Anda di halaman 1dari 10

PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MENGGUNAKAN

ASESMEN OTENTIK DAN KREATIVITAS SISWA


DALAM PENCAPAIAN KETERAMPILAN MENULIS

Kadek Agus Jaya Pharhyuna A.M

S M K N e ge r i 1 S i n ga r a j a , J l . P r a mu ka S i n g a r a j a
e-mail: agusjayapharhyuna@gmail.com

Abstract: Problem-based Instruction Using Authentic Assessment Model and Students’


Creativity in Developing Writing Skills. The main purpose of the study was to find out the
contribution of problem-based instruction using authentic assessment model towards students’
creativity in developing writing business letters in English viewed from the students’ creativity. It
was a quasi experiment utilizing a post-test only control group design by involving a total number
of 86 students from class XII at SMKN 1 Singaraja. The samples were determined by using
random sampling technique. The data were collected by using writing test and creativity
questionnaire. They were analyzed by using one way analysis of variance (anova) and one way
analysis of covariance (anacova) to test the hypothesis. The results indicated that the problem-
based instruction and authentic assessment models could improve the students’ writing skills. The
instruction implemented based on the real life problems and assessed in real context made the
students feel free to develop their creativity. Based on the findings, the English teachers were
recommended to use problems-based instruction and authentic assessment model on the appro-
priate teaching materials.

Abstrak: Pembelajaran Berbasis Masalah Menggunakan Asesmen Otentik dan Kreativitas


Siswa dalam Pencapaian Keterampilan Menulis. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh model pembelajaran berbasis masalah dan asesmen otentik terhadap
keterampilan menulis surat bisnis berbahasa Inggris ditinjau dari kreativitas siswa. Penelitian ini
merupakan eksperimen semu dengan menggunakan rancangan posttest only control group design
dengan melibatkan sampel sebanyak 86 orang siswa pada kelas XII SMKN 1 Singaraja. Sampel
penelitian diambil dengan menggunakan teknik random sampling. Instrumen penelitian yang
digunakan untuk mengumpulkan data adalah tes keterampilan menulis surat berbahasa Inggris dan
kuesioner kreativitas. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis varian satu
jalur (anava) dan analisis kovarian (anakova) satu jalur. Hasil penelitian ini memberikan indikasi
bahwa model pembelajaran berbasis masalah dan asesmen otentik mampu meningkatkan
keterampilan menulis berbahasa Inggris siswa. Pembelajaran yang didasari oleh permasalahan
kehidupan nyata dan dievaluasi dengan konteks dunia nyata membuat siswa menjadi lebih leluasa
dalam berkreativitas. Berdasarkan hasil penelitian ini dianjurkan kepada guru-guru Bahasa Inggris
untuk menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dan asesmen otentik dalam
pembelajaran Bahasa Inggris di kelas pada materi-materi yang sesuai.

Kata-kata Kunci: model belajar berbasis masalah, asesmen otentik, keterampilan menulis bahasa
inggris, kreativitas siswa.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) memegang kembangan yang terjadi di dunia kerja, khusus-
peranan penting sebagai pusat pendidikan formal nya di dunia usaha dan industri (DUDI). Di
yang mampu menciptakan tenaga-tenaga teram- samping itu, kurikulum SMK ini juga dapat
pil. Hal ini didukung oleh kurikulum SMK yang memenuhi visi dari pendidikan nasional dalam
dirancang untuk mengantisipasi berbagai per- memberdayakan semua warga negara Indonesia

