Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH MIKRO EKONOMI

“ TEORI BIAYA PRODUKSI “

DISUSUN OLEH :

NAMA : ARVINY DIAN SAPUTRI


NIM : 1892042057
KELAS : C

PENDIDIKAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah yang berjudul
“ Teori Biaya Produksi “ ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa saya mengucapkan terima kasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca.
Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi saya sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman saya. Untuk itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Sinjai, 29 Oktober 2021

Penulis
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR..................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................4
A. Latar Belakang.............................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..........................................................................................................4
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................... 5
A. Bentuk - Bentuk Organisasi Perusahaan................................................................................... 5
B. Perusahaan Ditinjau dari Sudut Teori Ekonomi............................................................................ 5
C. Fungsi dan Teori Produksi................................................................................................. 6
D. Teori Biaya Produksi...................................................................................................... 13
BAB III
PENUTUP........................................................................................................................... 19
A. Kesimpulan................................................................................................................ 19
B. Saran..................................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................20
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia tidak terlepas dari kegiatan ekonomi dalam menjalani kehidupan sehari harinya. Seorang
konsumen perlu belajar tentang bagaimana mengatur pengeluaran mereka agar pengeluaran tidak melebihi
pendapatan, sehingga kebutuhan pun tercukupi. Seorang produsen perlu belajar pula tentang bagaimana mengatur
sebuah perusahaan atau kegiatan produksi agar faktor-faktor produksi yang di miliki dapat memenuhi target
produksi atau dapat dioptimalkan dengan baik dan juga agar biaya atau pengeluaran yang di butuhkan dapat dikelola
dengan baik.

Untuk itu, dalam makalah ini kami akan membahas tentang biaya produksi. Biaya produksi ini berkaitan
dengan usaha sebuah perusahaan dalam memperoleh faktor-faktor produksi dan beberapa perhitungan tentang
pengaturannya.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana bentuk - bentuk organisasi perusahaan ?
2. Seperti apa perusahaan yang ditinjau dari sudut teori ekonomi ?
3. Apa yang dimaksud dengan fungsi produksi dan teori produksi ?
4. Apa yang dimaksud dengan teori biaya produksi ?

C. Tujuan Penulisan
1. Bagaimana bentuk - bentuk organisasi perusahaan ?
2. Seperti apa perusahaan yang ditinjau dari sudut teori ekonomi ?
3. Apa yang dimaksud dengan fungsi produksi dan teori produksi ?
4. Apa yang dimaksud dengan teori biaya produksi ?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Bentuk - Bentuk Organisasi Perusahaan


Organisasi perusahaan dapat dibedakan kepada tiga bentuk organisasi pokok, yaitu :
1. Perusahaan Perseorangan
Perusahaan perseorangan adalah organisasi perusahaan yang terbanyak jumlahnya dalam setiap
perekonomian. Tetapi sumbangannya kepada keseluruhan produksi nasional tidaklah terlalu besar ( jauh lebih
kecil dari perusahaan perseroan terbatas ) karena kebanyakan dari usaha tersebut dilakukan secara kecil -
kecilan, yaitu modalnya tidak begitu besar dan begitu pula halnya dengan hasil produksi dan penjualannya. 2.
Perusahaan Perkongsian atau Firma
Organisasi perusahaan seperti ini adalah organisasi perusahaan yang dimiliki oleh beberapa orag. Mereka
bersepakat untuk secara bersama menjalankan suatu usaha dan membagi keuntungan yang diperoleh
berdasarkan perjanjian yang telah disepakati bersama.
3. Perseroan Terbatas
Dari segi jumlah produksi dan hasil penjualan yang dilakukannya, organisasi perusahaan yang berbentuk
perseroan terbatas adalah bentuk perusahaan yang paling penting. Di negara - negara mau sebagian besar hasil
produksi nasional diciptakan oleh perusahaan seperti ini.

