SKRIPSI
Oleh :
Yona Tusiana
130905065
MEDAN
2018
PERNYATAAN ORIGINALITAS
PERNIKAHAN DINI
(studi etnografi di desa Securai Utara kecamatan Babalan
Kabupaten Langkat)
SKRIPSI
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi,
dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu
dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.
Apabila dikemudian hari terbukti lain atau tidak seperti yang saya nyatakan di sini
saya bersedia diproses secara hukum dan siap meninggalkan gelar kesarjanaan
saya.
Penulis
Yona Tusiana
Yona Tusiana 2018, judul skripsi Pernikahan Dini (Studi Etnografi di Desa
Securai Utara Kecamatan Babalan Kabupaten Langkat). Skripsi in terdiri dari
5 bab, 104 halaman, 8 daftar photo,dan 5 daftar tabel.
Puji dan syukur saya hadiahkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas berkat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan skripsi yang
Sumatera Utara.
Selama proses penulisan skripsi ini, saya banyak menerima bimbingan dan
masukan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung.
orangtua saya tercinta Bapak Ngaidi dan Ibu Taslimah yang memenuhi kebutuhan
saya sehingga saya dapat menikmati fasilitas dalam dunia pendidikan hingga saat
ini. Semoga ayah dan ibu diberikan umur yang panjang, sehat selalu dan
dilancarkan rezekinya. Tanpa adanya bimbingan dan do’a kalian saya tidak akan
mampu untuk mengerjakan skripsi ini dengan baik. Tidak lupa pada abang saya
Sandi Sumana dan kepada adik saya Yeni Lusiana. terimakasih telah memberikan
saya mulai dari sekolah dasar hingga sekolah menengah atas, tanpa jasa kalian
yang telah membuat saya dapat membaca dan menulis serta mendapatkan ilmu-
banyak membantu saya. Lalu meluangkan waktu dan tenaga untuk membimbing
saya mulai dari pengajuan proposal sampai skripsi. Bapak telah banyak
dukungan baik kritik maupun saran, serta telah mendidik dan membekali ilmu
pengetahuan. Kepada kak Nurhayati dan kak Sri sebagai staf Departemen
membantu kelancaran semua berkas yang diperlukan mulai dari selama kuliah
Saya juga tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada para informan saya
bu Tuti, Om ipon, Om Siddiq, Ranti dan yang lain yang telah meluangkan
waktunya dalam memberikan informasi untuk mendapatkan data dari skripsi ini,
tanpa kalian saya tidak akan dapat menyelesaikan skripsi ini, biarlah kiranya
Harahap, Abdul Akhyar Nasution, Saruhum Rambe, Farid Aulia, dan Dr.Yeni
skripsi ini.
Dan tak lupa buat pada Teman saya Nurul Hakiki Nasution, Andini, Intan,
kak Desi, Sabet, Bang Arif Akbar, bang Arif Setandi, kak Kinan, bang Zulham,
serta yang lain yang selalu mengingatkan dan membantu saya menyelesaikan
skripsi ini serta seluruh kerabat Antropologi 2013 yang tidak dapat saya sebutkan
satu persatu terima kasih atas semua kenangannya dalam pertemanan di masa
kuliah serta diskusi-diskusi dan motivasi positif, sukses buat kita semua teman-
teman.
Penulis
Yona Tusiana
Yona Tusiana, lahir di Securai Utara, Tanggal 2 Agustus 1995. Beragama Islam,
anak 2 dari 2 bersaudara dari pasangan Ngaidi dan Taslimah.
3. Panitia Pelatihan Menulis Kreatif dan Advertising oleh Putra Gara dan
Masyarakat)
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas kehendak-
Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dan segala hal yang berkaitan dalam
melakukan penelitian ini, juga ada tinjauan pustaka yang terdapat di dalamnya
yang menjadi pokok pertanyaan dalam penelitian, juga dalam bab ini berisi tujuan
kehidupan sehari-hari
hingga Bab V, setelah itu penulis memberikan sedikit saran untuk pembaca.
Skripsi ini tentu masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penulis
dengan senang hati menerima kritik dan saran dari berbagai pihak untuk
berikutnya dan penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
Penulis
Yona Tusiana
10
ABSTRAK ........................................................................................................... ii
UCAPAN TERIMA KASIH .............................................................................. iii
RIWAYAT HIDUP ............................................................................................. vi
KATA PENGANTAR………………………………………………………….viii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ x
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................xiv
DAFTAR TABEL ..............................................................................................xiv
11
12
Tabel 1................................................................................................................ 28
tabel 2................................................................................................................. 30
Tabel 3................................................................................................................ 31
Tabel 4................................................................................................................ 92
Tabel 5................................................................................................................ 92
Daftar Gambar
Gambar 1............................................................................................................. 35
Gambar 2............................................................................................................. 37
Gambar 3............................................................................................................. 38
Gambar 4............................................................................................................. 39
Gambar 5............................................................................................................. 40
Gambar 6............................................................................................................. 52
Gambar 7............................................................................................................. 58
Gambar 8............................................................................................................. 76
13
PENDAHULUAN
orang lain untuk dapat bertahan hidup. Mulai dari memenuhi kebutuhan
satu tahap yang terpenting dalam sepanjang siklus kehidupan manusia yang
disebut dengan stage a long the life cycle. Tahap-tahap yang ada disepanjang
hidup manusia tersebut adalah seperti masa bayi, masa penyapihan, masa anak-
anak, masa remaja, masa pubertas, masa sesudah menikah, masa tua dan
langsung akan merubah prilaku seseorang/manusia itu sendiri, hal itu dapat dilihat
pada saat seseorang/manusia itu berada dalam sebuah ikatan perkawinan yang sah.
Oleh sebab itu perkawinan adalah salah satu tahap yang sangat terpenting di
antar sesama manusia yang berlainan jenis kelamin. Perkawinan bertujuan untuk
mencapai suatu tingkat kehidupan yang lebih dewasa dan pada beberapa
14
(Koentjaraningrat, 1994:92).
Menurut catatan kepala desa dan catatan saya saat melakukan penelitian,
pendidikan yang lebih tinggi juga berakibat pada tertutupnya kesempatan untuk
lebih baik (Mahfudin & Waqi’ah, 2016:40). Ini adalah masalah penting karena
tidak tetap, sehingga hal tersebut akan berimplikasi pada kehidupan keluarganya
di masa depan. Implikasi pada kehidupan rumah tangga pada subjek yang
Di lain pihak, pernikahan dini bagi wanita secara medis memiliki banyak
dampak buruk bagi kesehatan. Wanita yang menikah pada usia dini memiliki
risiko yang lebih tinggi dibandingkan menikah pada usia yang lebih dewasa
(Andrian & Kuntoro, 2013:2; Sumbullah & Jannah, 2012:89). Wanita yang
menikah di usia muda mempunyai waktu yang lebih panjang terhadap risiko
kehamilan (Andrian & Kuntoro, 2013:2). Karena, semakin rendah usia seseorang
wanita menjadi hamil, semakin besar risiko kesehatannya. Risiko kematian akibat
15
dibandingkan dengan perempuan usia 20–24 tahun (Andrian & Kuntoro, 2013:2).
Tidak hanya menyebabkan kematian pada ibu hamil, hamil di usia muda juga
memiliki implikasi negatif pada calon bayi seperti berat bayi lahir rendah
(BBLR), bayi lahir prematur dan lainnya (Andrian & Kuntoro, 2013:2; Minarti,
dkk, 2014:96). Ditinjau dari aspek sosial ekonomi, perempuan akan terus
mengurus rumah tangga, seperti memasak, mencuci, dan mengurus anak (Dafeni,
Akan tetapi, dalam Agama Islam ̶ Agama yang dianut oleh sebagian besar
aqil baligh (Rohman, 2016:76; Darondos, 2014:54). Aqil baligh pada perempuan
bahwa perkawinan hanya diizinkan bila pihak pria mencapai umur 19 (sembilan
belas) tahun dan pihak wanita sudah mencapai usia 16 (enam belas) tahun
(Darondos, 2014:54). Jika ditinjau dari aspek kesehatan, usia 16 tahun bagi
organ reproduksi, karena usia tersebut merupakan usia dimana organ reproduksi
wanita sedang berkembang (Andrian & Kuntoro, 2013:2; Sumbullah & Jannah,
1
Achmad Asrori, “Batas Usia Perkawinan Menurut fukaha dan Penerapannya dalam Undang-
undang Perkawinan di dunia islam”, Al- ‘adalah Vol. XII, No. 4, Desember 2015, Hal 809.
