Perencanaan karangan yaitu semua tahap persiapan penulisan. Dimana, kegiatan menulis
bukanlah suatu kegiatan yang kebetulan, melainkan memang telah direncanakan. Dengan
begitu, penulis benar-benar siap mengungkapkan gagasannya melalui tulisan.
Secara teoritis, perencanaan karangan terdiri atas tiga tahapan, yaitu prapenulisan, penulisan,
dan pascapenulisan. Pada tahap prapenulisan, seorang penulis dituntut untuk mempersiapkan
bahan-bahan yang akan dijadikan tulisan. Persiapan ini meliputi penentuan tema, topik,
ataupun judul, tujuan penulisan, masalah yang akan dibahas, teknik pengumpulan bahan atau
teknik penelitian, penentuan buku rujukan penyusunan kerangka karangan, dan sebagainya.
Pada tahap penulisan, penulis dituntut untuk mengembangkan kerangka yang sudah dibuat
tadi. Dengan kalimat, ungkapan, frase, kata-kata, penulis mengembangkan kerangka tersebut
menjadi paragraf subbab, bab, wacana, akhirnya menjadi karya tulis yang utuh. Dan pada
tahap pascapenulisan, penulis mengurangi segala kekeliruan dan kekurangan yang mungkin
timbul. Pada tahap ini, penulis juga dapat menambah referensi dan merevisi penulisan yang
telah diketik sehingga menjadi tulisan yang sempurna. Tahap ini biasa disebut dengan tahap
revisi.
Menurut Sabarti Akhadiah (1994), ada 5 hal yang perlu diperhatikan dalam memilih topik di
antaranya:
Menurut Keraf (1979), ada beberapa langkah untuk merumuskan pembatasan topik, yaitu
sebagai berikut:
Sedangkan “judul” adalah nama, merek, atau label karangan. Judul bersifat eksplisit. Dengan
begitu, dapat dilihat bahwa pembaca menemukan judul sebelum membaca, sedangkan penulis
menentukan judul ketika atau setelah menulis. Karena biasanya langsung dibaca, judul sangat
menentukan tingkat ketertarikan pembaca terhadap karangan itu. Oleh sebab itu, dalam
menulis judul karangan ilmiah, penulis dituntut hal-hal sebagai berikut:
Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan ialah gambaran atau perencanaan menyeluruh yang akan mengarahkan
penulis dalam melakukan tindakan menyelesaikan tugasnya. Dengan mengetahui tujuan,
penulis akan dapat menentukan bahan tulisan, organisasi karangan, dan sudut pandang. Ada
dua cara menyatakan tujuan penulisan, yaitu:
1. Tesis
Tesis adalah rumusan singkat yang mengandung tema dasar dari sebuah karangan bila ada
sebuah tema karangan yang dominan. Tesis sama dengan sebuah kalimat utama dalam
paragraf. Oleh sebab itu, tesis tidak diperkenankan lebih dari satu kalimat. Dengan kalimat
tesis, penulis dapat menentukan bahan yang akan menjadi tulisan. Tesis digunakan jika
penulis ingin mengembangkan gagasan yang berupa tema seluruh tulisan.
2. Pengungkapan Maksud
Bahan Penulisan
Yang dimaksud dengan bahan penulisan ialah semua informasi yang digunakan untuk
mencapai tuluan penulisan. Informasi itu, mungkin merupakan teori, contoh-contoh, rincian
atau detil, perbandingan, sejarah kasus, fakta, hubungan sebab akibat, pengujian dan
pembuktian, angka-angka, kutipan, gagasan dan sebagainya.[5]
Dalam menulis karangan fiktif, sumber bahan yang utama adalah hasil imajinasi. Data
pengalaman berupa catatan harian dibumbui dengan khayalan disertai kemampuan
penulisnya dalam merangkai kata yang estetis dapat dengan mudah menghasilkan karya
fiktif. Pada karangan fiktif juga, penulis dituntut untuk memperhatikan kelogisan karangan
itu.
Sedangkan dalam menulis karangan nonfiksi (karya ilmiah), sumber bahan yang utama
adalah fakta dan data. Penulis dituntut untuk melaukan berbagai penelitian. Karangan ilmiah
ini tidak dapat dihasilkan hanya dengan melamun atau mengkhayal. Dengan adanya fakta dan
data, karya ilmiah harus mencakup syarat-syarat ilmiah, misalnya empiris, sistematis,
objektif, dan rasional. Adapun beberapa bahan yang dapat dijadikan sumber rujukan dalam
pnulisan karya-karya ilmiah, yaitu:
1. Bahan pustaka
Dalam karya ilmiah, untuk mendapatkan landasan teoritis, penulis dituntut mencari buku-
buku yang berhubungan dengan topik yang dibahas. Penulis harus mengumpulkan bahan-
bahan sumber yang bersifat teori dan bahan sumber asli yang berasal dari seorang tokoh.
2. Wawacara
Wawancara adalah salah satu cara mengumpulkan data dengan mengajukan pertanyaan
kepada seseorang yang dianggap berkompoten (berotoritas) mengenai hal yang ditulis.
Wawancara biasanya digunakan untuk mendapatkan data secara lisan. Alat bantu yang
digunakan dalam wawancara adalah alat perekam dan kamera video. Alat tersebut dapat
memudahkan penyalinan ke dalam bentuk tulis. Wawancara lebih dominan digunakan pada
penelitian lapangan, namun tidak menutup kemungkinan wawancara juga digunakan pada
penelitian perpustakaan, yaitu untuk mengkonfirmasi pendapat seorang tokoh yang kurang
jelas atau memperkuat pendapat seorang tokoh tentang pendapatnya.
3. Angket
Angket adalah pertanyaan yang digunakan untuk menjaring pendapat atau opini seseorang
tentang sesuatu. Jawaban pertanyaan sudah disediakan. Responden tinggal melingkari atau
menyilangnya.
