di kabupaten Magetan
Diajukan oleh :
Brian Gustami
D0104042
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
ini, maka pembangunan ekonomi nasional kita juga tidak cukup lagi
Pengalaman dan kenyataan faktual peranan dan kontribusi sektor pertanian ini
pernyataan ini.
Pada beberapa dekade yang lalu sektor pertanian telah terbukti lebih
tangguh untuk bertahan dan mampu pulih lebih cepat dibandingkan dengan
masyarakat.
kearah lebih baik dan dibina untuk mencapai tujuan tertentu sehingga
harus dilaksanakan secara merata di segala bidang karena kemajuan salah satu
dan budaya yang ada. Sedangkan tujuan akhir dari sistem agribisnis adalah
yang selama ini telah dilakukan juga merupakan wujud nyata usaha
yang notabene adalah sebagai negara agraris. Dan juga sektor pertanian
Bagi bangsa Indonesia, dengan jumlah penduduk tahun 2007 ini yang
mencapai lebih dari 200 juta jiwa dan pada tahun 2020, diperkirakan akan
mencapai sekitar 220 juta jiwa, pengadaan pangan merupakan persoalan yang
hidup), dan stabilitas sosial politik nasional. Oleh karena itu, ketahanan
dari pasar internasional, disamping akan menguras devisa yang sangat besar,
pemerintah untuk mengimpor beras dari luar negeri dengan alasan bahwa lima
sehingga mau tidak mau pemerintah harus melakukan kebijakan impor beras
dalam negeri karena harga beras impor cenderung lebih rendah sehingga hal
ini akan semakin memperburuk nasib petani Indonesia. Sehingga jalan keluar
sebagaimana program ini telah ada sejak zaman orde baru (orba) melalui
setiap tahun terjadi kekurangan persediaan air irigasi yang berdampak pada
Jumlah pemilikan lahan petani Kabupaten Magetan rata-rata kurang dari 0,50
produktivitas pertanian.
Irigasi Tingkat Usaha Tani (JITUT), Optimasi lahan kawasan tanaman pangan,
irigasi usaha tani, irigasi tanah dangkal dengan bantuan pompa air, pengeboran
dan pemasangan.
7
Lahan dan Air di Kabupaten Magetan, tentu saja memerlukan suatu kerjasama
diantara pemerintah daerah dalam hal ini Dinas Pertanian dengan berbagai
pihak lain dengan tujuan untuk mewujudkan hasil yang konkret yaitu untuk
masyarakat perlu dilibatkan dalam proses itu, yaitu perlu berpartisipasi dalam
sebuah kebijakan.
kinerja”
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Operasional
2. Tujuan Fungsional
Magetan.
3. Tujuan Individual
Surakarta.
10
D. Manfaat Penelitian
lain.
3. Bahan referensi bagi peneliti lain guna mengembangkan teori lain yang
E. Landasan Teori
1. Dampak Kebijakan
Dampak adalah suatu perubahan yang terjadi sebagai akibat dari suatu
aktivitas. Aktivitas tersebut dapat bersifat alamiah, kimia, fisik maupun biologi
atau akibat yang menunjuk kepada suatu hal yang spesifik dan juga menjawab
berkenaan dengan atau dalam batas antara kemanfaatan yang diakibatkan oleh
telah ditetapkan sebelumnya atau tidak serta dampak yang ditimbulkan dalam
dampak yang diharapkan dan dampak yang tidak diharapkan. Dampak yang
telah menentukan dampak apa saja yang akan terjadi. Lebih dari itu, pada akhir
diantaranya ada yang diharapkan dan tidak diharapkan atau yang diinginkan
Dampak yang terjadi terhadap tiap-tiap unit sosial tidak akan terpisah satu
sama lain dalam artian dampak kebijakan terhadap individu atau rumah tangga
mengenai suatu organisasi atau kelompok dapat merembet pada individu dan
rumah tangga (Wibawa, 1994 : 53). Dengan demikian yang dimaksud dampak
maka terdapat tiga analisis dampak dalam suatu kebijakan yaitu (1)
analisis dampak sosial demografi; (2) analisis dampak psiko sosial; (3)
peneliti sangat sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan karena lebih
dirasakan lebih cocok dan sesuai dengan permasalahan yang dihadapi peneliti
nantinya.