16
menikah ketika telah mencapai usia akil baligh yang ditentukan dengan mimpi
basah yang dialami laki-laki dan haid atau menstruasi yang di alami perempuan
(Asrori, 2015:810). Sehingga hal tersebut akan berakibat buruk pada pasangan
tersebut karena secara psikologis dan bilogis, karena pasangan yang menikah
muda dianggap belum matang untuk dapat hamil, melahirkan dan kemudian
Minarti, 2014:96)
Di mana seorang perempuan dipandang telah siap secara fisik dan mental untuk
menjadi seorang ibu sesuai dengan usia kematangan psikologis nya sehingga
dapat menerima kehadiran buah hati dengan segala kebahagiaan dan berbagai
masalahnya”.
memiliki beberapa alasan seperti mereka merasa lebih lega ketika anak-anak
perempuan mereka memutuskan untuk menikah, dalam hal ekonomi dan dalam
hal pengawasan. Salah seorang informan yang bernama pak Zulkarnain berkata
pada saya “lebih gampang ngangon2 lembu sekandang daripada jaga 1 anak
2
Dalam KBBI ngangon sama dengan menggembala
17
tinggi, kalau pada akhirnya perempuan juga akan turun ke dapur dan sumur.
seks, ekonomi rumah tangga, kekerasan dalam rumah tangga dan perawatan ibu
Jannah, 2012:100).
untuk melegalkan suatu hubungan agar terhindar dari zina yang dapat
kaji dari aspek kesehatan dan psikolgis, bahwa menikah, hamil, dan melahirkan
Sumbullah & Jannah, 2012:89). Dan dari aspek psikis, seorang perempuan
dianggap telah siap menjadi ibu diusia 21 tahun, sesuai dengan kematangan
ekonomi, pasangan yang menikah muda akan sulit untuk mendapatkan pekerjaan
18
beberapa penelitian yang dikutip oleh Saputro (Dafeni, dkk, 2017:257) “KDRT
dapat disebabkan oleh beberapa faktor eksternal dan internal seperti faktor
pendidikan istri, status bekerja istri, pengetahuan istri dan ketidak setaraan
pada fisik, seksual dan psikologis yang dapat menyebabkan trauma psikis serta
atau kedua pasangan berusia di bawah 18 tahun atau usia sedang mengikuti
sebuah pernikahan disebut pernikahan dini, jika kedua atau salah satu pasangan
masih berusia di bawah 18 tahun (masih berusia remaja). Karena hal tersebut
ekonominya.
19
manusia dalam masyarakat tempat dia berada juga akan beralih dari seorang
remaja menjadi seorang dewasa bahkan dia kemudian akan mendapat pengakuan
akan status yang lebih di tengah masyarakat tersebut. Menurut Hildred Geertz,
sebagai hubungan antara pria dan wanita yang telah diakui dalam masyarakat
yang melibatkan hubungan seksual, adanya penguasaan dan hak mengasuh anak,
suami dan istri. Dari penjelasan Dunvall dan Miller, pernikahan bukan hanya
sarana untuk melegalkan suatu hubungan seksual dan tinggal bersama semata.
Lebih daripada itu. Pernikahan adalah sarana untuk melahirkan keturunan dengan
status orang tua yang sudah legal, serta memiliki hak dalam mengasuh anak-anak
yang akan dilahirkan nya kelak. Tugas pasangan suami istri yang berstatus orang
tua hendaknya memenuhi kebutuhan sang anak serta tidak lupa akan tugas-
3
Hildred Geertz, keluarga Jawa, Grafiti Pers, (Jakarta: PT. Grafiti Pers, 1985),21-22
20
Jika ditinjau kembali, menikah bukan saja tinggal seatap dengan status
suami-isteri. Namun, mereka harus bias meyesuaikan diri dengan lingkungan dan
status yang baru, beralih dari remaja ke suami isteri. Dilihat dari teori adaptasi
yang dikemukakan oleh Suparlan bahwa adaptasi ialah suatu proses untuk
proses kehidupan manusia sebagai anggota masyarakat, individu tidak bias begitu
saja melakukan tindakan yang sesuai dengan dirinya. Karena individu tersebut
Oleh karena karena itu, pasangan harus memikirkan apakah mereka siap secara
mental dan biologis untuk melewati masa itu. Secara biologis, wanita yang hamil
di usia muda lebih rentan mengalami masalah dalam kehamilan karena organ
menghadapi badai rumah tangga yang akan terjadi di kemudian hari. Belajar
untuk mencari solusi dengan kepala dingin jika menghadapi masalah. Seperti
21
remaja terjadi proses awal kematangan organ reproduksi manusia, dampaknya jika
terjadi kehamilan maka banyak risiko kesehatan yang akan terjadi seperti seperti
abortus, anemia, kurang gizi, preeklamsi dan eklamsi. Sedangkan pada saat
badan bayi lahir rendah dan perdarahan yang dapat mengancam keselamatan jiwa
Sedangkan dari segi psikologis, wajar bila banyak yang merasa khawatir
bahwa pernikahan dini akan menghambat studi dan rentan konflik yang berujung
membuat pasangan remaja tersebut mudah mengalami goncangan jiwa yang dapat
mengakibatkan stress dan depresi, bila keadaan ini tidak mendapatkan perhatian
dan penanganan dengan baik akan terjadi goncangan jiwa yang lebih berat lagi
Menurut BKKBN, usia ideal menikah ialah 21 tahun untuk perempuan dan
25 tahun untuk laki-laki. Karena berdasarkan ilmu kesehatan usia 20-25 tahun
pada wanita, kemudian 25-30 tahun pada lelaki merupakan usia yang matang
untuk berumah tangga karena dianggap telah matang dan bisa berfikir dewasa
secara rata-rata. Menurut seorang psikolog, Pustika Rucita, BA, MPsi, psikolog
klinis dewasa dari Tiga Generasi, usia ideal meinukah ialah antara 20-40 tahun,
karena di rentang usia ini, salah satu tugas perkembangan manusia adalah untuk
22
sekali dalam hal pernikahan dini. Ini dapat dilihat dari bahan presentasi beliau
presentasinya, bapak fauzil Adzim juga mengambil sumber dari ilmuwan barat
pada usia muda. Ternyata, dari hasil penelitian yang diperoleh didapat kesimpulan
bahwa pasangan yang menikah pada usia muda lebih berbahagia daripada
pasangan yang menikah pada usia tua. Hal itu dikarenakan emosi positif kita
masih banyak dan penuh dengan prinsip-prinsip sehingga kita bisa tetap
mendapat izin dari orang tua dan mendapat dispensasi dari pengadilan atau
menurut undang-undang, akan tetapi masih menuai banyak kontroversi. Hal yang
menarik dari kontroversi ini adalah pernikahan yang termasuk ruang privat saat
ini telah menjadi konsumsi umum untuk mengintervensi. sebagai contoh adalah
23
dinyatakan sah dan kedua belah pihak (pihak laki-laki dan perempuan termasuk
kedua orangtua perempuan tidak ada yang memaksa dan dipaksa). Campur tangan
dilakukan pihak ketiga tidak hanya oleh individu tetapi sudah melibatkan lembaga
yang “identik dengan perlindungan anak dan pembelaan terhadap hak-hak anak”
pernikahan dini, karena dilakukan di usia yang relatif muda. Usia pernikahan yang
tertera dalam UU perkawinan ialah 16 tahun untuk perempuan dan 19 tahun untuk
Menurut Alfina, dkk, (2016:1027) ada beberapa faktor penyebab pernikahan dini
diantaranya seperti:
Faktor Ekonomi
dari keluarga mapan. Hal ini tentu akan berdampak baik bagi si gadis
maupun orang tuanya. Si gadis bisa mendapat kehidupan yang layak serta
Faktor Pendidikan
Tahun bisa dijadikan salah satu 'obat' dari fenomena ini, dimisalkan
24
seorang anak pastilah memiliki kecerdasan dan tingkat emosi yang sudah
mulai stabil. Apalagi bila bisa dilanjutkan hingga Wajib Belajar 12 tahun.
anaknya melakukan 'zina' saat berpacaran, maka ada orang tua yang
untuk melindungi sang anak dari perbuatan dosa, tapi hal ini juga tidak
bisa dibenarkan.
Faktor Biologis
Massa dan Internet diatas, dengan mudahnya akses informasi tadi, anak-
anak jadi mengetahui hal yang belum seharusnya mereka tahu di usianya.
Maka, terjadilah hubungan di luar nikah yang bisa menjadi hamil di luar
nikah. Maka, mau tidak mau, orang tua harus menikahkan anak gadisnya.
Faktor Kebudayaan
25
adalah hal yang lazim terjadi, karena menurut mereka, pernikahan di usia
muda telah terjadi sejak dahulu kala. Nenek-nenek mereka juga melakukan
pernikahan di usia muda. Jika tidak, mereka akan dianggap tidak laku.
Sulawesi Selatan.
pernikahan diusia dini masih banyak terjadi. Namun juga harus diperhatikan
1. Hubungan Seks
mendapatkan keturunan.
kebutuhan yang ada di dalamnya. Salah satu kebutuhan yang penting ialah
memenuhi kebutuhan hidup. Namun jika hanya satu yang bekerja. Suami-
26
dengan baik.
kehidupan manusia. KDRT terjadi bukan hanya karena sifat bawaan yang
dimiliki oleh salah satu pelaku rumah tangga, namun ada beberapa faktor
perawatan ibu hamil. Ibu hamil sendiri terdiri dari ibu dan
saja
meliputi ibu dan bayi. Bagaimana cara merawat ibu, bayi dan
keduanya.