4. Pengamatan
Agar dapat melakukan pengamatan secara cermat,kita perlu berlatih mengamati sebuah objek
dari jarak yang lebihdekat.Dalam hal ini tentunya diperlukan konsenyrasi dan minat yang
memadai .Jika kita tidak memeliki perhatian dan minat yang memadai maka kita akan
memperoleh bahan berupa kesan umum yang kerap sekali kurang jelas.
5. Kewenangan
Pendapat yang dikemukakan oleh orang yang berwenang, juga dapat dijadikan bahan
penulisan. Hanya dalam hal ini kita harus berhati hati dalam memilihnya. Sikap kritis kita
dituntut karena pendapat yang dikemukakan sering bersifat subjektif.
6. Penulisan Draft
Penulisan draft merupakan pengklasifikasian data yang telah terkumpul yang kemudian
disusun menjadi sebuah wacana yang terdapat dalam karangan.
7. Penyuntingan wacana
Dalam penulisan karangan hendaknya melakukan pengeditan ulang terhadap bahan yang
akan disajikan karena bahan tersebut harus sesuai dengan bahasa diksi, alinea dan kalimat.
Contohnya: Penulisan kutipan yang benar, penulisan kata serapan yang sesuai EYD.
Kerangka Karangan
Pengembangan Karangan
Revisi
Ini merupakan tahap pascapenulisan. Sebagaimana dinyatakan di atas, tulisan berupa kalimat,
wacana, dan bab yang merupakan hasil pengembangan kerangka, kemungkinan akan salah.
Kesalahan yang mungkin timbul, misalnya pengetikan, penemuan data baru sehingga data
lama perlu diganti, penemuan pendapat baru, dan sebagainya. Dengan adanya tahap revisi,
semua kesalahan dan kekurangan itu dapat diantisipasi.
Ada tujuh cara untuk merevisi karangan, di antaranya :
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
Perencanaaan karangan yaitu semua tahap persiapan penulisan. Dimana, kegiatan menulis
bukanlah suatu kegiatan yang kebetulan, melainkan memang telah direncanakan. Dengan
begitu, penulis benar-benar siap mengungkapkan gagasannya melalui tulisan.
Perencanaan karangan ilmiah adalah proses awal mengarang sampai dengan penulisan
akhir. Perencanaan ini mencakup prapenulisan, pengorganisasian keseluruhan penulisan,
penulisan, penyuntingan, dan presentasi.[1]
Tahapan penulisan:
1) Prapenulisan:
Menurut Minto Rahayu dalam buku Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi tahap
prapenulisan merupakan tahap perencanaan atau persiapan menulis yang mencakup beberapa
langkah yaitu:
a. menentukan topik atau judul, masalah, tujuan, dan kalimat tesis,
b. menyusun ragangan (garis besar isi dan menyempurnakannya menjadi kerangka karangan
lengkap setelah datanya lengkap),
c. menetapkan landasan teoritis,
d. menetapkan sumber data (primer, sekunder) dan cara mengumpulkannya,
e. menetapkan metode pembahasan,
f. menyusun daftar pustaka sementara, dan
g. menjadwalkan pelaksanaaanya.
2) Penulisan:
a. Menulis keseluruhan naskah secara konseptual, disertai kutipan atau data yang diperlukan;
b. Penulisan tersebut mencakup:
i. Bagian pelengkap pendahuluan seperti halaman judul, abstrak, kata
pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar tabel.
ii. Bagian naskah utama terdiri dari pendahuluan, bahasan utama, dan
kesimpulan dan saran.
Dalam merencanakan sebuah karangan supaya menghasilkan suatu karangan yang baik
dan sistematis, terdapat langkah-langkahnya yakni menentukan:
Pemilihan topik untuk karangan ilmiah, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan:
a. Bermanfaat untuk perkembangan ilmiah atau profesi penulis;
b. Menarik untuk ditulis dan dibaca;
c. Dikuasai dengan baik;
d. Bersifat terbatas dalam artian tidak terlalu luas;
e. Didukung data yang relevan;
Contoh dari perumusan tema, tujuan karangan, kalimat tesis, dan rumusan judul:
Tema : Meningkatkan penjualan sepatu buatan dalam negeri
Tujuan : Untuk menunjukkan bahwa sepatu buatan dalam negeri dapat
diupayakan agar lebih diminati oleh konsumen.
Tesis : Sepatu buatan dalam negeri dapat ditingkatkan penjualannya
dengan menambah daya saing agar lebih diminati konsumen
Judul : Sepatu Lokal, Kenapa Tidak?
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang: Isinya bahasan kesenjangan konsep ideal dan fakta, kajian pustaka, dan
penalaran yang menimbulkan masalah.
B. Perumusan Masalah: Isinya rumusan masalah dalam kalimat tanya yang akan dibahas dan
akhirnya akan dijawab dalam kesimpulan.
C. Tujuan penulisan: isinya target yang ingin dicapai.
D. Pembatasan Masalah: Isinya perincian ruang lingkup pembahasan, tempat penelitian, dan
waktunya.
E. Metode Pembahasan: Isinya metode yang digunakan dalam penelitian tersebut.
F. Sistematika Penulisan: Isinya adalah urutan-urutan sistem pembahasan.
II. LANDASAN TEORI: Rumusan teori yang berhubungan dengan topik yang akan dibahas,
misalnya: pengertian, bagian-bagian, dan lain-lain yang sifatnya teoritis.
III. HASIL PENELITIAN: Isinya adalah inti pembahasan. Biasanya merupakan aplikasi teori,
hasil dari seluruh penelitian.
IV. PENUTUP: Berisi kesimpulan (jawaban masalah) dan saran-saran jika ada.
V. DAFTAR PUSTAKA: Berisi referensi tentang penulisan.[10]
Kerangka karangan yang terdiri dari angka romawi
Misalnya:
Upaya meningkatkan penjualan sepatu bata di Asean 2004
I. Penjualan yang Sedang Berlangsung
II. Peningkatan Penjualan
III. Prospek Penjualan 2004
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan isi makalah di atas dapat disimpulkan bahwa:
1. Perencanaan karangan adalah semua tahap persiapan penulisan dari awal mengarang sampai
terbentuk sebuah karangan.
