Ririn Mentari - 1892042047 - LK 9 Mikro
Ririn Mentari - 1892042047 - LK 9 Mikro
DISUSUN OLEH :
NIM : 1892042047
KELAS : A
PENDIDIKAN AKUNTANSI
berjudul “ Teori Biaya Produksi “ ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa saya mengucapkan
terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam
kehidupan sehari-hari.
Bagi saya sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman saya. Untuk itu saya sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR PUSTAKA
A. Kesimpulan .......................................................................................................... 16
B. Saran ................................................................................................................ 16
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia tidak terlepas dari kegiatan ekonomi dalam menjalani kehidupan sehari harinya.
Seorang konsumen perlu belajar tentang bagaimana mengatur pengeluaran mereka agar pengeluaran
tidak melebihi pendapatan, sehingga kebutuhan pun tercukupi. Seorang produsen perlu belajar pula
tentang bagaimana mengatur sebuah perusahaan atau kegiatan produksi agar faktor-faktor produksi
yang di miliki dapat memenuhi target produksi atau dapat dioptimalkan dengan baik dan juga agar
biaya atau pengeluaran yang di butuhkan dapat dikelola dengan baik. Untuk itu, dalam makalah ini kami
akan membahas tentang biaya produksi. Biaya produksi ini berkaitan dengan usaha sebuah
pengaturannya.
B.Rumusan Masalah
PEMBAHASAN
Organisasi perusahaan dapat dibedakan kepada tiga bentuk organisasi pokok, yaitu :
1. Perusahaan Perseorangan
setiap perekonomian. Tetapi sumbangannya kepada keseluruhan produksi nasional tidaklah terlalu
besar ( jauh lebih kecil dari perusahaan perseroan terbatas ) karena kebanyakan dari usaha
tersebut dilakukan secara kecil - kecilan, yaitu modalnya tidak begitu besar dan begitu pula halnya
Organisasi perusahaan seperti ini adalah organisasi perusahaan yang dimiliki oleh beberapa
orag. Mereka bersepakat untuk secara bersama menjalankan suatu usaha dan membagi
3. Perseroan Terbatas
Dari segi jumlah produksi dan hasil penjualan yang dilakukannya, organisasi perusahaan yang
berbentuk perseroan terbatas adalah bentuk perusahaan yang paling penting. Di negara - negara
mau sebagian besar hasil produksi nasional diciptakan oleh perusahaan seperti ini.
B.Perusahaan Ditinjau dari Sudut Teori Ekonomi
Dalam teori ekonomi, analisis yang dibuat tidak membedakan apakah perusahaan itu
perusahaan pemerintah atau swasta dan apakah perusahaan swasta itu berbentuk perusahaan
perseorangan atau perusahaan perkongsian atau perseroan terbatas. Dalam teori ekonomi,berbagai
jenis perusahaan dipandang sebagai unit - unit badan usaha yang mempunyai tujuan yang sama, yaitu
“ mencapai keuntungan yang maksimum “. Untuk tujuan itu, ia menjalankan usaha yang bersamaan,
yaitu mengatur penggunaan faktor - faktor produksi dengan cara yang seefisien mungkin sehingga
“usaha memaksimumkan keuntungan dapat dicapau dengan cara yang dari sudut ekonomi dipandang
Dalam teori ekonomi, pemisalan terpenting dalam menganalisis kegiatan perusahaan aalah
“mereka akan melakukan kegiatan memproduksi sampai kepada tingkat di mana keuntungan mereka
mencapai jumlah yang maksimum”. Berdasarkan kepda pemisalan ini dapat ditunjukkan pada tingkat
Keuntungan diperoleh apabila hasil penjualan melebihi dari biaya produksi, dan kerugian akan
dialami apabila penjualan kurang dari biaya produksi. Keuntungan yang maksimum dicapai apabila
perbedaan diantara hasil penjualan dan biaya produksi mencapai tingkat yang paling besar.
C. Fungsi dan Teori Produksi
1. Fungsi Produksi
Produksi merupakan hasil akhir dari proses atau aktivitas ekonomi dengan memanfaatkan
beberapa masukan atau input. Dengan pengertian ini dapat dipahami bahwa kegiatan produksi
adalah mengkonsumsi berbagai input atau masukan untuk menghasilkan output. Hubungan antara
input dan output tersebut dalam persamaan, tabel atau grafik merupakan fungsi produksi. Fungsi
produksi adalah suatu persamaan yang menunjukkan jumlah maksimum output yang dihasilkan
dengan kombinasi input tertentu. Berdasarkan pengertian diatas maka yang dimaksud fungsi
Hubungan antara jumlah ouput (Q) dengan sejumlah input yang digunakan dalam proses
Apabila dalam proses produksi hanya digunakan 2 (dua) input yaitu modal (K) dan tenaga kerja
Fungsi produksi diatas merupakan gambaran kombinasi tenaga kerja dan modal untuk menghasilkan
output maksimum.
