Anda di halaman 1dari 5

B.

Kemajuan dan Peradaban Islam

1. Kejayaan Dinasti Murabithun

Masa kejayaan Dinasti Murabithun berlangsung hanya pada dua


kepemimpinan, yakni Yusuf bin Tasyfin dan Ali bin Yusuf. Keduanya
merupakan pemimpin dinasti Murabithun yang cukup lama, Yusuf bin Tasyfin
berkuasa pada tahun 1061-1107 M atau selama 46 tahun. Sementara Ali bin
Yusuf, putra Yusuf bin Tasyfin juga berkuasa cukup lama yakni antara tahun
1107-1143 M atau sekitar 36 tahun. Yusuf Bin Tasyfin tergolong pemimpin
yang konsisten dalam perjuangan politiknya, kebijakan-kebijakannya banyak
diterima oleh masyarakat dinasti Murabithun saat itu. Yusuf bin Tasyfin
merupakan satu-satunya pemimpin Dinasti Murabithun yang mampu
menguasai sebagian besar daratan Afika Utara bagian barat. Tetapi pada yang
sama, di Spanyol juga sedang terjadi reconguista' Kristen. (Subarman, 2019)

Yusuf bin Tasyfin pernah diminta oleh Al-Mutamid Ibnu Abbad, raja
Sevilla saat itu untuk membantunya menghadapi serangan Alfonso VI yang
telah menguasai Toledo dan hendak merebut kembali wilayah kekuasaan yang
ada ditangan umat Islam di Spanyol. Tahun 1086, Yusuf bin Tasyfin
berangkat ke Spanyol untuk memerangi Alfonso VI, setelah ia berunding
dengan para ulama dan pembesar dinasti Murabithun. Ia berangkat bersama
pasukannya menelusuri Spanyol bagian selatan dan bertempur dengan Alfonso
VI di Zallaga. Dalam pertempuran tersebut Yusuf bin Tasyfin memenanginya
dan Alfonso VI tewas. Namun demikian, Yusuf bin Tasyfin tetap belum
mampu menguasai Badajoz dan Toledo karean masih dikuasai oleh orang-
orang Kristen. (Subarman, 2019)

Hal terpenting dalam catatan kemenangan perang ini adalah titik awal
penaklukan Spanyol oleh Dinasti Murabithun pada masa kekuasaan Yusuf bin
Tasyfin. Meskipun Spanyol masih dalam kekuasaan Daulah Abassiyah, Yusuf
bin Tasyfin berani memakai gelar Amirul mukminin. Yusuf bin Tasfyin
kembali ke Afrika Utara dan menempatkan tidak kurang dari 300 tentaranya
untuk mengawasi dan menjaga kawasan tersebut. (Subarman, 2019)

Tetapi 300 tentara yang ditinggalkan oleh Yusuf, pada akhirnya tidak
dapat berkutik saat tentara-tentara Kristen menyerbunya. Kekuatan Kristen
ternyata masih berjumlah sangat besar, mulai dari Valensia sampai Lorca dan
Murcia serta Aledo. Al-Mutamid kembali mengundang Yusuf bin Tasyfin
kembali ke Spanyol untuk membantu menahan serangkan kelompok Kristen.
Yusuf bin Tasyfin kembali ke Spanyol pada tahun 1090 M dan berhasil
menaklukkan tantara Kristen. Aledo menjadi daerah yang ditaklukkan pertama
semenjak kembali ke Spanyol. Undangan Al-Mutamid untuk meminta
kembali bantuan Yusuf bin Tasyfin menunjukkan kelemahan politik dan
melunturkan kepercayaan rakyat al-Mutamid. Yusuf bin Tasyfin menganggap
Al-Mutamid tidak lagi cakap memimpin negara. Yusuf kemudian meminta
kepada ulama-ulama Granada untuk mengeluarkan fatwa bahwa pemimpin
para pemimpin di Spanyol (Andalusia) termasuk Al-Mutamid tidak lagi cakap
memimpin dan telah menyimpang Al-Qur'an. Fatwa ini ternyata mendapat
dukungan ulama Timur, termasuk di antaranya adalah Al-Ghazali. Fatwa
tersebut dijadikan dasar oleh Yusuf bin Tasyfin menguasai Spanyol dan
menaklukkan tentara-tentara Kristen yang masih tersisa. Yusuf bin Tasyfin
kemudian menghapuskan raja-raja kecil muslim di Spanyol dan
menggabungkannya dalam kekuasaan Dinasti Murabithun di Afrika Utara.
(Subarman, 2019)