2. Tahap pembuatan perencanaan karangan ialah tahap prapenulisan, tahap penulisan dan tahap
penyuntingan (revisi).
3. Tahap prapenulisan merupakan tahap perencanaan atau persiapan menulis.
4. Tahap penulisan merupakan tahapan untuk menulis keseluruhan naskah secara konseptual,
disertai kutipan atau data yang diperlukan.
5. Tahap penyuntingan (revisi) yaitu tahapan yang terdiri atas penyuntingan naskah,
penyuntingan materi, dan penyuntingan bahasa.
6. Untuk menyusun karangan yang baik perlu diperhatikan dalam memilih judul, topik, tujuan
penulisan, bahan penulisan, dan penyusunan kerangka karangan.
7. Kerangka karangan merupakan rencana penulisan yang mengandung ketentuan bagaimana
kita menyusun karangan itu.
8. Tahap revisi ini bertujuan untuk memeriksa kembali tulisan yang telah jadi ataupun
memperbaiki berbagai kesalahan dan kekurangan dalam karya tulis.
http://saghinarius.blogspot.co.id/2014/05/makalah-bahasa-indonesia-perencanaan_8275.html
Perencanaan Karangan
Perencanaa Karangan
Perencanaan karangan adalah proses awal dalam membuat karangan sampai
dengan akhir penulisan. Penulisan sebuah karangan harus memenuhi persyaratan.Persyaratan ini
menyangkut isi, bahasa, dan teknik penyajian, Oleh sebab itu untuk membuat sebuah karangan
perlu direncanakan dan tentunya sesuai dengan pengelompokkan karangannya, baik menurut
bentuk, ragam, jenis, rumpun, ataupun macam karangannya. 1[1]
Topik:
Topik adalah berasal dari bahasa Yunani “topoi” yang berarti tempat, dalam tulis menulis berarti
pokok pembicaraan atau sesuatu yang menjadi landasan penulisan suatu artikel.
Tema:
Tema berasal dari bahasa Yunani “thithenai”, berarti sesuatu yang telah diuraikan atau sesuatu yang
telah ditempatkan. Tema merupakan amanat utama yang disampaikan oleh penulis melalui
karangannya. Dalam karang mengarang, tema adalah pokok pikiran yang mendasari karangan yang
akan disusun. Dalam tulis menulis, tema adalah pokok bahasan yang akan disusun menjadi tulisan.
Tema ini yang akan menentukan arah tulisan atau tujuan dari penulisan artikel itu. Menentukan
tema berarti menentukan apa masalah sebenarmya yang akan ditulis atau diuraikan oleh penulis.
3
Sumber Tema dapat berupa:
1. Pengalaman
Maka:
Pilih kalimat yang paling luas yang memuat objek tersebut atau pikirkan objek tersebut merupakan
2. Jika pilihan jawaban berupa kalimat sempit atau langsung pada isi bacaan
Maka : pilih satu kalimat yang dibicarakan dalam setiap paragraf yang ada.
Judul
Judul adalah nama yang dipakai untuk buku, bab dalam buku, kepala berita, dan lain-lain;
identitas atau cermin dari jiwa seluruh karya tulis, bersifat menjelaskan diri dan yang menarik
perhatian dan adakalanya menentukan wilayah (lokasi). Dalam artikel judul sering disebut juga
kepala tulisan.
Ada yang mendefinisikan Judul adalah lukisan singkat suatu artikel atau disebut juga
miniatur isi bahasan. Judul hendaknya dibuat dengan ringkas, padat dan menarik. Judul artikel
diusahakan tidak lebih dari lima kata, tetapi cukup menggambarkan isi bahasan.
1. Harus relevan, yaitu harus mempunyai pertalian dengan temanya, atau ada pertalian dengan
beberapa bagian penting dari tema tersebut.
2. Harus provokatif, yaitu harus menarik dengan sedemikian rupa sehingga menimbulkan keinginan
tahu dari tiap pembaca terhadap isi buku atau karangan.
3. Harus singkat, yaitu tidak boleh mengambil bentuk kalimat atau frase yang panjang, tetapi harus
berbentuk kata atau rangkaian kata yang singkat. Usahakan judul tidak lebih dari lima kata.
1. Judul langsung : Judul yang erat kaitannya dengan bagian utama berita, sehingga hubungannya
dengan bagian utama nampak jelas.
2. Judul tak langsung : Judul yang tidak langsung hubungannya dengan bagian utama berita tapi tetap
menjiwai seluruh isi karangan atau berita.
2. Temanya menjelaskan diri dan menarik sehingga mengundang orang untuk membacanya atau untuk
mempelajari isinya.
3. Merupakan gambaran global tentang arah, maksud, tujuan, dan ruang lingkupnya.
Judul yang dibuat atau dipilih harus memiliki daya tarik untuk mendorong orang membaca
karangan tersebut. Judul dapat berbentuk pertanyaan atau seruan,
misalnya:
- Narkoba? No Way!
dan sebagainya
Penulisan judul harus sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Huruf awal setiap
kata ditulis dengan huruf kapital, kecuali kata depan atau kata tugas yang berada di tengah. Kata
tugas yang berada di awal kalimat judul ditulis dengan huruf kapital.
Contoh hubungan antara tema, topik, tujuan, dan judul dalam perencanaan membuat karangan:
Topik, tema, dan judul pada dasarnya hampir sama maknanya, yaitu pokok pembicaraan
dalam diskusi atau dialog, pokok pikiran suatu karangan, dan nama yang digunakan untuk makalah
atau buku atau bahan sajak. Untuk jelasnya, marilah kita kutip apa yang dikemukakan oleh Pusat
Bahasa lewat Kamus Besar Bahasa Indonesia, sebagai berikut :
Topik
Pokok pembicaraan dalam diskusi, ceramah, karangan, dan sebagainya ; bahan diskusi. Hal yang
menarik perhatian umum waktu akhir-akhir ini ; bahan pembicaraan.
Tema
Pokok pikiran, dasar cerita ( yang dipercakapkan, dipakai sebagai dasar mengarang, mengubah sajak,
dan sebagainya ).
