Anda di halaman 1dari 7

Pengertian Ukhuwah Islamiyah dan Ukhuwah Insaniyah

A. Pengertian Ukhuwah Islamiyah dan Ukhuwah Insaniyah

Dalam bahasa arab, ada kalimat "ukhuwah."(Persaudaraan), ada kalimat "ikhwah"(saudara seketurunan) dan
"ikhwan" (saudara bukan seketurunan). Dalam Al-Qur'an, kata akh (saudara) dalam bentuk tunggal ditemukan
sebanyak 52 kali. Kata ini dapat berarti saudara kandung (QS. AnNisa' :23), saudara yang dijalin oleh ikatan
keluarga (QS. Thaha : 29-30), saudara dalam arti sebangsa, walaupun tidak seagama (QS. Al-A'raf : 65), saudara
semasyarakat, walaupun berselisih paham (QS. Shad : 23), persaudaraan seagama (QS. Al-Hujurat : 10). Di
samping itu ada istilah persaudaraan lain yang tidak disebutkan dalam Al-Qur'an yaitu saudara sekemanusiaan
(ukhuwah insaniyah) dan saudara semakhluk dan seketundukan kepada allah.Quran bukan hanya menyebut
persaudaraan kemanusiaan (ukhuwah insaniyyah) tetapi bahkan menyebut binatang dan burung sebagai umat
seperti manusia (Q/6:38). Sebagai saudara semakhluk (ukhuwah makhluqiyah) Istilah
"ukhuwah islamiyah." Bukan bermakna persaudaraan antara orang-orang Islam, tetapi persaudaraan yang
didasarkan pada ajaran Islam atau persaudaraan yang bersifat islami. Oleh karena itu cakupannya "ukhuwah
Islamiyyah"bukan hanya menyangkut sesama orang Islam namun
juga menyangkut dengan non Muslim bahkan makhluk yang lainnya. Misalnya, seorang pemiliki kuda, tidak
boleh membebani kudanya dengan beban yang melampaui batas kewajaran. Ajaran ini termasuk ajaran
ukhuwwah Islamiyyah. Bagaimana seorang muslim bergaul dengan kuda miliknya. Dari ayat-ayat tersebut
diatas dapat disimpulkan bahwa Quran dan Hadist sekurang-kurangnya memperkenalkan empat macam
ukhuwah yaitu:
1. Khuwah 'ubudiyyah: Persaudaraan karena sesama makhluk yang tunduk kepada Allah SWT. 2. Ukhuwah
Insaniyyah atau basyariyyah: Persaudaraan karena sama-sama manusia secara keseluruhan.
3. Ukhuwah wathaniyyah wa an nasab: Persaudaraan karena keterikatanketuruanan dankebangsaan.
4. Ukhuwah diniyyah, persaudaraan karena seagama.
Bagaimana ukhuwah berlangsaung, tak lepas dari faktor penunjang.Faktor penunjang signifikan membentuk
persaudaraan adalah persamaan. Semakin banyak persamaan, baik persamaan rasa maupun persamaan cita-
cita maka semakin kokoh ukhuwahnya. Ukhuwa biasanya melahirkan aksi solidaritas. Contohnya diantara
kelompok masyarakat yang sedang berselisih, segera terjalin persaudaraan ketika semuanya menjadi korban
banjir, karena banjir menyatukan perasaan, yakni sama-sama merasa menderita. Kesamaan perasaan itu
kemudian memunculkan kesadaran untuk saling membantu.
“Hai manusia! Kami ciptakan kamu dari satu pasang laki-laki dan perempuan, dan Kami jadikan kamu beberapa
bangsa dan suku bangsa, supaya kamu saling mengenal [bukan supaya saling membenci, bermusuhan].
