Anda di halaman 1dari 22

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

berkat rahmat dan karuniaNyalah, makalah ini dapat terselesaikan dengan baik,

tepat pada waktunya. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk

mengidentifikasi permasalahan tentang tanah. Dengan makalah ini kami berharap

mampu untuk lebih mengenal tentang permasalahan dari tanah.

Dalam penyelesaian makalah ini, kami banyak mengalami kesulitan,

terutama disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan yang menunjang. Namun,

berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya makalah ini dapat

terselesaikan dengan cukup baik. Karena itu, sudah sepantasnya jika kami

mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang ikut membantu dalam

pencarian data dan informasi, baik secara langsung maupun tidak langsung, cetak

maupun elektronik, yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu. Terima kasih

atas semuanya

Kami sadar, sebagai seorang pelajar yang masih dalam proses

pembelajaran, penulisan makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena

itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna

penulisan makalah yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.

1
Harapan kami, semoga makalah yang sederhana ini, dapat memberi kesadaran
tersendiri bagi generasi muda bahwa kita juga harus mengetahui permasalahan
lingkungan yang dihadapi bangsa indonesia, karena kita adalah bagian dari alam
beserta bukti fisik bangsa Indonesia tercinta.

Hormat Kami,

Tim Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN

2
1.1. Latar Belakang

Tanah (bahasa Yunani: pedon; bahasa Latin: solum) adalah bagian kerak

bumi yang tersusun dari mineral dan bahan organik. Tanah berasal dari pelapukan

batuan dengan bantuan organisme, membentuk tubuh unik yang menutupi batuan.

Proses pembentukan tanah dikenal sebagai ''pedogenesis''. Proses yang unik ini

membentuk tanah sebagai tubuh alam yang terdiri atas lapisan-lapisan atau

disebut sebagai horizon tanah. Setiap horizon menceritakan mengenai asal dan

proses-prosesfisika, kimia, dan biologi yang telah dilalui tubuh tanah tersebut.

1.2. Permasalahan

Dari materi tentang tanah ini, munculah berberapa masalah antara lain :

a. Apa yang dimaksud dengan tanah

b. Apa yang dimaksud dengan profil tanah

c. Bagaimana tekstur tanah

d. Apa saja jenis-jenis tanah

e. Apa manfaat tanah

f. Apakah pengaruh tanah terhadap kehidupan

BAB II

3
PEMBAHASAN

A. Definisi Tanah

1. Pendekatan Geologi (Akhir Abad XIX)

Tanah: adalah lapisan permukaan bumi yang berasal dari bebatuan yang

telah mengalami serangkaian pelapukan oleh gaya-gaya alam, sehingga

membentuk regolit (lapisan partikel halus).

2. Pendekatan Pedologi (Dokuchaev 1870)

Pendekatan Ilmu Tanah sebagai Ilmu Pengetahuan Alam Murni. Kata Pedo =i

gumpal tanah.

Tanah: adalah bahan padat (mineral atau organik) yang terletak dipermukaan

bumi, yang telah dan sedang serta terus mengalami perubahan yang dipengaruhi

oleh faktor-faktor: Bahan Induk, Iklim, Organisme, Topografi, dan Waktu

3. Pendekatan Edaphologis (Jones dari Cornel University Inggris)

Kata Edaphos = bahan tanah subur. Tanah adalah media tumbuh tanaman

Perbedaan Pedologis dan Edaphologis

1. Kajian Pedologis:

Mengkaji tanah berdasarkan dinamika dan evolusi tanah secara alamiah atau

berdasarkan Pengetahuan Alam Murni. Kajian ini meliputi: Fisika Tanah, Kimia

Tanah, Biologi tanah, Morfologi Tanah, Klasifikasi Tanah, Survei dan Pemetaan

Tanah, Analisis Bentang Lahan, dan Ilmu Ukur Tanah.

2. Kajian Edaphologis:

4
Mengkaji tanah berdasarkan peranannya sebagai media tumbuh tanaman. Kajian

ini meliputi: Kesuburan Tanah, Konservasi Tanah dan Air, Agrohidrologi, Pupuk

dan Pemupukan, Ekologi Tanah, dan Bioteknologi Tanah.