Judul
Nama yang dipakai untuk buku atau bab dalam buku yang dapat menyiratkan secara pendek isi buku
atau bab itu. Kepala karangan (cerita, drama; tajuk). Berjudul berarti berkepala karangan; bertajuk.
Jelas terlihat bahwa apa yang dikemukakan Kamus Besar Bahasa Indonesia menyiratkan
bahwa arti ketiga kata yang kita bicarakan ini sama adanya. Jika kita berdialog dengan seseorang,
biasanya kita memperbincangkan satu masalah tertentu, misalnya tentang banjir, tentang narkoba,
tentang sepak bola, dan lain sebagainya. Kalau yang kita bicarakan hanya satu masalah saja, maka
hal semacam itu topik tunggal. Akan tetapi, kadangkala kita mula-mula membicarakan satu masalah
4
saja, kemudian berkembang kepada masalah lain, maka topiknya menjadi banyak. Topik semacam
itu kita sebut multitopik atau topik ganda.
Tidak saja topik yang dapat dipecahan menjadi subtopik, tema dapat pula menjadi subtema,
judul menjadi subjudul. Dialog dengan subtopik seperti contoh tadi, merupakan komunikasi yang
efektif. Hal semacam itu harus diahindari dengan empathy, yaitu merasakan apa yang dirasakan
lawan bicara kita. Sebuah dialog bisa berhasil baik, jika keduanya berada dalam mood (suasana hati)
yang sama.
Judul dapat dikatakan sebagai jabaran topik atau tema. Karena itu judul harus mempu
mencerminkan topik atau tema, tidak boleh menyimpang dari intinya. Itulah sebabnya memilih judul
tidak selalu gampang. Dalam percakapan sehari-hari yang kurang penting, tidak biasa ditentukan
topiknya. Namun, dalam pembicaraan atau dialog khusus bisa saja ditentukan topiknya supaya
pihak-pihak bisa mempersiapkan diri.
Topik berasal dari bahasa Yunani yaitu “Topoi” yang berati tempat dalam tulis menulis,
pembicaraan atau sesuatu yang menjadi landasan penulisan. Maka dari itu topik dalam wacana
merupakan salah satu unsur yang penting dalam percakapan. Menurut Howe, topik itu merupakan
syarat terbentuknya wacana percakapan.
Tema merupakan amanat utama yang disampaikan oleh penulis melalui karangannya atau
dalam karang mengarang, tema juga adalah pokok pikiran yang mendasari karangan yang akan
disusun. Dalam tulis menulis, tema adalah pokok bahasan yang akan disusun menjadi tulisan. Tema
ini yang akan menentukan arah tulisan atau tujuan dari penulisan artikel itu. Menentukan tema
berarti menentukan apa masalah sebenarnya yang akan ditulis atau diuraikan.
Judul adalah sebuah nama yang dipakai untuk buku, bab dalam buku, atau kepala berita.
Dalam artikel judul sering disebut juga kepala tulisan. Ada yang mendefinisikan Judul adalah lukisan
singkat suatu artikel atau disebut juga miniatur isi bahasan. Judul hendaknya dibuat dengan ringkas,
padat dan menarik. Judul artikel diusahakan tidak lebih dari lima kata, tetapi cukup menggambarkan
isi bahasan.
Syarat topik bisa ditinjau dari 2 segi, yaitu topik yang baik bagi penulis dan topik yang baik bagi
pembaca.
Bagi penulis, topik yang baik yaitu berbasis pada kompetensi penulisnya yaitu
Bidang keahlian.
Temuan baru dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang diperlukan pembacanya.
Sedangkan bagi pembaca, topik itu baik jika layak dibaca. Artinya, topik tersebut dapat
mengembangkan kompetensi pembacanya, yaitu sesuai dengan:
Upaya pembaca untuk meningkatkan kecerdasan, kompetensi pengembangan akademik dan profesi.
Namun, jika ditinjau secara umum syarat topik yang baik yaitu:
1. Menarik untuk ditulis dan dibaca. Topik yang menarik bagi penulis akan meningkatkan kegairahan
dalam mengembangkan penulisannya, dan bagi pembaca akan mengundang minat untuk
membacanya.
2. Dikuasai dengan baik oleh penulis minimal prinsip-prinsip ilmiah. Untuk menghasilkan tulisan yang
baik, penulis harus menguasai teori-teori (data sekunder), data di lapangan (data primer). Selain itu,
penulis juga harus menguasai waktu, biaya, metode pembahasan, bahasa yang digunakan, dan
bidang ilmu.
7. Tema yang dipilih memiliki data dan fakta yang obyektif.
Awal kata harus huruf kapital kecuali preposisi dan konjungsi,
Logis,
Pembatasan Topik
Menurut Sabarti Akhadiah (1994:211), ada lima hal yang perlu diperhatikan dalam
memilih topik:
1) Ada manfaatnya untuk perkembangan ilmu atau profesi
2) Cukup menarik untuk dibahas
3) Dikenal dengan baik
4) Bahannya mudah diperoleh
5) Tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit
Keraf (1979: 113) merumuskan kiat pembatasan topik adalah dengan langkah
sebagai berikut :
Pertama, tetapkan topik yang ingin dibahas dalam suatu kedudukan sentral.
Kedua, ajukanlah pertanyaan, apakah yang berada dalam kedudukan sentral itu masih dapat
diperinci lebih lanjut? Bila dapat, tempatkanlah perincian itu di sekitar lingkaran topik yang pertama
tadi.
Ketiga, tetapkanlah yang mana dari perincian tadi yang akan dipilih.
