Anda di halaman 1dari 15

PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN

Dan SOSIAL
TUGAS KELOMPOK MATA KULIAH PENDIDIKAN IPS

Disusun Oleh:
Ryvatul Muna
Azimatur Rukma
Nelsi Khairunnisa
Sassy Ramadhani

FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
TAHUN AKADEMIK 2021/2022

Kata Pengantar
Dengan mengucap syukur kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat
dan karunianya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
mengenai Masalah Sosial, di Khususkan pada kriminalitas.
Masalah Sosial, di Khususkan pada kriminalitas ini adalah tugas yang di berikan dosen
sebagaimana seorang mahasiswa harus mempresentasikan tugas yang di berikan ,dan
laporan tentang Masalah Sosial, di Khususkan pada kriminalitas ini juga sebagai bukti
bahwa kami telah melaksanakan dan menyelesaikan tugas yang telah diberikan.
Makalah ini dapat disusun dan diselesaikan berkat kerja sama kelompok yang baik,
tentunya dengan masih banyaknya kekurangan dan keteledoran yang di sengaja maupun
tidak. Untuk itu, kritikan dan saran yang bersifat membangun kami harapkan kepada
pembaca sekalian.
Semoga makalah yang kami susun ini dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian.

Banda Aceh, Aceh Besar


01 september 2021

Kelompok 1

1
DARTAR ISI

Kata Pengantar........................................................................................................................................1
DARTAR ISI...............................................................................................................................................2
BAB I........................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................3
I. Latar Belakang...............................................................................................................................3
II. Rumusan Masalah........................................................................................................................4
III. Tujuan Penulisan........................................................................................................................4
BAB II.......................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................6
2.1. Pengertian...................................................................................................................................6
2.2. Faktor-faktor kriminalitas........................................................................................................7
2.3. Cara penanggulangan tindak kriminalitas...............................................................................9
BAB III....................................................................................................................................................13
PENUTUP...............................................................................................................................................13
3.1. Kesimpulan...............................................................................................................................13
3.2. Saran..........................................................................................................................................13

2
BAB I

PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Masalah sosial adalah perbedaan antara harapan dan kenyataan atau sebagai
kesenjangan antara situasi yang ada dengan situasi yang seharusnya. Individu di dalam
masyarakat memandang masalah sosial sebagai sesuatu kondisi yang tidak diharapkan.
Salah satu Masalah social yang kerap kali terjadi adalah Kriminalitas.
Kriminalitas adalah suatu tindak kejahatan yang melanggar hukum, Undang-Undang,
norma, dan nilai yang berlaku dalam masyarakat. Tindak kejahatan tersebut dapat
merugikan dan mengancam keselatan jiwa seseorang. Kejahatan sangat berpengaruh
dalam kehidupan masyarakat dan banyak factor yang dapat mempengaruhi seseorang
untuk melakukan suatu tindak kejahatan tersebut.
Indonesia merupakan negara dengan jumblah penduduk terbesar di Asia
Tenggara. Bahkan Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar ke-4 di
dunia setelah China, India, dan Amerika Serikat. Hal ini menimbulkan masalah
kepadatan penduduk di Indonesia, kepadatan penduduk secara tidak langsung
mempengaruhi tigkat kriminalitas.
Factor peningkat kriminalitas lainnya adalah kemiskinan. Kemiskinan adalah
salah satu penyebab meningkatnya tingkat kriminalitas karena pada dasarnya hidup
dengan keterbatasan serta kekurangan akan sulit untk memenuhi kebutuhan dasar seperti
sandang, pangan, dan papan sehingga dalam memenuhi kebutuhan dasar tersebut
seseorang rela melakukan berbagai cara termasuk tindak kriminilitas.
Sebuah studi menyatakan bahwa orang kelas bawah memiliki tingkat kejahatan
yang lebih tinggi dari kelompok lainnya. Orang yang berpenghasilan rendah,
pengangguran, berpendidikan rendah jauh lebih mungkin melakukan tindak kejahatan.
Tingkat pengangguran yang tinggi juga memberikan insentif untuk melakukan semua
jenis tindak ktiminal.