27
remaja ke pasangan suami istri serta mengatur hubungan seksualnya seperti yang
yang telah menjadi paangan suami istri dalam mengatur kehidupan keluarga dan
mengasuh anak-anaknya (Dunvall dan Miller, 2012:15). Lebih dari itu, menikah
tersebut (Suparlan, 1993:20). Oleh sebab itu, Dunvall dan Miller (dalam Hasanah,
yang telah diakui dalam masyarakat yang melibatkan hubungan seksual, adanya
penguasaan dan hak mengasuh anak, dan saling melengkapi kekurangan serta
dapat di cegah”. Penelitian ini akan di permudah dengan perumusan masalah yang
28
yang menjadi ruang lingkup dalam penelitian ini hanya berfokus pada
banyaknya pernikahan yang terjadi diusia yang masih muda. Sedangkan dalam
kajian teoritis, menikah muda dapat merugikan bagi pasangan tersebut dari sisi
akan semakin luas sekali, oleh karena itu penulis hanya membatasi sekitar
masalah perkawinan usia dini, dan bagaimana pasangan muda tersebut menjalani
ruang lingkup masalah yang penulis teliti hanya fokus pada satu objek masalah
saja. Oleh karena itu penulis akan memfokuskan atau mengkonsentrasikan dengan
29
a. Tujuan penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat dan mengetahui penyebab
a. Manfaat Teoritis
b. Manfaat Praktis
sehingga siapapun yang membaca hasil penelitian ini akan mengerti dampak-
30
Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara. Lokasi ini dipilih Karena masih
terjadi, faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya pernikahan dini serta
individu, keadaan atau gejala atau kelompok tertentu atau untuk menentukan
frekuensi atau penyebaran suatu gejala atau frekuensi adanya hubungan antara
suatu gejala dengan gejala lainnya dalam suatu masyarakat. Metode penelitian
Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah kualitatif dengan metode etnografi.
dimana penelitian ini bermaksud untuk emahami fenomena tentang apa yang
31
secara holistic dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada
suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode
a. Teknik Observasi
tingkah laku dan semua hal yang akan ditangkap oleh panca indera terhadap
komponen yaitu si pelaku observasi yang lebih dikenal sebaai observer dan
69).
secara lebih mendalam. Dalam penelitian yang akan dilakukan ini, penelti
32
orang yang terlibat dalam kegiatan dari masyarakat yang di teliti. Dengan kata
Beberapa hal yang di amati peneliti seperti: tempat tingal, kamar tidur, harta
benda yang dimiliki, penampilan diri, cara berinteraksi dengan pasangan dan
sebagainya.
b. Teknik Wawancara
keterangan atau pendapatnya mengenai suatu hal. Atau dengan kata lain dapat
pendapat mengenai sesuatu hal yang diperlukannya untuk tujuan tertentu, dari
seseorang atau pihak lain dengan cara tanya jawab. Wawancara yang akan
menggali informasi lebih mendalam, terbuka, tegas dan bebas tetapi dalam
33
informan, tetapi harus ada yang menjadi informan kunci yaitu informan yang
c. Pengembangan Rapport
sangat diperlukan dalam penelitian, agar tercipta hubungan yang baik dengan
di lapangan.
berbaur dengan mereka dan tidak terlihat mencolok saat melakukan observasi
d. Teknik Dokumentasi
degan cara pengambilan gambar tau merekam video melalui bantuan alat
34
tersebut.
1.9.Analisis Data
data-data yang didapat di lapangan (field note). Proses analisis data dimlai dengan
menelaah data yang berisi hasil wawancara dan observasi secara mendalam.
berisikan inti atau rangkuman dari hasil penelitian. Data yang telah dirangkum
mendatangi Kantor Desa Securai Utara untuk meminta izin untuk melakukan
35
Desa tersebut yang melakukan perkawinan dini. Bapak Wisnu Handoko (49
tahun) selaku Kepala Desa memberikan izin dengan senang hati untuk melakukan
pada pelaku perkawinan dini serta remaja sekitar agar sebisa mungkin
yaitu pak Sembiring untuk melihat data perkawinan yang dilakukan remaja.
Setelah itu saya diajak untuk bertemu dengan bu Zuraida, Zuraida merupakan
Bendahara Desa. Zuraida berusia 25 tahun dan baru saja melahirkan anaknya yang
pertama sebulan yang lalu. Melalui Zuraida lah saya mendapatkan informasi
tentang siapa yang sudah melakukan perkawinan dini. Namun, nama-nama yang
disebutkan oleh Zuraida merupakan orang-orang yang saya kenal. Zuraida tidak
mengenal saya karena saya tidak tinggal di Desa tersebut sejak SMP.
Pasar lebar, saya mendatangi bapak Kepling yang bernama om Siddiq yang
berada di depan mesjid Ukhuwah Islamiyah. Saya meminta izin dan mengajukan
beberapa pertanyaan terkait perilaku remaja saat ini. Om Siddiq juga memiliki 3
anak perempuan yang saat ini anak keduanya yang berusia 23 tahun telah
perilaku remaja saat ini sangat mengkhawatirkan, remaja sekarang sudah payah
untuk diingatkan. Om Siddiq sering melihat anak-anak sekolah yang tidak masuk
sekolah atau cabut sekolah, mereka sering main di rel belakang rumah peneliti.
36
tidak pantas diucapkan seperti “bukan urusanmu” atau “bukan wawak yang bayar
uang sekolah kami”. Mereka tidak hanya laki-laki namun juga perempuan.
dini di dusun tersebut. Pak Siddiq pun menyebutkan beberapa nama yang saya
kenal dan beberapa nama yang saya tidak kenal. Alasan melakukan
sumber informasi saya tentang siapa saja yang melakukan perkawinan dini di
Desa tersebut.
Menurut beberapa informan yang saya temui, semua menjawab bahwa tidak
ada yang salah dengan menikah diusia muda. Menikah diusia muda yang
dimaksud ialah diatas 18 tahun atau telah menamatkan bangku SMA. Menurut
mereka yang beretnis Jawa, untuk apa sekolah tinggi-tinggi jika pada akhirnya
akan berakhir di dapur, sumur dan kasur (bagi anak perempuan). Beberapa
37
untuk menjadi bekal rumah tangga. Karena, para orangtua takut, jika anaknya
nanti melanjutkan sekolah lagi, hal tersebut akan berdampak pada usia yang
Menurut remaja usia SMA, kuliah bukanlah pilihan utama setelah mereka
lulus SMA. Kuliah hanya akan menghabiskan uang dan usia mereka. Menurut
mereka, bekerja menjadi prioritas utama setelah lulus SMA. Batam dan Malaysia
menjadi destinasi utama bagi mereka yang akan mencari pekerjaan, apalagi bagi
selain married by accident adalah, mereka merasa status sosial mereka akan naik
kehidupan luar rumah tangga dari pelaku perkawinan dini seperti kegiatan yang
dilakukan diwaktu senggang seperti pagi, siang ataupun sore hari. Peneliti
melakukan observasi selama kurang lebih 1 bulan. Hasil yang diperoleh ialah,
untuk mengisi waktu senggang, biasanya mereka akan duduk berkumpul dirumah
seseorang. Bisa rumah mereka sendiri ataupun rumah tetangganya. Banyak hal
yang bisa dilakukan mereka, seperti bercerita tentang harga bahan pokok ataupun
sayuran yang sedang mahal atau murah, bisa menceritakan tentang anak-anak
mereka dan tidak jarang juga membicarakan tentang tetangga mereka. Mereka
sering berkumpul bersama lantaran suaminya sedang tidak ada di rumah ataupun
38
di rumah.
namun sejak duduk di bangku SMP, peneliti sudah tidak tinggal di Desa tersebut.
Itu yang membuat peneliti merasa canggung dan sulit untuk berinteraksi.
tangga. Seperti kondisi rumah, harta benda yang dimiliki serta menu makanan
yang disajikan perharinya. Peneliti menemukan, kondisi rumah mereka tidak ada
yang jauh berbeda. Rumah dengan beton penuh, setengah beton setengah kayu.
Tidak ada yang terlalu sederhana dan tidak ada yang terlalu mencolok. Yang
anak dan suami serta menyikapi ketika ada masalah. Seperti yang saya dapatkan
dari observasi pada pasangan “R”-Zainal. “R” lebih fokus pada pengasuhan
terhadap kedua anaknya daripada terhadap suami. Kepada suami dia lebih sering
lebih sering melayani suaminya bahka untuk hal-hal yang kecil seperti
membuatkan teh manis saat suaminya pulang kerja ataupun memijit suami saat
suami lelah. Dari 5 pasang informan yang peneliti observasi, semuanya berusaha
39
LOKASI PENELITIAN
kabupaten Langkat. Menurut Google Maps, jarak dari Kota Medan ke desa
Securai Utara ialah 77 Km. Luas daerah 2.771,500 Ha dan memiliki koordinat
di desa Securai Utara ialah 80% Islam. Sisanya beragama Katolik dan Protestan.
Penduduk yang beragama Islam, Katolik dan Protestan dapat dibedakan menurut
letak tempat tinggalnya. Jika dari arah medan, memasuki desa Securai Utara, akan
Langkat
Sedangkan untuk desa Securai Utara sendiri terbagi menjadi 6 dusun yaitu
40
kecamatan Babalan. Dengan jumlah laki-laki 6.455 jiwa dan perempuan 6.553
jiwa, serta jumlah KK 3.327. jadi, total penduduk yang berada di desa Securai
Utara ialah 13.008 dengan kepadatan 469 jiwa/Km2. Berikut komposisi usia
41
bertani sebanyak 1.292 laki-laki dan 538 perempuan, jadi total keseluruhan yaitu
1830 orang, karena desa Securai Utara merupakan desa dengan tipologi
Sedangkan pemukiman penduduk hanya seluas 253,000 Ha. Selain itu, desa
Securai Utara merupakan desa Swadaya4 yaitu desa yang mata pencahariannya
usia Kerja
4
Menurut catatan kepala desa di PRODESKEL 2018
42
Sedangkan yang kedua ialah tidak mempunyai pekerjaan tetap. Menurut observasi
selama penelitian, yang termasuk dalam tidak memiliki pekerjaan tetap ialah,
terkadang masyarakat bekerja sebagai buruh harian di sawah bila musim tanam
padi tiba, atau sebagai buruh bangunan jika sedang diperlukan. Ada juga
Atas/Aliyah. Sebagian besar lokasi sekolah berada di tepi jalan raya sehingga
keberadaan sekolah di desa tersebut juga tidak membuat warganya jadi giat
anaknya di luar kota demi mendapatkan pendidikan yang lebih baik. Seperti di
Pangkalan Berandan, Tanjung Pura, Stabat bahkan Medan. Beberapa alasan yang
diutarakan oleh anak sekolah, mengapa lebih memilih sekolah di luar desa
tersebut adalah, sekolah di luar daerah memiliki kegiatan yang banyak, seperti les
anaknya di desa tersebut dengan alasan menghemat biaya. Jika dirinci berdasarkan
43
yang menyebabkan banyak terjadi kenakalan remaja seperti bermain judi, bahkan
44
selembar Ijazah daripada ilmu yang didapatkan oleh anaknya. terbukti dari orang
tua yang terkadang membiarkan anaknya bolos sekolah saat diingatkan oleh pihak
sekolah. Menurut orang tua yang anaknya bermasalah di sekolah, mereka sering
mengungkapkan “orang tua sudah capek kerja, anak payah dibilangin. Mahal-
mahal di sekolahin tapi gak mau belajar. Yaudah terserah orangtu aja. Yang
desa Securai Utara. Seperti mahasiswa dari Fakultas Keguruan, dan Pertanian.
yang berkaitan tentang pertanian. Menurut bang Na’in selaku Sekretaris desa,
belum ada mahasiswa yang terjun untuk melakukan tentang pendidikan di desa
itu.