Keempat, ajukanlah pertanyaan apakah sektor tadi masih perlu diperinci lebih lanjut? Demikian
dilakukan berulang sampai diperoleh topik yang sangat khusus. 5[5]
Pembatasan sebuah topik mencangkup konsep, variabel, data, lokasi atau lembaga dan
waktu pengumpulan data. Topik yang terlalu luas menghasilkan tulisan yang dangkal, tidak
mendalam, dan tidak tuntas. Selain itu, pembahasan menjadi tidak fokus pada masalah utama yang
ditulis atau dibaca. Akibatnya, pembahasan menjadi panjang, namun tidak berisi. Sebaliknya, topik
yang terlalu sempit menghasilkan tulisan yang tidak (kurang) bermanfaat bagi pembacanya. Selain
itu, karangan menjadi sulit dikembangkan, tidak menarik untuk dibahas atau pun dibaca. Maka dari
itu, pembahasan topik dilakukan secara cermat, sesuai dengan kemampuan, tenaga, waktu, tempat,
dan kelayakan yang dapat terima oleh pembacanya. Contoh pembatasan topik: “Upaya
mengembangkan kualitas perawatan yang bermutu bagi pelayanan pasien di Rumah Sakit”. Jadi,
kualitas perawatan ini dikembangkan terbatas bagi pelayanan pasien di Rumah Sakit.
Contoh Penentuan Topik, Tema dan judul dalam membuat suatu karangan adalah :
Tema : Apakah sebab-sebab terjadinya banjir dan bagaimanakah cara mengatasi akibat banjir
tersebut.
5
Judul : Penanggulangan akibat banjir di Bandung Selatan.
Ada dua cara untuk menyatakan tujuan penulisan, yaitu : tesis dan pernyataan
maksud.
1) Tesis
Tesis adalah rumusan singkat yang mengandung tema dasar dari sebuah karangan bila ada
sebuah tema karangan yang dominan. Tesis sama dengan sebuah kalimat utama dalam paragraf.
Oleh sebab itu, tesis tidak diperkenankan lebih dari satu kalimat. 6[6]
2) Pengungkapan Maksud
Pengungkapan maksud dilakukan tidak bermaksud untuk mengembangkan ide sentral. 7[7]
Contoh tujuan pada karangan berbentuk narasi:
Tema : Kisah usaha seorang kakak untuk membelikan adiknya boneka dari hasil menyemir sepatu.
Tujuan : Menggugah simpati pembaca untuk ikut memikirkan betapa susahnya hidup orang tak
mampu tapi tetap menyayangi saudaranya.
Contoh tujuan pada karangan argumentasi:
Tema : Bahaya kecanduan rokok
Tujuan : Menggugah orang yang terbiasa merokok agar mengurangi kebiasaan merokok.
7
Dalam menulis karangan fiktif, sumber bahan yang utama adalah hasil imajinasi. Bahan
utama karya ilmiah ialah fakta dan data. Untuk mendapatkan itu, yang harus dilakukan oleh seorang
penulis nonfiksi adalah penelitian (research), baik penelitian perpustakaan (library research),
maupun penelitian lapangan (field research). Dengan demikian, jika dibandingkan dengan karangan
fiktif tadi, sebuah tulisan ilmiah tidak dapat dihasilkan hanya dengan melamun atau mengkhayal.
Dengan adanya fakta dan data, karya ilmiah harus mencukupi syarat-syarat ilmiah misalnya: empiris,
sistematis, objektif, dan rasional.
1) Bahan Pustaka
Ada dua macam bahan pustaka yang harus penulis kumpulkan. Yang pertama, bahan bahan
sumber yang bersifat teori. Ini biasanya digunakan untuk mencari definisi, pengertian, atau
terminologi dan lain-lain dari bahan penelitian. Bahan teori ini biasanya merupakan sumber dari bab
dua baik penelitian kualitatif maupun kuantitatif. Yang kedua, bahan sumber asli yang berasal dari
seorang tokoh. Ini biasanya digunakan untuk studi tokoh atau pendapat seorang tokoh. Sumber
seperti ini biasanya digunakan untuk studi literatur.
2) Wawancara
Wawancara (interview) adalah salah satu cara mengumpulkan data dengan mengajukan
pertanyaan kepada seseorang yang dianggap berkompeten (berotoritas) tentang yang ditulis.
Wawancara biasanya digunakan untuk mendapatkan data secara lisan.
3) Angket
Angket (quetioner) adalah pertanyaan yang digunakan untuk menjaring pendapat (opini)
orang tentang sesuatu. Jawaban pertanyaan sudah disediakan. Responden tinggal melingkari atau
menyilangnya.
Bentuk Kerangka
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang: Isinya bahasan kesenjangan konsep ideal dan fakta, kajian pustaka, dan penalaran
yang menimbulkan masalah.
B. Perumusan Masalah: Isinya rumusan masalah dalam kalimat tanya yang akan dibahas dan akhirnya
akan dijawab dalam kesimpulan.
C. Tujuan Penulisan: Isinya target yang ingin dicapai.
D. Pembatasan Masalah: Isinya perincian ruang lingkup pembahasan, tempat penelitian, dan waktunya.
E. Metode Pembahasan: Isinya metode yang digunakan dalam penelitian tersebut.
F. Sistematika Penulisan: Isinya adalah urutan-urutan dan system pembahasan.
II. LANDASAN TEORI: Rumusan teori yang berhubungan dengan topik yang akan dibahas, misalnya:
pengertian, bagian-bagian, dan lain-lain yang sifatnya teoritis.
III. HASIL PENELITIAN Isinya inti pembahasan. Biasanya merupakan aplikasi teori, hasil dari seluruh
penelitian.
IV. PENUTUP biasanya berisi kesimpulan (jawaban masalah) dan saran-saran jika ada.
F. Revisi
Berikut ini contoh teks karangan yang perlu disunting karena masih mengandung beberapa
kesalahan. Bacalah baik-baik!
Saat aku masih berusia 9 tahun pada saat liburan kenaikan kelas, bersama keluarga pergi
berlibur ke Bail. Pada saat itulah aku mendapat pengalaman yang berharga. Pada hari pertama di
Bali, kami di sambut seorang pemandu yang sangat lucu. Dia memperkenalkan dirinya dan mengajak
kami naik ke bus. Kami di antar kesebuah hotel, yang kawasannya berada di depan pantai kuta.