Semenjak keberhasilan menguasai beberapa daerah Spanyol, kota-kota


penting di Spanyol di kuasai oleh Murabithun di bawah pimpinan Yusuf bin
Tasyfin. Kota Granada takluk tanpa peperangan pada tahun 1090 M, berlanjut
Cordova. Kota Badajoz Spanyol bagian utara dikuasai tahun 1094 M, Sevilla
dikuasai pada tahun 1095 M. Saragosa juga takluk pada tahun 1102 M, dan
Saragosa pada tahun 1107 M. (Subarman, 2019)
2. Kejayaan Dinasti Muwahidun

Berbeda dengan pemerintahan Dinasti Murabithun di mana Yusuf bin


Tasyfin dan putranya Ali bin Yusuf sangat dominan dan menonjol
keberhasilan-nya dibandingkan dengan pemimpin yang lain, kepemimpinan
Dinasti Muwahhidun cukup merata. Kepemimpana Ibnu Tumart menjadi
catatan sejaran yang paling penting dalam perkembangan Dinasti
Muwahhidun. Keberhasilan-nya menggulingkan Dinasti Murabithun dan
membangun imperium kekuasaan Al-Muwahhidun dikenang sepanjang
masa. Hal ini dapat dimaklumi karena Ibnu Tumart lah sang al-Mahdi.
(Subarman, 2019)

Kejayaan Dinasti Muwahhidun lebih kentara dalam segi jajahan


geografisnya. Jika Dinasti Murabithun hanya menguasai Maroko dan
Spanyol, Dinasti Muwahhidun merambah ke Aljazair, Tunisia, dan
Spanyol. Secara de facto kekuasaan Murabithun dan Muwahhidun
berimbang. Dinasti Murabthun bertahan tidak kurang dari 134 tahun,
sementara Dinasti Muwahhidun selama 139 tahun dan secara de jure
selama 122 tahun. (Subarman, 2019)

Bahkan dalam catatan sejarah, dinasti Muwahhidun tergolong cukup


sukses dalam ekspansinya di Andalusia (Spanyol). Beberapa catatan
penting dalam peradaban Islam dicapai oleh dinasti Muwahhidun selama
di Andalusia. Ira M Lapidus mencatat banyak peradaban Islam yang
dibangun oleh dinasti Muwahhidun selama di Andalusia. (Subarman,
2019)

3. Kemundurah Hingga Berakhirnya

F. Keruntuhan Dua Dinasti

Kemunduran Murabithun mulai tampak pada akhir kepeminpian Ali bin


Yusuf. Kecenderungan Ali pada keagamaan melupakan ia pada berbagai macam
masalah kenegaraan. ulama begitu di agungkan hingga mampu mempengaruhi
kebijakan Negara yang sangat penting dan semestinya bukan kewenangan ulama.
Kelompok-kelompok non Islam terutama yang di Spanyol merasa banyak di
rugikan akibat berbagai kebijakan dan fatwa ulama. Orang-orang non Islam harus
membayar pajak yang sangat tinggi atau memiliki keluar dari Negara Spanyol.
(Dr. Ahmad Choirul Rofiq, 2019)