46
Agus Jaya Pharhyuna, Pembelajaran Berbasis Masalah Menggunakan … 47

untuk menjadi manusia yang berkualitas sehing- kehidupan sehari-hari, pekerjaan, dan keprofesi-
ga mampu dan proaktif menjawab tantangan an secara kontekstual sesuai dengan tingkat
zaman yang selalu berubah (UU Sisdiknas No 20 pendidikan siswa. Hal ini sesuai dengan isi dari
2003). KTSP di sekolah kejuruan dimana siswa
Pada hakekatnya, SMK sangat diharapkan diharapkan mampu mengungkapkan makna
untuk membantu pemerintah dalam menyiapkan secara tertulis dalam wacana interpersonal dan
tamatan yang memiliki kepribadian dan berakh- transaksional baik secara formal maupun
lak mulia sebagai tenaga kerja yang kompeten informal. Pegungkapan makna tersebut dapat
dan memiliki etos kerja yang tinggi. Hal ini disampaikan berupa permintaan ataupun perintah
seiring dengan tujuan pendidikan SMK itu yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari,
sendiri yaitu meningkatkan kemampuan siswa pekerjaan, dan keprofesian.
untuk dapat mengembangkan diri sejalan dengan Walaupun keempat keterampilan tersebut
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan diintegrasikan secara seimbang saat pembelajar-
seni, serta menyiapkan siswa untuk memasuki an Bahasa Inggris, namun guru cenderung lebih
lapangan kerja dan mengembangkan sikap profe- menekankan pembahasan-pembahasan pada
sional. Untuk mengembangkan sikap profesional struktur kalimat dan tata bahasa atau aspek
sebelum memasuki lapangan kerja, lulusan keterampilan berbicara saja. Hal ini disebabkan
sekolah kejuruan harus dibekali kemampuan- oleh tes-tes dari pusat yang cenderung mengacu
kemampuan khusus dalam berkomunikasi, pada struktur kalimat dan tata bahasa serta
berfikir kritis, berinteraksi dalam kelompok serta pandangan umum bahwa komunikasi adalah
pemanfaatan tekhnologi informasi dalam dunia penyampaian lisan saja. Keterampilan berbicara
global. sesungguhnya bukanlah satu-satunya keterampil-
Agar terpenuhinya profesionalisme dalam an yang berperan pada dunia kerja karena
dunia kerja maka Bahasa Inggris memiliki peran keterampilan menulis berbahasa Inggris juga
yang sangat penting sebagai alat komunikasi sangat diperlukan dalam segala profesi di dunia
internasional baik lisan maupun tulisan. Pasal 37 global saat ini. Kegiatan menulis sangat penting
Ayat (1) dalam Undang-undang Sistem Pendi- dilatihkan karena kegiatan ini merupakan alat
dikan Nasional No 20 Tahun 2003 menyebutkan komunikasi secara tertulis dalam menyampaikan
bahwa bahasa asing terutama Bahasa Inggris informasi, disamping untuk mendalami kompo-
merupakan bahasa internasional yang sangat nen bahasa dalam hal ini tata bahasa dan kosa
penting kegunaannya dalam pergaulan global. kata. Sehubungan dengan itu, SMK yang khusus-
Dalam pembelajarannya guru dituntut untuk nya termasuk dalam kelompok jurusan bisnis
melatih siswa menggunakan Bahasa Inggris baik manajemen akan dihadapkan pada penulisan
secara lisan maupun tertulis dan tidak semata- surat-surat bisnis, memo, maupun menulis
mata mengajarkan pengetahuan tentang bahasa laporan-laporan berbahasa Inggris di dunia usaha
itu sendiri. Begitu juga di dalam asesmen, guru maupun dunia industri.
sangat diharapkan menilai kemampuan siswa Tidak bisa dipungkiri bahwa menulis ada-
secara otentik dalam arti disesuaikan dengan lah keterampilan terakhir yang dilatih oleh
dunia kerja, baik itu penggunaan bahasa secara manusia secara alamiah setelah mendengarkan,
lisan maupun tertulis. Pada Kurikulum Tingkat berbicara, dan membaca sehingga melatih kete-
Satuan Pendidikan (KTSP) di sekolah-sekolah rampilan menulis memerlukan usaha yang keras
kejuruan, pembelajaran Bahasa Inggris dibagi dan latihan yang kontinyu. Banyak orang
menjadi empat keterampilan pokok yang harus berpikir bahwa keterampilan menulis memang
dipelajari oleh siswa meliputi: keterampilan sudah ditakdirkan menjadi milik orang-orang
mendengarkan, berbicara, membaca, dan menu- yang berbakat saja atau orang yang memang
lis. Keempat keterampilan ini dikaitkan dengan dilahirkan menjadi seorang penulis. Akan tetapi,
48 Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, Jilid 45, Nomor 1, April 2012, hlm.46-55

