A. Definisi
Empedu adalah cairan bersifat basa yang pahit dan berwarna hijau
kekuningan karena mengandung pigmen bilirubin, biliverdin, dan urobilin, yang
disekresikan oleh hepatosit hati pada sebagian besar vertebrata. Empedu
digunakan untuk membantu pencernaan lemak di usus dua belas jari. Dalam
manusia, setiap hari sekitar 400-800cc cairan empedu disekresikan oleh hati di
mana sekresinya berjalan terus menerus. Jumlah yang disekresikan akan
meningkat jika sedang mencerna lemak.
Ada dua jenis saluran empedu di hati yaitu saluran intrahepatik dan ekstrahepatik.
C. Etiologi
Garam Empedu dibentuk di dalam sel – sel hepatik menggunakan
kolesterol yang ada di plasma darah. Pada proses sekresi empedu sekitar 1-2 gram
kolesterol dipindahkan dari plasma darah ke dalam kantung empedu.
Garam empedu dan lesitin dalam empedu bergabung secara fisik dengan
kolesterol untuk membentuk misel ultramakroskopis dalam bentuk suatu lautan
koloid. Jika empedu sudah menjadi pekat di dalam kantung empedu, garam-garam
empedu dan lesitin akan menjadi pekat bersama dengan kolesterol. Pada kondisi
abnormal, kolesterol dapat mengendap di dalam kantung empedu dan
menyebabkan pembentukan batu empedu kolesterol. Jumlah kolesterol
dalam empedu sebagian ditentukan oleh jumlah lemak yang di konsumsi, karena
sel hepatik menyintesis kolesterol sebagai salah satu produk metabolisme lemak
dalam tubuh. Orang yang melakukan diet tinggi lemak akan mudah mengalami
pembentukan batu empedu. Peradangan epitel empedu yang sering kali berasal
dari infeksi kronis derajat rendah juga dapat mengubah karakteristik absorpsi
mukosa kantung empedu, kadang-kadang memungkinkan absorpsi air dan
garam – garam empedu berlebihan tetapi meninggalkan kolesterol di dalam
kantung empedu dalam konsentrasi yang meningkat secara progresif. Lalu,
kolesterol akan mulai mengendap, pertama akan membentuk banyak kristal
kolesterol kecil pada permukaan mukosa yang mengalami peradangan , tapi
berlanjut menjadi batu empedu yang besar.
F. Manifestasi Klinis
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Bilirubin
2. fosfatase alkali
3. Enzim pankreas seperti amilase dan lipase
4. Enzim hati seperti gamma-glutamyltransferase
Jika hasil tes darah menunjukkan obstruksi bilier, maka dilanjutkan dengan
menggunakan:
1. USG
2. Computed Tomografi (CT)
3. Pemeriksaan Radiologis
4. Magnetic resonancecholangiopancreatography (MRCP)
5. Endoscopic Retrograde Cholangiopnacreatography (ERCP)
H. Komplikasi
1. Infeksi
2. Penyakit hati
3. Penyakit kuning
4. Diabetes
5. Pankreatitis
6. Kekurangan vitamin
7. Masalah pencernaan
8. Pembengkakan kandung empedu atau kolesistitis
I. Pengkajian
1. Identitas pasien
Meliputi: nama, umur, jenis kelamin, alamat, tempat tinggal, tempat tanggal lahir,
pekerjaan dan pendidikan. Kolelitiasis biasanya ditemukan pada 20 -50 tahun dan
lebih sering terjadi anak perempuan pada dibanding anak laki – laki. (Cahyono,
2014)
2. Keluhan utama
Merupakan keluhan yang paling utama yang dirasakan oleh klien saat pengkajian.
Biasanya keluhan utama yang klien rasakan adalah nyeri abdomen pada kuadran
kanan atas, dan mual muntah.
3. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Kaji apakah klien pernah menderita penyakit sama atau pernah memiliki
riwayat penyakit sebelumnya.
Mengkaji ada atau tidaknya keluarga klien pernah menderita penyakit kolelitiasis.
Penyakit kolelitiasis tidak menurun, karena penyakit ini menyerang sekelompok
manusia yang memiliki pola makan dan gaya hidup yang tidak sehat. Tapi orang
dengan riwayat keluarga kolelitiasis mempunyai resiko lebih besar dibanding
dengan tanpa riwayat keluarga.
4. Pemeriksaan fisik
a. Pemeriksaan umum. Pemeriksaan tingkat kesadaran, tanda–tanda vital
yaitu tekanan darah, nadi, RR, dan suhu.
b. Pemeriksaan Fisik Head To Toe
1) Kulit. Warna kulit apakah normal, pucat atau sianosis, rash lesi,
bintik–bintik, ada atau tidak. Jika ada seperti apa, warna, bentuknya
ada cairan atau tidak, kelembaban dan turgor kulit baik atau tidak..
2) Kepala. Simetris Pada anak dengan glomelurus nefritis akut biasanya
ubun-ubun cekung, rambut kering.
3) Wajah..
4) Mata. Pada anak dengan glomerulus nefritis akut biasanya nampak
edema pada kelopak mata, konjungtiva anemis, pupil anisokor, dan
skelera anemis.
5) Telinga. Bentuk, ukuran telinga, kesimetrisan telinga, warna, ada
serumen atau tidak, ada tanda – tanda infeksi atau tidak, palpasi adanya
nyeri tekan atau tidak.
6) Hidung. Bentuk, posisi, lubang, ada lendir atau tidak, lesi, sumbatan,
perdarahan tanda–tanda infeksi, adakah pernapasan cuping hidung atau
tidak dan nyeri tekan.
7) Mulut
Warna mukosa mulut dan bibir, tekstur, lesi dan stomatitis. Langit-
langit keras (palatum durum) dan lunak, tenggorokan, bentuk dan
ukuran lidah, lesi, sekret, kesimetrisan bibir dan tanda–tanda sianosis.