Anda di halaman 1dari 14

PROGRAM KERJA

SUB KOMITE KREDENSIAL KEPERAWATAN

KOMITE KEPERAWATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) KARDINAH
KOTA TEGAL
2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Permenkes No 49 tahun 2013 menyatakan bahwa semua rumah sakit
diharuskan untuk membentuk komite keperawatan, dimana salah satu tugas komite
keperawatan adalah menyusun program kredensial bagi seluruh perawat di rumah
sakit. Kredensial adalah proses evaluasi terhadap tenaga keperawatan untuk
menentukan kelayakan pemberian kewenangan klinis.
Dengan begitu kredensial berbicara tentang kewenangan atau kompetensi yang
dimiliki oleh seorang perawat. Hasil akhir dari proses kredensial adalah seorang
perawat kompeten atau tidak kompeten terhadap kewenangan klinis sesuai dengan
jenjangnya. Kredensialing adalah proses verifikasi kompetensi seorang perawat yang
selanjutnya ditetapkan kewenangan klinis untuk melakukan tindakan keperawatan
sesuai dengan lingkup praktiknya, rumah sakit wajib menetapkan kewenangan klinis
tenaga kesehatan yang memperoleh izin praktik dalam rangka melaksanakan tata
kelola klinis yang baik.
Kredensialing merupakan serangkaian kegiatan untuk memastikan seseorang
memenuhi persyaratan yang diperlukan untuk bekerja dan pantas untuk diberikan
kewenangan menjalankan tugas atau pekerjaan tertentu wajib dilakukan oleh seorang
profesi sebagai akuntabilitas dan bukti kesiapannya melaksanakan tugas pekerjaan
secara bertanggung jawab dan mandiri.

B. Tujuan
Penyusunan Program Kerja Sub Komite Kredensial ini bertujuan untuk
memberikan arah dan acuan kerja bagi Sub Komite Kredensial selama periode 1
tahunan sehingga kegiatan yang akan dilaksanakan dapat lebih terarah, efektif dan
efisien. Program kerja ini juga merupakan bentuk sosialisasi profil dan rencana kerja
Sub Komite Kredensial Komite Keperawatan RSUD Kardinah Kota Tegal Periode
2021/2024.
BAB II
PROFIL SUB KOMITE KREDENSIAL
KOMITE KEPERAWATAN RSUD KARDINAH KOTA TEGAL

A. Pengertian Sub Komite Kredensial


Sub Komite Kredensial merupakan salah satu sub bagian dari komite
keperawatan yang berwenang melaksanakan kredensialing untuk menjamin agar
tenaga keperawatan kompeten dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada
pasien sesuai dengan standar profesi. Tahapan kredensial meliputi kegiatan review
dokumen kelengkapan, melaksanakan verifikasi dan evaluasi dokumen.
Berdasarkan hasil proses kredensial, Komite Keperawatan merekomendasikan
kepada direktur rumah sakit untuk menetapkan Penugasan Klinis yang akan
diberikan kepada tenaga keperawatan berupa Surat Penugasan Klinis. Penugasan
Klinis tersebut berupa Daftar Kewenangan Klinis yang diberikan oleh direktur rumah
sakit kepada tenaga keperawatan untuk melakukan asuhan keperawatan atau asuhan
kebidanan dalam lingkungan rumah sakit untuk suatu periode tertentu.

B. Tugas Sub Komite Kredensial


1. Menyusun daftar rincian kewenangan klinis dan White Paper Keperawatan.
2. Menyusun Buku Putih atau White Paper yang merupakan dokumen persyaratan
terkait kompetensi yang dibutuhkan dalam melakukan setiap jenis pelayanan
keperawatan dan kebidanan sesuai dengan standar kompetensinya.
3. Menerima hasil verifikasi persyaratan kredensial dari bagian SDM.
4. Merekomendasikan tahapan proses kredensial.
5. Membuat laporan seluruh proses kredensial kepada ketua komite keperawatan
untuk diteruskan ke kepala atau direktur rumah sakit.
6. Merekomendasikan pemulihan kewenangan klinis bagi setiap tenaga keperawatan.
7. Melakukan kredensial ulang secara berkala.