Ede (1992:22) menyatakan bahwa penulis yang faktor masalah dalam pembelajaran keterampilan
sukses selalu bekerja dengan keras dalam menulis, dalam hal ini (1) guru belum menerap-
menyelesaikan tulisan-tulisannya. Dalam hal ini, kan model pembelajaran berbasis masalah, (2)
siapapun bisa menjadi penulis yang baik asal ada penilaian yang diterapkan juga belum otentik,
kemauan dan mau mengikuti proses. Marhaeni dan (3) guru kurang menyadari bahwa kreativitas
(2005:3) juga menyatakan bahwa kemampuan adalah salah satu aspek penting yang mesti
menulis adalah salah satu kemampuan berbahasa dikembangkan selain aspek kognitif dalam
yang dianggap paling kompleks karena melibat- pembelajaran menulis.
kan berbagai kemampuan kognitif dan linguistik. Untuk mengatasi masalah-masalah terse-
Akan tetapi, jika seorang siswa mau membaca but, guru seyogyanya menerapkan model pembe-
banyak buku maka dia pasti akan semakin lancar lajaran inovatif yang berbasis masalah disertai
mengemukakan ide-idenya kedalam tulisan, dengan penilaian yang otentik. Melalui model
(Cross, 1991:268). Pembelajaran Berbasis Masalah, siswa diharap-
Sesungguhnya, permasalahan-permasalah- kan akan lebih termotivasi dalam memecahkan
an akan muncul semakin kompleks jika siswa persoalan-persoalan yang berkaitan dengan dunia
tidak tertarik pada kegiatan tulis menulis nyata. Boud (1997:15) menyatakan bahwa
berbahasa Inggris. Mereka akan merasa jenuh pembelajaran berbasis masalah adalah pendekat-
dan lelah karena harus menguras energi yang an pembelajaran bukan merupakan teknik
cukup banyak untuk menuangkan ide-ide yang mengajar. Kurikulum tradisional cenderung
sesuai untuk dijadikan sebuah tulisan yang bagus menekan siswa untuk mengingat semua materi
dan mudah dipahami. Kejenuhan siswa ini bisa yang diajarkan, sementara Charles Engel juga
disebabkan karena menulis adalah keterampilan menambahkan bahwa belajar berbasis masalah
yang kompleks, pembelajaran yang disampaikan merupakan suatu alat mengembangkan kemam-
masih sangat konvensional, penilaian yang puan dalam pembelajaran dan bukan semata-
diberikan oleh guru juga kurang memotivasi mata untuk mendapatkan ilmu. Jadi jelas sekali
siswa dan tidak mengarah pada kompetensi. disini siswa akan lebih bebas dalam menuangkan
Walaupun sudah ada usaha-usaha dari ide-idenya tanpa ada ketakutan akan kesalahan
kalangan pendidik dan pemerintah untuk dari apa yang dibuat. Dengan kata lain, kebe-
meminimalisasi masalah-masalah pembelajaran ragaman siswa sangat dihargai seperti apa yang
Bahasa Inggris khususnya pada keterampilan disampaikan oleh Degeng dalam Budiningsih
menulis dengan menyelenggarakan workshop- (2004:2) “pendidikan dan pembelajaran saat ini
worksop atau kegiatan pada Musyawarah Guru hanya mengagungkan pembentukan perilaku
Mata Diklat (MGMD) namun semua itu tidak keseragaman dengan harapan akan menghasil-
banyak memberikan kontribusi. Akan tetapi, kita kan keteraturan, ketaatan, dan kepastian”.
tidak bisa menyangkal bahwa banyak faktor yang Ketertarikan siswa dengan model pembe-
menjadi penyebab kenapa pembelajaran kete- lajaran ini juga bisa disebabkan oleh otentitas
rampilan menulis ini sangat susah untuk materi yang disampaikan sehingga bermakna
diterapkan. Faktor ini bisa datang dari siswa bagi siswa itu sendiri. Ibrahim dan Nur (2000)
seperti: (1) Motivasi siswa masih sangat rendah menyampaikan bahwa model PBM merupakan
untuk belajar menulis secara bertahap dalam model belajar yang mengorganisasikan pembela-
artian tidak mau mengikuti proses yang ada. (2) jaran di sekitar pertanyaan dan masalah, melalui
Latar belakang pengetahuan siswa di bidang pengajuan situasi kehidupan nyata yang autentik,
linguistik dan struktur kalimat masih sangat yang mendorong siswa untuk melakukan penye-
kurang. (3) kemampuan diri siswa serta kesadar- lidikan dan inkuiri, dengan menghindari jawaban
an siswa akan pentingnya keterampilan menulis sederhana, serta memungkinkan adanya berbagai
masih rendah. Dilain pihak, guru juga merupakan macam solusi dari situasi tersebut.
Agus Jaya Pharhyuna, Pembelajaran Berbasis Masalah Menggunakan … 49

Model ini menjadi sangat tepat digunakan gai ukuran, metoda dan kriteria yang sesuai
di sekolah kejuruan, mengingat salah satu fungsi dengan karakteristik dan esensi pengalaman
sekolah adalah menyiapkan siswa untuk mengha- belajar, (4) penilaian harus bersifat holistik yang
dapi dunia nyata, dengan menyadarkan siswa mencakup semua aspek dari tujuan pembelajaran
pada harapan yang dipikul, tantangan yang akan (kognitif, afektif, dan sensori motorik). Sehu-
dihadapinya, serta kemampuan yang perlu mere- bungan dengan keterampilan menulis, O’Malley
ka kuasai (Dryden, 2002: 79). Pada proses bela- dan Pierce (1996:139) menegaskan bahwa ada
jar berbasis masalah, siswa diberikan masalah dua komponen penting dalam asesmen otentik
yang kompleks dan kontekstual. Melalui masalah pada keterampilan menulis yaitu tugas yang
kontekstual, guru mengaitkan materi yang berorientasi pada kehidupan nyata dan kriteria
diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa. dalam pensekoran. Oleh karena itu, sebelum
Pendekatan ini akan mendorong siswa membuat melakukan proses pembelajaran guru sebagai
hubungan antara pengetahuan yang dimiliki fasilitator harus sudah menyiapkan materi-materi
dengan penerapannya dalam kehidupan sehari- yang berhubungan dengan dunia kerja untuk
hari. Sebagai akibatnya, hasil belajar Bahasa dipecahkan oleh siswa di dalam kelas. Kriteria
Inggris khususnya keterampilan menulis menjadi dalam pensekoran juga sangat penting dalam
lebih bermakna bagi siswa. asesmen otentik untuk memfokuskan siswa
Hal tersebut sejalan dengan pendapatnya terhadap apa yang harus dilakukan di kelas.
Arends (2004:392) yang menyatakan bahwa Model pembelajaran dan asesmen dalam
dengan belajar berbasis masalah siswa akan keterampilan menulis yang diterapkan oleh guru
mampu membangun pikiran mereka dan kete- di kelas, sebenarnya merupakan salah satu faktor
rampilan pemecahan masalah, belajar berperan yang menentukan hasil belajar siswa. Faktor lain
sebagai orang dewasa, dan menjadi pebelajar dalam keterampilan menulis adalah faktor dari
yang mandiri. Lebih lanjut dikatakan bahwa dalam diri setiap siswa dalam hal ini adalah
model pembelajaran ini juga dapat merangsang kreativitas. Siswa yang memiliki kreativitas
berpikir tingkat tinggi siswa dalam situasi tinggi akan mampu menuangkan, mengembang-
berorientasi masalah, termasuk didalamnya bela- kan, dan mengorganisasikan ide-idenya kedalam
jar bagaimana belajar. bentuk tulisan dengan lancar, lentur, dan
Model Pembelajaran Berbasis Masalah keasliannyapun dapat dipertanggung-jawabkan.
(PBM) tidak bisa dipisahkan dengan asesmen Treffinger seperti yang dikutip oleh Munandar
otentik dalam menciptakan pembelajaran Bahasa (2004:35) menyatakan bahwa pribadi yang
Inggris yang alami dan dapat diterapkan dalam kreatif biasanya lebih terorganisasi dalam tindak-
dunia nyata. Hal ini disebabkan karena asesmen an dan memiliki rencana inovatif serta produk
otentik tersebut merupakan asesmen yang yang orisinal yang telah dipikirkan dengan ma-
digunakan untuk mengases kemampuan riil siswa tang terlebih dahulu dengan mempertimbangkan
dalam kaitannya dengan kehidupan sehari-hari masalah yang mungkin timbul dan implikasinya.
(Marhaeni & Adnyana, 2007:22). Selanjutnya, Sesungguhnya menulis itu sendiri adalah ajang
Pusat Penilaian Pendidikan, Badan Penelitian dan untuk berkreasi, artinya melalui kegiatan menulis
Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional siswa bisa mewujudkan atau mengaktualisasikan
menjelaskan bahwa prinsip-prinsip penilaian dirinya dan kita ketahui pula bahwa perwujudan
otentik adalah: (1) proses penilaian harus meru- atau aktualisasi itu juga merupakan kebutuhan
pakan bagian yang tak terpisahkan dari proses manusia. Bisa disimpulkan bahwa siswa yang
pembelajaran, bukan bagian terpisah dari proses kreativitasnya tinggi akan memiliki imajinasi,
pembelajaran, (2) penilaian harus mencerminkan prakarsa, ide-ide yang jauh lebih baik dari yang
masalah dunia nyata, bukan masalah dunia se- kreativitasnya lebih rendah dalam kegiatan
kolah, (3) penilaian harus menggunakan berba-
50 Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, Jilid 45, Nomor 1, April 2012, hlm.46-55