Paduan antara Pedologis dan Edaphologis:

Meliputi kajian: Pengelolaan Tanah dan Air, Evaluasi Kesesuaian Lahan, Tata

Guna Lahan, Pengelolaan Tanah Rawa, Pengelolaan Sumber Daya Alam dan

Lingkungan.

Definisi Tanah (Berdasarkan Pengertian yang Menyeluruh)

Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat

tumbuh & berkembangnya perakaran penopang tegak tumbuhnya tanaman dan

menyuplai kebutuhan air dan udara; secara kimiawi berfungsi sebagai gudang dan

penyuplai hara atau nutrisi (senyawa organik dan anorganik sederhana dan unsur-

unsur esensial seperti: N, P, K, Ca, Mg, S, Cu, Zn, Fe, Mn, B, Cl); dan secara

biologi berfungsi sebagai habitat biota (organisme) yang berpartisipasi aktif dalam

penyediaan hara tersebut dan zat-zat aditif (pemacu tumbuh, proteksi) bagi

tanaman, yang ketiganya secara integral mampu menunjang produktivitas tanah

untuk menghasilkan biomass dan produksi baik tanaman pangan, tanaman obat-

obatan, industri perkebunan, maupun kehutanan.

B. Profil Tanah

5
Profil tanah merupakan kumpulan berbagai macam lapisan tanah. Horison-

horison tanah diberi tanda dengan huruf, dari lapisan atas sampai dibawah dengan

huruf : O, A, B, C dan R. Horison O adalah profil tanah bagian atas yang terdiri

dari seresah tanah atau bahan organik tanah yang masih segar, lapisan ini

merupakan guguran dari daun-daun dan ranting pohon yang menutupi lapisan atas

tanah. Bagian horison O merupakan horison "Organik" yang terdiri dari beberapa

lapisan L = litter, F = Fermentation, dan H = Humus.

Horison A merupakan hasil pelapukan dari horison O, disini terjadi

pelarutan unsur-unsur hara dan senyawa lain yang dibawa air infiltrasi ke lapisan

dibawahnya. Terjadi proses leaching yaitu proses pencucian unsur hara oleh air.

Horison B merupakan horison yang miskin bahan organik. Kegiatan

mikrobia hampir tidak ada, lebih padat dan warnannya lebih merah. Sebagai

horison akumulasi unsur-unsur hara dan senyawa-senyawa horison pencucian

yang tercuci.

Horison C adalah horison yang terdiri dari bahan induk tanah, merupakan

batuan yang sebagian sudah mengalami pelapukan.

Bagian terakhir adalah R atau Rock merupakan batu-batuan lapisan keras

yang sulit untuk ditembus.

C. Karakteristik

Tubuh tanah (solum) tidak lain adalah batuan yang melapuk dan

mengalami proses pembentukan lanjutan. Usia tanah yang ditemukan saat ini

6
tidak ada yang lebih tua daripada periode Tersier dan kebanyakan terbentuk dari

masa Pleistosen.

Tubuh tanah terbentuk dari campuran bahan organik dan mineral. Tanah

non-organik atau tanah mineral terbentuk dari batuan sehingga ia mengandung

mineral. Sebaliknya, tanah organik (organosol/humosol) terbentuk dari pemadatan

terhadap bahan organik yang terdegradasi.

Tanah organik berwarna hitam dan merupakan pembentuk utama lahan

gambut dan kelak dapat menjadi batu bara. Tanah organik cenderung memiliki

keasaman tinggi karena mengandung beberapa asam organik (substansi humik)

hasil dekomposisi berbagai bahan organik. Kelompok tanah ini biasanya miskin

mineral, pasokan mineral berasal dari aliran air atau hasil dekomposisi jaringan

makhluk hidup. Tanah organik dapat ditanami karena memiliki sifat fisik gembur

(sarang) sehingga mampu menyimpan cukup air namun karena memiliki

keasaman tinggi sebagian besar tanaman pangan akan memberikan hasil terbatas

dan di bawah capaian optimum.