B. Perusahaan Ditinjau dari Sudut Teori Ekonomi


Dalam teori ekonomi, analisis yang dibuat tidak membedakan apakah perusahaan itu perusahaan pemerintah atau
swasta dan apakah perusahaan swasta itu berbentuk perusahaan perseorangan atau perusahaan perkongsian atau
perseroan terbatas. Dalam teori ekonomi,berbagai jenis perusahaan dipandang sebagai unit - unit badan usaha
yang mempunyai tujuan yang sama, yaitu “ mencapai keuntungan yang maksimum “. Untuk tujuan itu, ia
menjalankan usaha yang bersamaan, yaitu mengatur penggunaan faktor - faktor produksi dengan cara yang
seefisien mungkin sehingga “usaha memaksimumkan keuntungan dapat dicapau dengan cara yang dari sudut
ekonomi dipandang sebagai cara yang paling efisien ”.
 Tujuan Perusahaan : Memaksimumkan Keuntungan
Dalam teori ekonomi, pemisalan terpenting dalam menganalisis kegiatan perusahaan aalah “mereka
akan melakukan kegiatan memproduksi sampai kepada tingkat di mana keuntungan mereka mencapai jumlah
yang maksimum”. Berdasarkan kepda pemisalan ini dapat ditunjukkan pada tingkat kapasitas memproduksi yang
bagaimana perusahaan akan menjalankan kegiatan usahanya.
 Cara Mencapai Tujuan Memaksimukan Keuntungan
Keuntungan diperoleh apabila hasil penjualan melebihi dari biaya produksi, dan kerugian akan dialami
apabila penjualan kurang dari biaya produksi. Keuntungan yang maksimum dicapai apabila perbedaan diantara hasil
penjualan dan biaya produksi mencapai tingkat yang paling besar.

C. Fungsi dan Teori Produksi


1. Fungsi Produksi
Produksi merupakan hasil akhir dari proses atau aktivitas ekonomi dengan memanfaatkan beberapa
masukan atau input. Dengan pengertian ini dapat dipahami bahwa kegiatan produksi adalah mengkonsumsi
berbagai input atau masukan untuk menghasilkan output. Hubungan antara input dan output tersebut dalam
persamaan, tabel atau grafik merupakan fungsi produksi. Fungsi produksi adalah suatu persamaan yang
menunjukkan jumlah maksimum output yang dihasilkan dengan kombinasi input tertentu. Berdasarkan
pengertian diatas maka yang dimaksud fungsi produksi adalah hubungan teknis antara input dan output.
Hubungan antara jumlah ouput (Q) dengan sejumlah input yang digunakan dalam proses produksi
secara matematis diformulasikan :

