Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN INDIVIDU

MATA KULIAH : PENGANTAR ILMU PERTANIAN DAN AGRONOMI


DOSEN PENGAMPUH : NURHAFIDAH, A.Md.P

“BUDIDAYA TANAMAN KAKAO”


(Theobroma cacao L.)

OLEH:
ALIAH HUSNUL KHATIMAH
(2122040004)

PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN


JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PANGKAJENE
MANDALLE PANGKEP
2021

I
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat,
rahmat dan hidayah-Nya, laporan ini dapat terselesaikan. Dalam menyelesaikan laporan ini,
penyusun mengalami banyak kesulitan yang dihadapi. Namun, berkat bimbingan dan
motivasi dari berbagai pihak, makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

Oleh karena itu, sudah selayaknya penyusun menyampaikan banyak terima kasih
kepada Dosen mata kuliah, orang tua, dan teman-teman serta semua pihak atas motivasi
serta bantuannya baik secara materil maupun spiritual.

Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini, masih terdapat banyak
kekurangan. Oleh karena itu, penyusun sangat mengharapkan saran, kritik yang bersifat
positif dalam penyempurnaan laporan ini.

Semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua, sebagai gerbang pembuka
cakrawala berpikir untuk kita.

Pangkep, 17 November 2021

Penyusun

II
DAFTAR ISI
Halaman

HALAMAN SAMPUL......................................................................................................... i

KATA PENGANTAR..........................................................................................................ii

DAFTAR ISI....................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Tujuan.................................................................................................................... 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Klasifikasi Tanaman Kakao....................................................................................2


B. Morfologi Tanaman Kakao......................................................................................2
1. Akar.................................................................................................................. 2
2. Batang..............................................................................................................2
3. Daun................................................................................................................. 2
4. Bunga............................................................................................................... 3
5. Buah dan Biji.....................................................................................................4
C. Syarat Tumbuh
1. Iklim.................................................................................................................. 4
2. Tanah............................................................................................................... 4
D. Teknik Budidaya Tanaman Kakao
1. Persiapan Lahan...............................................................................................5
2. Pembibitan........................................................................................................5
3. Lubang Tanam .................................................................................................6
4. Pemeliharaan....................................................................................................6

BAB III METODOLOGI

A. Waktu..................................................................................................................... 7
B. Tempat................................................................................................................... 7

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil....................................................................................................................... 8
B. Pembahasan.......................................................................................................... 8

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan.............................................................................................................9
B. Saran...................................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA

III
IV
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Tanaman kakao (Theobroma cacao L.) berasal dari daerah hutan hujan tropis didaratan
Amerika Selatan. Tanaman kakao diperdangankan dalam bentuk; biji kering, pasta,
margarin, tepung atau bubuk yang tidak mengandung gula maupun yang mengandung gula
dan kakao batang. Pasar-pasar yang bertpotensi untuk ekspor tanaman kakao Indonesia
adalah negara-negara Eropa Barat (Belanda dan Jerman), Amerika, Australia, Inggris,
Spanyol, Jepang, Filiphina, Singapura, dan Arab Saudi.

Tanaman kakao merupakan tanaman tahunan yang memerlukan lingkungan khusus


untuk dapat berproduksi dengan baik. Lingkungan tempat tumbuh kakao adalah hutan hujan
tropis. Saat ini, kakao bukan hanya tanaman perkebunan besar tetapi telah menjadi
tanaman rakyat. Mengingat pentingnya kakao sebagai salah satu komoditas perkebunan
sumber devisa negara, maka usaha untuk memperluas areal pertanaman maupun
meningkatkan produktivitas areal pertanaman yang sudah ada harus tetap dilakukan.
Perkembangan area kakao di Indonesia terus meningkat. Pada tahun 2012, area kakao
mencapai 1.732.954 ha dengan produksi 936.266 ton. Sekitar 94,2% perkebunan kakao
merupakan usaha milik rakyat dan selebihnya berupa perkebunan negara dan swasta.

