Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH MIKRO EKONOMI

“ TEORI BIAYA PRODUKSI “

DISUSUN OLEH :

NAMA : RIRIN MENTARI

NIM : 1892042047

KELAS : A

PENDIDIKAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR


KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah yang

berjudul “ Teori Biaya Produksi “ ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa saya mengucapkan

terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik

pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman

bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam

kehidupan sehari-hari.

Bagi saya sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan

makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman saya. Untuk itu saya sangat mengharapkan

kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Makassar, 29 Oktober 2021

Penulis
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR ........................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................... 4

A. Latar Belakang ................................................................................................... 4

B. Rumusan Masalah ............................................................................................... 4

C. Tujuan Penulisan ................................................................................................. 5

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................ 6

A. Bentuk - Bentuk Organisasi Perusahaan........................................................................ 6

B. Perusahaan Ditinjau dari Sudut Teori Ekonomi ............................................................... 7

C. Fungsi dan Teori Produksi.......................................................................................... 8

BAB III PENUTUP .......................................................................................................... 16

A. Kesimpulan .......................................................................................................... 16

B. Saran ................................................................................................................ 16

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 17


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia tidak terlepas dari kegiatan ekonomi dalam menjalani kehidupan sehari harinya.

Seorang konsumen perlu belajar tentang bagaimana mengatur pengeluaran mereka agar pengeluaran

tidak melebihi pendapatan, sehingga kebutuhan pun tercukupi. Seorang produsen perlu belajar pula

tentang bagaimana mengatur sebuah perusahaan atau kegiatan produksi agar faktor-faktor produksi

yang di miliki dapat memenuhi target produksi atau dapat dioptimalkan dengan baik dan juga agar

biaya atau pengeluaran yang di butuhkan dapat dikelola dengan baik. Untuk itu, dalam makalah ini kami

akan membahas tentang biaya produksi. Biaya produksi ini berkaitan dengan usaha sebuah

perusahaan dalam memperoleh faktor-faktor produksi dan beberapa perhitungan tentang

pengaturannya.

B.Rumusan Masalah

1. Bagaimana bentuk - bentuk organisasi perusahaan ?

2. Seperti apa perusahaan yang ditinjau dari sudut teori ekonomi ?

3. Apa yang dimaksud dengan fungsi produksi dan teori produksi ?

4. Apa yang dimaksud dengan teori biaya produksi ?


C. Tujuan Penulisan

1. Bagaimana bentuk - bentuk organisasi perusahaan ?

2. Seperti apa perusahaan yang ditinjau dari sudut teori ekonomi ?

3. Apa yang dimaksud dengan fungsi produksi dan teori produksi ?

4. Apa yang dimaksud dengan teori biaya produksi ?


BAB II

PEMBAHASAN

A. Bentuk - Bentuk Organisasi Perusahaan

Organisasi perusahaan dapat dibedakan kepada tiga bentuk organisasi pokok, yaitu :

1. Perusahaan Perseorangan

Perusahaan perseorangan adalah organisasi perusahaan yang terbanyak jumlahnya dalam

setiap perekonomian. Tetapi sumbangannya kepada keseluruhan produksi nasional tidaklah terlalu

besar ( jauh lebih kecil dari perusahaan perseroan terbatas ) karena kebanyakan dari usaha

tersebut dilakukan secara kecil - kecilan, yaitu modalnya tidak begitu besar dan begitu pula halnya

dengan hasil produksi dan penjualannya.

2. Perusahaan Perkongsian atau Firma

Organisasi perusahaan seperti ini adalah organisasi perusahaan yang dimiliki oleh beberapa

orag. Mereka bersepakat untuk secara bersama menjalankan suatu usaha dan membagi

keuntungan yang diperoleh berdasarkan perjanjian yang telah disepakati bersama.

3. Perseroan Terbatas

Dari segi jumlah produksi dan hasil penjualan yang dilakukannya, organisasi perusahaan yang

berbentuk perseroan terbatas adalah bentuk perusahaan yang paling penting. Di negara - negara

mau sebagian besar hasil produksi nasional diciptakan oleh perusahaan seperti ini.
B.Perusahaan Ditinjau dari Sudut Teori Ekonomi

Dalam teori ekonomi, analisis yang dibuat tidak membedakan apakah perusahaan itu

perusahaan pemerintah atau swasta dan apakah perusahaan swasta itu berbentuk perusahaan

perseorangan atau perusahaan perkongsian atau perseroan terbatas. Dalam teori ekonomi,berbagai

jenis perusahaan dipandang sebagai unit - unit badan usaha yang mempunyai tujuan yang sama, yaitu

“ mencapai keuntungan yang maksimum “. Untuk tujuan itu, ia menjalankan usaha yang bersamaan,

yaitu mengatur penggunaan faktor - faktor produksi dengan cara yang seefisien mungkin sehingga

“usaha memaksimumkan keuntungan dapat dicapau dengan cara yang dari sudut ekonomi dipandang

sebagai cara yang paling efisien ”.

