Defenisi Bahasa Indonesia
Defenisi Bahasa Indonesia
secara lisan ataupun tertulis, dari segi rasa, karsa, dan cipta serta pikir baik
Bukit (683), Talang Tuo ( 684), Telaga Batu (tidak berangka tahun),
yang sangat cepat ini berdampak positif terhadap bahasa Melayu, dan
laut Portugis, dan pada tahun 1641 ditaklukan oleh Belanda, dengan
1
Masalah yang harus dihadapi Belanda adalah masalah bahasa
Indonesia.
cukup pesat.
2
Pemerintah Orde lama dan Orde baru menaruh perhatian yang
penggunanya, maupun dari segi sistem tata bahasa dan kosakata serta
maknanya.
Antarbudaya
Pendidikan
3
c. Bahasa Indonesia sebagai Alat Penghubung di Tingat Nasional
media yang efektif untuk komunikasi ilmiah, baik secara tertulis maupun
4
penyusunan struktur kalimat. Jadi, kalimat yang digunakan
efektif.
sebenarnya.
pemilihannya tepat.
sebagai ragam ringkas (restricted code) yaitu bahasa yang digunakan pada
suasan akrab biasanya yang memahami hanya lawan bicara, dan ragam
resmi lainnya.
5
1. Ragam Lisan dan Ragam Tulisan
dasarnya (Halim, 1998). Dilihat dari wujud kesatuan dasar ini ragam
bahasa dapat pula dibedakan antara ragam lisan dan ragam tulisan.
Kesatuan dasar ragam tulisan adalah huruf. Tidak semua bahasa terdiri
atas ragam lisan dan tulisan, tetapi pada dasarnya semua bahasa
Antaralinea.
6
C. Pembakuan Bahasa Indonesia
Ada beberapa hal yang perlu dipedomani untuk penetapan bahasa baku
maupun lisan.
penstandaran bahasa.
a. Bahasa Baku
Bahasa baku atau bahasa standar adalah bahasa yang memiliki nilai
situasi resmi atau dalam lingkungan resmi dan pergaulan sopan yang terikat
oleh tulisan baku, ejaan baku, serta lafal baku (Junus dan Arifin Banasuru,
1996:62)
7
b. Fungsi Bahasa Baku
resmi, bahasa baku mempunyai fungsi lain. Gravin dan Mathint (Chaer : 252)
menjelaskan bahwa bahasa baku bersifat sosial politik, yaitu fungsi pemersatu,
1. Fungsi pemersatu
Andaikata kita sudah memiliki salah satu ragam bahasa untuk dijadikan
ragam baku,maka pembakuan itu harus dilakukan pada semua tataran, baik
dilakukan pembakuan.
8
singkat dapat dikatakan bahwa dalam berbahasa Indonesia baku,ia tidak
D. Penulisan Kalimat
secara utuh. Kalimat dapat bersifat lisan atau tulis. Karena merupakan satuan
bahasa terkecil yang sudah mengungkapkan pikiran secara utuh, kalimat tidak
1. Ciri Kalimat
ketakterikatannya pada konstruksi yang lebih besar; kalimat juga ditandai oleh
2. Unsur-Unsur Kalimat
Selain subjek dan predikat, kalimat dapat disusun dari unsur yang lebih
S P O Pl. K
yang berupa subjek, predikat, objek (O), pelengkap (Pl.), dan keterangan
9
(K). Konstruksi S-P-O-Pl.-K merupakan konstruksi yang paling lengkap.
Sebagai catatan, dalam sebuah kalimat boleh terdapat lebih dari satu K.
Huruf Kapital
1) Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada
awal kalimat.
3) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam kata dan ungkapan
yang berhubungan
5) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan yang
diikuti nama orang, nama instansi, atau nama tempat yang digunakan
6) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan atau nama
7) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur unsur nama orang.
8) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa,
dan bahasa.
9) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari,
10) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur unsur nama diri
geografi.