3
Pemerintah masih memerlukan kerja keras untuk menurunkan tingkat kriminalitas
di Indonesia. Di tambah lagi dengan keadaan pandemic saat ini menyebabkan
menigkatnya angka kriminalitas. Berdasarkan data yang ada, tingkat kriminalitas di
Indonesia belum memperlihatkan tanda-tanda kearah angka menurun. Semekin tinggi
angka kriminalitas menunjukkan semakin banyak tindak kejahatan pada masyarakat yang
merupakan indikasi bahwa kondisi masyarakat menjadi semakin tidak aman.
Belum bergesernya angka resiko penduduk Indonesia terkena tindak pidana
sekaligus mengingatkan setiap penduduk untuk waspada terkena korbgan tindak pidana.
Hal ini setidaknya dikarenakan angka tindak pidana terus meningkat dan belum berhasil
di tekan ke level menurun. Bentuk dan modus kejahatan pun terus berkembang
sedemikian rupa dan sulit di terima akal sehat.

II. Rumusan Masalah


Pendistribusian pendapat yang tidak merata, akan menyebabkan semakin
banyaknya masyarakat yang belum sejahtera, sehingga akan meningkatkan jumlah
penduduk miskin. Terlebih lagi Indonesia memiliki jumlah penduduk yang terbesar
keempat di dunia setelah China, India, dan Amerika serikat.
Hal ini diduga dapat menimbulkan masalah lain, seperti ketimpangan,
kemiskinan, pengangguran, sehingga secara tidak langsung tingginya jumlah penduduk
turut berkontribusi terhadap peningkatan angka kriminalitas.
Berdasarkan uraian di atas maka dibentuklah rumusan masalah penelitian sebagai
berikut:
1. Pengertian kriminalitas secara keseluruhan
2. Faktor-faktor penyebab kriminalitas dilihat dari ilmu social (sosiologi, politik, ekonomi,
psikologi, sejarah, dan geografi).
3. Cara penanggulangan masalah social kriminalitas ditinjau dari ilmu social (sosiologi,
politikus, ekonomi, psikologi, sejarah, dan geografi).

4
III. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan dari makalah ini ialah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui definisi kriminalitas.
2. Untuk mengetahui factor-foktor terjadinya kriminalitas.
3. Untuk mengetahui cara penanggulangan kriminalitas.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian
Kriminalitas atau kejahatan memang merupakan masalah yang sangat umum
terjadi di masyarakat dimanapun berada, tindakan kriminalitas dapat terjadi di beberapa
tempat dengan jangka waktu yang sama atau berbeda.
Menurut Abdulsyani (1987) kriminalitas adalah suatu perbuatan yang dapat
menimbulkan masalah-masalah dan keresahan bagi kehidupan didalam masyarakat.
Kejahatan merupakan bagian dari kehidupan masyarakat. Kejahatan terjadi karena
banyaknya ketidak seimbangan perilaku yang terjadi didalam masyarakat, disebabkan
karena banyaknya pengaruh budaya dari luar, akan menyebabkan perilaku anggota
masyarakat cenderung menyimpang dari norma-narma yang ada, khususnya di
lingkungan social yang mempunyai peran yang sangat penting terhadap pembentukan
perilaku kejahatan.
Seorang filsuf bernama cicero mengatakan Ubi Societas, Ibi Lus, Ibi crime yang
artinya ada masyarakat, ada hukum dan ada kejahatan. Masyarakat saling menilai,
berkomunikasi dan manjalin interaksi, sehingga tidak jarang menimbulkan konflik atau
perikatan. Satu kelompok akan menganggap kelompok lainnya memiliki perilaku yang
menyimpang apabila perilaku kelompok lain tersebut tidak sesuai dengan perilaku
kelompoknya.
Secara sosiologi kriminalitas atau kejahatan adalah segala perilaku manusia yang
akan menimbulkan banyak kerugian materi psikologi dan mengganggu kehidupan
bersama. Kejahatan akan terjadi kapan saja dan dimana saja dan juga kejahatan harus di

6
perangi karena kejahatan sebagaimana menurut ilmu hukum akan menyebabkan kerugian
yang sangat besar berpengaruh di dalam kehidupan masyarakat (Astuti, 2013).
Secara Hukum juga mendefinisikan kejahatan sebagai suatu yang menurut
undang-undang dasar adalah pelanggaran dan menggunakan mekanisme yang memiliki
aturan-aturan seperti (penyelidikan, tuntutan, dakwaan dan vonis) untuk meresponnya,
namun akan tetapi definisi tersebut memiliki kelemahan yang sangat mendasar yaitu
meskipun tersebut aksi yang sangat berbahaya dan merusak (astute, 2013).
Ilmu Ekonomi memandang kriminologi atau kejahatan yaitu merupakan sesuatu
yang dapat menyebabkan ketidak efisienan alokasi sumber daya dan memonitori harga
sehingga jumlahnya secara keseluruhan harus ditekan, ilmu ekonomi menggunakan
kerangka untuk mengoptimalkan sumber daya, agar menekan angka kejahatan ketingkat
yang serendah-rendahnya (Atmasasmita, 1997).