- Tujuan Perusahaan : Memaksimumkan Keuntungan

Dalam teori ekonomi, pemisalan terpenting dalam menganalisis kegiatan perusahaan aalah

“mereka akan melakukan kegiatan memproduksi sampai kepada tingkat di mana keuntungan mereka

mencapai jumlah yang maksimum”. Berdasarkan kepda pemisalan ini dapat ditunjukkan pada tingkat

kapasitas memproduksi yang bagaimana perusahaan akan menjalankan kegiatan usahanya

- Cara Mencapai Tujuan Memaksimukan Keuntungan

Keuntungan diperoleh apabila hasil penjualan melebihi dari biaya produksi, dan kerugian akan

dialami apabila penjualan kurang dari biaya produksi. Keuntungan yang maksimum dicapai apabila

perbedaan diantara hasil penjualan dan biaya produksi mencapai tingkat yang paling besar.
C. Fungsi dan Teori Produksi

1. Fungsi Produksi

Produksi merupakan hasil akhir dari proses atau aktivitas ekonomi dengan memanfaatkan

beberapa masukan atau input. Dengan pengertian ini dapat dipahami bahwa kegiatan produksi

adalah mengkonsumsi berbagai input atau masukan untuk menghasilkan output. Hubungan antara

input dan output tersebut dalam persamaan, tabel atau grafik merupakan fungsi produksi. Fungsi

produksi adalah suatu persamaan yang menunjukkan jumlah maksimum output yang dihasilkan

dengan kombinasi input tertentu. Berdasarkan pengertian diatas maka yang dimaksud fungsi

produksi adalah hubungan teknis antara input dan output.

Hubungan antara jumlah ouput (Q) dengan sejumlah input yang digunakan dalam proses

produksi secara matematis diformulasikan : Q= f (X1,X2,X3,…,Xn)

Dimana : Q= output dan X = input

Apabila dalam proses produksi hanya digunakan 2 (dua) input yaitu modal (K) dan tenaga kerja

(L) maka fungsi produksi yang dimaksud adalah: Q = f (K,L)

Dimana : Q = output, K = modal, L = tenaga kerja

Fungsi produksi diatas merupakan gambaran kombinasi tenaga kerja dan modal untuk menghasilkan

output maksimum.
2. Peminimuman Biaya Produksi

Dalam memikirkan aspek yang kedua, yaitu menentukan komposisi faktor produksi yang akan

meminimumkan biaya produksi, produsen perlu memperhatikan beberapa hal yaitu :

- Besarnya pembayaran faktor produksi tambahan yang akan digunakan

- Besarnya tambahan hasil penjualan sebagai akibat penambahan faktor produksi tersebut.

Contoh : dimisalkan ada 2 (dua) faktor produksi yang digunakan yaitu :

- Faktor produksi A dengan biaya Rp. 10.000,- dan memberikan hasil tambahan Rp. 25.000,-

- Faktor produksi B memerlukan biaya Rp. 20.000,- dan juga menghasilkan tambahan nilai sebesar

Rp. 25.000,-

Pertanyaannya adalah faktor produksi manakah yang harus ditambah ? Sudah tentu jawaban

rasionalnya adalah faktor produksi A sebab biaya yang dikeluarkan jauh lebih rendah meskipoun

dengan nilai tambahan hasil yang sama. Minimisasi biaya / maksimalisasi produksi :

Mengambil/menambah faktor produksi yang biaya per unitnya lebih rendah dibanding faktor produksi

lain dengan asumsi bahwa hasil tambahan nilai produksi faktor tersebut paling maksimal.

Telah dinyatakan sebelumnya bahwa fungsi produksi menunjukkan sifat hubungan antara faktor

produksi dan tingkat produksi yang dihasilkan. Faktor-faktor tersebut dikenal dengan istilah input dan

istilah untuk jumlah produksi kita sebut output. Teori produksi dalam ilmu ekonomi analisanya

dibedakan pada 2 (dua) pendekatan berikut:


a. Fungsi Produksi 1 (satu) Input Variabel Berubah

Teori produksi yang sederhana menggambarkan hubungan antara tingkat produksi suatu

barang dengan jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk menghasilkan berbagai tingkat produksi

barang tersebut. dalam analisa ini dimisalkan bahwa faktor-faktor produksi lain dianggap tetap

jumlahnya misalnya modal dan tanah. Satu-satunya faktor produksi yang dapat berubah adalah

tenaga kerja.

