Anda di halaman 1dari 55

Elemen Dari Sistem Getaran

 Ada 3 unsur dasar pada sebuah sistem


getaran, yaitu:
◦ unsur energi kinetik yang tersimpan (massa),
◦ unsur energi potensial yang tersimpan (pegas),
◦ dan unsur energi yang diserap (peredam).

1
Elemen Massa dan Inersia
 Ada 3 tipe gerak yang dapat dijelaskan
dengan menggunakan Hukum ke 2
Newton tentang gerak dan persamaan
dari energi kinetik, yaitu:
◦ gerak translasi,
◦ gerak rotasi, dan
◦ gerakan planar (kombinasi dari translasi dan
rotasi).

2
Inersia
 Adalah kecenderungan semua benda fisik
untuk menolak perubahan terhadap
keadaan geraknya.
 Karena inersia, benda yang diam akan
tetap diam, dan benda yang bergerak akan
terus bergerak

3
Formula Inersia

4
Formula Inersia

5
Elemen Pegas
 Elemen pegas (k), menyatakan gaya balik
elastis (elastic restoring force) dan kapasitas
energi potensial dari struktur.
 Gaya pegas berbanding lurus dengan
deformasinya sesuai dengan hukum
Hooke.
 ”perubahan panjang benda sebanding
dengan gaya yang diberikan”.

6
 Dimana :
Δx= Defleksi sebesar x
k = Konstanta pegas
F = Gaya Pegas
 Jika gaya terlalu besar, benda akan melewati
batas elastisnya, yang berarti bahwa ia tidak
akan kembali ke bentuk asalnya ketika gaya
yang merubah bentuknya tersebut
dilepaskan.
 Jika gaya masih lebih besar, kekuatan
maksimum materi dapat terlewati dan benda
tersebut patah.

7
 Gaya Kekakuan Pegas dan Persamaan dari
EP dapat dijelaskan untuk dua macam tipe
gerak yaitu:
◦ Gerak Translasi
◦ Gerak Rotasi

8
Gerak Translasi
 Umpamakan sebuah pegas tidak memiliki massa,
diberikan sebuah gaya f(t) pada salah satu bagian
ujungnya (lihat pada gambar). karena massa dari pegas
diasumsikan nol, gaya yang bekerja pada pegas harus
sama dengan nol.

 Sebagai hasilnya, akan ada gaya yang sama besarnya dan


berlawan arah. Defleksi pegas adalah perbedaan antara
perpindahan- perpindahan pegas, defleksi pegas
Δx = x2 − x1

9
 Sehingga gaya yang bekerja adalah secara
langsung proporsional terhadap defleksi
dari pegas:

 EP dari pegas dapat dicari dengan

 Harus dicatat bahwa EP adalah tanda


independent (ditarik atau ditekan) dari
defleksi pegas, x2–x1

10
Gerak Rotasi
 Umpakan sebuah pegas torsional tidak memiliki
massa, diberikan torsi pada salah satu bagian
ujungnya (lihat gambar). karena massa dari pegas
diasumsikan nol, torsi yang bekerja pada pegas
harus sama dengan nol.

 Sebagai hasilnya, akan ada torsi yang sama besarnya


dan berlawan arah. Defleksi pegas adalah perbedaan
antara perpindahan- perpindahan angular pegas,
 defleksi pegas = θ2 − θ1

11
 Sehingga torsi yang bekerja adalah secara
langsung proporsional terhadap defleksi
dari pegas:

Dimana kt diketahui sebagai torsional spring


constant atau kekakuan torsional (torsional
stiffness).
 EP dari pegas torsional dapat dicari
dengan:

 Harus dicatat bahwa EP adalah tanda


independent dari defleksi pegas, θ − θ
2 1

12
Hub. Gerak Rotasi dan Translasi

13
Pegas Yang Dihubungkan Secara
Paralel
 Anggaplah kombinasi
dari pegas secara
paralel ini memiliki
nilai kekakuan
(stiffness) k1 dan k2
(pada gambar 1.1)
 Dari gambar
didapatkan diagram
benda bebasnya
seperti yang
ditunjukkan pada
gambar 1.2

