Anda di halaman 1dari 35

PENGARUH PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN, KREATIVITAS,

SELF EFFICACY, TERHADAP MINAT BERWIRA USAHA


MAHASISWA PENDIDIKAN AKUNTANSI UNIVERSITAS
NEGERI MAKASSAR

PROPOSAL PENELITIAN

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Rangka


Penenlitian untuk Penyusunan Tugas Akhir pada Program Studi Pendidikan
Akuntansi

FITRIANI
1892042051

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2021
PROPOSAL PENELITIAN
PENGARUH PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN, KREATIVITAS, SELF

EFFICACY, TRHADAP MINAT BERWIRAUSAHA MAHASISWA

PENDIDIKAN AKUNTANSI

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengganguran merupakan salah satu masalah serius yang belum di atas di

Indonesia hingga sekarang ini. Program yang di terapkan pemerintah belum

mampu mengurangi penggangguran di Indonesia secara merata. Penyebabnya

yaitu karna jumlah penduduk yang banyak, dan semakin meningkat jumlahnya

setiap tahun terapi tidak di imbangi dengan bertambahnya lapangan pekerjaan.

Tentu ini merupakan salah satu masalah serius yang di hadapi pemerintah.

Salah satu alternatif paling tepat untuk mengatasi penggaruan adalah

dengan menjadi seorang wirausaha, karna dengan menjadi seorang wirausahawan

akan mampu menciptakan lapangan pekerjaan baik bagi oramg lain maupun bagi

diri sendiri dan itu membantu mengatasi Masalah penggangguran. Tahun 2020,

tingkat pengangguran menurut tingkat pendidikan tertinggi yang di tamatkan juga

masih sangat tinggi. Dapat di katakan bahwa pendidikan yang di tamatkan tidak

menjamin berkurang nya tingkat penggangguran.

Tabel 1 Jumlah pengganguran Terbuka Menurut Pendidikan


Pendidikan Tertinggi Yang Pengganguran terbuka menurut pendidikan tertinggi yang

Ditamatkan + Total ditamatkan (orang)


2020
Febuari Agustus Tahunan

Tidak/belum pernah sekolah 35 761 31 397 -


Tidak/belum tamat SD 346 668 428 813 -
SD 1 006 744 1 140 537 -
SLTP 1 251 352 1 621 518 -
SLTA Umum/SMU 1 784 834 2 662 444 -
SLTA Kejuruan/SMK 1 433 522 2 326 599 -
Akademik/Diploma 267 583 305 261 -
Universitas 824 912 981 203 -
Total 6 925 486 9 767 754 -
(Sumber: www.bps.go.id di akses tanggal 29 Oktober 2021)

Dapat di lihat pada tabel di atas bahwa tingkat penggangguran tertinggi di

sumbangkan oleh SLTA Umum/SMU dan setiap bulannya mengalami

peningkatan. Dan secara keseluruhan total penggangguran yang di hasilkan pada

tahun 2020 adalah sebesar 9. 767. 754 jiwa

Pengganguran terdidik dalam tingkat universitas dapat di lihat pada tabel

semakin mengalami peningkatan dan akan terus bertambah seiring dengan

bertambahnya sarjana setiap tahunnya. Di tambah dengan rendahnya minat

berwirausaha di kalangan mahasiswa dan hal tersebut semakin menambah beban

pemerintah dalam mengatasi penggangguran di Indonesia. Dan salah satu solusi

untuk mengatasi masalah penggangguran di Indonesia adalah dengan menciptakan

wirausaha.

Zimmerer (2008) mengatakan enterpreneur adalah individual yang

mencetuskan usaha baru untuk menghadapi ketidakpastian serta resiko dengan


tujuan mendapat keuntungan serta peningkatan usaha melalui pengidentifikasian

peluang dan pemakaian sumber daya yang di butuhkan. Menurut Frederick

Kuratko dan Hadgetts (2006) adalah enterpreneur merupakan penyalur perubahan

yang secara sengaja melakukan pencarian, persiapan yang hati-hati serta

peninjauan ketika menjalankan usaha.

Seringkali masyarakat beranggapan kewirausahaan adalah suatu bakat dari

lahir karena itu tidak dapat di ajarkan. Hal tersebut tidak tepat, karna wirausaha

bukan bakat dari lahir, tetapi merupakan keterlibatan dengan tindakan dan aksi

seseorang. Jadi dengan tindakan dan aksi seseorang bisa sukses untuk

berwirausaha.

Demi melahirkan individu wirausaha bisa di mulai dengan pendidikan di

perguruan tinggi, tetapi lebih bagus andai pendidikan kewirausahaan di mulai

sejak awal oleh keluarga, lingkungan, maupun sekolah.

Selama itu pendidikan kewirausahaan patut mengganti pola pikir para

siswanya sebagaimana telah di katakan oleh Kasmir (2005). Pendidikan

kewirausahaan akan mengarahkan para peserta didik dan maha peserta didik

untuk mulai mengidentifikasi dan memulai usaha atau berwirausaha. Mari

mengubah pola pikir yang selalu mengarah untuk menjadi karyawan menjadi

Berwirausaha. Untuk itu kewirausahaan bisa di perkenalkan melalui penumbuhan

nilai-nilai kewirausahaan untuk menciptakan karakter dan sikap berwirausaha

sehingga para peserta didik bisa bekerja atau membangun usaha.


