Modul EIS
Modul EIS
XI & XII
V 1.0
KelasXI & XII
V 1.0
Electronic Instrument System – V 1.0
DAFTAR ISI
1
Electronic Instrument System – V 1.0
2
Electronic Instrument System – V 1.0
BAB 1
PRINSIP DASAR INSTRUMEN
Pada suatu pesawat terbang, kata “Instrument” adalah suatu alat yang berfungsi untuk
memberikan data atau informasi kepada penerbang tentang kondisi, kedudukan, sikap,
dan arah pesawat terbang yang diyakini kebenarannya.
Instrument pada pesawat udara bertujuan untuk membantu pilot pada saat tinggal
landas (take off), pengendalian pesawat diudara (manouvering) dan mendaratkan
pesawat (landing) dengan selamat.
Data atau informasi yang diterima penerbang dapat berupa light dengan nyala
lampunya atau berupa indikator dengan penunjukan angka atau simbolnya.
Dengan penjelasan tersebut diatas dapat ditarik pengertian bahwa instrument dapat
meliputi komponen light dan atau indikator. Bisa dikatakan sebuah indikator pastilah
instrument tetapi instrument tidak hanya berupa indicator saja.
Instrumen yang dipergunakan didalam pesawat haruslah alat-alat yang bermutu dan
memiliki ketelitian yang tinggi. Hal ini dikarenakan keselamatan penerbang, awak
pesawat, penumpang dan pesawatnya sendiri, seluruhnya tergantung pada kinerja
instrument itu sendiri.
3
Electronic Instrument System – V 1.0
Beberapa persyaratan minimum yang harus dipenuhi oleh sebuah instrument yang
terpasang pada sebuah pesawat adalah;
1. Harus tahan terhadap getaran. Instrument tidak boleh bergetar selama engine
berputar dan pada saat pesawat takeoff maupun pada saat landing.
2. Harus tahan kejutan. Instrument harus tahan terhadap hentakan pada saat landing
atau ketika taxying di darat
3. Harus mudah di lakukan ajustment. Instrument harus mudah dilakukan
penyetelan dan perbaikan. Ini harus segera dilaksanakan untuk menghindari
kesalahan penunjukkan.
4. Jarum penunjukkan (pointer) harus bergerak cepat, tepat dan tenang. Jarum
penunjukkan pada indikator tidak boleh berubah-ubah walau kedudukan dan
posisi pesawat berubah dan walaupun pesawat, terbang lebih tinggi dimana
tekanan udara semakin berkurang.
5. Penunjukkan pada skala harus terang. Hal ini agar dapat di lihat dan di baca
dengan jelas baik pada saat terbang siang maupun malam, cuaca buruk maupun
berkabut.
6. Instrument harus mudah dilepas dan dipasang, di-setting dan ukurannya harus
standar.
7. Ringan dan tahan karat (anti corrosion) serta seimbang (balance).
a) Material : Alluminium Alloy, Steel Alloy, Plastic and Ebonit.
b) Ukuran dan bentuk sesuai dengan fungsi masing-masing.
Kalau menurut kegunaan dan tujuan instrument pesawat, maka instrument dapat
diklasifikan berdasarkan fungsinya. Klasifikasi fungsi instrument adalah sebagai
berikut;
1. Engine instrument.
Engine Instrument adalah suatu kelompok instrument yang berfungsi memberikan
data atau informasi kepada penerbang tentang kondisi engine pada kondisi saat
itu.
2. Flight instrument.
Flight Instrument adalah suatu kelompok instrument yang berfungsi memberikan
data atau informasi kepada penerbang tentang kondisi dan sikap pesawat saat itu.
3. Navigasi instrument.
Navigasi Instrument adalah suatu kelompok instrument yang berfungsi
memberikan data atau informasi kepada penerbang tentang arah atau navigasi
pesawat saat melaksanakan penerbangan. Navigasi instrument digunakan untuk
keperluan navigasi pesawat.
4
Electronic Instrument System – V 1.0
4. Auxilliary instrument.
Auxilliary instrument juga disebut sebagai miscellineous instrument. Auxilliary
instrument adalah suatu kelompok instrument yang berfungsi memberikan data
atau informasi kepada penerbang tentang suhu sekitar pesawat, keadaan fuel,
waktu dan sebagainya. Instrument yang tidak termasuk dalam kelompok di atas,
tetapi sangat dibutuhkan keberadaanya maka termasuk auxilliary instrument.
5
Electronic Instrument System – V 1.0
6
Electronic Instrument System – V 1.0
7
Electronic Instrument System – V 1.0
Penempatan posisi instrument panel di atur sedemikian rupa sehingga dapat di lihat
dan di baca dengan jelas. Indikator-indikator dalam instrument panel dikelompokkan
sesuai fungsinya untuk memudahkan dalam pengamatannya.
Untuk kenyamanan dalam pengamatan tersebut, kursi tempat duduk pilot dan co-pilot
dapat di sesuaikan kedepan-belakang atau keatas-kebawah. instrument panel terbuat
dari bahan alluminium alloy karena sifat-sifatnya yang menguntungkan, yaitu :
Instrument panel harus di cat dengan warna yang tidak menyilaukan mata, misalnya
warna hitam atau abu-abu muda. Pemasangan instrument panel pada rangka pesawat
terbang (di bagian cockpit) dapat menggunakan dua metode, yaitu:
The flange case method. Pada cara ini bagian lekukan (flange) dari instrument
panel dipasang pada rangka pesawat dengan menggunakan mur baut dan sekrup.
The clamp method atau flangeless method. Pada cara ini, instrument panel
dipasang pada rangka pesawat dengan menggunakan penjepit (clamp) yang
terdapat dibelakang panel.
8
Electronic Instrument System – V 1.0
Pada saat penerbangan malam hari atau pada saat kondisi penglihatan (visibility)
sangat buruk. Dalam menerbangkan pesawat, sangat tergantung pada indikator-
indikator yang terpasang,
Untuk dapat membaca penunjukkan pada indikator secara tepat dan teliti, penerbang
harus memusatkan perhatiannya secara terus menerus. Hal ini dapat menimbulkan
rasa letih dan membahayakan keselamatan dalam penerbangan. Untuk itulah pesawat
terbang dilengkapi dengan sistem penerangan.
Terdapat tiga macam jenis sistem penerangan pada pesawat udara, yaitu :
9
Electronic Instrument System – V 1.0
Konstruksi pillar light assembly terdiri dari lampu pijar yang dimasukkan ke dalam
selubung (housing). Selubung tersebut dilengkapi dengan sebuah baut berulir
serta dapat dipasang pada rangka canopy atau rangka instrument panel dengan
posisi 90°.
Bagian atas selubung diberi jendela yang dilengkapi dengan kaca berwarna merah.
Jika lampu dinyalakan, sinar merah akan dipancarkan ke seluruh permukaan
instrument panel melalui kaca berwarna merah pada selubungnya
Bridge lighting sebenarnya adalah dua lampu yang konstruksinya sama dengan
pillar light assembly, tetapi dihubungkan menjadi satu oleh suatu kerangka
10
Electronic Instrument System – V 1.0
Sesuai dengan hukum cahaya, dimana sudut datang dari suatu sinar akan sama
dengan sudut pantulnya. Maka dengan menggunakan dua buah kaca yang dipasang
secara berlawanan, akan mendapatkan pantulan sinar dari kaca ke skala
penunjukkan yang merata ke seluruh permukaannya.
Flight instrument terletak dibagian atas tengah dari instrument panel. Pada flight
instrument grouping, ada beberapa indicator yang dikelompokkan dalam
pemasangannya pada panel instrumen, yaitu ;
11
Electronic Instrument System – V 1.0
Basic T.
Pada kelompok ini ada 4 buah Indicator yang menjadi kunci, yang disusun
membentuk huruf “T”.
12
Electronic Instrument System – V 1.0
Warna-warna yang dipilih antara lain : putih, hijau, kuning dan merah. Warna-warna
tersebut masing-masing memiliki arti khusus, misalnya :
13
Electronic Instrument System – V 1.0
BAB 2
PRINSIP DASAR PENGUKURAN PADA INSTRUMENT
Atmosfir bumi bagaikan selimut tebal yang berlapis-lapis dan menyelimuti bumi. Tebal
atmosfir sendiri belum diketahui secara pasti tetapi kira-kira antara 500 sampai 700
nautical mile.
Udara yang ada di atmosfir terdiri dari beberapa gas, antara lain 75,3% Nitrogen serta
23,15% Oksigen dan sisanya gas-gas yang lain. Lapisan udara yang terbawah akan
memikul beban berat dari lapisan atmosfir diatasnya atau dengan kata lain lapisan
yang diatas akan membebani lapisan yang dibawahnya. Tekanan lapisan atmosfir di
atasnya ini akan mengakibatkan tekanan paling besar terdapat pada lapisan paling
bawah. Makin keatas tekanan akan berkurang. Begitu pula kepadatan udara lapisan
paling bawah paling padat, semakin keatas kepadatan udaranya akan berkurang.
Tekanan dan kepadatan udara sangat penting dalam dunia penerbangan.
1. Troposphere. Lapisan paling bawah pada atmosfir dimana manusia hidup. Pada
lapisan ini suhu akan berkurang pada setiap ketinggian yaitu tiap naik 1000 feet
temperature turun 1,98°C. Lapisan ini mempunyai batas atas sekitar 50.000 feet.
2. Stratosphere. Pada lapisan ini suhu tetap -56,5°C dan mencapai suhu tertinggi
10°C.
3. Mesosphere. Merupakan lapisan tengah pada atmosfer.
4. Thermosphere. Pada lapisan ini suhu bertambah tinggi dengan bertambahnya
ketinggian.
5. Tropopause, stratopause dan mesopause merupakan lapisan atmosfir pembatas
daripada lapisan atas dan lapisan bawahnya.
14
Electronic Instrument System – V 1.0
Tekanan udara akan selau berubah-ubah pada seiap waktu. Perubahan tekanan udara
ini dipengaruhi oleh perubahan suhu ataupun kepadatan (density) udara. Nilai,
tekanan, suhu dan density yang berubah-ubah tersebut akan mempersukar dalam
menghitung ketinggian (altitude), kecepatan di udara (air speed) dan kecepatan
perubahan ketinggian (rate of altitude) dari suatu pesawat.
1. Tekanan atmosfer rata-rata pada permukaan laut sama dengan 1013,25 m.b atau
29,921 inHg
2. Suhu rata-rata permukaan laut +15°C atau 59°F
3. Suhu udara berkurang 1,98°C tiap naik 1000 feet, dari permukaan laut 15°C
sampai ketinggian 36.089 feet dengan suhu -56,5°C. Diatas ketinggian tersebut,
suhunya tetap -56,5°C.
Tekanan (pressure) adalah jumlah gaya yang terjadi per satuan penampang. Satuan
tekanan yang dipergunakan adalah kg/cm2, p.s i. (pounds per square inch) dan inch Hg
(inch of Mercury).
Atmosfir bumi yang terdiri dari lapisan udara mempunyai tekanan pada permukaan
laut (sea level) sebesar 29,92 inch Hg atau sama dengan 11,7 psi atau lkg/cm 2. Tekanan
15
Electronic Instrument System – V 1.0
udara pada sea level ini merupakan standar tekanan atmosfir dan dipakai sebagai
referensi untuk menentukan jenis-jenis tekanan, seperti tekanan absolut (absolute
pressure), gage pressure (tekanan gage) dan differential pressure. Tekanan secara
umum terdiri atas tiga yaitu;
Tekanan absolut adalah besarnya tekanan yang pengukurannya dimulai dari nol
(dalam keadaan vacum). Pengukuran tekanan absolut ini dapat mempergunakan
barometer mercury ataupun aneroid barometer. Barometer mercury
mempergunakan sebuah tabung kaca yang salah satu ujungnya tertutup rapat dan
diisi penuh dengan cairan mercury dan kemudian ujung yaug terbuka dimasukkan
ke dalam gelas yang juga berisi cairan mercury dengan posisi tegak. Cairan
mercury dalam tabung kaca akan turun hingga ada ruangan yang hampa pada
bagian atas.
Dalam keadaan demikian, tekanan atmosfir pada permukaan mercury dalam gelas
akan mempertahankan posisi mercury pada tabung kaca dalam keaadaan vacum
(hampa) dan dengan demikian terjadi perubahan tinggi permukaan. Selisih tinggi
permukaan ini apabila diukur pada sea level adalah 29,92 inci dan ini adalah
merupakan tekanan udara pada sea level.
