Anda di halaman 1dari 24

BAB IV

MODA TRANSPORTASI

4.1. Pendahuluan.

Transportasi adalah proses pemindahan barang atau orang dari suatu


tempat ke tempat yang lain dari penjual ke pembeli. Perpindahan barang tersebut
dapat melalui: gudang (dimiliki penjual dan pembeli), pabrik (barang diproduksi),
daerah pertanian atau perkebunan.

Rangkaian kegiatan pemindahan atau mengangkut barang dari produsen


sampai kepada konsumen dengan menggunakan salah satu moda transportasi yang
dapat meliputi moda darat, laut maupun udara. Setiap sektor kegiatan tersebut
saling berkaitan dan saling mempengaruhi.

4.2. Moda Darat.

4.2.1 Transportasi jalan raya (angkutan melalui jalan)

 Sifat-sifatnya:

- Door to door service

- Memberi kebebasan bagi pengendara

- Mudah dikembangkan

 Keburukannya:

- Keburukannya:

- Tidak efisien

- Pemborosan energi
- Dari segi keselamatan rendah

 lain-lain:

- Dapat membuka, membangkitkan dan mengembangkan wilayah

- Menaikkan nilai lahan/tanah

- Melindungi kawasan/ kota contoh : jalan arteri, by pass

4.2.1.1 Klasifikasi Jalan Raya:

 Bedasarkan Fungsi:

Utama: kelas I>20.000 smp

Sekunder: IIA 6000-20.000 smp

IIB 1500-8000 smp

IIC <2000 smp

 Bedasarkan Peran:

- Arteri

- Kolektor

- Lokal

 Bedasarkan Pungutan:

- Toll

- Non-toll

 Bedasarkan Hambatan :

- Bebas hambatan
- Biasa

- Gambar 4.1 Peta Jaringan Jalan


-
-
- Gambar 4.2 Jenis Kendaraan

4.2.1.2 Perhitungan satuan mobil penumpang (smp).

Lalu Lintas Harian Rata-rata (LHR)

LHR = LALU LINTAS 1 TAHUN (24 JAM)/365

4.2.1.3 Perancangan.

Dalam perancangan langsung dipakai jam sibuk, volume jam sibuk.

VJP = 15% LHR

Volume jam sibuk=volume tersebar 4x15 menit berurutan (HCM 1985).

Untuk kepentingan lalu lintas jalan masih dilengkapi dengan lamp lintas marka
jalan.

4.2.1.4 Sarana penunjang jalan:

- terminal , perhentian, pangkalan atau depot.

Empat fungsi pokok terminal adalah:

 Menyediakan akses

 Menyediakan tempat dan kemudahan perpindahan/pergantian moda angkutan

 Menyediakan sarana simpul dan tempat konsolidasi lalu lintas

 Tempat menyimpan kendaraan

4.2.2 Transportasi rel (angkutan melalui rel)

Di Indonesia kereta rel lebih dikenal denganistilah kereta api karena dulunya dari
cerobong asapnya mengeluarkan percikan api, walaupun sekarang tidak lagi.
Penyelenggaranya adalah PERUMKA koordinasi dengan Dit. Jend. Perhubungan
Darat yang merupakan BUMN Dept. Perhubungan.
 Kelebihannya: efisien dan ekonomi

 Kekurangannya: padal modal, banyak dipengaruhi oleh regulasi dan politik

 Sebagai angkutan menengah, urban dan sub urban

 Kecepatannya antara 60 km/jam s/d 160 km/jam

Gambar 4.3 potongan melintang rel


Gambar 4.4 Tipikal rel

4.2.2.1 Lokomotif dapat dibagi menurut:

 Berdasarkan jenisnya: listrik, diesel dan uap

- listrik:

** mahal investasi

** polusi rendah

** tidak bising

** perlu tambahan ekstra clearance

- Diesel:

**praktis

** tidak perlu ekstra clearance

** bising
** kotor

- Uap:

** bising

** kotor

** tidak dipakai secara konvensif

Lokomottif diesel banyak digunakan di Indonesia, dimana :

- Umur konstruksinya 15-25 tahun dengan km: 100.000-480.000 km/thn.

- Bahan bakar: 5000 s/d 15.000 liter per km.

- Biaya pemeliharaan : Rp. 700-Rp. 2000 per km.

4.2.2.2 Sistem kontrol:

* Jadwal untuk mengatur kontrol lalu-lintas rendah dan waktu persilangan.

* Automatic Block System (ABS) yaitu: dibagi dalam block 2-4 km, minimum
sama dengan jarak pengereman.

