Anda di halaman 1dari 2

Ringkasan cerita

MITOS IBU
Aku mengelus dada ketika ibu mertua menyuruhku dan istri harus tinggal dirumahnya selama
kehamilan istri. Padahal rumah ibu mertua cukup jauh dari kantor.
Hari pertama dirumah ibu mertua ada saja mitos yang dikerjakannnya. Istri disuruh
menggantungkan gunting kecil di bh-nya yang sebelumnya berpengait peniti. Aku takut sewaktu-
waktu kulit dada istri terluka tertusuk mata gunting. Ibu mertua pun langsung menggeram.
Maryani,staff personalia dikantorku manggut-manggut ketika kuceritakan tentang perilaku ibu
mertua. Dia juga seperti istriku,sedang hamil. Namun mereka tak memiliki pemikiran tentang
mitos-mitos semua harus real,sesuai dengan medis. Jadi saranku,boyonglah istrimu kembali ke
rumah kontakanmu agar kau bisa tepat waktu tiba dikantor. Tapi ibu mertua pasti marah. Aku tak
ingin dikutuk menjadi mantu yang durhaka.

Apa yang selalu kukeluhkan akhirnya mencapai titik nadir,ibu mertua menginginkan istriku
melahirkan bayi laki-laki. Setiap kali bangun tidur, dan kala istri menyambutku pulang kantor,
tak ada lagi aura keindahan yang ditunjukkannya kepadaku. Dia selalu mengenakan daster belel
warisan ibu mertua. Wajah tak lagi berbedak, bibir tiada bergincu. Deodoran pun tak pernah
digunakan, sehingga membuarkan bau kurang sedap."Ini kehendak ibu!" katanya.
Namun besok pagi telah kutemukan istri dengan pakaian daster baru, dan rambutnya di sisir rapi
juga berbedak tipis-tipis. Benar pula ibu mertua tak setuju. Kemudian sepulang dari kantor aku
menemukan barang-barangku dan istri telah disusun di ruang tamu. Ibu menyuruh kami pulang
saja ke rumah kontrakan. Dia kecewa karena kami tak mau menuruti petuahnya.
Tujuh bulan usia kehamilan istriku, akhirnya kandungannya di-scan. Ibu mertua langsung
memelototiku. Sudah kukatakan jangan bersolek-solek, malah membangkang. Jadinya, calon
cucuku perempuan, kan?
"Laki-laki dan perempuan sama saja kok, Bu!" Dokter tersenyum tanpa mengerti arah
pembicaraan ibu mertua. Sementara aku hanya membisu. Aku berpikir semuanya berjalan sesuai
kehendak Tuhan.

Unsur intrinsik
1. Tema/alur cerita
Bertema tentang mitos-mitos tentang ibu hamil yang memiliki alur maju karena cerita
diawali dengan pengenalan awal yang terdiri dari pengenalan tokoh beserta wataknya
kemudian ditandai suatu konflik dengan pertikaian dua tokoh didalam cerita hingga
menemukan suatu solusi dari konflik
2. Tokoh/penokohan
Aku : sebagai seorang yang penurut terbukti bahwa ia tidak mau membantah
omongan dari ibu mertua karena tidak ingin menjadi menantu yang durhaka
Istri : bisa digolongkan manjadi seorang yang penurut juga ,tetapi penokohan
dari istri tidak begitu digambarkan secara jelas
Ibu mertua : sebagai seorang yang keras kepala dibuktikan bahwa segala
keinginannya harus dituruti oleh anak dan menantunya
Maryani : sebagai seorang yang berfikir realistis
Dokter : sebagai seorang yang sabar dalam menghadapi pasiennya ketika ibu
mertua menyalahkan anak dan menantunya yang tidak mau menuruti nasehatnya
3. Setting
Tempat : kontrakan,rumah ibu mertua,kantor,dikamar,ruang scan dokter
kandungan
Suasana : gelisah karena harus selalu menuruti keinginan ibu mertua
Waktu : menunjukkan waktu keseharian mulai dari berangkat
kerja,istirahat,pulang kerja,istirahat dikamar,sampai ada percepatan waktu 5 bulan
kemudian yang ditunjukkan oleh usia kandungan yang telah memasuki 7 bulan
4. Amanat
Kita harus berfikir lebih realistis bahwa semuanya berjalan sesuai kehendak Tuhan.

Kelebihan dan kelemahan


Kelebihan cerpen ini menggunakan bahasa dan alur yang mudah dipahami,penokohan
yang jelas,cerita yang menarik untuk dibaca. Sedangkan kelemahannya penokohan tidak
terlalu luas,konflik terlalu ringan,penokohan istri tidak digambarkan secara jelas malah
seakan tokoh maryani yang berperan sebagai tokoh pendamping.

Anda mungkin juga menyukai