menulis apalagi jika model PBM dan asesmen yang berbeda yang memiliki kualifikasi akademik
otentik diterapkan di dalam kelas. dan pengalaman mengajar hampir sama.
Berdasarkan uraian-uraian tersebut di atas, Rancangan eksperimen yang digunakan
sangat perlu diungkapkan secara empiris penga- adalah Posttest Only Control Group Design.
ruh model Belajar Berbasis Masalah dan Ases- Dalam rancangan ini subyek yang diambil dari
men Otentik terhadap keterampilan menulis populasi dikelompokkan menjadi dua kelompok
berbahasa Inggris ditinjau dari kreativitas siswa. yaitu kelompok eksperimen dan kelompok
Secara umum tujuan penelitian ini adalah kontrol secara acak (Sumadi Suryabrata, 2002).
untuk membuktikan apakah terdapat pengaruh Dalam hal ini, kelompok eksperimen dikenai
model PBM dan asesmen otentik terhadap perlakuan berupa model pembelajaran berbasis
keterampilan menulis ditinjau dari kreativitas masalah menggunakan asesmen otentik, sedang-
siswa. Secara terinci tujuan dari penelitian ini kan kelompok kontrol dikenai perlakuan model
adalah sebagai berikut: (1) untuk mengetahui pembelajaran langsung dan asesmen konven-
apakah terdapat perbedaan keterampilan menulis sional dalam jangka waktu tertentu, selanjutnya
berbahasa Inggris antara siswa yang mengikuti kedua kelompok dikenai pengukuran yang sama.
model pembelajaran berbasis masalah dan Data yang dikumpulkan dalam penelitian
asesmen otentik dengan siswa yang mengikuti ini adalah data keterampilan menulis berbahasa
model pembelajaran langsung dan asesmen Inggris siswa yang dikumpulkan dengan metode
konvensional; (2) untuk mengetahui apakah tes, sedangkan data kreativitas siswa dengan
setelah variabel kreativitasnya dikendalikan metode kuesioner.
terdapat perbedaan keterampilan menulis berba-
hasa Inggris antara siswa yang mengikuti model HASIL DAN PEMBAHASAN
pembelajaran berbasis masalah dan asesmen
otentik dengan siswa yang mengikuti model Data yang diperoleh dalam penelitian ini
adalah data tentang keterampilan menulis surat
pembelajaran langsung dan asesmen konven-
berbahasa Inggris dan kreativitas siswa baik pada
sional; (3) untuk mengetahui kontribusi krea- kelompok siswa yang mengikuti model pembela-
tivitas terhadap keterampilan menulis berbahasa jaran berbasis masalah maupun pada kelompok
Inggris siswa. siswa yang mengikuti model pembelajaran
langsung. Pembahasan ini tentunya tidak terlepas
dari hasil analisis deskriptif dan analisis statistik
METODE
yang menjawab hipotesis penelitian.
Penelitian ini dikategorikan sebagai peneli-
Hasil
tian kuasi eksperimen. Sampel yang digunakan
baik pada kelompok kontrol maupun kelompok Tabel 01. Data Keterampilan Menulis Surat
Berbahasa Inggris dan Kreativitas
eksperimen dibandingkan dan diberikan perlakuan Siswa
berbeda dan diambil secara random dari populasi
yang ada. Populasi dari penelitian ini adalah PBM PL
NO Sumber
M SD M SD
seluruh kelas XII di SMKN 1 Singaraja yang
Keterampil
memiliki kemampuan setara dalam berbahasa 1 6,98 0,53 5,99 0,52
an Menulis
Inggris. Setelah diacak secara random maka 2 Kreativitas 78,59 4,63 67,76 4,20
diperoleh dua kelas paralel yaitu XII A Adminis- Keterangan : PBM = Model Pembelajaran Berbasis Masalah,
PL = Model Pengajaran Langsung,
trasi Perkantoran sebagai kelas eksperimen M = Mean (rerata), SD = Standar Deviasi.
berjumlah 44 dan XII B Administrasi Perkantoran
sebagai kelas kontrol berjumlah 42 orang. Tabel di atas menunjukkan adanya
Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari tahun perbedaan yang signifikan antara kelompok
pelajaran 2009/2010. Tiap kelas diajar oleh guru siswa yang mengikuti model pembelajaran
Agus Jaya Pharhyuna, Pembelajaran Berbasis Masalah Menggunakan … 51