B. Tujuan

Tujuan dari pembuatan laporan ini yaitu untuk mengetahui cara-cara membudidayakan
tanaman kakao.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Klarifikasi Tanaman kakao
Berdasarkan batang nya klasifikasi botani tanaman kakao adalah sebagai berikut;

Devisi : Spermatophyta,

Kelas : Dicotyledoneae,

Ordo : Malvales,

Famili : Sterculiaceae,

Genus : Theobroma

Spesies : Theobroma Cacao L.

B. Morfologi Tanaman Kakao


1. Morfologi Akar

Akar merupakan bagian tumbuhan yang terdapat di dalam tanah dengan arah tumbuh
ke pusat bumi. Sistem perakaran kakao Hibrida F1.Lindak berupa akar tunggang (radix
primaria) dan berwarna coklat tua. Pada akar primer keluar cabang-cabang akar yang lebih
kecil dengan jumlah yang banyak dan susunannya rumit (intricate). Akar tanaman kakao
yang berumur 5 bulan yang dikembangbiakkan secara generatif menunjukkan akar
tunggang dengan panjang akar primer sekitar 15 cm .

Wessel & Toxopeus (2000) menjelaskan bahwa panjang akar primer tanaman kakao
dapat mencapai 15 meter di bawah permukaan tanah, sedangkan akar lateralnya mencapai
6 meter. Kakao tergolong tanaman surface root feeder yang berarti sebagian besar akar
lateralnya tumbuh mendatar di permukaan tanah dengan kedalaman sekitar 30 cm sehingga
tanaman kakao kurang tahan terhadap kekeringan.

2. Morfologi Batang

Tanaman kakao Hibrida F1 Lindak memiliki batang yang berbentuk bulat (silinder),
berkayu (lignosus) dengan arah tumbuh yang tegak di atas tanah. Batangnya berwarna hijau
kecoklatan dengan permukaan yang kasar dan pecah-pecah. Tinggi tanaman kakao yang
yang berumur 19 tahun mencapai 6-7 m dengan diameter berkisar 48-55 cm sedangkan
yang berumur 3-6 tahun tingginya mencapai 2-3 m dengan diameter batang berkisar 25-30
cm.

Karmawati al (2010) menjelaskan pada umumnya kakao yang tumbuh liar di hutan hujan
tropis yang merupakan habitat aslinya ketinggiannya dapat mencapai 20 m. Apabila
dibudidayakan di kebun, tinggi tanaman kakao berumur 3 tahun mencapai 1,8 – 3,0 meter
dan pada umur 12 tahun dapat mencapai 4,50 – 7,0 meter. Tinggi tanaman yang beragam
tersebut karena dipengaruhi oleh intensitas naungan serta faktorfaktor tumbuh yang
tersedia. Batang tanaman kakao memiliki tipe percabangan simpodial dimana batang utama
sukar dibedakan dengan cabang karena arah tumbuh dan besarnya hampir sama. Tanaman
kakao memiliki dua bentuk cabang vegetative (dimorfisme). Cabang pertama adalah cabang

2
yang arah pertumbuhannya ke atas atau cabang orthotrop dan cabang yang arah
pertumbuhannya ke samping atau cabang plagiotrop

Kakao yang ditanam dalam polibag dan mendapat intensitas cahaya 80 % akan
membentuk jorket lebih pendek daripada tanaman yang ditanam di kebun. Hal ini
disebabkan oleh terbatasnya medium perakaran karena jarak yang terlalu dekat.
Sebaliknya, tanaman kakao yang ditanam di kebun dengan jarak rapat akan membentuk
jorket yang tinggi sebagai efek dari etiolasi (pertumbuhan batang memanjang akibat
kekurangan sinar matahari).

3. Morfologi Daun

Daun kakao merupakan daun tunggal (folium simplex) dimana pada tangkai daunnya
hanya terdapat satu helaian daun. Bentuk helai daun bulat memanjang. Pada tipe Hibrida F1
Lindak ini daunnya memiliki variasi bentuk pangkal, ujung, dan tepinya. Variasi pangkal
daunnya runcing dan membulat. Ujung daunnya runcing dan ada pula yang meruncing. Tepi
daunnya rata dan ada pula yang berombak. Daging daunnya tipis tetapi kuat seperti
perkamen.

