Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

MATA KULIAH :

DOSEN PENGAMPU : Bunga Intan

Disusun Oleh :

Nama  : Ferry Julio Amanah Pratama


Kelas : Raguler A/(Gabungan)
Nim : 2002030010
Prodi : Sistem Informasi

UNIVERSITAS BINA INSAN LUBUKLINGGAU

TAHUN AJARAN 2021/2022


KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb

Puji dan Syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat, Hidayah dan Karunia-nya sehingga saya dapat menyusun makalah ini
dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini, saya akan membahas mengenai
“Pertambangan”.

Saya juga mengucapkan terimakasih kepada Bapak Wakvhid Nur Mukhlis selaku dosen mata
kuliah PKBI yang telah yang telah memberikan tugas mengenai kerusakan lingkungan. Saya
menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena
itu saran serta kritik yang dapat membangun dari pembaca sangat saya harapkan guna
penyempurnaan pada makalah selanjutnya.

Harapan saya semoga makalah ini bisa membantu menambah wawasan, pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Demikian makalah ini saya buat, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita
semua.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Lubuklinggau, 4 Juni 2021

      Penulis

DAFTAR ISI
        

Kata Pengantar……………………………………………………………............................

Daftar Isi………………………………………………………………..................................

BAB I Pendahuluan

A. Latar Belakang………………………………………………….. .............................


B. Rumusan masalah……………………………………………....................................
C. Tujuan…………………………………………………………………………….....
D. Manfaat……………………………………………………………………………..

BAB II Pembahasan

A. Kegiatan penambangan…………………………………………………………......
B. Dampak Aktifitas Penambangan……………………………………………………
C. Solusi Kegiatan Penambangan……………………………………………………..

BAB III Penutup

3.1 Kesimpulan……………………………………………………………...........................

3.2 Saran………………………………....………………………….....................................

Daftar Pustaka

BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara kepulauan yang mempunyai potensi sumber
daya alam yang melimpah, baik itu sumber daya alam hayati maupun sumber daya
alam non-hayati. Sumber daya mineral merupakan salah satu jenis sumber daya non-
hayati. Sumber daya mineral yang dimiliki oleh Indonesia sangat beragam baik dari
segi kualitas maupun kuantitasnya. Endapan bahan galian pada umumnya tersebar
secara tidak merata di dalam kulit bumi. Sumber daya mineral tersebut antara lain :
minyak bumi, emas, batu bara, perak, timah, dan lain-lain. Sumber daya itu diambil
dan dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan manusia.
Sumber daya alam merupakan salah satu modal dasar dalam pembangunan
nasional, akan tetapi kegiatan–kegiatan penambangan selain menimbulkan dampak
positif juga dapat menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan hidup terutama
perusahaannya, bentang alam, berubahnya estetika lingkungan, habitat flora dan fauna
menjadi rusak, penurunan kualitas tanah, penurunan kualitas air atau penurunan
permukaan air tanah, timbulnya debu dan kebisingan.
Industri pertambangan merupakan salah satu industri yang diandalkan
pemerintah Indonesia untuk mendatangkan devisa. Selain mendatangkan devisa
industri pertambangan juga menyedot lapangan kerja dan bagi Kabupaten dan Kota
merupakan sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD). Kegiatan pertambangan
merupakan suatu kegiatan yang meliputi: Eksplorasi, eksploitasi, pengolahan
pemurnian, pengangkutan mineral/bahan tambang. Industri pertambangan selain
mendatangkan devisa dan menyedot lapangan kerja juga rawan terhadap pengrusakan
lingkungan. Banyak kegiatan penambangan yang mengundang sorotan masyarakat
sekitarnya karena pengrusakan lingkungan, apalagi penambangan emas tanpa izin
yang selain merusak lingkungan juga membahayakan jiwa penambang karena
keterbatasan pengetahuan si penambang dan juga karena tidak adanya pengawasan
dari dinas instansi terkait (Yudhistira, 2008 dalam Ahyani 2011).

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Kegiatan penambangan.
2. Damak aktivitas pertambangan
3. Apakah solusi dari permasalahan tersebut?

C. Tujuan
1. Mengetahui kegiatan penambangan.
2. Mengetahui Dampak aktivitas penambangan
3. Menemukan solusi dari permasalahan tersebut.

D. Manfaat
1. Sebagai penambah wawasan mengenai aktivitas pertambangan
2. Mengetahui dampak akibat kegiatan pertambangan
3. Mencari solusi akibat dari kegiatan penambangan

BAB II
PENBAHASAN

A. KEGIATAN PENAMBANGAN
Usaha pertambangan merupakan kegiatan untuk mengoptimalkan pemanfaatan
sumber daya alam tambang (bahan galian) yang terdapat dalam bumi Indonesia.
Pembangunan pertambangan bertujuan untuk menyediakan bahan baku bagi industri
dalam negeri, meningkatkan ekspor dan penerimaan negara serta memperluas kesempatan
berusaha dan lapangan kerja. 

