Arviny Dian Saputri - 1892042057 - LK 9 Mikro
Arviny Dian Saputri - 1892042057 - LK 9 Mikro
DISUSUN OLEH :
PENDIDIKAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah yang berjudul
“ Teori Biaya Produksi “ ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa saya mengucapkan terima kasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca.
Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi saya sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman saya. Untuk itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR..................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................4
A. Latar Belakang.............................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..........................................................................................................4
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................... 5
A. Bentuk - Bentuk Organisasi Perusahaan................................................................................... 5
B. Perusahaan Ditinjau dari Sudut Teori Ekonomi............................................................................ 5
C. Fungsi dan Teori Produksi................................................................................................. 6
D. Teori Biaya Produksi...................................................................................................... 13
BAB III
PENUTUP........................................................................................................................... 19
A. Kesimpulan................................................................................................................ 19
B. Saran..................................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................20
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia tidak terlepas dari kegiatan ekonomi dalam menjalani kehidupan sehari harinya. Seorang
konsumen perlu belajar tentang bagaimana mengatur pengeluaran mereka agar pengeluaran tidak melebihi
pendapatan, sehingga kebutuhan pun tercukupi. Seorang produsen perlu belajar pula tentang bagaimana mengatur
sebuah perusahaan atau kegiatan produksi agar faktor-faktor produksi yang di miliki dapat memenuhi target
produksi atau dapat dioptimalkan dengan baik dan juga agar biaya atau pengeluaran yang di butuhkan dapat dikelola
dengan baik.
Untuk itu, dalam makalah ini kami akan membahas tentang biaya produksi. Biaya produksi ini berkaitan
dengan usaha sebuah perusahaan dalam memperoleh faktor-faktor produksi dan beberapa perhitungan tentang
pengaturannya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana bentuk - bentuk organisasi perusahaan ?
2. Seperti apa perusahaan yang ditinjau dari sudut teori ekonomi ?
3. Apa yang dimaksud dengan fungsi produksi dan teori produksi ?
4. Apa yang dimaksud dengan teori biaya produksi ?
C. Tujuan Penulisan
1. Bagaimana bentuk - bentuk organisasi perusahaan ?
2. Seperti apa perusahaan yang ditinjau dari sudut teori ekonomi ?
3. Apa yang dimaksud dengan fungsi produksi dan teori produksi ?
4. Apa yang dimaksud dengan teori biaya produksi ?
BAB II
PEMBAHASAN
Q = f (X1,X2,X3,…,Xn)
Dimana :
Q = output
X = input
Apabila dalam proses produksi hanya digunakan 2 (dua) input yaitu modal (K) dan tenaga kerja (L)
maka fungsi produksi yang dimaksud adalah:
Q = f (K,L)
Dimana :
Q = output
K = modal
L = tenaga kerja
Fungsi produksi diatas merupakan gambaran kombinasi tenaga kerja dan modal untuk menghasilkan
output maksimum.
2. Peminimuman Biaya Produksi
Dalam memikirkan aspek yang kedua, yaitu menentukan komposisi faktor produksi yang akan
meminimumkan biaya produksi, produsen perlu memperhatikan beberapa hal yaitu :
Besarnya pembayaran faktor produksi tambahan yang akan digunakan
Besarnya tambahan hasil penjualan sebagai akibat penambahan faktor produksi tersebut.
Contoh : dimisalkan ada 2 (dua) faktor produksi yang digunakan yaitu :
Faktor produksi A dengan biaya Rp. 10.000,- dan memberikan hasil tambahan Rp. 25.000,-
Faktor produksi B memerlukan biaya Rp. 20.000,- dan juga menghasilkan tambahan nilai sebesar
Rp. 25.000,-
Pertanyaannya adalah faktor produksi manakah yang harus ditambah ? Sudah tentu jawaban
rasionalnya adalah faktor produksi A sebab biaya yang dikeluarkan jauh lebih rendah meskipoun dengan nilai
tambahan hasil yang sama. Minimisasi biaya / maksimalisasi produksi : Mengambil/menambah faktor produksi
yang biaya per unitnya lebih rendah dibanding faktor produksi lain dengan asumsi bahwa hasil tambahan nilai
produksi faktor tersebut paling maksimal.