- Hukum Hasil Lebih yang Semakin Berkurang,

Hukum hasil lebih yang semakin berkurang merupakan suatu hal yang tidak dapat

dipisahkan dari teori produksi. Hukum tersebut menjelaskan pokok dari hubungan antara tingkat

produksi dan tenaga kerja yang digunakan. Hukum hasil lebih yang semakin berkurang : apabila

faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya (tenaga kerja) terus menerus ditambah sebanyak 1

(satu) unit, pada mulanya akan menaikkan total produksi, namun setelah mencapai suatu tingkat

tertentu akan semakin berkurang dan akan mencapai titik negatif. Dengan demikian pada

hakikatnya hukum hasil lebih yang semakin berkurang menyatakan bahwa

hubungan antara tingkat produksi dan jumlah tenaga kerja yang digunakan dapat dibedakan

dalam 3 (tiga)

tahap yakni :

1. Tahap pertama : produksi total mengalami pertambahan yang semakin cepat

2. Tahap kedua : produksi total pertambahannya semakin lambat

3. Tahap ketiga : produksi total semakin lama sermakin berkurang


Berikut kita cermati gambaran mengenai produksi suatu barang pertanian di atas sebidang tanah

yang tetap sifatnya namun jumlah tenaga kerjanya berubah-ubah.

Contoh :

Tanah Tenaga Kerja Total Produksi Marginal Average Tahap

(orang)
(ha) (Unit) Product Product

1 1 150 (unit)
150 (AP)
150 Pertama

1 2 400 250 200

11 34 810
1080 410
270 270
270 Kedua

1 5 1290 210 258

1 6 1440 150 240

1 7 1505 65 215
1 9 1440 -80 160 Ketiga
1 8 1520 15 180
1 10 1300 -140 130

Tabel 4.1 Hubungan Jumlah Tenaga Kerja dan Jumlah Produksi

Dalam tabel 4.1 diatas menunjukkan bahwa total produksi mengalami penambahan yang

semakin cepat apabila tenaga kerja ditambah dari 1 (satu) menjadi 2 (dua) dan 2 (dua) menjadi 3

(tiga). Maka dalam keadaan ini kegiatan produksi mencapai tahap I (pertama). Dalam tahap ini

setiap tambahan tenaga kerja menghasilkan tambahan produksi yang lebih besar. Dalam analisis
ekonomi, keadaan ini dinamai : produksi marginal pekerja yang semakin bertambah. Apabila

tenaga kerja ditambah dari 3 (tiga) menjadi 4 (empat), kemudian 4 (empat) menjadi 5 (lima) dan

seterusnya, total produksi tetap bertambah, namun jumlah pertambahannya semakin lama

semakin sedikit. Keadaan tersebut mencapai tahap II (kedua) yaitu keadaan dimana marginal

product semakin berkurang.

Pada tahap III (ketiga) pertambahan tenaga kerja tidak akan menambah total produksi,

namun malah berkurang. Pada waktu tenaga kerja bertambah dari 7 (tujuh) menjadi 8 (delapan),

total product masih bertambah sebanyak 15 unit. Akan tetapi apabila satu lagi tenaga kerja

ditambah (dari 8 menjadi 9) maka total productnya berkurang 80 unit. Dan seterusnya.

Marginal product : ∆TP / ∆L

Average product : TP / L

Hubungan -hubungan faktor produksi, marginal product dan average product dalam table 4.1

diatas diperoleh gambaran kurva sebagai berikut :


b. Fungsi Produksi 2 (dua) Input Variabel Berubah

Apabila ada 2 (dua) input yang digunakan dalam proses produksi semuanya menjadi variabel

yang dapat berubah, maka pendekatan fungsi produksi yang sering digunakan :

- Isoquant : Adalah kurva yang menunjukkan kombinasi input yang dipakai dalam proses produksi

yang menghasilkan output tertentu dalam jumlah yang sama.

- Isoqost : Adalah kurva yang menunjukkan berbagai kombinasi antara 2 (dua) input yang berbeda

yang dapat dibeli oleh produsen pada tingkat biaya yang sama.

Sebagai contoh : seorang pengusaha ingin memproduksi suatu barang sebanyak 1000 unit.

Untuk memproduksi barang tersebut, ia menggunakan input tenaga kerja dan modal yang

penggunaannya dapat dipertukarkan. Table 4.2 berikut mengilustrasikannya.

Komposisi Tenaga Kerja Modal

A 1 6

B 2 3

C 3 2

D 4 1
Dari table 4.2 diatas kita dapat menggambarkan kurva isoquant-nya.