Jadi berdasarkan penjelasan di atas, penulis tertarik untuk melakukan

penelitian lebih lanjut untuk mengetahui minat berwirausaha usaha mahasiswa

pendidikan akuntansi fakultas ekonomi dengan judul “Pengaruh Pendidikan

Kewirausahaan, Kreativitas dan, Self Efficacy, terhadap Minat

Berwirausaha Mahasiswa Pendidikan Akuntansi Universitas Negeri

Makassar”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka Rumusan masalah nya adalah

sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaruh pendidikan kewirausahaan terhadap kreativitas

berwirausaha mahasiswa pendidikan akuntansi universitas Negeri

Makassar

2. Bagaimana pengaruh pendidikan kewirausahaan terhadap self Efficacy

berwirausaha mahasiswa pendidikan akuntansi universitas Negeri

Makassar

3. Bagaimana pengaruh pendidikan kewirausahaan terhadap minat

berwirausaha usaha mahasiswa pendidikan akuntansi universitas Negeri

Makassar

C. Tujuan penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin di capai dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Pengaruh pendidikan kewirausahaan terhadap kreativitas berwirausaha

mahasiswa pendidikan akuntansi universitas negeri Makassar

2. Pengaruh pendidikan kewirausahaan terhadap self Efficacy

berwirausaha mahasiswa pendidikan akuntansi universitas negeri

Makassar

3. Pengaruh pendidikan kewirausahaan terhadap minat berwirausaha

mahasiswa pendidikan akuntansi universitas negeri Makassar

D. Manfaat penelitian

1. Manfaat teoritis

Penelitian ini di harapkan dapat menjadi referensi serta memberikan

pengetahuan khususnya tentang pengaruh pendidikan kewirausahaan,

kreativitas, dan Self Efficacy terhadap minat berwirausaha mahasiswa

pendidikan akuntansi universitas negeri Makassar

2. Manfaat Praktis

a. Bagi penulis

Penelitian ini di harapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan

penulis dan juga sebagai Penelitian terkait pengaruh pendidikan

kewirausahaan terhadap minat berwirausaha mahasiswa pendidikan

akuntansi universitas negeri Makassar


b. Bagi Mahasiswa

Di harapkan dapat menjadi referensi bagi mahasiswa sekaligus

memberikan pemahaman terkait dengan pengaruh pendidikan

kewirausahaan terhadap minat berwirausaha mahasiswa pendidikan

akuntansi universitas negeri makassar

c. Bagi Pemerintah

Penelitian ini dapat memberikan informasi yang membatu pemerintah

dalam hal meningkatkan minat berwirausaha melalui pendidikan

kewirausahaan di berbagai perguruan tinggi negeri

E. Sistematika Penulisan

Untuk memumahkan dalam memahami apa yang akan dibahas dalam penyusunan

penelitisn ini, maka akan diuraikan secara sistematik sebagai berikut :


I. PENDAHULUAN, yang terdiri dari: A. Latar Belakang B. Rumusan

Masalah C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian E. Sistematika

Penulisan

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, yang terdiri dari: A.

Tinjauan Pustaka; B. Penelitian Sebelumnya; C. Kerangka Pikir.

III. METODE PENELITIAN, yang terdiri dari: A. Variabel dan Desain

Penelitian; B. Definisi Operational dan Pengukuran Variabel; C.

Populasi dan Sampel; D. Teknik Pengumpulan Data; D. Rancangan

Ananlisis Data.

II. KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Pendidikan
a. Pengertian Pendidikan

Pendidikan mengandung tujuan yang ingin dicapai, yaitu individu yang

kemampuan dirinya berkembang untuk kepentingan hidupnya, baik sebagai

seorang individu maupun sebagai warga negara.

“Secara umum dapat di katakan bahwa pendidikan merupakan usaha


manusia agar bisa menumbuhkan mutu, baik itu secara jasmani dan
rohani berdasarkan nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat serta
kebudayaan.” (Anwar, 2017: 19)

Upaya yang di lakukan agar bisa menumbuhkan nilai-nilai dan norma-norma

tersebut, agar dapat menurunkannya kepada generasi selanjutnya agar di

kembangkan dalam hidup serta yang terjadi dalam pendidikan. Oleh sebab itu,

betapa banyak peradaban suatu masyarakat, di dalamnya akan berlangsung dan

terwujud suatu proses pendidikan sebagai upaya masyarakat agar tetap

mengekalkan hidupnya.

Dapat di katakan, pendidikan adalah hasil dari peradaban bangsa yang

kemudian dimajukan atas dasar wawasan hidup bangsa itu sendiri, yang berguna

sebagai filsafat pendidikannya, agar bisa membuktikan cara, betapa warga negara

bangsanya berpikir dan berperilaku dari generasi ke generasi berikutnya. Dan

sampai pada tingkat peradaban yang lebih maju dan meningkatkan nilai-nilai dan

pembinaan kehidupan yang lebih baik kedepannya.Pendidikan juga bisa berarti

sebagai lembaga yang bertanggung jawab menetapkan cita-cita, isi, sistem, dan

organisasi pendidikan. Pendidikan merupakan pula hasil atau prestasi yang di

capai oleh perkembangan manusia dan usaha-usaha lembaga tersebut dalam


mencapai tujuannya. Pendidikan dalam artian ini merupakan tingkat kemajuan

masyarakat dan kebudayaan sebagai saru kesatuan. Inti dari pendidikan adalah

kegiatan yang dilakukan orang dewasa dalam upaya mempengaruhi peserta didik

melalui pembelajaran, pembinaan, pembimbingan, pelatihan, dan pembiasaan agar

mereka dewasa

b. Tujuan pendidikan

Pendidikan merupakan kegiatan dan upaya seseorang untuk mengembangkan

pribadinya melalui jalan membangun bakat pribadinya, serta meningkatkan

keterampilan-keterampilannya.

Tujuan suatu pendidikan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa serta

mengembangkan masyarakat Indonesia seluruhnya, yaitu masyarakat yang

beriman dan bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa, mempunyai wawasan dan

keahlian, sehat secara jiwa dan raga, mandiri serta bertanggung jawab pada

kehidupan berbangsa dan bernegara. Adanya pendidikan bisa menumbuhkan

semangat di dalam diri masyarakat agar bersaing serta termotivasi agar lebih baik

dalam berbagai hal.

Tujuan pendidikan nasional seperti yang terdapat dalam Undang-Undang

Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3, tujuan

pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi

manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab.

Kemudian menurut UU No 2 Tahun 1985 menjelaskan bahwa tujuan

pendidikan yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia

yang seutuhnya yaitu yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan

jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung

jawab kemasyarakatan bangsa.