Sungguh, yang paling mulia di antara kamu dalam pandangan Allah ialah
yang paling bertakwa. Allah Mahatahu, Maha Mengenal (Q.s. Al-Hujurat [49]: 13) Manusia diciptakan bersuku-
suku dan berbangsa-bangsa. Suku, ras dan bangsa mereka merupakan nama-nama untuk memudahkan,
sehingga dengan itu kita dapat mengenali perbedaan sifat-sifat tertentu. Di hadapan Allah SwT mereka semua
satu, dan yang paling mulia ialah yang paling bertakwa. Antara persaudaraan iman dan persaudaraan nasional
atau kebangsaan tidak perlu terjadi persoalan alternatif, ini atau itu, tetapi sekaligus all at once. Seorang
Muslim menjadi nasionalis dengan paham kebangsaan yang diletakkan dalam kerangka kemanusiaan
universal. Dengan demikian ketika seorang Muslim melaksanakan ajaran agamanya, maka pada waktu yang
sama ia juga mendukung nilai-nilai baik yang menguntungkan bangsanya.

B. Upaya Meningkatkan Ukhuwah Islamiyah dan Ukhuwah Insaniyah


Supaya ukhuwah islamiyah dapat tegak dan kokoh, maka tidak hanya dengan perasaan atau perkataan saja,
diperlukan empat tiang penyangga yaitu:
1. Ta’aruf adalah saling kenal mengenal yang tidak hanya bersifat fisik ataupun biodata ringkasbelaka, tetapi
lebih jauh lagi menyangkut latar belakang pendidikan, budaya, keagamaan, pemikiran, ide-ide, cita-cita serta
problema kehidupan yang dihadapi.
2. Tafahum adalah saling memahami kelebihan dan kekurangan, kekuatan dan kelemahan masingmasing,
sehingga segala macam kesalah pahaman dapat dihindari.
3. Ta’awun adalah saling tolong menolong, dimana yang kuat menolong yang lemah dan yangmempunyai
kelebihan menolong yang kekurangan, dengan konsep ini maka kerjasama akan tercipta dengan baik dan saling
menguntungkan sesuai fungsi dan kemampuan masing-masing. 4. Takaful adalah saling memberi jaminan,
sehingga menumbuhkan rasa aman, tidak ada rasa khawatir dan kecemasan menghadapi hidup ini.
Dengan empat sendi persaudaraan tesebut umat islam akan saling mencintai dan bahu membahu serta tolong
menolong dalam menjalani dan menghadapi tantangan kehidupan, bahkan mereka sudah seperti satu batang
tubuh yang masing-masing bagian tubuh akan ikut merasakan penderitaan bagian tubuh lainnya. Seperti pada
hadits Rasulullah Saw yang diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim yang artinya ’’Perumpamaan orang-orang
beriman dalam sayang menyayangi, cinta mencintai dan tolong menolong sesama mereka seperti satu batang
tubuh, yang apabila salah satu batang tubuh menderita sakit, maka seluh badan akan merasakan sakit pula
karena tidak dapat tidur dan panas (H. R. Bukhori dan Muslim).
Supaya ukhuwah islamiyah tetap erat dan kuat, maka setiap muslim harus dapat menjauhi segala sifat dan
perbuatan yang dapat merusak dan merenggangkan ukhuwah tersebut, sesudah menyatakan bahwa orang-
orang beriman itu bersaudara, Allah SWT melarang orang-orang beriman untuk melakukan beberapa hal yang
dapat merusak dan merenggangkan ukhuwah islamiyah. Ukhuwah Islamiyah (persaudaraan Islam) bukanlah
teori. Ini adalah ajaran praktis yang bisa kita lakukan dalam keseharian. Karena itu, nikmatnya ukhuwah tidak
akan bisa kita kecap, kecuali dengan mempraktikannya. Jika delapan cara di bawah ini dilakukan, Anda akan
merasakan ikatan ukhuwah Anda dengan saudara-saudara seiman Anda semakin kokoh.