Variasi warna daun muda terjadi karena belum adanya klorofil yang terbentuk, tetapi
terdapat pigmen lain seperti antosianin, karoten, dan xantofil yang memberikan warna
merah atau oranye. Klorofil baru terbentuk ketika daun mencapai ukuran sempurna yaitu
setelah berumur 34 minggu.1 Dengan demikian, tanaman kakao yang masih muda
membutuhkan intensitas cahaya yang lebih banyak dari tanaman kakao yang telah dewasa
untuk pembentukan klorofil.

Penggabean (2008) menjelaskan bahwa daun yang berada di bawah pohon-pohon


penaung berukuran lebih besar dan warnanya lebih hijau, tetapi daunnya lebih tipis
daripada daun yang mendapat cahaya penuh. Hal ini karena laju fotosintesis tanaman
kakao optimum pada intensitas cahaya sekitar 70 %.93 Daun tanaman kakao Hibrida F1
Lindak yang telah dewasa memiliki permukaan atas berwarna hijau tua, bergelombang, licin
dan mengkilap.Permukaan bawahnya berwarna hijau muda, kasar, dan bergelombang.
Permukaan yang kasar tersebut disebabkan tulang daun yang menonjol ke permukaan
bawah daun. Urat-urat daun rapat membentuk jala. Susunan tulang daun menyirip dan
mempunyai satu ibu tulang daun yang berjalan dari pangkal ke ujung daun dan merupakan
terusan dari tangkai daun.
4. Morfologi Bunga

Bunga kakao merupakan bunga majemuk (inflorescetia) yang tumbuh secara


berkelompok pada berkas ketiak daun yang terletak pada batang dan cabang. Bunga
berbentuk simetri radial dengan kelipatan bunga berjumlah lima (pentamerus) serta
tumbuhnya bunga tidak disertai daun penumpu (tidak brakte). Tempat tumbuh bunga
semakin lama semakin menebal dan membesar membentuk bantalan bunga (cushion).
Bantalan bunga pada cabang akan menumbuhkan bunga ramiflora, sedangkan bantalan
bunga pada batang akan menumbuhkan bunga cauliflora

Budi Martono (2016) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa bunga kakao bersifat
cauliflora dimana sebaran bunga dan buah terletak pada batang dan cabang (hanya sampai
cabang sekunder). Bunganya kecil dan halus berwarna putih sedikit ungu kemerahan dan

3
tidak berbau. Bunga kakao tergolong bunga sempurna terdiri dari daun kelopak sebanyak 5
helai berwarna merah muda dan benang sari berjumlah 10 helai.

Struktur bunga kakao dirumuskn dengan kode K5C5A5+5G(5). Artinya, bunga disusun
oleh 5 daun kelopak yang bebas satu sama lain, 5 daun mahkota, 10 tangkai sari yang
tersusun dalam 2 lingkaran dan masing-masing lingkaran terdiri dari 5 tangkai sari tetapi
hanya 1 lingkaran yang fertile, dan 5 daun buah yang bersatu.

Bunga kakao disebut sebagai bunga banci (hermaphrodite) karena dalam satu bunga
terdapat dua organ kelamin jantan dan betina yaitu benangsari dan putik. Putik pada tanam
an kakao berwarna putih dan memiliki ukuran yang pendek dan terdiri atas 3 bagian, yaitu
kepala putik (stigma), tangkai putik (style), dan bakal buah (ovarium). Putik berjumlah satu
(monokarpel) dan menumpang pada dasar bunga yang berbentuk kerucut. Tangkai putik
berbentuk silinder dan pada ujungnya melekat lima daun buah. Pada putik terdapat ruang
bakal buah yang berjumlah lima dan ruang bakal biji yang banyak (multilokulus).