C. Tujuan Kredensial
1. Tujuan Umum
Tujuan dari Proses Kredensial Keperawatan di RSUD Kardinah Kota Tegal adalah
untuk mendapatkan perawat yang kompeten dan dapat menjalankan kewenangan
klinis yang diberikan.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan mutu dan mempertahankan standar pelayanan asuhan
keperawatan di RSUD Kardinah Kota Tegal.
b. Memberikan perlindungan terhadap keselamatan pasien, masyarakat, dan
lingkungan rumah sakit.
c. Memberikan perlindungan kepada SDM Keperawatan.
d. Meningkatkan kepuasan pasien dan keluarga pasien.

D. Susunan Sub Komite Kredensial Komite Keperawatan RSUD Kardinah Kota


Tegal Periode 2021/2024
1. Ketua :
Joko Purwanto, S. Kep., Ns
2. Anggota :
a. Sofiyah, S. Kep., Ns
b. Eko Sistyawan, S. Kep., Ns
c. Elok Faola, S. Kep., Ns
BAB III
PROSES KREDENSIAL

A. Proses Kredensial
Salah satu tugas komite keperawatan melalui sub komite kredensial adalah
melakukan kredensial terhadap seluruh tenaga keperawatan di rumah sakit. Menurut
Permenkes No. 49 Tahun 2013, ada beberapa hal yang harus ada sebelum melakukan
kredensial, yaitu meliputi:
1. Panitia Adhoc
Ada tim yang selanjutnya disebut sebagai panitia adhoc yang dibentuk oleh
komite keperawatan untuk melakukan kredensial. Panitia adhoc ini terdiri dari
tenaga perawat rumah sakit dan Mitra Bestari. Mitra Bestari bisa berasal dari
institusi pendidikan jejaring rumah sakit, organisasi profesi, kolegium atau
perawat dari rumah sakit lain.
2. Buku Putih atau White Paper
Ada Buku Putih atau White Paper yang dijadikan dasar panduan dalam
melakukan kredensial dan re-kredensial. Buku Putih ini berisi tentang syarat-
syarat yang harus di penuhi oleh tenaga keperawatan yang digunakan untuk
menentukan kewenangan klinis. Buku Putih ini disusun oleh komite keperawatan
dengan melibatkan Mitra Bestari dan dapat memperoleh masukan dari berbagai
unsur organisasi profesi keperawatan, kolegium keperawatan, dan unsur
pendidikan tinggi keperawatan. Buku Putih ini disusun berdasarkan level atau
jenjang perawat dan berisi tentang kompetensi utama dan kompetensi khusus
yang harus dipenuhi oleh seorang perawat di level atau jenjangnya.
3. Daftar Kewenangan Klinis
Ada Daftar Kewenangan Klinis yang telah disusun oleh panitia adhoc dan
disahkan oleh direktur rumah sakit.
BAB IV
PELAKSANAAN KREDENSIAL