Bagian lain yang harus disinggung di skripsi ini ialah tentang agama. Saya
bahwa dominan masarakat menganut agama Islam sekitar 80% yang di dukung
dengan 3 bangunan Mesjid besar yang berada di tepi jalan lintas Medan-Banda
45
penduduk. 20% sisanya merupakan perpadun antara Katolik dan Protestan dan
juga di dukung oleh 1 gereja yang ada di pemukiman mereka. Disini dijelaskan
dengan masyarakat yang beragama Katolik dan protestan. Hal itu ditandai dengan
bukan terjadi karena diskriminasi, bukan juga tidak ada masyarakat muslim yang
tinggal di daerah tersebut. namun, menurut informan saya, hal tersebut sudah
terjadi begitu saja sejak lama. Tidak ada sejarah yang mendasari adanya
pembagian daerah tersebut. hanya saja beberapa gererja yang berada di perbatasan
antara Securai utara dan Securai Selatan menjadi alasan. Agar mereka lebih dekat
Karena pernah terjadi, ada anjing yang masuk ke dusun Pasar Lebar dan berantam
dengan kucing milik salah satu warga, ketika pemilik anjing datang mencari dan
berdua, karena kucing nya mati berkelahi dengan anjing. Sejak saat itu, ketika ada
anjing yang masuk ke dusun Pasar Lebar, langsung diusir oleh warga.
46
Di bagian ini juga tidak ada jumlah yang jelas tentang komposisi penduduk
sendiri untuk mereka yang bersuku Batak dan Mandailing, mereka hanya
menyebut dalam satu suku yaitu Batak. Dan masyarakat Batan serta Mandailing
masyarakat yang beretnis lain di wilayah tersebut. sekitar 70% persen masyarakat
bersuku Jawa. Sebagian Informan saya juga bersuku Jawa. Tidak ada alasan
pembagian wilayah berdasarkan Etnis, seluruh warga desa Securai Utara tetap
Gambar 1. Peta Wilayah Desa Securai Utara Dilihat Dari Google Maps
Sumber: Google maps 2018
47
seng. Hanya terlihat beberapa rumah yang menggunakan atap rumbia, yaitu
ada perlintasan kereta api di desa Securai Utara, dan masih ada masyarakat yang
memiliki bangunan diatas tanah PJKA tersebut. Jadi, saat terjadi pelebaran rel
kereta api, terpaksa beberapa rumah masyarakat yang mepet dengan rel Kereta Api
“uang paku” sebesar 300-500 ribu. Dareah yang didominasi area ladang dan
gang kecil yang sudah berlapiskan aspal, serta ada juga yang belum diaspal karena
jalan masih bagus dan beberapa gang sudah ada yang dibeton tinggi untuk
menghindari banjir.
48
Jika diakses dari kota Medan, ada mini bus murni danKPUB yang siap
motor untuk berpergian, namun jika tidak memiliki sepeda motor, masyarakat
masih menggunakan becak bermotor yang masih eksis hingga saat ini.
tidak jauh. Namun, dengan kemajuan teknologi saat ini, becak dayung sudah
jarang terlihat.
Untuk siswa-siswi, biasanya mereka akan naik becak bermotor untuk pergi
sekolah, namun tidak sedikit juga yang sudah menggunakan sepeda motor. Hal
tersebut dikarenakan masih ada jalan “tikus” untuk dilewati sehingga siswa-siswi
tidak perlu melewati jalan lintas yang dominan dikuasai oleh angkutan besar
seluruh jalanan di desa tersebut sudah di aspal. Sebelumnya ada beberapa dusun
yang belum diaspal, seperti Bukit Gajah, Bukit Satu, Paya Bedi, dan Tuah Juhar.
49
Untuk mengakses dusun tersebut, kita harus melewati jalan yang hanya di
tutupi oleh tanah kuning/tanah liat dan di isi oleh batu-batuan yang apabila hujan
turun akan mengakibatkan jalan menjadi sangat licin. Namun secara perlahan,
desa berada di tepi jalan Lintas Sumatera. Bersebelahan dengan TPI (tempat
Desa tersebut.
50
sekolah yang ada di desa tersebut. 3 bangunan TK, 3 Sekolah Dasar, 2 Sekolah
pendidikan yang lebih baik. Karena masyarakat menganggap sekolah SMP dan
“yang penting sekolah”. Alasan dibalik penyebutan sekolah abal abal yaitu, karena
51
Tidak ada data sekunder dari desa tentang berapa sarana dan prasarana
52
menggunakan sumur gali yang dioperasikan menggunakan timba. Namun saat ini,
banyak masyarakat yang memasang pompa air agar lebih efesien. Masih ada juga
masyarakat yang mencuci di sungai, namun bukan untuk mencuci pakaian sehari-
yang luas. Namun, ketika musim kemarau tiba, masyarakat akan ramai
Desa Securai Utara saat ini memiliki 6 Mesjid dan 1 Gereja. 3 Mesjid besar
yang berada di tepi jalan dan 3 Mesjid kecil yang berada di gang-gang kecil. Di
setiap Mesjid biasanya balai yang berada dibelakangnya yang biasa difungsikan
53
Selain Mesjid, desa ini juga memiliki 1 Gereja yang ada di ujung desa.
Mandailing dan Melayu. Namun interaksi sosial yang terjadi masih terjalin
dengan baik. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya sikap tegur sapa antar warga
setiap bertemu serta sikap kerjasama warga berupa gotong royong dalam
membangun dan memperbaiki sarana prasarana yang ada di desa Securai Utara
Interaksi yang terjadi antar warga di desa Securai Utara dengan kesamaan
saling bertukar pikiran baik itu tentang mata pencaharian sebagai petani, atau
merefleksikan kesamaan ide yang dimiliki oleh aga Desa Securai Utara. Beberapa
diantaranya ialah
54
wirit, atau ada yang meninggal dunia. Iuran STM dibayarkan setiap
dengan kartu iuran STM yang diisi bila membayar iuran setiap
bulan
Mata pencaharian utama selain tidak bekerja yang merupakan Petani , serta
55
Namun, ketika cuaca sudah tidak dalam kepastian seperti saat ini, masyarakat
tidak bisa memprediksi kapan harus turun kesawah. Sebelumnya, ketika selesai
musim panen, masyarakat akan langsung menebas sisa-sisa padi, membakar dan
langsung mambajak tanah sawah, agar bisa ditanami kembali. Namun saat ini,
masyarakat harus menunggu musim hujan agar bisa bergerak untuk turun
kesawah. Karena sawah tidak akan bisa ditanami jika lahannya kering.
sawah ialah ritual yang diadakan ketika selesai musim panen. Dilakukan di tepi
sawah dengan menggelar acara makan-makan. Biasanya diikuti oleh mereka yang
memiliki sawah sebagai ucapan terimakasih atas hasil panen yang didapatkannya.
Namun, sekarang sudah tidak dilakukan lagi. Tidak ada alasan yang jelas
mengapa kenduri sawah ini tidak dilaksanakan lagi. Berbagai alasan dilontarkan
terkaang memilih untuk bekerja serabutan ketika musim kemarau datang. Kadang
mereka bekerja sebagai buruh bangunan dan terkadang menjadi kuli panggul di
pasar/pajak.
56
Desa Securai Utara, dengan luas wilayah 7,29 km2, yang hanya 9,54 % dari
total wilayah di Kecamatan Babalan, saat ini memiliki 1251 pasangan usia subur.
Sangat jauh berbeda dengan Desa Securai Selatan, yang memiliki luas wilayah
25,70 Km2, lebih dari sepertiga dari luas wilayah di Kecamatan Babalan, saat ini
hanya memiliki 1090 pasangan usia subur. Letak Desa Securai Utara berada tepat
di sebelah Desa Securai selatan dengan kondisi ekologis yang hampir sama yaitu
dominan areal persawahan. Suasana Desa masih sangat kental terlihat dimana
ketika ada acara pesta, ibu-ibu dan bapak-bapak masih berkumpul untuk rewang.
Dan ketika hari Jum’at, ibu-ibu yang beragama Islam beramai-ramai mengikuti
wirit yasin yang selalu di jalankan setiap minggunya. Bahkan ketika sedang
Negeri maupun Swasta serta Madrasah Ibtidaiyah. Sangat jauh berbeda dengan
57
juga yang sekolah di luar kota seperti Stabat dan Tanjung Pura.
