Lingkungan secara umum diartikan sebagai kesatuan ruang dengan segala benda, dava,
keadaan, dan mahluk hidup, termasuk manusia dan perilakungya, yang mempengaruhi kelangsungan
perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta mehluk hidup lainnya. Lingkungan dibedakan menjadi
lingkungan alam hayati. lingkungan alam non hayati, lingkungan buatan dan lingkungan sosial.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik scara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya
supaya memiliki kekuatan spritual keagamaan. emosional, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
fungsi lingkungan pendidikan adalah membantu peserta didik dalam interaksi dengan berbagai
lingkungan sekitarnya, utamanaya berbagai sumber daya pendidikan yang tersedia, agar dapat
mencapai tujuan pendidikan yang optimal.
Perlu pula dikemukakan bahwa pelaksanaan pendidikan dilakukan melaui tiga kegiatan yakni
membimbing, mengajar, dan atau melatih (ayat 1 pas 1 UU RI No. 1/1989)
Tripusat Pendidikan
Tri Pusat Pendidikan merupakan tiga sarana utama pendukung dalam pendidikan, khususnya
terhadap anak. Sarana tersebut meliputi rumah (keluarga), sekolah (guru), dan masyarakat (lingkungan).
Kita ketahui bahwa pendidikan yang berkembang di rumah (keluarga) termasuk pada pendidikan
informal.
1)KELUARGA
Keluarga merupakan pengelompokan primer yang terdiri dari sejumlah kecil orang karena
hubungan semenda dan sedarah. Keluarga itu dapat berbentuk keluarga inti ( ayah, ibu dan anak).
2)SEKOLAH
Sekolah merupakan sarana yang secara sengaja dirancang untuk melaksanakan pendidikan.
Semakin maju suatu masyarakat semakin penting peranan sekolah dalam mempersiapkan generasi
muda sebelum masuk dalam proses pembangunan masyarakat.
Oleh karena itu, sekolah seharusnya menjadi pusat pendidikan untuk menyiapkan manusia
indonesia sebagai individu warga masyarakat, warga negara dan warga dunia di masa depan, yang mana
secara bertahap sekolah dikembangkan menjadi suatu tempat pusat latihan (training centre) manusia
Indonesia di masa depan.
3)MASYARAKAT
masyarakat merupakan lingkungan lingkungan keluarga dan sekolah. Pendidikan yang dialami
dalam masyarakat ini, telah mulai ketika anak-anak untuk beberapa waktu setelah lepas dari asuhan
keluarga dan berada di luar dari pendidikan sekolah. Dengan demikian, berarti pengaruh pendidikan
tersebut tampaknya lebih luas.
Corak dan ragam pendidikan yang dialami seseorang dalam masyarakat banyak sekali, ini
meliputi segala bidang, baik pembentukan kebiasaan-kebiasaan, pembentukan pengertia pengertian
(pengetahuan), sikap dan minat, maupun pembentukan kesusilaan dan keagamaan.
Pengaruh Timbal Balik antara Tripusat Pendidikan Terhadap Perkembangan Peserta Didik
Setiap pusat pendidikan dapat berpeluang memberi kontribusi yang besar dalam ketiga kegiatan
pendidikan yakni:
*bahan pengajaran lebih mudah diserap oleh murid * sumber belajar di daerah dapat lebih
dimanfaatkan untuk kepentingan pendidikan
* murid dapat menerapkan pengetahuan untuk memecahkan masalah yang ditemukan disekitarnya
* murid lebih mengenal kondisi alam, lingkungan sosial, dan lingkungan budaya yang terdapat di
daerahnya.
Tujuan-tujuan yang memerlukan waktu yang relatif lama untuk mencapainya, yakni:
* Murid diharapkan dapat menolong orang tuanya dan menolong dirinya sendiri dalam rangka
memenuhi kebutuhan hidupnya.
* Murid menjadi akrab dengan lingkungannya dan terhindar dari keterasingan terhadap lingkungannya
sendiri.
A. ALIRAN KLASIK DALAM PENDIDIKAN
1) Aliran Empirisme
a. menurut john lock (1622-1700) seorang filsuf dari inggris ia mengemukaan bahwa perkembangan
pribadi di tentukan oleh faktor-faktor lingkungan.
b. Aliran empirisme berpandangan bahwa tiap anak yang lahir di dunia sebagai kertas putih dan
lingkungan atau Pendidikan itulah yang menulisi kertas putih. Teorinya terkenal dengan nama Tabula
Rasa, maka john luck berpendapat bahwa anak dilahirkan di dunia tanpa bawaan.
c. Menurut john lock, faktor pengalaman berasal dari lingkungan dan lingkungan itu adalah lingkungan
hidup (manusia, hewan, tumbuhan) dan lingkungan mati ( benda benda mati) semuanya saling
mempengaruhi dan menimbulkan situasi (situasi kebudayaan, ekonomi, politik, dan keagaaman ).
* Pendidikan dalam usaha kegiatan adalah salah satu lingkungan anak didik. Pendidikan 100%
tergantung pada pengaruh lingkungan (dunia luar)
* Pendidikan adalah maha kuasa dalam membentuk anak didik menjadi apa yang diinginkannya.
Pendidik dapat sekehendak hatinyadan mendidik adalah membentuk manusia menerut sekehendak
pendidik.
* Pelajaran disekolah jangan sampai menjadi beban bagi anak didik. hendaknya
menyenangkan dan merupakan suasana bermain dan membuka seluas luasnya berbagai kemungkinan
yang dapat timbul.
* Metode pembelajaran harus lebih menekankan pembiasaan dan latihan dari pada peraturan perintah,
nasehat.