Q = f (X1,X2,X3,…,Xn)
Dimana :
Q = output
X = input
Apabila dalam proses produksi hanya digunakan 2 (dua) input yaitu modal (K) dan tenaga kerja (L)
maka fungsi produksi yang dimaksud adalah:
Q = f (K,L)
Dimana :
Q = output
K = modal
L = tenaga kerja
Fungsi produksi diatas merupakan gambaran kombinasi tenaga kerja dan modal untuk menghasilkan
output maksimum.
2. Peminimuman Biaya Produksi
Dalam memikirkan aspek yang kedua, yaitu menentukan komposisi faktor produksi yang akan
meminimumkan biaya produksi, produsen perlu memperhatikan beberapa hal yaitu :
 Besarnya pembayaran faktor produksi tambahan yang akan digunakan
 Besarnya tambahan hasil penjualan sebagai akibat penambahan faktor produksi tersebut.
Contoh : dimisalkan ada 2 (dua) faktor produksi yang digunakan yaitu :
 Faktor produksi A dengan biaya Rp. 10.000,- dan memberikan hasil tambahan Rp. 25.000,-
 Faktor produksi B memerlukan biaya Rp. 20.000,- dan juga menghasilkan tambahan nilai sebesar
Rp. 25.000,-
Pertanyaannya adalah faktor produksi manakah yang harus ditambah ? Sudah tentu jawaban
rasionalnya adalah faktor produksi A sebab biaya yang dikeluarkan jauh lebih rendah meskipoun dengan nilai
tambahan hasil yang sama. Minimisasi biaya / maksimalisasi produksi : Mengambil/menambah faktor produksi
yang biaya per unitnya lebih rendah dibanding faktor produksi lain dengan asumsi bahwa hasil tambahan nilai
produksi faktor tersebut paling maksimal.
Telah dinyatakan sebelumnya bahwa fungsi produksi menunjukkan sifat hubungan antara faktor produksi
dan tingkat produksi yang dihasilkan. Faktor-faktor tersebut dikenal dengan istilah input dan istilah untuk jumlah
produksi kita sebut output.
Teori produksi dalam ilmu ekonomi analisanya dibedakan pada 2 (dua) pendekatan berikut:
a. Fungsi Produksi 1 (satu) Input Variabel Berubah
Teori produksi yang sederhana menggambarkan hubungan antara tingkat produksi suatu barang
dengan jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk menghasilkan berbagai tingkat produksi barang tersebut.
dalam analisa ini dimisalkan bahwa faktor-faktor produksi lain dianggap tetap jumlahnya misalnya modal dan
tanah. Satu-satunya faktor produksi yang dapat berubah adalah tenaga kerja.
Hukum Hasil Lebih yang Semakin Berkurang
Hukum hasil lebih yang semakin berkurang merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dari
teori produksi. Hukum tersebut menjelaskan pokok dari hubungan antara tingkat produksi dan tenaga kerja
yang digunakan. Hukum hasil lebih yang semakin berkurang : apabila faktor produksi yang dapat diubah
jumlahnya (tenaga kerja) terus menerus ditambah sebanyak 1 (satu) unit, pada mulanya akan menaikkan
total produksi, namun setelah mencapai suatu tingkat tertentu akan semakin berkurang dan akan mencapai
titik negatif.
Dengan demikian pada hakikatnya hukum hasil lebih yang semakin berkurang menyatakan bahwa
hubungan antara tingkat produksi dan jumlah tenaga kerja yang digunakan dapat dibedakan dalam 3 (tiga)
tahap yakni :
1. Tahap pertama : produksi total mengalami pertambahan yang semakin cepat
2. Tahap kedua : produksi total pertambahannya semakin lambat
3. Tahap ketiga : produksi total semakin lama sermakin berkurang
Berikut kita cermati gambaran mengenai produksi suatu barang pertanian di atas sebidang
tanah yang tetap sifatnya namun jumlah tenaga kerjanya berubah-ubah.
Contoh :
Tanah Tenaga Kerja Total Marginal Average
Product
(ha) (orang) Produksi Product
(AP)
(Unit) (unit)

1 1 150 150 150

1 2 400 250 200

1 3 810 410 270

1 4 1080 270 270

1 5 1290 210 258

1 6 1440 150 240

1 7 1505 65 215

1 8 1520 15 180

1 9 1440 -80 160

1 10 1300 -140 130

Tabel 4.1 Hubungan Jumlah Tenaga Kerja dan Jumlah Produksi


Dalam tabel 4.1 diatas menunjukkan bahwa total produksi mengalami penambahan yang semakin
cepat apabila tenaga kerja ditambah dari 1 (satu) menjadi 2 (dua) dan 2 (dua) menjadi 3 (tiga). Maka dalam
keadaan ini kegiatan produksi mencapai tahap I (pertama). Dalam tahap ini setiap tambahan tenaga kerja
menghasilkan tambahan produksi yang lebih besar. Dalam analisis ekonomi, keadaan ini dinamai : produksi
marginal pekerja yang semakin bertambah.
Apabila tenaga kerja ditambah dari 3 (tiga) menjadi 4 (empat), kemudian 4 (empat) menjadi 5
(lima) dan seterusnya, total produksi tetap bertambah, namun jumlah pertambahannya semakin lama
semakin sedikit. Keadaan tersebut mencapai tahap II (kedua) yaitu keadaan dimana marginal product
semakin berkurang.
Pada tahap III (ketiga) pertambahan tenaga kerja tidak akan menambah total produksi, namun
malah berkurang. Pada waktu tenaga kerja bertambah dari 7 (tujuh) menjadi 8 (delapan), total product
masih bertambah sebanyak 15 unit. Akan tetapi apabila satu lagi tenaga kerja ditambah (dari 8 menjadi 9)
maka total productnya berkurang 80 unit. Dan seterusnya.
Marginal product : ∆TP / ∆L
Average product : TP / L
Hubungan -hubungan faktor produksi, marginal product dan average product dalam table 4.1
diatas diperoleh gambaran kurva sebagai berikut :