A. Tahapan Pelaksanaan Kredensial


Tahapan pelaksanan kredensialing pada perawat meliputi :
1. Permohonan Memperoleh Kewenangan Klinis
Pada tahap ini dimulai dengan pengajuan permohonan perawat kepada direktur
rumah sakit yang diketahui oleh kepala ruangan dan Ka.Sie Keperawatan,
kemudian direktur rumah sakit menugaskan komite keperawatan untuk
melakukan kredensialing. Perawat yang mengajukan telah mengisi beberapa
formulir yang disediakan rumah sakit yaitu rincian kewenangan klinis yang
diajukan dengan mencontreng kemampuan yang telah dicapai, mengisi portofolio,
self assessment, loog book dan melengkapi dokumen bukti. Dokumen
kelengkapan tersebut diserahkan kepada Ka.Sie Keperawatan untuk ditindak
lanjuti dan diserahkan kepada ketua komite keperawatan.
2. Tahapan Kajian Sub Komite Kredensial
Setelah dilakukan verifikasi terhadap kelengkapan dokumen, komite keperawatan
menugaskan sub komite kredensial untuk menindaklanjuti permohonan tersebut,
sub komite kredensial menetapkan assessor keperawatan atau Mitra Bestari. Mitra
Bestari adalah orang yang kompeten dalam area keperawatan, mempunyai
kemampuan di bidang pengetahuan, keterampilan, sikap, dan perilaku. Mitra
Bestari dapat diambil dari mitra perguruan tinggi keperawatan ataupun dari rumah
sakit lain dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
Pengambilan mitra dari institusi lain dimungkinkan agar menjaga objektifitas
pelaksanaan asesmen. Mitra Bestari juga dapat dilaksanakan oleh mitra dari
ruangan lain di dalam rumah sakit dengan ketentuan yang sama.
Mitra Bestari dibekali dengan kemampuan melaksanankan assesmen. Tugas Mitra
Bestari adalah mengkaji setiap asuhan atau tindakan keperawatan yang diajukan
oleh pemohon, mengacu kepada buku putih yang memuat syarat-syarat kapan
seorang perawat dianggap kompeten misalnya pendidikan dan pelatihan, dan
kemampuan menangani sejumlah kasus dalam periode tertentu. Berdasarkan buku
putih (white paper) tersebut mitra bestari dapat merekomendasikan atau menolak
permohonan kewenangan klinis asuhan dan tindakan keperawatan yang diajukan.
Mitra Bestari juga menilai kesehatan fisik dan mental dan jika perlu akan
dikonsulkan ke dokter untuk rekomendasi. Jika memerlukan validasi lanjut terkait
kewenangan klinis, dapat dilaksanakan asesmen yang berupa ujian praktik,
wawancara dan uji tertulis. Pada akhir proses kredensial, Asessor keperawatan
atau Mitra Bestari merekomendasikan sekelompok asuhan dan tindakan
keperawatan tertentu yang boleh dilakukan oleh pemohon (Clinical Privillage)
melalui sub komite kredensial. Selanjutnya komite keperawatan mengkaji kembali
rekomendasi tersebut dan mengadakan beberapa modifikasi bila diperlukan.
3. Penerbitan Surat Penugasan Klinis
Direktur rumah sakit menerbitkan surat penugasan kepada tenaga keperawatan
dan kebidanan pemohon berdasarkan rekomendasi ketua komite keperawatan dan
surat penugasan tersebut memuat daftar sejumlah kewenangan klinis untuk
melakukan asuhan dan tindakan keperawatan.
Ketentuan penugasan klinik adalah sebagai berikut:
a. Surat penugasan klinik berlaku sampai 3 tahun
Pada akhir masa berlakunya surat penugasan tersebut, rumah sakit harus
melakukan rekredensial. Rekredensial adalah proses re-evaluasi terhadap
tenaga keperawatan yang telah memiliki kewenangan klinis untuk
menentukan kelayakan pemberian kewenangan klinis tersebut.
b. Surat Penugasan dapat berakhir setiap saat bila dinyatakan tidak kompeten
c. Kewenangan klinis untuk melakukan tindakan tertentu dapat dicabut
berdasarkan pertimbangan Komite Keperawatan berdasarkan kinerja profesi
di lapangan.
d. Kewenangan klinis yang dicabut tersebut dapat diberikan kembali bila
dianggap telah pulih kompetensinya setelah dilakukan pembinaan oleh Sub
Komite Pengembangan Mutu Profesi dan / atau Sub Komite Etik & Disiplin
Profesi Keperawatan.
e. Dokumen-dokumen dalam kredensial meliputi:
1) Daftar Kewenangan Klinis
2) White Paper
3) Lembar Aplikasi Pengajuan Kredensialing
4) Logbook Kompetensi
5) Self Assessment
6) Rekomendasi Mitra Bestari
7) Rekomendasi Kewenangan Klinis
8) Clinicical Appointment atau Surat Penugasan Kerja Klinik