14
 Dimana dapat ditulis :
1
2
 Dan
3
 Hal penting yang harus dicatat pada kedua pegas
apabila disusun parallel adalah, pegas tersebut
akan mendapatkan nilai defleksi yang sama.
Dengan mensubsitusikan persamaan 1 dan 2 ke
dalam persamaan 3 kita dapatkan
4
 Dimana
5
15
 Disini nilai keq adalah nilai dari kekakuan dan sistem
pada gambar 1.1 yang dapat digantikan oleh sistem satu
buah pegas dengan keq seperti yang ditunjukkan pada
gambar 1.3

 Secara umum untuk kasus dengan n pegas disusun


Paralel dapat ditulis
6

16
Pegas Yang Dihubungkan Secara
Seri
 Anggaplah kombinasi dari pegas secara seri ini
memiliki nilai kekakuan (stiffness) k1 dan k2
(gambar 1.4).

 Persamaan yang dapat ditulis berdasarkan


diagram benda bebas yang ditunjukkan pada
gambar 1.5 adalah:

17
7
 Dan
8
 Sesuatu hal yang penting untuk dicatat adalah,
dimana kedua buah pegas apabila disusun dalam
bentuk seri akan memiliki nilai gaya yang sama.
 Jadi dari persamaan 7 dan 8 didapatkan:
9
 Lalu kita subsitusikan persamaan 9 ke dalam
persamaan 8 didapatkan
10
 Dimana
11

18
 Disini nilai keq adalah nilai dari kekakuan dan
sistem pada gambar 1.4 dapat digantikan oleh
sistem satu buah pegas dengan keq seperti yang
ditunjukkan pada gambar 1.6

 Secara umum untuk kasus pegas disusun seri


dapat ditulis
12

19
Sebuah Sistem SDOF Dengan Dua Pegas dan
Kombinasi Gerak Rotasi dan Translasi

 Anggaplah sistem yang ditunjukkan pada gambar 1.7,


dimana sebuah silinder berputar tanpa tergelincir.
Perpindahan dari pusat massa silinder diberikan tanda
C dinotasikan dengan symbol x(t). karena dari
perpindahan x(t) tersebut pulley berotasi dengan nilai
θ(t)

20
 Untuk suatu perpindahan yang kecil x(t), dari gambar 1.8
 13
 Dengan menggunakan persamaan EK dari gerak
planarnya
 14
 maka besarnya EK dari silinder
 15
 Dimana massa momen inersia dari silinder C adalah
 16
 Dan kecepatan angular (sudut) dari silinder untuk
berotasi tanpa tergelincir adalah
 17

21
 Dengan mensubsitusikan persamaan 16 dan
17 ke dalam persamaan 15 didapat
 18
 Dan EK dari Stepped pulley adalah
 19
 Dimana kecepatan angularnya, dari
persamaan 13
 20
 Subsitusikan persamaan 20 ke persamaan
1.19 di dapat
 21
 Dari persamaan 18 dan 21
 22

22
 Dimana
 23
 Dari gambar 1.7 total EP
dari sistem tersebut adalah
 24

 Dimana dari gambar 1.8


 25
 Subsitusikan persamaan 25
ke dalam persamaan 24 dan
gunakan persamaan 13
 26

23
 Dimana
 27

 Disini (persamaan 23) dan (persamaan 27 adalah


nilai dari massa dan kekakuan dari sistem SDOF seperti
yang ditunjukkan pada gambar 1.7. gambar sistem
tersebut juga dapat dideskripsikan nilainya sama dengan
gambar SDOF pada gambar 1.9

24
Elemen Peredam
Jenis redaman sebagai berikut ini:
◦ Redaman Viscous
◦ Redaman Coulomb
◦ Redaman Histeric

25
Redaman Viscous
 Redaman dengan jenis ini sangat banyak digunakan
dalam aplikasi model sistem getaran saat ini. Dimana,
ketika suatu sistem mekanis bergetar dalam sebuah
media fluida, misalnya udara, air, atau minyak, maka akan
timbul resistensi dari fluida yang menyebabkan energi
pada sistem berkurang
 Jumlah dari energi yang berkurang tersebut tergantung
dari ukuran dan bentuk benda yang bergetar, viskositas
fluida, frekuensi getaran, dan kecepatan getar benda.
Dalam peredam viscous ini, gaya redaman adalah
proporsional dengan kecepatan dari benda yang
bergetar.