Pantai kuta adalah merupakan salah satu pantai yang terkenal di bali. Seharian penuh kami
sekeluarga main main di sekitar pantai itu. Menjelang hari sore, aku bermain di pantai sambil
mengumpulkan kerang kerang kecil juga sambil menanti tenggelamnya mata hari.pemandangan
mata hari terbenam saat itu sangatlah indah. Setelah itu sekeluarga kami kembali ke hotel untuk
beristirahat dan menantikan esok hari.
Saat aku masih berusia 9 tahun pada saat liburan kenaikan kelas, bersama dengan keluarga
pergi berlibur ke Bali. Pada saat itulah aku mendapat pengalaman yang berharga. Pada hari pertama
di Bail, kami di sambut seorang pemandu yang sangat lucu. Dia memperkenalkan dirinya dan
mengajak kami naik ke bus. Kami di antar kesebuah hotel, yang kawasannya berada di depan pantai
kuta. Pantai kuta adalah merupakan salah satu pantai yang terkenal di bali. Seharian penuh kami
sekeluarga main main di sekitar pantai itu. Menjelang hari sore, aku bermain di pantai sambil
mengumpulkan kerang kerang kecil juga sambil menanti tenggelamnya mata hari.pemandangan
matahari terbenam saat itu sangatlah indah. Setelah itu sekeluarga kami kembali ke hotel untuk
beristirahat dan menantikan esok hari.
Bandingkanlah naskah yang belum dikoreksi dengan naskah hasil koreksi berikut ini:
Ketika berusia 9 tahun, pada saat liburan kenaikan kelas, aku pergi berlibur ke Bali bersama
keluarga. Pada saat itulah aku mendapat pengalaman berharga. Pada hari pertama di Bali, kami
disambut seorang pemandu yang sangat lucu. Dia memperkenalkan diri dan mengajak kami naik bus.
Kami diantar ke sebuah hotel yang terletak di depan Pantai Kuta. Pantai Kuta adalah salah satu
pantai yang terkenal di Bali. Seharian penuh kami sekeluarga bermain di pantai itu. Menjelang sore,
aku mengumpulkan kerang-kerang kecil sambil menanti tenggelamnya matahari. Pemandangan
matahari saat terbenam sangatlah indah. Setelah itu, kami kembali ke hotel untuk beristirahat dan
menantikan hari esok.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Perencanaan karangan adalah proses awal dalam membuat karangan sampai dengan akhir penulisan.
Tahap-tahap dalam menulis karangan adalah :
1. Tahap Prapenulisan
2. Tahap Penulisan
3. Tahap Revisi
Dalam merencanakan sebuah karangan agar menghasilkan karangan yang baik dan sistematis,
terdapat langkah-langkah yang harus dilalui yakni menentukan:
1. Tema, Topik dan Judul Karangan
2. Tujuan Penulisan
3. Bahan Penulisan
4. Pembuatan Kerangka Karangan
5. Pengembangan Kerangka Karangan, dan
6. Revisi
Saran
Mungkin inilah yang diwacanakan pada penulisan kelompok ini meskipun penulisan ini jauh
dari sempurna minimal kita mengimplementasikan tulisan ini. Masih banyak kesalahan dari
penulisan kelompok kami, karna kami manusia yang adalah tempat salah dan dosa: dalam hadits “al
insanu minal khotto’ wannisa’, dan kami juga butuh saran/ kritikan agar bisa menjadi motivasi untuk
masa depan yang lebih baik daripada masa sebelumnya. Kami juga mengucapkan terima kasih atas
dosen mata kuliah Bahasa Indonesia Ibu Dra. Siti Sahara, yang telah memberi kami tugas kelompok
demi kebaikan diri kita sendiri dan untuk negara dan bangsa.
http://khoirulfahrudin28.blogspot.co.id/2013/09/perencanaan-karangan.html
Perencanaan Karangan
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan kenikmatan dan karunia-Nya kepada
seluruh hamba-Nya. Sholawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada Nabi besar kita,
Nabi akhir zaman, Nabi Muhammad SAW. yang telah menuntun kita dari zaman kebodohan ke
zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Keterbatasan ilmu yang dimiliki oleh penyusun merupakan kelemahan, kekurangan, dan
kekeliruan dalam pembuatan makalah ini. Penyusun meminta maaf yang sebesar-besarnya apabila
dalam susunan, inti makalah dan lain sebagainya terdapat hal yang kurang berkenan di hati
pembaca.
Sekian yang dapat penyusun sampaikan. Semoga apa yang telah berbagai pihak lakukan demi
tersusunnya makalah ini, mendapatkan imbalan yang setimpal dari Allah SWT.
Penulis
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Begitu banyak para pelajar yang masih keliru tentang penulisan sebuah karangan. Untuk
membuat karangan formal, seperti makalah, skripsi, tesis, disertasi, dan sebagainya, seorang penulis
dituntut memenuhi beberapa persyaratan. Persyaratan tersebut antara lain teknik penyajian, isi, dan
bahasa. Dengan begitu, seorang penulis benar-benar siap mengemukakan gagasannya dalam bahasa
tulis secara terorganisasi. Ini mengisyaratkan bahwa menulis bukan sesuatu yang kebetulan, namun
memang sudah direncanakan.
Dalam melakukan sebuah penulisan, tentu kita membutuhkan suatu perencanaan. Perencanaan
itu yang akan membantu kita untuk membuat sebuah tulisan yang terstruktur, terurut, dan tidak
berantakan. Dalam perencanaan penulisan, dibutuhkan juga sebuah teknik penulisan, dan kerangka
karangan. Kerangka karangan ini akan memudahkan kita untuk mengembangkan apa yang hendak
kita tulis.
Namun dibalik itu semua, yang perlu diperhatikan adalah hal-hal dalam melakukan perencanaan
penulisan yang nantinya akan dilanjutkan menjadi sebuah tulisan yang baik. Dan pada makalah ini
akan dibahas tentang perencanaan karangan.
B.
Rumusan Masalah
C.