16
Electronic Instrument System – V 1.0
Aneroid barometer ini bekerja atas dasar perubahan tekanan pada bagian luar dari
kapsul, perubahan tekanan pada bagian luar dari kapsul akan menyebabkan
pengembangan atau penyusutan kapsul karena adanya aksi dari spring. apabila
tekanan diluar kapsul bertambah besar maka capsule ini menyusut hingga tekanan
di luar tadi sama besar dengan aksi dari pada spring dan demikian juga sebaliknya
apabila tekanan di luar berkurang maka spring akan mendorong kapsul
mengembang hingga mendapatkan aksi dari spring dan tekanan di luar kapsul
sama besar.
Pergerakan kapsul ini diteruskan melalui lever dan mekanisme gigi yang akhirnya
memutarkan pointer untuk memberikan penunjukkan pada dial yang dapat di
kalibrasikan menjadi psi ataupun inch Hg.
17
Electronic Instrument System – V 1.0
Pada dasarnya tekanan gage diukur dengan jalan memberikan tekanan pada
penampang yang sudah ditentukan dan mengukur besarnya gaya yang terjadi,
akan tetapi dalam penggunaannya pada instrumen pesawat terbang tekanan yang
besar di ukur dengan mempergunakan mekanisme Bourdon Tube (Tabung
Bourdon) seperti pada gambar.
Bourdon tube adalah suatu alat yang terbuat dari metal (logam) yang bagian
dalamnya berlobang dan mempunyai penampang oval (elliptical shape) yang
kemudian di bengkokkan hingga berbentuk bulan sabit (cresent moon). Salah satu
ujungnya terbuka untuk menghubungkan dengan sumber tekanan dan ujung yang
18
Electronic Instrument System – V 1.0
satu lagi tertutup dan dapat bergerak.Ujung yang dapat bergerak ini dihubungkan
dengan lever, sector gear dan pointer. Besarnya pergerakan tube (tabung) ini akan
menentukan besarnya penunjukan dari tekanan. Tekanan di dalam bourdon tube
berusaha untuk meluruskan bentuknya yang melingkar, pergerakan yang kecil ini
diteruskan melalui lever, sector gear dan pinion untuk memutarkan pointer.
Untuk pengukuran tekanan yang relatif rendah dapat dipergunakan capsule atau
bellows, Tekanan yang akan diukur dimasukkan ke dalam bellows dimana salah
satu ujungnya bebas bergerak dan ujung lain tidak bergerak (fixed). Tekanan yang
dimasukkan ke dalam bellows ini akan mengakibatkan pergerak ujung yang
bergerak bebas dan selanjutnya diteruskan melalui lever, sector gear dan pinion
untuk memutar pointer.
19
Electronic Instrument System – V 1.0
terjadi perbedaan tekanan maka diafragma ini akan bergerak ke arah tekanan yaug
lebih rendah dan besarnya gerakan tergantung dari besarnya perbedaan antara
kedua tekanan tersebut. Pada tengah-tengah dari diafragma dipasangkan lever
untuk menggerakkan sector gear yang selanjutnya memutarkan pointer dan
memberikan penunjukan perbedaan tekanan pada dial.
Sistem dari pada pressure instrument (instrumen tekanan) pada pesawat ditinjau
dari hubungan antara indikator dan sumber tekanan ada dua macam, yaitu : Direct
Reading Indicator (sistim pembacaan langsung) dan Remote Indicating System
(sistem pembacaan tidak langsung).
20
Electronic Instrument System – V 1.0
Transmitter ini bisa berupa Capsule atau Diaphragma yang dihubungkan dengan
pipa Kapiler ke indikator dimana di dalamnya di isi dengan cairan, seperti
Hepatane (paraffin hydrocarbon) yang dipergunakan sebagai media untuk
memindahkan tekanan dari sistem.
Panas adalah suatu bentuk energi yang dimiliki benda akibat gerakan molekul-molekul
benda tersebut. Semakin panas suatu benda maka semakin besar getaran dan gerakan
dari molekul-molekulnya. Besarnya (kuantitas) panas yang dimiliki suatu benda
tergantung dari besarnya temperatur, massa benda dan bahan (material) benda itu.
Temperatur adalah suatu ukuran tingkat kepanasan atau kedinginan suatu benda yang
tidak dapat diukur. Temperatur dari suatu benda hanya dapat dibandingkan dengan
yang lain, dimana perbedaan itu dapat dilihat. Maka dari itu, nilai pengukuran
temperatur adalah perbandingan dari perbedaan temperatur.
21
Electronic Instrument System – V 1.0
1. Non Electrical
Pada tipe ini dengan berpedoman pada perubahan sifat suatu benda akibat
penambahan temperature dengan menggunakan cairan, benda padat, dan gas.
22
Electronic Instrument System – V 1.0
23
Electronic Instrument System – V 1.0
Cara ini banyak sekali dipakai pada instrumen petunjuk temperatur udara luar
(outside air temperatur) yang dapat kita lihat, dilekatkan pada windshield
pada kebanyakan pesawat kecil.
Media pengukuran suhu yang dipakai adalah methyl chloride (berbentuk gas
pada temperatur standar) yang dimasukkan dalam suatu bulb. Bulb ini
dipasangkan pada tempat dimana temperatur akan diukur. Bulb dihubungkan
ke bourdon tube sebuah pipa kapiler. Perubahan temperatur pada bulb akan
mengakibatkan pemuaian gas, sehingga menaikan tekanan dalam bourdon
tube.
2. Electrical
Pada tipe ini dengan menggunakan listrik. Penggunaan cara-cara listrik ada dua
macam yaitu:
a) Perubahan tahanan
Sifat-sifat kelistrikan suatu logam (metal) seperti juga halnya dimensi fisiknya,
berubah dengan perubahan temperature. Resistor ini pada umumnya terbuat
dari bahan nikel ataupun platinum.
24
Electronic Instrument System – V 1.0
Gambar dibawah menunjukkan suatu resistor dibuat dari kawat nikel yang
halus digulung pada inti mica dipasangkan pada tempat dimana
temperaturnya akan diukur.
Terdapat dua dasar untuk kalibrasi dari temperatur bulb di atas, yaitu yang
satu mempunyai tahanan 50 Ohm pada temperatur nol derajat celcius, dan
satunya lagi dengan tahanan 90,38 Ohm pada temperatur nol derajat celcius.
25
Electronic Instrument System – V 1.0
b) Thermo electric
Dua buah kawat dari bahan yang berbeda yang disambungkan pada masing-
masing ujungnya dengan las hingga membentuk loop akan menghasilkan
perbedaan tegangan apabila terjadi perbedaan temperature antara kedua
ujung tersebut, maka arus listrik akan mengalir dari ujung yang lebih tinggi ke
ujung yang lebih rendah temperaturnya, sensing elemen ini dinamakan
thermokopel.
Ujung yang dipergunakan sebagai temperatur sensing disebut hot junction dan
ujung yang dihubungkan dengan indikator disebut cold junction. Jenis-jenis
kombinasi logam yang biasanya dipakai untuk tenmokopel ini adalah bahan
dari copper – constantan dan bahan chromel – alumel.
26
Electronic Instrument System – V 1.0
Thermokopel jenis copper – constantan pada masa yang lalu dipakai untuk
mengukur temperatur kepala silinder dari motor piston, akan tetapi dewasa
ini jarang dipakai karena kemampuannya terbatas pada temperatur yang
relatif rendah dan dengan diketemukannya iron konstantan yang mempunyai
kemampuan lebih tinggi sebagai pengganti copper – constantan untuk
pengukuran temperatur kepala silinder. Chrom-alumel mempunyai
kemampuan yang lebih tinggi dari kedua jenis termokopel di atas dan
digunakan alat pengukur temperatur exhaust gas dari motor turbin atau tail
pipe temperatur, juga dapat digunakan pada motor piston untuk temperatur
exhaust gas dan turbin inlet temperatur dari exhaust driven turbo charger.
Thermokopel yang dipakai pada pesawat udara terbagi menjadi dua tipe yaitu:
27
Electronic Instrument System – V 1.0
BAB 3
PITOT STATIC SYSTEM
Pitot static system adalah salah satu system yang akan selalu bagian dari suatu pesawat
udara, mulai dari pesawat yang sederhana (kecil) sampai pesawat yang besar atau modern.
Pengertian akan dasar-dasar bekerjanya system ini sangat penting untuk seorang ahli
teknik pesawat udara, terutama dalam mencari sebab-sebab kerusakan yang terjadi pada
system ini. Kekurangan mengertian akan cara-cara bekerja dari pitot static system akan
dapat mengakibatkan kesulitan dalam melakukan perawatan atau perbaikan.
28
Electronic Instrument System – V 1.0
Gambar Menunjukan diagram dari suatu dasar system pitot static, pitot static tube
dihubungkan dengan air speed indicator, altimeter, vertical speed indicator oleh pitot line
dan static line yang dilengkapi dengan drain yang berfungsi untuk membuang kotoran yang
ada pada pitot line maupun static line.
Pitot tube
Statik Vent
Air speed indicator
Vertical speed indicator
Altimeter
Machmeter (hanya terdapat pada pesawat jet)
Kata pitot berasal dari penemunya seorang berkebangsaan perancis yang bernama
Henry Pitot. Pitot tube disebut juga pitot head atau pressure head. Jenis-jenis tekanan
udara yang ada pada pitot head adalah :
Dinamic Pressure: disebut juga pitot pressure, ram pressure, impact pressure
Static pressure: disebut juga ambient pressure, atmospheric pressure
Pada konstruksi dalam pitot head, terdapat lubang dibagian depan yang menghadap
langsung arah aliran udara yang akan menghasilkan pitot pressure, dan terdapat juga
lubang static yaitu lobang yang akan menghasilkan tekanan static. Lubang static ini
berada dibagian samping dari pada pitot head, dan tidak menghadap langsung arah
aliran udara.
29
Electronic Instrument System – V 1.0
Pada bagian pitot head juga dilengkapi dengan alat pemanas (heating element) yang
berfungsi untuk menghilangkan es di sekeliling pitot head sehingga lubang-lubang
yang ada tidak tertutup es. Dalam pitot head juga dilengkapi dengan water trap untuk
mencegah masuknya air ke dalam sistem pitot. Bentuk pitot head disesuaikan dengan
dimana pitot head tersebut akan dipasang.
Sebelum terbang, penerbang harus memeriksa static vent. Lubang ini harus selalu
terbuka. Bila static hole tertutup atau tersumbet karena sesuatu hal, maka perangkat
instrument altimeter dan vertical speed indicator tidak berfungsi. Untuk itu, penerbang
harus memilih sumber tekanan alternate static source.
Bila static pressure atau atmospheric pressure didapat melalui lubang static hole yang
ada pada pitot head, maka akan ada udara bertekanan yang masuk melalui lubang
static hole tersebut. Hal ini akan mengakibatkan kesalahan dalam pengukuran, karena
udara bertekanan yang masuk bukan murninya static pressure.
30
Electronic Instrument System – V 1.0
Pitot head dilengkapi alat pemanas (pitot heater) yang terbuat dari elemen pemanas
yang diletakan dibagian dalam dari pipa pitot. Fungsinya adalah untuk mencegah
tertutupnya lubang-lubang pipa pitot akibat dari pembentukan es.
31
Electronic Instrument System – V 1.0
Pada penunjukan indicator, jika heater bekerja normal maka lampu indicator berwarna
amber akan menyala, jika pitot heater tidak bekerja maka lampu indicator berwarna
merah yang menyala.
Pitot-head ataupitot tube ini selalu diletakkan di bagian luar pesawat di mana udara
mengalir dengan tenang bebas dari gangguan aliran udara (air flow disturbances)
misalkan: tekanan udara yang disebabkan oleh putaran baling-baling. Ini bertujuan
agar udara yang masuk melalui lubang yang terdapat pada pitot head dan tekanan
dinamis maupun tekanan statis masih murni nilainya. Artinya udara dengan tekanan-
tekanan yang disebabkan oleh bagian-bagian lain dari badan pesawat tidak ikut masuk
ke dalam lubang-lubang pitot head.