26
 Sebagai contoh, Konstruksi peredam
viscous dapat dimodelkan menggunakan
dua plat parallel yang dipisahkan oleh
fluida dengan viskositas µ sejauh h. Salah
satu plat dalam kondisi diam sedangkan
yang lainnya bergerak dengan kecepatan v.
Lapisan fluida yang bersentuhan dengan
plat akan bergerak dengan kecepatan v.
kecepatan diantara keduanya diasumsikan
bervariasi secara linier antar 0 dan v

27
 Berdasarkan hukum Newton, pada aliran
viscous, persamaan tegangan geser (τ) yang
dikembangkan dalam lapisan fluida dengan
jarak y dari plat yang diam adalah:

 Dimana adalah gradient kecepatan.


 Gaya geser F yang terjadi pada bagian bawah
dari permukaan yang bergerak adalah

 A adalah luas permukaan plat yang bergerak


dan adalah konstanta redaman.

28
Redaman Coulomb
 Gaya yang terjadi pada jenis redaman ini
memiliki besaran yang konstan tetapi
arahnya berlawanan dengan arah gerakan
benda yang bergetar. Hal ini diisebabkan
oleh adanya friksi yang terjadi akibat
lubrikasi tidak sempurna atau pelumas
yang tersedia tidak mencukupi.

29
Redaman Histeric
 Apabila sebuah benda terdeformasi maka
energinya akan diserap oleh material
sehingga pada akhirnya berpindah pada
atau ditiup udara. Hal ini disebabkan oleh
adanya gesekan di internal material. Dalam
hal ini slip atau slide adalah bentuk
deformasi yang sering terjadi.

30
Gerak Translasi
 Anggaplah sebuah peredam diberikan gaya f(t) pada salah satu
ujungnya seperti yang ditunjukkan pada gambar 1.1a. Karena
massa dari peradam kita asumsikan adalah sama dengan nol.
Maka oleh karena itu, gaya yang bekerja pada peredam harus
sama dengan nol. Sebagai hasilnya akan ada gaya yang memiliki
nilai yang sama namun arahnya berlawanan, dan gaya redaman
secara langsung seimbang dengan kecepatan dari keduanya.

31
 1
 Dimana notasi “c” diketahui sebagai konstanta redaman.
Redaman yang didefinisikan pada persamaan 1 juga diketahui
sebagai redaman viscous yang linear.
 Jika ada suatu massa yang dipasang pada bagian ujung
sebelah kanan (gambar 1.1b) dengan perpindahan x2, usaha
yang terjadi pada massa terhadap gaya redaman untuk suatu
perpindahan yang sangat kecil untuk diukur dx2 adalah:
 2
 Jumlah energy yang diserap oleh peredam adalah sama
dengan kerja yang terjadi pada massa terhadap gaya redam.
3

32
Gerak Rotasi

33
 Jika ada suatu massa yang dipasang pada bagian ujung
sebelah kanan dengan perpindahan angular θ2, usaha
yang terjadi pada massa terhadap torsi redaman untuk
suatu perpindahan yang sangat kecil untuk diukur dθ2
adalah:
5

 Jumlah energy yang diserap oleh peredam adalah sama


dengan kerja yang terjadi pada massa terhadap torsi
redaman.
6

34
Peredam disusun Seri
 Anggaplah ada sebuah
peredam viscous yang
disusun seri dengan
koefisien redaman c1 dan
c2 (gambar 1.2).
 Diagram benda bebas
dari masing – masing
peredam tersebut
ditunjukkan oleh gambar
1.3. dan persamaannya
dapat ditulis:
7 8

35
 Sesuatu hal yang penting untuk dicatat adalah, dimana
kedua buah peredam apabila disusun dalam bentuk seri
akan memiliki nilai gaya yang sama. Jadi dari persamaan 7
dan 8 didapatkan:
9
 Lalu kita subsitusikan persamaan 9 ke dalam persamaan
8 didapatkan
10
 Dimana
11
 Atau
12

36
 Disini nilai ceq adalah nilai dari redaman dan sistem pada
gambar 1.4 dapat digantikan oleh sistem satu buah
redaman dengan ceq seperti yang ditunjukkan pada
gambar dibawah