2) ALIRAN NATIVISME
Arthur Schopenhaur (1788-1860) seorang filsuf bangsa Yunani yang berpendapat bahwa bayi
lahir dengan pembawaan baik dan buruk. Aliran teori ini bertolak belakang dengan aliran/teori
empirisme, aliran nativisme berpandangan bahwa hasil akhir Pendidikan dan perkembangan anak
ditentukan oleh pembawaan yang sudah diperolehnya sejak kelahirannya. Dengan demikian hasil
Pendidikan itu 100% Tergantung pada bawaan anak didik sendiri. Lingkungan termasuk di dalamnya
Pendidikan tidak berdaya sama sekali dalam mempengaruhi perkembangan anak selanjutnya. Tujuannya
yang diharapkan sehubungan dengan perkembangan anak didik. Mendidik diartikan sebagai anak
bertumbuh dan berkembang berdasarkan pembawannya.
3) Aliran Konvergensi
Menurut William Stheren (1871-1939), seorang ahli Pendidikan bangsa jerman yang
berpendapat bahwa teori empirisme dan nativisme itu masing masing terlalu berat sebelah terlalu
ekstrim. Aliran konvergensi berpandangan bahwa baik pembawaan maupun lingkungan, kedua duanya
mempunyai pengaruh terhadap hasil perkembangan anak. Jadi perkembangan anak didik adalah hasil
perpaduan anatara faktor bakat ( pembawaan) dan faktor lingkungan lainnya terhadap perkembangan
anak. Pendidikan adalah sebagai pertolongan yang diberikan lingkungan kepada anak didik untuk
mengembangkan pembawaan yang baik dan mencegah perkembangan pembawaan yang buruk. Anak
pada waktu dilahirkan dibekali dengan ragam kemampuan dan pembawaan
1) Aliran Progrosevisme
John Dewey (1959-1952) seorang tokoh pendidik amerika yang paling dikenal mempengaruhi
dan berperan dalam rangka perkembangan progresivisme yang menolak Pendidikan yang bersifat
otoriter, menolak penekanan atas disiplin yang keras, menolak acara acara belajar yang bersifat pasiv.
Progresivisme memandang manusia sebagai subjek yang bebas dan memiliki potensi intelegensi ( akal
dan kecerdasan) sebagai instrument untuk mampu menghadapi dan mmecahkan berbagai masalah atau
menghadapi dunia dan lingkungannya:
-Pendidikan seharusnya adalah hidupnya sendiri, bukan persiapan untuk kehidupan -Belajar melalui
pemcahan masalah harus lebih diutamakan dari pada pemberian bahan ajar
*Pendidikan bertujuan agar peserta dididk memiliki kemampuan memecahkan berbagai masalah baru
dalam kehidupan pribadi maupun social yang berada
*Sekolah yang baik adalah masyarakat yang baik dalam bentuk kecil. Sekolah hendaknya merupakan
suatu mikrokosmos dari masyarakat yang lebih luas. Sekolah menjadi laboraturian belajar hidup, suatu
model kerja dekmoratis. 5.Kurikulum berpusat pada siswa (child centered ) artinya disesuaikan dengan
karakteristik peserta didik (minat,bakat, kebutuhan) kurikulum berbasis masyarakat (komuniti rikulum
harus fleksibel artinya kurikulum tidak kaku atau statis melainkan harus senan tiasa berubah.
*Metode belajar yang diutakan adalah metode pemecahan masalah (Problem solving method) metode
penyelidikan penemuan (inquiry and discovery method)
*Guru hendaknya berperan sebagai a guidence bagi murid-murid memecahkan masalah, penyedian
berbagai pengalaman akan memunculkan motivasi belajar mepimpin dan membimbing pengalan belajar
tanpa ikut campur terlalu jauh atas minat dan kebutuhan anak.
2) Aliran Essensialisme
-Tokohnya adalah William C. Bagley, Arthur K.Ellis. Ini menolak pandangan progrevisisme yang mengakui
realitas yang serba benibah essensialisme berusaha mencari dan mempertahankan hal-hal yang
essensial yaitu sesuatu yang bersifat inti atau pun mental atau unsur-unsur mutlak yang menentukan
keberadaan sesuatu.
-Essensialisme berakal pada fisalfat idelisme (plato) dan realisme (Aristoteles). Menurut hakikat akhir
realitas adalah ide, jiwa pikiran atau kesadaran. Manusuai harus merealisasikan dirinya sendiri dalam
alam semesta, adapun realisasi adalah kesadaran, Sedangkan menurut realisme, hakikat realitas bersifat
eksternall artinya berada diluar manusia dan terarur berdasarkan hukum-hukum yang tidak tunduk
kepada kehendak manusia. Oleh karenanya tugas dan tujuan manusia adalah beradaptasi terhadap
hukum-hukum masyarakat atau kebudayan dan lingkungan
-Menurut idealisme sumber pengetahuan adalah dari dalam diri manusia karena manusia memiliki ide-
ide bawaan, manusia memperoleh pengetahuan melalui berpikir, instuisi. Ujikebenaran pengetahuan
dilakukan melalui uji koherendi atau konsistensi logis ide-idenya. Sedangkan menurut realisme
sumberpengetahuan diperoleh dari luar subjek, pengetahuan diperoleh melalui pengalam indra atau uji
kerendencia Ji kebenaran pengetahuan dilakukan melalui pengetahuan dengan realitas.
-Menurut idealisme, nilai hakikatnya diturunkan dari realitas absolut yaitu tuhan. Contohnya cinta
bangsa dll. Sedangkan menurut realisme setandar nilai tingkahlaku manusia diatur oleh hukum alam,
konvensi atu kebiasaan adat istiadat dalam masyarakat contoh nilai prilaku indivisual dapat diterima
apabila sesuai dengan nilai-nilai umum masyarakat.