Pitot head ini biasanya dipasang di bagian bawah sayap atau di depan sayap (leading
edge). Pada pesawat-pesawat jet kadang dipasang di bagian fuselage nose section di
atas vertical stabilizer (fin). Pitot head harus dipasang sejajar dengan poros
longitudinal pesawat dengan lubangnya menghadap kedepan atau kearah dari mana
udara datang mengalir.
Sedangkan static vent (lubang statis) dipasang pada bagian samping badan pesawat
(fuselage skin), hal ini untuk memperkecil adanya tekanan dinamis yang disebabkan
gerakan yawing dari pesawat.
Untuk pesawat yang lebih besar dengan performa tinggi, system pitot static akan lebih
rumit.
32
Electronic Instrument System – V 1.0
Pesawat yang terbang pada ketinggian tertentu, di mana suhu bisa melebihi -50 °F,
maka akan berpengaruh pada tekanan udara yang masuk ke pitot tube. Pada
ketinggian ini, aliran udara di sekitar pesawat akan tidak stabil dan berubah-ubah. Hal
ini mengakibatkan static pressure pada pitot tube akan tidak konstant.
33
Electronic Instrument System – V 1.0
Static pressure yang tidak konstant akan membuat penunjukan pointer instrumen
menjadi tidak akurat. Untuk mengatasi hal itu, instrumen analog akan dihubungkan
dengan perangkat Air Data Computer (ADC). Perangkat ADC ini berfungsi untuk
mengendalikan suatu sistem instrument. Output perangkat ADC berupa listrik yang
berguna untuk menggerakkan motor servo atau digunakan sebagai input dalam sistem
bertekanan, unit kontrol penerbangan, dan sistem lainnya.
Selain perangkat ADC, ada juga perangkat Digital Air Data Computer (DADC).
Perangkat DADC digunakan pada pesawat modern. Input dan ootput dari DADC adalah
sinyal digital. DADC ini mengolah data dari transduser/ sensor instrument. Output
transduser/ sensor instrument analog di konversi menjadi sinyal digital. Konversi
sinyal ke data digital ini untuk memudahkan komputer dalam mengolah dan
menampilkan informasi yang lebih akurat. Untuk mengkonversi sinyal analog pada
instrument menjadi sinyal digital, menggunakan perangkat Analog to Digital Converter
secara terpisah.
34
Electronic Instrument System – V 1.0
Hasil olahan data instrument DADC akan ditampilkan pada layar cockpit pilot
menggunakan bus data digital. Penggunaan ADC dan DADC ini akan mempermudahkan
pilot dalam menerbangkan pesawat dan menyederhanakan sistem instrument
pesawat.
35
Electronic Instrument System – V 1.0
36
Electronic Instrument System – V 1.0
BAB 4
ENGINE INSTRUMENT
Engine Instrumen adalah suatu kelompok instrument yang berfungsi untuk memberikan
data atau informasi kepada awak pesawat/ penerbang tentang kondisi engine pada kondisi
saat itu. Beberapa instrumen pesawat udara yang termasuk engine instrumen adalah:
Oil pressure indicator diperlukan untuk mengetahui besarnya tekanan oli yang
digunakan untuk melumasi bearings dan bagian-bagian engine yang bergerak. Skala
penunjukkan pada indikator menggunakan satuan Pounds Per Square Inch/PSI dan
ada juga yang menggunakan satuan Kg/cm2.
37
Electronic Instrument System – V 1.0
38
Electronic Instrument System – V 1.0
Pengaplikasian fuel pressure indicator pada pesawat yang ber-engine lebih dari satu,
maka sistem tekanannya di gabung menjadi satu. Mekanisme untuk masing-masing
engine di buat terpisah. Masing-masing fuel pressure indicator engine mempunyai
bourdone tube dan penunjukan jarum pointer pada dial.
Penggabungan sistem tekanan ini bertujuan untuk mengurangi berat instrumen secara
keseluruhan dan juga untuk menghemat tempat dalam cockpit. Skala penunjukkan
tekanan pada Indicator menggunakan satuan Pounds Per Squre Inch/PSI. Biasanya
dipergunakan pada pesawat yang mempunyai engine lebih dari satu.
Sumber tekanan untuk sistem ini dihasilkan dari pompa hidrolik yang diputar oleh
engine atau diputar oleh suatu motor listrik. Indikator pada sistem ini hanya bekerja
selama sistem hidrolik digunakan.
39
Electronic Instrument System – V 1.0
Dalam skema konstruksi manifold pressure indicator. ini terdiri dari aneroid capsule
dan linkage (batang penghubung) untuk meneruskan gerakan dari capsule ke jarum
penunjukan dial pointer.
Tekanan manifold masuk ke capsule melalui damping tube (tabung peredam) yang
terdiri dari pipa kapiler dengan bentuk melingkar pada bagian belakang rumah
instrumen. Damping tube ini berguna sebagai pengaman yaitu untuk mencegah
kerusakan instrumen akibat terjadinya back firing pada engine.
40
Electronic Instrument System – V 1.0
Gerakan dari kapsul (akibat adanya tekanan manifold yang masuk), akan
menggerakkan batang penghubung dan selanjutnya akan menggerakkan jarum
penunjukkan/Pointer pada Indicator. Pada saat mesin bekerja pada putaran
rendah/Idle RPM, penunjukkan Indicator lebih rendah dari tekanan udara setempat
(kira-kira 12-15 Inch Hg).
E. Pressure Switch
Pressure switch diperlukan untuk mendeteksi apabila terjadi tekanan dalam sistem
terlalu rendah atau terlalu tinggi. Apabila terjadi tekanan yang terlalu rendah atau
terlalu tinggi, maka pressure switch akan memberikan peringatan. Indikasi dari
peringatan tersebut adalah berupa lampu dan suara yang biasanya ditempatkan pada
instrumen panel dalam cockpit.
Cara kerja mekani pressure switch digerakkan oleh tekanan. Tekanan ini akan
menggerakkan kontak switch elektrik yang ada di dalam pressure switch. Pressure
switch dapat bekerja akibat adanya tekanan pada pressure inlet yang lebih tinggi dari
pada atmospheric pressure.
41
Electronic Instrument System – V 1.0
Setiap engine (untuk multi engine) mempunyai sistem penunjukkan oil temperature.
Resistance sensing element (temperature probe) ditempatkan pada saluran pipa outlet
42
Electronic Instrument System – V 1.0
oil pressure pump. Temperature probe ini terdiri dari sebuah resistor yang sensitif
terhadap perubahan suhu oil temperature.
Kenaikan atau penurunan suhu oil temperature akan menyebabkan nilai tahanan dari
resistor berubah. Resistor pada temperature probe ini dihubungkan kesuatu rangkaian
elektronik bridge circuit. Jarum penunjukan dial pointer akan bergerak bila terdapat
ketidakseimbangan tahanan dalan bridge circuit.
43
Electronic Instrument System – V 1.0
tahanan bridge circuit akan berubah. Perubahan arus listrik pada bridge circuit
mempengaruhi herakan defleksi medan magnet pada moving coil yang terhubung
dengan pointer. Skala penunjukan jarum pointer yang sudah dikalibrasi berkisar
antara 25°C - 150°C.
44
Electronic Instrument System – V 1.0
Thermokopel ini terdiri dari dua buah kawat dari bahan yang berbeda yang
disambungkan pada masing – masing ujungnya dengan las hingga membentuk loop
akan menghasilkan perbedaan tegangan apabila terjadi perbedaan temperatur antara
kedua ujung tersebut. Dalam perbedaan temperatur tersebut terdapat aliran arus
listrik dari ujung yang lebih tinggi temperaturnya ke ujung yang lebih rendah
temperaluruya. Sensing elemen ini disebut thermokopel.
Besarnya tegangan yang dihasilkan tergantung dari jenis logam yang dirgunakan dan
besarnya perbedaan temperatur pada kedua ujungnya. Ujung kawat yang
dipergunakan sebagai temperatur sensing disebut hot junction dan ujung yang
dihubungkan dengan indikator disebut cold junction. Jenis-jenis kombinasi logam yang
biasanya dipakai untuk termokopel ini adalah bahan dari copper – constantan dan
bahan chromel – alumel.
Thermocouple leads ini mempunyai panjang yang standar yaitu 15 feet, 25 feet dan 30
feet dan masing-masing mempunyai standar tahanan sebesar 2 Ohm. Untuk
mendapatkan tahanan yang seragam dengan panjang yang berbeda maka dipakai kabel
yang ukurannya berbeda pula, yaitu untuk lead 15 feet dipergunakan kawat (wire) no.
16, lead 25 feet mempergunakan no. 14 dan untuk yang 35 feet digunakan no. 12.
Pengamatan secara teliti dan akurat terhadap Indicator ini sangat diperlukan, karena
apabila temperature pada head cylinder terlalu tinggi, dapat menyebabkan terjadinya
pembakaran dalam combusion chamber tidak sempurna (disebut Detonasi). Hal ini
akan mengurangi tenaga yang dihasilkan oleh mesin dan membahayakan keselamatan
penerbangan.
45
Electronic Instrument System – V 1.0
46
Electronic Instrument System – V 1.0
EGT digunakan untuk mengetahui temperature gas buang pada engine. EGT
merupakan indikator factor yang kritis dalam pengoperasian mesin pesawat terbang.
Apabila EGT naik melebihi batas yang ditentukan, dapat menyebabkan kerusakan pada
komponen mesin. Pengukuran EGT dilakukan dengan meletakkan sensor temperatur
pada bagian turbin outlet temperature (TOT), atau pengukuran EGT dapat dilakukan
pada turbin inlet tempetarure (TIT).
Sistim penunjukan EGT yang dipakai, umumnya adalah TOT. Hal ini karena sistim TIT
mempunyai kerugian-kerugian seperti; jumlah thermokopel yang dibutuhkan lebih
banyak dan temperatur sekeliling di mana thermokopel tersebut ditempatkan lebih
tinggi.
Beberapa thermokopel dipasang di sekeliling turbin case dan ditempatkan pada jarak
tertentu satu sama lainnya. Rangkaian thermokopel ini dihubungkan secara paralel
satu sama lain. Maksud dirangkai pararel ini untuk mendapatkan rata-rata temperatur
pada masing – masing thermokopel atau dengan kata lain temperatur rata-rata dari
exhaust gas yang telah melewati turbin.
47
Electronic Instrument System – V 1.0
Untuk indikator pada exhaust gas temperature dapat mempergunakan moving coil
atau moving magnet. Tegangan output dari thermokopel EGT tersebut dalam milivolt.
Tegangan keluaran thermokopel ini merupakan hasil perbedaan antara hot junction
dan cold junction dan kemudian arus listrik tersebut dialirkan ke indikator melalui
resistor yang dapat diubah-ubah. Skala penunjukan EGT bisa mencapai suhu 1000°C.
48
Electronic Instrument System – V 1.0
I. Tachometer Indicator
49
Electronic Instrument System – V 1.0
Arus berputar (eddy current) ini menimbulkan medan magnet pada drag cup.
Hal ini menimbulkan reaksi torque dan medan-medan magnet dan
menyebabkan drag cup berputar terus menerus searah dengan putaran
permanent magnet dan pointer mendapat putaran yang sama dengan drag
cup. Untuk menghindari perputaran drag cup yang terus menerus maka pada
shaft penghubung dengan pointer dipasang spring (hair-spring) yang sudah
dikalibrasikan untuk mengimbangi reaksi torque sehingga drag cup akan
berhenti pada posisi tertentu apabila torque tersebut sudah seimbang dengan
tensi dari spring.
50
Electronic Instrument System – V 1.0
51
Electronic Instrument System – V 1.0
Tachometer yang banyak dan umum dipakai untuk penunjukan engine RPM
adalah dengan menggunakan alternator tiga phase yang diputar oleh engine.
Arus AC tiga phase di mana frequensinya ditentukan oleh besarnya RPM
engine. Arus dari alternator ini dialirkan ke suatu synchronous motor tiga
phase pada tachometer indikator.
Kecepatan putaran motor pada indikator ditentukan oleh frequensi arus yang
dihasilkan alternator generator dari putaran engine. Alternator generator yang
diputar oleh engine menghasilkan arus AC tiga phasa yang kemudian
disalurkan melalui kawat-kawat listrik ke synchronous motor. Arus tiga phase
ini menimbulkan medan magnet yang berputar pada stator dari synchronous
motor. Rotor dari synchronous motor ini berupa magnet permanen yang akan
mengikuti arah medan magnet yang berputar dan hasilnya rotor dari
synchronous motor ini akan berputar sebesar putaran alternator. Synchronous
motor tersebut dipergunakan memutar sebuah magnet di dalam drag cup.