Usaha pertambangan adalah kegiatan dalam rangka pengusahaan mineral atau batu
bara yang meliputi tahapan kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan,
kostruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta
pasca tambang. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa usaha pertambangan
bahan-bahan galian dibedakan menjadi 8 (delapan) macam yaitu:

1. Penyelidikan umum, adalah tahapan kegiatan pertambangan untuk mengetahui


kondisi geologi regional dan indikasi adanya mineralisasi.
2. Eksplorasi, adalah tahapan kegiatan usaha pertambangan untuk memperoleh
informasi secara terperinci dan teliti tentang lokasi, bentuk, dimensi, sebaran, kualitas,
dan sumber daya terukur dari bahan galian, serta informasi mengenai lingkungan
sosial dan lingkungan hidup.
3. Operasi produksi, adalah tahapan kegiatan usaha pertambangan yang meliputi
konstruksi, penambangan, pengolahan, pemurnian, termasuk pengangkutan dan
penjualan, serta sarana pengendalian dampak lingkungan sesuai dengan hasil studi
kelayakan.
4. Konstruksi, adalah kegiatan usaha pertambangan untuk melakukan pembangunan
seluruh fasilitas operasi produksi, termasuk pengendalian dampak lingkungan.
5. Penambangan, adalah bagian kegiatan usaha pertambangan untuk memproduksi
mineral dan/atau batu bara dan mineral ikutannya.
6. Pengolahan dan pemurnian, adalah kegiatan usaha pertambangan untuk meningkatkan
mutu mineral dan/atau batu bara serta untuk memanfaatkan dan memperoleh mineral
ikutan.
7. Pengangkutan, adalah kegiatan usaha pertambangan untuk memindahkan mineral
dan/atau batu bara dari daerah tambang dan/atau tempat pengolahan dan pemurnian
sampai tempat penyerahan.
8. Penjualan, adalah kegiatan usaha pertambangan untuk menjual hasil pertambangan
mineral atau batu bara.

B. DAMPAK AKTIFITAS PERTAMBANGAN


Pertambangan adalah rangkaian kegiatan dalam rangka upaya pencarian,
penambangan (penggalian), pengolahan, pemanfaatan dan penjualan bahan galian
(mineral, batu bara, panas bumi, migas).
Dampak dari pertambangan dibagi menjadi dua yaitu, dampak positif dan
dampak negatif.

1) Dampak Positif
a. Terhadap lingkungan
meningkatnya devisa negara dan pendapatan asli daerah serta
menampung tenaga kerja.
b. masyarakat sekitar dapat memperoleh pekerjaan dari pertambangan tersebut.
c. Sisi Ekonomi dan Sumber Daya Manusia
Tidak dapat dipungkiri baik secara langsung maupun tidak langsung
sebagian besar dengan adanya kegiatan penambangan dan adanya perusahaan
pertambangan disuatu daerah akan berdampak secara sistematik pada segi
ekonomi masyarakat daerah tersebut.
Hal ini dapat terlihat dari peningkatan pendapatan perbulan masyarakat
disekitar perusahaan pertambangan tersebut. Peningkatan pendapatan ini
disebabkan oleh adanya penerimaan tenaga Kerja yang dilakukan oleh
perusahaan untuk mendukung kegiatan operasional. Meliputi tenaga managerial,
teknis tambang, teknis operasional dan tenaga kerja pendukung.
d. Memasok Kebutuhan Energi.
Kegiatan penambangan oleh perusahaan pertambangan khususnya
penambangan bahan-bahan tambang yang pengunaan akhirnya sebagai sumber
energi secara langsung akan berdampak pada peningkatan dan mpemenuhan
permintaan pasokan energi khususnya didaerah tersebut dan pada daerah lain
secara luas.
e. Memacu Pembangunan.
Pembangunan didaerah kegiatan penambangan dan perusahaan
pertambangan tentunya akan terus berkembang pesat sejalan dengan kegiatan
penambangan itu sendiri. Pembangunan insfrastruktur pendukung kegiatan
penambangan itu sendiri tentunya akan memicu peningkatan pembangunan
didaerah tersebut guna mendukung kebutuhan perusahaan dan kegiatan
penambangan itu sendiri mulai dari segi sosial, kesehatan, perekonomian dan
lain-lain.
Seperti diterangkan sebelumnya kegitan penambangan itu sendiri akan
merangsang pembangunan perusahaan pengguna dari bahan tambang itu
sendiri yang akan berimbas secara berkelanjutan akan kebutuhan insfrastruktur
sosial seperti tempat ibadah, ekonomi berupa perbankan dan pasar, serta
sarana pendidikan.
f. industri pertambangan merupakan salah satu pandapatan terbesar dari sebuah
Negara,
g. industri pertambangan memproduksi sebagian besar kebutuhan manusia di
“DUNIA”.
h. industri pertambangan menyiapkan lapangan kerja bagi masyarakat dan
mengurangi pengangguran.
i. mengangkat nama Negara di kalangan internasional.