berbasis masalah dengan menggunakan asesmen Dari Tabel 02, uji hipotesis pertama
otentik. Kelompok yang mendapat perlakuan (terdapat perbedaan keterampilan menulis berba-
model PBM memperoleh rata-rata lebih tinggi hasa Inggris antara siswa yang mengikuti model
sebesar 6,98 dibandingkan dengan siswa yang pembelajaran berbasis masalah dan asesmen
mengikuti model pembelajaran langsung dengan otentik dengan siswa yang mengikuti model
asesmen konvensional dengan rata-rata sebesar pembelajaran langsung dan asesmen konvensi-
5,99. Data tersebut juga menunjukkan sebaran onal) dilakukan dengan perhitungan Anava satu
nilai yang lebih baik pada kelompok siswa yang jalur dan diperoleh Fhitung sebesar 76,1223,
mengikuti model PBM dengan menggunakan sementara Ftabel pada taraf signifikansi 0,05
asesmen otentik dibandingkan pada kelompok sebesar 3,98. Oleh karena itu, Fh lebih besar dari
siswa yang mengikuti model pembelajaran lang- Ftabel sehingga hipotesis alternatif diterima dan
sung dengan asesmen konvensional. hipotesis nol ditolak. Hal ini berarti bahwa
Tabel 02 di bawah adalah hasil uji hipote- terdapat perbedaan keterampilan menulis surat
sis pertama yang dilakukan dengan perhitungan berbahasa Inggris antara siswa yang mengikuti
Anava satu jalur dengan ketentuan jika Fh lebih model pembelajaran berbasis masalah dan
besar dari Ftab pada taraf signifikansi 5% maka asessmen otentik dengan siswa yang mengikuti
Ha diterima dan H0 ditolak begitu juga model pembelajaran langsung dan asesmen
sebaliknya. Di bawah ini adalah tabel ringkasan konvensional.
Anava satu jalur.

Tabel 02. Ringkasan Anava

Sumber Ftab
JK db RJK Fh Keputusan
Variasi 5%
JKantarA 20.77348862 1 20,7735 76,122295 3,98 Signifikan
JKdal 22.92328463 84 0,2729 - - -
Total 43.69677326 85 - - - -

Catatan: JK = Jumlah Kuadrat, db = derajat kebebasan, RJK = Rerata Jumlah Kuadrat, dan Fh = F hitung.

Berikutnya adalah uji hipotesis kedua yang maka hipotesis alternatif diterima dan hipotesis
dilakukan dengan menggunakan perhitungan nol ditolak, begitu juga sebaliknya. Tabel 03
Anakova satu jalur dengan ketentuan jika Fhitung menyajikan rangkuman hasil uji Anakova satu
lebih besar dari Ftabel pada taraf signifikansi 5%, jalur.

Tabel 03. Rangkuman Analisis Kovarian Satu Jalur

SV JK db RJK F* Taraf Sig.


Antar 0,646 1 0,6458 77,218 3,98
A F tabel (5%)
Dalam (error) res 0,69418213 83 0,008 -- --

Total (res) 1,340 84 - - --


Catatan : SV = Sumber Varian, JK = Jumlah Kuadrat, db = derajat kebebasan, RJK = Rerata Jumlah Kuadrat

Dari tabel di atas, uji hipotesis kedua Inggris antara siswa yang mengikuti model
(setelah kreativitasnya dikendalikan tetap terda- pembelajaran berbasis masalah dan asesmen
pat perbedaan keterampilan menulis berbahasa otentik dengan siswa yang mengikuti model
52 Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, Jilid 45, Nomor 1, April 2012, hlm.46-55