2.2. Faktor-faktor kriminalitas


2.2.1. Faktor kriminalitas dalam Perspektif Sosiologi
1. Faktor internal, antara lain kondisi kejiwaan seseorang, tingkat pendidikan seseorang, dan
kedudukan seseorang dalam masyarakat.
2. Faktor eksternal berhubungan dengan faktor ekonomi (perubahan harga, kemiskinan,
pengangguran, urbanisasi) dan faktor agama (kurangnya pemahaman tentang agama).

2.2.2. Faktor kriminalitas dalam polotik


Kriminalitas dalam politik sebenarnya sangat sulit di cari keberannya,
dikarenakan masih banyaknya negara-negara yang tidak mengakui motivasi politik
tersebut sebagai suatu motiuf dari perbuatan melawan hukum. Hukum si AS misalnya,
menolak mengakui kejahatan politik atau tidak menerima motif politik sebagai suatu
pembelaan mengirigi terjadinya tindak kejahatan tertentu.
Kejahatan-kejahatan tersebut secara tampilan sebenernya kerap kali tak berbeda
dengan kejahatan tredisional pada umumnya mengingat di dalamnya terkandung pula
tindakan pembunuhan, pembakaran, penculikan, atau pencurian. Pembeda utamanya,
sebagaimana telah disebut, adalah pasa motivasi pilitiknya.

7
2.2.3. Faktor kriminalitas dalam ekonomi
1. Kependudukan
Padatnya penduduk menjadi salah satu faktor penyebab meningkatnya kriminalitas
2. Kemiskinan
Kemiskinan adalah faktor utama yang sering kali disinggung jika membahas tentang
kriminalitas. Dimana kemiskinan sering kali menyebabkan seseorang nekat melakukan
tindak kriminalitas.
3. Pengangguran
Pengangguran juga menjadi hal yang sangat mempengaruhi seseorang melakukan
kejahatan, sama hal nya dengan kemiskinan, pengangguran seringkali menjadi alasan
seseorang melakukan kriminalitas.

2.2.4. Faktor kriminalitas dalam psikologi


Teori sosial menjelaskan bahwa perilaku kejahatan adalah hasil kerusakan sistem
dan struktur sosial. Seorang penjahat dari keluarga yang bercerai, mengalami masa kecil
yang sulit, hidup dilingkungan sosial yang miskin dan banyak terjadi pelanggaran hukum,
tidak memiliki pendidikan yang baik, memiliki gangguan fisik dan mental dan berbagai
kesulitan psikologi lainnya.
Pada pendekatan Bioekologis oleh Urie Brofenbenner, terdapat interaksi faktor
personal (si individu itu sendiri, termasuk di dalamnya aspek kepribadian, trauma, aspek
biologis) dengan faktor sistem siosial di sekelilingnya.

2.2.5. Faktor kiminalitas dalam perspektif sejarah


Henk Schulte Noedhgolt, professor di universitas Etasmus, Rotterdam, dan dosen
senior di jurusan sejarah dan Antropologi, Universitas Amsterdam, pernah menerbitkan
sebuah buku yang dimana di dalam nya membahas tentang kriminalitas dalam perspektif
sejarah.
Dalam bukunya menjelaskan bahwa kekerasan sejarah terjadi pada masa kerajaan,
colonial, poskolonial, ia merunut dan menambahkan kekerasan dalam konten yang lebih
luas, khususnya dalam rangka pembentukan negara. Misalnya pada masa peralihan

8
kekuasaan dan pada masa negara sedang berusaha memperluas kekuasaannya, juga masa
ekonomi yang suram.