dengan negara lain tidak terletak pada bentuk atau ideologinya, tetapi pada
carried out in accordance with what the decision maker wants. We assume
that local practice should be in line with the elected officials intentions,
14
that is, agents should follow the principal’s intentions. This perspective is
is that politicians control and govern a civil service that respects their
decisions.
prinsipnya adalah cara agar sebuah kebijakan dapat mencapai tujuannya. Tidak
ada dua pilihan langkah yang ada yaitu langsung mengimplementasikan dalam
dilaksanakan bila mengandung elemen (1) Tujuan yang ingin dicapai atau
15
alasan yang dipakai untuk mengadakan kebijakan itu; (2) Asumsi yang
1. Tujuan yang ingin dicapai atau alasan yang dipakai untuk mengadakan
kebijakan itu. Tujuan atau alasan suatu kebijakan dapat dikatakan baik,
banyak pihak.
kebijakan.
menjadi tidak tepat kalau didasarkan pada informasi yang tidak benar atau
informasi yang kurang lengkap boleh jadi tidak sempurna atau tidak tepat.
16
karena pelaksanaan kebijakan pada umumnya memang lebih sukar dari sekedar
merumuskannya.
lain berasal dari pertama, kondisi fisik; kedua, terjadinya perubahan politik;
faktor alam ini sering dianggap bukan sebagai kegagalan dan karena itu
3. Tabiat atau attitude dari sekelompok orang yang cenderung tidak sabar
Oleh karena itu, kebijakan yang baik mempunyai tujuan yang rasional dan
diinginkan, asumsi yang realistis dan informasi yang relevan dan lengkap.
Tetapi, tanpa pelaksanaan yang baik, sebuah rumusan kebijakan yang baik
a. Pengelolaan
lain dari pendapat Hasibuan (1993 : 3), yang menjelaskan bahwa manajemen
adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan
tertentu.
suatu usaha mencapai tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain. Dengan
pengendalian
Kabupaten Magetan).
pertanaman.
4. Ketahanan pangan
karenanya hak atas pangan menjadi bagian sangat penting dari hak azasi
ketahanan nasional yang saat ini dinilai paling rapuh. Pembangunan ketahanan
ketersediaan pangan bagi seluruh rumah tangga, dalam jumlah yang cukup,
mutu dan gizi yang layak, aman dikonsumsi, merata serta terjangkau oleh
setiap individu.
dan air. Oleh karenanya ketahanan pangan individu, rumah tangga, dan
komunitas merupakan hak azasi manusia. Lebih dari pada itu ketahanan
pangan merupakan hak segala bangsa dan oleh sebab itu penjajahan atas
20
pangan dan penjajahan melalui pangan diatas dunia ini harus dihapuskan
pangan yang cukup dan bermutu. Dalam hal ini terdapat aspek pasokan
(supply), yang mencakup produksi dan distribusi pangan. Disamping itu juga
terdapat aspek daya beli, yang mencakup pula tingkat pendapatan individu dan
rumah tangga. Juga terdapat aspek aksesibilitas setiap orang terhadap pangan,
Pengertian pangan sendiri juga memiliki dimensi yang luas. Mulai dari
pangan yang esensial bagi kehidupan manusia yang sehat dan produktif
esensial lain); serta pangan yang dikonsumsi atas kepentingan sosial dan
Dengan demikian pangan tidak hanya berarti pangan pokok dan jelas tidak
hanya berarti beras akan tetapi pangan yang terkait dengan berbagai hal lain.
Pertanian PBB (FAO) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 1992
yaitu akses setiap rumah tangga atau individu untuk dapat memperoleh pangan
lahan.
Saat ini ketahanan pangan belum dicapai pada seluruh rumah tangga
walaupun pada tingkat nasional hasilnya telah lebih baik. Masih banyak rumah
terutama dalam hal mutu dan tingkat gizinya. Dalam hal ini, menurut
empat langkah pokok dan salah satu di antara langkah pokok tersebut adalah
adalah hal yang tidak dapat ditunda apalagi ditinggalkan. Sebagai komponen
bagi seluruh masyarakat terutama dari produksi dalam negeri, dalam jumlah
dan keragaman yang cukup, aman dan terjangkau dari waktu ke waktu.
dan air, penataan pertanahan dan sistem tata ruang yang memadai.
harga dan atau keadaan darurat. Pemerintah baik pusat maupun daerah
pokok.
disebabkan oleh bencana alam, konflik sosial dan masa paceklik yang
konsumsi pangan yang bergizi berimbang. Kedua hal ini dilakukan dengan
edukasi gizi.