*Lalu lintas KA mengikuti signal saat memasuki block.

Hijau = terus dengan kecepatan yang disyaratkan sampai signal berikut.

Kuning = lanjut ke signal berikut kecepatan sedang, siap untuk berhenti.

Merah = jangan masuk, block berikut jalan pelan, siap berhenti.

*Traffic Control System

- pengontrolan terpusat

- gerakan KA tertayang pada layar

- pertemuan bisa diatur efisien


-tak ada pengatur di stasiun.

4.2.3 Transportasi pipa (angkutan melalui pipa)

Kegunaannya untuk mengangkut barang cair, gas, benda padat seperti batu
bara, kapur, biji-bijian Jaringan pipa mengikuti jaringan jalan raya, air minum dan
gas. Ditempatkan pada Daerah Milik Jalan (DAMIJA)

4.2.3.1 Keunggulannya:

* barang cair melalui pipa lebih murah dan mudah

* mengurangi beban jaringanjalan atau jaringan KA. Contoh : pengangkutan


BBM dari Cilacap ke Bandung.

4.2.3.2 Daya penggerak barang tersebut dapat melalui:

* pompa tekanan

*gaya gravitasi

4.2.4 Transportasi gantung (angkutan melalui kabel)

Kegunaannya bersifat wisata dan bukan untuk kebutuhan sehari-hari. Sarana yang
dibutuhkan adalah: Gerbong pengangkut, rel untuk merentangkan kabel baja yang
dikontrol dari terminal.

4.3. Moda Laut.

Instansi yang berwenang adalah Dept. Perhubungan direktorat Jenderal


Perhubungan. Transportasi ini memakai sarana-sarana: laut, sungai dan danau.
Kegunaannya adalah menyediakan jasa-jasa angkutan sungai, danau untuk
pengoperasian penyeberangan. Sarana kapal dapat dibagi menuru jenis umum ,
berat dan bungkar muat.

4.3.1 Jenis menurut Umum:

- tanker

- kapal curah

- kapal cargo umum

- kapal penumpang

- kapal penolong

4.3.2 Jenis Berat:

- berat kosong

* Loaded (penuh)

* Light (kosong) sama dengan berat air yang dipindahkan

- Dead Weight Tonnage (DWT)

Sama dengan selisih berat penuh dengan berat kosong.

4.3.3 Jenis menurut bongkar muat yaitu:

-LoLo (Lift on Lift of/vertikal): dengan kereta 2 derek

* kapal konvensional

* kapal peti kemas.

Kedua contoh diatas efisien, lamban dan investasi mahal.

- RoRo (Roll in Roll on/horizontal)

*vessel jarak pendel


*vessel jarak menengah/jauh.

Kedua contoh diatas kurang efisien, cepat dan investasi mahal.

Gambar 4.5 Kapal angkut Tongkang


Gambar 4.6 Kapal guna ganda (multipurpose)
Gambar 4.7 Kapal Roll on roll of

4.4. Moda Udara

Digunakan pesawat terbang karena kegunaannya cepat tetap memerlukan


lokasi lahan yang cukup besar dan tidak bisa dekat dengan kota.

 Jenis pesawat terbang dapat dibagi menurut:

1. Umum:

- Pribadi

- Sekolah penerbangan dll

2. Komersial : oleh maskapai penerbangan.

 Organisasi : ICAO, F.A.A. dan I.A.T.A.

 Sifat-sifat pesawat dapat dibagi menurut:


- Berat: diperlukan untuk merancang runway, taxiway, apron

- Ukuran: bentang pesawat, panjang badan dll

Sifat-sifat tersebut digunakan untuk merancang: apron, konfigurasi


terminal, lebar runway dan taxiway.

 Kapasitas: diperlukan data jumlah penduduk yang penting untuk


perencanaan fasilitas didalam dan sekitar terminal.

 Panjang landasan: sangat penting untuk penggunaan areal bandara.

 Sifat-sifat lainnya:

- Berat lepas landas (max) pesawat adalah 23 ton-26 ton.

- Jumlah penumpang: 65-500 penumpang

- Panjang landasan : 2000-4000 m

- Pay Load: muatan produktif (ton), kemampuan angkut pesawat (orang


dan/barang).

Contoh: DC3 2.4 ton

B-707 17.9 ton

DC-10 33.0 ton

B-747 44.0 ton

- Range: jangkauan (km) adalah jarak tempuh tanpa mengisi bahan bakar.