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1954 Pasal 3 yaitu tujuan pendidikan dan

pengajaran ialah membentuk manusia susila yang cakap dan warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab tentang kesejahteraan masyarakat dan tanah

air. Pasal 4: Pendidikan dan pengajaran berdasarkan atas asas-asas yang termasuk

dalam Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945 dan atas kebudayaan kebangsaan

Indonesia.

2. Kewirausahaan

a. Pengertian kewirausahaan

Pemahaman terhadap kewirausahaan perlu memperhatikan sejarah

perkembangan konsepnya. Frederick, Kuratko dan Hodgetts (2005) menjelaskan

bahwa kewirausahaan sebenarnya telah berkembang sejak abad ke-11 sebelum

Masehi di Phoenicia kuno. Pada saat itu telah di lakukan oleh orang-orang yang

telah berani mengambil resiko menghadapi ketidakpastian dan mengeksplorasi

sesuatu yang belum di ketahui sebelumnya.


Kewirausahaan baru mulai terkenal dalam kosa kata dunia usaha atau bisnis

pada tahun 1980-an, walaupun istilah kewirausahaan telah muncul pada abad ke-

18 ketika ekonom Perancis Richard Cantillon mengaitkan enterpreneur dengan

aktivitas menanggung resiko dalam perekonomian. Menurutnya, enterpreneur

adalah “angent who buys means of productiom at certain princes in order to

combine them”.

Menurut Wijatno (2009) kewirausahaan adalah hasil dari proses menerapkan

kreativitas dan inovasi secara sistematis dan teratur terhadap kebutuhan dan

peluang yang ada dalam pasar untuk memenuhi kebutuhan konsumen atau

memecahkan masalah konsumen.

Kewirausahaan adalah suatu nilai yang di wujudkan dalam perilaku yang di

jadikan dasar sumber saya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, hasil

bisnis (Acmad Sanusi dalam Suryana, 2003). Kewirausahaan adalah suatu nilai

yang di perlukan untukemulai suatu usaha (start-up phase) dan perkembangan

usaha (venture growth), (Soeharto Prawiro, dalam Suryana, 2003)

Siagian dan Asfahmi (1995) mendefinisikan kewirausahaan adalah semangat,

perilaku, dan kemampuan untuk memberikan tanggapan yang positif terhadap

peluang memperoleh keuntungan untuk diri sendiri dan atau pelayanan yang lebih

baik pada pelanggan/masyarakat; dengan selalu berusaha mencari dan melayani

langganan lebih banyak dan lebih baik, serta menciptakan yang lebih efisien,

melalui keberanian mengambil resiko, kreativitas dan inovasi serta kemampuan


manajemen menyediakan produk yang lebih bermanfaat dan menerapkan cara

kerja.

Wirausahawan (enterpreneur) adalah orang hang berjiwa berani menggambil

resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Berjiwa berani

menggambil resiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa

diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondiai tidak pasti.

Kegiatan wirausaha dapat di lakukan seorang diri atau berkelompok.

Wirausahawan dalam pikirannya selalu berusaha mencari, memanfaatkan, serta

menciptakan peluang usaha yang dapat memberikan keuntungan. Resiko kerugian

merupakan hal yang biasa karena mereka memegang prinsip bahwa faktor

kerugian pasti ada. Bahkan, semakin besar risiko kerugian yang di hadapi,

semakin besar pula peluang keuntungan yang dapat diraih. Tidak ada isitilh rugi

selama seseorang melakukan usaha dengan penuh keberanian dan penuh

perhitungan. Ini yang di sebut dengan jiwa wirausaha.

Dari penjelasan di atas, maka dapat di tarik kesimpulan bahwa kewirausahaan

mempunyai kemampuan serta sifat untuk menciptakan hal yang baru bernilai bagi

dirj sendiri maupun bagi orang lain, memiliki mental dan jiwa yang aktif, kreatif,

untuk meningkatkan usahanya, selalu menciptakan nilai tambah melalui jalan

yang berbeda dalam memenangkan persaingan dan merupakan proses pengerjaan

yang baru (creative) dan berbeda (inovatif) dan bermanfaat untuk pelanggan.

b. Manfaat dan tujuan kewirausahaan


1. Tujuan kewirausahaan

Menurut Munawaro, Rimiyati, & Fajarwati (2016: 6)

Kewirausahaan merupakan proses mengidentifikasi, mengembangkan, dan


membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif,
peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari
proses tersebut adalah penciptaan suasana baru yang di bentuk pada
kondisi risiko atau ketidakpastian.
Tujuan kewirausahaan yaitu :
a) Meningkatkan jumlah wirausaha yang berkualitas

b) Mewujudkan kemampuan dan kemantapan para wirausaha untuk

menghasilkan

c) Membudayakan semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan kewirausahaan di

kalangan masyarakat yang mampu, andal, unggul.

d) Menumbuh kembangkan kesadaran dan orientasi kewirausahaan yang

tangguh dan kuat terhadap masyarakat

2. Manfaat kewirausahaan

Kegiatan kewirausahaan dapat membantu perekonomian menjadi lebih baik.

Menurut Zimmerer dkk (2008). Menurut Munawaro, Rimiyati, & Fajarwati.