b. Fungsi Produksi 2 (dua) Input Variabel Berubah


Apabila ada 2 (dua) input yang digunakan dalam proses produksi semuanya menjadi variabel
yang dapat berubah, maka pendekatan fungsi produksi yang sering digunakan :
 Isoquant : Adalah kurva yang menunjukkan kombinasi input yang dipakai dalam proses produksi yang
menghasilkan output tertentu dalam jumlah yang sama
 Isoqost : Adalah kurva yang menunjukkan berbagai kombinasi antara 2 (dua) input yang berbeda yang
dapat dibeli oleh produsen pada tingkat biaya yang sama.
Isoquant mempunyai ciri-ciri yang sama dengan indifference curve dalam analisa perilaku
konsumen yakni :
 Turun dari kiri atas ke kanan bawah 
Cembung ke arah titik origin
 Tidak saling berpotongan
 Perubahan produksi digambarkan dengan pergeseran isoquant
Berdasarkan ciri-ciri tersebut diatas, isoquant dapat ditunjukkan dalam gambar 4.2 berikut :

Sebagai contoh : seorang pengusaha ingin memproduksi suatu barang sebanyak 1000 unit. Untuk
memproduksi barang tersebut, ia menggunakan input tenaga kerja dan modal yang penggunaannya dapat
dipertukarkan. Table 4.2 berikut mengilustrasikannya.
Komposisi Tenaga Kerja

A 1

B 2

C 3

D 4

Komposisi A menunjukkan bahwa 1 (satu) unit tenaga kerja dan 6 (enam) unit modal dapat
menghasilkan produksi yang diinginkan (1000 unit). Gabungan B dan C begitu juga.
Dari table 4.2 diatas kita dapat menggambarkan kurva isoquant-nya.

Kurva isoquant dalam gambar 4.4 diatas menggambarkan gabungan tenaga kerja dan modal yang
akan menghasilkan satu tingkat produksi tertentu. Ketiga kurva tersebut menggambarkan tingkat produksi
yang berbeda yaitu 1000, 2000 dan 3000 unit. Semakin jauh dari titik origin (0) letak kurvanya
menunjukkan tingkat produksi yang semakin tinggi.
Selain isoquant, dalam analisa fungsi produksi dengan 2 (dua) input variabel yang dapat berubah,
dikenal pula satu pendekatan yaitu isocost. Secara umum isocost didefenisikan sebagai kurva yang
menunjukkan berbagai kombinasi antara 2 (dua) input berbeda yang dapat dibeli oleh produsen pada
tingkat biaya yang sama.
Untuk menghemat biaya produksi dan memaksimumkan keuntungan, perusahaan harus
meminimumkan biaya. Isocost digunakan untuk menganalisa penggunaan faktor produksi dengan diaya
tertentu. Untuk membuat kurva isocost ada beberapa data yang harus dikumpulkan yakni :
 Harga faktor produksi yang digunakan
 Jumlah uang/dana yang tersedia untuk membeli faktor-faktor produksi tersebut.
Sebagai contoh :
Upah tenaga kerja Rp. 10.000,-
Biaya modal per unit : Rp. 20.000,-
Uang yang tersedia hanya Rp. 80.000,-.
Alternatif pemanfaatan dana yang ada :
a. Semua uang diperuntukkan untuk memperoleh modal
Rp. 80.000,-
Rp. 20.000,- 4 unit modal

b. Semua uang diperuntukkan untuk memperoleh tenaga kerja saja


Rp. 80.000,-

Rp. 10.000,- 8 unit t. Kerja


Berdasar data diatas maka kita dapat menggambarkan kurva isocostnya sebagai berikut :