Tanah non-organik didominasi oleh mineral. Mineral ini membentuk

partikel pembentuk tanah. Tekstur tanah demikian ditentukan oleh komposisi tiga

partikel pembentuk tanah: pasir, lanau (debu), dan lempung. Tanah pasiran

didominasi oleh pasir, tanah lempungan didominasi oleh lempung. Tanah dengan

komposisi pasir, lanau, dan lempung yang seimbang dikenal sebagai geluh (loam).

Warna tanah merupakan ciri utama yang paling mudah diingat orang.

Warna tanah sangat bervariasi, mulai dari hitam kelam, coklat, merah bata, jingga,

kuning, hingga putih. Selain itu, tanah dapat memiliki lapisan-lapisan dengan

7
perbedaan warna yang kontras sebagai akibat proses kimia (pengasaman) atau

pencucian (leaching). Tanah berwarna hitam atau gelap seringkali menandakan

kehadiran bahan organik yang tinggi, baik karena pelapukan vegetasi maupun

proses pengendapan di rawa-rawa. Warna gelap juga dapat disebabkan oleh

kehadiran mangan, belerang, dan nitrogen. Warna tanah kemerahan atau

kekuningan biasanya disebabkan kandungan besi teroksidasi yang tinggi; warna

yang berbeda terjadi karena pengaruh kondisi proses kimia pembentukannya.

Suasana aerobik/oksidatif menghasilkan warna yang seragam atau perubahan

warna bertahap, sedangkan suasana anaerobik/reduktif membawa pada pola warna

yang bertotol-totol atau warna yang terkonsentrasi[1].

Struktur tanah merupakan karakteristik fisik tanah yang terbentuk dari

komposisi antara agregat (butir) tanah dan ruang antaragregat. Tanah tersusun dari

tiga fase: fase padatan, fase cair, dan fase gas. Fasa cair dan gas mengisi ruang

antaragregat. Struktur tanah tergantung dari imbangan ketiga faktor penyusun ini.

Ruang antaragregat disebut sebagai porus (jamak pori). Struktur tanah baik bagi

perakaran apabila pori berukuran besar (makropori) terisi udara dan pori

berukuran kecil (mikropori) terisi air. Tanah yang gembur (sarang) memiliki

agregat yang cukup besar dengan makropori dan mikropori yang seimbang. Tanah

menjadi semakin liat apabila berlebihan lempung sehingga kekurangan

makropori.

D. Tekstur Tanah

8
Tekstur tanah adalah banyaknya setiap bagian tanah menurut ukuran

partikel-partikelnya ditentukan oleh besarnya butiran tanah. Sehingga pengertian

dan definisinya adalah perbandingan antara banyaknya liat, lempung dan pasir

yang terkandung dalam tanah.

Badan Pertanahan Nasional mendefinisikan bahwa tekstur tanah adalah

keadaan tingkat kehalusan tanah yang terjadi karena terdapatnya perbedaan

komposisi kandungan fraksi pasir, debu dan liat yang terkandung pada tanah. Dari

ketiga jenis fraksi tersebut partikel pasir mempunyai ukuran diameter paling besar

yaitu 2 – 0.05 mm, debu dengan ukuran 0.05 – 0.002 mm dan liat dengan ukuran

< 0.002 mm.

Maka dapat terjadi bahwa pada suatu tanah, butiran pasir merupakan

penyusun yang dominan, pada kasus lain liat merupakan penyusun tanah yang

terbesar. Sebaliknya pada tempat lain, kandungan pasir, liat dan lempung terdapat

sama banyaknya.

Perbandingan tersebut akan mudah terlihat pada grafik segitiga.

Setiap kaki segitiga menggambarkan suatu fraksi ukuran butir-butir tanah :

 Pasir berukuran 2 mm - 20 mµ

 Lempung berukuran 20 mµ - 2 mµ

 Liat kurang dari 2 mµ.