(2016: 7) manfaat kewirausahaan yaitu :

a. Peluang menentukan nasib anda sendiri

Memiliki usaha atau perusahana sendiri memberikan kebebasan dan

peluang bagi para wirausaha untuk mencapai apa yang penting baginya.

b. Peluang untuk melakukan perubahan


Semakin banyak bisnis yang memulai usahanya karena mereka dapat

menangkap peluang untuk melakukan berbagai perubahan yang menurut

mereka sangat penting. Mungkin berupa penyediaan perumahan sederhana

yang sehat dan layak pakai, dan mendirikan daur ulang limbah untuk

melestarikan sumber daya alam yang terbatas, pebisnis kini menemukan cara

untuk mengombinasikan wujud keperdulian mereka terhadap berbagai

masalah ekonomi dengan sosial dengan harapan untuk menjalani hidup yang

lebih baik.

c. Peluang untuk mencapai potensi sepenuhnya

Banyak Orang menyadari bahwa berkembang di suatu perusahaan

seringkali membosankan, kurang menantang dan tidak ada daya tarik. Hal ini

tentu tidak berlaku bagi seorang wirausahawan, bagi mereka tidak banyak

perbedaan antara bekerja atau menyalurkan hobi atau bermain, keduanya sama

saja. Bisnis-bisnis yang di miliki oleh wirausahawan merupakan alat untuk

menyatakan aktualisasi diri. Keberhasilan mereka adalah suatu hal yang di

tentukan oleh kreativitas, antusias, inovasi, dan visi mereka sendiri. Memiliki

usaha atau perusahaan sendiri memberikan kekuasaan kepada mereka,

kebangkitan spiritual dan mampu mengikuti minat atau hobinya sendiri.

d. Peluang untuk meraih keuntungan

Walaupun pada tahap awal uang bukan daya tarik utama bagi

wirausahawan, keuntungan berwirausahaa merupakan faktor motivasi yang

penting untuk mendirikan usaha sendiri, kebanyakan pebisnis tidak ingin


menjadi kaya raya, tetapi kebanyakan diantara mereka yang menang menjadi

berkecukupan. Hampir 75% yang termasuk dalam daftar orang terkaya

(Majalah Forbes) merupakan wirausahawan generasi pertama.

e. Memilliki peluang untuk berperan aktif dalam masyarakat dan mendapatkan

pengakuan atas usahanya.

Pengusaha atau pemilik usaha kecil seringkali merupakan warga masyarakat

yang paling di hormati dan dipercaya. Kesepakatan bisnis berdasarkan

kepercayaan dan saling menghormati adalah ciri pengusaha kecil. Pemilik

menyukai kepercayaan dan pengakuan yang diterima dari pelanggan yang telah

dilayani dengan setia selama bertahum-tahun. Peran penting yang dimainkan

dalam system bisnis lingkungan setempat serta kesadaran bahwa kerja memiliki

dampak nyata dalam melancarkan fungsi social dan ekonomi nasional adalah

merupakan imbalan bagi manajer perusahaan kecil.

f. Peluang untuk melakukan sesuatu yang anda sukai

Hal yang didasarkan oleh pengusaha kecil atau pemilik perusahaan kecil

adalah bahwa bukan kerja. Kebanyakan kewirausahaan yang berhasil memilih

masuk dalam bisnis tertentu, sebab mereka tertarik dan menyukai pekerjaan

tersebut. Mereka menyalurkan hobi atau kegemaran mereka menjadi pekerjaan

mereka dan mereka senang bahwa mereka melakukanya.

3. Karakteristik kewirausahaan
Karakteristik wirausaha yang sangat menonjol dan yang harus dimiliki

oleh pebisnis atau wirausahawan adalah sebagai berikut :

a. Sikap jujur

Sikap jujur sangat perlu dimiliki oleh setiap invidu terutama wirausaha.

Dengan adanya sikap jujur dalam diri sesorang, maka orang tersebut akan

lebih mudah dalam melakukan pekerjaanya. Sehingga banyak orang lain yang

akan lebih mudah dalam melakukan pekerjaannya. Sehingga banyak orang

lain yang akan menyukai kejujurannya dalam berwirausaha. Wirausaha

menjadi salah satu contoh profesi yang harus menjunjung tinggi sikap jujur

agar konsumen dari bisnis mereka juga merasa puas.

b. Disiplin

Disiplin merupakan salah satu sikap yang bisa meningkatkan motivasi

anda dalam menjalankan usaha. Dengan menjadi seorang wirausaha, maka

disiplin perlu ditanamkan sejak dini agar menjadi suatu kebiasaan yang tidak

mudah di lupakan. Sikap disiplin ini bisa menjadikan usaha atau bisnis yang

kita jalankan menjadi teratur dan selalu mengalami peningkatan.

c. Berkomitmen tinggi

Komitmen merupakan pendirian yang teguh terhadap sesuatu. Dalam hal

ini adalah pada bisnis yang dijalankan sebagai seorang wirausaha. Seorang

wirausaha sangat diharuskan untuk memiliki komitmen yang tinggi terhadap

apa yang ingin mereka capai. Sehingga bagaimanapun kondisi yang akan
dihadapi, seorang wirasuhaan tetap berpegang teguh pada komitmen yang

dipercayai.

d. Mandiri dan realistis

Mandiri dan realistis merupakan satu kesatuan sikap yang harus dimiliki

oleh seorang wirausaha. Karena jika kita ingin menjadi seorang wirausaha,

maka kita harus memiliki gaya hidup yang mandiri. Sehingga kita bisa

menyisihkan sebagian pendapatan untuk ditabung atau diinvestasikan.

Realistis dalam hal ini adalah dalam memandang sesuatu. Dimana seorang

wirausaha, harus mampu memandang situasi dan kondisi secara realistis agar

bisnis yang dijalankan dapat meningkat dan sukses.

e. Berani

Jiwa pemberani harus dimiliki oleh seorang wirausaha. Karena,

mendirikan sebuah bisnis bukan hal mudah dilakukan sembarang orang.

Oleh karena itu, seorang wirausaha harus memiliki sikap berani dalam

menggambil keputusan. Hal ini sangat berdampak pada bisnis yang sedang

atau akan dijalankan.

f. Keterampilan personal

Seorang wirausaha harus memiliki keterampilan personal. Karena seorang

wirausaha harus bisa memanfaatkan situasi dan kondisi yang ada. Sehingga

dapat memanfaatkan situasi dan kondisi yang ada. Untuk itulah, keterampilan

personal ini harus dimiliki oleh seorang wirausaha jika menginginkan

bisnisnya berjalan sukses.


g. Kreatif

Sikap kreatif tentu harus dimiliki oleh seorang wirausaha. Hal ini

bertujuan untuk menciptakan usaha atau bisnis yang kreatif dan unik.

Sehingga banyak masyarakat yang akan tertarik untuk menggunakan dan

membeli produk yang dibuat.

h. Inovatif

Inovatif menjadi salah satu kunci jika anda ingin bisnis anda sukses.