B. Daftar Kewenangan Klinis


Daftar Kewenangan Klinis adalah list atau daftar dari kewenangan atau uraian
tugas yang harus dikuasai oleh perawat berdasarkan level atau jenjang kompetensi
yang dicapainya. Daftar Kewenangan Klinis ini dibakukan oleh rumah sakit dan
mempunyai beberapa unsur, yaitu kemampuan terkait asuhan keperawatan yang di
dalamnya termasuk keterampilan klinik, kemampuan dalam manajemen,
kemampuan mengedukasi, dan kemampuan melaksanakan riset terkait. Daftar
Kewenangan Klinis sangat dikaitkan dengan jenjang atau level perawat dimana
setiap level akan berbeda kewenangan klinisnya. Untuk rumah sakit khusus di mana
perawatnya harus mempunyai spesifikasi sesuai kekhususannya maka daftar
kewenangan klinik yang disusun juga harus mengarah pada kekhususan tersebut.
Daftar Kewenangan Klinis ini dapat ditinjau secara periodik disesuaikan dengan
perkembangan ilmu dan teknologi. Daftar Kewenangan Klinik harus disosialisasikan
dan dimiliki oleh perawat sebagai pedoman pencapaian kewenangan klinik.

C. White Paper
Buku Putih atau White Paper adalah dokumen yang berisi syarat-syarat yang
harus dipenuhi oleh tenaga keperawatan yang digunakan untuk menentukan
Kewenangan Klinis (Permenkes RI No. 49 Tahun 2013 tentang Komite
Keperawatan). Buku Putih disusun oleh Komite Keperawatan dengan melibatkan
Mitra Bestari (Peer Group) dan dapat memperoleh masukan dari berbagai unsur
organisasi profesi keperawatan, kolegium keperawatan, dan unsur pendidikan tinggi
keperawatan.
Buku Putih ini disusun berdasarkan level atau jenjang perawat dan berisi
tentang kompetensi utama dan kompetensi khusus yang harus dipenuhi oleh seorang
perawat di level atau jenjangnya.

D. Lembar Aplikasi Kredensial


Merupakan dokumen kelengkapan yang harus diajukan ketika mengajukan
kredensial. Dokumen ini dikembangkan oleh Komite Keperawatan dan diisi oleh
perawat yang akan mengajukan kredensialing. Dokumen umumnya berisi tentang
identifikasi kredensialing individu misalnya terkait apakah perawat yang
mengajukan pernah kredensialing sebelumnya, apakah pengajuan kredensialing baru
ataukah rekredensialing. Selain itu aplikasi juga memuat pendidikan berkelanjutan
yang pernah diikuti oleh perawat selama kurun waktu 3 tahun yang mendukung
pengajuan kredensialing. Sehingga bentuk pendidikan berkelanjutan yang
dilaksanakan adalah harus sesuai dengan kompetensi dan arah karir perawat.

E. Logbook Perawat
Logbook Perawat adalah buku catatan kegiatan atau aktivitas sehari-hari yang
dilaksanakan oleh perawat yang mendukung pengajuan kredensial perawat. Buku ini
diisi sehari-hari dan merupakan proses pencapaian aktivitas yang dilaksanakan oleh
individu perawat dalam mencapai kewengan klinik. Tujuan dari logbook adalah
untuk mengevaluasi efek dari kompetensi yang terdiri dari penegetahuan,
keterampilan, sikap, dan perilaku tenaga kesehatan atau perawat.
Bukti aktivitas dari logbook secara proses dilegalisasi oleh individu berapa
kali dalam melaksanakan kegiatan, selain itu logbook juga dilegalisasi oleh ketua tim
atau kepala unit tersebut. Pencapaian kelulusan aktivitas dalam logbook ini
hendaknya ditetapkan oleh komite keperawatan dan evaluasi dari aktivitas
menggunakan SPO yang telah ditetapkan. Preceptor atau Penanggung Jawab akan
memberikan catatan dari aktivitas yang dilaksanakan oleh perawat sebagai acuan
dalam pemberian kewenangan klinis.