Sehingga menyebabkan drag cup berputar dan menggerakkan indicating
needle (pointer).
52
Electronic Instrument System – V 1.0
Fuel quantity indicating system berfungsi untuk mengetahui jumlah bahan bakar
dalam tank pesawat udara. Tujuan penunjukan fuel quantity adalah agar penerbang
dapat mengoperasikan pesawatnya sesuai dengan jumlah bahan bakar yang ada.
Penunjukan jumlah bahan bakar biasa dalam satuan volume atau dalam satuan berat.
Pada umumnya satuan fuel quantity yang digunakan adalah satuan berat. Penunjukan
dalam Lbs, antara 0 – 420 Lbs. Keuntungan menggunakan satuan berat adalah;
Satuan berat mengukur jumlah bahan bakar yang sebenarnya dapat dipakai untuk
operasi suatu engine. Satuan berat tidak dipengaruhi oleh density (kepadatan) dan
temperatur.
Berat bahan bakar dapat langsung memberikan gambaran dalam gross weight
(berat keseluruhan) dari suatu pesawat.
Ada beberapa tipe fuel quantity indicating system yang berbeda dalam prinsip kerja
dan konstruksinya. Sedangkan penggunaan dari tipe-tipe ini tergantung pada tipe
pesawat dan sistem bahan bakarnya. Tipe fuel quantity indicating system berdasarkan
prinsip kerja dan konstruksinya yaitu:
53
Electronic Instrument System – V 1.0
Sistem ini menggunakan pelampung yang bergerak naik turun diatas permukaan
fuel di dalam tank sebagai penggerak bevel gear untuk memutar magnet. Pada
ujung lain diluar tank terdapat pointer yang terbuat dari magnet, sehingga
pergerakan magnet dalam tank yang sesuai dengan tinggi rendahnya permukaan
fuel akan diikuti oleh pointer untuk memberikan penunjukan jumlah fuel di dalam
tank
2. DC electrical Indicator
Pada keadaan kosong maka, nilai tahanan pada transmitter lebih besar dari
tahanan R, arus listrik melalui coil A lebih besar, sehingga pointer bergerak ke arah
E (Empty). Dalam keadaan setengah penuh, harga tahanan transmitter sama besar
dengan R, sehingga arus listrik pada kedua coil mengalir sama besar, medan
magnet yang timbul juga sama besar dan akibatnya posisi pointer berada di tengah
– tengah. Apabila tank diisi penuh, maka nilai tahanan pada transmitter lebih kecil
dari R, arus listrik yang mengalir melalui coil B lebih besar dan medan magnet
yang timbul juga mengalir lebih besar, akibatnya pointer mengarah ke F (Full) dan
satuan volume (gallon atau liter).
54
Electronic Instrument System – V 1.0
Apabila nilai dari kedua inductor dan kedua capasitor sama besar, maka jembatan
tersebut dalam keadaan seimbang (balanced). Ini karena phase arus dari kedua
rangkaian ini adalah 180 derajat satu sama lain, akibatnya tidak akan ada arus
listrik yang mengalir melalui indikator.
55
Electronic Instrument System – V 1.0
Capasitor ini yang dipakai untuk pengukuran jumlah bahan bakar dibuat dari dua
buah plat atau lebih yang dibentuk melingkar berbentuk silinder (disebut dengan
sensing probe) dimana plat bagian luar berlubang – lubang sehingga fuel dapat
masuk diantara kedua plat.
Luas permukaan dari plat dan jarak antar kedua plat tersebut adalah tetap, jadi
hanya dielektrik konstanta yang dapat berubah. Udara digunakan sebagai
dielektrik pemisah apabila tank dalam keadaan kosong, dimana konstanta-nya
satu, Pada fuel dalam kondisi penuh dan digunakan sebagai dielektrik pemisah
pada, maka dielektrik konstant-nya sekitar dua.
56
Electronic Instrument System – V 1.0
Apabila tank terisi penuh, probe akan mempunyai kapasitansi yang jauh lebih
besar daripada waktu tank dalam keadaan kosong. Pada saat setiap terjadi
perubahan isi tank antara penuh dan kosong akan memberikan suatu perubahan
kapasitansi yang bertautan.
Apabila kapasitansi dari probe berubah karena perubahan permukaan fuel, maka
amplifier akan menerima signal bahwa rangkaian bridge tidak seimbang. Amplifier
akan memperbesar signal tersebut dan menghubungkannya pada motor servo dua
phase pada indikator dan induktor pada transformator dari rangkaian bridge.
Phase listrik pada induktor transmormator yang terhubung seri dengan capasitor
akan bergeser 900. Motor servo ini tidak hanya memutar pointer, melainkan juga
menggerakkan rebalancing potentiometer agar supaya pointer berhenti menunjuk
pada posisi yang tepat setelah rangkaian bridge seimbang.
57
Electronic Instrument System – V 1.0
Fuel flowmeter indicator berfungsi untuk mengetahui pemakaian bahan bakar selama
engine bekerja. Fuel flowmeter ditunjukan dalam satuan lbs/jam atau Kg/jam.
Instrumen ini pada umumnya dipergunakan pada pesawat-pesawat multi engine yang
besar, akan tetapi pada pesawat – pesawat kecil juga kadang-kadang dapat kita jumpai.
Fuel flow indicator ada yang bekerja secara mekanik dan ada juga yang bekerja secara
elektrikal. Secara mekanik menggunakan prinsip bourdon tube, sedangkan elektrikal
menggunakan transmitter.
Prinsip kerja fuel flowmeter digerakkan secara elektrikal. Fuel flowmeter yang
dipergunakan pada piston engine terdiri dari sebuah flowmeter transmitter dan
sebuah indicator.
Transmitter ini biasanya dihubungkan dengan saluran fuel yang keluar dari karburator
menuju fuel feed valve. Fuel masuk melalui fuel inlet yang diarahkan pada matering
vane, yang akan mengakibatkan vane bergerak berputar (swing ) pada porosnya.
Apabila gaya yang timbul akibat aliran fuel sama besar dengan tensi dari spring, maka
vane akan berhenti bergerak.
Dengan berubahnya posisi vane akan mengakibatkan perubahan posisi rotor yang
dialiri arus listrik di dalam stator yang berupa coil dihubungkan rangkain elektrinik
segitiga. Pada stator akan timbul signal yang kemudian dikirimkan ke stator dari
58
Electronic Instrument System – V 1.0
indicator. Sehingga rotor dari indikator akan bergerak sebesar gerakan rotor
transmitter dan apabila sudah sama akan berhenti pada posisi tersebut. Rotor dari
indikator ini dipergunakan untuk menggerakkan pointer dan memberikan
penunjukkan pada skala yang sudah dikalibrasikan menjadi jumlah bahan baker yang
mengalir setiap jam.
L. Torquemeter Indicator
Torquemeter Indicator yang berfungsi untuk mengetahui tenaga dari engin dengan
cara mengukur tekanan yang ditimbulkan oleh torquemeter system. Torqueneter
system merupakan bagian dari mesin itu sendiri dan terdapat di dalam reduction gear
assembly di antara crankshaft dan propeller shaft.
Konstruksi dari sistem ini tergantung dari jenis engine, akan tetapi prinsip dan sistem
kerjanya sama yaitu dengan tendensi berputar beberapa bagian dari reduction gear
yang kemudian ditahan oleh piston pada hydraulic cylinder yang ditempatkan pada
case gear.
59
Electronic Instrument System – V 1.0
Oil dari engine oil system dialirkan ke dalam cylinder melalui sebuah pompa
torquemeter yang khusus dan menyerap (absorb) beban yang disebabkan gerakan
piston. Oil di dalam silinder menghasilkan tekanan yang sebanding dengan beban atau
torque yang ditimbulkan oleh engine, dan tekanan ini dipindahkan ke suatu torque
pressure indicator yang terdapat di panel instrumen. Setiap penambahan power dari
engine akan mengakibatkan torque bertambah. Dengan demikian beban pada piston
bertambah dan piston bergerak menutup lubang bleed.
Dengan semakin menutupnya lubang bleed, maka tekanan oil di dalam cylinder
bertambah dan penunjukan pada indikator bertambah. Apabila beban atau torque
tersebut sudah seimbang dengan tekanan oil, maka piston berhenti bergerak dan
gerakan pointer juga berhenti pada posisi terakhir ini.
60
Electronic Instrument System – V 1.0
BAB 5
FLIGHT INSTRUMEN
Flight instrument adalah suatu kelompok instrument yang berfungsi untuk mengontrol
pengemudian pesawat terbang yang meliputi kecepatan, ketinggian, kemiringan dan
belokan serta besarnya sudut naik dan turun sebuah pesawat terbang selama dalam
pengoperasiannya. Beberapa Indicator yang termasuk dalam kelompok flight instrument
adalah :
Altimeter Indicator.
Vertical Speed Indicator (VSI) atau Rate of Climb Indicator (ROCI).
Air Speed Indicator atau Mach Meter Indicator.
Artificial Horizontal Indicator (AHI).
Turn and Bank Indicator atau Turn and Slip Indicator.
A. Altimeter
Altimeter adalah suatu instrumen yang dipakai untuk mengetahui ketinggian pesawat
terbang terhadap suatu landasan atau tinggi pesawat terhadap permukaan laut.
Altimeter indicator menggunakan pitot static system sebagai sumber tenaga
penggeraknya.
61
Electronic Instrument System – V 1.0
Pembacaan indicator ini terpengaruh juga oleh perubahan tekanan di tanah yang
disebabkan karena perubahan-perubahan keadaan atmosfir meliputi tekanan,
temperature dan kelembaban udara / humidity.
Sebagaimana diketahui bahwa udara di permukaan bumi lebih padat daripada udara di
atasnya. Jadi secara sederhana altimeter ini sesungguhnya adalah sebuah barometer
logam (aneroid barometer) yang pembacaannya dalam satuan dalam feet. Apabila
ketinggiannya makin bertambah maka tekanan udaranya makin berkurang. Karena gas
memuai bila tekanan berkurang, maka jumlah bagian-bagian udara pada kesatuan isi
juga berkurang. Dengan pengertian lain berat jenis udara menjadi kecil atau
kepadatannya menjadi tipis. Tekanan udara yang berbeda-beda pada ketinggian yang
berlainan ini dipakai pada altimeter untuk menunjukkan perubahan ketinggian.
62
Electronic Instrument System – V 1.0
63
Electronic Instrument System – V 1.0
a) Jarum panjang menunjukkan ratusan feet, jarum pendek ribuan feet dan jarum
panjang dengan segitiga di ujungnya menunjukkan puluhan ribu feet.
b) 1 X putaran jarum panjang sama dengan 1000 feet
c) 1 X putaran jarum pendek sama dengan 10.000 feet
a) Instrument error
Adalah kesalahan yang disebabkan oleh usia umur dari indicator yang
menyebabkan berkurangnya elastisitas peralatan penggerak dalam indicator.
Besarnya kesalahan tidak boleh melebihi + 30 atau – 45 feet pada permukaan
laut.
64
Electronic Instrument System – V 1.0
Vertical speed indicator atau rate of climb indicator atau vertical velocity indicator
berfungsi untuk mengetahui kecepatan naik turun dan kecepatan vertical dari pesawat
saat melakukan penerbangan.
65
Electronic Instrument System – V 1.0
Vertical speed indicator (VSI) menggunakan “pitot static system” sebagai sumber
tenaga penggeraknya. Skala penunjukan dial pointer vertical speed incator
menggunakan satuan feet per menit.
Diaphragma berada di dalam case instrument yang kedap udara dan dibuat dari
bahan yang tidak mudah terpengaruh oleh perubahan suhu udara luar.
66
Electronic Instrument System – V 1.0
Jarum penunjuk dial pointer akan berada pada posisi horizontal (jam 9) pada saat
pesawat terbang lurus dan mendatar (straight and level flight). Hal ini berarti skala
pada indicator menunjuk titik nol (0). Jarum penunjuk dial pointer akan bergerak
ke atas pada saat pesawat climbinging dan akan bergerak ke bawah pada waktu
pesawat descending.