pembelajaran langsung dan asesmen konven- memperkuat argumen dalam pemecahan masa-
sional) dilakukan dengan menggunakan perhi- lah.
tungan Anakova satu jalur, Fhitung = 77,218 lebih Meningkatnya keterampilan menulis siswa
besar dari Ftabel = 3,98 pada taraf signifikansi α = melalui model pembelajaran berbasis masalah ini
0,05 sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini juga memperkuat pendapatnya Arends (2004)
berarti bahwa setelah dikendalikan oleh kovari- yang menyatakan bahwa pembelajaran berbasis
abel kreativitas siswa tetap terdapat perbedaan masalah membantu siswa untuk belajar berperan
keterampilan menulis surat berbahasa Inggris sebagai orang dewasa, serta menjadikan siswa
secara signifikan antara siswa yang mengikuti sebagai pebelajar yang mandiri (belajar bagaima-
pelajaran dengan model pembelajaran berbasis na belajar). Model pembelajaran seperti ini
masalah dan asesmen otentik dengan siswa yang berpusat pada siswa sehingga terlihat bahwa
mengikuti pelajaran model pembelajaran lang- interaksi antara siswa dengan siswa, dan siswa
sung dan asesmen konvensional. dengan guru lebih sering terjadi, terutama saat
Uji hipotesis ketiga (terdapat kontribusi diskusi kelompok dan penyajian materi di depan
kreativitas terhadap keterampilan menulis berba- kelas. Adanya keyakinan pada diri siswa dalam
hasa Inggris siswa) dilakukan dengan menghi- belajar mandiri, meminimalkan peran guru dalam
tung korelasi antara variabel keterampilan menggali dan menemukan informasi baik yang
menulis surat berbahasa Inggris dengan variabel berupa pengetahuan deklaratif maupun pengeta-
kreativitas siswa. Dari hasil perhitungan, dipero- huan prosedural.
leh rxy = 0,98, sedangkan koefisien determina- Asesmen otentik juga memberikan banyak
sinya (r2) adalah 96,95%; ini berarti sumbangan kontribusi dalam meningkatkan keterampilan
atau kontribusi kreativitas terhadap keterampilan menulis siswa. Seperti apa yang disampaikan
menulis siswa adalah sebesar 96,95%; sedangkan oleh O’Malley (1996:20) bahwa dalam penilaian
residunya sebesar 3,05% dijelaskan oleh variabel menulis, guru sudah mempersiapkan rubrik yang
lain yang tidak diteliti. membantu dalam penilaian sekaligus pengingat
bagi siswa terhadap apa yang harus mereka
Pembahasan
kerjakan. Berbeda halnya dengan pembelajaran
Meningkatnya keterampilan siswa dalam berbasis masalah dan asesmen otentik, dalam
menulis surat berbahasa Inggris sangat dipenga- penelitian ini ditemukan bahwa keterampilan
ruhi oleh kemampuan siswa dalam memahami menulis surat berbahasa Inggris siswa yang
permasalahan-permasalahan menulis yang diha- mengikuti model pembelajaran langsung dan
dapi di dunia kerja. Dengan model pembelajaran asesmen konvensional dikategorikan kecil. Hal
berbasis masalah ini, siswa dilatih untuk ini berarti bahwa model pembelajaran ini tidak
mengembangkan pola pikir mereka agar terarah mampu meningkatkan kemampuan berpikir
ke dunia luar sekolah. Jadi, temuan ini sangat tingkat tinggi siswa dan juga kemampuan siswa
mendukung pendapatnya Trianto (2009:90) yang dalam menilai dirinya secara positif. Temuan ini
mengatakan bahwa model pembelajaran berbasis menguatkan pendapat Arends (1997) bahwa
masalah merupakan suatu model pembelajaran model pembelajaran langsung adalah model
yang didasarkan pada banyaknya permasalahan pembelajaran yang bersifat teacher center yang
yang membutuhkan penyelidikan otentik yakni dirancang khusus untuk menunjang proses
penyelidikan yang membutuhkan penyelesaian belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan
nyata dari permasalahan yang nyata. Oleh karena deklaratif dan pengetahuan prosedural yang
itu, untuk memahami permasalahan nyata dalam terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan
menulis surat bisnis siswa ditugaskan ke lapang- dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah
an guna memperoleh informasi dalam mengem- demi selangkah. Hal ini kurang sesuai dengan
bangkan pemahaman, menganalisis data untuk hakekat menulis sebagai proses berulang-ulang
Agus Jaya Pharhyuna, Pembelajaran Berbasis Masalah Menggunakan … 53