8. Menata lahan dan air yang diarahkan untuk menjamin penyediaan pangan
ketrampilan pada satuan waktu dan luas lahan pertanian yang sudah ada.
pasang surut.
5. Produktivitas Pertanian
hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, sedangkan hari esok harus lebih baik
produktivitas itu sudah ada sejak awal peradaban manusia. Sebab produktivitas
baik lagi.
peraturan.
lebih baik daripada hasil yang didapat pada waktu sebelumnya. Dalam bidang
padi yang mana bisa diperoleh karena upaya-upaya yang dilakukan, seperti
intensitas tanaman.
yang akan dilakukan. Dan menciptakan suatu budaya bekerjasama dan kondisi
Kedua, melalui langkah pendek yaitu dengan penggunaan bahan baku dan
peralatan yang dibutuhkan dalam peningkatan produksi apabila bahan baku dan
kesejahteraan.
ataupun misi yang dibawa. Tujuan dari suatu program atau kebijakan
memiliki peran penting bagi sasaran tujuan itu sendiri sehingga penting
untuk diwujudkan.
dicanangkan.
dipertanggungjawabkan.
memiliki arti bahwa harus ada peningkatan atau kemajuan dalam setiap
1. Definisi Konseptual
digunakan adalah :
kebijakan.
(RT) yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah
2. Definisi Operasional
beli masyarakat.
G. Kerangka Berpikir
pemerintah daerah dalam hal ini melalui Dinas Pertanian Kabupaten Magetan
antara lain adalah sebagai berikut, pertama adalah penerapan Usaha Tani Padi
pelaksanaan kebijakan Pengelolaan Lahan dan Air ini maka diharapkan akan
berikut :
Kebijakan
Pengelolaan Lahan
Dan Air
33
Peningkatan
Produktivitas Pertanian
H. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
penelitian yaitu pelaksanaan kebijakan Pengelolaan Lahan dan Air (PLA) serta
berwujud kata-kata dalam kalimat atau gambar yang mempunyai arti lebih
dari sekedar angka atau jumlah. Sedangkan dalam studi kasusnya mengarah
tentang apa yang sebenarnya terjadi menurut apa adanya di lapangan studinya.
2. Lokasi Penelitian
sampling. Teknik purposive sampling ini yang dipakai karena dipandang lebih
35
realitas yang tidak tunggal. Pilihan sampel diarahkan pada sumber data yang
yang sedang diteliti. Sampel ditentukan berdasarkan pada ciri tertentu yang
sebagai berikut :
a. Wawancara mendalam
b. Observasi
36
yang berupa peristiwa, tempat atau lokasi, dan benda, serta rekaman
penelitian.
c. Dokumen
Dokumen ini terdiri dari tulisan atau artikel, foto-foto, data statistik, dan
5. Sumber Data
a. Data primer
37
Tanaman
b. Data Sekunder
Merupakan data yang diperoleh dari sumber lain selain sumber primer.
dilakukan peneliti.
6. Validitas Data
Untuk menjamin validitas data yang akan diperoleh dalam penelitian ini,
terhadap keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar itu
data atau dalam istilah Patton (Sutopo, 2002 : 79), juga sering disebut
yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Cara ini mengarahkan
sumber data yang tersedia. Artinya, data yang sama atau sejenis akan lebih
mantap kebenarannya bila digali dari beberapa sumber data yang berbeda.
Dengan demikian apa yang diperoleh dari sumber yang satu, bisa lebih
diperoleh dari sumber lain yang berbeda, baik kelompok sumber sejenis
7. Analisa Data
dan abstraksi data dari fieldnote. Proses ini berlangsung terus sepanjang
c. Penarikan Kesimpulan
dikumpulkan.
PENGUMPULAN DATA
PENARIKAN KESIMPULAN
40