Pernikahan yang terjadi di Desa Securai Utara, erat kaitannya dengan struktur
ekologis yang memiliki areal persawahan yang sangat luas. Sebanyak 1.830
penduduk bekerja sebagai Petani, berbeda sedikit dengan Securai Selatan yang
memiliki 2.047 Petani. Kegiatan Petani yang mengharuskan mereka bekerja mulai
terbit matahari hingga terbenam matahari, membuat mereka jadi tidak bisa fokus
mengurus keluarganya, begitu juga dengan buruh yang biasanya bekerja merantau
dan kembali setelah berbulan-bulan membuat mereka harus mencari seorang istri
yang multitalent. Yang diartikan mereka harus bisa mengurus suami, anak dan
rumah tangga secara telaten. Hal tersebutlah yang mendasari pendidikan tidak
terlalu penting bagi kaum wanita, yang terpenting adalah keahlian dalam
Sejak kecil, seorang anak perempuan sudah mulai diajarkan untuk memasak
dan membereskan rumah. Karena ketika ayah dan ibunya kesawah, maka anak
perempuanlah yang harus mengurus segala yang ada di rumah. Mulai dari
menyuci, membersihkan rumah dan memasak. Hal itu didasari pekerjaan di sawah
menyita banyak waktu dan ibu tidak sempat memasak. Ketika siang hari, petani
akan pulang kerumah untuk makan siang, atau jika sedang musim jaga burung,
petani tidak akan pulang kerumah. Makan siang akan diantar ke sawah oleh
warga biasanya melakukan hal yang sama. Mereka jarang membeli makanan di
5
Kecamatan Babalan Dalam Angka 2017
58
Dari informan yang melakukan pernikahan di usia muda, beberapa orang telah
menamatkan SMA dan beberapa lagi hanya tamat SMP. Menurut mereka tidak
ada yang spesial dari menamatkan sekolah yang tinggi, karena perempuan pada
akhirnya akan mengikuti kemanapun suami akan pergi. Begitu juga dengan para
informan laki-laki, seperti kata bang “B”, suami dari “E”, beliau merupakan
pekerjaan yang bisa dilakukan hanya dengan tamat SMA. Masih luas Desa ini
untuk digarap dan untuk menghasilkan uang. “lagian, untuk kebutuhan makan,
istri juga bisa nanam sayur di belakang rumah. Jadi lebih hemat” ungkapnya. Ia
menikah dengan istrinya ketika istrinya tamat SMA. Hanya berjarak 2 bulan
setelah UN dilangsungkan. Saat itu ia hanya bekerja sebagai penderes kebun karet
di daerah rumahnya. Ia menikahi istrinya itu karena telah merasa cocok untuk
lamanya. Orang tua dari istrinya juga tidak keberatan ketika ia melamar anaknya
pernikahan di usia muda bukanlah hal yang aneh.hal tersebut dikarenakan untuk
59
harus tamatan sekolah tinggi ataupun memiliki pekerjaan. Begitu juga dengan
orangtua dari calon mempelai wanita, biasanya juga tidak memberatkan pihak
laki-laki dengan meminta mas kawin hantaran yang banyak, karena menurut
mereka, yang penting ialah tujuan dari pernikahan itu sendiri yaitu mensahkan
Walaupun sudah ada aturan tertulis mengenai batas usia minimal untuk
Perkawinan hanya diizinkan bila piha pria mencapai umur 19 (sembilan belas)
tahun dan pihak wanita sudah mencapai usia 16 (enam belas) tahun6, tapi tidak
menikahkan anaknya di usia muda, dan tidak ada komentar dari masyarakat
Menurut mereka atau para orang tua, pacaran hanya akan membuat pergaulan
6
http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:http://repo.unand.ac.id/2798/1/1974
_UU-1-TAHUN-1974_PERKAWINAN.pdf (diakses pada tanggal 3 Oktober 2018)
60
seorang pacar yang berada di dusun pasar lebar. Ia sering dijemput pacarnya
dan dibawa kerumahnya. Nia saat ini sedang tidak bersekolah. Ia hanya tamat
SMP karena ia tidak mau bersekolah lagi. Sejak SMP ia sering bolos sekolah.
bercerai. Pacarnya yang berinisial “U” saat ini telah memiliki seorang anak
lelaki berusia 8 tahun dan sekarang sedang duduk di bangku Sekolah Dasar.
“U”. Mereka berdua sering duduk-duduk di belakang rumah “U” atau duduk-
langsung dikarenakan “U” lebih sering berada di luar rumah untuk memancing
atau sekedar jalan-jalan di rel kereta api yang kebetulan berada di belakang
rumahnya. Namun hingga sekarang mereka tidak juga menikah dengan alasan
“U” belum memiliki pekerjaan tetap. Saat ini “U” hanya bekerja serabutan.
dengan harga yang murah. Setelah itu ia lama menganggur karena tidak
61
jika ada yang mengajaknya, jika sedang tidak ada pekerjaan, ia lebih banyak
ditakutkan para orangtua ialah ketika anak perempuannya sudah tidak dapat
mengakibatkan mereka akan hamil. “R” dan “N” adalah contoh dari
sekolah di Sekolah Dasar yang sama. Sejak SMP, “N” sudah susah diatur.
(pasar) setelah sholat Subuh untuk membeli bahan-bahan yang akan dimasak
dan setelah itu harus memasak dan membereskan rumah, semua pekerjaan
yang bisa diselesaikan hingga sore hari. Sedangkan ayahnya yang bekerja di
bisa mengontrol pergaulan “N” diluar rumah. “N” merupakan adik kelas saya
ketika masih di Sekolah Dasar. “N” bukanlah berasal dari ekonomi rendah.
62
Berandan. Namun menurut pengakuan ibu nya, beberapa kali dia mengancam
untuk berhenti sekolah jika permintaannya tidak dipenuhi. Seperti minta uang
sepeda motor. “N” mengatakan jika teman-temannya yang lain sudah punya,
lengkap. Hanya ia dan “W” yang tetap berada di SMA Swasta tersebut. ketiga
berakhir. Di bangku SMA lah “N” berkenalan dengan pria yang bernama
SMA tempat “N” belajar saat itu. Sejak perkenalan tersebut “N” lebih sering
pulang sekolah diantar oleh Bambang. Mereka sering jalan bersama ketika
malam kamis dan malam minggu. Orang tua “N” tidak pernah melarang jika
anak yang baik karena selalu meminta izin jika ingin membawa anaknya
untuk pergi. Hubungan mereka pun berjalan baik hingga saat kelas 2 SMA,
“N” mengaku kepada ibunya bahwa ia telah hamil dan anak tersebut
63
“N” dan Bambang pun dinikahkan dan “N” berhenti sekolah karena telah
hamil. Hingga saat ini, “N” masih tinggal dengan orang tuanya. Anak “N”
yang bernama Reza kini telah berusia 5 tahun. Reza saat ini lebih sering
bersama neneknya (ibu “N”). Menurut bu Yanti (ibu “N”) “N” belum siap
menjadi ibu.
kerja merantau yang terkadang baru kembali setelah 2-5 bulan, “N” punya
banyak karena menurutnya “N” bukanlah tipe anak yang penurut. Mereka
orang tua, tidak semua nasihat orangtua di dengar olehnya. “N” lebih banyak
mengambil keputusan secara sepihak seperti pilihan mengurus anak atau pergi
jalan-jalan. Namun orang tuanya sudah paham dan lebih banyak maklum
64
Hamil sebelum menikah merupakan aib bagi keluarga. Jadi ketika orangtua
laki-laki yang telah menghamilinya. “R” adalah salah satu anak gadis yang
terpaksa dinikahkan segera oleh orangtuanya. “R” yang saat itu berusia 18
tahun dan masih duduk di bangku SMA, telah berpacaran dengan dengan “Z”,
kerumah saya, mamak saya sering menggoda dan mengatakan bahwa sebentar
menantu. Namun bu Tutui selalu menyangkal bahwa “R” harus bekerja dulu
agar bisa punya pegangan uang sendiri. Namun tidak berselang lama, sekitar
65
“R” telah hamil ketika saya datang kerumahnya untuk undangan. Menurut
mamak saya, usia kandungan “R” sudah menginjak 4 bulan jika dilihat dari
ukuran perutnya. Kasus “R” juga sama seperti “N”, kesibukan pekerjaan
tidak boleh dijadikan beban dengan meminta mas kawin dan hantaran yang
tinggi. Karena hakikat dari menikah ialah melegalkan suatu hubungan bukan
ajang untuk menjual anak gadis mereka. Berbeda dengan beberapa suku yang
ada di Indonesia yang menetapkan uang hangus untuk seorang anak gadis
yang akan dinikahi, seperti suku Aceh yang menetapkan mas kawin dalam
ukuran Mayam, dan suku Nias yang menghitung dengan banyaknya Babi,
suku Jawa tidak pernah mematok berapa mas kawin atau hantaran untuk
Karena anaknya sudah mau sama mau. Seperti orang tua Era, ketika lelakinya
66
saja.tidak ada paksaan. Jika ditetapkan dan tidak mampu, takut acaranya batal
calon suami anaknya kelak. Menurut mereka, rezeki sudah diatur oleh Tuhan.
Dan mereka juga punya pepatah “mangan ora mangan seng penting kumpul”
Yang berarti makan tidak makan yang penting berkumpul. Mereka tidak
Banyak hal yang bisa mencegah terjadinya pernikahan dini sebenarnya. Seperti
yang baik dan sebagainya. Namun faktor-faktor yang ada dimasyarakat membuat
3.2.1 Pendidikan
anaknya yang masih dibawah umur dan tidak dibarengi dengan pemikiran yang
orang tua hanya berkaca pada pengalaman pernikahannya dan pernikahan orang
67
sekolah. Orang tua juga kurang menerapkan pendidikan sex pada anak-anaknya.