Gambar 4.5 diatas menunjukkan bernbagai kemungkinan kombinasi penggunaan faktor produksi
modal (K) dan tenaga kerja (L) dengan batasan dana Rp. 80.000,-. Titik A pada garis TC adalah kondisi dimana
digunakan faktor produksi tenaga kerja sebanyak 4 (empat) unit dan faktor produksi modal sebanyak 2 (dua)
unit.
D. Teori Biaya Produksi
Analisa mengenai biaya produksi perusahaan dibedakan dalam 2 (dua) pendekatan yaitu : 
Biaya produksi jangka pendek
 Biaya produksi jangka panjang
Kurun jangka pendek diartikan sebagai jangka waktu dimana perusahaan dapat menambah “ hanya
“salah satu faktor produksi yang digunakan. Sedang jangka panjang adalah jangka waktu dimana semua faktor
produksi dapat mengalami perubahan. Biaya Produksi adalah Semua pengeluaran yang dilakukan oleh
produsen untuk memperoleh faktor-faktor produksi yang akan digunakan dalam proses produksi oleh
produsen tersebut.
Biaya produksi dibagi dua :
 Biaya ekspkisit adalah Pengeluaran perusahaan berupa pembayaran dengan uang untuk mendapatkan
faktor produksi dan bahan mentah yang dibutuhkan
 Biaya tersembunyi adalah Taksiran pengeluaran terhadap faktor produksi yang dimiliki oleh perusahaan
tersebut.

a. Biaya Produksi Jangka Pendek


Konsep biaya produksi dalam pendekatan mikro terbagi dalam beberapa pengertian dasar yaitu : 
Biaya yang selalu berubah (Variabel Cost /VC)
 Biaya tetap (Fixed Cost/FC)
Variable Cost adalah biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan faktor produksi dan bahan mentah
yang selalu berubah jumlahnya dalam proses produksi, misalnya : tenaga kerja.
Fixed Cost adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan faktor produksi dan bahan
mentah yang selalu tetap jumlahnya dalam kegiatan produksi. Misalnya tanah dan gedung.
Analisa mengenai biaya produksi terdiri atas analisa tentang :
 Biaya produksi total / Total Cost ( TC ) :
1. Biaya total / Total Cost ( TC ) adalah keseluruhan biaya produksi yang dikeluarkan. Rumus TC =
TFC + TV .
2. Biaya Tetap Total / Total Fixed Cost ( TFC ) Adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk
memperoleh faktor produksi yang tdk. dapat diubah jumlahnya.
3. Biaya Berubah Total/Total Variable Cost (TVC) Adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk
memperoleh faktor produksi yang dapat berubah jumlahnya.
 Biaya rata-rata
1. Biaya Tetap Rata - Rata /Average Fixed Cost (AFC): Adalah keseluruhan biaya produksi
TFC
sejumlah barang (Q ) dibagi jumlah barang Q tersebut. Rumus : AFC
Q
2. Biaya Berubah Rata-Rata/Average variable Cost (AVC) Adalah keseluruhan biaya berubah total
TVC
dibagi dengan jumlah barang (Q) yang dihasilkan. Rumus : AVC 
Q
3. Biaya Total Rata - Rata / Average Cost ( AC) Adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan dibagi
TC
dengan barang ( Q ) yang dihasilkan. Rumus : AC 
Q
 Biaya Marjinal :
Adalah kenaikan biaya produksi yang dikeluarkan untuk menambah produksi sebanyak 1
(satu ) unit.
MCn = TCn - TCn-1
Contoh Soal :
Tabel 5.1. Biaya Produksi Dalam Jangka Pendek (ribu rupiah)
Jumlah Jumlah Biaya Biaya Biaya Biaya Biaya Biaya
Pekerja Produksi Tetap Berubah Total Marjinal Tetap Berubah
Total Total Ratarata Ratarata
(L) (Q) (TFC) ( TVC ) (TC ) (MC) ( AFC ) ( AVC )
0 0 50 0 50 - - -
1 2 50 50 100 25 25 25
2 6 50 100 150 12.5 8.3 16.7
3 12 50 150 200 8.3 4.2 12.5
4 20 50 200 250 6.25 2.5 10
5 27 50 250 300 7.1 1.8 9.3
6 33 50 300 350 8.3 1.5 9.1
7 38 50 350 400 10 1.3 9.2
8 42 50 400 450 12.5 1.2 9.5
9 45 50 450 500 16.7 1.1 10
10 47 50 500 550 25 1.1 10.6
11 48 50 550 600 50 1 11.5
Catatan : marilah kita perhatikan pengertian Marjinal Cost ! Bilangan pembagi Q tidak selalu 1
namun mengikuti pertambahannya.
Misal : pada jumlah pekerja 4 dan tingkat produksi 20
MC = TCn - TCn-1
= 250 - 200
= 50
Mengingat tambahan produksi pada jumlah pekerja 3 ke 4 adalah 8 unit, maka penghitungan MC-nya menjadi :
MC = 50 : 8
= 6.25
Apabila tambahan produksi tidak sama dengan 1 (satu) unit maka kita gunakan rumus MC sebagai berikut :