Seorang wirausaha harus memiliki sikap inovatif dalam dirinya. Sehingga

dapat memunculkan ide-ide baru dengan meningkatkan inovasi-inovasi

terkini.

i. Professional

Sikap professional dalam bekerja menjadi salah satu hal yang penting

dimiliki dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan menjadi seorang

wirausaha, tentu sikap professional bisa menjadikan usaha yang anda jalan

berjalan dengan sempurna. Sehingga ketika memutuskan untuk menjadi

seorang wirausaha, maka harus professional.

j. Percaya diri

Sikap percaya diri harus ditanamkan pada diri karena sangat penting

dimiliki seorang wirausaha. Percaya diri dengan apa yang dilakukan adalah

penting karena jika tidak percaya diri, maka akan kesulitan dalam menjalankan

usaha.
4. Pendidikan kewirausahaan

A. Pengertian pendidikan kewirausahaan

Pendidikan kewirausahaan bisa melatih pola pikir, sikap dan perilaku

mahasiswa menjadi wirausahawan sejati agar bisa memusatkan mereka untuk

berwirausaha sebagai profesi. Dominasi tersebut perlu bila dengan adanya mata

kuliah kewirausahaan bisa menumbuhkan minat berwirausaha bagi mahasiswa.

Untuk itu di perlukan penelitian agar dapat mengidentifikasi faktor yang

mempengaruhi minat berwirausaha mahasiswa mengingat pentingnya

kewirausahaan bagi kesejahteraan ekonomi dan social.

Menurut Retno dan Trisnadi (2012: 113), pendidikan kewirausahaan adalah

proses pembelajaran untuk mengubah sikap dan pola pikir mahasiswa terhadap

pemilihan karir berwirausaha. Pendidikan kewirausahaan adalah bimbingan yang

diberikan seseorang guna mengubah sikap dan pola pikir seseorang agar berminat

untuk menjadi wirausaha. (Setiawan, 2014:26). Zimmerer, Scarborough dan

Wilson (2008: 20), menyatakan bahwa salah satu faktor pendorong pertumbuhan

kewirausahaan disuatu Negara terletak pada peranan universitas melalui

penyelenggaraan pendidikan kewirausahaan baik dalam kegiatan perkuliahan

maupun kegiatan seminar dan praktik kewirasahaan.

B. Alasan pendidikan kewirausahaan perlu di pelajari atau di ajarkan

Menurut Minub dkk dalam Syarifudin (2016: 25) beberapa indicator

pendidikan kewirausahaan adalah berikut :


1) Kurikulum

Kompentensi pendidikan berbasis kewirausahaan yang diberikan kepada

peserta didik

2) Kualitas tenaga didik

Dalam hal ini dosen sebagai tenaga pendidik tidak hanya harus mengusai

ilmu pengetahuan, tetapi juga harus mampu menyampaikan ilmu tersebut dengan

baik serta memberikan motivasi kepada peserta didik.

3) Fasilitas belajar mengajar ketersediaan

Ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan sangat membantu mahasiswa

untuk mengusai materi pendidikan sangat membantu mahasiswa untuk

menguasai materi pendidikan kewirausahaan serta membantu pendidik dalam

menyampaikan ilmu pengetahuan.

Berdasarkan penjelasan sebelumnya sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa

pendidikan kewirausahaan adalah proses pembelajaran dengan menanamkan jiwa

wirausaha termotivasi untuk berwirausaha. Serta pendidikan kewirausahan butuh

metode pembelajaran yang tepat dan tenaga didik yang berkualitas. Dengan

metode pembelajaran tepat dan tenaga didik yang tepat, maka akan efektif untuk

menanamkan jiwa wirausaha.

5. Self Efficacy berwirausaha

A. Pengertian Self Efficacy


Greogory (2011: 212) mendefinisikan Self Efficacy sebagai keyakinan diri

untuk mengetahui kemampuannya sehingga dapat melakukan suatu bentuk control

terhadap manfaat orang itu sendiri dan kejadian dalam lingkungan sekitarnya.

Menurut Ormrod (2008: 20) Self Efficacy adalah keyakinan bahwa seseorang

mampu menjalankan perilaku tertentu untuk mencapai tujuan tertentu. Isu penting

mengenai konsep efikasi diri dan juga pengukurannya adalah sifat efikasi diri

yang spesifik, khusus sesuai dengan bidang, situasi, atau keadaan tertentu.

Menurut Laura (2010: 152) self efficacy adalah keyakinan seseorang sehingga

daapt menguasai suatu situasi dan menghasilkan berbagai hasil yang bernilai

positif dan bermanfaat.

Menurut Hidayat (2011: 156) self efficacy (efikasi diri) adalah penilaian diri

terhadap kemampuan diri untuk mengatur dan melaksanakan tindakan yang

diperlukan untuk mencapai kinerja yang di tetapkan. Efikasi diri memberikan

dasar bagi motivasi manusia, kerejahteraan, prestasi pribadi. Menurut Greogry

(2010: 213) self efficacy (efikasi diri) diperoleh, ditingkatkan, atau berkurang

melalui salah satu atau berkurang melalui salah satu atau kombinasi dari empat

sumber pengalaman mengenai sesuatu, pengalam vikariu, persuasi social, kondisi

fisik dan emosional. Menurut Nurhadi, wijaya dan kuncoro Efikasi diri (self dan

efficacy) adalah salah satu bentuk dari watak kewirausahaan yang perlu di

tumbuhkan dari awal. Watak kewirausahan di lihat dari perspektif sosiologi

menjelaskan tautan antara manusia, pola hidup masyarakat, norma dan buudaya

memnuat kelompok yang terbentuk dari watak kewirausahaan. Lalu Hamilton &

Harper (1994), menejelaskan bahwa pandangan psikologi yang di bahas melalui


watak kewirausahaan di lihat dari faktor psikologi merupakan perspektif pribadi

dan pendapat kewirausahaan.

