Anda di halaman 1dari 3

NAMA:MUHAMMAD ALFIAN PRATMA

NIM:186602109

JAKARTA - Tim penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi ( KPK )


memanggil Direktur Utama PT Sandipala Arthaputra, Paulus Tannos,
Jumat (24/9/2021). Paulus bakal diperiksa sebagai tersangka dalam kasus
dugaan korupsi proyek pengadaan e-KTP yang merugikan negara hingga
triliunan rupiah.

"Diperiksa sebagai tersangka pengadaan paket penerapan kartu tanda


penduduk berbasis nomor induk kependudukan secara nasional (KTP
elektronik)," kata Pelaksana Tugas (Plt) Juru Bicara KPK Ali Fikri dalam
keterangannya, Jumat (24/9/2021).

Sejauh ini, KPK telah menetapkan empat tersangka baru terkait kasus
korupsi e-KTP. Mereka adalah mantan anggota DPR RI Miryam S Haryani;
Direktur Utama Perum Percetakan Negara RI (PNRI) Isnu Edhi Wijaya;
PNS BPPT Husni Fahmi; dan Dirut PT Sandipala Arthaputra Paulus
Tannos.

Kasus korupsi e-KTP adalah kasus korupsi di Indonesia terkait


pengadaan Kartu Tanda Penduduk elektronik (e-KTP) untuk tahun 2011
dan 2012 yang terjadi sejak 2010-an. Kasus ini diawali dengan berbagai
kejanggalan yang terjadi sejak proses lelang tender proyek e-KTP
sehingga membuat berbagai pihak seperti Komisi Pengawas Persaingan
Usaha (KPPU), Government Watch, pihak kepolisian, Konsorsium Lintas
Peruri dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menaruh kecurigaan
akan terjadinya korupsi. sejak itu KPK melakukan berbagai penyelidikan
dan investigasi
tersangka terkait kasus dugaan korupsi e-KTP. Masing-masing
1. Irman,
2. Sugiharto,
3. Anang Sugiana Sudihardjo,
4. Setya Novanto,
5. Irvanto Hendra Pambudi Cahyo,
6. Andi Narogong,
7. Made Oka Masagung,
8. Markus Nari.
Delapan orang tersebut ditetapkan sebagai tersangka dalam perkara pokok
korupsi e-KTP.

Atas Tindakan ini merugikan  Kementerian Dalam Negeri RI dalam


pembuatan e-KTP. Dan Karyawan PNRI Sangat Dirugikan, sebagai
jasa pembuatan e-KTP tersebut

Melalui bukti-bukti yang ditemukan dan keterangan para saksi, KPK


menemukan fakta bahwa negara harus menanggung kerugian
sebesar Rp 2,314 triliun

Berikut vonis hukuman para tersangka kasus korupsi e-KTP yang


telah ditetapkan

Sugiharto
Atas tindakannya dalam merugikan negara sebesar Rp 2,314 triliun dan terbukti
menerima uang sebesar USD 200 ribu dari Andi Narogong, Sugiharto dijatuhi
hukuman oleh majelis hakim berupa kurungan penjara selama 5 tahun dan denda
sebesar Rp 400 juta subsider 6 bulan kurungan penjara. Selain itu, Sugiharto juga
wajib membayar uang pengganti senilai USD 50 ribu dikurangi USD 30 ribu serta
mobil honda jazz senilai Rp 150 juta dalam rentang waktu satu bulan setelah
berkekuatan hukum tetap. Harta benda Sugiharto akan disita jika ia tidak
membayarnya. Jika tidak cukup, harta benda tersebut diganti dengan kurungan
penjara selama 1 tahun. Keputusan ini diputuskan oleh Majelis Hakim pada sidang
dengan agenda pembacaan vonis pada 20 Juli 2017. Vonis ini sesuai dengan
tuntutan Jaksa Penuntut Umum pada sidang dengan agenda pembacaan tuntutan
pada 22 Juni 2017.

Irman
Berdasarkan penyelidikan KPK dan hasil sidang, Irman terbukti menerima uang
sebesar USD 300 ribu dari Andi Narogong dan USD 200 ribu dari Sugiharto. Oleh
karena itu per 20 Juli 2017 majelis hakim lewat sidang dengan agenda pembacaan
vonis memberikannya hukuman berupa kurungan penjara selama 7 tahun dan
membayar denda Rp 500 juta subsider 6 bulan kurungan. Di samping itu Irman juga
wajib membayar uang pengganti senilai USD 500 ribu dikurangi USD 300 ribu dan
Rp 50 juta dalam rentang waktu 1 bulan setelah berkekuatan hukum tetap. Jika tidak
dipenuhi, harta benda Irman akan disita. Jika masih tak cukup, Irman wajib
menggantinya dengan pidana 2 tahun penjara.Vonis ini sesuai dengan tuntutan
Jaksa Penuntut Umum KPK pada sidang dengan agenda pembacaan tuntutan pada
22 Juni 2017.

Andi Narogong
Andi dijuluki 'Narogong' karena memiliki usaha konveksi di Jalan
Narogong, Bekasi. Andi dituntut oleh Jaksa Penuntut Umum KPK pada sidang
dengan agenda pembacaan tuntutan pada 7 Desember 2017 berupa hukuman
penjara selama 8 tahun dan denda sebesar Rp 1 miliar subsider 6 bulan penjara
serta wajib membayar uang pengganti senilai USD 2,1 juta. Dengan harapan dapat
meringankan vonis (sidang dengan agenda pembacaan vonis belum dilakukan) yang
akan diputuskan nanti, ia pun berperan sebagai justice collaborator

Setya Novanto
dijatuhi hukuman 16 tahun penjara, sedikit lebih ringan dari tuntutan yang diajukan
jpu. dan membayar uang pengganti US$7,3 juta dalam kurs terbaru setara dengan
lebih dari 101 miliar. Serta pencabutan hak politik selama 5 tahun. Dan dipenjara di
penjara sangat mewah seperti hotel berbintang lima yang tepat di Lembaga
Permasyarakatan (LP) Sukamiskin Bandung

Anda mungkin juga menyukai