Pemikiran Kalam Mu'tazilah Kelompok 11
Pemikiran Kalam Mu'tazilah Kelompok 11
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
2. Al-Padli (2111330025)
DOSEN PEMBIMBING
Drs.M, Nur Ibrahim, M.Pd
A. Pengertian
Perkataan Mu’tazilah berasal dari kata “I’tizal” yang artinya
memisahkan diri.
Mu’tazilah adalah salah satu aliran pemikiran dalam islam yang banyak
terpengaruh dengan filsafat barat sehingga berkecenderungan
menggunakan rasio sebagai dasar argumentasi.
2. Al-Adl (Keadilan)
Bagi Mu’tazilah paham ini mereka munculkan karena ingin mensucika
perbuatan Tuhan dari persamaannya dengan perbuatan makhluk. Hanya
tuhan yang berbuat adil seadil-adilnya.Tuhan tidak mungkin berbuat zalim.
Dalam menafsirkan keadilan mereka mengatakan bahwa “Tuhan tidak
menghendaki keburukan dan tidak menciptakan perbuatan manusia.Manusia
bisa mengerjakan sendiri segala perintah-Nya dan meninggalkan segala
larangan-Nya dengan kekuasaan (kodrat) yang dijadikan oleh Tuhan pada
diri mereka. Ia hannya memerintahkan apa yang dikehendaki-nya. Ia
menghendaki kebaikan-kebaikan yang Ia perintahkan dan tidak campur
tangan dalam keburukan-keburukan yang dilarang”.
3 Al-Wa’d wal al-Wa’id (janji dan ancaman)
Kaum Mu’tazilah yakin bahwa tuhan pasti akan memberikan pahala dan
akan menjatuhkan siksa kepada manusia di Akhirat kelak. Bagi mereka
Tuhan tidak dikatakan adil jika Ia tidak member pahala kepada orang yang
berbuat baik dan tidak menghukum orang jahat. Keadilan meghendaki
supaya orang bersalah diberi hukuman berupa neraka dan orang yang
berbuat baik diberi hadiah berupa surga sebagaimana dijanjikan Tuhan.
5 Amar Ma’ruf Nahi Munkar (Menyuruh berbuat baik dan melarang berbuat
buruk)
Mengenai hal ini kaum Mu’tazilah berpendapat sama dengan pendapat
golongan-golongan umat Is;am lainnya. Kalaupun ada perbedaan hanya dari
segi pelaksanaannya, apakah seruan untuk berbuat baik dan larangan berbuat
buruk itu dilakukan dengan lunak atau dengan kekerasan.
BAB III
A. Kesimpulan
Mu’tazilah berasal dari kata “I’tizal” yang artinya memisahkan diri.
Mu’tazilah adalah salah satu aliran pemikiran dalam islam yang banyak
terpengaruh dengan filsafat barat sehingga berkecenderungan menggunakan
rasio sebagai dasar argumentasi. Aliran Mu’tazilah mucul kira-kira pada
permulaan abad pertama Hijriyah, di kota Basrah ( Irak).
Menurut Almas’udi,sebutan Mu’tazilah berasal dari pendapat mereka yang
mengatakan bahwa orang yang berbuat dosa besar bukan mukmin,juga bukan
kafir,tetapi mengambil posisi diantara keduanya (Almanzilah
bainal manzilatain).
Sedangkan Menurut Ahmad Amin,sebutan Mu’tazilah sudah ada kurang
lebih 100 tahun sebelum terjadinya perselisihan pendapat antara Wasil bin
Atha dengan Hasan Basri di mesjid Basrah. . Golongan yang disebut
Mu’tazilah pada waktu itu adalah mereka yang tidak ikut melibatkan diri dalam
pertikaian. Golongan yang tidak ikut pertikaian itu mengatan,”Kebenaran tidak
mesti berada pada salah satu pihak yang bertikai, melainkan kedua-duanya bisa
salah, sekurang-kurangnya tidak jelas siapa yang benar.Sedangkan agama hanya
memerintahkan memerangi orang-orang yang menyeleweng. kalau kedua
golongan menyeleweng, maka kami harus menjauhkan diri (I’tazalna).
Ajaran-Ajaran pokok Aliran Mu’tazilah adalah: At-Tauhid (Kemaha
Esaan Allah), Al-Adl (Keadilan), Al-Wa’d wal al-Wa’id (Posisi diantara dua
posisi), Al-Manzilah bainal Manzilatain (Posisi diantara dua posisi), Amar
Ma’ruf Nahi Munkar (Menyuruh berbuat baik dan melarang berbuat buruk)