F. Self Assessment
Self Assessment atau evaluasi diri merupakan daftar deklarasi diri tentang
kemampuan diri terkait daftar kompetensi yang akan diajukan kewenangan
kliniknya. Daftar deklarasi meliputi deklarasi terkait kemampuan dalam segi
pengetahuan, sikap, dan keterampilan dari setiap list dasar kompetensi utama dan
kompetensi khusus. Khusus untuk kemampuan yang berkaiatan dengan keterampilan
umumnya juga dilengkapi dengan pencatatan logbook yang terdiri dari beberapa kali
perawat melaksanakan tindakan dan evaluasi dirinya dicatat. Evaluasi diri ini
menjadi masukan untuk assessor dan akan divalidasi saat dilaksanakan assessment.
G. Rekomendasi Mitra Bestari
Rekomendasi kredensial yang dikeluarkan oleh tim mitra bestari setelah
dilaksanakannya asesmen. Mitra Bestari melakukan kredensial dengan telaah
dokumen bukti untuk setiap kewenangan klinis yang diminta sesuai dengan buku
putih. Bukti logbook pencapaian keterampilan klinis sangat membantu sebagai dasar
pengambilan keputusan dari mitra bestari. Jika dirasa perlu maka staf yang
mengajukan kredensial akan dilakukan wawancara, asesmen tulis, atau praktik
klinik. Asesmen yang berupa tertulis umumnya untuk memvalidasi pengetahuan dan
sikap sedangkan asesmen praktik untuk memvalidasi keterampilan dan juga sikap
dari perawat. Asesmen ini bukan bersifat ujian, tetapi lebih kearah memvalidasi
terhadap dokumen yang diajukan dan juga bersifat untuk pembinaan dan
pengembangan.
Bentuk rekomendasi umumnya kesimpulannya terdiri dari tiga komponen,
yaitu ; kompeten, kompeten dengan supervisi dan tidak kompeten. Jika perawat yang
mengajukan kredensial dan dinilai belum pada kategori kompeten, maka tim
kredensial harus memberikan masukan terhadap kekurangan dan tindak lanjut
pembinaan dan pengembangan agar perawat mendapatkan kewenangan klinik. Bagi
staf yang belum kompeten diberikan waktu untuk kembali memperbaiki
keterampilan klinisnya dengan pembinaan dan dapat mengajukan kredensial kembali
apabila kompetensinya sudah tercapai. Bagi staf yang sudah kompeten maka
rekomendasi sub komite kredensial ditandatangani oleh semua tim dan hasilnya
diserahkan kepada komite keperawatan untuk ditindaklanjuti dengan memberikan
rekomendasi kewenangan klinis kepada direktur RS.