Tujuan Penulisan
D. Pembatasan Masalah
Agara pembahasn kita pada makalah ini tidak melebar luas atau bahkan menyimpang dari pokok
bahasan, maka penulis membatasi pembahasn makalah ini, yaitu:
2. Tujuan penulisan
3. Bahan-bahan penulisan
4. Kerangka Karangan
E. Sistematika Penulisan
Makalah ini, disusun dengan menggabungkan materi dari berbagai buku sumber dan dilengkapi
dengan wacana-wacana mengenai perencanaan karangan yang penulis dapat dari layanan internet.
BAB II
PERENCANAAN KARANGAN
Perencanaan karangan yaitu semua tahap persiapan penulisan. Dimana, kegiatan menulis
bukanlah suatu kegiatan yang kebetulan, melainkan memang telah direncanakan. Dengan begitu,
penulis benar-benar siap mengungkapkan gagasannya melalui tulisan.
Secara etimologis, kata “tema” berasal dari bahasa Yunani, yaitu tithenai,yang berarti “sesuatu yang
telah ditempatkan” atau “sesuatu yang telah diuraikan”. Sedangkan menurut istilah, tema
yaitu amanat utama yang disampaikan oleh penulis melalui karangannya. Dalam karang mengarang,
tema adalah pokok pikiran yang mendasari karangan yang akan disusun. Dalam tulis menulis, tema
adalah pokok bahasan yang akan disusun menjadi tulisan. Tema ini yang akan menentukan arah
tulisan atau tujuan dari penulisan artikel itu. Menentukan tema berarti menentukan apa masalah
sebenarmya yang akan ditulis atau diuraikan.[2] Dengan kata lain, tema adalah pokok pikiran,
dasar cerita, yang dipercakapkan, dipakai sebagai dasar mengarang. Adapun kajian tema, yaitu: buah
pikir, gambaran perwatakan, alur cerita, dan ungkapan-ungkapan.[3]
Secara etimologis, “topik” berasal dari bahasa Yunani, yaitu topoi, yang berarti “tempat”.
Sedangkan menurut istilah, topik adalah sesuatu yang sudah dinyatakan dan harus dibatasi. Topik
juga dapat diartikan sebagai segala hal yang ingin dibahas atau pokok pembicaraan. Topik
bersifat implisit. Dengan begitu, biasanya penulis menentukan topik yang ingin dibahasnya sebelum
menulis, sedangkan pembaca mengetahui topik tulisan setelah membaca. Dalam karya ilmiah,
biasanya topik dapat serta-merta menjadi judul. Berdasarkan uraian ini, maka topik yang sudah
sangat spesifik di atas dapat langsung dijadikan judul.
Menurut Sabarti Akhadiah (1994), ada 5 hal yang perlu diperhatikan dalam memilih topik di
antaranya:
Menurut Keraf (1979), ada beberapa langkah untuk merumuskan pembatasan topik, yaitu
sebagai berikut:
3. Pilih salah satu dari perincian tersebut yang akan dipilih sebagai topik tulisan
Sedangkan “judul” adalah nama, merek, atau label karangan. Judul bersifat eksplisit. Dengan
begitu, dapat dilihat bahwa pembaca menemukan judul sebelum membaca, sedangkan penulis
menentukan judul ketika atau setelah menulis. Karena biasanya langsung dibaca, judul sangat
menentukan tingkat ketertarikan pembaca terhadap karangan itu. Oleh sebab itu, dalam menulis
judul karangan ilmiah, penulis dituntut hal-hal sebagai berikut:
3. Sesingkat mungkin
4. Sejelas mungkin
5. Provokatif.[4]
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan ialah gambaran atau perencanaan menyeluruh yang akan mengarahkan penulis
dalam melakukan tindakan menyelesaikan tugasnya. Dengan mengetahui tujuan, penulis akan dapat
menentukan bahan tulisan, organisasi karangan, dan sudut pandang. Ada dua cara menyatakan
tujuan penulisan, yaitu:
1. Tesis
Tesis adalah rumusan singkat yang mengandung tema dasar dari sebuah karangan bila ada
sebuah tema karangan yang dominan. Tesis sama dengan sebuah kalimat utama dalam paragraf.
Oleh sebab itu, tesis tidak diperkenankan lebih dari satu kalimat. Dengan kalimat tesis, penulis dapat
menentukan bahan yang akan menjadi tulisan. Tesis digunakan jika penulis ingin mengembangkan
gagasan yang berupa tema seluruh tulisan.
2. Pengungkapan Maksud
D. Bahan Penulisan
Yang dimaksud dengan bahan penulisan ialah semua informasi yang digunakan untuk mencapai
tuluan penulisan. Informasi itu, mungkin merupakan teori, contoh-contoh, rincian atau detil,
perbandingan, sejarah kasus, fakta, hubungan sebab akibat, pengujian dan pembuktian, angka-
angka, kutipan, gagasan dan sebagainya.[5]
Dalam menulis karangan fiktif, sumber bahan yang utama adalah hasil imajinasi. Data
pengalaman berupa catatan harian dibumbui dengan khayalan disertai kemampuan penulisnya
dalam merangkai kata yang estetis dapat dengan mudah menghasilkan karya fiktif. Pada karangan
fiktif juga, penulis dituntut untuk memperhatikan kelogisan karangan itu.
Sedangkan dalam menulis karangan nonfiksi (karya ilmiah), sumber bahan yang utama adalah
fakta dan data. Penulis dituntut untuk melaukan berbagai penelitian. Karangan ilmiah ini tidak dapat
dihasilkan hanya dengan melamun atau mengkhayal. Dengan adanya fakta dan data, karya ilmiah
harus mencakup syarat-syarat ilmiah, misalnya empiris, sistematis, objektif, dan rasional. Adapun
beberapa bahan yang dapat dijadikan sumber rujukan dalam pnulisan karya-karya ilmiah, yaitu:
1. Bahan pustaka
Dalam karya ilmiah, untuk mendapatkan landasan teoritis, penulis dituntut mencari buku-buku
yang berhubungan dengan topik yang dibahas. Penulis harus mengumpulkan bahan-bahan sumber
yang bersifat teori dan bahan sumber asli yang berasal dari seorang tokoh.