Bila pesawat terbang mendatar (level flight) maka tekanan di dalam diaphragma
akan sama dengan atmosfir. Selama pesawat masih bergerak naik atau turun maka
selama itu akan terdapat perbedaan tekanan antara diafragma dan rumah
instrumen.
Makin cepat pesawat naik atau turun akan makin besar perbedaan tekanan
tersebut. Bila pesawat berhenti naik atau turun, dengan kata lain terbang
mendatar kembali, maka perbedaan tekanan tersebut akan segera hilang, karena
kedua ruangan yaitu diafragma dan rumah instrumen saling berhubungan.
Perbedaan tekanan inilah yang menyebabkan diafragma mengembang dan
mengempis.
a) Pada saat pesawat terbang mendatar (straight and level flight), maka tekanan
di dalam diaphragma akan sama dengan tekanan atmosfir.
67
Electronic Instrument System – V 1.0
68
Electronic Instrument System – V 1.0
69
Electronic Instrument System – V 1.0
Keterangan :
b) Tekanan yang masuk dalam diafragma, disamping dinamis juga ada tekanan
statis, kedua tekanan ini dinamakan tekanan pitot (pitot pressure).
Tekanan statis ini tidak tergantung pada kecepatan, jadi diafragma harus
bebas dari pengaruh tekanan ini. Untuk menghilangkan pengaruh tekanan
statis, diafragma ditempatkan dalam case instrument yang kedap udara dan
dihubungkan dengan tekanan atmosfir melalui lubang static (static vent).
70
Electronic Instrument System – V 1.0
Gambar 87. Gerakan dial pointer akibat tekanan dinamis dan static
b) Position error atau installation error. Adalah kesalahan yang disebabkan oleh
posisi atau kedudukan pitot tube tidak menghadap penuh ke arah aliran udara.
Sehingga tekanan dinamis tidak sepenuhnya masuk kedalam pitot tube.
Keadaan ini terjadi bila pesawat climbing, descending dan pada saat low
speed.
71
Electronic Instrument System – V 1.0
Gambar 88. Posisi pitot head tidak sejajar dengan air flow
D. Machmeter Indicator
Mach meter indicator adalah juga pengukur kecepatan pesawat terbang yang
menunjukkan perbandingan antara True Air Speed (TAS) dengan kecepatan suara
(Speed Of Sound) secara terus menerus.
72
Electronic Instrument System – V 1.0
Mach number dari suatu pesawat terbang di definisikan sebagai suatu perbandingan
True Air Speed (TAS) terhadap kecepatan suara di suatu ketinggian dimana pesawat
sedang terbang. Perbandingan ini dinyatakan dalam angka decimal.
Penunjukkan mach number sangat penting bagi seorang penerbang pesawat modern
yang berkecepatan tinggi, karena “CRITICAL MACH NUMBER” pesawat terbang
bersangkutan tidak boleh dilampaui demi faktor keamanan dalam penerbangan.
Bila dilampaui akan ada molekul-molekul udara yang memberikan tekanan yang besar
pada “FUSELAGE SKIN” atau disebut “SHOCK WAVE” yang berakibat pesawat akan
bergetar dan sulit dikendalikan lagi.
Mach number tidak tergantung pada temperature udara, akan tetapi hanya tergantung
dari tekanan pitot dan tekanan statik saja.
73
Electronic Instrument System – V 1.0
E. Gyroscopic Instrument
74
Electronic Instrument System – V 1.0
a) Inner gymbal.
b) Outer gymbal.
2. Gyroscope mempunyai satu atau lebih bidang putar. Gyro dapat berputar bebas
pada ke tiga sumbu, yaitu;
Apabila Gyro berputar dengan kecepatan yang cukup besar, maka Gyro akan
mengambil suatu kedudukan dan akan tetap pada kedudukan tersebut selama
tidak ada gaya dari luar yang mempengaruhinya.
75
Electronic Instrument System – V 1.0
Besarnya rigidity tergantung pada kecepatan sudut dari gyro, berat dari massa
gyro tersebut, dan panjang jari-jari poros gyro.
b) Gyro Precession. Sifat pada gyro untuk merubah sudut arah bidang putar gyro.
Arah dari precession tergantung pada gaya yang mengganggu dan arah dari
putaran gyro rotor
ialah sifat kedua dari gyro yaitu, perubahan sudut arah dari bidang putar gyro.
Arah dari precession tergantung dari gaya yang mengganggu dan arah dari
putaran gyro rotor.
Apabila pada suatu gyro yang sedang berputar diberikan gaya ganggu 90
derajat searah dengan putaran gyro, maka gyro precession-nya akan terus ada
selama gaya ganggu masih diberikan sampai bidang putar dari gyro segaris
dengan bidang gaya ganggu.
Makin besar gaya ganggu (external force), makin besar precession-nya. Makin
besar jari jari makin cepat perputaran gyro, makin kecil precessinya. Untuk
jelasnya perhatikan gambar
76
Electronic Instrument System – V 1.0
Semprotan udara (air jet) ini digunakan untuk memutar roda-roda gyro
(gyro rotor). Tekanan 10 inch Hg lebih dari cukup untuk memutar gyro
instrumen, dimana tekanan yang dibutuhkan hanya kurang lebih 4 inch
Hg, sehingga sebuah relief valve digunakan untuk menurunkan tekanan
menjadi 4 inch Hg.
Pada sistem ini juga dilengkapi dengan saringan udara (air filter), gunanya
untuk mencegah kotoran-kotoran udara luar yang ikut masuk ke dalam
lubang poros putar gyro.
1) Bila engine bekerja, vacuum pump juga akan berputar. Pompa vakum
menghasilkan daya hisapan sebesar ± 10 inch Hg.
77
Electronic Instrument System – V 1.0
Pada sistem ini juga dilengkapi dengan air filter yang berguna untuk
mencegah kotoran-kotoran udara luar yang ikut masuk ke dalam
lubang poros putar gyro.
78
Electronic Instrument System – V 1.0
Artificial horizon indicator bisa disebut juga dengan mana gyro horizon dan kadang
disebut juga attitude indicator. Intrumen ini menggunakan prinsip kerja space gyro.
Dimana gyro mempunyai tiga sikap gerak yang bebas, yaitu pitching, rolling dan
yawing. Artifisial horizontal indicator menggunakan vacuum system atau suction
system atau electrical system sebagai sumber tenaga penggeraknya.
79
Electronic Instrument System – V 1.0
1. Rotor gyro pada indicator mempunyai tiga sikap gerak yang bebas, yaitu;
80
Electronic Instrument System – V 1.0
81
Electronic Instrument System – V 1.0
Pada instrument gyro horizontal penyimpangan gymbal dapat terjadi karena adanya
gesekan dari pada bearing dan perputaran bumi atau pergerakkan pesawat itu sendiri.
Maka dari itu, gyro horizontal harus dilengkapi dengan sebuah alat pengatur yang
dinamakan pengatur sistem ereksi (erection system).
Erection system ini berguna untuk menegakan kembali dan menjaga poros rotor gyro
pada posisi tegak. Ada beberapa erection system pada pemakaian gyro horizontal
yaitu:
1. Sistem mekanik:
Reaksi udara yang keluar dari lubang jendela, akan menimbulkan gaya pada
case-nya. Karena pengaruh dari pada beratnya, maka udara yang keluar dari
lubang jendela berfungsi sebagai gaya kontrol terhadap giro dari reaksi udara.
Bilamana giro sudah berdiri tegak lagi, maka aliran udara yang keluar dari 4
lubang jendela akan terbagi sama, sehingga reaksi tekanan udaranya pun sama
dan gaya resultante setiap sumbu berada dalam keadaan seimbang.
82
Electronic Instrument System – V 1.0
yang ditimbulkan oleh pengaruh putaran bumi dan gesekan bola maupun
ketidakseimbangan dari pada operasinya giro itu sendiri.
Ruangan bola dibuat sedemikian rupa sehingga dapat mengatur gerak bola
tersebut, bila gyroscope miring, sehingga massa bola dikembalikan sesuai
dengan kedudukan pada piring ereksinya, untuk mendapatkan gaya yang
diperlukan.
Bola-bola akan berubah posisi, sewaktu holder berputar. Tetapi titik berat
tetap di pusat piringan ereksi. Dengan keadaan demikian titik berat berada
pada pusat titik berat. Oleh karena itu gaya disekitar sumbu berada dalam
keadaan seimbang.
2. Sistem torque motor dan tombol datar (torquemotor dan levelling swicth system)
Sistem ini digunakan pada gyro horizon yang operasinya digerakkan oleh listrik.
Sistem ini terdiri dari dua buah torque motor yang dioperasikan oleh mercury
levelling switch (tombol datar dengan air raksa) yang dipasang sejajar dengan
sumbu melintang dan satu lagi sejajar dengan sumbu depan dan belakang.
83
Electronic Instrument System – V 1.0
a) Pitch torque motor terpasang dibelakang coil dan stator pada ring bagian luar.
b) Roll torque motor yaitu terpasang pada ring luar dan stator pada case gyro
DGI bisa disebut kompas buatan atau kompas navigasi. DGI menggunakan gyroscope
sebagai sumber tenaga penggeraknya, dimana gyro tersebut dapat digerakkan dengan
vacuum pump atau dengan electrical system.
84
Electronic Instrument System – V 1.0
Skala penunjukkan pada DGI adalah suatu plat logam yang mempunyai derajat 360°,
dimana setiap garis berinterval 5° (seperti halnya magnetic compass), dan dilengkapi
dengan lubber line (garis penuntun) sebagai pedoman pembacaan. Penyimpangan
penunjukkan pada DGI tidak boleh melebihi 5°.
Dengan menekan dan memutar tombol pada indicator, skala penunjukkan dapat
diselaraskan dengan magnetic compass indicator.
Dalam fungsinya sebagai penunjuk arah, directional gyro indicator lebih baik daripada
magnetic compass, dimana DGI tanpa banyak mengalami gangguan maupun kesalahan
yang disebabkan adanya leading (keterdepanan) atau lagging (keterbelakangan)
seperti halnya yang dialami oleh magnetic compass.
85
Electronic Instrument System – V 1.0
Keunggulan DGI bila dibandingkan dengan magnetic compass indicator adalah sebagai
berikut :
Turn and bank indicator berfungsi untuk mengetahui bahwa pesawat membuat suatu
belokan dan menunjukkan besar-kecilnya sudut belokan tersebut. Turn and bank
indicator menggunakan prinsip gyroscope sebagai penggeraknya.
1. Turn indicator
Turn & bank indicator terdiri dari dua mekanisme, 1) Mekanisme jarum pointer
yang dikontrol gyroscope untuk menunjukkan laju belokan (rate of turn); 2)
Mekanisme untuk mengetahui dan menunjukkan kemiringan (bank).
86
Electronic Instrument System – V 1.0
Untuk mengetahui simpangan laju belokan, maka didasarkan pada sifat gyroscope
dan gyroscope precession (penyimpangan gyroscope). Gyroscope yang ada pada
turn & bank indicator ini, berbeda dengan gyroscope yang ada pada instrumen
directional gyro indicator atau pada gyroscope horizon. Gyroscope yang ada pada
turn & bank indicator hanya mempunyai satu ring gymbal dan spring yang
menghubungkan ring gymbal dengan case, yang berguna untuk membatasi gerak
pada sumbunya.
Bila instrument berada pada posisi normal karena ditahan oleh spring, maka
sumbu putar gyroscope akan tetap horizontal dan jarum pointer tetap pada
penunjukan nol (zero). Karena putaran rotor, maka sifat rigidity akan menahan
posisi ini.
Apabila pesawat belok ke kiri, ring gymbal pada sumbu longitudinal akan juga
berbelok, tetapi karena gerakan ini ditekan oleh rigidity, maka rotor akan precess
(menyimpang).
Alur kerja ini merupakan prinsip dasar untuk mendeteksi laju belokan pesawat
(rate of turn). Untuk penunjukan membatasi sudut penyimpangan (angular
deflection), maka ring gymbal di pasangi spring yang terhubung dengan case.
Gyroscope yang menyimpang atau miring akan menarik spring tersebut dan
mencegah gerak giro lebih lanjut. Dengan kata lain spring force merupakan ukuran
laju belokan pada instrument turn & bank indicator .
87
Electronic Instrument System – V 1.0
Suatu sistem peredam getaran (oscillation damper) juga dipasang dan dapat
disesuaikan (ajustable) hingga pointer perubahan arah belokan menujukkan laju
belokan yang cepat dan tepat.