500 – 1500 km – 2000 km – 10.000 km

Short medium long range


- Max Landing Weight (MLW) – Berat Mendarat Maksimum adalah
kemampuan struktural pesawat saat mendarat

 Operasi pesawat dan panjang landasan

Faktor yang mempengaruhi panjang landasan:

- Syarat operasi (lepas landas dan mendarat)

- Keadaan lingkungan bandara

- Berat pesawat lepas landas dan mendarat

Syarat operasi meliputi:

- Lepas landas harus mengantisipasi kerusakan mesin dengan:

o Untuk terus dengan tenaga kurang

o Untuk membatalkan dan mengerem hingga berhenti

o Mengantisipasi variasi mesin pesawat.

- Mendarat dengan mengakomodasi variasi pendaratan dengan:

o Variasi teknik pendaratan

o Overshoots

o Pendekatan tak sempurna

- Jarak pendaratan: jarak yang diperlukan sehingga pesawat bisa berhenti


dalam 60% dari panjang lintasan, pendekatan normal tinggi pada threshold
15m (50ft) dengan diperkeras seluruhnya.

- Jarak lepas landas: adalah 115% dari jarak pesawat mencapai ketinggian
35ft (12 m) dengan perkerasan, yang penting tak ada halangan (obstruksi)

- Keadan lingkungan
o Suhu

Suhu naik maka landasan tambah panjang dikarenakan densitas


udara turun.

Suhu standar adalah 59- derajat F. -15 derajat celcius.

Tiap kenaikan 1 derajat F maka Runway tambah panjang 0.42-0.6

o Angin

Angin depan (Head Wind) maka memperpendek landasan

Angin buntut (Tail Wind) akan memperpanjang landasan

Gambar 4.8 Wind Rose

o Kemiringan max: 1,5 %, 1 % tanjakan antara 7-10% ekstra panjang


landasan
o Ketinggian: makin tinggi makin panjang, tiap 1000 ft (300 m)
membutuhkan 7% lebih panjang.

o Rencana Induk Bandara (RIB): suatukonsep pengembangan


ultimade dari suatu landasan.

o Pengembangan berupa:

- Areal bandara

- Kegiatan penerbangan

- Kegiatan non-penerbangan

- Guna lahan sekitar bandara

o Perencana Terminal

Terminal

Air Side --------------------------------- Luar

Landasan

Penanganan penumpang dibagi menurut:

- Akses dari luar

 Kendaraan datang-pergi (antar jemput)

 Parkir

 Sirkulasi

 Bongkar/muat barang bawaan

 Rel, stasiun, bus stop dll

- Proses persiapan
 Fasilitas untuk tiket

 Fasilitas untuk check in

 Fasilitas untuk klaim bagasi

 Keamanan, kesehatan, pabean, imigrasi

 Ruang tunggu, fasilitas umum

- Persiapan terbang

 Ruang tunggu

 Fasilitas naik pesawat

 Fasilitas transportasi antar pesawat

Gambar 4.9 Site Plan Pelabuan Udata di San Frannsisco - USA


Gambar 4.10 Site Plan Pelabuan Udata type Satelit
Gambar 4.11 Bebrapa jenis type Terminal dan Apron
Gambar 4.12 Bebrapa jenis type Run Way

 Mesin pesawat:

- Mesin Piston

- Turbo Propeler

- Turbo Jet

- Turbo Fan

- Jet
4.5. Konsep Intermoda

4.5.1 Dasar pemilihan

a. ciri perjalanan yang dilakukan berdasarkan atas: waktu, tujuan

b. orangnya sendiri selaku pelaku perjalanan misalnya pemilik mobil, tingkat


penghasilan/status sosial.

c. sistem pengangkutannya, contoh lama perjalanan, biaya dan kenyamanan

d. efisiensi

4.5.2 Faktor yang mempengaruhi:

a. kecepatan dalam perjalanan

b. jarak perjalanan

c. kenyamanan

d. biaya

e. kesenangan

f. jenis kelamin

g. sistem sosial dan ekonomi

h. komposisi

Hubungan antara kecepatan rata-rata dan panjang jarak tempuh untuk setiap jenis
moda diperlihatkan pada Tabel 4.1 berikut ini.
Tabel 4.1 Hubungan antara kecepatan rata-rata dan panjang jarak tempuh

Jenis moda Kec. Rata-rata Panjang Jarak tempuh


(km/jam) (km)

Pejalan kaki 3.5 1.1

Becak 5.3 2.3

Angkutan umum (bus) 7.8 4.4

Sepeda 6.0 2.8

Sepeda motor 9.0 5.6

Mobil 8.3 4.9

sumber: TDC. SA 1988, Alan Prounlove-Street Management

Anda mungkin juga menyukai