Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PRAKTIKUM
UJI KUALITAS AIR
Penyusun dalam menyusun materi ajar ini berpedoman pada Keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Nomor : KEPMENLH Nomor 15 tahun 2003 tentang Pedoman Penentuan
Status Mutu Air dan beberapa jurnal yang berkaitan dengan pengujian kebisingan. Tak lupa
pula bahwa panduan praktikum ini hanya dipakai dikalangan sendiri.
Panduan praktikum ini merupakan buku pegangan mahasiswa dalam menunjang kegiatan
praktikum “Uji Kualitas Air”. Panduan ini berisi tentang tujuan dari praktikum, panduan
pelaksanaan praktium dan aturan-aturan lain yang berhubungan dengan praktikum Uji
Kualitas Air. Dan dengan disusunnya panduan praktikum ini, penulis berharap agar bisa
memudahkan mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan praktikum nantinya.
Kami penyusun memohon maaf apabila dalam menyusun materi ajar ini ada kekeliruan
dalam mengadopsi kedalam panduan praktikum ini.
Dan tak lupa penyusun mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang terkait
dalam penyusunan panduan praktikum ini
Tim Penyusun
A. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum uji kualitas air adalah:
1. Menentukan nilai pH, suhu, salinitas, konduktivitas, TSS, TDS, BOD, dan DO dari
sampel yang diuji.
2. Menentukan status mutu air berdasarkan KEPMENLH Nomor 15 tahun 2003 tentang
Pedoman Penentuan Status Mutu Air.
3. Mengetahui kondisi air sungai dan membandingkannya dengan aliran – aliran sungai
lainnya yang menjadi sempel pengujian.
B. Teori Singkat
Air adalah satu dari sedikit zat yang wujud cairnya lebih rapat daripada wujud
padatnya. Kalau benda lain mengerut ketika dipadatkan, es malah mengembang. Pada
suhu di atsa 4oC, air bersifat seperti cairan pada umumnya, mengembang ketika panas,
dan mengerut ketika dingin. Air mulai membeku ketika molekul-molekulnya mulai
bergerak lambat sehingga tidak mampu memutuskan ikatan hidrogen (Campbell 2004).
2. Persyaratan kimia
Dari aspek kimiawi, bahan air minum tidak boleh mengandung partikel terlarut
dalam jumlah tinggi serta logam berat (Misalnya Hg, Ni, Pb, Zn, dan Ag), ataupun zat
beracun berarti senyawa hidrokarbon dan detergen. Ion logam dapat mendenaturasi
protein, disamping itu, logam berat dapat bereaksi dengan gugus fungsi lainnya dalam
LABORATORIUM PENYEHATAN LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HALUOLEO
biomolekul karena sebagian akan tertimbun di berbagai organ terutama saluran cerna,
hati dan ginjal, maka organ-organ inilah yang terutama dirusak. (Dwidjoseputro, 1998).
3. Persyaratan Mikrobiologis
Bakteri patogen yang tercantum dalam KepMenKes yaitu eschericia colli,
clostridium Perfringens, Salmonella. Bakteri patogen tersebut dapat membentuk toksin
(racun) setelah periode laten yang singkat atau beberapa jam. Keberadaan bakteri
coliform (E.coli) yang banyak ditemui di kotoran manusia dan hewan menunjukkan
kualitas sanitasi yang rendah dalam proses pengadaan air. Makin tinggi tingkat
kontaminasi bakteri coliform, makin tinggi pula resiko kehadiran bakteri patogen,
seperti bakteri shigella (penyebab muntaber), S. Typhri (penyebab Typhus), kolera,
dan disentri (Suriawiria, 1995).
C. Metode Pengujian
1) Pengukuran kadar pH, salinitas, dan Konduktivitas menggunakan Jenco Model
6350 (Portable Meter)
Salinitas didefinisikan sebagai jumlah bahan padat yang terkandung dalam tiap
kilogram air laut, yang dinyatakan dalam gram per-kilogram atau perseribu (Sutika,
1989). Salinitas penting artinya bagi kelangsungan hidup organism, hampir semua
organisme laut hanya dapat hidup pada daerah yang mempunyai perubahan salinitas
yang kecil (Hutabarat dan Evans, 2001).
8
1
9
7
2
6
3
5
4
10
Keterangan gambar:
1. Tombol ON/OFF : Menyalakan/mematikan alat
2. Tombol CAL : Mengkalibrasi alat
3. Tombol STAND : Selama kalibrasi pH, tombol ini akan memulai
kalibrasi offset dari elektroda pH.
4. Tombol SLOPE : Mengkalibrasi alat
5. Tombol ENTER : Selama pengoperasian normal, menekan tombol ini
selama sekitar 2 detik akan menyimpan semua
pembacaan.
6. Tombol : Menurunkan / mengubah kalibrasi konduktifitas,
koefisien temperatur dan temperatur referensi.
7. Tombol : Menaikkan / mengubah kalibrasi konduktifitas,
koefisien temperatur dan temperatur referensi.
8. Tombol MODE : Selama pengoperasian normal, tombol ini akan
mengubah dari parameter satu ke parameter yang
lain.
9. Sensor pH.
10. Sensor Konduktifitas dan Salinitas.
b. Bahan
Bahan yang digunakan adalah sampel air.
c. Prosedur Percobaan
1. Siapkan alat dan bahan.
2. Masukkan sampel air ke dalam gelas ukur.
3. Aktifkan portable meter dengan menekan tombol “ON”.
4. Masukkan batang sensor yang berwarna hijau untuk melakukan pembacaan
nilai pH, kemudian catat.