1. Katakan bahwa Anda mencintai saudara Anda
Rasulullah saw. bersabda, “Apabila seseorang mencintai saudaranya, hendaklah dia mengatakan cinta
kepadanya”. (Abu Dawud dan Tirmidzi, hadits shahih)
2. Minta didoakan dari jauh saat berpisah
Umar bin Khaththab berkata, Aku minta izin kepada Nabi Muhammad saw. untuk melaksanakan umrah, lalu
Rasulullah saw. mengizinkanku. Beliau bersabda, “Jangan lupakan kami, wahai saudaraku, dalam doamu.―
Kemudian ia mengatakan satu kalimat yang menggembirakanku bahwa aku mempunyai keberuntungan
dengan kalimat itu di dunia. Dalam satu riwayat, beliau bersabda, “Sertakan kami dalam diamu, wahai
saudaraku “. (Abu Dawud dan Tirmidzi, hadits hasan shahih)
3. Bila berjumpa, tunjukkan wajah gembira dan senyuman
Rasulullah saw. bersabda, “Janganlah kamu meremehkan kebaikan apapun, walaupun sekadar bertemu
saudaramu dengan wajah ceria”. (Muslim)
4. Berjabat tangan dengan erat dan hangat
Berjabat tanganlah acapkali bertemu. Sebab, Rasulullah saw. bersabda, “Tidak ada dua orang muslim
yang berjumpa lalu berjabat tangan melainkan keduanya diampuni dosanya sebelum berpisah.”• (Abu
Dawud) 5. Sering-seringlah berkunjung
Nabi Muhammad saw. bersabda, “Allah swt. berfirman, Pasti akan mendapat cinta-Ku orang-orang yang
mencintai karena Aku, keduanya saling berkunjung karena Aku, dan saling memberli karena
Aku. “ (Imam Malik dalam Al-Muwaththa)
6. Ucapkan selamat saat saudara Anda mendapat kesuksesan
Anas bin Malik berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa bertemu saudaranya dengan membawa
sesuatu yang dapat menggembirakannya, pasti Allah akan menggembirakannya pada hari kiamat”.
(Thabrani dalam Mu’jam Shagir) 7. Berilah hadiah terutama di waktu-waktu istimewa
Hadits marfu’ dari Anas bahwa, “Hendaklah kamu saling memberi hadiah, karena hadiah itu dapat
mewariskan rasa cinta dan menghilangkan kekotoran hati”. (Thabrani)
8. Berilah perhatian dan bantu keperluan Saudara Anda
Rasulullah saw. bersabda, “Siapa yang melepaskan kesusahan seorang mukmin di dunia niscaya
Allah akan melepaskan kesusahannya di akhirat. Siapa yang memudahkan orang yang kesusahan, niscaya Allah
akan memudahkan (urusannya) di dunia dan di akhirat. Siapa yang menutupi (aib) seorang muslim, niscaya
Allah akan menutupi (aibnya) di dunia dan di akhirat. Dan Allah selalu menolong hamba-Nya jika hamba
tersebut menolong saudaranya”. (Muslim).
Dari ayat 11 dan 12 surat Al-Hujurat, ada enam hal yang harus kita hindari agar ukhuwah islamiyah tetap
terpelihara: Pertama, memperolok-olokan, baik antar individu maupun antar kelompok, baik dengan kata-kata
maupun dengan bahasa isyarat karena hal ini dapat menimbulkan rasa sakit hati, kemarahan dan permusuhan.
