Anda di halaman 1dari 5

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 2

Nama Mahasiswa : EKO SULISTIAWATI

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 031367927

Kode/Nama Mata Kuliah : IPEM4431/MANAJEMENPEMERINTAHAN

Kode/Nama UPBJJ : 20 / BANDAR LAMPUNG

Masa Ujian : 2021/22.1 (2021.2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
1.
Struktur organisasi merupakan hal yang penting untuk perkembangan perusahaan maupun
badan usaha. Karena tanpanya tentu birokrasi yang efektif tidak terjadi yang efeknya semua
aktivitas di dalam perusahaan berjalan tidak sempurna dan tidak terpusat pada suatu kendali.
Menurut pandangan umumnya jenis struktur organisasi pada bdadan usaha dibagi menjadi dua
poin saja. Yaitu struktur organisasi formal dan struktur organisasi informal. Dari kedua struktur
inilah akan dipetakan lagi menjadi jenis struktur organisasi yang lebih khusus. Ini dia
penjelasannya: Struktur formal adalah struktur organisasi yang dijalankan oleh hampir seluruh
perusahaan, badan usaha dan lembaga yang lainnya. Salah satu cirinya ialah semua orang yang
masuk ke dalam struktur tersebut di masukkan ke dalam gambar struktur. Struktur informal
adalah struktur informasi bayangan yang berjalan tanpa kesepakatan dan tidak diikat dengan
regulasi tertentu. Struktur semacam ini bisa disematkan pada diskursus antara bawahan dengan
ketua yayasan yang pasti ada pengakuan sekalipun tidak ada dalam struktur keanggotaan.
2.
3. Rendahnya kualitas pelayanan public merupakan salah satu sorotan yang diarahkan kepada
birokrasi pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Perbaikan pelayanan
public di era-reformasi merupakan harapan seluruh masyarakat, nemun dalam perjalanannya,
ternyata tidak mengalami perubahan yang siknifikan. Berbagai tanggapan masyarakat justru
cenderung menunjukkan bahwa berbagai jenis pelayanan public mengalami kemunduran yang
sebagian di tandai dengan banyaknya penyimpangan dalam layanan public tersebut. Sistem dan
prosedur pelayanan yang berbelit-belit dan sumber daya manusia yang lamban dalam
memberikana pelayanan juga merupakan aspek layanan public yang banyak disoroti. Upaya
untuk mewujudkan system pemerintah yang demokratis dan tidak sentralistik serta otoritarian
telah diterapkan dengan konsep otonomi daerah yang diterapkan sejak tahun 1999. Dari sisi
manajemen pemerintahan, penerapan desentralisasi dan otonomi daerah merupakan instrument
utama untuk mencapai suatu Negara yang demokratis dan pemerintahan yang menjunjung
tinggi kedaulatan rakyat. Tetapi dalam pelaksanaanya selama ini, kebijakan otonomi daerah
masih menghadapi beberapa kelemahan, seperti otonomi daerah hanya dipahami sebagai
kebijakan yang bersifat institutional belaka, perhatian dalam otonomi daerah hanya pada
masalah pengalihan kewenangan dari pusat ke daerah, tetapi mengabaikan esensi dan tujuan
kebijakan terserbut, otonomi daerah tidak dibarengi dengan peningkatan kemandirian dan
prakarsa manyarakat di daerah sesuai tuntutan alam demokrasi. Pelaksanaan otonomi daerah
yang telah digulirkan oleh pemerintah melalui UU No. 22 Tahun 1999 sesungguhnya dapat
dilihat sebagai upaya pemerintah untuk lebih meningkatkan pelayanan. Serangkaian pokok
aturan dalam penyelenggaraan pelayanan public oleh pemerintah daerah dinyatakan dalam
beberapa pasal UU 22 Tahun 1999. Dalam Pasal 7 UU 22 Tahun 1999 menyatakan bahwa
peranan pemerintah daerah dalam pelayanan public mencakup seluruh bidang pemerinyah
kecuali bidang politik luar negeri, pertahanan keamanan, peradilan, moneter dan fiscal, agama
serta kewenangan bidang lainnya. Selanjutnya, dalam Pasal 11 UU 22 tahun 1999 menyatakan
bahwa bidang pemerintahan yang nwajib dilaksanakan oleh daerah kabupaten dan daerah kota
meliputi pekerjaan umum, kesehatan, pendidikan dan kebudayaan, pertanian, perhubungan,
industry dan perdagangan, penanaman modal, lingkungan hidup, pertanahan, koperasi dan
tenaga kerja. Masih terkait dengan pasal-pasal tersebut, dalam padal 9 UU 22 tahun 1999
mengemukakan bahwa kewenangan provinsi. Hasil yang diharapkan dari otonomi daerah
adalah pemberian pelayanan publik yang lebih memuaskan, pengakomodasian partisipasi
masyarakat, pengurangan beban pemerintah pusat, penumbuhan kemandirian dan kedewasaan
daerah serta penyusunan program yang lebih sesuai dengan kebutuhan daerah (Wilson,
1989:27- 28). Dalam hal ini terlihat bahwa otonomi daerah, merupakan manifestasi kemauan
politik untuk meningkatkan pelayanan publik (Diamar, 2003:1). Di samping itu otonomi daerah
juga diakui sebagai suatu prinsip yang diperlukan demi efisiensi pemerintahan (Smith, 1985:4-
5). Oleh kerena itu, pemerintahan perlu semakin didekatkan kepada masyarakat, sehingga
pelayanan yang diberikan menjadi semakin baik (the closer government, the batter it services).
Berkenaan dengan hal tersebut, ada beberapa upaya yang dapat dilakukan dalam peningkatan
kualitas pelayanan publik, diantaranya adalah: 1) Revitalisasi, restrukturisasi, dan deregulasi di
bidang pelayanan publik; 2) Peningkatan prefesionalisme pejabat pelayan publik; 3)
Korporatisasi unit pelayanan publik; 4) Pengembangan dan pemanfaatan Electronic-
Government (EGovernment) bagi instansi pelayanan publik; 5) Peningkatan partisipasi
masyarakat dalam pelayanan publik; 6) Pemberian penghargaan dan sanksi kepada unit
pelayanan masyarakat. Aspek lainnya yang penting dalam peningkatan kualitas pelayanan
publik adalah melakukan restrukturisasi kelembagaan dengan membentuk organisasi yang tepat
(Rauf, 2003:3). Bentuk organisasi yang tepat (rightsizing) dapat diartikan sebagai upaya
penyederhanaan birokrasi pemerintah yang diarahkan untuk mengembangkan organisasi yang
lebih proposional, datar (flat), transparan, hieraki yang pendek dan terdesentralisasi
kewenangannya. Postur organisasi pelayanan publik nantinya akan lebih proporsional, efektif
dan efesien serta didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas. Hal ini bisa terjadi
apabila pejabat publik mempunyai komitmen terhadap empat prinsip kualitas pelayanan, yaitu
reliability, surprise, recovery dan fairness (Berry, 1995:17). Reabilitas menyangkut keandalan
dan keakuratan dari jasa pelayanan. Hal ini menyangkut pemenuhan akan janji. Kualitas jasa
pelayanan akan sangat tergantung dan biasanya diukur atas prinsip TERRA yang merupakan
singkatan dari elemen kualitas jasa yang meliputi: Tangibles, Empaty, Reliability,
Responsiveness dan Assurance.

Anda mungkin juga menyukai