Turn & bank indicator (rate giro) tidak memerlukan suatu "erecting device"
seperti halnya artificial horizon, karena penunjukan selalu dikembalikan oleh
adanya spring (per). Juga sebab lain adalah karena pada turn & bank indicator
kecepatan putar rotor tidak terlalu tinggi, kira-kira hanya antara 4000 - 4500 Rpm.
Dalam turn & bank indicator terdapat dua indicator yang dijadikan satu agar
memudahkan dalam memonitor gerakan pesawat terbang. Suatu penyimpangan
dari jarum pointer memberi informasi tentang besarnya derajat belokan pesawat.
Sedangkan tempat dimana bola hitam berada memberi informasi kemiringan
pesawat. Indicator ini bekerja berdasarkan sifat penyimpangan dan rigidity dari
Gyroscope.
Gaya gravitasi
Gaya centrifugal
88
Electronic Instrument System – V 1.0
Jika dalam normal flight, gaya gravitasi akan menahan pemberat hingga jarum
pointer menunjuk nol. Gambar di bawah merupakan contoh pesawat belok ke
kiri pada sudut dengan kecepatan tertentu.
Pada saat pesawat membelok, indicator case dan skala pointer bergerak
bersama-sama dengan pesawat. Saat belok ini terjadi gaya centrifugal yang
mendorong pemberat ke luar dari titik belokan, tetapi apabila sudut
pembelokan tepat, maka gaya gravitasi dan gaya centrifugal akan sama besar
dan jarum pointer tetap pada posisi nol dan segaris dengan resultante dari
pada kedua gaya tersebut.
89
Electronic Instrument System – V 1.0
Jika sudut pembelokan kurang (under banked), maka pesawat akan "skid"
(terlempar ke luar dari belokan). Dalam hal ini gaya centrifugal lebih besar
dari pada gravitasi, sehingga pemberat dan jarum bergerak ke luar.
Pada slip indicator tipe bola dengan gelas melengkung (inclinometer), pada
prinsipnya adalah sama dengan tipe pemberat dan jarum. Perbedaan hanya
terletak pada gerakan dari bola, dimana gerakannya berlawanan dengan tipe
pemberat dan jarum, karena gaya yang bekerja langsung pada bolanya.
Pada saat belok (turning), gaya yang bekerja pada bola adalah gaya berat (grafitasi)
dan gaya centrifugal. Jika kedua gaya tersebut tidak sama, maka akan terjadi “ SLIP “
atau “ SKID “ .
NORMAL : Terjadi apabila rate of turn sebanding dengan sudut angle of bank. Bola
akan berada di tengah (zero).
SLIP : Terjadi apabila rate of turn terlalu pelan bila dibandingkan dengan sudut
angle of bank. Bola akan ke arah turning ( kurang rudder).
SKID : Terjadi apabila rate of turn lebih besar daripada angle of bank. Pada kondisi
ini bola akan keluar (terlalu banyak rudder).
90
Electronic Instrument System – V 1.0
Sumber penggerak turn and bank indicator dengan listrik arus searah umumnya
dengan menggunakan voltase 12 volt atau 24 volt DC.
Selain itu, penggunaan microposesor juga dimaksudkan untuk menghemat ruang dan
berat instrument. Pesawat keluaran terbaru, kebanyakan sudah menggunakan
teknologi microprosesor ini.
91
Electronic Instrument System – V 1.0
92
Electronic Instrument System – V 1.0
BAB 6
NAVIGASI INSTRUMENT
93
Electronic Instrument System – V 1.0
1. Marker beacon
Yaitu peralatan navigasi yang memberikan informasi berupa audio dan visual
untuk mengetahui jarak pesawat terhadap runway. Terdiri dari OM (Outer
Marker), MM (Middle Marker), IM (Inner Marker).
94
Electronic Instrument System – V 1.0
Selain terdengar dash tone, pilot juga akan memonitor indicator lampu
berwarna biru yang akan menyala saat pesawat menerima sinyal outer
marker.
95
Electronic Instrument System – V 1.0
pesawat tidak lagi berada pada pancaran sinyal middle marker atau tidak
berada di atas peralatan middle marker.
Selain terdengar dash dot tone, pilot juga akan memonitor indicator lampu
berwarna amber yang akan menyala saat pesawat menerima sinyal middle
marker.
Selain terdengar dot tone, pilot juga akan memonitor indicator lampu
berwarna putih yang akan menyala saat pesawat menerima sinyal middle
marker.
2. Localizer
Yaitu peralatan navigasi yang memberikan informasi mengenai kelurusan pesawat
dengan garis tengah landasan
Localizer bekerja pada range frekuensi 108.00 - 112.00 Mhz, dengan jarak
persepuluhan ganjil. Persepuluhan genap digunakan untuk VOR (VHF
Omnidirectional Radio Range). Sebagai contoh ILS WIII (kode bandara Sukarno
Hatta) runway 07 right memiliki frekuensi localizer 110.50 Mhz, sedangkan
frekuensi VOR-nya adalah 113.60 Mhz.
Frekuensi ini dipancarkan oleh antena carrier yang diletakkan di tengah antara
antena 150 Hz dan 90 Hz. Antena loop memancarkan sinyal yang kemudian
96
Electronic Instrument System – V 1.0
3. Glide slope
Yaitu Peralatan Navigasi yang memberikan informasi sudut pendaratan pesawat ±
30 terhadap runway. Glide slope berfungsi untuk mengarahkan pesawat agar
dapat mendarat pada sudut luncur tertentu secara aman sehingga terhindar
dari kemungkinan ‘Overshoot’ maupun ‘Undershood’.
Peralatan navigasi glide slope tidak jauh berbeda dengan localizer pada bentuk
modulasi dan frekuensi loopnya. Glide slope juga memancarkan frekuensi carrier
dan loop. Glide slope memberikan informasi sudut pendaratan 30 dengan
mengkombinasikan frekuensi loop 150 Hz dan 90 Hz menggunakan 2 buah antena
vertikal dalam 1 buah tiang. Sudut 30 dihasilkan jika loop 150 Hz sebanding
dengan 150 Hz.
Kedua frekuensi ini akan dibandingkan setelah diterima oleh pesawat udara untuk
melihat apakah pesawat sudah memmbentuk sudut 30 atau belum. Indicator yang
terlihat di cockpit pesawat berupa jarum sebagai tanda sudut 30.
Jika pesawat mendapatkan frekuensi loop dominan 150 Hz, jarum akan bergerak
ke atas, artinya sudut pendaratan pesawat terlalu rendah atau peswat talu rendah
untuk landing, maka pilot harus menaikkan pesawat sampai jarum tepat di tengah.
Begitu juga sebaliknya jika pesawat mendapatkan frekuensi loop dominan 90 Hz,
jarum akan bergerak ke bawah, artinya sudut pendaratan pesawat berada terlalu
besar atau pesawat terlalu tinggi untuk landing, maka pilot harus menurunkan
ketinggian pesawat sampai jarum tepat di tengah.
Saat komposisi frekuensi loop 150 Hz dan 90 Hz seimbang, artinya pesawat berada
pada sudut pendaratan yang aman (tepat) dan pesawat sudah dalam posisi yang
benar untuk landing.
Antena glide slope dipasang 3 buah bertingkat vertikal, 1 buah antena carrier
dipasang diantara 2 buah antena loop seperti gambar di bawah.
97
Electronic Instrument System – V 1.0
Prinsip kerja pada kompas magnet didasarkan atas suatu reaksi antara medan magnet
dari permanent magnet dan medan magnet di sekeliling bumi. Direct reading magnetic
compass merupakan alat navigasi yang penting dalam pertolongan pertama di dalam
pesawat. Dalam keadaan darurat, magnetic compass indicator digunakan sebagai dasar
penunjukkan dan perhitungan bagi Indicator yang lain (DGI dan RMI).
98
Electronic Instrument System – V 1.0
Magnetic compass digunakan pada pesawat terbang kecil (pesawat dulu) sebagai
penunjuk arah yang utama. Sedangkan pada pesawat terbang sekarang yang
mempunyai peralatan instrument yang lebih lengkap (seperti indicating compass dan
pertolongan advanced navigasi lain), Magnetic compass digunakan sebagai referensi
penunjuk arah.
Ujung magnet yang menunjuk utara disebut kutub utara dan ujung yang menunjuk
selatan disebut juga kutub selatan. Apabila dua buah magnet dibawa bersama-sama
dan ujung dengan ujung didekatkan, lalu ujung-ujung dari pada kedua magnet itu
saling tarik-menarik, maka ujung-ujung dari pada kedua magnet itu adalah tidak
senama (kutub utara dan kutub selatan). Tetapi apabila kedua ujung-ujung magnet itu
saling tolak-menolak, maka kedua ujung-ujung magnet itu senama, yaitu kutub selatan
dengan kutub selatan atau kutub utara dengan kutub utara. Sifat-sifat kemagnetan
tersebut di atas adalah salah satu hukum kemagnetan. Gaya tarik menarik atau tolak-
menolak antara ke dua kutub berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara magnet
dengan magnet.
Momen magnet dari pada suatu magnet mempunyai suatu tendensi untuk memutarkan
atau diputar oleh magnet lain.
99
Electronic Instrument System – V 1.0
Momen magnet inilah yang dipakai sebagai syarat untuk mendesain kompas pada
pesawat terbang. Kekuatan momen sedemikian rupa dan sistem deteksi magnet akan
segera bereaksi dengan gaya medan magnet (dipengaruhi oleh panjang dan kekuatan
kutup magnet harus diperhatikan).
Bahan material magnet buatan terbagi menjadi dua jenis, hard iron (besi keras) dan
soft iron (besi lunak). Istilah ini digunakan untuk memberi bermacam-macam sifat
kemagnetan sesuai dengan material yang dapat dibuat. Material seperti cobalt dan
tungsten adalah tipe hard material, karena material tersebut sulit untuk dijadikan
magnet tetapi sekali jadi magnet, ia akan tahan lama, seperti halnya permanent
magnetism (magnet tetap).
Material yang digolongkan dalam soft material, adalah material yang mudah dijadikan
magnet seperti silicon dan biasanya sifat kemagnetannya mudah hilang.
Permukaan bumi dibagi menjadi garis-garis lintang dan garis-garis bujur, yang
memberikan sistim kisi-kisi (a grid system) untuk suatu penempatan dan arah.
Magnet kecil yang berputar tergantung, baik itu di udara atau mengembang pada
cairan di sebuah case, akan selalu menyesuaikan sendiri dengan garis-garis gaya
magnet bumi. Penggunaan kompas ini, sebagai patokan (referensi) navigasi.
100
Electronic Instrument System – V 1.0
a) Horizontality
Bagian utama dari sebuah kompas adalah batang magnet atau jarum magnet.
Untuk mendapatkan suatu penunjukan yang tepat dan efisien pada kompas,
jarum magnet harus benar-benar dalam posisi mendatar atau horizontal.
101
Electronic Instrument System – V 1.0
Sudah menjadi sifat kemagnetan, maka batang magnet yang tergantung bebas
akan selalu lurus segaris dengan garis gaya magnet bumi. Arah garis-garis gaya
magnet tidak selalu horizontal. Semakin dekat ke kutub magnet bumi, garis-
garis gayanya akan semakin lurus vertikal. Makin jauh batang magnet dari
equator magnet bumi, maka magnet tersebut makin menunduk ke bawah.
Makin dekat dengan kutub-kutub magnet bumi, makin sulit untuk mencoba
meletakkan batang magnet pada posisi mendatar. Hingga pada suatu batas
daerah tertentu, mulai dari lintang 70° utara atau selatan ke atas, magnet
kompas di pesawat sudah tidak berfungsi lagi.
b) Sensitivity
Syarat kedua yang harus dipenuhi agar magnet kompas dapat dipakai secara
efisien adalah harus sensitive. Sensitivity atau kepekaaan suatu kompas
ditentukan oleh beberapa factor antara lain, bahwa setiap batang magnet yang
tergantung bebas akan selalu meluruskan dengan garis-garis gaya magnet
bumi, sehingga kemampuan melurus dari batang magnet bumi tersebut sangat
tergantung dari kuat atau lemahnya gaya magnet bumi yang
mempengaruhinya.