5. Morfologi Buah dan Biji

Tanaman kakao tipe Hibrida F1 Lindak menghasilkan buah buni dengan variasi bentuk
dari bulat telur menjorong (ovoid-ellipsoid). Bagianbagian buah kakao terdiri atas kulit buah,
daging buah (pulp), plasenta, dan biji. Panjang buah nya bervariasi antara 15 cm – 20 cm
dengan diameter buah mencapai 26 cm – 29 cm. Permukaan kulit buah kakao memiliki 10
alur yang terdiri dari lima alur dangkal dan lima alur dalam yang berselang-seling. Pada
beberapa buah kakao Hibrida F1 Lindak ada yang alurnya sangat menonjol sehingga
permukaannya kasar dan adapula yang tidak begitu menonjol sehingga permukaannya
halus. Kakao Hibrida F1 Lindak memiliki dua macam warna pada buah mudanya, yakni
hijau dan merah, sedangkan buah masaknya berwarna kuning atau jingga (oranye).

Buah kakao Hibrida F1 Lindak ketika dipecah secara horizontal dan vertikal, biji tersusun
dalam lima baris mengelilingi poros buah (plasenta). Setiap baris tersusun atas 10-12 biji.
Jumlah biji dalam satu ikatan plasenta mencapai 30 – 50 biji. Biji kakao Hibrida F1 Lindak
berbentuk lonjong dan gepeng yang memiliki panjang 2 – 4 cm dan diameter 2,5 – 3 cm. Biji
kakao (testa) dibungkus oleh daging buah (pulpa) yang berwarna putih, memiliki tekstur
yang lunak, berair, dan rasanya manis asam.

C. Syarat Tumbuh

1. Iklim

Iklim merupakan salah satu faktor lingkungan yang cukup berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan keberhasilan budidaya tanaman, termasuk budidaya kakao. Lingkungan
yang alami bagi tanaman kakao adalah hutan tropis seperti (curah hujan, suhu, kelembaban
udara, intensitas cahaya, dan angin) merupakan faktor pembatas penyebaran tanaman
kakao. Curah hujan yang sesuai untuk pertanaman kakao adalah 1100-3000 mm, dengan
distribusi curah hujan sepanjang tahun. Curah hujan di atas 4500 mm pertahun kurang baik
untuk tanaman kakao karena kondisi hujan seperti ini akan mendorong kelembaban tinggi
sehingga dapat menyebabkan berkembangnya penyakit busuk buah kakao yang merupakan
penyakit utama pada tanaman ini.

4
2. Tanah

Tanaman kakao dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah, asal persyaratan fisik dan
kimia tanah yang berperan terhadap pertumbuhan dan produksi kakao terpenuhi.
Kemasaman tanah (pH), kadar bahan organik, unsur hara, kapasitas adsorbsi, dan
kejenuhan basa . jenis tanah yang cocok untuk budidaya tanaman kakao yaitu lempung liat
berpasir dengan komposisi 30-40% fraksi liat, 50% pasir, dan 10-20% debu 30 - 40 %.
tanaman kakao memerlukan kedalaman efektif > 60 cm dengan struktur tanah remah, tata
udara dan air baik serta kemiringan tanah < 45%.

D. Teknik Budidaya Tanaman Kakao


1. Persiapan Lahan
- Bersihkan alang-alang dan gulma lainnya
- Gunakan tanaman penutup tanah (cover crop) terutama jrnis polong-polongan
seperti Peuraria javanica, Centrosema pubescens, Caopogonium mucunoides & C.
Caeraleum untuk mencegah pertumbuhan gulma terutama jenis rumputan.
- Gunakan juga tanaman pelindung seperti Lamtoro, Gleresidae dan Albazia, tanaman
ini ditanam setahun sebeum penanaman kakao dan tahun ketiga jumlah dikurangi
hingga tinggal 1 pohon pelindung untuk 3 pohon kakao (1:3)