H. Rekomendasi Kewenangan Klinis


Rekomendasi kewenangan klinis merupakan rekomendasi yang dikeluarkan
oleh Komite Keperawatan sebagai hasil kesimpulan dari asessor keperawatan dan
Mitra Bestari. Rekomendasi kewenanangan klinis ditujukan kepada direktur rumah
sakit sebagai dasar pemberian Surat Penugasan Kerja Klinik atau SPKK (Clinical
Appointment).
I. Clinical Appointment atau Surat Penugasan Klinik
Surat Penugasan Klinik adalah penugasan direktur rumah sakit kepada tenaga
keperawatan untuk melakukan asuhan keperawatan di rumah sakit tersebut
berdasarkan Daftar Kewenangan Klinis (Permenkes No. 49 Tahun 2013 tentang
Komite Keperawatan).
Ketentuan dalam SPKK meliputi :
1. Direktur menerbitkan SPK berdasarkan rekomendasi dari komite keperawatan
(hasil kajian Assessor Keperawatan dan Mitra Bestari).
2. Setiap staf keperawatan akan mendapat SPK secara individu.
3. Staf keperawatan dapat melakukan tugas apabila sudah dilakukan kredensial dan
telah mendapatkan Surat Penugasan Klinis (SPK) dari direktur RS.
4. SPK untuk staf keperawatan dilengkapai dengan uraian kompetensi yang boleh
dilakukan oleh staf keperawatan tersebut. SPK ini berlaku untuk jangka waktu 3
tahun.
BAB V
RENCANA KERJA SUB KOMITE KREDENSIAL
KOMITE KEPERAWATAN RSUD KARDINAH KOTA TEGAL

A. Matriks Rencana Kerja Tahunan


SASARAN BULAN
NO KEGIATAN INSTRUMEN
& METODE 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Sasaran :
Sub Komite
Menyusun Kewenangan
Kredensial
Daftar Klinis Perawat
1
Kewenangan Menurut
Metode : Depkes, dsb
Klinis
Diskusi & Studi
Literatur
Sasaran :
Sub Komite Rincian
Kredensial & Kewenangan
Menyusun Mitra Bestari Klinis, SAK,
2
White Paper SPO, Standar
Metode : Kompetensi
Perawat
Diskusi & Studi
Literatur
Sasaran :
Sosialisasi Seluruh Perawat
Sistem Standar
3 Kompetensi
Jenjang Karir Perawat
Bagi Perawat Metode :
Ceramah
Sasaran :
Perawat Baru
SPO, SAK,
Kredensial
4 soal-soal,
Perawat Baru Metode : phantom
Tes Tulis &
Ketrampilan
Sasaran :
Perawat Lama

Kredensial SPO, SAK,


5 soal-soal,
Perawat Lama Metode :
phantom
Tes Tulis &
Assesmen
Kompetensi
6 Sosialisasi Sasaran : White Paper &
Penetapan Daftar
Seluruh Perawat
Kewenangan Kewenangan
Klinis
& Penugasan
Metode :
Klinis
Ceramah &
Sosialisasi
Monitoring &
Evaluasi White Paper &
Pelaksanaan Sasaran : Daftar
7
Kewenangan Seluruh Perawat Kewenangan
& Penugasan Klinis
Klinis
Sasaran :
Sub Komite
Penyusunan Kredensial Progam Kerja
8 Laporan Sub Komite
Tahunan Metode : Kredensial

Diskusi &
Analisa

B. Rancangan Anggaran Biaya (RAB) Kegiatan

RENCANA ESTIMASI ANGGARAN


NO KEGIATAN
PELAKSANAAN BIAYA VOL JUMLAH
Sosialisasi Sistem Jenjang Karir
1 April / Mei Rp. 1.000.000,- 1 Rp. 1.000.000,-
Bagi Perawat
Sosialisasi Penetapan
2 April / Mei Rp. 1.000.000,- 1 Rp. 1.000.000,-
Kewenangan & Penugasan Klinis
TOTAL ANGGARAN SUB KOMITE KREDENSIAL Rp. 2.000.000,-
DISUSUN OLEH :

SUB KOMITE KREDENSIAL


KOMITE KEPERAWATAN RSUD KARDINAH
KOTA TEGAL

KETUA : JOKO PURWANTO, S, Kep., Ns

ANGGOTA : 1. SOFIYAH, S. Kep., Ns

2. EKO SISTYAWAN, S. Kep., Ns

3. ELOK FAOLA, S. Kep., Ns

TEGAL, MARET 2021

MENGETAHUI

KETUA KOMITE KEPERAWATAN


RSUD KARDINAH KOTA TEGAL

IMAM SYAFII, S. Kep., Ns., M.HKes

Anda mungkin juga menyukai