Telah dinyatakan sebelumnya bahwa fungsi produksi menunjukkan sifat hubungan antara faktor produksi
dan tingkat produksi yang dihasilkan. Faktor-faktor tersebut dikenal dengan istilah input dan istilah untuk jumlah
produksi kita sebut output.
Teori produksi dalam ilmu ekonomi analisanya dibedakan pada 2 (dua) pendekatan berikut:
a. Fungsi Produksi 1 (satu) Input Variabel Berubah
Teori produksi yang sederhana menggambarkan hubungan antara tingkat produksi suatu barang
dengan jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk menghasilkan berbagai tingkat produksi barang tersebut.
dalam analisa ini dimisalkan bahwa faktor-faktor produksi lain dianggap tetap jumlahnya misalnya modal dan
tanah. Satu-satunya faktor produksi yang dapat berubah adalah tenaga kerja.
Hukum Hasil Lebih yang Semakin Berkurang
Hukum hasil lebih yang semakin berkurang merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dari
teori produksi. Hukum tersebut menjelaskan pokok dari hubungan antara tingkat produksi dan tenaga kerja
yang digunakan. Hukum hasil lebih yang semakin berkurang : apabila faktor produksi yang dapat diubah
jumlahnya (tenaga kerja) terus menerus ditambah sebanyak 1 (satu) unit, pada mulanya akan menaikkan
total produksi, namun setelah mencapai suatu tingkat tertentu akan semakin berkurang dan akan mencapai
titik negatif.
Dengan demikian pada hakikatnya hukum hasil lebih yang semakin berkurang menyatakan bahwa
hubungan antara tingkat produksi dan jumlah tenaga kerja yang digunakan dapat dibedakan dalam 3 (tiga)
tahap yakni :
1. Tahap pertama : produksi total mengalami pertambahan yang semakin cepat
2. Tahap kedua : produksi total pertambahannya semakin lambat
3. Tahap ketiga : produksi total semakin lama sermakin berkurang
Berikut kita cermati gambaran mengenai produksi suatu barang pertanian di atas sebidang
tanah yang tetap sifatnya namun jumlah tenaga kerjanya berubah-ubah.
Contoh :
Tanah Tenaga Kerja Total Marginal Average
Product
(ha) (orang) Produksi Product
(AP)
(Unit) (unit)
1 7 1505 65 215
1 8 1520 15 180
Sebagai contoh : seorang pengusaha ingin memproduksi suatu barang sebanyak 1000 unit. Untuk
memproduksi barang tersebut, ia menggunakan input tenaga kerja dan modal yang penggunaannya dapat
dipertukarkan. Table 4.2 berikut mengilustrasikannya.
Komposisi Tenaga Kerja
A 1
B 2
C 3
D 4
Komposisi A menunjukkan bahwa 1 (satu) unit tenaga kerja dan 6 (enam) unit modal dapat
menghasilkan produksi yang diinginkan (1000 unit). Gabungan B dan C begitu juga.
Dari table 4.2 diatas kita dapat menggambarkan kurva isoquant-nya.
Kurva isoquant dalam gambar 4.4 diatas menggambarkan gabungan tenaga kerja dan modal yang
akan menghasilkan satu tingkat produksi tertentu. Ketiga kurva tersebut menggambarkan tingkat produksi
yang berbeda yaitu 1000, 2000 dan 3000 unit. Semakin jauh dari titik origin (0) letak kurvanya
menunjukkan tingkat produksi yang semakin tinggi.
Selain isoquant, dalam analisa fungsi produksi dengan 2 (dua) input variabel yang dapat berubah,
dikenal pula satu pendekatan yaitu isocost. Secara umum isocost didefenisikan sebagai kurva yang
menunjukkan berbagai kombinasi antara 2 (dua) input berbeda yang dapat dibeli oleh produsen pada
tingkat biaya yang sama.