2. Pembibitan
Biji kakao untuk benih diambil dari buah bagian tengah yang masak dan sehat dari
tanaman yang telah cukup umur sebelum dikecambahkan benih harus dibersihkan
lebih dulu daging buahnya dengan abu gosok, karena biji kakao tidak punya masa
istirahat (dormancy), maka harus segera dikecambahkan Pengecambahan dengan
karung goni dalam ruangan.
Dilakukan penyiraman 3 kali sehari siapkan polibag ukuran 30 ᵡ 20 cm (tebal 0,8 cm)
dan tempat pembibitan campurkan tanah dengan pupuk kandang (1:1), masukkan
dalam polibag. Sebelum kecambah dimasukkan tambahkan 1 gram pupuk TSP/SP-
36 kedalam tiap-tiap poliobag. Benih dapat digunakan untuk bibit jika 2-3 hari
berkecambah lebih 50% jarak antara polibag 20 ᵡ 20 cm lebar barisan 100 cm. Tinggi
naungan buatan disesuaikan dengan kebutuhan sehingga sinar masuk tidak terlalu
banyak.
Penyiraman bibit dilakukan 1-2 kali sehari penyiagaan gulma melihat keadaan areal
pembibitan, pemupukan dengan N P K (2:1:2) dosis sesuai dengan umur bibit, umur
1 bulan:1 gr/bibit, 2 bulan;2 gr/bibit, 3 bulan:3 gr/bibit, 4 bulan:4 gr/bibit. Pemupukan
dengan cara ditugal. Siramkan POC NASA dengan dosis 0,5-1 tutup/pohon
diencerkan dengan air secukupnya atau semprotkan dengan dosis 4 tutup/tangki
setiap 2-4 minggu sekali.

3. Lubang Tanam
- Ukuran lubang tanam 60 ᵡ 60 ᵡ 60 cm pada akhir musim hujan
- Berikan pupuk kandang yang dicampur dengan tanah (1:1) ditambah pupuk TSP 1-5
gram per lubang.

5
4. Tanam Bibit
- Pada saat bibit kakao ditanam pohon naungan harus sudah tumbuh baik dan
naungan sementara sudah berumur 1 tahun.
- Penanaman kakao dengan sistem tumpang sari tidak perlu naungan, misalnya
tumpang sari dengan pohon kelapa.
- Bibit dipindahkan kelapangan sesuai dengan jenisnya, untuk kakao Mulia ditanam
setelah bibit umur 6 bulan, kakao Lindak umur 4-5 bulan.
- Penanaman saat hujan sudah cukup dan persiapan naungan harus sempurna. Saat
pemindahan sebaiknya bibit kakao tidak tengah membentuk daun muda (flush).

5. Pemeliharaan Tanaman
- Penyiraman dilakukan 2 kali sehari (pagi dan sore) sebanyak 2-5 liter/pohon.
- Dibuat pupuk disekitar tanaman dengan cara dikoak. Pupuk dimasukkan dalam
lubang pupuk kemudian kembali.

6
BAB III
METEDOLOGI
A. Waktu
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 04 Oktober 2021. Penelitian diakukan di
Kebun Percobaan Polliteknik Pertanian Negeri Pangkep, Jurusan Budidaya
Tanaman Perkebunan, Prodi Budidaya Tanaman Perkebunan.

B. Tempat
Yang berlokasi di Jalan Poros Makassar-Parepare Km. 83, Mandalle, Pangkep,
Kabupaten Pangkajene Dan Kepulauan, Sulawesi Selatan 90761.

7
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHAN
A. Hasil
Dari hasil perlakuan terhadap proses pembibitan diperoleh hasil sebagai berikut:

NO Jumalah Daun Ukuran Daun


1. 5 12.5 Cm
2. 4 16 Cm
3. 5 16.5 Cm
4. 5 16 Cm
5. 5 17 Cm
6. 5 9 Cm
7. 5 20 Cm
8. 8 17 Cm
9. 6 17 Cm
10. 1 6 Cm
11. 4 12 Cm
12. 4 19 Cm
13. 5 16 Cm
14. 3 17.5 Cm
15. 4 15 Cm
16. 4 15 Cm
17. 5 14 Cm
18. 4 15 Cm
19. 6 13 Cm
20. 4 11 Cm