Menurut Bandura dalam Arif Mustofa (2014: 31) perbedaan efikasi diri (self

efficacy) pada setiap individu terletak pada tiga komponen, yaitu :

a) Tingkat kesulitan tugas (Magnitude)

Yaitu suatu masalah yang berkaitan berkaitan dengan derajat kesulitan

tugas individu. Komponen ini berimplikasi pada pemilihan perilaku yang akan

dicoba individu berdasar ekspektasi efikasi pada tingkat kesulitan tugas.

Individu akan berupaya melakukan tugas tertentu yang dapat dilaksanakannya

dan akan menghindari situasi atau perilaku diluar batas kemampuannya.

b) Kekuatan keyakinan (Strength)

Kekuatan keyakinan (Strength), yaitu berkaitan dengan kekuatan pada

keyakinan individu atas kemampuannya. Pengharapan yang kuat dan mantap

pada individu akan mendorong untuk gigih dalam berupaya mencapai tujuan,

walaupun mungkin belum memiliki pengalaman-pengalaman yang

menunjang.

Sebaliknya pengharapan yang lemah dan ragu-ragu akan kemampuan diri

akan mudah digoyangkan oleh pengalaman-pengalam yang tidak menunjang.

c) Generalitas (Generality)

Generalitas (Generality), yaitu hal yang berkaitan dengan cakupan luas

bidang tingkah laku dimana individu merasa yakin terhadap kemampuannya.


Individu dapat merasa yakin terhadap kemampuan dirinya, tergantung pada

pemahaman kemampuan dirinya yang terbatas pada serangkaian aktivitas dan

situasi yang lebih luas dan bervariasi.

6. Kreativitas berwirausaha

Kreativitas (creativity) menurut Webster adalah kecakapan memunculkan

sesuatu yang baru, oleh Webster ditegaskan bahwa kreativitas merupakan sebuah

proses mental yang melibatkan permunculan ide-ide dan konsep-konsep baru,

atau hasil yang melibatkan permunculan ide-ide dan konsep-konsep yang ada.

Menurut Rita Kusuma Ananta etal, kreativitas adalah aktivitas kognitif yang

menghasilakn cara baru dalam memandang suatu masalah atau situasi.

Kreativitas tidak terbatas pada menghasilakn hal-hal yang baru bersifat praktis,

tetapi boleh jadi hanya merupakan suatu gagasan baru. Sedangkan menurut

Sugiharto di kutip dalam jurnal eko budi chayono dan muh. Khotibul umam,

kreativitas adalah orang yang kreatif dalam berfikir mampu memandang suatu

dari sudut pandang yang baru serta menyelesaikan masalah dengan cara berbeda

dari orang pada umumnya. Stuller mendefinisikan kreativitas sebagai tindakan

pemunculan ide-ide baru baru. Menurutnya terdapat empat macam kreativitas,

sebagai berikut : 1. Kreativitas imajinatif, timbul melalui imujinasi atau rekaan

mental imajiner. 2. Kreativitas alamiah, timbul melalui kemampuan fisik dan

mental yang biasannya tercermin dari kinerja. 3. Kreativitas prespektif,

berkembang kearah pemunculan ide-ide atau resep-resep tentang kemungkinan-


kemungkinan baru. 4. Kreativitas teoritikal, merupakan pengembangan hubungan

antara sebagai hal sebagai produk konseptual abstrak didalam oleh piker deduktif.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa

pengertian kreativitas adalah kemampuan untuk mengembangkan, gagasan-

gagasan baru dan untuk menentukan cara-cara dalam melihat masalah dan

peluang. Seorang wirausahawan diajak untuk berfikir berbeda yaitu berbeda dari

kebanyakan orang, karena jika ia berfikir sama dengan banyak orang maka disana

tidak ada nilai keunikan yang bias di jual. Sebuah produk akan dibeli jika

mengandung keunikan, dan keunikan itu akan diperoleh dengan membangun

kreativitas.

B. Penelitian Sebelumnya

1. Retno Budi Lestari dan Trisnadi Wijaya (2012)

Penelitian yang di lakukan oleh Retno Budi Lestari dan Trisnadi Wijaya

berjudul “ Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan terhadap Minat Berwirausaha

Mahasiswa STIE MDP, STMIK MDP, dan STIE MUST”.

Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa Pendidikan Kewirausahaan

berpengaruh secara signifikan terhadap Minat Berwirausaha dengan nilai F hitung

sebesar 33,169 > F tabel 2,650 dan nilai sig < 0,05 yaitu 0,000. Persamaan

Penelitian sebelumnya dengan Penelitian ini adalah menggunakan Variabel

pendidikan kewirausahaan. Perbedaannya, pada penelitian ini menambahkan

Variabel Kreativitas dan Self Efficacy.

b. Glisina Dwinoor Rembulan dan Fabianus Fensi (2016)


Penelitian yang di lakukan oleh Glisina Dwinoor Rembulan dan Fabianus

Fensi berjudul “Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan Terhadap Minat

Berwirausaha”

Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa dorongan institusi

perguruan tinggi dan dukungan mata kuliah kewirausahaan berpengaruh secara

signifikan terhadap minat mahasiswa berwirausaha. Persamaan, Penelitian

sebelumnya dengan penelitian ini adalah menggunakan Variabel Pendidikan

Kewirausahaan. Perbedaannya, pada penelitian ini menambahkan Variabel

Kreativitas dan Self Efficacy.

C. Kerangka Konseptual

1. Pengaruh Kreativitas terhadap minat berwirausaha mahasiswa Pendidikan

Akuntansi

Kreativitas sangat mempengaruhi seseorang dalam berwirausaha serta

meningkatkan minat berwirausaha dengan kreativitas yang di miliki. Kreativitas

adalah kecakapan dalam menciptakan sesuatu yang baru dan dengan demikian

akan mengembangkan seorang mahasiswa yang ingin mendapatkan pekerjaan

atau sebuah profesi dan kehidupannya.