yang akan membawa siswa kepada serial (2009) menyertakan kreativitas sebagai variabel
aktivitas di dalam menuangkan buah pikiran moderator dan ditemukan bahwa pada siswa
kedalam tulisan. yang memiliki kreativitas tinggi kemampuan
Bila diperhatikan secara seksama model pemecahan masalah dan prestasi belajar matema-
pembelajaran langsung yang diterapkan di kelas, tika siswa yang mengikuti pendekatan pembela-
maka akan terlihat peran teman sebaya dan peran jaran kontekstual lebih tinggi dibandingkan
guru dalam membentuk citra diri siswa yang dengan yang mengikuti pembelajaran konvensi-
positif tidak optimal. Ini disebabkan karena onal. Akan tetapi pada penelitian Artasari (2009),
pembelajaran langsung merupakan penyampaian tidak terindikasi bahwa siswa yang memiliki
pelajaran yang ditransformasikan langsung oleh kreativitas tinggi maupun rendah berpengaruh
guru kepada siswa. terhadap kemampuan menulis siswa, dengan kata
Demikian pula halnya dengan asesmen lain perbedaan kemampuan menulis siswa benar-
yang diterapkan dalam pembelajaran ini kurang benar diakibatkan oleh kegiatan pembelajaran
menunjang untuk meningkatkan keterampilan yang diterapkan.
menulis siswa. Hal ini mendukung pendapatnya Walaupun begitu, temuan ini tetap menuai
Ariyanto dalam Trianto (2009:280) yang menya- satu pertanyaan kenapa setelah dikendalikan oleh
takan bahwa asesmen konvensional menilai kreativitas tetap ada perbedaan keterampilan
siswa melalui tugas menulis dan membaca dalam menulis antara siswa yang mengikuti pembela-
jangkauan terbatas yang mungkin tidak sesuai jaran berbasis masalah dan asesmen otentik
dengan yang dikerjakan siswa. Di samping itu, dengan siswa yang mengikuti pembelajaran
asesmen konvensional menilai siswa dalam langsung dan asesmen konvensional.
dimensi yang sama dan diskor secara mekanik Keterampilan menulis sangat identik
atau diskor oleh guru yang hanya memiliki dengan penuangan ide-ide atau gagasan-gagasan
sedikit masukan. Kalau dilihat dari hakekat yang memerlukan kemampuan berfikir kognitif
menulis yang merupakan proses pengungkapan sekaligus kreativitas dari penulis. Seperti apa
makna dan proses interaksi kata-kata dan ide-ide yang dikatakan oleh Maslow (dalam Munandar,
maka asesmen ini tentu saja kurang mendukung 1992:45) bahwa kreativitas merupakan manifes-
keterampilan menulis siswa. tasi diri individu yang berfungsi sepenuhnya
Dari hasil data juga terbukti bahwa setelah dalam perwujudan dirinya. Hal ini berarti ia
dikendalikan oleh kovariabel kreativitas, ternyata mengembangkan dan menggunakan semua bakat
tetap terdapat perbedaan keterampilan menulis dan kemampuannya sehingga dapat menghasil-
siswa secara signifikan antara siswa yang kan karya yang baik dan dapat memperkaya
mengikuti pelajaran dengan model pembelajaran wawasannya. Kreativitas siswa sangat mendu-
berbasis masalah dan asesmen otentik dengan kung kemampuan siswa dalam mewujudkan diri
siswa yang mengikuti pelajaran model pembela- dan mengekspresikan perasaan, ide, dan gagasan
jaran langsung dan asesmen konvensional. Hal kemudian menuangkannya ke dalam bentuk
tersebut ditunjukkan dengan hasil Anakova tulisan.
dimana Fhitung = 77,218 lebih besar dari Ftabel = Kreativitas juga memiliki hubungan yang
3,98 pada taraf signifikansi α = 0,05 sehingga H0 sangat erat dengan penerapan model pembela-
ditolak dan H1 diterima. jaran berbasis masalah dan asesmen otentik
Temuan ini sejalan dengan penelitian yang sebagai upaya untuk meningkatkan keterampilan
dilakukan oleh Gitawati (2009) yang menunjuk- menulis. Seperti apa yang disampaikan Guilford
kan bahwa siswa yang memiliki kreativitas yang (dalam Munandar, 1992:45) bahwa kreativitas
tingggi ternyata memiliki kemampuan menulis atau berfikir kreatif merupakan kemampuan
yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang untuk melihat bermacam-macam kemungkinan
memiliki kreativitas lebih rendah. Damayanti penyelesaian terhadap suatu masalah. Selanjut-
54 Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, Jilid 45, Nomor 1, April 2012, hlm.46-55

nya, model pembelajaran berbasis masalah siswa yang mengikuti model pembelajaran lang-
adalah pembelajaran yang berpusat pada siswa sung yang menggunakan asesmen konvensional.
(students’ centre) sehingga memberikan kesem- Kedua, setelah variabel kreativitasnya dikendali-
patan kepada siswa untuk berinteraksi agar dapat kan terdapat perbedaan keterampilan menulis
melatih kelancaran, kelenturan, orisinalitas, dan berbahasa Inggris antara siswa yang mengikuti
elaborasi dalam proses berpikir. Kelancaran, model pembelajaran berbasis masalah menggu-
kelenturan, orisinalitas, dan elaborasi tersebut nakan asesmen otentik dengan siswa yang
merupakan indikator kreativitas seseorang yang mengikuti model pembelajaran langsung yang
diperlukan dalam kegiatan penyampaian ide atau menggunakan asesmen konvensional. Ketiga,
gagasan, seperti dalam kegiatan menulis. kreativitas siswa berkontribusi terhadap kete-
Di samping pembelajaran berbasis masalah rampilan siswa dalam menulis berbahasa Inggris
yang mendorong siswa untuk berkreativitas, siswa.
asesmen otentik juga membantu siswa dalam Dua saran untuk dipertimbangkan berda-
memaksimalkan keterampilan menulis mereka. sarkan temuan penelitian ini adalah sebagai
Seperti kita ketahui, asesmen otentik tersebut berikut. Pertama, guru Bahasa Inggris agar
sangat baik dilakukan pada saat siswa sedang senantiasa melakukan penelitian lebih lanjut
berkreativitas di kelas dalam proses pembelajar- menyangkut model pembelajaran berbasis masa-
an. Misalnya, saat siswa belajar menulis, guru lah dan asesmen otentik. Dalam hal ini tidak
sudah membuat rancangan penilaian untuk hanya pada keterampilan menulis saja, tetapi
diketahui siswa sebagai pedoman dalam menulis. juga pada keterampilan-keterampilan berbahasa
Sekali lagi, bicara tentang kreativitas lainnya. Selain itu, sampel penelitian diharapkan
dalam dunia pendidikan memang harus menda- lebih besar dan wilayah yang lebih luas, pada
pat prioritas utama di samping variabel-variabel tingkat kelas yang beragam, baik di sekolah dasar
lain yang mungkin menentukan keberhasilan maupun sekolah menengah sehingga temuan
dalam menghadapi dunia nyata. dalam penelitian mendapat lebih banyak kajian
sebagai bahan perbandingan. Kedua, guru
SIMPULAN Bahasa Inggris disarankan untuk melihat faktor
kreativitas dalam diri siswa sebagai wujud diri
Berdasarkan hasil-hasil yang diperoleh
mereka ke dalam suatu karya yang bermanfaat,
pada penelitian ini dapat disimpulkan sebagai
tidak sekadar kemampuan menjawab soal-soal
berikut. Pertama, terdapat perbedaan keteram-
dengan jawaban yang baku.
pilan menulis berbahasa Inggris antara siswa
yang mengikuti model pembelajaran berbasis
masalah menggunakan asesmen otentik dengan