Sesuai dengan klasifikasi USDA (The United States Department of Agriculture)

butiran atau partikel tanah dikelompokan dalam :

 Sand : > 0.05 mm

9
 Silt : 0.002 - 0.05 mm

 Clay: < 0.002 mm

Diameter limits (mm)


Name of soil separate
(USDA classification)
Clay less than 0.002
Silt 0.002–0.05
Very fine sand 0.05–0.10
Fine sand 0.10–0.25
Medium sand 0.25–0.50
Coarse sand 0.50–1.00
Very coarse sand 1.00–2.00
Menurut tempatnya dalam segitiga ini dapat dibaca teksturnya. Maka tekstur

berarti perbandingan antara banyaknya liat, lempung dan pasir, yang dalam garis

besarnya lebih dari :

 30% liat adalah tanah liat

 35% lempung adalah tanah lempung

 60% pasir adalah tanah pasir.

Dari ketiga bagian liat, lempung dan pasir jika hanya satu bagian saja belum

dapat mencerminkan jenis tanah. Lazimnya disebut dua bagian tanah yang

terpenting. misalnya : tekstur liat berpasir, pasir berlempung dan seterusnya.

dimana bagian yang terbanyak disebut lebih dahulu.

Pada segitiga tidak menyebutkan kandungan pasir dan bahan organik,

walaupun kapur dan bahan organik sangat ikut menentukan sifat-sifat tanah. Jika

10
kandungan ini besar maka perlu disebut juga, misalnya tanah mengandung 20%

liat dan 10-30% kapur; selanjutnya disebut tanah liat berkapur.

Bila setiap bagian merupakan perbandingan yang merata, disebut tanah

yang baik. Umpamanya saja mengandung 50-70% pasir (halus dan kasar), 10-

15% lempung, 5-10% liat, 1-5% kapur, 3-5% bahan organik.

Tekstur tanah merupakan dasar dari kebanyakan sifat-sifat tanah. Susunan

menurut besarnya butir-butir suatu jenis tanah biasanya dilihat pada grafik

segitiga. Menurut besarnya tersusun dari butir-butir pasir 60%, lempung 15% dan

liat 25%.

E. Jenis – Jenis Tanah

Indonesia adalah negara kepulauan dengan daratan yang luas dengan jenis

tanah yang berbeda-beda. Berikut ini adalah macam-macam / jenis-jenis tanah

yang ada di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

1. Tanah Organosol

Tanah ini terjadi akibat pelapukan bahan-bahan organik. Tanah ini biasanya

bersifat subur. Organosol terbagi menjadi 2 yaitu :

· Tanah Gambut merupakan tanah hasil pembusukan yag tidak sempurna dari di

daerah yang kadang-kadang tergenang oleh air (rawa). Tanah ini kurang baik

untuk pertanian karena sifatnya yang terlalu basah (tergenang air). Jenis tanah ini

banyak terdapat di daerah kalimantan Barat, Pantai timur sumatera, dan pantai

selatan Barat Papua.

11
· Tanah Humus merupakan tanah hasil pembusukan bahan-bahan organik yang

mempunyai sifat sangat subur. Tanah ini berwarna kecoklatan dan cocok di tanami

tanaman padi, kelapa, dan nanas. Tanah jenis ini banyak terdapat di daerah

Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Papua.

2. Tanah Vulkanik

Tanah ini terjadi akibat pelapukan abu vulkanik dari gunung berapi. Tanah jenis

ini dibagi menjadi 2, yaitu :

· Regosol merupakan tanah dengan ciri ciri : berbutir kasar, berwarna kelabu

sampai kuning dan sedikit berbahan organik. Jenis tanah ini sangat cocok untuk

menanam tanaman palawija seperti ketela, jagung dll. Tanah ini banyak terdapat

di daerah Sumatera, Jawa, dan Papua.

· Latosol merupakan tanah dengan ciri-ciri mempunyai warna merah hingga

kuning. Kandungan bahan organiknya sedang. Jenis tanah ini cocok untuk

menanam tanaman palawija, padi ketela dll. Tanah latosol banyak di jumpai di

daerah Sumatera, Jawa, Bali, dan Papua.

3. Tanah Aluvium (aluvial)

Tanah aluvium merupakan tanah yang diendapkan dari hasil erosi di dataran

rendah. Jenis tanah ini mempunyai ciri-ciri berwarna kelabu dan subur Tanaman

yang cocok ditanam di tanah jenis ini adalah palawija, tebu,kelapa, tembakau dll.

Tanah jenis ini banyak ditemukan didaerah Sumatera bagian timur, Jawa bagian

utara dan kalimantan bagian selatan dan barat.