2. Peminimuman Biaya Produksi
Dalam memikirkan aspek yang kedua, yaitu menentukan komposisi faktor produksi yang akan
- Besarnya tambahan hasil penjualan sebagai akibat penambahan faktor produksi tersebut.
- Faktor produksi A dengan biaya Rp. 10.000,- dan memberikan hasil tambahan Rp. 25.000,-
- Faktor produksi B memerlukan biaya Rp. 20.000,- dan juga menghasilkan tambahan nilai sebesar
Rp. 25.000,-
Pertanyaannya adalah faktor produksi manakah yang harus ditambah ? Sudah tentu jawaban
rasionalnya adalah faktor produksi A sebab biaya yang dikeluarkan jauh lebih rendah meskipoun
dengan nilai tambahan hasil yang sama. Minimisasi biaya / maksimalisasi produksi :
Mengambil/menambah faktor produksi yang biaya per unitnya lebih rendah dibanding faktor produksi
lain dengan asumsi bahwa hasil tambahan nilai produksi faktor tersebut paling maksimal.
Telah dinyatakan sebelumnya bahwa fungsi produksi menunjukkan sifat hubungan antara faktor
produksi dan tingkat produksi yang dihasilkan. Faktor-faktor tersebut dikenal dengan istilah input dan
istilah untuk jumlah produksi kita sebut output. Teori produksi dalam ilmu ekonomi analisanya
Teori produksi yang sederhana menggambarkan hubungan antara tingkat produksi suatu
barang dengan jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk menghasilkan berbagai tingkat produksi
barang tersebut. dalam analisa ini dimisalkan bahwa faktor-faktor produksi lain dianggap tetap
jumlahnya misalnya modal dan tanah. Satu-satunya faktor produksi yang dapat berubah adalah
tenaga kerja.
Hukum hasil lebih yang semakin berkurang merupakan suatu hal yang tidak dapat
dipisahkan dari teori produksi. Hukum tersebut menjelaskan pokok dari hubungan antara tingkat
produksi dan tenaga kerja yang digunakan. Hukum hasil lebih yang semakin berkurang : apabila
faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya (tenaga kerja) terus menerus ditambah sebanyak 1
(satu) unit, pada mulanya akan menaikkan total produksi, namun setelah mencapai suatu tingkat
tertentu akan semakin berkurang dan akan mencapai titik negatif. Dengan demikian pada
hubungan antara tingkat produksi dan jumlah tenaga kerja yang digunakan dapat dibedakan
dalam 3 (tiga)
tahap yakni :
Contoh :
(orang)
(ha) (Unit) Product Product
1 1 150 (unit)
150 (AP)
150 Pertama
11 34 810
1080 410
270 270
270 Kedua
1 7 1505 65 215
1 9 1440 -80 160 Ketiga
1 8 1520 15 180
1 10 1300 -140 130
Dalam tabel 4.1 diatas menunjukkan bahwa total produksi mengalami penambahan yang
semakin cepat apabila tenaga kerja ditambah dari 1 (satu) menjadi 2 (dua) dan 2 (dua) menjadi 3
(tiga). Maka dalam keadaan ini kegiatan produksi mencapai tahap I (pertama). Dalam tahap ini
setiap tambahan tenaga kerja menghasilkan tambahan produksi yang lebih besar. Dalam analisis
ekonomi, keadaan ini dinamai : produksi marginal pekerja yang semakin bertambah. Apabila
tenaga kerja ditambah dari 3 (tiga) menjadi 4 (empat), kemudian 4 (empat) menjadi 5 (lima) dan
seterusnya, total produksi tetap bertambah, namun jumlah pertambahannya semakin lama
semakin sedikit. Keadaan tersebut mencapai tahap II (kedua) yaitu keadaan dimana marginal
Pada tahap III (ketiga) pertambahan tenaga kerja tidak akan menambah total produksi,
namun malah berkurang. Pada waktu tenaga kerja bertambah dari 7 (tujuh) menjadi 8 (delapan),
total product masih bertambah sebanyak 15 unit. Akan tetapi apabila satu lagi tenaga kerja
ditambah (dari 8 menjadi 9) maka total productnya berkurang 80 unit. Dan seterusnya.