5. Sambungkan konektor untuk batang sensor berwarna kuning dan masukkan
bersamaan dengan batang sensor berwarna hijau. Pada saat melakukan
pembacaan, tekan MODE untuk melihat nilai parameter salinitas dan
konduktivitas.
6. Salinitas ditandai dengan huruf ‘ppt” pada layar.
7. Konduktivitas ditandai dengan huruf “mS” pada layar dan dibaca untuk simbol
°C yang tidak berkedip.
Parameter/ Standar
Keterangan standar dalam
Suhu Suhu udara
Mempersyaratkan
3 °C Untuk jenis air minum
Untuk persyaratan jenis air limbah
38 °C
Temperatu industri Golongan I
r 40 °C Jenis air limbah industri Golongan II
Suhu Persyaratan untuk air sumur
1 – 3 °C Air sumur
30 °C Standar untuk air buangan
Sumber: Menkes /SK/VII/2002
a. Alat
Alat yang digunakan untuk pengukuran suhu adalah Fluke Thermometer dengan
fungsi – fungsi sebagai berikut.
2
1 3
11
6
4
5 8
7
9 10
c. Prosedur Percobaan
1. Siapkan alat dan bahan
2. Masukkan probe thermometer ke badan sungai. Gunakan pengukuran suhu
dengan menggunakan derajat Celcius.
3. Catat nilai suhu yang tertera pada layar.
3) Pengukuran kadar Total Suspended Solid (TSS) dan Total Dissolved Solid
(TDS) menggunakan metode Gravimetri
Total suspended solid atau padatan tersuspensi total (TSS) adalah residu dari
padatan total yang tertahan oleh saringan dengan ukuran partikel maksimal 2μm atau
lebih besar dari ukuran partikel koloid. TSS menyebabkan kekeruhan pada air akibat
padatan tidak terlarut dan tidak dapat langsung mengendap. TSS terdiri dari partikel-
partikel yang ukuran maupun beratnya lebih kecil dari sedimen, misalnya tanah liat,
bahan-bahan organik tertentu, sel-sel mikroorganisme, dan sebagainya (Nasution,
2008).
Total Dissolve Solid (TDS) yaitu ukuran zat terlarut (baik itu zat organik maupun
anorganik) yang terdapat pada sebuah larutan. TDS menggambarkan jumlah zat
terlarut dalam part per million (ppm) atau sama dengan milligram per liter (mg/L).
Umumnya berdasarkan definisi diatas seharusnya zat yang terlarut dalam air
(larutan) harus dapat melewati saringan yang berdiameter 2 micrometer (2×10 -6
meter). Aplikasi yang umum digunakan adalah untuk mengukur kualitas cairan pada
pengairan, pemeliharaan aquarium, kolam renang, proses kimia, pembuatan air
mineral, dan lain-lain (Misnani, 2010).
a. Alat
Alat yang digunakan untuk pengujian TSS dan TDS antara lain sebagai berikut.
1. Kertas saring 5. Pinset
2. Cawan petri 6. Timbangan
3. Desikator 7. Corong
4. Oven 8. Dua gelas ukur
4 5 6
7 8
b. Bahan
Bahan yang digunakan adalah sampel air.
c. Prosedur Percobaan
1. Masukkan cawan dan kertas saring kedalam oven selama 1 jam dengan suhu
105˚C.
2. Setelah dioven, mengambil cawan dan kertas saring menggunakan pinset dan
kemudian masukkan kedalam desikator selama ± 20 menit.
3. Setelah dari desikator, timbang cawan dan kertas saring dan catat nilai yang
dihasilkan.
4. Melipat kertas mengikuti bentuk corong lalu tempatkannya kedalam gelas
ukur.
5. Masukkan sampel air kedalam gelas ukur (untuk sungai jernih sebesar 100
ml, untuk sungai kabur sebanyak 50 ml).
6. Menyaring air menggunakan kertas saring dan tunggu hingga air benar –
benar berhenti menetes. Residu yang tertahan dikertas saring adalah TSS
dan yang terlewatkan kedalam gelas ukur adalah TDS.
d. Analisa Data
Keterangan:
B = berat kertas saring + residu kering (gr)
A = berat kertas saring (gr)
V = volume sampel (ml)
Keterangan:
B = berat cawan petri + sampel(gr)
A = berat cawan petri (gr)
V = volume sampel (ml)
Keterangan:
Pij = indeks pencemaran
Dissolved oxygen atau Oksigen terlarut (DO) sangat penting dan dibutuhkan oleh
organisme perairan dan sangat mempengaruhi kehidupan organisme baik langsung
maupun tidak langsung. Oksigen terlarut dalam air diperoleh langsung dari udara
yaitu dengan difusi langsung dari udara dan melalui pergerakan air yang teratur juga
dihasilkan dari fotosintesis tanaman yang berklorofil (Sutika, 1989).
a. Alat
Alat yang digunakan untuk pengukuran ini adalah sebagai berikut.
1 2 3
4 5
b. Bahan
Bahan yang digunakan adalah sebagai berikut.
1. Larutan MnSO4
2. Larutan Natrium azida
3. Larutan H2SO4
4. Larutan kanji
5. Larutan tiosulfat 0,025 N
6. Sampel air
Sehingga diperoleh :
BOD = DO0 - DO5
Pengolahan kualitas air yang diperoleh dari indeks pencemar ini dapat memberi
masukan pada pengambilan keputusan agar dapat menilai kulitas kadar air untuk suatu
peruntukan serta melakukan tindakan untuk memperbaiki kualitas jika terjadi penurunan
kualitas akibat kehadiran zat pencemar. Evaluasi terhadap nilai indeks pencemar adalah
sebagai berikut (Boyd, 1990):