4. Tanah Podzol

12
Tanah ini terbentuk akibat curah hujan yang tinggi dan suhunya yang rendah.

Tanah ini mempunyai ciri-ciri yaitu miskin akan unsur hara, tidak subur dan

berwarna merah sampai kuning. Tanah jenis ini cocok untuk tanaman kelapa dan

jambu mente. Tanah jenis ini banyak terdapat di daerah dataran tinggi jawa barat,

sumatera, maluku, kalimantan dan puapua.

5. Tanah Laterit

Tanah Laterit merupakan tanah hasil cucian, kurang subur karena kehilangan

unsur hara dan tandus. Awalnya tanah ini subur, namun karena unsur haranya

dilarutkan oleh air maka menjadi tidak subur. Warna tanah ini kekuningan sampai

merah dan cocok untuk tanaman kelapa dan jambu mente. Tanah jenis ini banyak

terdapat di daerah Jawa Tengah. Lampung, Jawa Barat.

6. Tanah Litosol

Tanah litosol adalah hasil pelapukan batuan beku dan batuan sedimen yang baru

terbentuk sehingga mempunyai butiran yang besar. Ciri-ciri tanah jenis ini adalah

miskin akan unsur hara dan mineralnya masih terikat pada butiran yang besar-

besar. Tanah litosol kurang subur sehingga tanaman yang cocok dengan tanah ini

adalah tanaman-tanaman yang besar di hutan. Jenis tanah ini banyak terdapat di

Sumatera, jawa , maluku, dan nusa tenggara.

7. Tanah Kapur

Tanah kapur merupakan jenis tanah akbiat dari pelapukan batuan kapur. Jenis

tanah ini dibagi menjadi 2, yaitu :

13
· Renzina merupakan tanah hasli pelapukan batuan kapur di daerah dengan curah

hujan tinggi. Tanah ini mempunyai ciri-ciri berwarna hitam dan miskin akan unsur

hara. Tanah renzina banyak terdapa di daerah kapur gunung kidul (yogyakarta).

· Mediteran merupakan tanah dari hasil pelapukan batuan kapur keras dan bauan

sedimen. Warna tanah ini kemerahan hingga coklat. Jenis tanah ini Cocok untuk

tanaman palawija.

8. Tanah pasir merupakan tanah yang bersifat kurang baik bagi pertanian

yang terbentuk dari batuan beku dan batuan sedimen dengan butiran sangat kasar

dan berkerikil. Jenis tanah ini banyak di jumpai dimana-mana.

Pada awalnya jenis tanah dikalsifikasikan berdasarkan prinsip zonalitas, yaitu :

· Tanah zonal, yakni tanah dengan faktor pembentuk tanah berupa iklim dan

vegetasi.

· Tanah intrazonal, yakni tanah dengan faktor pmbentuk tanah berupa faktor

lokal terutama bahan induk dan relief.

· Tanah azonal, yakni tanah yang belum mennjukkan perkembangan profil dan

dianggap sebagai awal proses pembentukan tanah.

Kemudian dalam perkembangannya jenis tanah diklasifikasikan

berdasarkan sifat tanah (taksonomi tanah). Sistem ini pertama kali dikembangkan

oleh USDA (United State Departement of Agriculture) pada tahun 1960 yang

dikenal dengantujuh pendekatan dan sejak tahun 1975 dikenal dengan nama

taksonomi tanah. Sistem ini bersifat alami berdasarkan karakteristik tanah yang

teramati dan terukur yang dipengaruhi oleh proses genesis. Berdasarkan ada

14
tidaknya horizon penciri dan sifat penciri lainnya maka dalam taksonomi tanah

dibedakan atas enam kategori yakni ordo, subordo, greatgroup, subgroup, family

dan seri. Pada edisi Taksonomi tanah tahun 1998 terdapat 12 ordo jenis tanah.

Keduabelas ordo tersebut adalah Alfisols, Andisols, Aridisols, Entisols, Gelisols,

Histosols, Inceptisols, Mollisols, Oxisols, Spodosols, Ultisols dam Vertisols.