Average product : TP / L
Hubungan -hubungan faktor produksi, marginal product dan average product dalam table 4.1
Apabila ada 2 (dua) input yang digunakan dalam proses produksi semuanya menjadi variabel
yang dapat berubah, maka pendekatan fungsi produksi yang sering digunakan :
- Isoquant : Adalah kurva yang menunjukkan kombinasi input yang dipakai dalam proses produksi
- Isoqost : Adalah kurva yang menunjukkan berbagai kombinasi antara 2 (dua) input yang berbeda
yang dapat dibeli oleh produsen pada tingkat biaya yang sama.
Sebagai contoh : seorang pengusaha ingin memproduksi suatu barang sebanyak 1000 unit.
Untuk memproduksi barang tersebut, ia menggunakan input tenaga kerja dan modal yang
A 1 6
B 2 3
C 3 2
D 4 1
Dari table 4.2 diatas kita dapat menggambarkan kurva isoquant-nya.
Kurva isoquant dalam gambar 4.4 diatas menggambarkan gabungan tenaga kerja dan modal yang
akan menghasilkan satu tingkat produksi tertentu. Ketiga kurva tersebut menggambarkan tingkat produksi
yang berbeda yaitu 1000, 2000 dan 3000 unit. Semakin jauh dari titik origin (0) letak kurvanya
menunjukkan tingkat produksi yang semakin tinggi.Selain isoquant, dalam analisa fungsi produksi dengan 2
(dua) input variabel yang dapat berubah, dikenal pula satu pendekatan yaitu isocost. Secara umum isocost
didefenisikan sebagai kurva yang menunjukkan berbagai kombinasi antara 2 (dua) input berbeda yang
dapat dibeli oleh produsen pada tingkat biaya yang sama.Untuk menghemat biaya produksi dan
menganalisa penggunaan faktor produksi dengan diaya tertentu. Untuk membuat kurva isocost ada
Sebagai contoh : Upah tenaga kerja Rp. 10.000,-, Biaya modal per unit : Rp. 20.000,-, Uang yang tersedia
Sebagai contoh : Upah tenaga kerja Rp. 10.000,- Biaya modal per unit : Rp. 20.000,- dan Uang yang
a. Semua uang diperuntukkan untuk memperoleh modal Rp. 80.000,- Rp. 20.000,- 4 unit modal
b. Semua uang diperuntukkan untuk memperoleh tenaga kerja saja Rp. 80.000,- Rp. 10.000,- 8 unit Kerja
Berdasar data diatas maka kita dapat menggambarkan kurva isocostnya sebagai berikut :
Gambar 4.5 diatas menunjukkan bernbagai kemungkinan kombinasi penggunaan faktor produksi
modal (K) dan tenaga kerja (L) dengan batasan dana Rp. 80.000,-. Titik A pada garis TC adalah kondisi
dimana digunakan faktor produksi tenaga kerja sebanyak 4 (empat) unit dan faktor produksi modal
PENUTUP
A. Kesimpulan
Teori perilaku produsen (perusahaan) memiliki banyak analogi dengan teori perilaku konsumen.
Misalnya, bila konsumen mengalokasikan dananya untuk konsumen, produsen mengalokasikan dananya
untuk menggunakan faktor produksi atau yang akan di proses menjadi output. Karena itu bila
keseimbangan konsumen terjadi pada saat seluruh uangnya habis untuk konsumsi, keseimbangan
produsen tercapai pada saat seluruh anggaran habis terpakai untuk membeli faktor produksi.
Produsen juga memililki pengetahuan yang lengkap (perfect knowledge) atas faktor produksi
yang dibelinya. Akhirnya, bila konsumen berupaya mencapai kepuasan maksimum, maka produsen
berupaya mencapai tingkat produksi maksimum. Dalam ekonomi yang sudah modern, di mana peranan
uang amat penting, maka ukuran efisiensi yang paling baik (walaupun bukan paling lengkap) addalah uang.
Sesuatu yang efisien secara teknis, belum tentu secara finan-sial dan ekonomi menguntungkan.
B. Saran
Semoga makalah yang telah saya susun ini dapat bermaanfaat yang kemudian dapat diamalkan
dalam kehidupan. Saya sangat menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dengan
kesempurnaan dan begitu banyak kekurangan-kekurangan, untuk itu besar harapan kami jika ada kritik dan
saran yang membangun untuk lebih menyempurnakan makalah-makalah kami di lain waktu
DAFTAR PUSTAKA
Prathama Rahardja, Mandala Manurung. 2008. Pengantar Ilmu Ekonomi (Mikroekonomi dan
Drs. Lukman, M.Si. 2007. Pengantar Teori Mikro Ekonomi. Jakarta: UIN Jakarta Ekspres. Raharja,
Sukirno, Sadono. 2005. MikroEkonomi Teori Pengantar Edisi Ketiga. Jakarta. Rajawali Pers.