Sehingga berdampak pada seksualitas remaja yang berakibat pada menikah di usia
Masih banyak orangtua yang menganggap jika seorang anak gadis sudah
telaten mengurusi rumah serta bisa memasak, anak tersebut sudah cocok untuk
Keberadaan sekolah dapat dijangkau hanya dengan jarak yang relative mudah. Hal
berjalan kaki. Namun tidak semua orangtua menganggap sekolah itu penting. Di
deareah tersebut terdapat sekolah MTs dan MA yang sudah dicap sebagai sekolah
abal-abal. Hal tersebut karena sekolah tersebut mengizinkan muridnya untuk tidak
masuk sekolah dan hanya mengikuti ujian saja. Biasanya yang bersekolah disitu
ialah anak-anak yang sekolah sambil bekerja. ada beberapa siswa yang bersekolah
sambil bekerja di kota Berandan. Sebagai penjaga toko atu operator warnet. Orang
selembar kertas sebagai pembuktian anaknya telah tamat. Tidak lebih dari itu.
68
kegiatan yang positif dan produktif. Berbeda dengan sekolah yang kurang bagus.
Walaupun mereka mempunyai peraturan tertulis tentang seragam, atribut dan lain-
kesalahan dengan alasan takut kehilangan murid. Jika murid disuatu sekolah
berkurang, hal tersebut berimbas pada pengurangan dana BOS dan akhirna gaji
Guru juga akan berkurang. Oleh sebab itu, lingkungan pendidikan sangat penting
dalam menentukan masa depan seorang murid karena akah berimbas pada
di titi batu, Desa Securai Utara. Dengan alasan, sekolah di tempat tersebut bisa
setiap hari, namun harus mengikuti ujian sebagaimana mestinya. Setelah tamat
SMA, siti pun tidak bekerja. Ia hanya di rumah, hanya berselang beberapa bulan
69
sudah layak menikah karena ia sudah bisa memasak dan mengurus rumah tangga.
3.2.2 Ekonomi
pernikahan di usia muda. “W”, seorang gadis berusia 16 tahun, baru saja
Suaminya saat ini bekerja di tambak milik keluarganya. Bukan tanpa alasan
orangtuanya menikahkan “W” diusia yang masih sangat muda tersebut. keadaan
ekonomi lah yang memaksa orang tua “W” menyetujui pernikahannya tersebut.
ayah “W” bekerja serabutan. Terkadang menjadi buruh panen bila musim panen
tiba, kadang menjadi kuli bangunan. Sedangkan ibunya hanya ibu rumah tangga
pinggir jalan raya. Dengan ukuran rumah sekitar 5x5 meter, dan hanya memiliki 1
kamar.dan kamar mandi mereka berada diluar rumah. Mereka mempunyai usaha
rumahnya. Terkadang mereka juga membuat keripik sambal untuk dititip di kedai
yang berjarak 200 meter dari rumahnya. Namun tiba-tiba saja ia tidak bersekolah
lagi dengan alasan tidak ada yang membantu ibunya mengurus adik-adiknya
70
melamarnya.
melanjutkan sekolah, dengan alasan agar “W” bisa membantu menjaga adiknya
dan ibunya tetap bisa bekerja. Setelah menikah, “W” dibawa oleh suaminya
kerumah orang tuanya. Hal tersebut tentu saja berdampak pada ekonomi keluarga.
Tentu saja “W” telah mengurangi 1 beban ekonomi keluarganya. Orang tuanya
71
kontrol batin yang kurang dan hal ini mendukung perkembangan konsep diri yang
terjadi di masyarakat
a. Kontrol Sosial
rukun, tenang, selaras, dan akur. Konflik sosial biasanya berkutat pada
72
hukum dan norma sosial. dalam hal ini remaja, bahkan sampai
serius dan tidak dapat lagi dianggap sebagai suatu persoalan biasa lagi,
b. Kontrol Keluarga
7
M. Munandar, Ilmu Sosial Dasar:Teori dan Konsep Ilmu Sosiologi, (Jakarta: Refika, 1986), hlm.
129
73
perantau yang pulang setelah beberapa bulan bagi mereka yang tidak
pergi sekolah jika orangtua nya tidak meninggalkan uang jajan. Setiap
74
tidur. “yang penting kutinggalkan uang jajan, sekolah la dia itu. Kalo
aku lupa, ya mana mau sekolah dia.” Begitulah penuturan orang tua
“M”. Untuk urusan sekolah, semua diurus oleh ibunya, mulai dari
pada akhinya orang tua “M” menyerahkan urusan sekolah ke guru nya
saja. Orang tuanya sudah lelah dengan panggilan guru ke sekolah. Hal
itu membuat dia tidak bisa berjualan jika harus ke sekolah untuk
Hal tersebut juga terjadi pada “U”. Remaja yang saat ini
kedai sekitar rumahnya dan ayahnya bekerja dari pagi hingga sore hari
75
anaknya mau pergi sekolah. Apa yang akan terjadi di sekolah adalah
bulan, akhirnya ia ditangkap lagi dengan kasus yang sama. Kali ini
76
selain dirumah.
pantas, seperti “bukan urusanmu” atau “terserah aku lah, bukan kau
yang bayar uang sekolahku”. Dan pada akhirnya tidak ada yang
urusan orang lain juga tidak akan mempengaruhi urusan dapur mereka.
77
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah
mereka punya banyak kerjaan di sawah dan hal tersebut tentu saja
78
memisahkan bibit padi yang bagus dan yang tidak bagus. Bibit
padi yang bagus akan tenggelam di air dan bibit padi yang tidak
hari.
3. Menjetor/membajak
keperluan sawah.
79
Mencabut padi memiliki teknik khusus agar akar padi tidak putus
5. Menanam Padi
batang padi. Jika sawah dalam keadaan basah, maka petani akan
menanam padi
7. Menjaga Burung
80
mengusir burung.
8. Panen
sawah mereka.
81
anaknya di luar.
c. Biologis
karena nilai-nilai moral yang datangnya dari agama tetap tidak berubah
bagi remaja melalui rumah tangga perlu dilakukan sejak kecil sesuai
mana yang benar dan mana yang salah, juga belum mengerti mana
mengerti tentang mana yang baik dan mana yang buruk. Karena itu
pembinaan moral harus dimulai dari orang tua melalui teladan yang
82
setelah mereka remaja bisa memilah baik buruk perbuatan yang ingin
dan tata susila yang dipegang teguh oleh orang-orang dahulu menjadi
83
dewasa yang tidak baik menjadi contoh atau tauladan bagi anak-anak
penting diajarkan sejak dini agar anak dan remaja mengerti tentang
apalagi apada anak kecil. Menurut mereka, diusia tersebut tidak boleh
“tempat sepi tapi ramai” di daerah tersebut. seperti jalan baru. Jalan
84
akan takut untuk ketahuan oleh orang tuanya ketika pergi bersama
pacarnya.
perempuan. Merujuk dari asal kata wanita yang dalam konteks budaya Jawa,
diartikan ”wani ditata” artinya berani ditata, terlihat posisi perempuan sebagai
objek, yang ditata. Selain itu juga sebutan perempuan sebagai kanca wingking
yang tidak mempunyai akses untuk berperan di sektor publik. Berkaitan dengan
hal tersebut maka peran perempuan dibatasi pada 3 area (dapur, kasur dan sumur),
sementara itu tugas utama bagi perempuan antara lain : masak (memasak), macak
(berhias diri), dan manak (melahirkan anak). Perempuan yang sudah menikah dan
menjadi istri, oleh suaminya akan disebut dengan ungkapan, suwarga nunut,
neraka katut. Artinya seorang isteri pada akhirnya akan mendapatkan nunutan
(tumpangan ) ketika sang suami masuk atau mendapatkan surga, tetapi jika suami
masuk neraka maka isteri akan ikut masuk neraka. Berdasar gambaran tersebut,
dan peran perempuan Jawa. Dalam pandangan masyarakat Jawa, perempuan yang
sudah bisa mengatur rumah tangga sudah layak dinikahkan. Mengatur rumah
85
rumah tangga dan mengurusi anak. Oleh sebab itu, menurut mereka perempuan
tidak harus sekolah tinggi-tinggi karena pada akhirnya akan berakhir di dapur,
memiliki mata pencaharian sebagai petani. Jika tidak sebagai petani, biasanya
mereka berprofesi sebagai kuli bangunan atau pekerja industri yang akan
merantau ke luar kota. Jika tidak diluar daerah, biasanya mereka bekerja di
daerah yang tidak terlalu jauh dari rumah mereka. Hal tersebut yang mendasari
wanita yang akan menikah harus pandai memasak dan mengurus rumah. Karena
ketika siang hari, suami-suami mereka akan pulang kerumah untuk makan siang.
Tidak banyak kedai nasi disana karena tidak ada lokasi industry. Hal tersebutlah
yang mendasari seorang istri harus pandai memasak. Istri yang tidak pandai
memasak akan dikucilkan oleh keluarga suami dan akan terus menjadi bahan
pembicaraan keluarga suaminya. Tidak ada dispensasi untuk perempuan atau istri
yang tidak bisa memasak atau mengurus rumah. Menurut mereka, perempuan
yang tidak bisa mengurus rumah dan memasak adalah perempuan yang malas.