1. Alfisols. Tanah yang mempunyai epipedon okrik dan horzon argilik

dengan kejenuhan basa sedang sampai tinggi. Pada umumnya tanah tidak kering.

Jenis tanah yang ekuivalen dengan jenis tanah ini adalah tanah half-bog, podsolik

merah kuning dan planosols.

2. Andisols. Merupakan jenis tanah yang ketebalannya mencapai 60%,

mempunyai sifat andik. Tanah yang ekuivalen dengan tanah ini adalah tanah

andosol.

3. Aridisol. Tanah yang berada pada regim kelengasan arida atau tanah yang

rgim kelengasan tanahnya kering. Tanah yang ekuivalen dengan jenis tanah ini

adalah tanah coklat (kemerahan) dan tanah arida (merah).

4. Entisols. Tanah yang belum menunjukkan perkembangan horizon dan

terjadi pada bahan aluvian yang muda. Tanah yang ekuivalen dengan jenis tanah

ini adalah tanah aluvial, regosol dn tanah glei humus rendah.

5. Gelisols. Merupakan jenis tanah yang memiliki bahan organik tanah. Jenis

ini tidak dijumpai di Indonesia

6. Histosols. Tanah yang mengandung bahan organik dari permukaan tanah ke

bawah, paling tipis 40 cm dari permukaan. Tanah yang ekuivalen dengan jenis

tanah ini adalah tanah bog dan tanah gambut.

15
7. Inceptisols. Merupakan jenis tanah di wilayah humida yang mempunyai

horizon teralterasi, tetapi tidak menunjukkan adanya iluviasi, eluviasi dan

pelapukan yang eksterm. Jenis tanah ekuivalen dengan jenis tanah ini adalah tanah

brown forest, glei humik dan glei humik rendah.

8. Mollisols. Tanah yang mempunyai warna kelam dengan horizon molik di

wilyah stepa. Jenis tanah yang ekuivalen dengan jenis tanah ini adalah tanah

brunizem, tanah rendzina.

9. Oxisols. Tanah yang memiliki horizon oksik pada kedalaman kurang dari 2

meter dari permukaan tanah. Tanah yang ekuivalen dengan jenis tanah ini adalah

jenis tanah laterik.

10. Spodosols. Tanah yang memiliki horizon spodik dan memiliki horizon

eluviasi. Jenis tanah yang ekuivalen dengan jenis tanah ini adalah podsolik.

11. Ultisols. Tanah yang memiliki horizon argilik dengan kejenuhan basa

rendah (< 35%) yang menurun sesuai dengan kedalaman tanah. Tanah yang sudah

berkembang lanjut dibentangan lahan yang tua. Jenis tanah yang ekuivalen dengan

jenis tanah ini adalah tanah laterik coklat-kemerahan dan tanah podsolik merah-

kuning.

12. Vertisols. Tanah lempung yang dapat mengembang dan mengerut. Dalam

keadaan kering dijumpai retkan yang lebar dan dalam. Jenis tanah yang ekuivalen

dengan jenis tanah ini adalah tanah grumosol.

Di Indonesia jenis tanah yang umumnya dijumpai adalah jenis tanah

Mollisols, Vertisols, Andisols, Alfisols, Inceptisols, Ultisols, Oksisols dan

16
Spodosols. Jenis tanah yang paling banyak ditemui adalah jenis tanah Ultisols

yang mencapai 16.74% dari luas lahan yang ada di Indonesia (Sutanto, 2005).

F. Manfaat Tanah

Manfaat tanah dalam kehidupan bukan saja untuk manusia tetapi juga

mahluk hidup yang lain seperti hewan dan tumbuhan. Berbagai sudut pandang

dari manfaat tanah tergantung kepentingan orang yang memanfaatkannya.

Untuk seorang petani tradisional memanfaatkan tanah sebagai lingkungan

tempat tinggal dan sebagai sumber penghidupan, karena dengan demikian petani

tersebut dapat menanam serta memungut hasilnya sebagai bahan makanan

maupun bahan dagang. Hasil ini bisa dimanfaatkan sendiri sebagai pola hidup

subsisten ataupun dijual untuk memenuhi kepentingan yang lain.