Untuk menghemat biaya produksi dan memaksimumkan keuntungan, perusahaan harus
meminimumkan biaya. Isocost digunakan untuk menganalisa penggunaan faktor produksi dengan diaya
tertentu. Untuk membuat kurva isocost ada beberapa data yang harus dikumpulkan yakni :
Harga faktor produksi yang digunakan
Jumlah uang/dana yang tersedia untuk membeli faktor-faktor produksi tersebut.
Sebagai contoh :
Upah tenaga kerja Rp. 10.000,-
Biaya modal per unit : Rp. 20.000,-
Uang yang tersedia hanya Rp. 80.000,-.
Alternatif pemanfaatan dana yang ada :
a. Semua uang diperuntukkan untuk memperoleh modal
Rp. 80.000,-
Rp. 20.000,- 4 unit modal
Gambar 4.5 diatas menunjukkan bernbagai kemungkinan kombinasi penggunaan faktor produksi
modal (K) dan tenaga kerja (L) dengan batasan dana Rp. 80.000,-. Titik A pada garis TC adalah kondisi dimana
digunakan faktor produksi tenaga kerja sebanyak 4 (empat) unit dan faktor produksi modal sebanyak 2 (dua)
unit.
D. Teori Biaya Produksi
Analisa mengenai biaya produksi perusahaan dibedakan dalam 2 (dua) pendekatan yaitu :
Biaya produksi jangka pendek
Biaya produksi jangka panjang
Kurun jangka pendek diartikan sebagai jangka waktu dimana perusahaan dapat menambah “ hanya
“salah satu faktor produksi yang digunakan. Sedang jangka panjang adalah jangka waktu dimana semua faktor
produksi dapat mengalami perubahan. Biaya Produksi adalah Semua pengeluaran yang dilakukan oleh
produsen untuk memperoleh faktor-faktor produksi yang akan digunakan dalam proses produksi oleh
produsen tersebut.
Biaya produksi dibagi dua :
Biaya ekspkisit adalah Pengeluaran perusahaan berupa pembayaran dengan uang untuk mendapatkan
faktor produksi dan bahan mentah yang dibutuhkan
Biaya tersembunyi adalah Taksiran pengeluaran terhadap faktor produksi yang dimiliki oleh perusahaan
tersebut.
TC
MCn =
Q
Misal: kenaikan produksi dan biaya produksi pada waktu tenaga kerja di tambah dari 6 ke 7.
Ternyata produksi naik sebanyak 5 unit, yaitu dari 33 menjadi 38 unit, dan biaya produksi naik sebanyak Rp
50.000, yaitu dari Rp 350 menjadi Rp 400. Dengan demikian besarnya MC adalah:
400350 50
MC 10
3833 5
Economies of Scale :
Apabila peretambahan produksi menyebabkan biaya produksi rata-rata menjadi semakin rendah
dalam jangka panjang. Produksi yang semakin tinggi menyebabkan perusahaan menambah kapasitas
produksinya yang menyebabkan bertambahnya effisiensi. Hal tersebut dicerminkan dari semakin rendahnya
biaya produksi. Pada kurva LRAC ditunjukkan pada bagian yang semakin menurun.
Faktor-faktor ynag menyebabkan economies of scale :
Spesialisasi faktor produksi (misal tiap divisi hanya mengerjakan satu jenis pekerjaan)
Pengurangan harga bahan mentah dan kebutuhan produksi lainnya (harga bahan mentah semakin murah
apabila dilakukan pembelian dalam jumlah yang cukup banyak)
Memungkinkan by products (produk sampingan) (misalnya pemanfaatan barang-barang residu menjadi
produk sampingan)
Mendorong perkembangan usaha lain (pembesaran suatu usaha akan mendorong tersedianya fasilitas
pendukung)
Dis-Economies of Scale :
Apabila pertambahan produksi menyebabkan biaya produksi rata-rata menjadi semakin tinggi dalam
jangka penjang. Produksi yang semakin tinggi menyebabkan perusahaan menambah jumlah tenaga kerja
sampai beribu-ribu orang dan mempunyai pabrik dan cabang di berbagai tempat. Sebagai akibatnya kegiatan dan
organisasi perusahaan menjadi sangat kompleks.