2.2.6. Faktor kriminalitas Dalam perspektif geografi.


Menurut LeBeau dan Leitner (2011) kejahatan secara geografi akan terus
mengemukakan karna analisis keruangan dan geografis dari kejahatan bersama dengan
berjalannya sistem peradilan pidana adalah hal yang penting untuk membantu pihak
kepolisian dan masyarakat mengenali, mengentaskan serta mengawasi permasalahan
yang terjadi dalam lingkingannya.
Kriminalitas geografis sering kali terjadi di daerah perkotaan. Karena secara
umum kota-kota memperlihatkan adanya kawasan yang sangat berbeda karena peristiwa
kejahatan dan kenakalan yang terjadi jumlahnya melebihi angka rata-rata, bahkan pola
yang muncul seakan membenarkan pola dasar yang pertama kali teridentifikasi dalam
kota.

2.3. Cara penanggulangan tindak kriminalitas


Berikut cara-cara yang dapat di lakukan untuk mengatasi tindak kriminalitas
menurut ilmu sosial, yaitu:
2.3.1. Tindakan tegas dari aparat hukum
Salah satu yang dapat dilakukan dalam menangani kriminalitas adalah dengan
membuat pelaku jera, dengan memberikan hukuman yang tegas kepada pelaku. Oleh
sebab itu diperlukan ketegasan hukum dari aparat hukum. Tentunya Indonesia adalah
negara hukum sehingga segala sesuatu sudah berlandaskan hukum. Namun, dalam
beberapahal masih terlihat ketidak tegasan dari aparat hukum.
Kondisi inilah yang kemudian menyebabkan mengapa angka kriminalitas
cenderung mengalami peningkatan. Dalam hal ini diperlukan peningkatan pelayanan
masyarakat oleh para penegak hukum. Selain itu, negara harus mampu memberi jaminan
penegakan hukum yang berkeadilan. Sehingga pelaku kriminalitas di tindak dan di
hukum sesuai kejahatan yang dilakukannya.

9
2.3.2. Tidak ada tebang pilih
Tebang pilih yang dimaksud adalah kondisi dimana hukum tidak berlaku sama
rata kepada setiap orang sebagai contoh kejahatan kerah putih. Mereka yang memiliki
jabatan serta uang cenderung kebal hukum. Inilah yang kemudian memunculkan stigma
hukum Indonesia seperti runcing ke bawah dan tumpul keatas.
Bahkan juga banyak yang menilai bahwa hukum Indonesia dapat dibeli. Mesipun
tidak dapat mengabaikan fakta ini, tentunya ini merupakan tuygas dari pemerintah dan
aparat hukum sama rata bagi semua orang dan semua kalangan tanpa memandang jabatan
ataupun strata sosial.

2.3.3. Menciptakan lapanagan kerja sebanyak-banyaknya


Cukup miris memang saat ini mendengar seorang memcuri makanan karena tidak
mampu membeli makanan. Padahal makan adalah salah satu kebutuhan primer manusia.
Hal ini menunjukkan bahwa faktor ekonomi sangat memberikan pengaruh seseorang
melakukan tindak kriminal, contohnya judi online.
Oleh sebab itu, salah satu pencegah tindak criminal adalah dengan memberikan
lapangan pekerjaan. Dengan adanya pekerjaan maka setiap orang akan bisa memenuhi
kebetuhan hidupnya. Karena mereka yang memiliki uang pasti tidak akan melakukan
tindak kejahatan demi uang.

2.3.4. Tidak ada perbedaan perlakuan berdasarkan tingkat ekonomi


Budaya di Indonesia, secara umum memeberikan perlakuan berbeda kepada orang
berdasarkan tingkat ekonomi dan jabatannya. Tentunya hal ini adalah fakta, sebab anda
sering menyaksikan bagaimana seseorang berlau kepada orang yang di anggap kaya dan
dianggap tidak memiliki perekonomian yang baik. Selain itu, mereka yang merasa
mampu dan kaya cenderung menyepelekan kelompok yang lemah. Inilah yang memicu
timbulnya tindakan kriminalitas.

2.3.5. Menggerakkan roda perekonomian terutama ekonomi kerakyatan


Salah satu fungsi pemerintahan dalam upaya mencegah kriminalitas adalah
dengangan menggerakkan roda perekonomian kerakyatan. Dengan demikian, semua
10
orang akan memiliki kesempatan yang sama untuk bisa berusaha. Mendapatkan
penghasilan dan memperbaiki kondisi ekonomi. Tentu saja hal ini harus bersinergi
dengan kemauan dari individunya sendiri. Jika mereka ingin memperbaiki keadaan dan
menjaukan diri dari potensi tindakan kriminal maka tentu mereka wajib bersungguh-
sungguh.