B. Pembahasan
Proses pembibitan tanaman kakao dimulai dari proses pemilihan biji yang berkualitas
baik, dimana biji tersebut berasal dari buah bagian tengah yang masak dan sehat dari
tanaman yang sudah cukup umur. Setelah didapat biji yang berkualitas baik selanjutnya biji
dibersihkan menggunakan abu gosok hingga seluruh bagian lendir pada lapisan luar biji
hilang secara menyeluruh. Untuk menghilangkan sisa-sisa abu gosok di biji di cuci
menggunakan air bersih serta membasahi karung goni akar karung goni dapat menjadi
media perkecambahan serta mampu menjaga kelembapan biji. Biji yang telah bersih
diletakkan pada karung goni yang telah dibasahkan sebelumnya dan disimpan ditempat
khusus sampai biji berkecambah.

Sebelum biji berkecambah, maka kita harus menyiapkan media tanam terlebih dahulu.
Media tanam yang digunakan yaitu campuran tanah dengan pupuk kompos dengan
perbandingan 1 : 1. Media tanam yang telah di aduk rata dimasukkan pada polybag
berukuran 4*17*25. Polybag yang telah terisi media tanam disimpan pada Green House
hingga biji kakao siap di pindahkan ke media tanam.

Pada tabel di atas, dapat di simpulkan bahwa pertumbuhan bibit kakao tidak sama rata
karna faktor dari cara tanamnya yang berbeda beda. Tinggi rendahnya dan banyaknya
jumlah daun pada hasil tanaman Kakao diatas sangat dipengaruhi oleh faktor iklim dan
tanah juga sangat dipengaruhi oleh bahan tanam (bibit) yang digunakan. Bibit itu sendiri

8
mempunyai potensi berproduksi (potensi genetis) sedangkan iklim dan kesuburan tanah
sebagai faktor lingkungan akan memberikan kesempatan bagi bibit untuk mencapai
potensinya. Syarat tumbuh tanaman kakao adalah curah hujan yaitu 1.100 - 3.000 mm per
tahun. Temperaturnya yaitu 30˚C - 32˚C (maksimum) dan 18˚C-20˚C (minumun). Kakao
tumbuh baik pada tanah pH 6 - 7,5. Sedangkan lingkungan hidup tanaman kakao yakni
hutan tropis yang pada pertumbuhannya memerlukan naungan untuk menghindari
pencahayaan penuh.

9
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Buah kakao jenis criollo merupakan buah yang renan terhadap penyakit buah
kakao karena memiliki masa inkubasi yang lebih cepat, memiliki luas bercak,
perkembangan gejala, dan presentase gejala lebih tinggi dibandingkan dengan
buah kakao jenis forester.
2. Buah yang berumur 3 bulan merupakan buah yang rentan terhadap penyakit
busuk buah kakao karena memiliki ruas bercak dan perkembangan gejala
tertinggi dibandingkan buah yang berumur 1 bulan, 2 bulan, dan 4 bulan. Akan
tetapi pada presentase gejala buah yang memiliki presentase gejala tertinggi
adalah buah yang berumur 1 bulan, selanjutnya 2 bulan, 3 bulan dan 4 bulan.
B. Saran
1. Utuk menanggulangi serangan penyakit busk buah kakao yang disebabkan oleh
P.palmivora disaankan pengendalian penyakit ini dilakukan pada buah berumur 1
bulan.
2. Perlunya perhatian khusus terutama bagi petani terhadap penyakit busuk buah
kakao karena dapat menyebabkan kerugian produksi.
3. Perlunya penelitian lebih lanjut dilapangan tentang ketahanan jenis kakao criollo
dan forestero terhadap P.palmivora pada umur buah yang berbeda.

10
DAFTAR PUSTAKA
http://repossitory.uin-suska.ac.id/20402/7/6.%20BAB%20I%20%281%29.pdf
http://repo.iain-tulungagung.ac.id/11710/8BAB%20V.pdf
http://www.garnesia.com//news/red/631/teknik-budidaya-tanaman-kakao.html
http://siat.ung.ac.id./files/wisuda/2016-1-2-54211-613411156-bab5-30122016044454.pdf

11

Anda mungkin juga menyukai