2) Dampak Negatif

a. Kegiatan penambangan yang terjadi di kawasan hutan dapat merusak ekosistem


hutan, sehingga dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan dalam bentuk
pencemaran air, tanah, dan udara yang disebabkan oleh benda-benda asing
sebagai akibat perbuatan manusia, sehingga mengakibatkan lingkungan tersebut
tidak berfungsi seperti semula.
b. Usaha pertambangan dalam waktu yang relatif singkat dapat mengubah bentuk
topografi dan keadaan muka tanah (land impact), sehingga dapat mengubah
keseimbangan sistem ekologi bagi daerah sekitarnya.
c. Pencemaran akibat debu dan asap yang mengotori udara dan air, limbah air,
tailing (ampas buangan) serta buangan tambang yang mengandung zat-zat
beracun.
d. Suara bising dari berbagai alat berat.
e. pertambangan yang dilakukan tanpa mengindahkan keselamatan kerja dan
kondisi geologi lapangan, dapat menimbulkan tanah longsor, ledakan tambang,
keruntuhan tambang dan gempa.
f. Kebisisngan
g. Polusi udara
h. Menurunnya permukaan bumi
i. Kerusakan lingkungan dan masalah kesehatan yang ditimbulkan oleh proses
penambangan dan penggunaannya.
j. Dampak sosial dalam masyarakat
Terganggunya arus jalan umum, konflik lahan hingga pergeseran sosial-
budaya masyarakat.
k. Kerusakan lahan bekas tambang.
l. Merusak lahan perkebunan dan pertanian.
m. Membuka kawasan hutan menjadi kawasan pertambangan.
n. Dalam jangka panjang, pertambangan adalah penyumbang terbesar lahan sangat
kritis yang susah dikembalikan lagi sesuai fungsi awalnya.
o. Pencemaran baik tanah, air maupun udara.
p. Kerusakan tambak dan terumbu karang di pesisir.
q. Banjir, longsor, lenyapnya sebagian keanekaragaman hayati.
r. Air tambang asam yang beracun yang jika dialirkan ke sungai yang akhirnya
kelaut akan merusak ekosistem dan sumber daya pesisir laut.
s. Menyebabkan berbagai penyakit dan mengganggu kesehatan
t. Sarana prasarana seperti jalan rusak berat.

C. SOLUSI KEGIATAN PENAMBANGAN


Tidak dapat dipungkiri bahwa setiap aktifitas penambangan tentunya akan
membawa berbagai dampak-dampak tertentu baik dampak secara positif maupun
secara negatif.dibawah ini merupakan Upaya pencegahan dan penanggulangan
terhadap dampak yang ditimbulkan oleh penambang.

 Pendekatan teknologi, dengan orientasi teknologi preventif (control/protective).


 Pendekatan lingkungan yang ditujukan bagi penataan lingkungan sehingga akan
terhindar dari kerugian yang ditimbulkan akibat kerusakan lingkungan. Upaya
reklamasi dan penghijauan kembali bekas penambangan pasir besi dapat mencegah
perkembangbiakan nyamuk malaria.
 Pendekatan administratif yang mengikat semua pihak dalam kegiatan pengusahaan
penambangan untuk mematuhi ketentuan-ketentuan yang berlaku (law enforcement)
 Pendekatan edukatif, kepada masyarakat yang dilakukan serta dikembangkan untuk
membina dan memberikan penyuluhan/ penerangan terus menerus memotivasi
perubahan perilaku dan membangkitkan kesadaran untuk ikut memelihara kelestarian
lingkungan.
 tindakan mencegah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi,
dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia agar
kualitasnya tidak turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan
hidup tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya. Dalam bentuk, pertama,
remediasi, yaitu kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Ada
dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ (atau off-site).
 Pembersihan on-site adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan
lebih mudah, terdiri atas pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi.
Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa
ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat
pencemar
 bioremediasi, yaitu proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan
mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau
mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun
(karbon dioksida dan air). Ketiga, penggunaan alat (retort-amalgam) dalam pemijaran
emas perlu dilakukan agar dapat mengurangi pencemaran Hg.
 perlu adanya kajian Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan
Lingkungan atau kajian Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) dalam
menyusun kebijakan yang berkaitan dengan kegiatan pertambangan. Sebelum
dilaksanakannya, kegiatan penambangan sudah dapat diperkirakan dahulu dampaknya
terhadap lingkungan. Kajian ini harus dilaksanakan, diawasi dan dipantau dengan baik
dan terus-menerus implementasinya, bukan sekedar formalitas kebutuhan
administrasi.
BAB III
PENUTUP