2.3.6. Menjunjung tinggi norma dan agama di masyarakat


Tindakan kriminal adalah tindakan yang melanggar norma bermasyarakat.
Tentunya dengan adanya upaya menjunjung kembali norma dan nilai dimasyarakat.
Maka tentu uapaya tindakan kriminalitas dapat dicegah. Selain itu, masyarakat Indonesia
juga harus menyadari bahwa nilai agama dan norma yang berlaku dimasyarakat
merupakan bagian dari tradisi dan budaya. Tentunya hal ini merupakan alarm bagi kita
untuk bisa membedakan antara perbuatan baik dan tidak.

2.3.7. Jangan terpancing emosi


Banyak tindakan kriminalitas yang dipicu karena emosi yang berlebihan. Oleh
karena itu, salah satu cara mencegak tindak kriminal adalah dengan cara jangan mudah
terpancing emosi atau kemarahan. Sebab emosi dan marah dapat membuat orang menjadi
kalap dan gelap mata. Dalam keadaan diaman emosi tidak terkendali maka seseorang
dapat melakukan tindak kriminalitas secara spontan.

2.3.8. Meningkatkan peran serta orang tua


Dalam hal ini, upaya mencegah tindakan kriminal juga dapat dimulai dengan
meningkatkan peran serta otang tua terutama kepada anak-anak. Sebab peran orang tua
amatlah sentral dalam memberikan pendidikan dan pengarahan bagi anda. Apalagi jika
dipresentasikan, anak memiliki lebih banyak waktu dirumah ketimbang di luar rumah.
Karenanya sangat tepat untuk kemudian menjadikan orang tua bisa memberikan
pendidikan sekaligus pencegahan dalam tindakan kriminalitas.

11
2.3.9. Selektif terhadap budaya asing yang masuk
Di era globalisasi dan era digital, kita akan begitu mudah diakses segala informasi
yang bisa berasal dari seluruh dunia. Tentunya hal ini dapat membuat budaya asing yang
tidak sesuai dengan nilai di Indonesia mudah masuk. Dari situlah kemudian kemudahan
pengaruh negative dan buruk dapat mendorong seseorang untuk melakukan tindakan
kriminalitas. Karenanya, dibutuhkan proteksi dari diri sendiri untuk mencegah budaya
negatif masuk.

2.3.10. Menumbuhkan kerjasama yang solid antara aparat dan masyarakat


dalam menjaga keamanan
Masalah kriminalitas bukan sekedar problem yang sederhana sebagai
pelanggaran. Namun hal ini merupakan problem kompleks. Dimana untuk mencegahnya
dibutuhkan kersama dari berbagai pihak. Tentunya dalam hal ini, masyarakat dan aparat
perlu membentuk kerjasama yang solid dalam upaya pencegahan preventif. Dengan
demikian maka angka peningkatan kriminalitas akan dapat ditekan.

12
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Kriminalitas atau kejahatan memang merupakan masalah yang sangat umum
terjadi di masyarakat dimanapun berada, tindakan kriminalitas dapat terjadi di beberapa
tempat dengan jangka waktu yang sama atau berbeda.
Factor peningkat kriminalitas lainnya adalah kemiskinan. Kemiskinan adalah
salah satu penyebab meningkatnya tingkat kriminalitas karena pada dasarnya hidup
dengan keterbatasan serta kekurangan akan sulit untk memenuhi kebutuhan dasar seperti
sandang, pangan, dan papan sehingga dalam memenuhi kebutuhan dasar tersebut
seseorang rela melakukan berbagai cara termasuk tindak kriminilitas.
Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa angka kriminalitas di suatu
negara dapat terus meningkat dari waktu kewaktu apabila kurangnya pemahaman dari
masyarakat dan kurang perhatian dari pemerintah negara serta tindakan menyepelakan
penyebab-penyebab terjadinya kriminalitas terus terjadi.

3.2. Saran
Harapannya, setelah mengetahui pengetahuan tentang masalah sosial kriminalitas
ini masyarakat dapat membantu dalam mengatasi dan menanggulagi tindak kriminalitas
yang terus terjadi. Selanjutnya di harapkan dengan pemaparan ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dalam hal menindaklanjuti kasus-kasus kriminalitas di masyarakat serta dapat

13
mencagah bertambahnya pelaku-pelaku kejahatan dengan tindakan tak bertanggungjawab
lainnya.

14

Anda mungkin juga menyukai