Yang dimaksud gaya magnet bumi disini ialah garis-garis gaya yang arahnya
mendatar/ horizontal. Faktor yang lain adalah momen magnet, artinya makin
besar momen magnet suatu batang magnet kompas maka kompas akan lebih
sensitive dalam menunjuk arah Utara dan Selatan.
Momen magnet tergantung dari panjang batang magnet dan kekuatan medan
magnetnya. Hal ini bisa dipenuhi dengan memasang dua hingga 4 batang
magnet pada unit kompas. Dengan banyak batang magnet, maka kutub-kutub
102
Electronic Instrument System – V 1.0
magnetnya akan kuat. Dengan kutub magnet yang kuat maka kompas akan
senstitive. Kepekaan juga dapat bertambah dengan konstruksi dari kompasnya
sendiri,
Batang magnet yang tergantung bebas mempunyai titik putar yang disangga
oleh sebuah jarum atau pivot yang ditempatkan ke dalam suatu mangkuk
sapphire (sapphire cup) dan menumpu pada suatu penyangga (support).
a) Variation
Variation adalah suatu garis-garis dari suatu kutub-kutuh ilmu Bumi yang
dipakai sebagai patokan dalam ilmu penerbangan dan tidak sama dengan
kutub-kutub magnet bumi, yang dapat kita lihat pada gambar pada peta
Amerika Serikat garis-garis variasi sama, yaitu melintang terhadap negara
tersebut, sehingga kedua kutubnya sejajar, maka tidak perlu pembetulan, Akan
tetapi untuk garis argonic timur, kesalahan variasi harus dikurangkan dari
true course, untuk mendapatkan magnetic course begitupun garis-garis barat
103
Electronic Instrument System – V 1.0
magnetic course yang lebih besar daripada true course. Pembetulan dilakukan
secara perhitungan yang teliti (mathematical computation) oleh penerbang.
b) Deviation (deviasi)
Bagian metal yang mengandung besi dan kawat-kawat (cable) yang dialiri arus
listrik, cenderung menarik magnet pada kompas, dan akan menimbulkan
kesalahan (error).
4. Swing compass
Betulkan kedudukan kompas dalam pesawat, sehingga lubber line dalam kompas
sejajar dengan posisi dari pada pesawat. Putar dan atur screw pengatur pada
magnetik kompensator sehingga titik (dot) yang ada pada kompensator itu
bertemu dengan titik (dot), pada masing-masing pengatur.
104
Electronic Instrument System – V 1.0
Pesawat diarahkan sepanjang garis magnet utara dengan kondisi engine berputar,
serta perangkat kelistrikan dan radio dihidupkan, dimana alat alat tersebut
mempengaruhi adanya deviasi, (penyimpangan) compass magnetic. Catat deviasi
yang ada pada arah ini. Dan selanjutnya pesawat arahkan pada posisi selatan,
demikian juga catat deviasinya. Sehingga dapat dihitung koeficiennya, yaitu
koficien C. Di mana deviasi utara dikurangi deviasi selatan dibagi dua.
Atur screw pengatur utara - selatan ( N-S ), sesuai dengan pengurangan atau
penambahan dari pada penunjukan kompas dengan hasil dari koefficien C.
Demikian juga untuk kita hitung koefiecien B, yaitu deviation (deviasi) timur
kurangi deviasi barat dibagi dua, sehingga penunjukan arah barat dikurangi atau
ditambah dengan koefficien B. Putar dot (titik) pada kompensator dan lihat
penunjukkan pada kompas sampai menunjuk lubber-line dan angka pada dial
sesuai dengan hasil koreksi.
Setelah koreksi koefficien B, barulah sekali lagi pada tiap-tiap titik dalam kompas
rose kita periksa, sehingga kita mendapatkan suatu daftar penunjukan kompas
yang akan kita catat pada kartu kompas (compass card) yang akan kita tempel
dalam ruangan pilot yang mudah dilihat sebagai patokan dalam menentukan arah
terbang pesawat tersebut.
Laksanakan di tempat yang luas dan jauh dari gedung atau bangunan yang
mengandung magnet atau tenaga listrik.
Petugas tidak diijinkan menggunakan barang perlengkapan yang
mengandung besi atau magnet (senjata, arloji, cincin dll).
105
Electronic Instrument System – V 1.0
Gambar 128. RMI berwarna kuning, ADF berwarna hijau, compass berwarna putih
Automation direction finder berfungsi untuk menentukan arah bearing atau arah
heading pesawat terhadap suatu station radio yang sedang diterima. Selain itu, dengan
berdasarkan dua atau lebih station radio yang diterima, dapat diketahui posisi pesawat
berdasarkan peta penerbangan.
Cara kerja sistem ADF bearing station adalah kepala pesawat dianggap selalu
menghadap ke arah utara. Bearing Indicator yang terdapat di pesawat menampilkan
arah Bearing suatu radio station relative terhadap arah hidung pesawat.
106
Electronic Instrument System – V 1.0
107
Electronic Instrument System – V 1.0
BAB 7
AUXILLIARY INSTRUMENT
Stall warning system berfungsi untuk mengingatkan penerbang apabila pesawat sudah
mendekati keadaan stall. Stall warning system menunjukkan kecepatan pesawat sudah
sangat rendah dan pesawat mendekati keadaan stall atau kehilangan daya angkat (lift).
Peralatan stall warning system terdiri dari dua macam, yaitu
108
Electronic Instrument System – V 1.0
Apabila bagian nose section pesawat naik, sudut udara yang mengalir
menabrak sayap akan bertambah. Sehingga stagnation point bergerak turun.
Pada kecepatan sekitar 5-10 knots di atas stalling speed, stall warning vane
akan terangkat dan menggerakkan sebuah microswitch.
Pada saat pesawat normal flight (level flight), lubang udara yang terdapat pada
daerah sebelum stall warning reed mendapat tekanan positip dan akibatnya
reed tidak bergetar (un-vibrate).
109
Electronic Instrument System – V 1.0
Tetapi bila angle of attack (AOA) bertambah, daerah yang bertekanan rendah
diatas stagnation point bergerak keatas lubang masuk ke reed, dan hasilnya
reed mulai bergetar.
Angle of attack indicator berfungsi untuk menunjukkan besar kecilnya sudut serang
pada keadaan normal untuk menghindari terjadinya stall, spin dan high sink rate. AOA
merupakan rangkaian pengganti dari stall warning system.
Cara kerja indicator ini mempergunakan mekanisme yang sejenis dengan electric stall
warning vane, akan tetapi vane ini bukan menggerakkan microswitch untuk
menyalakan lampu atau menghidupkan buzzer, melainkan vane tersebut digunakan
menggerakkan suatu resistor.
110
Electronic Instrument System – V 1.0
Perubahan arus mengalir karena perubahan harga tahanan resistor, ini akan
menggerakkan pointer dari indicator pada keadaan angle of attack yang besar, kecil
atau tepat pada posisi normal ataupun dalam posisi climbing.
Transmitter dari system ini lebih rumit dari pada jenis vane. Probe yang di tempatkan
pada aliran udara (air stream) dan dua celah (slots) sebagai jalan masuk udara ke
dalam dua buah ruangan pada case transmitternya. Kedua ruangan ini dipisahkan oleh
sebuah paddle yang bergerak, dengan melalui sebuah shaft untuk menggerakkan
sebuah variable resistor. Susunan demikian ini menghasilkan gerakan halus (smooth)
dari resistor pada setiap angle of attack.
Landing gears position indicator berfungsi untuk menunjukkan posisi landing gears
dalam keadaan “UP LOCK” atau “DOWN LOCK”. Gerakan landing gears pada saat ”UP”
atau “DOWN” digerakkan oleh sebuah motor listrik dengan menggunakan arus listrik
DC.
Dalam keadaan darurat, karena landing gears dapat digerakkan secara manual dengan
cara memutar cranking handle yang ada di cockpit depan, yang hanya dapat digunakan
untuk “Landing Gears Down”. (Lihat Gambar 6-6)
111
Electronic Instrument System – V 1.0
Landing Gears memiliki beberapa posisi yang dapat dilihat pada Indicator
1) Tulisan “UP” berarti landing gears berada pada posisi terlipat ke atas
(retractable) dan LOCKED.
2) Gambar “DOWN” berarti landing gears berada pada posisi memanjang ke
bawah (full down) dan LOCKED.
3) Gambar “ZEBRA CROSS ////” berarti landing gears dalam keadaan transisi
atau batteray off (burble). berada pada posisi tidak aman serta tidak terkunci
(trouble).
1) Whell Warning Light. Lampu ini berada ditengah bagian kiri atas dari
instrument panel yang berfungsi memberikan nyala lampu saat akan
melakukan pendaratan agar segera penerbang mengaktifkan landing gear
down. Lampu akan mati dengan sendirinya apabila L/G sudah pada posisi
DOWN dan lock.
2) Master Caution Light. Juga berupa lampu merah yang berada di tengah-tengah
bersebelahan dengan wheel warning light. Master caution light akan menyala
bila sistem landing gear saat transisi atau mengalami trouble /kondisi burble.
Lampu ini juga akan menyala bila setiap sistem apapun dalam pesawat
terbang mengalami /terjadi suatu gangguan kerusakan.
3) L/G handle Light. Lampu yang berada di dalam landing gear handle. Lampu
akan menyala saat L/G posisi transisi. Lampu akan mati apabila posisi L/G
sudah pada posisi UP lock maupun DOWN lock. Lampu ini akan terus menyala
apabila salah satu dari ketiga landing gear mengalami “burble”.
Cara kerja landing gears position indicator hampir sama dengan flap position indicator.
Hanya saja, pada rangkaian landing gears position indicator ditambahkan sebuah lock
112
Electronic Instrument System – V 1.0
switch. Kegunaan dari rangkaian tambahan ini adalah untuk menunjukan kalau landing
gear sudah dalam keadaan UP dan locked atau DOWN dan locked. Lock-switch ini
dihubungkan dengan ketiga kawat penghubung antara transmitter dan indicator.
Position indicator seperti flap position indicator dan landing gear indicator pada
pesawat terbang adalah penunjukan tidak langsung dari suatu gerakan mekanis. Flaps
position indicator berfungsi untuk menunjukkan posisi flaps pada pesawat terbang,
sehingga penerbang dapat melihat posisi flaps melalui indicator yang berada di
cockpit. (flaps merupakan auxilliary flight control system dalam pesawat terbang).
Penunjukan indicator dinyatakan dalam persen (%) dimana 100 % berarti flap
bergerak sebesar 30 derajad plus minus 2 drajad down. Flap switch lever mempunyai
tiga posisi UP – OFF – DOWN.
113
Electronic Instrument System – V 1.0
Gerakan flaps dikontrol oleh sebuah motor flaps yang menggunakan arus listrik DC.
Suatu sistem flap position indicator terdiri dari transmitter, indicator dan kabel-kabel
penghubung arus listrik yang dipergunakan untuk menjalankan system ini diambil dari
system listrik pesawat itu sendiri.
Transmitternya terdiri dari sebuah gulungan tahanan yang melingkar dan contact arm
yang dapat berputar, contact arm berputar pada poros di tengah-tengah gulungan
tahanan dimana kedua ujung dari arm ini digerakan oleh gerakan flap melalui
penggerak-penggerak mekanis, gerakan flap menyebabkan poros transmitter berputar,
sehingga contact arm berputar dan arus listrik dapat mengalir melalui dua titik di
sekeliling gulungan.
Bilamana ada perubahan arah medan magnet akibat perubahan posisi contact arm,
maka polarized motor dari indicator akan berputar dan meluruskan diri dengan posisi
medan magnet yang terjadi. Maka, dengan demikian rotor akan menunjukan posisi dari
transmitter arm, posisi ini dirubah menjadi derajat pergerakan dari flap pada
indicatornya di cockpit.
114
Electronic Instrument System – V 1.0
Clock ini adalah standard 12 jam 7 hari. Menggunakan spring wound clock (mechanical
system) dengan sebuah penunjuk detik yang dapat dikontrol. Jarum penunjuk detik ini
juga dapat dipergunakan sebagai stop watch. Pada beberapa pesawat terbang modern,
clock sudah menggunakan digital system dan electrical system.
Pada clock dengan mechanical system, ada dua buah control knob pada indicator ini.