Manakala kita tidak suka diolok-olok, maka janganlah kita memperolok-olok, apalagi belum tentu orang yang
kita olok-olok itu lebih buruk dari diri kita. Kedua, mencaci atau menghina orang lain dengan kata-kata yang
menyakitkan, apalagi bila kalimat penghinaan itu bukan sesuatu yang benar. Manusia yang suka menghina
berarti merendahkan orang lain, dan iapun akan jatuh martabatnya. Ketiga, memanggil orang lain dengan
panggilan gelar-gelar yang tidak disukai. Kekurangan secara fisik bukanlah menjadi alasan bagi kita untuk
memanggil orang lain dengan keadaan fisiknya itu. Orang yang pendek tidak mesti kita panggil si pendek, orang
yang badannya gemuk tidak harus kita panggil dengan si gembrot, begitulah seterusnya karena panggilan-
panggilan seperti itu bukan sesuatu yang menyenangkan. Memanggil orang dengan gelar sifat yang buruk juga
tidak dibolehkan meskipun sifat itu memang dimilikinya, misalnya karena si A sering berbohong, maka
dipanggillah ia dengan si pembohong, padahal sekarang sifatnya justru sudah jujur tapi gelar si pembohong
tetap melekat pada dirinya. Karenanya
jangan dipanggil seseorang dengan gelar-gelar yang buruk.Keempat, berburuk sangka, ini merupakan sikap yang
bermula dari iri hati (hasad). Akibatnya ia berburuk sangka bila seseorang mendapatkan kenimatan atau
keberhasilan. Sikap seperti harus dicegah karena akan menimbulkan sikap-sikap buruk lainnya yang bisa
merusak ukhuwah islamiyah. Kelima, mencari-cari kesalahan orang lain, hal ini karena memang tidak ada
perlunya bagi kita, mencari kesalahan diri sendiri lebih baik untuk kita lakukan agar kita bisa memperbaiki diri
sendiri. Keenam, bergunjing dengan membicarakan keadaan orang lain yang bila ia ketahui tentu tidak
menyukainya, apalagi bila hal itu menyangkut rahasia pribadi seseorang. Manakala kita mengetahui rahasia
orang lain yang ia tidak suka bila hal itu diketahui orang lain, maka menjadi amanah bagi kita untuk tidak
membicarakannya. Dari uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa ketika ukhuwah islamiyah kita dambakan
perwujudannya, maka segala yang bisa merusaknya harus kita hindari. Bila ukhuwah sudah terwujud, yang bisa
merasakan manfaatnya bukan hanya sesama kaum muslimin, tapi juga umat manusia dan alam semesta,
karena Islam merupakan agama yang membawa rahmat bagi seluruh alam. Karenanya mewujudkan ukhuwah
Islamiyah merupakan kebutuhan penting dalam kehidupan ini.
Petunjuk al-Quran tentang ukhuwah
1. Tetaplah berkompetisi secara sehat dalam melakukan kebajikan, meski mereka berbeda agama,ideologi,
status: "fastaqul khairat."(Q/5:48). Jangan berfikir menjadi manusia dalam kesaragaman, memaksa orang lain
untuk berpendirian seperti kita. Misalnya, Allah SWT menciptakan kita perbedaan sebagai rahmat, untuk
menguji mereka siapa diantara mereka yang memberikan kontribusi terbesar dalam kebajikan.
2. Memelihara amanah (tanggung jawab) sebagai khalifah Allah dimuka bumi, dimana manusiadibebani
keharusan menegakkan kebenaran dan keadilan (Q/38:26). Serta memelihara keseimbangan lingkungan alam
(Q/112:4).
3. Kuat pendirian tetapi menghargai pendirian orang lain "lakum dinukum wliyadin." (Q/112:4). Tidak
perlu bertengkar dengan asumsi bahwa kebenaran akan terbuka nanti dihadapan Allah SWT(Q/42:15).
4. Meski berbeda ideologi dan pandangan tetapi harus berusaha mencari titik temu, "kalimatin sawa"tidak
bermusuhan seraya mengakui eksistensi masing-masing(Q/3:64).
5. Tidak mengapa bekerjasa dengan pihak yang berbeda pendirian dalam hal kemaslahatan umum,
atas dasar saling menghargai eksistensi, berkeadilan, dan tidak saling menimbulkan

Anda mungkin juga menyukai