DAFTAR RUJUKAN

Arends, R. I. 1997. Classroom Instructional puan Menulis Bahasa Inggris (Studi Eksperimen
Management. New York: McGraw-Hill. pada SMA Negeri 1 Tabanan). Tesis tidak
Arends, R. I. 2001. Exploring Teaching An diterbitkan. Singaraja: PPS Undiksha.
Introduction to Education (2nd Edition). Boud, D., & Grahame I. F. (eds). 1997. The
New York: McGraw-Hill. Challenge of Problem-Based Learning (2nd
Arends, R. I. 2004. Learning to Teach (6th Edition). Bolton: Northen Phototype-
Edition). New York: McGraw-Hill setting.

Artasari, Y. 2009. Pengaruh Penggunaan Topik- Budiningsih, C. A. 2005. Belajar dan Pembela-
Topik Otentik Berbasis Asesmen Kinerja jaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Dan Kreativitas Siswa Terhadap Kemam- Cross, D. 1991. A Practical Hand Book Of
Agus Jaya Pharhyuna, Pembelajaran Berbasis Masalah Menggunakan … 55

Language Teaching. London: Cassel. Portopolio dan Motivasi Berprestasi


dalam Belajar Bahasa Inggris Terhadap
Damayanti, Ni L. E. 2009. Pengaruh Pembela-
Kemampuan Menulis Dalam Bahasa
jaran Kontekstual dan Kreativitas Terha-
Inggris, Disertasi tidak diterbitkan. Jakarta:
dap Kemampuan Pemecahan Masalah dan
PPS Universitas Negeri Jakarta.
Prestasi Belajar Matematika Siswa (Studi
Eksperimen pada Kelas VIII SMP Negeri 3 Marhaeni, AAIN., & Adnyana, P B. 2007.
Mengwi). Tesis tidak diterbitkan.Singaraja: Asesmen Berbasis Kelas Untuk
PPS Undiksha. Pemantauan Proses dan Hasil Belajar.
Singaraja: PLPG Undiksha.
Dryden, G. 2002. Revolusi Cara Belajar
(Cetakan ke-3). Bandung: Kaifa. Munandar, U. 1992. Menggunakan Bakat dan
Kreativitas Anak Sekolah. Jakarta: PT
Ede, L. 1992. Work In Progress; A Guide To
Gramedia Widiarsana Indonesia.
writing And Revising (2nd Edition). New
York: St. martin Press. Munandar, U. 2004. Pengembangan Kreativitas
Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta.
Gitawati, S. A. 2009. Pengaruh asesmen
Portofolio dan Kreativitas Siswa Terhadap O’Malley, J. M., & Pierce, L. V. 1996. Authentic
Kemampuan Menulis Teks Recount Bahasa Assessment For English Langauge
Inggris (Eksperimen pada Siswa Kelas VIII Learners. United States of America:
SMP Negeri 1 Gianyar). Tesis tidak Addison-Wesley Publishing Company
diterbitkan. Singaraja: PPS Undiksha.
Suryabrata, Sumadi. 2002. Psikologi Pendidikan.
Ibrahim, M., & Mohamad N. 2000. Pengajaran Jakarta : RajaGrafindo Persada.
Berdasarkan Masalah. Pusat Sains dan
Trianto, M.Pd. 2009. Edisi Pertama. Mendesain
Matematika Sekolah. Surabaya: PPS
Model Pembelajaran Inovatif Progresif:
UNESA.
Konsep, Landasan, dan Implementasi-nya
Kurniawan, K. 2003. “Model Pengajaran pada Kurikulum Tingkat Satuan
Menulis Bahasa Indonesia bagi Penutur Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana
Asing Tingkat Lanjut”. (Online), (Http:// Prenada Media Group.
www.ialf.edu/kippba. Diakses 14 April
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20
2010).
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Marhaeni, AAIN. 2005. Pengaruh Asesmen Nasional. 2003. Jakarta: Depdiknas.

Anda mungkin juga menyukai