5. Arisan Pesta
Arisan pesta atau yang umumnya disebut asokan oleh masyarakat jawa
86
beras misalnya, maka ketika keluarga B menikah atau mengadakan acara, maka
kempampuan setiap keluarga. Dan tidak dipaksakan. Tradisi ini diawali ketika
dengan membuat grup asokan tersebut yang intinya agar keluarga tersebut
terbantu. Ada yang membawakan beras karena ia merupakan petani beras, ada
yang member gula karena ia kerja di pabrik gula, dan ada yang member sayuran
karena ia merupakan petani sayur, dan lain-lain. Akhirnya tradisi tersebut terus
berlanjut hingga saat ini. Namun mereka memiliki peraturan yang tidak tertulis
pendatang dalam kelompok tersebut namun setelah acara selesai, ia pindah keluar
kota. Tentu saja hal tersebut merugikan orang yang telah “mengasok”.
tua tidak akan terbebani dengan acara pernikahan tersebut dikarenakan mereka
sudah “menabung” logistik yang akan di panen ketika mereka mengadakan acara.
87
kepada orang yang akan melakukan acara sesuai dengan kebutuhan si empunya
acara. Jadi ketika ia mengadakan acara untuk sunat anak lelakinya, ia hanya
Ummi sudah mendapat asokan dari grupnya meliputi seluruh bahan-bahan kering
seperti beras, minyak, gula, teh, kopi, dan lain-lain. Untuk keperluan basah seperti
sayuran, terkadang harus membeli senriri, karena tidak semua sokan berupa
Terkadang mereka menggunakan sendiri dan bahkan ada yang menjualnya jika
Dengan tradisi tersebut, para orang tua tidak akan kerepotan memikirkan
biaya untuk pernikahan. Seperti yang diungkapkan oleh wak Pon, yang
dengan pernikahan tersebut, orangtua nya memaksa untuk menikah. Selain karena
asokan pun menjadi alasan. Menurutnya, ia sudah banyak menabung asokan pada
grupnya, namun anaknya belum ada yang menikah, jadi ia belum bisa menarik
asokan tersebut. Akhirnya Siti dinikahkan duluan, melangkahi kakaknya yang saat
88
yang akan melakukan hajatan. Kegiatannya yaitu masak masak makanan sebagai
menu yang akan dihidangkan pada saat hajatan berlangsung. Untuk menu utama
seperti nasi, lauk-pauk dan sayur, di desa tersebut belum terbiasa dengan catering.
Namun untuk makanan pendamping seperti bakso, sate atau yang lainnya,
tersebut.
89
perempuan udah memutuskan untuk menikah, kapan lagi dia bisa ngurusin
pak Na’in selaku Sekretaris Desa Securai Utara. Menurutnya, jika seseorang
dengan pendidikan yangbaik, pastinya akan berfikir ulang ketika akan melakukan
pernikahan diusia muda, terlebih lagi jika kondisi ekonomi dan pendidikan belum
mumpuni untuk menikah. “banyak dek yang harus difikirkan abis kawin, besok
mau makan apa, tinggal dimana, banyaklah. Tapi anak-anak sekarang gak mikir
itu. Asal so raja orangtu, yaudahla kawin.” Lanjut pak Na’in sambil ketawa. Bang
Na’in ialah sosok yang sangat perduli dengan gejala menikah muda di desa
kepada remaja-remaja terkait bahaya pernikahan dini di balai desa. Namun, tidak
ada perubahan yang terjadi. Remaja masih saja melakukan pernikahan di usia
muda. Salah satu alasan yang langsung tercetus dari bang Na’in ialah “gara-gara
jalan baru”. Jalan baru yang dimaksud ialah jalan penghubung antara desa Securai
Utara dan Alur 2. Jalan tersebut diapit oleh perkebunan sawit dan karet, serta area
90
Na’in, banyak sekali remaja yang sering duduk-duduk didaeah tersebut. “padahal
disitu bukan ada apa-apa. Tapi entah apa yang di cari orangtu disitu. Duduk-
duduk berdua diatas kereta. Kadang masih jam sekolah pun nongkrong orangtu
rame-rame pake baju sekolah. Kalo pas aku keliling, kuusirin orangtu. Tapi apa
jawabnya cobak? Sukak-sukak kamilah. Cocok gak tu jawabnya kek gitu?” pak
“W” salah satu informan saya yang akhirnya memutuskan sekolahnya dan
menikah diusia muda. Ia bukan hanya tamatan SMP, ia tamat dari sekolah yang
mengenyam pendidikan saat masih SMP ialah sekolah yang membiarkan siswa-
siswi nya tidak menghadiri jam pelajaran. Siswa-siswi ny bisa tetap bekerja dan
tetap lulus dari sekolah. Menurut pengakuan “W”, sebelumnya ia tidak mau
sekolah karena tidak ada yang membantu ibunya berjualan keripik, ditambah ia
memiliki 2 adik yang masih kecil membuatnya harus membantu ibunya menjaga
adiknya. Namun ketika ia tamat SD, ia punya niat untuk melanjutkan sekolah.
Dengan alasan tidak punya biaya. Namun, pihak sekolah tempatnya mendaftar
mendatangi rumahnya dan membujuk “W” agar tetap bersekolah. Pihak sekolah
memberikan seragam gratis kepada “W” dan mengatakan bahwa “W” tidak perlu
datang tiap hari ke sekolah. Ia hanya perlu datang ke sekolah ketika tiba waktu
91
kesekolah ketika waktu ujian tiba dan pihak sekolah menghubuginya lewat telpon
Saat ini ia sudah menikah dan tinggal bersama dengan mertuanya. Tentu
saja hal tersebut meringankan beban ekonomi keluarganya. Namun, “W” tidak
bisa lagi melanjutkan sekolahnya karena dia sudah tak ingin bersekolah.
Menurutnya, untuk apalagi bersekolah ketika sudah menikah. Haal tersebut hanya
akan merepotkan dirinya dan keluarganya saja. Tugasnya saat ini hanyalah
Jika “W” memang tidak berniat melanjutkan sekolah karena memang tidak
ada niat lagi. Lain halnya dengan “R”. Informan saya yang ini berkata bahwa ia
kuliah. Namun yang menjadi masalah ialah, ia sudah menjadi ibu dari 2 orang
anaknya. hal tersebut tidak memungkinkan dia untuk bersekolah lagi. Perlu
bersekolah di salah satu SMA yang ada di kota Pangkalan Berandan. Namun
akibat pergaulannya, ia terpaksa harus menikah. “dulu aku belum tau kak cemana
cara jatuhkan anak, makanya aku terpaksa nikah. Sekarang aku udah tau. Kalo aku
tau dari dulu, mungkin sekarang aku masih kuliah”. Ungkapnya sambil ketawa.
92
perkuliahan ketika saya main kerumahnya. “kalo dulu aku gak bandel, pasti
sekarang aku kuliah kak”. Begitulah ungkapan dia yang paling mengena di fikiran
saya.
Penikah Dini
kebutuhan yang ada di dalamnya. Salah satu kebutuhan yang penting ialah
berarti memutuskan untuk membangun kehidupan mulai dari nol. Jika suami-istri
Dan jika salah satunya telah memiliki penghasilan ekonomi yang mapan, menikah
mendatang. Namun bukan hanya dari jenjang pendidikan seseorang bisa hidup
mapan. Ada banyak pengusaha yang bisa mapan padahal mereke putus sekolah.
Namun ketika seseorang berpendidikan yang baik, hal tersebut akan memudahkan
93
Terus ngarep bisa kerja dikantor pake jas? Kan udah mustahil sih” ungkapnya
keluar kota ketika mereka ingin mendapatkan pendidikan yang lebih baik dan
serius. Mereka akan bersekolah di beberapa sekolah bagus yang ada di Pangkalan
Berandan atau Tanjung Pura bahkan Stabat. “tamat sekolah, gak ada juganya
kerjaan orangni. Yang laki kerja bangunan. Yang perempuan kerja di toko gaji
300 rb. Belik gincu pun pas-pasan. Habistu kawin orangtu. Ya kayak si “R”
inilah, kayak si “N” juga. Abis kawin numpang juga dirumah mamaknya.”
Ungkap bu Tuti.
“R” merupakan anak bu Tuti yang menikah muda karea telah hamil
duluan. Saat ini pekerjaan suaminya menjadi buruh bangunan. Ia di gaji harian
dengan gaji Rp. 70.000/hari. Menurutnya dan istrinya, biaya tersebut cukup untuk
keluarganya karena untuk makan sehari-hari ia masih dibantu oleh keluarga dari
kedua belah pihak. Keluarga dari laki-laki biasanya akan memberikan beras ketika
ia panen. Untuk lauk pauk sendiri, tiap hari ibu dari “R” yang akan berbelanja
setiap hari.
Masyarakat tidak akan bisa maju jika dirinya saja tidak mau untuk
takut miskin. Menurut beberapa informan, yang penting ialah ia bisa makan setiap
hari. Tidak penting lauk apa yang dimakan. Menurut bang “B” suami dari “S”,
tidak mungkin tuhan tidak memberikan rezeki. Kalau tidak bisa bekerja di kantor,
tanah di kampun ini masih lebar yang mau di olah, kalau tidak punya uang untuk
94
masih bisa mancing ikan di sungai. Begitulah ungkapnya. “semua itu tergantung
orangnya ajanya, kalo malas dia, ya payahla mau makan”. Apalagi saat ini sekolah
pngetahuan pribadinya. Hal ini terjadi pada dusun Bukit 1 dan Bukit Gajah,
informasi yang beredar tentang adanya minyak bumi di daerah tersebut membuat
banyak masyarakat yang nekat menggali sumur dengan peralatan seadanya untuk
menyedot minyak mentah tersebut untuk diambil dan diolah sendiri. Tahun 2000
masyarakat bisa merenovasi rumah mereka menjadi lebih baik. Namun lebih
banyak yang menggunakannya untuk bermain judi atau hanya sekedar belanja
untuk keperluan pribadi seperti baju, make up dan lain lain. Masyarakat belum
bisa mengelola keuangan dengan baik. Begitu juga ketika ada bantuan dari
pemerintah berupa uang tunai atau berupa barang atau ternak untuk
Bang “B” meruapak salah satu informan saya yang merupakan suami dari
“S”. Saat ini ia bekerja sebagai penderes kebun karet dekat dengan rumahnya.