Keadaan tersebut memungkinkan perusahaan untuk tidak hanya dipimpin sebatas manager saja. Ini
dapat mengakibatkan pengambilan keputusan dan kebijakan sangat memakan waktu untuk merumuskannya.
Hal tersebut mengurangi effisiensi kegiatan perusahaan dan menyebbakan biata produksi rata-rata menjadi
semakin tinggi.
Grafik ( a ), kurva LRAC mengalami penurunan yang sangat cepat namun juga sangat cepat
mengalami kenaikan. Hal ini menggambarkan bahwa kenaikan produksi yang sedikit saja telah menimbulkan
skala ekonomi yang sangat menguntuhkan. Namun pada tingkat produksi yang relatif rendah, skala tidak
ekonomi (diseconomies of scale) mulai nampak
Grafik ( b ) pada awalnya economie of scale sangat menguntungkan namun juga tidak berlangsung
lama. Akantetapi diikuti oleh kurva LRAC yang datar yang berarti pada tahap permulaan diseconomy of scale
belum menguasai kegiatan perusahaan. Baru pada tingkat produksi yang tinggi diseconomy of scale mulai
berlaku.
Grfaik ( c ) menggambar banyaknya perusahaan besar dalam industri yang relatif sedikit. Hanya
beberapa perusahaan terdapat dalam suatu industri. keadaan ini terjadi karena adanya economie of scale
sehingga jumlah barang yang produksi sangat banyak dan dapat menguasai pasar.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Teori perilaku produsen (perusahaan) memiliki banyak analogi dengan teori perilaku konsumen. Misalnya, bila
konsumen mengalokasikan dananya untuk konsumen, produsen mengalokasikan dananya untuk menggunakan faktor
produksi atau yang akan di proses menjadi output. Karena itu bila keseimbangan konsumen terjadi pada saat seluruh
uangnya habis untuk konsumsi, keseimbangan produsen tercapai pada saat seluruh anggaran habis terpakai
untuk membeli faktor produksi.
Produsen juga memililki pengetahuan yang lengkap (perfect knowledge) atas faktor produksi yang
dibelinya. Akhirnya, bila konsumen berupaya mencapai kepuasan maksimum, maka produsen berupaya mencapai
tingkat produksi maksimum.
Dalam ekonomi yang sudah modern, di mana peranan uang amat penting, maka ukuran efisiensi yang
paling baik (walaupun bukan paling lengkap) addalah uang. Sesuatu yang efisien secara teknis, belum tentu secara
finan-sial dan ekonomi menguntungkan.
B. Saran
Semoga makalah yang telah saya susun ini dapat bermaanfaat yang kemudian dapat
diamalkan dalam kehidupan. Saya sangat menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dengan
kesempurnaan dan begitu banyak kekurangan-kekurangan, untuk itu besar harapan kami jika ada kritik dan saran yang
membangun untuk lebih menyempurnakan makalah-makalah kami di lain waktu
DAFTAR PUSTAKA
Prathama Rahardja, Mandala Manurung. 2008. Pengantar Ilmu Ekonomi (Mikroekonomi dan Makroekonomi). Jakarta:
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Drs. Lukman, M.Si. 2007. Pengantar Teori Mikro Ekonomi. Jakarta: UIN Jakarta Ekspres.
Raharja, Prathama. 2004. Teori Ekonomi Mikro. Jakarta: FEUI
Sukirno, Sadono. 2005. MikroEkonomi Teori Pengantar Edisi Ketiga. Jakarta. Rajawali Pers.