2. Wawacara
Wawancara adalah salah satu cara mengumpulkan data dengan mengajukan pertanyaan kepada
seseorang yang dianggap berkompoten (berotoritas) mengenai hal yang ditulis. Wawancara biasanya
digunakan untuk mendapatkan data secara lisan. Alat bantu yang digunakan dalam wawancara
adalah alat perekam dan kamera video. Alat tersebut dapat memudahkan penyalinan ke dalam
bentuk tulis. Wawancara lebih dominan digunakan pada penelitian lapangan, namun tidak menutup
kemungkinan wawancara juga digunakan pada penelitian perpustakaan, yaitu untuk mengkonfirmasi
pendapat seorang tokoh yang kurang jelas atau memperkuat pendapat seorang tokoh tentang
pendapatnya.
3. Angket
Angket adalah pertanyaan yang digunakan untuk menjaring pendapat atau opini seseorang
tentang sesuatu. Jawaban pertanyaan sudah disediakan. Responden tinggal melingkari atau
menyilangnya.[6]
4. Pengamatan
Agar dapat melakukan pengamatan secara cermat,kita perlu berlatih mengamati sebuah objek
dari jarak yang lebihdekat.Dalam hal ini tentunya diperlukan konsenyrasi dan minat yang memadai
.Jika kita tidak memeliki perhatian dan minat yang memadai maka kita akan memperoleh bahan
berupa kesan umum yang kerap sekali kurang jelas.
5. Kewenangan
Pendapat yang dikemukakan oleh orang yang berwenang, juga dapat dijadikan bahan penulisan.
Hanya dalam hal ini kita harus berhati hati dalam memilihnya. Sikap kritis kita dituntut karena
pendapat yang dikemukakan sering bersifat subjektif.
6. Penulisan Draft
Penulisan draft merupakan pengklasifikasian data yang telah terkumpul yang kemudian disusun
menjadi sebuah wacana yang terdapat dalam karangan.
7. Penyuntingan wacana
Dalam penulisan karangan hendaknya melakukan pengeditan ulang terhadap bahan yang akan
disajikan karena bahan tersebut harus sesuai dengan bahasa diksi, alinea dan kalimat.
Contohnya: Penulisan kutipan yang benar, penulisan kata serapan yang sesuai EYD.
E. Kerangka Karangan
Menyusun kerangka karangan merupakan tahap terakhir dari prapenulisan. Yang mempengaruhi
kerangka karangan ini ialah tujuan dan bahan penulisan. Menyusun kerangka pada hakikatnya
membagi topik ke dalam subtopik dan selanjutnya ke dalam sub-subtopik yang lebih kecil.
Dalam proses penyusunan kerangka karangan ada tahap yang harus dijalani, yaitu memlih topik,
mengumpulkan informasi, mengatur gagasan dan menulis kerangka itu sendiri. Adapun langkah-
langkah penyusunan kerangka karangan adalah sebagai berikut:
b. Menyeleksi ide-ide
d. Pengumpulan Data[7]
F. Pengembangan Karangan
Setelah kerangka selesai, tahap selanjutnya adalah mengembangkan kerangka tersebut menjadi
kalimat, wacana, dan bab. Kalimat, wacana, dan bab tidak langsung menjadi tulisan yang benar dan
utuh namun masih dapat diperbaiki dan direvisi. Dengan kata lain, jarang sekali ada tulisan yang
langsung menjadi sebuah artikel, tanpa adanya tahap revisi.
G. Revisi
Ini merupakan tahap pascapenulisan. Sebagaimana dinyatakan di atas, tulisan berupa kalimat,
wacana, dan bab yang merupakan hasil pengembangan kerangka, kemungkinan akan salah.
Kesalahan yang mungkin timbul, misalnya pengetikan, penemuan data baru sehingga data lama
perlu diganti, penemuan pendapat baru, dan sebagainya. Dengan adanya tahap revisi, semua
kesalahan dan kekurangan itu dapat diantisipasi.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
a. Prapenulisan (penentuan tema, topik, judul, tujuan penulisan, masalah yang akan dibahas, teknik
pengumpulan bahan atau teknik penelitian, penentuan buku rujukan penyusunan kerangka
karangan)
c. Pascapenulisan (pengurangan segala kekeliruan dan kekurangan yang mungkin timbul, penambahan
referensi dan perevisian penulisan yang telah diketik)
3. Tema adalah pokok pikiran yang mendasari karangan yang akan disusun.
a. Tesis
b. Pengungkapan Maksud
7. Adapun beberapa bahan yang dapat dijadikan sumber rujukan dalam pnulisan karya-karya ilmiah,
yaitu:
a. Bahan pustaka
b. Wawacara
c. Angket
d. Pengamatan
e. Kewenangan
f. Penulisan Draft
g. Penyuntingan wacana
DAFTAR PUSTAKA
Gani, Ramlan A. dan Mahmud Fitriyah. Disilin Berbahasa Indonesia. Jakarta: FITK PRESS. 2011.
http://rayapost.blogspot.com/2009/03/perencanaan-karangan.html
Kasim, Razali. Sastra Bandingan: Ruang Lingkup & Metode. Medan: Usu Press, Edisi Pertama, Cet. I., 1996.
Provost, Gary. 100 Cara untuk Peningkatan Penulisan Anda. Semarang: Dahara prize, Cet. ke 2. 1989.
Widjono. Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi. Jakarta:
Grasindo. 2008.
[3] Razali Kasim. Sastra Bandingan: Ruang Lingkup & Metode. (Medan: Usu Press, Edisi Pertama, Cet. I., 1996).
hlm. 101
[5] http://rayapost.blogspot.com/2009/03/perencanaan-karangan.html
[7] http://rayapost.blogspot.com/2009/03/perencanaan-karangan.html
[8] Gary Provost. 100 Cara untuk Peningkatan Penulisan Anda. (Semarang: Dahara prize, Cet. ke 2. 1989). hlm.
119-127
http://aakaspsk.blogspot.co.id/