Kreativitas akan mendorong seseorang menciptakan hal-hal baru dan inovatif

yang sangat berguna didunia kerja, seseorang akan memahami apa itu kreativitas

ketika mempelajarinya, dengan demikian kreativitas mempengaruhi minat

berwirausaha
2. Pengaruh pendidikan kewirausahaan terhadap minat berwirausaha mahasiswa

pendidikan akuntansi

Pendidikan sangat mempengaruhi seseorang untuk memilih profesi. Dengan

pengalaman dan keahlian yang pernah yang dipelajari tentunya akan menjadi

bekal untuk menentukan masa depan. Pendidikan kewirausahaan merupakan bekal

untuk menjalankan profesi wirausaha. Pendidikan kewirausahaan adalah proses

pembelajaran yang menanamkan jiwa wirausaha supaya termotivasi untuk

berwirausaha.

Pendidikan kewirausahaan akan mendorong seseorang untuk memiliki

pemahaman tentang wirausaha. Dengan pendidikan kewirausahaan yang sudah

didapatkan, seseorang akan lebih memahami yang dapat diterapkan dalam

berwirausaha. Dengan demikian pendidikan kewirausahaan akan mempengaruhi

minat berwirausaha.

3. Pengaruh Self Efficacy terhadap minat berwirausaha mahasiswa pendidikan

akuntansi

Dalam memilih suatu profesi tentunya tidak lepas dari faktor self efficacy.

Self efficacy adalah keyakinan dalam diri seseorang untuk daapt menjalankan

dan mengelola sesuatu untuk mencapai hasil maksimal. Dengan keyakinan dalam

diri seseorang, tentu akan sangat penting dalam menjalankan suatu profesi.

Memilih profesi menjadi seorang wirausahawan tidak akan faktor self efficacy,

karena menjadi seorang wwirausahawan butuh keyakinan untuk dapat

menjalankan dan mengelola usahanya. Seorang yang memilih profesi menjadi


wirausahawan memiliki self efficacy yang tinggi untuk berwirausaha. Dengan

demikian self efficacy atau keyakinan diri seseorang akan mempengaruhi minat

berwirausaha.

4. Pengaruh pendidikan kewirausahaan, kreativitas, self efficacy terhadap minat

berwirausaha usaha mahasiswa pendidikan akuntansi

Dalam memilih karir menjadi wirausahawan dipengaruhi oleh berbagai faktor

seperti self efficacy, kreativitas berwirausaha. Seseorang memilih pekerjaan tidak

lepas dari besar kecilnya keyakinan untuk menjalankan profesi tersebut. Memilih

pekerjaan menjadi wirausahwan harus memiliki kreativitas, self efficacy untuk

dapat menjalankan dan mengelolah usahnya. Semakin tinggi self efficacy

seseorang akan semakin besar kemungkinan seseorang tersebut untuk minat

berwirausaha.

Pendidikan mempengaruhi seseorang untuk memilih profesi. Dengan

pengalaman dan keahlian yang pernah dipelajari tentunya akan menjadi bekal

untuk menemukan masa depan. Pendidikan kewirausahaan merupakan bekal

untuk menentukan masa menjalankan profesi wirausaha. Dengan demikian

pendidikan kewirausahaan akan mempengaruhi minat berwirausaha.

Kreativitas mendorong seseorang untuk menciptakan sesuatu yang baru dan

berinovatif serta berguna dalam dunia kerja, kreativitas merupakan modal untuk

menjalankan profesi wirausaha. Dengan demikian krativitas akan mempengaruhi

minat berwirausaha.
D. METODE PENELITIAN

A. Variabel dan Desain Penelitian

1. Variabel Penelitian

Variabel penelitian yang di gunakan pada penelitian in terdiri dari vaariabel

bebas (independen variabel) dan variabel terikat (dependen variabel), dan di

dalam penelitian ini yang menajadi variabel adalah :

a. Pendidikan kewirausahaan sebagai variabel bebas (X1)

b. Kreativitas sebagai variabel bebas (X2)

c. Self Efficacy sebagai variabel bebas (X3)

d. Minat berwirausaha sebagai variabel terikat (Y)

2. Desain Penelitian

Desain penelitian di maksud untuk mempermudah peneliti dalam

melakukan proses penelitian sehingga dapat mencapai hasil yang di inginkan.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif karena penyajian data dilakukan

dengan menggunakan rumus statistika. Penelitian ini bertujuan untuk menguju

pengaruh variabel independen (bebas) yaitu Pendidikan Kewirausahaan,

Kreativitas, dan Self Efficacy terhadap variabel dependen (terikat) yaitu Minat

Berwirausaha.
UNIVERSITAS
NEGERI MAKASSAR

Mahasiswa Pendidikan
Teknik pengumpulan
akuntansi 2018
Data

- kuisioner

Pendidikan Minat
kewirausahaan berwirausaha

Kreativitas Self efficacy

Teknik Analisis Data

Hasil dan Kesimpulan


B. Definisi operasional variabel dan pengukuan variabel

1. Definsi Operational Variabel

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui adanya pengaruh antara

pendidikan kewirausahaan, kreativitas, self efficacy terhadap minat berwirausaha

mahasiswa pendidikan akuntansi fakultas ekonomi universitas negeri Makassar.

Variabel yang diteliti secara operational akan didefinisikan sebagai berikut :

i. Pendidikan kewirausahaan adalah proses pembelajaran untuk mengubah

sikap dan pola piker mahasiswa terhadap pemilihan karir berwirausaha

di pendidikan akuntansi fakultas ekonomi universitas negeri makassar

ii. Kreativitas adalah ksebuah proses mental yang melibatkan permunculan

ide-ide dan konsep-konsep baru di pendidikan akuntansi fakultas

ekonomi universitas negeri makassar

iii. Self Efficacy adalah keyakinan diri untuk mengetahui kemampuannya

sehingga dapat melakukan suatu bentuk control terhadap manfaat orang

itu sendiri dalam lingkungan sekitarnya di pendidikan akuntansi

fakultas ekonomi universitas negeri makassar

iv. Minat berwirausaha adalah keinginan dalam hati seseorang untuk

berusaha secara optimal untuk membuka usaha dengan harapan

memperoleh pendapatan yang tidak terbatas di pendidikan akuntansi

fakultas ekonomi universitas negeri Makassar

2. Pengukuran Variabel
Pengukuran variabel berfungsi untuk memudahkan dalam analisis data dalam

formula. Adapun pengukuran variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

a. Minat berwirausaha

Pada penelitian ini, variabel Minat berwirausaha diukur dengan lembar

kuisioner. Sehingga pernyataan yang mendekati dengan pilihan jawaban

“Sangat Setuju (SS)”, bernilai skor 5, “Setuju (S)”, bernilai skor 4, “Netral (N)”,

bernilai skor 3, “Tidak Setuju (TS)”, bernilai skor 2, “Sangat Tidak Setuju

(STS)”, bernilai skor 1.

b. Kreativitas

Pada penelitian ini, variabel kreativitas diukur dengan lembar kuisioner.