a. Kesimpulan
setiap kegiatan pastilah menghasilkan suatu akibat, begitu juga dengan
kegiatan eksploitasi bahan tambang, pastilah membawa dampak yang jelas terhadap
lingkungan dan juga kehidupan di sekitarnya, dampak tersebut dapat bersifat negatif
ataupun positif, namun pada setiap kegiatan eksploitasi pastilah terdapat dampak
negatifnya, hal tersebut dapat diminimalisir apabila pihak yang bersangkutan
bertanggung jawab terhadap pengolahan sumber daya alamnya dan juga
memanfaatkannya secara bijaksana. Jika dilakukan penelitian secara mendalam, akan
banyak sekali dampak buruk dari daya rusak yang disebabkan oleh pertambangan ini.
Jika kita banyak belajar dari kasus-kasus pertambangan yang ada di Bengkulu seperti
Batubara, pasir besi di Seluma, dan lain-lain. Mengandalkan pengerukan Sumber
Daya Alam (SDA) sebagai sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah satu bentuk
pemerintahan daerah yang tidak kreatif dan solutif.
Sebab pertambangan tidak saja membawa berkah bagi sipemiliknya namun juga
bencana besar akibat daya rusak yang diakibatkan, baik kerusakan lingkungan,
kerusakan sosial, budaya masyarakat menjadi lebih konsumtif dan masih banyak lagi.
Dalam kegiatan proses produksi, sering terjadi dampak yang ditimbulkan dari
produksi tersebut. Dampak yang timbul itu banyak merugikan mahkluk hidup baik
manusia, flora, fauna maupun lingkungan hidup. Di balik dampak tersebut, para
pelaku produksi sering tidak memperhatikan dan memperdulikan penyebab yang
mereka lakukan, mereka hanya memikirkan kepentingan pribadi mereka sendiri untuk
mendapatkan keuntungan yang besar.
Perubahan iklim dan kerusakan ekosistem sekitar tambang akan dapat terjadi jika
kegiatan pertambangan tidak segera ditanggulangi dan diantisipasi. Permasalahan
yang cukup serius dapat ditimbulkan dikemudian hari seperti terjadinya longsor dan
timbulnya lahan kritis ataupun lahan terlantar yang tidak produktif. Eksploitasi besar
– besaran dan degradasi lingkungan bekas pertambangan yang berdampak pada
kawasan disekitanya dapat mengancam kehidupan makhluk hidup.
Akibat dari penelantaran lahan bekas pertambangan, akan merugikan pemerintah
sekitar karena pemerintah harus mengalokasikan anggaran untuk penutupan tambang.
Selain itu, pemerintah akan dibebani dengan tanggung jawab untuk mengembalikan
lahan – lahan tersebut pada fungsi semula yang produktif, karena lahan bekas
tambang dapat menjadi lahan terlantar yang tidak produktif dan memiliki potensi
bencana longsor. Jika lahan yang tidak produktif ini ditelantarkan akan memberikan
dampak negatif lagi kepada masyarakat yaitu terjadinya peningkatan kemiskinan
karena perubahan lahan produktif menjadi tidak prodiktif mengurangi lahan pertanian.
Perlu dilakukannya perencanaan lahan bekas tambang supaya tidak merugikan banyak
pihak. Oleh karena itu dibutuhkan suatu kajian terhadap lahan bekas tambang yang
terlantar untuk mengetahui arahan pemanfaatan lahan yang sesuai untuk dilakukan
berdasarkan karakteristik yang dimiliki oleh lahan bekas tambang tersebut dan
permintaan yang ada agar permasalahan yang terjadi akibat ditelantarkannya lahan
bekas tambang dapat diminimalisir.

b. Saran
Sebaiknya dalam melakukan penambangan kita juga perlu memerhatikan pengelolaan
lingkungan agar tidak berdampak buruk. Dengan demikian keuntungan fenesial saja
yang kita dapatkan tetapi esehatan juga kita dapatkan.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.pusatmakalah.com/p/kesimpulan-makalah-dampak-penambangan.html

http://aerorobotic.blogspot.co.id/2013/04/lingkungan-pertambangan.html

http://blogriyani.blogspot.co.id/2013/04/tugas-pengetahuan-lingkungan.html

http://arwantorevhian.blogspot.co.id/2013/07/ringkasan-makalah-pertambangan.html

Anda mungkin juga menyukai