10
11) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama resmi
dokumen resmi, kecuali kata tugas, seperti dan, oleh, atau, dan untuk.
12) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang
13) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk
semua unsur kata ulang sempurna) di dalam judul buku, majalah, surat
14) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama
15) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan
kekerabatan, seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman, yang
16) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata Anda yang digunakan
dalam penyapaan.
17) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama pada kata, seperti
lengkap itu.
11
Huruf Miring
dan dirujuk dalam tulisan tidak ditulis dengan huruf miring, tetapi diapit
kata Indonesia.
Catatan: Dalam tulisan tangan atau ketikan, huruf atau kata yang akan
Huruf Tebal
bab, bagian bab, daftar isi, daftar tabel, daftar lambang, daftar pustaka,
12
2) Huruf tebal dalam cetakan kamus dipakai untuk menuliskan lema dan
polisemi.
Catatan: Dalam tulisan tangan atau ketikan manual, huruf atau kata yang
Kata serapan adalah kata yang berasal dari bahasa asing yang sudah
umum.
suatu hal yang dapat menjadikan mereka dianggap sebagai orang yang
terpelajar, gaul, modern dan lain-lain. Padahal, di sisi lain penggunaan kata
dari bahasa lain, seperti bahaa daerah atau bahasa asing. Sudah banyak kosa
kata dari bahasa asing dan daerah yang digunakan dalam bahasa Indonesia.
dalam bahasa Indonesia, baik itu dalam hal pengucapan maupun penulisannya.
13
Proses penyerapan itu dapat dipertimbangkan jika salah satu syarat
Indonesianya.
a. Cara Adopsi
Terjadi apabila pemakai bahasa mengambil bentuk dan makna kata asing
itusecarakeseluruhan.
b. Cara Adaptasi
Terjadi apabila pemakai bahasa hanya mengambil makna kata asing itu,
Indonesia
Contoh :
c. Penerjemahan
dalam bahasa asing itu, kemudian kata tersebut dicari padanannya dalam
Bahasa Indonesia
14
Contohnya :
d. Kreasi
dalam bahasa Indonesia. Cara ini mirip dengan cara penerjemahan, akan
tetapi memiliki perbedaan. Cara kreasi tidak menuntut bentuk fisik yang
Boleh saja kata yang ada dalam bahasa aslinya ditulis dalam 2 atau 3 kata,
Contoh :
Di samping itu, akhiran yang berasal dari bahasa asing diserap sebagai
bagian kata yang utuh. Kata seperti standardisasi, implementasi, dan objektif
15
Akhiran-akhiran asing pun dapat diserap dan disesuaikan dengan kaidah
bahasa Indonesia. Misalnya akhiran -age menjadi -ase, -ist menjadi -is, -ive
menjadi –if.
penyerapan masih sering kali dilakukan oleh para pemakai bahasa. Pujiono
aktivitas.
Umumnya kata serapan disesuaikan pada lafalnya saja. Meski kontak budaya
dengan penutur bahasa – bahasa itu berkesan silih berganti, proses penyerapan itu
ada kalanya pada kurun waktu yang tmpang tindih sehingga orang-orang dapat
mengenali suatu kata serapan berasal dari bahasa yang mereka kenal saja
Satu hal lagi, bahasa Indonesia memang termasuk luwes dalam menerima
dan menyerap unsur dari berbagai bahasa lain. Namun keluwesan ini hendaknya
tidak membuat kita serampangan dalam membentuk istilah baru dan mengabaikan
Istilah yang diambil dari bahasa asing dapat berupa bentuk dasar atau
bentuk turunan. Pada prisipnya dipilih bentuk tunggal, kecuali kalau konteksnya
pertimbangan
16
2. Kemudahan belajar bahasa
3. Kepraktisan.
Demi keseragaman, sumber rujukan yang diutamakan ialah istilah inggris
yang pemakaiannya sudah internasional, yakni yang dilazimkan oleh para ahli
Misalnya:
Subdivision subbagian
17