi baik, sebaiknya lebih ditingkatkan lagi, dalam hal ini
sedangkan 2 (dua) di antaranya dikatakan kurang terus melakukan efesiensi pada aset dan
baik (Setyawati, 2014; Tanor et al., 2015). Jadi, mengurangi yang tidak produktif, dan
secara keseluruhan dapat dikatakan kinerja mengoptimalkan penjualan. Sedangkan pada
keuangan PT. Mayora Indah Tbk selama tahun return on equity, pengembalian laba bersih dari
2010-2017 dalam kondisi cukup baik. modal dikatakan kurang baik karena cenderung
menurun. Untuk perusahaan harus memperbaiki
KESIMPULAN DAN SARAN tingkat pengembalian investasi atas modal dengan
Kesimpulan dari penelitian ini bahwa cara meningkatkan penjualan dan melakukan
current ratio, quick ratio, debt to assets ratio, net efisiensi atas beban operasional dan mengurangi
profit margin, return on assets berada pada asset yang tidak produktif, dan mengoptimalkan
kondisi cukup baik, sedangkan debt to equity penggunaan modal untuk agar mendapatkan profit
ratio, total assets turn over, return on equity lebih baik lagi sehingga perusahaan tidak
berada pada posisi kurang baik. merugikan para pemegang saham dan ROE
Rasio likuiditas yang ditunjukkan oleh berjalan lebih efisien.
current ratio dan quick ratio PT. Mayora Indah
Tbk berada pada posisi yang cukup baik, akan
tetapi semakin tinggi rasio ini mengakibatkan
Jurnal Kajian Ilmiah 71
Universitas Bhayangkara Jakarta Raya
Volume 19, No. 1, Januari 2019 p-ISSN 1410-9794
e-ISSN 2597-792X

REFERENSI LAPORAN KEUANGAN DAERAH


BERBASIS AKRUAL: Kajian Pengelolaan
Amanah, R., Atmanto, D., & Azizah, D. F. Aset Tetap Daerah Kabupaten
(2014). PENGARUH RASIO LIKUIDITAS KEANDALAN INFORMASI LAPORAN
DAN RASIO PROFITABILITAS KEUANGAN DAERAH BERBASIS
TERHADAP HARGA SAHAM (Studi pada AKRUAL: Kajian Pengelolaan Aset Tetap
Perusahaan Indeks LQ45 Periode 2008- Daerah Kabupaten Sampang Pengelolaan
2012). Jurnal Administrasi Bisnis, 12(1), 1– Aset Tetap Daerah K. El Muhasaba: Jurnal
10. Akuntansi.
Dharma, S. (2004). Tantangan manajemen Sari, P. I. P., & Abundanti, N. (2014). Leverage
Kinerja. Retrieved from Terhadap Profitabilitas dan Nilai
repository.ut.ac.id/4792/1/EKMA4265- Perusahaan. E-Jurnal Manajemen Unud,
M1.pdf 3(5), 1427–1441.
Esthirahayu, D. P., Handayani, S. R., Hidayat, R. Setyawati, I. (2013). Tinjauan Logis dan Filosofis
R., Administrasi, F. I., Brawijaya, U., tentang Competitive Advantage.
Leverage, R., & Aktivitas, R. (2014). Mediastima, 10(1), 69–91.
PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, Setyawati, I. (2014). Analisis Portfolio Optimal
RASIO LEVERAGE DAN RASIO dari 10 Saham Unggulan di BEI dengan
AKTIVITAS TERHADAP KINERJA Menggunakan Single Index Model (Pada
KEUANGAN PERUSAHAAN ( Studi pada Bursa Efek Indonesia, Periode 2012).
Perusahaan Food and Beverage yang Listing Mediastima, 20(1), 49–65.
di Bursa Efek Indonesia Tahun. Jurnal Tanor, M. O., Sabijono, H., & Walandouw, S. K.
Administrasi Bisnis (JAB), 8(1), 1–9. (2015). ANALISIS LAPORAN
Hanafi, M. M. (2015). Analisis Laporan KEUANGAN DALAM MENGUKUR
Keuangan. KINERJA KEUANGAN PADA. Jurnal
Ottay, M. C., & Alexander, S. W. (2015). Analisis EMBA, 3(3), 639–649.
Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Wangke, H. (2014). Peluang Indonesia Dalam
Keuangan Pada PT. BPR Citra Dumoga Masyarakat Ekonomi Asean 2015. Pusat
Manado. Jurnal EMBA, 3(1), 923–932. Pengkajian, Pengolahan Data Dan
https://doi.org/ISSN 2303-1174 Informasi (P3DI) DPR RI, VI(10), 5–8.
Priyono, K. (2013). KEANDALAN INFORMASI

Jurnal Kajian Ilmiah 72


Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

Anda mungkin juga menyukai