95
biaya 1,5 juta pertahun. Ia memiliki 1 orang anak lelaki ang berusia 5 tahun dan
menurut nya, selama ini ia tidak pernah merasa kekurangan. Begitu juga dengan
rumah tangga. Sebut saja kak “A”, beliau merupakan ibu dari “W”. Kak “A”
dulunya juga menikah diusia muda. Ketika umurnya 15 tahun. Ia menikah karena
ia sudah tidak bersekolah lagi. Saat itu ia bekerja di kota Medan menjadi
pembantu rumah tangga. Lalu ada lelaki yang datang melamar ke orangtuanya, ia
memutuskan untuk bercerai dengan suaminya tersebut. saat ini ia telah menikah
lagi dengan bang “E” dan memiliki rumah sendiri yang berada di tepi jalan raya.
Suaminya yang saat ini juga tidak memiliki pekerjaan tetap. Hanya sebagai buruh
bangunan atau terkadang menjadi buruh di sawah. Namun, kak “A” sudah tidak
ambil pusing akan penghasilan suaminya, menurutnya saat ini tugasnya hanyalah
mengurus ketiga anaknya saja. “apalagi si “W” udah nikah kan, udah lepas juga 1
96
dapat mempelajari sifat dan prilaku calon pasangannya kelak sebelum akhirnya
KDRT terjadi bukan hanya karena sifat bawaan yang dimiliki oleh salah
satu pelaku rumah tangga, namun ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan
terjadinya KDRT (kekerasan dalam rumah tangga) seperti ekonomi rumah tangga,
ketidaksetaraan gender, hubungan seks dalam rumah tangga dan berbagai faktor
lainnya.
Dalam penelitian saya kali ini, belum ada menemukan kasus kekerasan
dalam rumah tangga pada semua informan saya. Namun saat saya ke Kantor Desa,
KDRT. Begitulah yang diucapkan bang Na’in. “cemana gak marah aja biniknya
dirumah, lakiknya kerja malas. Duduk aja di warung kopi, ada duit sikit main judi.
Yaudahla. Binik marah-marah karena gadak duit, suami palak karna kalah main
judi. Berantam, yaudahla cere aja bagusnya memang. Padahal kalo maul ah
suaminya ngambil upah ngerumput aja, sehari udah 70 ribuan. Bisa dia belik
97
untuk ibu dan calon bayi. Perawatan ibu dan calon bayi bukan hanya
suaminya. Hal-hal yang dianjurkan untuk ibu hamil bagi masarakat jawa
sendiri
atau nujuh bulan. Mitoni sendiri diadakan ketika usia kandungan 7 bulan.
Tujuan mitoni sendiri agar ibu dan bayi bisa lahir dengan selamat, sehat
makna tersendiri. Berikut ialah rangkaian acara mitoni yang saya dapatkan
Sungkeman
kelancaran pesalinan.
98
digunakan diambil dari tujuh sumber, atau bisa juga dari air
99
Ngrogoh Cengkir
100
lahir dengan lancar. Tidak ada tropong, telur ayam pun jadi.
101
Pantes-pantesan
dipakai ibu. Ini menjadi salah satu ritual unik dalam prosesi
Mitoni.
Angrem
ibunya.
Potong tumpeng
102
yang terbuat dari daun pohon pisang dan janur dan dibentuk
Orang yang mau menerima dawet atau rujak dari sang ibu,
berupa dedaunan.
103
tetangga sekitar dengan tujuan agar ibu dan bayi dapat lahir dengan
selamat.
halus. Biasanya ibu atau mertua akan “menitipkan” ketika tau anak
NO Kategori Kegiatan
1 Perilaku atau kebiasaan -Berdoa
yang dianjurkan selama -Ngepel saat hamil tua
kehamilan -minum minyak kelapa
-Posisi nungging
-Acara mitoni anak pertama
-Suami dan si ibu berdoa
-membawa/menggunakan benda
tajam seperti gunting atau peniti
2 Dampak perilaku atau -Sehat dan selamat
kebiasaan -Melahirkan jadi mudah
yang dianjurkan selama -Menghindari sungsang
kehamilan -Melahirkan gampang
104
Sumber: Informan
105
Selain dari posyandu, ada ibu hamil bisa juga mendatangi bidan
untuk sekedar ngobrol atau “ngerumpi” hal hal yang sedang hangat
106
kram di bagian tertentu, atau sering sakit, menurutnya itu hal yang
namun hal itu sia-sia. Setelah semua saran dari teman dan
Hal tersebut juga terjadi pada “N”. Jika bukan atas paksaan
107
kesalahan.
108
halus
(kotoan) besi
rumahnya dan dibantu oleh bidan swasta yang rumahnya tidak jauh
buang air kecil dan buang air besar. Lama kelamaan, “R” tidak
109
yang tidak rapi. Masih terlihat benang yang menyembul serta luka
gabus dan melarang “R” untuk makan makanan yang gatal seperti
ayam, telur dan beberapa jenis ikan. Setelah itu, ibunya juga
ngerti lah kak pas melahirkan itu, disuruh tarik napas ya aku ikutin,
dengan rumahnya dan biaya yang relatif murah karena “R” tidak
memiliki BPJS. Hingga anak kedua pun, “R” masih dibantu oleh
benar-benar sehat.
b. Perawatan Anak
110
dapur sendiri ialah waktu dimana usia anak bayi belum genap 40 hari
kewajiban dan larangan bagi orang yang akan mengunjungi baru lahir
Ketika ada orang yang berkunjung untuk melihat bayi yang baru
rumah.
orangtuanya.
Selain untuk tamu, orang tua juga punya kewajiban dan larangan untuk
si bayi, seperti
111
bengkok
datangnya waktu MPASI untuk pertama kali. “S” dan “A” merupakan
makanan apa saja asal anak mereka mau makan. Untuk mengawali
menurut mereka, kalau anaknya sudah minta makan ya di kasih saja, yang
penting jangan yang keras. Seperti pisang ataupun papaya. Mereka tidak
pendamping. “apa yang kumakan, itu juga yang ku kasih sama anakku,
kalo aku masak ikan, yaudah ku gilingkan ikan sama nasi, yang penting
lembek.” “S” mengatakan hal itu karena anaknya belum pernah menolak
dengan anak tetangganya, “anak si apa itu, udah bisa dia makan nasi keras
gitu, padahal masih kecil.” Ucap “A” saat menirukan teman-temannya saat
112
seusianya, terlebih dalam soal makanan. “S” dan “A” salah satunya,
mereka bangga anaknya sudah bisa makan nasi tanpa harus dilumatkan
proses tersebut. namun, hal itu membuat diriny jadi lebih gampang karena
lagi. “aku dulu juga dibuat mamakku gitu nya, sehat juganya aku.”
makan seperti diare atau sembelit, menurutnya itu adalah hal yang wajar
luar rumah. Selain itu, anak juga sudah mulai memasuki usia TK. Untuk
biaya bulanan yang relatif murah, atau bahkan yang termurah. Menurut
113
5.1 Kesimpulan
Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada kajian ini bahwa
persepsi masyarakat tentang perempuan. Namun, dalam kajian ini, ada dua titik
berat yang menjadi permasalahan. Yaitu pada kontrol sosial atau kontrol
adalah seseorang yang tidak terlalu butuh akan pendidikan. Karena pada
114
Berdasarkan hasil diatas, saran yang dapat diberikan oleh penulis yaitu:
115
A. Dowshen, Steven, dkk. 2002. Panduan Kesehatan balita. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada
Gazalba, Sidi. 1975. Menghadapi Soal-Soal Perkawinan. PT. Pustaka Antara. Jakarta
Hanafi, Yusuf. 2011. Kontroversi perkawinan Anak di Bawah Umur. CV. Mandar Maju.
Bandung
Minarti, May, dkk. Gambaran Dampak Biologis Dan Psikologis Remaja Yang Menikah
Dini Di Desa Mundang Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang. Jurnak Keperawatan
Anak. Volume 2, No 2, November 2014
Dafeni, Septi Rani, dkk. Hubungan Beberapa Faktor Penyebab Kekerasan Dalam Rumah
Tangga (KDRT) Pada Istri PUS Di Kelurahan Tinjomoyo Kecamatan Banyumanik Tahun
2016. Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal) Volume 5, Nomor 4, Oktober 2017
(ISSN: 2356-3346)
Sumbullah, Umi, dkk. Pernikahan Dini Dan Implikasinya Terhadap Kehidupan Keluarga
Pada Masyarakat Madura (Perspektif Hukum Dan Gender). Egalita Jurnal Kesetaraan
dan Gender, Volume VII No. 1 Januari 2012
Andrian & kuntoro. Abortus Spontan Pada Pernikahan Usia Dini. Jurnal Biometrika Dan
Kependudukan, Vol 2, No 1 Juli 2013
116
http://www.kompasiana.com/ekanovias/melihat-dampak-negative-dan-positive-
pernikahan-dini_552025208133115c719de36c
http://abdhawet.blogspot.co.id/2014/06/dampak-pernikahan-dini-terhadap.html
http://prosedurkonselingdalamkelompok.blogspot.co.id/
http://hukum.unsrat.ac.id/uu/uu_1_74.htm
117