TC
MCn =
Q
Misal: kenaikan produksi dan biaya produksi pada waktu tenaga kerja di tambah dari 6 ke 7.
Ternyata produksi naik sebanyak 5 unit, yaitu dari 33 menjadi 38 unit, dan biaya produksi naik sebanyak Rp
50.000, yaitu dari Rp 350 menjadi Rp 400. Dengan demikian besarnya MC adalah:

400350 50
MC  10
3833 5

b. Bentuk Kurva Biaya Produksi Jangka Pendek


Kurva biaya produksi jangka pendek dibedakan dalam beberapa bagian yaitu : 
Kurva biaya total
 Kurva biaya rata-rata
 Kurva biaya marjinal
c. Biaya Produksi Jangka Panjang
Dalam jangka panjang, perusahaan dapat menambah semua faktor produksi. Keadaan tersebut
menyebabkan tidak adanya komponen biaya tetap dalam proses produksi. Semua biaya yang dikeluarkan
dianggap biaya berubah (Variable Cost)
Kurva Biaya Total Rata-rata Jangka Panjang / Long Run Average Cost (LRAC) adalah : kurva yang
menunjukkan biaya rata-rata paling minimum untuk berbagai tingkat produksi apabila perusahaan dapat
selalu mengubah kapasitas produksinya.
Kurva LRAC terbentuk dari sekian banyak kurva AC yang tak terhingga jumlahnya. Kurva ini
menyinggung berbagai kurva AC jangka pendek. Titik persinggungannya merupakan biaya produksi yang paling
minimum untuk berbagai tingkat produksi.
Perlu kita ingat bahwa persinggungan kurva AC dan LRAC bukan pada titik terendah AC ! Sebab
dalam jangka panjang titik terendah AC bukan menggambarkan biaya paling minimum. Namun terdapat kurva
AC lain yang dapat meminumkannya. (LRAC terdiri dari banyak AC). Sebagai contoh perhatikan gambar 5.3
tersebut.
Marilah kita perhatikan AC1 dan AC2. tiytik A1 adalah titik terendah pada AC1. Dengan demikian dalam
jangka pendek produksi sebesar QA diproduksi dengan biaya yang lebih rendah dari AC1. Namun dalam jangka
panjang biaya tersebut bukanlah biaya paling minimum, sebab apabila kapasitas produksi berukutnya
menggunakan AC2 dan QA akan mengeluarkan biaya sebanyak A pada AC2. Dengan demikian dapat simpulkan
bahwa kurva LRAC meskipun tidak menghubungkan setiap titik terendah dari AC, namun menggambarkan
biaya minimum perusahaan dalam jangka panjag.

Economies of Scale :
Apabila peretambahan produksi menyebabkan biaya produksi rata-rata menjadi semakin rendah
dalam jangka panjang. Produksi yang semakin tinggi menyebabkan perusahaan menambah kapasitas
produksinya yang menyebabkan bertambahnya effisiensi. Hal tersebut dicerminkan dari semakin rendahnya
biaya produksi. Pada kurva LRAC ditunjukkan pada bagian yang semakin menurun.
Faktor-faktor ynag menyebabkan economies of scale :
 Spesialisasi faktor produksi (misal tiap divisi hanya mengerjakan satu jenis pekerjaan)
 Pengurangan harga bahan mentah dan kebutuhan produksi lainnya (harga bahan mentah semakin murah
apabila dilakukan pembelian dalam jumlah yang cukup banyak)
 Memungkinkan by products (produk sampingan) (misalnya pemanfaatan barang-barang residu menjadi
produk sampingan)
 Mendorong perkembangan usaha lain (pembesaran suatu usaha akan mendorong tersedianya fasilitas
pendukung)