Yaitu yang satu pada bagian sudut kiri bawah dipakai untuk memberi tenaga
(winding) dan penyetelan (setting). Yang kedua adalah push button knob yang terletak
pada sudut kanan atas. Tombol ini dipergunakan untuk start - stop dan
mengembalikan jarum penunjuk detik ke posisi jam 12/reset
Bekerjanya knob yang ke dua ini berurutan dimana apabila ditekan akan start, ditekan
lagi akan stop, dan sekali tekan lagi menjadi reset. Dengan kata lain, setiap tekanan
pada knob ini akan berubah.
Vacuum gage (suction gage) adalah indicator yang berguna untuk menunjukkan
besarnya pengurangan tekanan udara atau menunjukkan jumlah tekanan kerendahan
dari udara vacuum pressure yang dihasilkan oleh vacuum pump.
Vacuum pump adalah peralatan yang digunakan untuk menggerakkan gyroscope yang
terdapat dalam directional gyroscopic indicator dan artifisial horizontal indicator.
115
Electronic Instrument System – V 1.0
116
Electronic Instrument System – V 1.0
BAB 8
AUTOPILOT
Pilot otomatis (dari bahasa Inggris: autopilot) adalah sistem mekanikal, elektrikal, atau
hidrolik yang memandu pada sebuah kendaraan tanpa campur tangan dari manusia.
Umumnya pilot otomatis dihubungkan dengan pesawat, tetapi pilot otomatis juga
digunakan di kapal dengan istilah yang sama.
Sekarang ini, autopilot merupakan sistem yang sangat mutakhir yang mampu melakukan
tugas yang sama selayaknya seorang pilot yang sudah sangat terlatih. Pada kenyataannya
untuk beberapa prosedur dan rutinitas penerbangan, autopilot bahkan lebih baik dari pada
sepasang tangan manusia.
Sistem pilot otomatis tersebut dapat menerbangkan pesawat secara lurus dan rata
menurut arah kompas tanpa campur tangan pilot, sehingga mencakup 80% dari
keseluruhan beban kerja pilot dalam penerbangan secara umum. Sistem pilot otomatis
lurus-dan-rata ini masih umum sekarang ini, lebih murah dan merupakan jenis pilot
otomatis yang paling dipercaya.
Sistem tersebut juga memiliki tingkat kesalahan terkecil karena kontrolnya yang tidak
rumit. Awak pesawat yang bekerja di dalam pesawat Boeing 777 hanya mengawasi dan
mengecek sistem autopilot, karena semua peralatan beroperasi secara otomatis.
Autopilot tidak hanya membuat penerbangan menjadi lebih lancar tetapi juga lebih aman
dan lebih efisien. Autopilot menghubungkan indikator ketinggian menggunakan gyriscope
dan compass magnetic ke rudder, elevator dan aileron.
117
Electronic Instrument System – V 1.0
Dalam dunia pesawat udara, lebih dikenal dengan sebutan Automatic Flight Control
System (AFCS). AFCS merupakan salah satu bagian dari aircraft's avionics (sistem
elektronik dan peralatan yang digunakan untuk mengendalikan sistem-sistem penting
dari pesawat terbang dan penerbangan). Sistem pengendalian penerbangan meliputi
sistem elektronik untuk komunikasi, navigasi, dan cuaca. Penggunaan awal AFCS
adalah untuk memberikan bantuan bagi pilot selama tahap penerbangan. Contohnya
keyika terbang lurus datar pada ketinggian tertentu. Banyak lagi yang bisa dilakukan
118
Electronic Instrument System – V 1.0
oleh sistem autopilot, seperti membuat pesawat bermanuver dengan sangat tepat
seperti mendaratkan pesawat pada kondisi jarak pandang nol (zero visibility).
Walaupun terdapat banyak variasi dari sistem autopilot, kebanyakan sistem autopilot
dapat diklasifikasikan berdasarkan jumlah bagian (part/surface) yang dikendalikan.
Untuk membantu memahaminya kita perlu familiar dengan tiga bagian pengendali
dasar (basic control surface) yang mempengaruhi kinerja pesawat. Bagian pengendalai
dasar gerak pesawat udara yaitu elevator, rudder, aileron.
Sistem autopilot mampu mengendalikan salah satu atau semua bagian-bagian tersebut.
Berdasarkan jumlah bagian yang dikendalikan inilah sistem autopilot dibagi lagi
menjadi tiga.
Auto pilot merupakan suatu system yang bekerja secara otomatis untuk
mengembalikan posisi pesawat terbang bila keluar dari posisi atau arah yang telah
ditentukan. Auto pilot juga dipergunakan untuk memelihara kestabilan pesawat pada
sumbu horizontal dan lateral.
1) Gyro untuk mendeteksi posisi pesawat terbang, unit ini dinamakan SENSOR
2) Amplifier atau computer, untuk memperkuat sinyal yang dihasilkan sensor guna
menjalankan servo motor
3) Servo motor untuk menggerakan control kendali
System auto pilot bekerja atas dasar sinyal listrik yang dihasilkan dalam unit sensor,
sensor unit dihubungkan ke instrument seperti system kompas, turn and bank.
119
Electronic Instrument System – V 1.0
Sehingga, kalau pesawat menyimpang dari arahnya maka system gyro yang berada
didalam instrument akan berubah posisinya menghasilkan voltase induksi atau disebut
sinyal listrik. Sinyal listrik tersebut dirubah menjadi tenaga mekanis oleh servo motor
untuk menggerakan kemudi.
120
Electronic Instrument System – V 1.0
Prosesor dalam AFCS akan mengambil data input, kemudian dengan menggunakan
perhitungan yang kompleks untuk membandingkannya dengan pengaturan mode
pengendali. Setting mode pengendali dimasukkan oleh pilot yang mendefinisikan detail
penerbangan. Misalnya mode pengendali mendefinisikan bagaimana ketinggian
pesawat ditentukan. Ada juga mode pengendali lain seperti menentukan kecepatan
udara dan jalur penerbangan.
121
Electronic Instrument System – V 1.0
untuk menggerakkan bagaian kendali pesawat, menjamin pesawat berada dalam posisi
dan jalur yang tepat.
Autopilot merupakan salah satu contoh dari sistem kontrol. Sistem kontrol bertindak
berdasarkan pada pengukuran dan hampir selalu memiliki dampak pada nilai yang
diukurnya.
Sistem pengendali penerbangan otomatis bekerja dengan cara loop tertutup. Contoh
control system pada single-axis autopilot yang juga disebut dengan wing leveler
seperti yang telah dikemukakan diatas.
122
Electronic Instrument System – V 1.0
1. Pilot mengatur mode pengendalian untuk menjaga posisi sayap pada suatu level
tertentu.
2. Bagaimanapun atau walaupun dalam keadaan udara yang tenang, sayap pesawat
akan turun.
3. Sensor yang terletak di sayap akan mendeteksi penurunan sayap ini dan kemudian
mengirim signal ke komputer autopilot.
4. Komputer autopilot memproses data dan menyatakan bahwa sayap pesawat tidak
lagi berada pada level yang diinginkan.
5. Komputer autopilot mengirim signal ke servo untuk mengendalikan aileron
pesawat. Signal yang dikirim merupakan sebuah perintah yang sangat spesifik
yang memerintahkan servo untuk membuat suatu penyesuaian yang tepat.
6. Setiap servo memiliki sebuah motor elektrik kawat kabel untuk menarik kabel
aileron. Ketika kawat kabel tersebut bergerak bagian kendalipun akan ikut
bergerak mengikuti arah pergerakan kawat kabel.
7. Karena aileron disesuaikan berdasarkan pada data input, sayap pesawat akan
bergerak kembali ke level semula.
8. Komputer autopilot menghapus perintah ketika sensor yang terletak di sayap
pesawat mendeteksi bahwa sayap telah berada pada level yang diinginkan lagi.
9. Servo berhenti menggunakan tekanan terhadap kawat kabel aileron untuk
menggerakkan sayap pesawat.
Loop seperti yang ditunjukkan pada diagram blok diatas bekerja secara kontinyu
selama beberapa kali dalam satu detik melibatkan banyak prosesor untuk
mengendalikan banyak bagian kendali. Bahkan beberapa pesawat terbang memiliki
komputer pendorong otomatis (autothrust computers) untuk mengendalikan gaya
dorong mesin. Sistem autopilot dan sistem autothrust mampu bekerja bersama-sama
untuk melakukan manuver-manuver yang sangat kompleks.
Pada dasarnya, komponen auto pilot terdiri atas empat macam unit ditambah
beberapa unit lainnya seperti switch dan lain-lain. Keempat unti tersebut yaitu:
1) Command element
Unit command element dikerjakan secara manual untuk memberikan sinyal agar
pesawat melakukan maneuver seperti climb, dive dan sebagainya. Disamping itu
system navigasi juga merupakan sinyal input terhadap system autopilot
2) Sensing Element
Sensing element terdiri dari DGI, turn and bank, horizon gyro dan sensing lain
yang dipergunakan untuk mengontrol ketinggian pesawat
3) Computing element
Computing element terdiri dari servo amplifier atau disebut juga computer.
Amplifier menerima sinyal dari sensing element dan memperkuatnya. Sinyal-
123
Electronic Instrument System – V 1.0
4) Output Element
Output elemen merupakan servo motor yang menggerakan control surface. Pada
umumnya pesawat mempunyai 3 servo motor, untuk menggerakan aileron,
elevator dan rudder
F. Mode Autopilot
Bekerjanya autopilot dapat dibuat dalam berbagai jenis. Hal ini ditentukan oleh
sumber sinyal mana yang sedang dipergunakan secara aktif. Mode operasi autopilot
meliputi:
1) Basic mode
Basic mode merupakan inner loop yang bertugas khusus untuk mempertahankan
stabilisasi pesawat selama terbang
2) Command mode
Command mode dianggap sebagai outer loop terdiri dari manual control, heading,
altitude hold, airspeed lock, dan navigation air radio beam
G. Autopilot Failure
Autopilot bisa berfungsi dengan baik dan bisa juga gagal. Masalah yang paling sering
ditemui pada sistem autopilot adalah kegagalan (failure) servo baik karena motornya
yang buruk ataupun koneksi yang buruk. Sensor posisi pun bisa juga tidak berfungsi
sehingga menghasilkan tidak ada data input ke komputer autopilot. Untungnya sistem
autopilot untuk pesawat terbang dirancang supaya aman dari kegagalan-kegagalan
tersebut. Untuk menghentikan sistem autopilot sangat sederhana, penerbang hanya
perlu melakukan pemutusan sistem autopilot dengan cara menarik tuas power switch
124
Electronic Instrument System – V 1.0
autopilot atau apabila cara tersebut masih belum berhasil dapat juga dilakukan dengan
menarik autopilot circuit breaker.
Beberapa kecelakaan pesawat terbang disebabkan karena penerbang yang gagal untuk
memutuskan sistem pengendali penerbangan automatis. Penerbang, berhenti
berusaha untuk mengatur pengendalian yang dilakukan autopilot, tidak mampu
memahami mengapa pesawat tidak melakukan perintah yang diberikan. Oleh sebab
itulah mengapa pada skenario kondisi yang demikian program-program intruksi
penerbangan sangat menegangkan untuk dipraktekkan. Penerbang harus tahu
bagaimana menggunakan setiap fitur yang tersedia pada AFCS (automatic flight control
system) dan penerbang juga harus tahu bagaimana memutuskan sistem AFCS dan
terbang tanpa menggunakan sistem tersebut.
Pesawat juga harus mengikuti jadwal maitenance yang ketat untuk menjamin semua
sensor dan servo bekerja dengan baik. Penyesuaian dan perbaikan apapun yang
dilakukan terhadap komponen-komponen utama perlu dilakukan penyesuaian lagi
terhadap komputer autopilot. Misalnya apabila ada perbaikan pada instrumen gyro,
maka perlu dilakukan pengaturan ulang pada komputer autopilot.
Banyak sistem autopilot modern sudah mampu menerima data global positioning
system (GPS) yang terpasang pada pesawat. Penerima GPS dapat menetukan posisi
pesawat di udara dengan mengkalkulasi jarak pesawat dari tiga atau lebih satelit yang
terhubung dalam jaringan GPS. Dilengkapi dengan alat pemberi informasi posisi
tersebut, autopilot dapat melakukan lebih dari menjaga pesawat tetap berada pada
posisi dan ketinggian yang sama. Bahkan, sistem autopilot mampu melakukan
perencanaan penerbangan yang baik.
125
Electronic Instrument System – V 1.0
DAFTAR PUSTAKA
126