Ulama-ulama kemudian seolah-olah manfaatkan situasi ini untuk


menumpuk harta kekayaannya. dalam hal kafir mengkafirkan, mereka bahkan
berani mengkafirkan Al-Ghazali. Para ulama pemerintahan mengeluarkan fatwa
agar kitab-kitab karangan Al-Ghazali, khususnya Ihya Ulumuddin di bakar karena
mengandung kalam. (Dr. Ahmad Choirul Rofiq, 2019)

kejumudan dalam berfikir para ulama-ulama saat itu menjadi pendorong


keruntuhan Dinasti Murabitun. Pemberontakan kemudian terjadi pada masa
pemerintahan Tbrahim pada tahun 1144 dan 1145 M hingga akhirnya Dinasti
Murabithun berakhir pada tahun 1147 M. (Dr. Ahmad Choirul Rofiq, 2019)

Sementara itu keruntuhan Dinasti Muwahhidun saat dinasti ini dipegang


oleh Muhammad Al-Nashir. Al-Nashir tidak memiliki pandangan dan wawasan
politik sebagaimana pendahulunya. Kelompok Kristen yang memamahi
kelemahan tersebut mulai menyusun kekuatan untuk menggulingkan kekuasaan
Muwahhidun. Alfonso VIII yang semakin aktif mengadakan penetrasi ke daerah-
daerah kekuasaan Muslim khususnya di kawasan Andalusia mulai menggoyang
kekuatan Muwahhidun. (Subarman, 2019)

Pada tahun 1212 M kelompok Kristen yang merupakan gabungan dari


Leon, Castile, Navarre, dan Aragea melakukan kontak senjata dengan tantara
Muwahhidun. Kelompok Muwahhidun terpukul, dan memaksa Nashir
meninggalkan Spanyol. Spanyol ditinggalkan dan diserahkan putranya ynag baru
berusia 15 tahun, yakni Abu Yakub Yusuf II al-Muntashir. Dinasti Muwahhidun
semakin suram hingga tahun 1221 M Al-Muntashir meninggal. Sepeninggal Al-
Muntashir terjadi perebutan kekuasaan pada kekhalifahan karena Al-Muntashir
tidak memiliki putra. Perebutan ini menimbulkan perpecahan dikalangan
pembesar, hingga memunculkan daulah- daulah baru. Seperti Bani Nafs (1228 M)
di Tunisia, Daulah Bani Ziyan (1235 M) di Tlesman. Di Spanyol juga terbelah-
belah, Abu Yakub di Sevilla, Tripoli menjadi kekuasaan Bani Ayubiyyah
pimpinan Shalahuddin Al-Ayyubi.(Subarman, 2019)

Adapun faktor kemunduran dinasti Muwahidun ini disebabkan oleh :

1. Perebutan tahta di kalangan keluarga daulah.

2. Melemahnya kontrol terhadap penguasa-penguasa daerah.

3. Mengendurnya tradisi disiplin.

4. Memudarnya keyakinan akan keagungan misi al-Mahdi Ibn Tumart,


bahkan namanya tak disebut lagi pada masa Abd Ula Al-Ma'mun (1227-1232M).
(Subarman, 2019)

Hilangnya pengaruh al-Muwahidun di Spanyol diikuti pula oleh


keruntuhan kekuasaan di Afrika, Tripoli, telah lama dikuasai oleh Salahhudin Al-
Ayyubi (1172), di Tunis berdiri Daulah Bani Nafs (1228)), diikuti oleh
daulahBani Ziyan di Tlecam (1235), sampai pada akhirnya Daulah Liani Marin
menghabisi mereka dengan menduduki Maroko (1269). (Subarman, 2019)

Perpecahan ini dimanfaatkan oleh kelompok Kristen untuk mengakhiri


kekuasaan Muwahhidun di Spanyol khususnya. Tahun 1269 M Dinasti
Muwahhidun di Maroko benar-benar habis dan keluar dari pentas sejarah.
(Subarman, 2019)

Daftar pustaka

Dr. Ahmad Choirul Rofiq, M. F. . (2019). CARA MUDAH MEMAHAMI


SEJARAH ISLAM. IRCiSoD.

Subarman, M. (2019). SEJARAH KELAHIRAN, PKEMBANGAN DAN MASA


KEEMAAN PERADABAN ISLAM. CV Budi Utama.

Anda mungkin juga menyukai