Pengusaha batu merah, genting dan keramik memanfaatkan tanah sebagai

bahan baku produksi untuk pengembangan usaha, terutama tanah liat yang

dimanfaatkan untuk menghasilkan barang-barang produksi dalam mendatangkan

keuntungan.

Ahli Pertanian memandang tanah sebagai benda yang lunak menempati kulit bumi

bagian atas yang terdiri dari bahan organik dan anorganik sebagai media

pertumbuhan tanaman.

Bagi yang tidak tahu menahu tentang tanah menganggap tanah sebagai

benda yang kotor karena becek (nggak ada ojek) dan dapat melekat pada apa saja.

17
Para ahli pedologi mempelajari asal dan perkembangan tanah dan faktor-faktor

serta proses pembentukan tanah yang memenuhi sebagian besar kebutuhan

tanamannya.

G. Pengaruh Tanah Bagi Kehidupan

Tanah berperan sebagai :

· Lahan untuk tempat tinggal dan tempat melakukan kegiatan.

· Tempat tumbuhnya vegetasi yang sangat berguna bagi kepentingan hidup

manusia.

· Sumber barang tambang atau bahan galian yang berguna bagi manusia.

· Tempat berkembangnya hewan yang sangat berguna bagi manusia.

· Penyedia nutrisi bagi tanaman tersebut, sehingga produksi yang dicapai

tanaman tergantung pada kemampuan tanah dalam penyediaan nutrisi ini

(kesuburan tanah).

· Digunakan untuk tempat tinggal dan tempat melakukan kegiatan.

· Sebagai tempat tumbuhnya vegetasi yang sangat berguna bagi kepentingan

hidup manusia.

· Mengandung barang tambang atau bahan galian yang berguna bagi manusia.

· Sebagai tempat berkembangnya hewan yang sangat berguna bagi manusia

18
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Jadi intinya kualitas ta nah dipengaruhi oleh batuab induk yang menjadi

penyusun tanah tersebut. Tanah terbentuk melalui proses yang panjang hingga

dapat dimanfaatkan dalam kegiatan sehari-hari, misalnya untuk pertanian, dibuat

19
kerajinan, bercocok tanam, dibuat bahan baku, dan lainnya. Jenis tanaman yang

tumbuh pada satu tempat berbeda dengan tanaman yang tumbuh pada tempat lain

karena bergantung pada struktur tanahnya dan asal bahan pembentuk tanah

tersebut. Tanah memberikan banyak manfaat bagi kehidupan kita sehari-hari.

DAFTAR PUSTAKA

· http://dasar2ilmutanah.blogspot.com/2008/02/definisi-tanah-fungsi-dan-profil-

tanah.html

· http://pengertian-definisi.blogspot.com/2012/01/pengertian-tekstur-tanah.html

· http://pengertian-definisi.blogspot.com/2011/11/manfaat-tanah.html

· 8 Jenis Tanah Di Indonesia http://www.blogsas.com/8-jenis-tanah-

diindonesia/#ixzz1qlVWqBtV

· http://www.irwantoshut.net/klasifikasi_jenis_tanah.html

20
· http://belajargeo-erinz.comoj.com

http://green-fruit.blogspot.com

· Buku Geografi SMA kelas x penerbit Erlangga KTSP 2004, K Wardiyatmoko

dan Prof.H.R. Bintarto

· Buku Geografi SMA kelas x penerbit Erlangga KTSP 2006, , K Wardiyatmoko

· Buku Geografi SMA kelas 2 semester 3 & 4 KTSP 1984 penerbit Indah Jaya

Bandung. Drs, Syaiful Khafid

· Buku Geografi kelas 1 penerbit Armico KTSp 1994, Drs, S Machmudi Alimin

MAKALAH

Diajukan Sebagai salah Satu Tugas


Mata Pelajaran GEOGRAFI

21
Disusun oleh :
Kelompok 6 Kelas X-2
1. CICI LESTARI
2. DIAH FITRIANI
3. YULIA HANDINI
4. MUHAMAD RAMDANI
5. NURLAELA
6. YESMIN A YULIANTI

MADRASAH ALIYAH NEGERI BINONG


MAN BINONG
2013

22

Anda mungkin juga menyukai