 Secara umum untuk kasus dengan redaman disusun seri


dapat ditulis

13

37
Peredam disusun Paralel
 Anggaplah ada sebuah
peredam viscous yang
disusun paralel dengan
koefisien redaman c1 dan
c2 (gambar 1.5).
 Dari gambar 1.5 akan
didapatkan diagram
benda bebasnya seperti
yang ditunjukkan pada
gambar 1.6,

38
 Dimana dapat ditulis :
 14
 15
 Dan
 16
 Hal penting yang harus dicatat pada kedua redaman
apabila disusun parallel adalah, redaman tersebut akan
mendapatkan nilai defleksi yang sama. Sehingga dengan
mensubsitusikan persamaan 14 dan 15 ke dalam
persamaan 16 kita dapatkan
 17
 Dimana
 18

39
 Disini nilai ceq adalah nilai dari redaman dan sistem pada
gambar 1.5 yang dapat digantikan oleh sistem satu buah
redaman dengan ceq seperti yang ditunjukkan pada
gambar 1.7

 Secara umum untuk kasus redaman disusun paralel


dapat ditulis
 19

40
Sistem Getaran Torsional

Bila body kaku (rigid) berosilasi terhadap


sumbu acuan spesifik, hasil geraknya disebut
getaran torsional. Dalam hal ini,
perpindahan body diukur dalam istilah
koordinat sudut. Dalam problem getaran
torsional, momen yang dipulihkan dapat
terjadi karena torsi elastik atau momen
yang tak seimbang dari gaya atau
pasangannya.
1
Kasus pada Poros dan Disc

2
Gambar a & b menunjukkan disc, yang
memiliki momen massa polar inersia (Jo)
atau (Io) yang terpasang pada ujung poros
putar solid, dan ujung yang lain tetap.
Perputaran sudut dari disc pada sumbu
poros adalah θ.
θ juga merepresentasikan sudut poros
putar. Dari teori poros putar torsi, memiliki
hubungan sbb:

3
Dimana Mt adalah torsi yang menghasilkan
sudut twist/putran θ, G adalah modulus
geser, l adalah panjang poros, dan Io adalah
momen inersia polar dari penampang
melintang poros, diberikan oleh:

dimana d adalah diameter poros.

4
Bila disc berpindah oleh θ dari posisi
keseimbangan, poros memberikan torsi yang
besarnya Mt. Maka poros yang bertindak sebagai
pegas torsional dengan konstanta pegas torsional
adalah:

5
Persamaan gerak sudut dari disc terhadap
sumbunya dapat diturunkan menggunakan
hukum newton dua atau beberapa metode yang
didiskusikan pada tulisan yang lain. Dengan
mempertimbangkan diagram benda bebas dari
disc (lihat gambar a & b). Kita dapat
menurunkan persamaan gerak dengan
menerapkan hukum newton dua tentang
gerak yakni:

6
Bila momen inersia massa polar Jo, perpindahan
sudut θ, dan konstanta pegas torsional k1 diganti
dengan massa m, perpindahan x, dan konstanta
pegas linier k, secara berturut-turut. Sehingga
frekuensi circular natural dari system torsional
adalah:

7
Dan periode serta frekuensi dalam satu siklus
per detik adalah:

8
Momen inersia massa polar dari disc diberikan
oleh:

Dimana 𝝆 adalah densitas massa, h adalah


ketebalan, D adalah diameter, W adalah berat
disc dan g adalah gravitasi.

9
KEKAKUAN (STIFFNESS) UNTUK
BERBAGAI ELEMEN
KEKAKUAN (Stiftness) PEGAS

dinyatakan sebagai
Gaya pegas :
konstanta elastisitas pegas
k k
u F =k x
Kekakuan (stiffness) satu batang

Kekakuan (stiffness) torsi/puntir satu batang


Kekakuan (stiffness) satu pegas ulir ( helical spring )

Kekakuan (stiffness) satu pegas gulung (coiled spring)


Kekakuan (stiffness) satu batang kantilever
Kekakuan (stiffness) pegas berbagai bentuk batang (beam), k :

Anda mungkin juga menyukai