Sehingga pernyataan yang mendekati pilih jawaban “Sangat Setuju (SS)”,

mendapatkan skor 5, “Setuju (S)”, mendapatkan skor 4, “Netral (N)”,

mendapatkan skor 3, “Tidak Setuju (TS)”, mendapatkan skor 2, “Sangat Tidak

Setuju (STS)”, mendapatkan skor 1.

c. Self Efficacy

Pada penelitian ini, variabel self efficacy diukur dengan lembar kuisioner.

Sehingga pernyataan yang mendati pilihan jawaban “Sangat Setuju (SS)’,

mendapat skor 5,”Setuju (S)”, mendapat skor 4,”Netral (N)”, mendapat skor 3,

“Tidak Setuju (TS)”, mendapat skor 2, “Sangat Tidak Setuju (STS)”, mendapat

skor 1.

d. Pendidikan Kewirausahaan
Pada penelitian in, variabel pendidikan akukntansi di ukur dengan kembar

kuisoner. Sehingga pernyataan yang menjadi pilihan jawaban “Sangat

Setuju (SS)”, mendapat skor 5. “Setuju (S), mendapat skor 4, “Netral (N),

mendapat skor 3, “Tidak Setuju (TS)”, mendapat skor 2, “Sangat Tidak

Setuju (STS), mendapat skor 1.

C. Populasi dan sampel

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2017: 117) “populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudia ditarik kesimpulannya”

Kesimpulannya populasi tidak hanya orang, tapi juga objek dan benda-benda

alam yang lain. Populasi juga bukan saja objek/subek yang bias di pelajari, tetapi

meliput seluruh ksrakteristik subjek/objek yang dimiliki.

Adapun populasi dari penelitian ini adalah mahasiswa program studi

pendidikan akuntansi angkatan 2018. Pemilihan populasi tersebut di dasarkan

pada mahasiswa aktif yang sudah memprogram mata kuliah kewirausahaan.

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2017: 118) “sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.


D. Teknik pengumpulan data

Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah Kuisioner. Menurut

Sugiyono (2013: 199) Kuisioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

responden untuk dijawabnya.

Data yang digunakan dalam penelitian in adalah data primer merupakan data

yang di dapat dari sumber asli secara khusus di kumpul oleh peneliti. Kuisioner di

sebarkan ke mahasiswa Pendidikan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas

Negeri Makassar.

E. Rancangan analisis data

Analisis Deskriptif Presentase : Menurut Sugiyono (2017: 207 ) “analisis

statistik deskriptif adalah statistic yang digunakan untuk menganalisis data dengan

cara mendeskripsikan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa

maksud membuat kesimpulan”. Analisis ini dipakai agar mengetahui secara tepat

tiingkat skor jawaban dan mendeksripsikan hasil mengenai “Pengaruh Pendidikan

Kewirausahaan, Kreativitas, Self Efficacy, terhadap Minat Berwirausaha

Mahasiswa Pendidikan Akuntansi Universitas Negeri Makassar”. Variabel bebas

yaitu pendidikan akuntansi (X1), Kreativitas (X2), self efficacy (X3), dan variabel

terikat yaitu minat berwirausaha (Y).


DAFTAR PUSTAKA

Ananda Rusyadi & Muhammad Rifai. (2016). Pengantar Kewirausahaan :


Rekayasa Akademik Melahirkan Enterpreneuership. Perdana Publishing :
Mulyadi. (2011). KEWIRAUSAHAAN Bertindak Kreatif dan Inovatif.
Palembang : Rafa Pers
Indrawan Irjus, Hadion Wijoyo, & Bero Usada. (2020). Pendidikan
Kewirausahaan Dan Etika Bisnis. Purwekerto : Pena Persada
Pengembangan Pendidikan Kewirausahaan. Kementrian Pendidikan Nasional
Badan Penelitian Dan Pengembangan Pusat Kurikulum
Lestari, R. B. & Wijaya, T. (2012). Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan
Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa di STIE MDP, STMIK MDP, dan
STIE MUSI, 1 (2), 112-119. https://core.ac.uk
Rembulan, D. R. & Fabianus, F. (2016). Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan
Terhadap Minat berwirausaha, 1 (1), 65-73. https://journal.ubm.ac.id.
Munawaroh, Munjiati, Hasnah R, & Fajarwati.(2016). Kewirausahaan Untuk
Program Sastra 1. Yogyakarta : LP3M UMY
Anwar, Muhammad. (2017). Filsafat Pendidikan. Jakarta : Kencana
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, R&D. Bangung: Alfabeta.
Astiti, Y.W. (2014). Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan terhadap Motivasi
Berwirausaha dan Keterampilan Berwirausaha Mahasiswa Pendidikan
Ekonomi Universitas Negeri Makassar. Skripsi Program Sarjana.
Yogyakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta.
https://eprints.uny.ac.id
Pamungas, A. P. (2017). Pengaruh Self Efficacy Pendidikan Kewirausahaan Dan
Ekspektasi Pendapatan Terhadap Minat Berwirausah Mahasiswa Program
Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta. Skripsi
Program Sarjana. Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyaarta.
Yogyakarta. https://eprints.uny.ac.id

Anda mungkin juga menyukai