Kurva isoquant dalam gambar 4.4 diatas menggambarkan gabungan tenaga kerja dan modal yang

akan menghasilkan satu tingkat produksi tertentu. Ketiga kurva tersebut menggambarkan tingkat produksi

yang berbeda yaitu 1000, 2000 dan 3000 unit. Semakin jauh dari titik origin (0) letak kurvanya

menunjukkan tingkat produksi yang semakin tinggi.Selain isoquant, dalam analisa fungsi produksi dengan 2

(dua) input variabel yang dapat berubah, dikenal pula satu pendekatan yaitu isocost. Secara umum isocost

didefenisikan sebagai kurva yang menunjukkan berbagai kombinasi antara 2 (dua) input berbeda yang

dapat dibeli oleh produsen pada tingkat biaya yang sama.Untuk menghemat biaya produksi dan

memaksimumkan keuntungan, perusahaan harus meminimumkan biaya. Isocost digunakan untuk

menganalisa penggunaan faktor produksi dengan diaya tertentu. Untuk membuat kurva isocost ada

beberapa data yang harus dikumpulkan yakni :

- Harga faktor produksi yang digunakan

- Jumlah uang/dana yang tersedia untuk membeli faktor-faktor produksi tersebut.

Sebagai contoh : Upah tenaga kerja Rp. 10.000,-, Biaya modal per unit : Rp. 20.000,-, Uang yang tersedia

hanya Rp. 80.000,-. beberapa data yang harus dikumpulkan yakni :

- Harga faktor produksi yang digunakan


- Jumlah uang/dana yang tersedia untuk membeli faktor-faktor produksi tersebut.

Sebagai contoh : Upah tenaga kerja Rp. 10.000,- Biaya modal per unit : Rp. 20.000,- dan Uang yang

tersedia hanya Rp. 80.000,-.

Alternatif pemanfaatan dana yang ada :

a. Semua uang diperuntukkan untuk memperoleh modal Rp. 80.000,- Rp. 20.000,- 4 unit modal

b. Semua uang diperuntukkan untuk memperoleh tenaga kerja saja Rp. 80.000,- Rp. 10.000,- 8 unit Kerja

Berdasar data diatas maka kita dapat menggambarkan kurva isocostnya sebagai berikut :

Gambar 4.5 diatas menunjukkan bernbagai kemungkinan kombinasi penggunaan faktor produksi

modal (K) dan tenaga kerja (L) dengan batasan dana Rp. 80.000,-. Titik A pada garis TC adalah kondisi

dimana digunakan faktor produksi tenaga kerja sebanyak 4 (empat) unit dan faktor produksi modal

sebanyak 2 (dua) unit.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Teori perilaku produsen (perusahaan) memiliki banyak analogi dengan teori perilaku konsumen.

Misalnya, bila konsumen mengalokasikan dananya untuk konsumen, produsen mengalokasikan dananya

untuk menggunakan faktor produksi atau yang akan di proses menjadi output. Karena itu bila

keseimbangan konsumen terjadi pada saat seluruh uangnya habis untuk konsumsi, keseimbangan

produsen tercapai pada saat seluruh anggaran habis terpakai untuk membeli faktor produksi.

Produsen juga memililki pengetahuan yang lengkap (perfect knowledge) atas faktor produksi

yang dibelinya. Akhirnya, bila konsumen berupaya mencapai kepuasan maksimum, maka produsen

berupaya mencapai tingkat produksi maksimum. Dalam ekonomi yang sudah modern, di mana peranan

uang amat penting, maka ukuran efisiensi yang paling baik (walaupun bukan paling lengkap) addalah uang.

Sesuatu yang efisien secara teknis, belum tentu secara finan-sial dan ekonomi menguntungkan.

B. Saran
Semoga makalah yang telah saya susun ini dapat bermaanfaat yang kemudian dapat diamalkan

dalam kehidupan. Saya sangat menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dengan

kesempurnaan dan begitu banyak kekurangan-kekurangan, untuk itu besar harapan kami jika ada kritik dan

saran yang membangun untuk lebih menyempurnakan makalah-makalah kami di lain waktu
DAFTAR PUSTAKA

Prathama Rahardja, Mandala Manurung. 2008. Pengantar Ilmu Ekonomi (Mikroekonomi dan

Makroekonomi). Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Drs. Lukman, M.Si. 2007. Pengantar Teori Mikro Ekonomi. Jakarta: UIN Jakarta Ekspres. Raharja,

Prathama. 2004. Teori Ekonomi Mikro. Jakarta: FEUI

Sukirno, Sadono. 2005. MikroEkonomi Teori Pengantar Edisi Ketiga. Jakarta. Rajawali Pers.

Anda mungkin juga menyukai