Dis-Economies of Scale :
Apabila pertambahan produksi menyebabkan biaya produksi rata-rata menjadi semakin tinggi dalam
jangka penjang. Produksi yang semakin tinggi menyebabkan perusahaan menambah jumlah tenaga kerja
sampai beribu-ribu orang dan mempunyai pabrik dan cabang di berbagai tempat. Sebagai akibatnya kegiatan dan
organisasi perusahaan menjadi sangat kompleks.
Keadaan tersebut memungkinkan perusahaan untuk tidak hanya dipimpin sebatas manager saja. Ini
dapat mengakibatkan pengambilan keputusan dan kebijakan sangat memakan waktu untuk merumuskannya.
Hal tersebut mengurangi effisiensi kegiatan perusahaan dan menyebbakan biata produksi rata-rata menjadi
semakin tinggi.

Grafik ( a ), kurva LRAC mengalami penurunan yang sangat cepat namun juga sangat cepat
mengalami kenaikan. Hal ini menggambarkan bahwa kenaikan produksi yang sedikit saja telah menimbulkan
skala ekonomi yang sangat menguntuhkan. Namun pada tingkat produksi yang relatif rendah, skala tidak
ekonomi (diseconomies of scale) mulai nampak
Grafik ( b ) pada awalnya economie of scale sangat menguntungkan namun juga tidak berlangsung
lama. Akantetapi diikuti oleh kurva LRAC yang datar yang berarti pada tahap permulaan diseconomy of scale
belum menguasai kegiatan perusahaan. Baru pada tingkat produksi yang tinggi diseconomy of scale mulai
berlaku.
Grfaik ( c ) menggambar banyaknya perusahaan besar dalam industri yang relatif sedikit. Hanya
beberapa perusahaan terdapat dalam suatu industri. keadaan ini terjadi karena adanya economie of scale
sehingga jumlah barang yang produksi sangat banyak dan dapat menguasai pasar.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Teori perilaku produsen (perusahaan) memiliki banyak analogi dengan teori perilaku konsumen. Misalnya, bila
konsumen mengalokasikan dananya untuk konsumen, produsen mengalokasikan dananya untuk menggunakan faktor
produksi atau yang akan di proses menjadi output. Karena itu bila keseimbangan konsumen terjadi pada saat seluruh
uangnya habis untuk konsumsi, keseimbangan produsen tercapai pada saat seluruh anggaran habis terpakai
untuk membeli faktor produksi.

Produsen juga memililki pengetahuan yang lengkap (perfect knowledge) atas faktor produksi yang
dibelinya. Akhirnya, bila konsumen berupaya mencapai kepuasan maksimum, maka produsen berupaya mencapai
tingkat produksi maksimum.

Dalam ekonomi yang sudah modern, di mana peranan uang amat penting, maka ukuran efisiensi yang
paling baik (walaupun bukan paling lengkap) addalah uang. Sesuatu yang efisien secara teknis, belum tentu secara
finan-sial dan ekonomi menguntungkan.

B. Saran
Semoga makalah yang telah saya susun ini dapat bermaanfaat yang kemudian dapat
diamalkan dalam kehidupan. Saya sangat menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dengan
kesempurnaan dan begitu banyak kekurangan-kekurangan, untuk itu besar harapan kami jika ada kritik dan saran yang
membangun untuk lebih menyempurnakan makalah-makalah kami di lain waktu
DAFTAR PUSTAKA

Prathama Rahardja, Mandala Manurung. 2008. Pengantar Ilmu Ekonomi (Mikroekonomi dan Makroekonomi). Jakarta:
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Drs. Lukman, M.Si. 2007. Pengantar Teori Mikro Ekonomi. Jakarta: UIN Jakarta Ekspres.
Raharja, Prathama. 2004. Teori Ekonomi Mikro. Jakarta: FEUI
Sukirno, Sadono. 2005. MikroEkonomi Teori Pengantar Edisi Ketiga. Jakarta. Rajawali Pers.

Anda mungkin juga menyukai